Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MUATAN ELEKTRON SPESIFIK - e/m


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu
Mata Kuliah Praktikum Fisika Lanjut
Dosen Pengampu : Drs. Hadi Pramono, M.Pd

Oleh : Eka Wati


050412.10.03

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
2014
A. Tujuan

1. Mempelajari lintasan gerak elektron akibat pengaruh medan listrik dan


medan magnet.
2. Menghitung nilai e /m dari elektron.
B.

Tinjauan Pustaka
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan
umumnya ditulis sebaga e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar
ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai
partikel elementer.[2] Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa
proton.[3] Momentum sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai
integer dalam satuan , yang berarti bahwa ia termasuk fermion.
Antipartikel elektron disebut sebagai positron, yang identik dengan
elektron, tapi bermuatan positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan
dengan positron, keduanya kemungkinan dapat saling berhambur ataupun
musnah total, menghasilan sepasang (atau lebih) foton sinar gama.
Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton
pertama,[4]

berpartisipasi

dalam

interaksi

gravitasi,

interaksi

elektromagnetik dan interaksi lemah.[5] Sama seperti semua materi,


elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas
gelombang-partikel), sehingga ia dapat bertumbukan dengan partikel lain
dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena elektron termasuk fermion,
dua elektron berbeda tidak dapat menduduki keadaan kuantum yang sama
sesuai dengan asas pengecualian Pauli.[4]
Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan
untuk menjelaskan sifat-sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard
Laming pada awal tahun 1838;[6] nama electron diperkenalkan untuk
menamakan muatan ini pada tahun 1894 oleh fisikawan Irlandia George
Johnstone Stoney. Elektron berhasil diidentifikasikan sebagai partikel pada
tahun 1897 oleh J. J. Thomson.[1][7]

Prinsip yang digunakan Thomson dalam melakukan pengukuran ini


adalah jika suatu muatan elektron bergerak di dalam ruang yang berada di
bawah pengaruh medan magnet atau medan listrik maka muatan tersebut
akan mengalami gaya sehingga pergerakan elektron akan menyimpang.
Adanya gejala fisis ini dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan
elektron didalam medan magnet maupun medan listrik persis seperti
partikel yang dilemparkan horizontal didalam medan gravitasi bumi.
Sistem yang digunakan terdiri dari sebuah tabung katode dan
kumparan yang berfungsi untuk menghasikan medan magnet. Kumparan
ini disebut kumparan Helmholtz yang digunakan untuk menghilangkan
medan magnetik bumi dan untuk memberikan medan magnet yang
konstan dalam ruang yang sempit dan terbatas. Elektron yang dihasilkan
oleh filamen (yang berlaku sebagai katoda), akibat proses termoelektron,
akan dipercepat ke arah anoda yang mempunyai beda tegangan ( V )
terhadap katoda. Dari prinsip kekekalan energi, jika tidak ada usaha yang
dikenakan pada elektron, maka elektron tersebut akan mempunyai energi
kinetik akibat tegangan ( V ), yang besarnya adalah :
1
m v 2=eV
2

(1)

Persamaan 1 disebut formula siklotron, karena persamaan tersebut


menggambarkan gerak partikel di dalam sebuah siklotron (alat pemercepat
partikel). [8] Sehingga kecepatan elektron dapat ditulis sebagai :

v=

2 eV
m

(2)

Jika elektron tersebut bergerak di dalam medan magnet B, maka


akan mengalami gaya Lorenz sebesar :
F=evB

(3)

Untuk elektron

v tegak lurus

B . Hal ini akan menyebabkan

perubahan arah dari kecepatan elektron tanpa merubah kelajuannya,


sehingga elektron akan bergerak melingkar. Pada gerak melingkar ini
besar gaya sentripental sama dengan besar gaya medan magnet pada
elektron tersebut , yaitu:
Florenz =F sentrifugal
mv 2
evB=
r

(4)

(5)

sehingga dapat ditentukan nilai dari (e/m) nya, yaitu[8] :


e
2V
=
m ( Br)2

(6)

Gambar 1 Diagram lintasan elektron dalam eksperimen penentuan muatan


spesifik elektron dengan lilitan helmholtz

Gambar 2. Lilitan Helmholtz


Lilitan Helmholtz
Dua buah kawat melingkar yang sesumbu, masing-masing terdiri
dari N buah lilitan dan diberi arus I yang searah.
Jika titik P bearada di tengah-tengah kumparan (z = b), maka
karena arusnya searah, induksi magnet di titik P sama dengan nol. [9]
C. Metode Eksperimen
1. Alat dan Bahan
a. Tabung Thomson
1 set
b. Sumber medan magnet
1 set
c. Voltmeter
2 buah
d. Amperemeter
1buah
e. Kabel penghubung
secukupnya
2. Cara Kerja
Prosedur penelitian ini dapat diihat pada gambar 3 berikut :
Pasang kabel sesuai gambar 4
Pasang sumber tegangan tinggi sebesar 3 kV
Pasang sumber arus dari 0.1 A s/d 1.0 A dengan
step 0.1 A
Penentuan panjang AG pada skala dalam
tabung setiap pengukuran arus
Pembuatan tabel data eksperimen
Perhitungan jari-jari lintasan elektron dan besar
medan magnet kumparan Helmholtz

Grafik hubungan data jari-jari lintasan


elektron (r) vs medan magnet (B) dan jarijari lintasan elektron (r) vs tegangan
pemercepat (V)

Gambar 3. Diagram Alir Prosedur Eksperimen

Gambar.4 Rangkaian kabel percobaan e/m


Sebelum melakukan percobaan maka dilakukan perangkaian alat
terlebih dahulu,seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Setelah itu
memasang sumber tegangan tinggi sebesar 3 kV , hal ini ditujukan agar
gerak elektron semakin cepat sehingga lintasannya menjadi lurus.

C
F
A

D
r

Gambar 5. Lintasan elektron


Kemudian memasang arus dari 0.1 A s/d 1.0 A dengan step 0.1 A.
Arus dalam percobaan ini melewati lilitan Helmholtz yang menimbulkan
medan magnet, dalam medan magnet tersebut, elektron akan bergerak
dalam lintasan berbentuk lingkaran maka dapat di hitung jari-jari dari
lintasan elektron tersebut.
Setelah arus dimasukan maka lintasan elektron dapat terlihat dalam
tabung Thomson,kemudian dilakukan pengukuran atau penentuan panjang
AG

pada skala dalam tabung setiap pengukuran arus.


Untuk perhitungan jari jari elektron harus digunakan perhitungan

bentuk geometri lintasan elektron pada tabung Thomson seperti pada


gambar 5, dimana persamaannya adalah sebagai berikut
r= 2

AG(mm)
80 mm

80 mm
AG(mm)
2

(7)

sedangkan untuk menghitung besar medan magnet, dimana magnet yang


digunakan adalah kumparan Helmholtz, dimana persamaannya adalah
B=1,4 103 I

(8)

Untuk pembuatan grafik, maka perlu ditinjau persamaan


pada persamaan 6. Dari persamaan 6 terdapat 2 variabel bebas yaitu

e /m
V

dan B , serta variabel terikat r . Agar dapat dibuat grafik linier, maka
salah satu dari variabel bebas harus dibuat kosntan.Oleh sebab itu pada
percobaan ini dilakukan 2 kali percobaan, yaitu ketika
B

konstan.

konstan dan

Untuk

konstan maka persamaan 6 agar menjadi persamaan linier

maka diubah menjadi

r=

2V 1
e /m B2

(9)

y=m x

Untuk menghindari kesamaan


e /m

(gradien garis linier), maka


gradien untuk V

m=

dimisalkan dengan

nya adalah

2V
m

(11)

konstan persamaan garis liniernya adalah

2
V
B 2

(12)

y=m x

Sehingga gradien untuk B

m=

konstan adalah

2
B2

sehingga nilai

(13)

nya adalah

. Sehingga

(10)

Sedangkan untuk B
r=

(massa elektron) dengan

konstan adalah

2V

sehingga nilai

2
2
mB

(14)

Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai

literatur.

D. Hasil dan Pembahasan


Eksperimen kali ini membahas tentang e/m dimana e itu sendiri
adalah elektron dan m adalah massa elektron. Dalam praktikum ini
bertujuan untuk mempelajari lintasan gerak elektron akibat pengaruh
medan listrik dan magnet, serta menghitung besarnya nilai e/m dari
elektron.
Sebelum melakukan praktikum seperti halnya langkah yang
dilakukan yaitu mempersiapkan alat-alat yang digunakan sebagai piranti
untuk pengambilan data eksperimen. Alat alat yang digunakan sebagai
berikut:
1. Tabung Thomson, tabung Thomson berfungsi sebagai tempat
pengamatan lintasan elektron yang dihasilkan dari pemercepat
tegangan.
2. Sumber medan magnet,sumber ini dihasilkan oleh adanya lilitan
Helmholtz yan besarnya dapat menentukan arus yang melewatinya.
3. Voltmeter berfungsi sebagai penhasil tegangan.
4. Amperemeter berfungsi sebagai penhasil arus.

Setelah semua alat telah dipersiapkan maka dapat dirangkai seperti


berikut

Gambar 6. Rangkaian alat eksperimen muatan spesifikasi elektron e/m

Dalam eksperimen ini, dilakukan pengukuran jari-jari berkas


lintasan elektron yang berbentuk lingkaran sebanyak 7 kali pengukuran.
Berkas lintasan elektron tersebut dapat berbentuk lingkaran karena
pengaruh medan magnet Bayangan dibangkitkan oleh koil Helmhotz,
sehingga elektron yang dilepaskan oleh elektron ditarik oleh beda
potensial mengalami pergeseran lintasan dari bentuk linier menjadi
berbentuk lingkaran. Dari pola demikianlah, dicoba di tarik korelasi antara
nilai arus listrik pada koil Helmhotz, nilai beda tegangan elektrongun dan
besar radius yang terbentuk. Sehingga bisa didapat nilai akhir

dariperbandingan antara e/m guna mengetahui lebih jauh karakterisitik


elektron.
Untuk percobaan yang pertama dilakukan adalah

dengan

menggunakan pemercepat tegangan tetap sebesar 3x103 V dari hasil


pengamatan untuk percobaan yang pertama didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Data untuk tegangan pemercepat konstan
Tegangan Pemercepat Konstan, Vp = 3 kV
Vsumber Isumber
(V)
2.5
4
5
6
8
8.6

(A)
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6

AG (m)
0.024
0.036
0.052
0.058
0.072
0.076

r (m)
0.281
0.164
0.098
0.084
0.063
0.06

B (T)
0.0004
0.0008
0.0013
0.0017
0.0021
0.0025

Dari data pada tabel 1 diketahui besarnya tegangan, dan arus yang
melewati medan magnet serta diketahui besarnya nilai AG yaitu besarnya
atau panjangnya lintasan elektron yang tampak sebagai spektrum warna
pada tabung Thomson yang berwarna biru. Pada tabung Thomson tersebut
sinar katoda yang memancarkan berkas elektron dari elektroda katoda.
Elektroda tersebut dipanaskan, sehingga katoda mengalami emisi
termionik, sehingga elektron terlepas dari anoda masuk ke medan magnet
dan elektron bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran.
Dari hasil eksperimen tersebut menunjukkan bahwa pada saat nilai
tegangan ( V ) tetap sedangkan nilai arus listrik ( I ) berubah semakin
besar, maka jari - jari lintasan elektron akan semakin kecil. Sesuai dengan
teori, jika semakin besar nilai kuat arusnya maka medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan Helmholtz semakin besar pula. Medan magnet
yang besar akan membelokkan elektron dengan kuat sehingga diameter
lintasan elektron semakin kecil karena diameter elektron berbanding
terbalik dengan medan magnet. Hal ini ditunjukkan pada persamaan 9.

Dari gambar 7 yang menunjukkan grafik dari persamaan 9


menunjukkan bahwa gradien garis bernilai 1 10-8.
Dari persamaan 11 maka nilai
C/kg. Sedangkan nilai

e /m

e /m

nya adalah 6

10-11

literatur adalah 1,76 10-11 C/kg. Dari

hasil percobaan memiliki perbedaan yang tidak terlalu mencolok karena


masih pada satu orde 10-11, hanya berbeda angkanya.

0.08

f(x) = 0x + 0

0.06
r2 (m2)

0.04
0.02
0.00
0E+00

5E+06
1/B2 (T-2)

Gambar 7. Grafik hubungan r 2 vs

1
2
B

Tabel 2. Data untuk sumber arus konstan


Sumber Arus Konstan, I = 0,2 A ,
B = 0,00083 T
Vpemercepat (V)
3000
3500
4000
4500
5000

AG (m)
0.039
0.038
0.036
0.034
0.033

r (m)
0.147
0.152
0.164
0.177
0.184

Dan untuk percobaan yang kedua ini berlaku pada arus helmhotz
tetap 0.2 A.Dari persamaan 12 dapat diketahui bahwa nilai beda potensial
berbanding lurus dengan radius lintasan elektron yang terbentuk. Hal ini
dapat terjadi karena nilai beda potensial akan berpengaruh pada percepatan

elektron dalam lintasan linier. Berbeda dengan pengamatan pada nilai


variabel beda potensial yang dikalukan pada percobaan yang pertama.
Hasil percobaan dapat dilihat dari tabel 2. Dari hasil tersebut dapat dilihat
r

V . Sama dengan hasil pada percobaan

berbanding lurus dengan

pertama. Hal ini juga dapat dilihat pada grafik gambar 8.

Pada grafik tersebut nilai gradien garis bernilai 7


persamaan 14 didapat nilai

e /m

10-6. Dari

menurut percobaan adalah 4,11

10-11 C/kg, sedangkan menurut literatur adalah 1,76 10-11 C/kg. Dari
hasil percobaan memiliki perbedaan yang tidak terlalu mencolok karena
masih pada satu orde 10-11, hanya berbeda angkanya.
0.030

f(x) = 0x + 0

r2 (m2)
0.020
3000 3500 4000 4500 5000
Vpemercepat (V)

Gambar 8. Grafik hubungan r 2 vs V


Dari kedua percobaan yang telah dilakukan, nilai

e/m

e/m

percobaan tidak memiliki perbedaan mencolok terhadap

dari

literatur.

Perbedaan angka lebih disebabkan oleh variabel terikat dari percobaan ini
yaitu

r , dimana

didapat dari pengukuran

Thomson. Sehingga perbedaan nilai

e /m

AG

pada tabung

lebih disebabkan pada

kesalahan paralaks.

E. Kesimpulan
1. Elektron yang

dikenai

tegangan

pemercepat

bentuk

lintasan

elektronnya lurus, sedangkan ketika dikenai medan magnet lintasan


elektron akan dibelokkan dimana diameternya berbanding terbalik
dengan besar medan magnet.

2. Nilai

e /m

pada percobaan ketika

10-11 C/kg dan untuk

pemercepat

konstan adalah 6

konstan adalah 4,11

sedangkan menurut literatur adalah 1,76

10-11 C/kg,

10-11 C/kg. Perbedaan

nilai lebih disebabkan kesalahan paralaks.


F. Saran
Untuk pratikan selanjutnya, agar memahami konsep terlebih dahulu,
sebelum memulai pratikum, agar dalam praktikum dapat berjalan dengan
lancar dan hasil yang didapat lebih sesuai dengan teori yang ada. Selain
itu, untuk melihat multimeter, agar lebih hati hati dan teliti. Dan jagalah
alat, untuk generasi berikutnya.

Daftar Pustaka
[1].Dahl (1997:122185).
[2].Eichten, Estia J.; Peskin, Michael E. (1983). "New Tests for Quark and Lepton
Substructure". Physical Review Letters 50 (11): 811814.Keys, Ancel;
Fidanza, F; Karvonen, MJ; Kimura, N; Taylor, HL. 1972. "Indices of relative
weight and obesity.". J Chronic Dis.. 1 25 (6): 32943.

[3]."CODATA value: proton-electron mass ratio". National Institute of Standards


and Technology. Diakses pada 18 Juli 2009.Vaughan, Christoper L. 1999.
Dynamics of Human Gait 2nd edition. Cape Town : Kiboho.
[4].Curtis, Lorenzo J. (2003). Atomic Structure and Lifetimes: A Conceptual
Approach. Cambridge University Press. hlm. 74. ISBN 0521536359.Winter,
David A. 1990. Biomechanics and Motor Control of Human Movement. New
York : John Wiley & Sons, Inc.
[5].Anastopoulos, Charis (2008). Particle Or Wave: The Evolution of the Concept
of Matter in Modern Physics. Princeton University Press. hlm. 236237. ISBN
0691135126.
[6].Arabatzis, Theodore (2006). Representing Electrons: A Biographical Approach
to Theoretical Entities. University of Chicago Press. hlm. 7074. ISBN
0226024210.
[7].Wilson, Robert (1997). Astronomy Through the Ages: The Story of the Human
Attempt to Understand the Universe. CRC Press. hlm. 138. ISBN
0748407480.
[8].Tipler, Paul A,. (2001). Fisika untuk Sains dan Tekhnik Jilid 2 edisi ketiga.
Jakarta : Erlangga.
[9].Bahtiar, Ayi. (2007). Listrik Magnet II. Tersedia : http://phys.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/02/handout- listrik-magnet-ii.pdf (23 September 2010).

LAMPIRAN
Tegangan Pemercepat Konstan
Vp
(kV
)

Vsumber
(volt)

Isumber
(A)

AG
(m)

r (m)

2,5

0,1

0,024

0,2

r2 (m2)

1/r2 (m-2)

0,281

0,079

12,668

0,00042

0,036

0,164

0,027

37,301

0,00083

0,3

0,052

0,098

0,010

104,786

0,00125

0,4

0,058

0,084

0,007

141,973

0,00167

0,5

0,072

0,063

0,004

248,137

0,00209

8,6

0,6

0,076

0,060

0,004

280,626

0,0025

B (T)

B2 (T2)
1,739
10-7
6,956
10-7
1,565
10-6
2,782
10-6
4,347
10-6
6,260
10-6

1/B2 (T-2)
5,75

106

1,44

106

6,39
3,59

Isumber

AG

(volt)

(volt)

(A)

(m)

2,30

(m2)
0,01

1/r2 (m-2)

105

1,60

105

r2
r (m)

105

Sumber Arus Konstan


Vsumber

105

TABEL PERHITUNGAN

Vp

B (T)
0,0008

B2 (T2)

3000

0,2

0,039 0,137

9
0,01

53,584

3
0,0008

6,956 10-7

3500

0,2

0,038 0,132

7
0,01

57,339

3
0,0008

6,956 10-7

4000

0,2

0,036 0,124

5
0,01

65,374

3
0,0008

6,956 10-7

4500

0,2

0,034 0,116

3
0,01

74,124

3
0,0008

6,956 10-7

5000

0,2

0,033 0,113

78,773

6,956 10-7

Anda mungkin juga menyukai