SIG 1 : DASAR
Oleh :
Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si.
Nuril Umam
Filialdi Nur Hidayat
Alif Rahmadani
Martius Dwi A.
LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
KATA PENGANTAR
Maha besar Allah yang telah menciptakan bumi dan segala isinya, segala puji bagi-Nya
yang telah mengijinkan kita menghirup segarnya udara kehidupan bumi. Puji syukur alhamdulillah
telah selesai sebuah petunjuk praktikum Sistem Informasi Geografi dengan Software ArcGIS 10.1,
harapannya petunjuk praktikum ini dapat digunakan sebagai panduan dalam praktikum Sistem
Informasi Geografi 1 : DASAR
Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersedia membantu
dalam proses pembuatan petunjuk praktikum ini.
Sebaik baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi yang lainya dan semoga
petunjuk praktikum ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kepada para pembaca
dan pengguna, kita sadari bahwa manusia tak lepas dari kesalahan dan kekurangan sehingga
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk terus meningkatkan dan
mengembangkan wawasan sebagai perbaikan di masa datang.
Sedikit pesan dari penyusun kepada para pembaca dan pengguna petunjuk praktikum ini
Bersungguh Sungguhlah dan jangan malas sesungguhnya penyesalan dibelakang hari hanya ada
bagi orang yang malas.
Tim Penyususn
~1~
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
14
19
24
32
39
ACARA 5 Geoprocessing
47
62
ACARA 7 Simbologi
71
79
PENUTUP
89
GLOSARIUM
90
INDEKS
92
~2~
ACARA 1
MEMBANGUN GEODATABASE DAN GEOREFFENCING
TUJUAN
LABORATORIUM SISTEM
penyimpanan data, sehingga dimungkinkan untuk menyimpan data GIS dengan kemudahan
akses dan manajemen.
Komponen dari geodatabase antara lain adalah feature dataset, feature class, table,
relationship class, topology, geometric network, raster dataset, geoprocessing tools, dan domains.
Dari masing masing komponen tersebut tersusun menjadi suatu bentuk manajemen data yang
bertingkat dimana konfigurasi yang digunakan umumnya sesuai dengan tujuan dari kegunaan
geodatabase tersebut.
Secara umum, contoh dari struktur data yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
Feature Class 1
Feature
Dataset 1
Feature Class 2
Feature Class 3
File/Personal Geodatabase
Feature Class 1
Feature
Dataset 2
Feature Class 2
Feature Class 3
LABORATORIUM SISTEM
Seperangkat komputer
Software ArcGIS 10
Peta administrasi Kecamatan Sedayu
Peta kerapatan vegetasi Kecamatan Sedayu
Peta tekstur tanah Kecamatan Sedayu
Peta persebaran tempat sampah Kecamatan Sedayu
Sedangkan Arcmap adalah aplikasi yang lebih mengedepankan editing data dan
pengolahan data spasial dari proses pembuatan, analisis, sampai dengan layout. Untuk cara kerja
dari software ini kurang lebih mirip dengan software grafis dimana terdapat lapisan lapisan
(layers) yang ditampalkan menjadi suatu data grafis berupa gambar, sedangkan pada ArcGIS
berupa peta digital.
LABORATORIUM SISTEM
LANGKAH KERJA
Geodatabase dapat diartikan sebagai kumpulan data geografis yang terdapat pada
perangkat lunak ArcGIS. Untuk membangun geodatabase ini dapat dilakukan pada aplikasi
ArcCatalog (
Setelah klik pada ikon Connect to Folder tentukan lokasi folder penyimpanan data.
LABORATORIUM SISTEM
# Dalam Personal Geodatabase, terdapat Feature Dataset, Feature Class, Table, Raster
Catalog, dan Raster Dataset.
3. Untuk memudahkan dalam penyimpanan data, aturlah data environtment dengan cara
klik kanan pada ArcToolbox (
), pilih Environment.
LABORATORIUM SISTEM
5. Tahap selanjutnya ialah pembuatan domain. Pembuatan domain ini dimaksudkan agar
lebih mudah dalam proses pengisian data atribut.
Caranya yaitu dengan klik kanan pada geodatabase lalu pilih properties. Akan muncul
Database Properties sebagai berikut :
# Isikan pada Domain Name : Tekstur
tanah
#Field type : Text
#Pada Coded Values isikan :
Code
1
2
3
4
Description
Debuan
Lempung
Pasiran
Tubuh Air
6. Kemudian
buatlah
Feature
Dataset,
Peta_Dasar
7. Setelah Pemberian nama pada feature dataset, kemudain aturlah proyeksi dengan cara
klik next Projected Coordinat System UTM WGS 1984 (klik kanan dan
pilih add to favorite untuk memudahkan dalam pengisian proyeksi berikutnya). Atur
batas ketinggian apabila akan menyajikan atau melibatkan data ketinggian. Langsung
klik next apabila tidak melibatkan data ketinggian / unsur Z, next finish. Feature
dataset telah siap digunakan.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS
Page 8
LABORATORIUM SISTEM
8. Tahap selanjutnya adalah pembuatan Feature Class, yaitu dengan cara klik kanan
pada feature dataset Peta_Dasar, lalu pilih Feature Class.
-
name
alias
type
: Admin_Sedayu
: Batas Administrasi
: Polygon
13.
# Sungai
SungaiSedayu
14.
15.
- name :
- alias : Jalan
- type : Polyline
16.
17. Tahap selanjutnya ialah pembuatan feature class dalam bentuk Annotation Feature
dalam feature dataset Peta_Dasar.
LABORATORIUM SISTEM
22.
23. Isikan Reference Scale pada skala 1:250.000. Kemudian klik next.
24. Ubahlah Default menjadi Nama_Desa dengan klik Rename. Pada label field pilih
Batas_Desa, kemudian aturlah text dengan huruf arial ukuran 9. Pilihlah posisi
Horizontal pada tab Position lalu klik next finish
LABORATORIUM SISTEM
25. .
26. Kemudian
lakukan
kembali
class
pada
Peta_Kerapatanvegetasi
Peta_Teksturtanah
feature
(alias
(alias
dataset
:
Peta_Tematik
Kerapatan
Tekstur
Vegetasi,
Tanah,
type
dengan
type
:
nama
Polyline),
Polygon),
dan
terdapat pada data terhadap koordinat sesungguhnya di lapangan. Proses ini dilakukan
dengan cara :
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 11
LABORATORIUM SISTEM
4. Untuk menentukan titik kontrol klik Add Control Point. Dalam praktikum ini gunakan
4 titik kontrol. *Keterangan: + (hijau) merupakan source (koordinat image) dan +
(merah) merupakan destination (koordinat sebenarnya).
40.
5. Setelah 4 titik kontrol diperoleh, dapat dilakukan cek (melihat) RMS error dengan
klik View Link Table.
6. Jika kita akan melakukan georeferencing pada peta yang sama (identik) kita dapat
juga menyimpan koordinat georeferencing yang sudah kita lakukan caranya klik view
link table. Pada window Link tersebut, klik icon save.
7. Setelah dirasa RMS error memenuhi standard yang diinginkan, maka langkah
selanjutnya ialah klik Georeferencing Update Georeferencing. Dengan demikian,
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 12
LABORATORIUM SISTEM
peta siap untuk didigitasi. Atau dapat juga di klik rectify untuk menyimpan menjadi
data baru yang sudah ter-georeferencing.
8. Lakukan langkah nomor 4, 5 dan 7, untuk peta kerapatn vegetasi, tekstur tanah, dan
persebaran tempat sampah. Jangan lupa untuk mengganti target layer pada toolbar
georeferencing, sesuai dengan peta yang akan di-georeferencing.
41.
42. HASIL PRAKTIKUM
1.
2.
3.
4.
5.
http://
www.esri.com/software/arcgis/geodatabase
50.
http://i
nigis.com/pengantar-geodatabase/
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 13
LABORATORIUM SISTEM
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
ACARA 2A
73.
74.
TUJUAN
Data spasial dapat diperoleh dengan berbagai cara, baik langsung maupun
tidak langsung. Salah satu cara dalam akuisisi data spasial bentuk digital secara tidak
langsung adalah digitasi dari peta analog atau peta cetak yang telah ada. Walaupun
metode ini sifatnya tidak langsung, tetapi membutuhkan biaya yang sedikit bila
dibandingkan dengan cara lainnya. Hanya saja karena prosesnya tidak langsung tersebut
menyebabkan rentan terjadi pada kesalahan posisional yang dikarenakan oleh proses
scanning peta analog ke digital ataupun proses digitasi. Maka dari itu untuk
meminimalisir kesalahan yang terjadi perlu penyesuaian yang cermat seperti pada saat
georeferencing ataupun dalam proses digitasi itu sendiri. Dalam digitasi manual,
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 14
LABORATORIUM SISTEM
pengguna akan mengikuti batas batas dari suatu bentukan objek muka bumi tertentu
dengan cara menentukan titik titik ikat pada setiap objek. Titik - titik ikat tersebut
kemudian disimpan oleh komputer bersamaan dengan posisi koordinatnya sehingga
merepresentasikan bentukan tersebut di real world.
78.
Salah satu teknik dalam digitasi manual adalah On-Screen Digitation. On-
screen digitation merupakan suatu proses input data dengan memanfaatkan peta yang
telah ada. Setiap elemen informasi dalam sebuah peta di masukkan dalam masing-masing
feature yang telah disiapkan sebelumnya. Tipe data yang dalam hal ini adalah data vector
terdiri dari tiga jenis, yaitu tipe data titik (point), garis (line), dan area (polygon). Dari
masing masing tipe data dapat mewakili atau bersifat sebagai simbol dari objek
kenampakan pada peta yang berbeda, tergantung dari dimensi objek tersebut. Tipe data
titik (point) digunakan pada objek yang hanya memiliki nilai koordinat saja, sehingga
sifatnya hanya sebagai penunjuk lokasi, semisal gedung atau sekolah (luas sekolah
diabaikan). Tipe data garis (line) umumnya digunakan untuk objek yang memiliki
koordinat, dan dimensi panjang, seperti jalan, saluran drainase, dan rel kereta api.
Sedangkan tipe data area (polygon) digunakan untuk merepresentasikan kenampakan
yang memiliki luas, seperti wilayah administrasi maupun area area lainnya. Setiap tipe
data (polygon, line, ataupun point) hanya dapat diinput dalam satu feature class.
79.
LABORATORIUM SISTEM
80.
81.
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, sesungguhnya suatu peta digital
merupakan gabungan dari beberapa lapisan data (layer) dengan berbagai tipe data
yang kemudian ditampalkan menjadi satu peta siap cetak.
82.
83. CARA KERJA SOFTWARE
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 16
LABORATORIUM SISTEM
84.
spasial baru dengan cara menjiplak data yang sudah ada, dimana sering bentuknya adalah
data analog hasil dari proses scanning. Untuk melakukan digitasi, terlebih dahulu
haruslah mempersiapkan data spasial kosong (bisa dengan geodatabase atau shapefile)
yang memiliki tipe data sesuai dengan yang ingin dibuat, apakah termasuk titik, garis,
atau area.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
Seperangkat komputer
Software ArcGIS 10
Peta Administrasi Kecamatan Sedayu (ter-georeferencing)
Peta Persebaran Sampah di Kecamatan Sedayu (ter-georeferencing)
94.
95. LANGKAH KERJA
96.
Reshape
Cut Polygon
100.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 17
LABORATORIUM SISTEM
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
# Reshape Polygon
select.
108.
#Create Featur
ter-select
109.
3. Apabila proses digitasi on-screen telah selesai, jangan lupa menyimpan, dengan cara
editor save edits stop editing (untuk mengakhiri proses digitasi).
110.
B. ON-SCREEN DIGITATION (POLYLINE)
1. Sama halnya dengan digitasi on screen untuk polygon, pertama tampilkan peta
ADMINISTRASI.bmp dan theme JalanSedayu dengan cara klik Add Data
2. Untuk memulai klik editor start editing.
3. Apabila proses digitasi on-screen telah selesai, jangan lupa menyimpan, dengan cara
editor save edits stop editing (untuk mengakhiri proses digitasi).
111.
112.
113.
114.
115.
116.
4. Terdaat fasilitas Snapping yang dapat dipergunakan selama
proses digitasi on screen, yaitu dengan cara : editor snapping
Snapping Toolbar lalu klik pilihan snap yang akan digunakan.
(point snapping, end snapping, vertex snapping dan atau edge snapping).
117.
C. ON-SCREEN DIGITATION (POINT)
1. Sama halnya dengan digitasi on screen untuk polygon/ polyline, pertama tampilkan peta
yang akan didigitasi, untuk kali ini peta tersebut ialah peta tempatsampah.bmp dan
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 18
LABORATORIUM SISTEM
HASIL PRAKTIKUM
1. Geodatabase untuk peta dasar Kecamatan Sedayu ( Hasil digitasi jalan, sungai, batas
administrasi)
2. Hasil digitasi lokasi tempat sampah di Kecamatan Sedayu
120.
121.
TUGAS
1. jelaskan perbedaan dari point snapping, end snapping, vertex snapping dan edge
snapping!
122.
123.
124.
125.
DAFTAR PUSTAKA
http://resources.arcgis.com/en/help/main/10.1/index.html#/Adding_layers_to_a_map/00s
50000000v000000/
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 19
LABORATORIUM SISTEM
138.
139.
140.
141.
142. ACARA 2B
143. INPUT DATA II (LIVE DIGITATION)
144.
145.
TUJUAN
Salah satu input utama dalam GIS yang memiliki keluaran reliable adalah
data hasil pengukuran atau survey lapangan. Survey dan hasil pengukuran bisa dengan
cara survey in situ, atau dengan bantuan citra penginderaan jauh dan foto udara dalam
proses akuisisi data.
149.
Live digitation merupakan proses digitasi dimana setiap node yang ada
dalam proses input data diambil langsung di lapangan. Pengambilan posisi data node
node pada suatu bentukan objek di permukaan bumi dilakukan dengan pencatatan
koordinat hasil dari pengukuran dengan menggunakan GPS Receiver. Setelah koordinat
koordinat dari masing masing node yang
150.
LABORATORIUM SISTEM
152.
1.
2.
3.
4.
Seperangkat smartphone
Software Mobile Topographer 3.1.5
Seperangkat computer
Software ArcGIS 10
153.
154.
155.
156.
Global Positioning System (GPS) adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengetahui atau menentukan koordinat atau posisi suatu wilayah di permukaan bumi
dengan bantuan kerja satelit yang mengirimkan gelombang mikro dan kemudian
ditangkap oleh GPS.
158.
GPS pada smartphone memiliki cara kerja yang hampir sama dengan
bagaimana ponsel pada umumnya bekerja. Sebuah smartphone dapat berkomunikasi dua
arah dengan BTS (Base Transceiver Station) yang berupa menara menara tinggi
penghasil sinyal radio yang biasa ditangkap dan digunakan oleh ponsel pada umumnya.
Yang membedakan dari GPS biasa adalah fitur tambahan berupa A-GPS (Assisted Global
Positioning System), yaitu menggunakan bantuan operator telekomunikasi untuk
mempercepat pembacaan lokasi untuk menangulangi kelemahan GPS pada smartphone
yang kurang peka bila dibandingkan GPS handheld.
159.
160.
161.
LANGKAH KERJA
LABORATORIUM SISTEM
170.
171.
172.
173.
174.
175.
3. Setelah aplikasi berhasil dijalankan dan GPS berhasil terkoneksi dengan baik maka tap pada
menu Start Measuring.
4. Setelah akurasi yang didapat dirasa cukup, tap pada menubar add point.
176.
177.
178.
179.
180. Connect to Online Map
Add Point
181.
Data Conversion Tool
Point List
182.
5. Titik-titik lokasi yang berhasil tersimpan dapat dilihat daftarnya dengan melakukan tap pada
menubar point list. Daftar poin dapat di eksport dalam berbagai ekstensi.
183.
184.
6. Lakukan eksport data ke dalam ekstensi *.txt dan dihasilkan file seperti dibawah ini :
185.
186.
187.
188.
7. Gunakan data tersebut sebagai input dalam proses Live Digitation.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 22
LABORATORIUM SISTEM
189.
190.
Live digitation dapat dilakukan dengan dengan dua metode yaitu metode
Generate dan XYZ. Pada dasarnya live digitation ini dilakukan dengan mencari langsung
ke lapangan koordinat setiap node yang ada pada feature class dan dimasukkan secara
otomatis dari file text (*.txt) menggunakan tool ASCII 3D to Feature Class pada aplikasi
ArcMap.
191.
192.
193.
Metode Generate
194.
195.
196.
Metode XYZ
197.
LABORATORIUM SISTEM
198.
199.
HASIL PRAKTIKUM
TUGAS
1. Dengan menggunakan smartphone yang anda miliki, lakukan live digitation mengelilingi
tempat tinggal atau blok permukiman sekitar anda dan tampilkan dalam ArcGIS,
bagaimana hasilnya? (lampirkan hasil dari pencatatan koordinat)
201.
DAFTAR PUSTAKA
202. De, Rolf A. 2001. Principles of Geographic Information Systems. Netherlands: ITC
Educational Textbook Series; 1.
203.
http://www.stgrdev.com/apps/53-2/
204.
http://portal.paseban.com/article/13941/cara-kerja-gps
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 24
LABORATORIUM SISTEM
227.
228.
229.
230.
ACARA 2C
INPUT DATA III
231.
232.
TUJUAN
berbagai metode.
233.
234.
Secara umum, format data spasial dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data
raster dan data vector. Data raster adalah jenis data grafis yang terdiri dari kumpulan
piksel piksel dalam jumlah banyak sehingga membentuk suatu image. Salah satu
contoh dari data raster adalah citra penginderaan jauh baik dari satelit maupun foto udara
dan juga peta hasil scanning. Sedangkan data vector adalah data grafis yang direkam
kedalam bentuk titik, garis, atau area.
236.
Banyak cara dilakukan untuk melakukan proses input data dalam Sistem
Pada dasarnya kedua metode ini hampir sama, yaitu melakukan digitasi
secara semi otomatis dengan membedakan antara dua warna yang berbeda. Dalam hal ini
karena data sekunder yang sering digunakan adalah data raster, maka warna dari data
sekunder dibedakan menjadi dua kelas warna. Beda antar kedua metode ini adalah pada
vectorization trace melakukan digitasi mirip dengan manual tetapi lebih mudah karena
pointer akan melakukan tracing ke kelas warna terdekat yang telah ditentukan.
Sedangkan untuk raster tracing akan secara otomatis mendigitasi terhadap kelas warna
yang ditentukan. Hanya saja untuk memperoleh hasil yang akurat, sebaiknya hasil dari
proses ini diseleksi lebih lanjut karena sangat dimugkinkan terjadi kesalahan dalam
digitasi. Hal ini disebabkan karena kedua fitur termasuk kedalam metode proses
vektorisasi. Vektorisasi adalah proses untuk menghasilkan bentukan vector (titik, garis,
area) dari data raster.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 25
LABORATORIUM SISTEM
238.
239.
1.
2.
3.
4.
5.
Seperangkat komputer
Software ArcGIS 10
Peta Tekstur Tanah Kecamatan Sedayu
Peta Kerapatan Vegetasi Kecamatan Sedayu
Data Tabel Penderita Leptospirosis
240.
241.
242.
mengubah gambar hasil scanning peta menjadi lapisan (layer) berbasis vektor, seperti
shapefile dan feature class geodatabase. Proses konversi data dari raster ke vektor ini
dikenal sebagai vektorisasi. Vektorisasi dapat dilakukan secara manual dengan secara
interaktif menelusuri setiap piksel dari raster atau secara otomatis.
243.
LABORATORIUM SISTEM
256.
257.
258.
259.
260.
LANGKAH KERJA
1. Tampilkan
(add
data)
feature
class
Peta_Teksturtanah
dan
add
data
262.
261.
Select polygon admin kemudian dari menu edit copy edit paste
dan pastikan targetnya feature tekstur tanah untuk mendapatkan batas terluar
administrasi Sedayu.
3. Aktifkan toolbar ArcScan dengan klik kanan pada Toolbar dan tanda check ( ) pada
ArcScan atau dapat dilakukan dengan klik pada menubar Costumize Costumize
Mode dan beri tanda check ( ) pada ArcScan.
LABORATORIUM SISTEM
263.
264.
LABORATORIUM SISTEM
4. Jika sudah, maka klik start editing dari toolbar editor, sebelum melakukan proses
digitisasi maka data raster yang akan di digit di rubah dalam 2 warna hitam dan putih,
dengan cara klik kanan pada peta raster Properties symbology Classified
jadikan 2 kelas Ok.
265.
5. Jika sudah maka klik start editing dan pastikan target sesuai dengan layer yang akan
di digitisasi dengan klik feature yang ada di Create feature box.
266.
6. Pastikan extensi ArcScan sudah aktif jika belum maka diaktifkan dengan cara klik
custumize extention dan beri tanda check ( ) pada ArcScan.
LABORATORIUM SISTEM
267.
7. Pada toolbar ArcScan pilih data raster yang akan dijadikan sebagai dasar digitisasi
dan mulailah digitisasi dengan vectorization trace.
268.
269.
# Batas terluar bisa dicopykan dari batas administrasi atau bisa juga
mendigitisasi peta tekstur tanah secara keseluruhan dengan vectorization trace tapi
akan lebih baik jika mengcopy dari batas admin tadi.
270.
271.
LABORATORIUM SISTEM
272.
5. Kemudian akan muncul dialog generate features, dan pilih layer kerapatanvegetasi
(feature class yang akan digunakan) dan klik OK dan tunggu beberapa saat.
273.
6. Jika proses sudah selesai maka hapus garis yang tidak perlu dengan men-select
kemudian klik delete. Jika sudah, klik save edit dari toolbar editor dan klik stop edit.
274.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 31
LABORATORIUM SISTEM
7. Jika sudah silahkan digitasi untuk jalan dan sungai dengan menggunakan feature
garis, dan lokasi tempat sampah menggunakan feature titik. Silahkan minta petunjuk
asisten
275.
276.
Selain menggunakan cara diatas kita juga dapat melakukan input data dari
file excel, disini kita memiliki data penderita leptospirosis, pindahkan data penderita
leptospirosis dalam format excel dengan susunan sebagai berikut :
277.
1. Jika sudah maka add data excel tersebut dan sesuaikan sheet dengan sheet
penyimpanan
278.
2. Kemudian Klik add dan jika sudah klik kanan pada sheet dalam table of content
display x y data.
LABORATORIUM SISTEM
279.
280.
281.
3. Sesuaikan kolom x field dan y dan juga coordinat system-nya.
4. Jika sudah klik OK. Maka otomatis data penderita leptospirosis akan muncul di
tampilan arcmap.
282.
283.
HASIL PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM
1.
2.
3.
284.
285.
TUGAS
1. Apa yang terjadi bila dalam tracing data raster tidak dilakukan klasifikasi?
2. Dapatkah tracing dilakukan pada kelas warna selain warna hitam? Buktikan beserta
dengan contoh sederhana!
286.
287.
DAFTAR PUSTAKA
288. De, Rolf A. 2001. Principles of Geographic Information Systems. Netherlands: ITC
Educational Textbook Series; 1.
289.
http://webhelp.esri.com/arcgisdesktop/9.2/index.cfm?
TopicName=An_overview_of_ArcScan
290.
291.
292.
293.
294.
295.
ACARA 3
TOPOLOGY RULES
296.
297.
TUJUAN
sesuai kebutuhan.
298.
299.
Topology dalam GIS adalah kumpulan dari beberapa aturan atau batasan
sifat dari objek titik, garis, dan area ketika memiliki geometri yang berdekatan. Batasan
batasan aturan ini digunakan untuk menentukan hubungan spasial antar objek tersebut,
sehingga Contoh kasus dari topology tersebut adalah pada dua polygon yang berdekatan,
seperti dua kabupaten, akan memiliki batas yang sama di antara keduanya. Contoh
lainnya adalah kumpulan dari polygon kabupaten di dalam provinsi harus benar-benar
LABORATORIUM SISTEM
menutupi polygon provinsi tersebut dengan berbagi dengan batas baik di dalam (antar
kabupaten) dan batas luar provinsi.
301.
302.
1. Seperangkat komputer
2. Software ArcGIS 10
3. Data kerapatan vegetasi Kecamatan Sedayu
303.
304.
dan membantu dalam kualitas integritas data spasial. Dari beberapa rules yang terdapat
dalam topology, dapat digunakan salah satu rules atau lebih untuk mengkoreksi beberapa
kesalahan atau kekurangan pada featureclass yang telah dibuat. Dalam penerapan
topology rules harus dibuat dalam feature dataset dimana feature class yang akan
dikoreksi berada. Contohnya untuk dua polygon yang saling berdekatan, maka keduanya
akan saling berbagi batas dimana kedua polygon tersebut berdekatan. Jika hal yang
terjadi adalah sebaliknya, maka akan timbul masalah dalam integritas data ketika diolah,
karena sangat dimugkinkan terjadi pertampalan batas antara kedua polygon atau ada area
kosong ditengah keduanya. Dengan begitu data tersebut akan memiliki tingkat validasi
yang rendah ketika dilakukan pengolahan lebih lanjut.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
LANGKAH KERJA
1. Klik kanan pada feature dataset peta tematik di Arcatalog, pilih New Topology
LABORATORIUM SISTEM
315.
2. Kemudian akan muncul dialog New topologi dan klik Next
316.
3. Isikan kolom Enter a name for your topology dengan nama Peta_Tematik_Topology
(Jangan menggunakan Spasi), tentukan juga Cluster tolerance Next
LABORATORIUM SISTEM
317.
4. Berikan tanda centang pada featureclass kerapatanvegetasi hasil rastertracing,
Kemudian Next
318.
5. Tentukan number of Ranks, kemudian Next
319.
6. Tentukan rules dengan klik add rules dan pilih features kerapatanvegetasi, rules yang
akan kita gunakan adalah must not have dangeles, karena nantinya kita akan
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 37
LABORATORIUM SISTEM
mengubah
featureclass
kerapatanvegetasi
(polyline)
menjadi
featureclass
320.
321.
7. Klik OK lalu finish hingga muncul dialog box seperti di bawah ini :
LABORATORIUM SISTEM
322.
8. Klik Yes dan setelah selesai membangun rules topology kemudian add data topology
yang telah dibuat (Peta_tematik_Topology) dengan klik kanan pada layer di ArcMap
323.
9. Aktifkan tool topology dengan klik kanan pada toolbar dan centang/klik topology
hingga muncul
324.
10. Jika tool topology sudaha muncul kemudian klik error inspektor
11. Kemudian akan muncul error inspektor
LABORATORIUM SISTEM
325.
12. Klik Search now maka semua error yang terjadi kan terlihat pada tabel.
326.
13. Kemudian select erorr yang terjaadi Klik kanan dan lakukan perbaikan bisa
dengan snap, trim maupun extend dan tentukan maximum distance.
LABORATORIUM SISTEM
327.
feature class titik, garis ataupun polygon pada featureclass yang lain.
329.
330.
LABORATORIUM SISTEM
332.
3. Kemudian klik feature to polygon dan akan muncul
333.
4. Masukan kerapatanvegetasi sebagai input dan tentukan lokasi dan nama
penyimpanan kemudian klik OK.
5. Polygon Peta_Kerapatanvegetasi sudah selesai.
334.
335.
HASIL PRAKTIKUM
TUGAS
LABORATORIUM SISTEM
1. Dengan data yang telah tersedia, buatlah minimal 2 macam topologi baru dengan rule
yang berbeda. Jelaskan bagaimana hasilnya!
338.
339.
DAFTAR PUSTAKA
340. De, Rolf A. 2001. Principles of Geographic Information Systems. Netherlands: ITC
Educational Textbook Series; 1.
341.
http://webhelp.esri.com/arcgisdesktop/9.2/index.cfm?TopicName=topology
%20basics
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348. ACARA 4
UPDATING DATA
349.
350.
TUJUAN
dalam SIG.
351.
352.
DASAR TEORI
353.
Data SIG dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data
atribut. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan obyek
geografi dipermukaan bumi berupa titik, garis, maupun area yang dapat dilihat
kenampakannya langsung pada muka peta. Data atribut adalah data tabular atau data
deskriptif yang menjelaskan nilai atau arti dari data grafis yang terdapat di permukaan
bumi. Dalam SIG data atribut direpresentasikan seperti tabel dengan kolom-kolom
didalamnya yang disebut dengan field.
LABORATORIUM SISTEM
354.
355.
356.
Input data dalam SIG terdiri dari data grafis dan data atribut. Input data
grafis berasal dari peta analog, foto udara, maupun sumber lain yang kemudian dilakukan
digitasi on screen. Input data atribut sering disebut sebagai proses updateing data, yaitu
proses pengisian data tabular. Dalam pengisiannya, data atribut dapat diisikan dalam
beberapa macam tipe, antara lain text (huruf) maupun dalam bentuk angka sesuai dengan
kebutuhan. Terdapat beberapa teknik dalam melakukan pengisian data atribut, antara
lain :
1.
2.
3.
4.
5.
kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Keberadaan data grafis dan atribut memberikan
pengertian bahwa di dalam SIG tidak hanya dapat dilakukan pengolahan dan analisis
spasial (keruangan) namun juga dapat dilakukan proses pengolahan dan analisis data non
spasial (tabular) sekaligus.
358.
359.
LABORATORIUM SISTEM
360.
361.
LANGKAH KERJA
362.
Salah satu elemen penting dalam system informasi geografis adalah data
atribut. Data ini merupakan data tabular yang mereferensikan suatu informasi dalam data
geografis (peta).
1. Terlebih dahulu, tampilkan data spasial yang akan dilakukan pengeditan (edit atribut),
dengan Add Data.
2. Kemudian pilih layer yang akan dilihat data atributnya (misal Peta_teksturtanah), klik
kanan Open Attribute Table
363.
364.
365.
366.
367.
inginkan
Untuk type disesuaikan dengan data apa yang
akan kita inputkan
369.
370.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 45
LABORATORIUM SISTEM
371.
372.
3. Untuk mengisi baris pada Field yang telah dibuat, aktifkan terlebih dahulu data
View, kemudian klik Editor Start Editing; jika semua data telah diisi, klik Editor
Stop Editing; Hasil editing atribut dapat disimpan dengan cara klik editor Save
Edit atau setelah Stop Editing pilih Yes.
4. Menghapus Field pada field yang telah dibuat dapat dilakukan dengan klik kanan pada
bagian atas kolom (Field) yang akan dihapus, kemudian klik Delete Field.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
Jika ingin mengisi data berdasarkan geodatabase anda dapat melakukanya ketika
388.
LABORATORIUM SISTEM
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
3. Untuk menyimpan data hasil penggabungan lakukan ekspor data, klik kanan
pada data View, pilih Data Export Data
4. Data yang telah digabungkan dapat juga dipisahkan kembali, yaitu dengan cara Klik
kanan data View Join and Relates Remove Join(s) pilih data yang akan
dipisahkan
414.
415.
Query
1. Untuk melaukan Query, buka atribut dari data View yang akan digunakan (misal
PL_Sedayu)
2. Klik Option Select By Attributes.
LABORATORIUM SISTEM
416.
417.
3. Kemudian akan muncul windows berupa:
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
4. Selanjutnya, tulis permintaan data yang akan dicari atau ingin diketahui
berdasarkan data atribut yang ada dengan fungsi yang tersedia klik Apply.
5. Secara otomatis data akan terpilih. Data yang terpilih dapat dilihat pada atribut.
Untuk memudahkan melihat data yang terpilih klik Selected sehingga data yang
terpilih saja yang ditampilkan.
430.
431.
1. Buatlah field baru terlebih dahulu yang akan diisi, misalnya skor_total
2. Dari bagian atas Field klik kanan pilih Calculate Values
LABORATORIUM SISTEM
432.
3. Kemudian akan muncul window Field Calculator, isikan skor berdasarkan aturan
yang sudah ditetapkan, misal permukiman teratur skor = 2
433.
434.
435.
HASIL PRAKTIKUM
TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
LABORATORIUM SISTEM
441.
http://resources.arcgis.com/en/help/main/10.1/index.html#/Editing_attributes_in_the_Attr
ibutes_window/01m90000000t000000/
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
455.
456.
457.
458.
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466. ACARA 5
GEOPROCESSING
467.
LABORATORIUM SISTEM
468.
TUJUAN
Mahasiswa
mampu
melakuakan
beberapa
cara
geoprocessing.
469.
470.
DASAR TEORI
471.
pemrosesan terhadap data spasial yang dirujuk. Terdapat berbagai macam tool yang dapat
digunakan dalam pemrosesan data spasial, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
472.
beberapa contoh diatas, namun lebih dari itu. Dalam Softwere ArcGIS misalnya, telah
tersedia banyak macam pemrosesan data spasial, seperti pengolahan data spasial baik
untuk tipe vektor maupun raster, pengolahan data 3D, dll.
474.
475.
1.
2.
3.
4.
LABORATORIUM SISTEM
478.
Geoprocessing :
482.
Buffer
483.
Multiple Ring
Buffer
484.
485. Gambar ilustrasi buffer dan multiple ring buffer
2. Overlay (union)
486. Union adalah tool yang digunakan untuk melakukan penggabungan beberapa
shapefile menjadi satu kesatuan shapefile baru.
LABORATORIUM SISTEM
487.
488. Gambar ilustrasi konsep kerja union
489. Ket : Bentuk persegi (ungu) digabungkan dengan bentuk lingkaran (kuning)
menghasilkan keluaran bentuk dengan warna hijau.
490.
3. Clip
491. Clip digunakan untuk memotong shapefile menjadi bentuk atau area yang
diinginkan dengan syarat sudah menentukan atau memiliki pola yang digunakan
untuk melakukan pemotongan.
492.
493. Gambar ilustrasi prinsip kerja clip.
494. Ket : Poligon persegi adalah input yang akan dilakukan pemotongan, poligon
lingkaran (kuning) adalah pola yang akan digunakan untuk memotong input data,
sementara poligon lingkaran dengan warna-warni didalamnya adalah hasil proses clip.
4. Overlay (intersect)
495. Intersect adalah proses menumpang susunkan dua atau lebih shapefile sehingga
menjadi satu kesatuan shapefile baru dengan sekaligus terjadi penggabungan data
atribut.
LABORATORIUM SISTEM
496.
497. Gambar ilustrasi prinsip kerja intersect
498. Ket : Output dari proses ini adalah hanya pada area yang saling overlap atau
tumpang susun saja.
5. Dissolve
499. Dissolve adalah proses penyederhanaan atau mengumpulan data spasial dengan
atribut yang sama menjadi satu kesatuan area.
500.
501. Gambar ilustrasi prinsip kerja dissolve
502.
503.
504.
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
LANGKAH KERJA
LABORATORIUM SISTEM
514.
515.
LABORATORIUM SISTEM
516.
Setelah semua peta dasar dan tematik selesai di digitisasi dan di isikan
atribut maka langkah selanjutnya adalah membuat buffering pada sungai dan lokasi
tempat sampah.
1. Add data titik lokasi sampah dan data Sungai
2. Kemudian dari ArcToolbox pilih Analysis tools Proximity klik Multiple ring
Buffer
517.
3. Kemudian akan muncul dialog multiple ring buffer dan isikan distance sesuai dengan
distance 500 dan 750 dan tentukan lokasi dan nama penyimpanan
LABORATORIUM SISTEM
518.
4. Jika sudah di OK dan hasilnya seperti berikut ini
519.
LABORATORIUM SISTEM
6. Jika sudah overlay (Union) hasil buffer tempat sampah dengan daerah kajian
(kecamatan sedayu). Dari ArcToolbox pilih analysis tool overlay union. Atau
dari menu geoprosessing pilih union.
520.
7. Kemudian akan muncul dialog union dan isikan hasil buffer tempat sampah dan
administrasi sedayu sebagai input feature kemudian tentukan lokasi simpan lalu klik
OK
LABORATORIUM SISTEM
521.
8. Dan hasilnya seperti ini
522.
9. Kemudian potonglah hasil union dengan batas administrasi kecamatan sedayu, dari
search box pilih Clip (Analysis), atau dari menu geoprosessing pilih Clip
LABORATORIUM SISTEM
523.
524.
525.
Dan isikan hasil union sebagai input feature dan administrasi sedayu
sebagai
clip
feature,
tentukan
lokasi
penyimpanan
dan
526.
527.
LABORATORIUM SISTEM
berinama
528.
529.
530.
531.
532.
Isikan >750 pada distance yang belum terisi dan buat skor sesuai
ketentuan. Karena dalam kolom distance tersebut 500 berarti jarak terhadap tempat
sampah <500, 700 pada kolom distance berarti memiliki jarak 500-750 meter dari
tempat sampah, sedangkan yang nilainya 0 adalah > 750 meter
LABORATORIUM SISTEM
533.
10. Lakukan hal yang sama pada featureclass sungai hingga terbentuk peta jarak terhadap
sungai dengan ketentuan
534.
535.
536.
kerapatan vegetasi, penggunaanlahan, jarak terhadap sungai dan jarak terhadap tempat
sampah), maka add data semua data tersebut untuk dilakukan Overlay (Intersect) untuk
mendapatkan peta tingkat kerawanan leptospirosis di kecamatan sedayu
LABORATORIUM SISTEM
538.
1. Add data tekstur tanah, kerapatan vegetasi, penggunaanlahan, jarak terhadap sungai
dan jarak terhadap tempat sampah yang sudah di skoring, dengan ketentuan Skor
sebagai berikut
LABORATORIUM SISTEM
539.
540.
541.
542.
543.
2. Jika sudah, dari ArcToolbox pilih analysis tools Overlay Intersect
LABORATORIUM SISTEM
544.
3. Isikan Semua parameter yang digunakan (Peta PL, Teksturtanah, kerapatanvegetasi,
sungaibuffer dan persebaransampah), kemudian tentukan lokasi penyimpanan dan
klik OK
545.
4. Kemudian open atribut pada layer hasil intersect kemudian dari option add field
5. Isikan nama total_Skor dengan type Short integer
LABORATORIUM SISTEM
546.
6. Buat lagi add field dan isikan nama keterangan dengan type text kemudian OK
547.
7. Buka atribut kemudian klik kanan pada total_Skor kemudian pilih field calculator
lalu jumlahkan semua skor
8. Jika sudah isikan keterangan menggunakan query dengan ketentuan sebagai
berikut
548.
549.
550.
10. Pilih peta hasil intersect sebagai input feature kemudian tentukan lokasi
penyimpanan dan centang dissolve field untuk keterangan (field yang berisikan
tingkat kerawanan leptospirosis) OK
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 66
LABORATORIUM SISTEM
552.
553.
554.
555.
HASIL PRAKTIKUM
TUGAS
1. Diberikan data shapefile lereng, hujan, dan tanah. Silakan lakukan intersect dan
pengkelasan untuk mengetahui arahan fungsi penggunaan lahan dengan ketentuan :
LABORATORIUM SISTEM
561.
562.
563.
DAFTAR PUSTAKA
http://resources.arcgis.com/en/help/main/10.1/index.html#/An_introduction_to_the_com
monly_used_GIS_tools/018p00000002000000/
564.
565.
566.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
LABORATORIUM SISTEM
576.
577.
578. ACARA 6
579. SPATIAL ADJUSTMENT
580.
581.
TUJUAN
Mahasiswa mampu
Adjustment.
582.
583.
Dalam kenyataanya, data spasial yang digunakan untuk analisis SIG sering
berasal dari berbagai sumber yang berbeda baik instansi yang membuat atau metode
pembuatannya. Hal ini menyebabkan sangat dimungkinkannya terjadi inkonsistensi
antara masing masing sumber data, sehingga ketika diolah secara bersamaan maka akan
menghasilkan data keluaran yang tidak layak untuk digunakan. Oleh karena itu, kadangkadang pengguna diminta untuk melakukan pekerjaan tambahan untuk mengintegrasikan
data baru dengan data lain yang telah dimiliki. Salah satu contoh yang paling umum
ditemukan adalah data geometris terdistorsi atau diputar agar selaras dengan basis data
yang sudah ada.
585.
1. Seperangkat komputer
2. Software ArcGIS 10
3. Shapefile Kecamatan Sedayu
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 69
LABORATORIUM SISTEM
Rubbersheet, dan Transform. Dari ketiga metode tersebut semuanya memiliki fungsi yang sama,
yaitu memperbaiki lokasi dari data spasial yang kurang akurat berdasarkan data lain yang secara
spasial memiliki akurasi lebih baik.
591.
Edge Snap merupakan metode yang paling mudah bila dibandingkan dengan
metode yang lain. Dengan menggunakan fitur ini, cukup menentukan posisi mana saja yang
seharusnya berhubungan maka secara otomatis lokasi yang diinginkan akan tersambung.
592.
593.
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
601. Contoh metode Edge Snap
602.
603.
menggeser suatu layer data yang salah ke posisi yang benar berdasarkan pada data
lainnya. Pada prosesnya, pada layer yang akan dipindah akan direntangkan sesuai
dengan titik ikat yang telah ditentukan. Metode ini biaanya digunakan untuk memindah
data garis pantai atau jalan.
604.
koordinat ke koordinat lain. Pada metode ini terdapat tiga tipe transformasi, yaitu affine,
similarity, dan projective. Transformasi affine dapat mengubah skala, memutar, dan
memiringkan data, atau juga sama persis dengan kondisi aslinya. Tipe ini menggunakan
minimal tiga titik ikat. Untuk similarity merupakan tipe transformasi yang paling
sederhana karena cukup dengan minimal dua titik ikat dapat melakukan seperti pada tipe
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 70
LABORATORIUM SISTEM
affine, hanya saja tidak dapat memiringkan data. Sedangkan tipe projective adalah tipe
yang paling kompleks karena menggunakan minimal empat titik ikat
605.
606.
607.
608.
609.
LANGKAH KERJA
610.
Transformation
611.
mengalami pergeseran ataupun mengalami rotasi, dalam ArcMap terdapat tiga proses
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah data yang tergeser yaitu affine,
similarity, dan projective,
1. Buka / add data sedayu dalam folder Spatial Adjusment
2. Add data juga peta raster Administrasi.bmp yang sudah di georeferencing
3. Tampilkan toolbar spatial adjusment
612. Klik kanan pada toolbar kemudian centang spatial adjusment
613.
614.
4. Pastikan layer yang akan di perbaiki dalam kondisi start edit
5. Dari toolbar spatial adjustmen pilih set adjust data
LABORATORIUM SISTEM
615.
616. Kemudian akan muncul dialog
617. Pilih All feature in these layers dan
618. Select sedayu kemudian OK
6. Tentukan metode yang akan digunakan, dari spatial adjusment pilih adjusment methods
kemudian tentukan metodenya dalam hal ini metode yang digunaan adalah
transformation
619.
7. Dari toolbar spatial adjusment gunakan icon
arahkan pada layer yang salah ke layer yang digunakan sebagai acuan (minimal 3)
LABORATORIUM SISTEM
621.
620.
Setelah dianggap cukup kemudian dari toolbar spatial adjustment pilih Adjust
623.
622.
Jika belum sesuai di lakukan hal yang sama dan jika sudah sesuai klik save edit
Rubbersheet
LABORATORIUM SISTEM
626.
5. Atur data yang akan diedit dengan set adjust data
627.
628.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
638.
639.
640.
6. Buat displacement link tool untuk lokasi yang sama
641.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 74
LABORATORIUM SISTEM
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
7. Jika sudah Klik Adjust dan jika semua sudah sama maka klik save edit
651.
652.
Edge Snap
653.
4. Adjust method pilih edge snap
5. Dari toolbar editor pilih option, centang use classic snapping dan toleransi di isi 100 pixel
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 75
LABORATORIUM SISTEM
654.
6. Dari toolbar spatial adjustment pilih option untuk menentukan source dan target
655.
7. Dari toolbar editor snapping option
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 76
LABORATORIUM SISTEM
656.
657.
9. Drag garis yang putus dengan edge match tool
LABORATORIUM SISTEM
658.
659.
10. Jika sudah ada tanda penghubungnya klik adjust
11. Jika sudah save edit.
660.
661.
662.
HASIL PRAKTIKUM
DAFTAR PUSTAKA
666. De, Rolf A. 2001. Principles of Geographic Information Systems. Netherlands: ITC
Educational Textbook Series; 1.
667.
http://resources.arcgis.com/en/help/main/10.1/index.html#//01m80000003000000
0
668.
http://www.esri.com/news/arcuser/0103/files/spatialtools.pdf
669.
670.
671.
672.
673.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 78
ACARA 7
SIMBOLOGI
LABORATORIUM SISTEM
674.
675.
TUJUAN
simbologi.
676.
677.
DASAR TEORI
678.
Simbolisasi
merupakan
proses
pembuatan
simbol
grafis
untuk
Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu atau sering
disebut sebagai peta dengan tujuan khusus. Dalam penyusunan peta tematik belum
terdapat ketentuan penyimbolan secara baku, oleh sebab itu dalam melakukan
penyimbolan peta harus memperhatikan setiap obyek atau fenomena. Selain obyek, skala
dan ukuran data juga harus dipertimbangkan dalam memilih simbol yang akan
digunakan. Dalam simbolisasi terdapat pula istilah simbol piktorial dan simbol grafis,
simbol piktorial mempunyai keunggulan yaitu bentuk penyimbolan menyerupai
kenampakan obyek dilapangan, walaupun dalam proses penyimbolannya juga
memerlukan ketelitian yang tinggi. Pada dasarnya, simbol yang bagus adalah simbol
yang tampak sederhana, nampak jelas, menarik, mudah dipahami artinya.
680.
Sebagai contoh, pada obyek jalan yang dibagi menjadi beberapa kelas,
misal jalan alteri, jalan kolektor, jalan utama maka penyimbolan dapat menggunakan
gradasi warna atau perbedaan ukuran. Hal ini ditinjau dari sifat datanya yaitu bertingkat,
sehingga diusahakan bahwa tampilan simbol juga menunjukkan kesan bertingkat. Jika
data yang ingin diberikan simbol berupa data dengan skala nominal atau data yang tidak
mempunyai tingkatan, seperti persebaran fasilitas kota, maka penyimbolan dapat
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 79
LABORATORIUM SISTEM
menggunakan perbedaan warna atau bentuk yang menunjukkan bahwa obyek satu sama
lain berbeda-beda.
681.
682.
bertingkat (ordinal)
684.
683.
nominal
686.
685.
688.
687.
Gambar contoh pemilihan simbol
689.
690.
1.
2.
3.
4.
5.
LANGKAH KERJA
693.
beberapa symbol dengan tema tertentu misal geology, bisnis, kehutanan, pertambangan
dan lain sebagainya.
1. Buka data penggunaanlahan_sedayu, Jalan, sungai dan bangunan dengan add data
2. Untuk melakukan simbologi, klik kanan pada feature yang ada di table of content kemudian
Properties Symbology categories dan pada value field isikan nama field yang
dijadikan sebagai acuan untuk simbologi kemudian klik add all values maka secara otomatis
setiap atribut yang berbeda akan tersimbol dengan warna yang berbeda.
LABORATORIUM SISTEM
694.
3. Jika menginginkan symbol yang berbeda maka kita bisa mengubahnya dengan double klik
pada warna yang akan dirubah.
695.
696.
Kita juga bisa memilih simbol lain dengan mengklik style references
4. Namun jika di style references tidak ada yang sesuai kita juga bisa membuat sendiri
simbolnya dengan mengklik edit symbol
LABORATORIUM SISTEM
697.
698.
Silahkan dipilih simbol yang semirip mungkin dengan RBI, jika masih belum
699.
700.
701.
Misal untuk jalan lokal dengan simbol high ramp dengan ukuran 1,2 warna mars
red,
LABORATORIUM SISTEM
702.
703.
704.
705.
706.
LABORATORIUM SISTEM
8. Untuk menyimbol bangunan caranya sama klik kanan pada layer bangunan
properties symbologi Categories (Pilih Value field) Add All values
708.
709.
Lakukan simbologi pada semua obyek bangunan disesuaikan dengan simbol RBI,
jika di Arcmap tidak disediakan kita dapat juga membuat simbol sendiri dengan software
grafis misal Corel draw dengan format *.emf.
710.
Caranya jika kita sudah memiliki simbol *.emf, klik obyek yang akan di simbol
711.
712.
LABORATORIUM SISTEM
713.
714.
Klik Open kemudian OK maka simbol masjid sudah sama dengan simbol pada
file *.emf
715.
716.
Jika kita akan menyimpan simbol tersebut pilih save as kemudian klik OK agar
LABORATORIUM SISTEM
718.
719.
720.
HASIL PRAKTIKUM
1. Penyimbolan penggunaan lahan, sungai, jalan, batas administrasi, dan komponan lain
menggunaakan kaidah penyusunan peta RBI.
721.
722.
723.
TUGAS
1. Diberikan shapefile sungai, jalan, batas administrasi, kemiringan lereng, intensitas hujan,
persebaran fasilitas umum. Silakan dilakukan penyimbolan dan jelaskan argumen atau
alasan mengapa memilih simbol tersebut.
724.
725.
726.
DAFTAR PUSTAKA
Robinson, A. H., Morrison, J. L., Muehrcke, P. C., Kimerling, A. J., & Guptill, S. C.
(1995). Element of Cartography (6th ed.). New York, Amerika Serikat: John Wiley &
Sons, Inc.
727.
http://resources.arcgis.com/en/help/main/10.1/index.html#/What_are_symbols_and_s
tyles/00s600000006000000/
728.
729.
730.
731.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 86
LABORATORIUM SISTEM
732.
733.
734.
735.
736.
737.
738.
739.
740.
741.
742.
743.
744.
745.
746.
747.
748.
749.
750.
ACARA 8
751.
752.
TUJUAN
simbologi.
753.
754.
DASAR TEORI
755.
Peta yang baik adalah peta yang mudah dibaca, mudah dimengerti, dan
mengandung unsur seni. Desain layout peta harus mempertimbangkan keindahan dan
tampak menarik. Faktor penting dalam mendesain layout peta adalah keseimbangan atau
balance dalam tata letak informasi tepi. Kebijakan tataletak tergantung pada bentuk peta,
ukuran peta, dan keterbatasan alat reproduksi peta tersebut.
756.
geografi juga harus dipertimbangkan. Pada peta RBI terdapat standar penyimbolan dan
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 87
LABORATORIUM SISTEM
penulisan nama-nama geografi. Namun pada peta-peta tematik tidak terdapat acuan baku,
tetapi penyimbolan dan penulisan nama-nama geografi tersebut harus tetap diperhatikan.
Misalnya untuk penulisan nama geografis sungai, penulisan disesuaikan dengan obyek
sungai itu sendiri yang cenderung berkelok-kelok dan cenderung berwarna biru seperti
air.
757.
Terdapat beberapa unsur penting yang umumnya harus ada pada peta,
antara lain :
1. Isi peta (simbol-simbol peta)
2. Judul peta
3. Orientasi
4. Skala
5. Proyeksi
6. Sistem koordinat
7. Zona peta
8. Inset peta
9. Koordinat
10. Legenda
11. Sumber peta
12. Pembuat peta (individu maupun instansi)
758.
LANGKAH KERJA
1. Untuk menampilkan data menjadi sebuah peta yang informatif maka perlu dilakukan
layouting, untuk memulai layout peta, dari menu view pilih layout view
LABORATORIUM SISTEM
761.
2. Biasanya ketika di klik layout view toolbar layout akan otomatis muncul, toolbar
layout view ini dapat digunakan untuk navigasi terkait dengan layout peta
762.
3. Kemudian aturlah ukuran kertas dan orientasinya (landscap/potrait), dari menu file
pilih page and print setup
4. Kemudian aturlah ukuran kertas dan orientasinya
LABORATORIUM SISTEM
763.
5. Agar skala peta tidak berubah ubah, maka skala peta dapat di kunci dari menu view
data frame properties data frame (pilihlah Fixed Scale pada option extent dan
aturlah skala sesuai kebutuhan (misal 1 : 50.000)
764.
6. Lakukan simbologi pada peta kerawanan leptospirosis
LABORATORIUM SISTEM
7. Setelah skala peta terkunci kemudian layout peta dengan menambahkan beberapa
komponen peta seperti (judul, skala peta, orientasi arah utara, legenda, sumber, nama
pembuat, grid dan lain sebagainya jika dibutuhkan)
8. Untuk menambahkan komponen peta tersebut dari menu insert klik komponen
yang akan ditambahkan
765.
9. Judul, judul peta dapat di tulis dari insert title atau insert Text, kemudian
tuliskan judul peta dan atur lokasi judul peta
10. Orientasi arah utara dapat ditambahkan dari menu insert North Arrow
766.
767.
Kemudian pilih salah satu yang akan digunakan dan klik OK.
LABORATORIUM SISTEM
11. Skala peta, ada dua skala peta yang dapat ditambahkan yaitu skala bar, dan skala
huruf, untuk menambahkanya, dari menu insert pilih scale bar dan atau scale text
kemudian pilih jenis skala yang akan digunakan dan klik OK
768.
769.
12. Legenda, sebelum mengeluarkan legenda, pastikan layer yang akan di layout sudah di
simbol sesuai dengan tipe datanya (nominal, ordinal, interval/rasio)
770.
Simbologi dilakukan dengan cara klik kanan pada layer yang akan di
LABORATORIUM SISTEM
isikan nama field yang akan di simbol (Misal :Tingkat kerawanan) add all values
OK
771.
772.
773.
insert kemudian pilih legend klik layer yang akan di keluarkan legendanya,
kemudian next hingga finish
LABORATORIUM SISTEM
774.
775.
Setelah finish maka legenda akan otomatis muncul pada layout view
776.
777.
Legenda dapat diatur dengan klik kanan pada legenda kemudian properties
LABORATORIUM SISTEM
778.
13. Aturlah komponen peta sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan komunikatif
kemudian tambahkan grid dari menu view data frame properties grid maka
akan muncul dialog grid
779.
780.
Kemudian klik new grid dan tentukan grid yang mau digunakan (graticule,
measure ataupun reference grid) kemudian pilih tampilan grid (label only, tick mark
and label / grid and labels)
LABORATORIUM SISTEM
781.
782.
Kemudian next hingga finish (jika ingin merubah beberapa tampilan grid
termasuk ukuran garis warna maupun interval grid, dapat diatur pada properties
783.
784.
Jika dianggap sudah lengkap maka peta dapat di eksport dalam beberapa
format penyimpanan, caranya : dari menu file pilih export map, kemudian berinama
dan tentukan type serta resolusi yang diharapkan SAVE
LABORATORIUM SISTEM
785.
LABORATORIUM SISTEM
786.
787.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
788.
789.
790.
791.
792.
HASIL PRAKTIKUM
793.
794.
795.
796.
797.
798.
799.
800.
801.
802.
803.
804.
805.
806.
807.
808.
809.
810.
811.
812.
813.
814.
815.
816.
817.
818.
819.
820.
821.
822.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 98
PENUTUP
LABORATORIUM SISTEM
823.
824.
Sistem Informasi Geografis I. Dalam modul ini berisi tentang bagaimana membuat basis
data dalam SIG dan beberapa penerapannya. Semoga dengan terselesaikannya modul ini
dapat dimanfaatkan sesuai dengan segala ketentuan yang ada dan bermanfaatkan demi
kemajuan terutama pada bidang Sistem Informasi Geografi.
825.
826.
kelemahan, oleh sebeb itu kami banyak berharap sekiranya pengguna modul ini berkenan
memberikan tegur dan sapa dalam bentuk kritik dan saran yang membangun dan
memotivasi agar modul ini dapat senantiasa diperbaiki menjadi lebih baik lagi di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
827.
828.
Terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu,
karena berkat bantuan tersebut akhirnya Modul Sistem Informasi Geografis I dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
829.
830.
831.
Tim Penyusun
832.
833.
834.
835.
836.
837.
838.
839.
840.
841.
842.
843.
844.
845.
846.
847.
848.
PETUNJUK PRAKTIKUM SIG 1 : DASAR ,
INFORMASI GEOGRAFIS Page | 99
LABORATORIUM SISTEM
849.
850.
851.
852.
853.
854.
855.
856.
857.
858.
859.
860.
861.
862.
863.
864.
865.
866.
867.
868.
869.
870.
871.
872.
873.
874.
875.
GLOSARIUM
A
A-GPS
LABORATORIUM SISTEM
876.
877.
878.
879.
880.
Intersect
881.
882.
883.
884.
885.
886.
887.
888.
889.
890.
891.
892.
893.
894.
895.
896.
897.
898.
899.
900.
901.
902.
903.
904.
905.
906.
907.
908.
909.
910.
N
Node
: Perpotongan atau persimpangan dari suatu data garis
O
On Screen Digitation
: Proses digitasi melalui bantuan komputer
P
Polygon : Bentuk data yang mewakili area
Polyline : Bentuk data yang mewakili garis
Point
: Bentuk data yang mewakili titik
R
Raster
: Tipe data grafis yang tersusun dari piksel - piksel dalam
jumlah yang banyak
Reshape Polygon : tool untuk mengubah bentuk feature yang terselect.
S
Shapefile : salah satu format data spasial dalam ArcGIS
Snapping : Tools untuk mempertemukan hasil digitasi agar saling
bersambung satu sama lain
T
Topology Role
: kumpulan dari beberapa aturan atau sifat dari
objek titik, garis, dan area ketika memiliki geometri yang berdekatan
U
Union
: Tool yang digunakan untuk melakukan penggabungan
beberapa shapefile menjadi satu kesatuan shapefile baru.
V
Vektor
: Tipe data grafis yang direkam dalam bentuk titik, garis,
atau area
Vektorisasi: proses perubahan data dari format raster ke format vector
LABORATORIUM SISTEM
911.
912.
913.
914.
915.
916.
917.
918.
919.
920.
921.
922.
923.
924.
925.
926.
927.
928.
929.
930.
931.
932.
933.
934.
935.
936.
937.
938.
939.
940.
941.
942.
943.
944.
945.
946.
947.
948.
949.
950.
951.
952.
953.
954.
955.
956.
INDEKS
A
A-GPS
: 16
B
BTS
: 16
Buffer
: 43, 44
C
Cut Polygon Feature
: 14
Create Feature
: 14
Clip
: 44, 45, 50
D
Data ordinal
: 60
Data nominal
: 60
Data grafis
: 60
Data atribut
: 60
Dissolve
: 45, 56
F
feature dataset
: 4, 5, 7, 9
feature class
: 4, 5, 7, 9
G
Georeferencing : 5, 10
Geodatabase
: 4, 5, 6
GPS
: 16, 17
I
Intersect
: 45
L
Layer
: 6, 11, 21
Live Digitation : 16, 18
Leptospirosis
: 26, 52
N
Node
: 16
O
On Screen Digitation
: 14
P
Polygon : 8, 14
LABORATORIUM SISTEM
957.
958.
959.
960.
961.
962.
963.
964.
965.
966.
967.
968.
969.
970.
971.
Polyline : 8, 14
Point
: 8, 14
R
Raster
: 7, 21, 24
Reshape Polygon : 14
S
Shapefile : 13, 19, 28
Snapping : 14
T
Topology Role
: 29
U
Union
: 43, 48
V
Vektor
: 21, 22
Vektorisasi: 22
972.
973.
974.
975.
976.
977.
978.
LABORATORIUM SISTEM