Anda di halaman 1dari 9

BOOK READING

PENANGANAN BIOLOGI PSORIASIS


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

Disusun Oleh:
Fionna Masitah
1008260019

Pembimbing
dr. Lisni Elisyah, Sp.KK

RUMAH SAKIT HAJI MEDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan buku reading yang berjudul PENANGANAN
BIOLOGI PSORIASIS sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Haji Mina
Medan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Lisni

Elisyah, Sp.KK sebagai pembimbing yang telah memberi masukan dan saran dalam
menyelesaikan buku reading ini serta semua staff pengajar di Bagian Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin di Rumah Sakit Umum Haji Mina Medan, dan teman-teman di kepaniteraan
klinik senior.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa refarat ini memiliki banyak kekurangan, maka
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
dimasa mendatang. Harapan penulis semoga paper ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan kita semua.

Medan, Januari 2015

PENANGANAN BIOLOGI
Tabel 18-6 Penanganan Biologi untuk Psoriasis
Mekanisme

Dosis

Efikasi

Keamanan

Alefacept
Mengikat
CD2 pada sel
T,
menghambat
interaksi
CD2-LFA,
sehingga
mengganggu
aktivasi sel T
dan
menyebabkan
terjadi
apoptosis sel
T
15 mg IM
selama 1
minggu

PASI-75 pada
14 minggu (2
minggu
setelah dosis
terakhir) 24 %
pasien yang
merespon
adanya
perbaikan
dalam jangka
panjang.
Ulangi saja
aman dan
toleransi baik
Lympohenia,
keganasan,
infeksi yang
serius. Tidak
direkomendasi
HIV positif.
Belum ada
efek pada
vaksin

Efalizumab
Mengikat
CD11a (subunit
LFA-1).
Menghambat
interaksi LFA-1
dengan
intraseluler
molekul
adhesi1,
menghambat
aktivasi sel T,
menghantar dan
adhesi
keratinosit.
Injeksi
subkutan.
Conditioning :
0,7 mg/kg
Maintenance: 1
mg/kg per
minggu
PASI 75 pada
12 minggu,
22%-41% pada
24 minggu, 44%
dan pada 27
bulan
pengobatan
diperpanjang,
56%

Etanercept
Rekombinasi
manusia,
melarutkan
reseptor TNF-,
mengikat TNF-,
dan menetralkan

Infliximab
Antibody
monoclonal
chimeric yang
memiliki
spesifitas tinggi,
afinitas dan
aviditas TNF-

Adalimumab
Antibodi
monoklonal
manusia
sepenuhnya
yang secara
khusus
menargetkan
TNF-

25-50 mg injeksi
subkutan 2 kali
seminggu

Infus intravena
lebih 2 jam. 5-10
mg/kgbb pada
minggu 0,2, dan
6.

40 mg injeksi
subkutan
setiap
minggu

PASI-75 pada 12
minggu, 34% dan
pada 24 minggu,
44%

PASI-75 pada 10
minggu, 82%
(5mg/kgbb) dan
91% (10
mg/kgbb). Pada
26 minggu
(setelah kursus
tunggal), 57%
pasien
dipertahankan
PASI-50, dan
50%
dipertahankan
PASI-75.
Infeksi yang
Infeksi yang
Yang
serius,
serius,
berhubungan
trombositopenia, eksaserbasi MS, dengan reaksi
psoriasis
pancytopenia,
infuse, infeksi,
eksaserbasi.
keganansan.gagal MS, keganasan,
Tidak
jantung kongestif atau penyakit
direkomendasi
yang buruk,
lymphopliferative,
pada vaksinasi
gejala seperti
gagal jantung,.
lupus (antiGejala seperti
dsDNA positif).
lupus (anti

PASI-75
pada 24
minggu 59%.

Reaksi
injeksi,
infeksi, gejala
lupus, gagal
jantung,
cytopenia,
neurologic.
Seharusnya
tidak
diberikan

Tidak diberikan
vaksinasi
Pengawasan Pemeriksaan
CD4+ setiap 2
minggu
selama
pengobatan
Penggunaan Sampai
Sembilan
jangka
program telah
panjang
diberikan
lebih dari 4-5
tahun pada
sejumlah kecil
pasien dengan
manfaat
tambahan
Kategori
pada
kehamilan

dsDNA positif).
Tidak diberikan
vaksinasi
PPD

vaksinasi.

Pemeriksaan
trombosit

PPD

PPD

PASI respon
terus meningkat
sampai menjadi
24 minggu dan
maintenance
pada pasien
yang menerima
terapi terus
menerus (jangka
panjang hingga
24 bulan)
C

PASI respon
terus meningkat
sampai menjadi
24 minggu.
Dalam data besar
pada pasien
dengan gangguan
imunologi
menunjukkan
aman.

Sebagai terapi
intermiten. Dalam
data besar pasien
dengan gangguan
imunologi
menunjukkan
relatif aman.

Diharapkan
akan sama
dengan
inhibito TNF lainnya.

Berdasarkan

atas kemajuan yang terus menerus dalam penelitian psoriasis dan

kemajuan dalam biologi molekular, maka agen terbaru terapi biologi yang menjadi target
telah dikembangkan.307,308 Zat ini tentu ditujukan untuk menghambat langkah molekular
spesifik yang penting dalam patogenesis psoriasis atau telah dipindahkan ke arena psoriasis
setelah dikembangkan untuk penyakit peradangan lainnya. Sekarang ini, tiga jenis biologi
disetujui dalam pengembangan psoriasis (1) rekombinasi sitokin manusia, (2) fusi protein dan
(23) antibodi monoklonal, yang dapat berupa chimeric atau manusia (lihat tabel 18-6).
Terkait dengan resiko perkembangan antibodi menjadi rangkaian penelitian pada tikus atau
antibodi manusia dalam uji klinis.
Dengan menggunakan efikasi dan keamanan yang sudah diakui secara internasional,
keseluruhan utilitas dan manfaat biologi telah diperlihatkan berdasarkan atas persentase
pasien yang mencapai

setidaknya perbaikan 50 persen dalam PASI (PASI-50), 75%

perbaikan pada PASI (PASI-75), dampak pengobatan tehadap kualitas hidup, dan keamanan
,dan toleransi.310 Secara umum, zat ini memiliki aktivitas antipsoriasis yang dibandingkan
dengan MTX dan juga kurangnya resiko hepatotoksisitas. Walaupun penanganan ini sangat
mahal, memiliki resiko immunosupresi, reaksi infus dan pembentukan antibodi, dan juga
kemananan jangka panjang yang masih dievaluasi. Menurut pendapat penulis, penggunaan
zat biologi harus dipertahankan untuk penanganan psoriasis berat yang kemudian tidak lagi
merespon terhadap MTX atau pasien yang menggunakan MTX namun terkontraindikasikan.
Alefacept. Alefacept adalah fungsi limfosit manusia terkait dengan antigen 3-IgG1
dalam fusio protein yang dirancang untuk mencegah interaksi antara LFA-3 dan CD-2. LFA3-CD2 memiliki sinyal yang berperan penting dalam aktivasi sel T. Porsi LFA-3 dari ikatan
alefacept pada reseptor CD-2 pada sel T, memblok interaksi antara LFA-3 dan CD-2,
sehingga mengganggu aktivasi sel T, merangsang apoptosis dan memodifikasi proses
inflamasi. CD2 merupakan regulasi dari efektor memori sel T, yang menjelaskan terjadi
deplesi preferensial

dari sel-sel oleh alefacept.311Sepertiga hingga setengah dari pasien

psoriasis tidak merespon alefasept; alasan untuk pengobatan

ini masih belum jelas.

Bagaimanapun, bukti menunjukkan bahwa administrasi berulang dari alefacept mengarah


adanya repon perbaikan dan juga respon alefaept tahan lama.308
Efalizumab. Efalizumab (anti CD-11a) adalah antibodi monoklonal manusia yang
dikembangkan untuk penanganan plak psoriasis . Ini diarahkan terhadap CD11a, subunit
dari LFA-1, dan dengan memblok interaksi LFA-1 dengan ligan molekul adhesi intraselular.
Blokade ini menghambat aktivasi sel T, penghantar sel T di kutan, dan juga adhesi sel T pada
keratinosit.312,313 Sebagian pasien juga menunjukkan adanya eksaserbasi pada penyakit ini

pada periode pengobatan terakhir.314 Kajian ini telah dievaluasi saat ini terhadap keamanan
dan kemampuan toleransi dari pengobatan jangka panjang dengan efalizumab.
Tumor Necrosis Factor- Antagonists. Aplikasi atau pemakaian antagonist TNF pada
penyakit peradangan telah beredar dibidang klinisi dengan cara aktivitas kortikosteroid.315
TNF- adalah sebuah protein homotrimetrik yang telah ada dikedua transmembran dan
bentuk larut, yang terakhir dihasilkan dari pembelahan dan pelepasan proteolitik. Belum jelas
mana yang lebih penting dalam mediasi aktivitas pro-inflamasi atau relatif penting dari dua
reseptor yang berikatan dengan P55 dan P75-kd TNF-.316
Sekarang ini, tiga dari biologi anti TNF tersedia di Amerika Serikat. Infliximab adalah
antibodi monoklonal chimeric yang spesifitas yang tinggi, afinitas dan aviditas untuk TNF-.
Contoh dari hasil penanganan yang terbaik dengan infliximab diperlihatkan dalam gambar
18.17. Etanercept adalah rekombinasi manusia, terlarut, TNF- reseptor protein fusi FcIgG
yang mengikat TNF- dan mentralkan aktivitasnya. Adalimumab adalah rekombinasi
manusia yang pertama dari antibodi monoklonal IgG1 dan target spesifik TNF-. Sekarang
ini, infliximab dan adalimumab adalah hanya disetujui oleh FDA untuk arthritis psoriasis.
Uji coba klinis terlihat bahwa masing-masing toleransi yang baik dan terlihat sesuai untuk
penggunaan jangka panjang pada plak kronik psoriasis. Demikian juga untuk semua terapi
biologi, maka akan membawa resiko imunosupresi (lihat tabel 18-6), dan keamanan jangka
panjang menjadi studi lanjutan.
Kajian klinis juga menemukan infliximab dan adalimumab lebih efektif daripada
etanercept pada penanganan psoriasis (lihat tabel 18-6). Kemungkinan bahwas efek yang
berbeda dari zat ini dikaitkan dengan selektivitias dalam kemampuannya untuk interaksi
ligan reseptor ini. Ini diketahui bahwa infliximab, adalimumab dan etanecept mengikat TNF
dengan cara berbeda infliximab dan adalimubab berikatan dengan membran dan TNF terlarut,
sementara etanercept berikatan terutama pada TNF terlarut.317 Ikatan membran TNF dapat
mempengaruhi peningkatan dosis tergantung dari apoptosis sel T, tetapi hubungan dari
mekanisme psoriasis juga telah dievaluasi.

Gambar 18-17. Hasil positif dan negative penanganan psoriasis. Panel A


menggambarkan perbaikan lengkap pada psoriasis setelah 10 minggu dengan terapi
infliximab. Panel B menggambarkan berkurangnya bercak setelah 28 hari pengobatan
oral dengan siklosporin A. Panel C menggambarkan menurunkan terjadinya distrofi
kuku setelah 16 minggu dengan siklosporin A. Panel D menggambarkan terjadi atrofi
berat dengan striae distensi setelah beberapa tahun dengan pengananan kortikosteroid
topikal poten krim.
Anti interleukin 12/Interlukin 23 P40.. Zat yang baru saja dikembangkan dan diuji
untuk penanganan psoriasis plak kronis dan terlihat menjanjikan efikasi dalam fase uji coba I.
Zat ini adalah IgG1

antibodi monokolonal manusia yang berikatan dengan subunit P40 dari

IL-12 dan IL-23 dan mencegah interaksi dengan reseptor.318 Disamping menghambat IL-12,
yang penting Th1 yang mengalami diferensiasi sel T, lebih penting menghambat IL-23 dalam
penanganan plak kronik psoriasis, sitokin ini berperan dalam terjadi peradangana kronis
dengan mempertahankan subset sel T CD4+ yang ditandai oleh produksi IL-17.80-82 Sebuah
pengujan tahap uji I ditampilkan berbagai dosis perlakukan menunjukkan korelasi yang jelas

antara dosis pengobatan anti IL-12 p40 dan proporsi subjek mencapai perbaikan setidaknya
75 persen dalam skor PASI.318
Sejumlah obat baru sekarang ini sedang dalam tahap uji klinis untuk penanganan
psoriasis sebagaimana diuraikan dalam tinjauan komprehensif. 319
Pencegahan
Tidak ada diketahui dalam pencegahan psoriasis.

KESIMPULAN
Penanganan biologi psoriasis secara biologi molecular. Zat ini tentu ditujukan untuk
menghambat langkah molekular spesifik yang penting dalam patogenesis psoriasis atau telah
dipindahkan ke arena psoriasis setelah dikembangkan untuk penyakit peradangan lainnya.
Sekarang ini, tiga jenis biologi disetujui dalam pengembangan psoriasis (1) rekombinasi
sitokin manusia, (2) fusi protein dan (23) antibodi monoklonal, yang dapat berupa chimeric
atau manusia. Tetapi penanganan ini sangat mahal, memiliki resiko immunosupresi, reaksi
infus dan pembentukan antibodi, dan juga kemananan jangka panjang yang masih dievaluasi.
Penanganan biologi antara lain alefacept, efzulimab, tumor necrosis factor alfa
antagonist, anti interleukin interleukin 23 P 40. Tujuan pengobatan ini adalah menghambat
molekuler spesifik penting pada pathogenesis psoriasis. Tetapi pengobatan ini memiliki efek
samping terutama dapat mengakibatkan terjadinya imunosupresi.

Anda mungkin juga menyukai