Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PENELITIAN
DISUSUN OLEH
DEWA AYU NYOMAN ARDI UTAMI, ST., MT.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Penulisan
laporan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk pencapaian 100% sebagai tenaga pengajar/Dosen di Universitas
Pendidikan Nasional, Denpasar. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan
penulisan laporan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT., selaku dosen pembimbing saya terdahulu
di Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penulisan laporan
penelitian ini.
2. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral.
3. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan laporan
penelitian ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penulisan penelitian ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
ABSTRAK
Nama
Program Studi
: Manajemen Proyek
Judul
Laporan penelitian project cost management ini merupakan salah satu syarat
penetapan SK 100% sebagai tenaga pengajar/ Dosen di Universitas Pendidikan
Nasional, Denpasar. Laporan penelitian ini disusun berdasarkan literatur
Construction Project Cost Management oleh Ir. Asiyanto, MBA, IPM. Dengan
literatur penunjang seperti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
45/PRT.M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara. Hasil laporan penelitian ini adalah proposal project cost management
proyek pembangunan Bliss Wayan Hotel, Legian-Bali yang dilaksanakan oleh
PT. Kirana Development.
Kata Kunci :
Project cost management, proyek pembangunan bliss wayan hotel, Legian-Bali.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................II
ABSTRAKIII
DAFTAR ISIIV
BAB 1 PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Tujuan Penulisan1
1.3 Perumusan Masalah1
1.4 Batasan2
BAB 2 GAMBARAN UMUM PROYEK3
2.1 DATA UMUM PROYEK3
2.2 DESKRIPSI PROYEK3
BAB 3 FEASIBLE ESTIMATE............................................................................4
3.1 Pengertian4
3.2 Analisis Investasi Proyek4
3.3 Cara Mencarai IRR5
3.4 Feasible Estimate7
3.5 Perhitungan IRR9
BAB 4 CONCEPTUAL ESTIMATE10
4.1 Pengertian10
4.2 Metodologi Estimasi11
4.2.2 Metode Unit atau Parametrik11
4.2.3 Metode Gabungan11
4.3 Perhitungan Conceptual Estimate12
4.3.1 Dasar Perhitungan13
4.4 Rekapitulasi Perencanaan15
BAB 5 ENGINEERING ESTIMATE.................................................................20
5.1 Pengertian20
5.2 Perhitungan Engineering Estimate20
BAB 6 OWNER ESTIMATE30
6.1 Pengertian30
6.2 Fungsi Owner Estimate dan Penerapannya dalam Evaluasi Harga........30
6.3 Dasar Penyusunan Owner Estimate31
6.4 Penerapan Penyusunan OE31
6.4.1 Pekerjaan Jasa Konsultasi31
6.4.2 Jasa Pemborongan32
6.4.3 Pengadaan Barang dan Jasa Lainnya.32
6.5 Rekapitulasi Owner Estimate34
BAB 7 BID ESTIMATE.......................................................................................35
7.1 Pengertian35
7.2
7.3
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Asumsi Pendapatan Bliss Wayan Hotel....................................................7
Tabel 3.2 Asumsi Pengeluaran Bliss Wayan Hotel................................................. 8
Tabel 3.3 Feasible Estimate Proyek Pembangunan Bliss Wayan Hotel ..................9
Tabel 4.1 Rekapitulasi Biaya Jasa Perencanaan Pekerjaan Perencanaan Teknis/
Detail Desain Bliss Wayan Hotel..........................................................15
...................................................................................................................
Tabel 4.2 Rekapitulasi Biaya Pekerjaan Konslutan Manajemen Konstruksi Bliss
Wayan Hotel .........................................................................................15
Tabel 4.3 Total Biaya Langsung Personil Pekerjaan Perencanaan Teknis/Detail
Desain Bliss Wayan Hotel ....................................................................16
Tabel 4.4 Total Biaya Langsung Personil Pekerjaan Konsultan Manajemen
Konstruksi Bliss Wayan Hotel...............................................................17
Tabel 4.5 Total Biaya Langsung Non Personil Pekerjaan Perencanaan
Teknis/Detail Desain Bliss Wayan Hotel18
Tabel 4.6 Total Biaya Langsung Non Personil Pekerjaan Konsultan Manajemen
Konstruksi Bliss Wayan Hotel...............................................................19
Tabel 4.7 Rekap Rencana Anggaran Biaya Bliss Wayan Hotel.............................19
Tabel 5.1 Rekapitulasi Engineering Estimate Bliss Wayan Hotel21
Tabel 5.2 Tabel Analisa Biaya Preliminaries22
Tabel 5.3 Rekapitulasi Biaya Building24
Tabel 5.4 Analisa Biaya Building...........................................................................24
Tabel 6.1 Rekapitulasi Owner Estimate Bliss Wayan Hotel34
Tabel 7.1 Rekapitulasi Bid Estimate Bliss Wayan Hotel.......................................37
Tabel 8.1 Kebijakan Pelaksanaan Preliminaris Bliss Wayan Hotel38
Tabel 8.2 Kebijakan Pelaksanaan Building Bliss Wayan Hotel.............................40
Tabel 9.1 KurvaS Proyek.......................................................................................48
Tabel 9.2 Tabel Cash Flow Proyek.........................................................................49
Tabel 11.1 Cash Flow setelah Likuiditas................................................................55
BAB 1
PENDAHULUAN
b.
Nasional.
Memahami penyusunan perencanaan perhitungan biaya pembangunan Hotel
c.
Bliss.
Menyusun perencanaan anggaran biaya dari FS esimate sampai ke bid
d.
estimate.
Mempelajari proses pembelajaran yang nyata, termasuk kerja sama tim
untuk mampu menyusun suatu perencanaan estimate proyek secara baik.
b.
1.4 Batasan
Batasan dalam penyusunan tugas besar ini antara lain:
a.
Perhitungan
estimasi
biaya
hanya
difokuskan
pada
perhitungan
BAB 2
GAMBARAN UMUM PROYEK
Nama Proyek
Jenis Proyek
Lokasi
Pemilik Proyek
BAB 3
FEASIBLE ESTIMATE
3.1 Pengertian
Feasible Estimate merupakan metode yang menggambarkan estimasi
biaya kasar proyek konstruksi dan dilakukan pada saat sebelum proses desain
dimulai. Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk menentukan kelayakan
kelangsungan sebuah proyek.
Harga proyek hanya merupakan salah satu bagian dari feasible estimate
karena owner biasanya juga akan mempertimbangkan perhitungan harga tanah,
desain, pajak, pemeliharaan dan perbaikan gedung dan finansial lainnya.
b.
yaitu biaya konstruksi (cost estimate) dan ekonomi konstruksi (konsep time value
of money).
Sebelum investasi dilakukan, didahului dengan analisis ekonomi untuk
mengetahui sebuah proyek layak atau tidak. Kriteria layak dibagi menjadi dua,
yang pertama layak secara sosial, yaitu manfaat sosialnya lebih besar dari biaya
dan dapat mengurangi kerugian yang lebih besar dari biaya yang keluar.
Sedangkan yangkedua, layak secara ekonomi, yaitu keuntungan yang diperoleh
lebih besar dari bunga bank (bank interest).
Tolak ukur yang terpenting dalam kelayakan ekonomi yaitu tingkat
kemampuan pengembalian investasi, yang diukur dengan IRR (Internal Rate of
Return) serta payback period yang merupakan waktu lamanya modal investasi
dapat dikembalikan. Kondisi ideal adalah dimana IRR tinggi dan payback period
singkat.
Dalam proses mencari nilai IRR, diperlukan estimasi biaya investasi
yaitu cost estimate, sebagai pengeluaran dan perkiraan keuntungan bersih yang
akan diperoleh dari kegiatan investasi tersebut, sebagai penerimaan. Kedua angka
tersebut yaitu biaya investasi dan hasil investasi, dianalisis. Karena nilai-nilai
tersebut terjadi pada waktu yang tidak sama, maka digunakan konsep time value
of money, yaitu dihitung present valuenya. Untuk memperoleh IRR harus
menghasilkan Net Present Value nol (NPV = 0).
3.3 Cara Mencarai IRR
Untuk memperoleh NPV = 0 harus dilakukan dengan coba-coba (trial
and error). Ada dua cara pendekatan yang dilakukan untuk mencari IRR, yaitu:
a.
Interpolasi, bila 2 NPV hasil uji coba bertanda tidak sama (positif dan
negatif). Dalam proses uji coba dengan i 1 diperoleh NPV1 (positif) dan
dengan i2 diperoleh NPV2 (negatif).
NPV
(+)
NPV1
IRR
i2
rate
i1
IRR=i 1 +
(-)
( i2i1 ) NPV 1
( NPV 1 + NPV 2)
NPV2
(3.1)
Ekstrapolasi, bila 2 NPV hasil uji coba bertanda sama. Dalam proses uji
coba dengan i1 diperoleh NPV1 (positif) dan dengan i2 diperoleh NPV2
(positif).
NPV
(+)
NPV1
NPV2
rate
i1
(-)
IRR
IRR=i 1 +
( i2i1 ) NPV 2
( NPV 1 NPV 2)
i2
(3.2)
IRR=18,47
4.1 Pengertian
Estimasi biaya tahap konseptual dapat didefinisikan sebagai perkiraan
biaya proyek yang dilakukan sebelum sejumlah informasi yang signifikan
terkumpul dari detail desain dengan lingkup pekerjaan yang masih belum lengkap.
11
Estimasi tahap konseptual adalah salah satu output perencanaan biaya awal dan
merupakan salah satu bagian informasi terpenting. Estimasi biaya tahap
konseptual merupakan input fundamental untuk proses awal decision making
suatu proyek.
Perhitungan
biaya/harga
dari
conceptual
estimate
berasal
dari
perhitungan detail proyeksebelumnya, kemudian digabungkan menjadi paketpaket pakerjaan (work packages). Tersedianya database berupa perhitungan biaya
proyek sebelumnya akan membantu proses conceptual estimate sehingga dalam
penyajiannya dihasilkan yang terbaik dan terlengkap mungkin. Pada tahap ini
perhitungan dapat berubah dan dapat dilakukan revisi berulang kali.
Estimasi tahap konseptual adlaah bagian yang sangat rumit untuk
dilakukan dan menghadapi banyak permasalahan yang berhubungan dengan
beberpa fungsi estimasi, beberapa permasalahan yang umumnya terjadi antara
lain:
a.
b.
c.
d.
Definisi lingkup.
Perhitungan kuantitas yang belum pasti.
Kalkulasi dan hasil estimasi.
Tingkat akurasi estimasi.
Faktor-faktor penentu tingkat akurasi dan kendala estimasi biaya
Kualitas lingkup
Kualitas informasi
Level ketidak pastian
Performa estimator
Kualitas prosedr estimasi.
12
dalam
proyek
konstruksi
bangunan
telah
dikuantisifikasi
karateristiknya, seperti jumlah area parkir untuk kendaraan pada fasilitas parkir,
atau jumlah tempat tidur dalam fasilitas rumah sakit.
Unit estimasi yang paling umum digunakan untuk sebuah bangunan
adalah biaya per m2. Suatu area mempunyai efek yang sangat berpengaruh
terhadap biaya. Metode unit dari biaya per m 2 merupakan metode estimasi yang
paling populer.
Metode parametrik melibatkan penggunaan karakteristik proyek dalam
sebuah model matematika untuk memperkirakan biaya proyek. Model ini
dikembangkan dengan langkah awal membangun hubungan antara parameter
bangunan dengan biaya bangunan tersebut.
Beberapa metode dapat digunakan untuk menghubungkan antara biaya
historikal dengan parameter informasi,namun teknik unik yang paling banyak
digunakan adalah regresi linear, walaupun fungsi matematis lainnya telah berhasil
diaplikasikan. Model yang digunakan dapat berupa model sederhana yang hanya
mempunyai satu parameter atau model kompleks yang mempuyai banyak
parameter.
13
Lokasi
Peruntukan
: Gedung Perhotelan
Jumlah Lantai
: 5 Lantai
b.
c.
14
Basement
1,20 x 1,097 x Rp.6.374.000,00
= Rp.8.390.733.600,00
= Rp.2.843.759.462,60
= Rp.1.218.754.055,40
Elevator/Escalator
8,00% x Rp.40.625.135.180,00
= Rp.3.250.010.814,40
Tata Udara/AC
10,00% x Rp.40.625.135.180,00
= Rp.4.062.513.518,00
7,00% x Rp.40.625.135.180,00
= Rp.2.843.759.462,60
15
= Rp.25.859.541.727,40
= Rp. 1.942.078.537,52
= Rp. 1.281.470.487,78
= Rp.
= Rp70.249.814.938,64
541.588.005,87
= Rp. 702.498.149,39
= Rp. 50.000.000,00
= Rp. 50.000.000,00
= Rp. 802.498.149,39
= Rp.71.052.313.088,03
= Rp.
12.953.931,28
16
16
Tabel 4.6 Total Biaya Langsung Personil Pekerjaan Perencanaan Teknis/Detail Desain Bliss Wayan Hotel
17
Tabel 4.7 Total Biaya Langsung Personil Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi Bliss Wayan Hotel
Tabel 4.8 Total Biaya Langsung Non Personil Pekerjaan Perencanaan Teknis/Detail Desain Bliss Wayan Hotel
19
20
Sumber:Data Olahan
Tabel 4.9 Total Biaya Langsung Non Personil Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi Bliss Wayan Hotel
21
20
BAB 5
ENGINEERING ESTIMATE
5.1 Pengertian
Engineer estimate adalah prakiraan biaya yang dibuat oleh konsultan, sesuai dengan apa yang direncanakan dan sudah diwujudkan
ke dalam bentuk gambar, spesifikasi teknis dan ketentuan umum. Tingkat akurasi engineer estimate adalah 15%, karena desain total telah
bersedia.
Perhitungan EE biasanya berpatok pada harga material secara umum berdasarkan pada price list toko material bersangkutan dan
jumlah volume pekerjaan berdasarkan perhitungan yang mengacu pada gamabr rencana, tanpa memperhitungkan biaya pemakaian metode
konstruksi yang diterapakn pada saat pelaksanaan konstruksi.
Estimasi biaya untuk metode pelaksanaan diperhitungkan secara global dan kasar. Biasanya pos biaya unutk ketentuan umum
dianggarkan secara global, karena biaya ini akan muncul setelah ada kegiatan di lapangan. Secara umum biaya-biaya untuk ketentuan
umum masih ditahan oleh pemilik, bahkan pemilik bisa berperan sebagai pelaksana dari ketentuan umum. Uraian pekerjaan atau bill of
items yang diperhitungkan dalam EE secara umum tidak lengkap, sehingga EE biasanya hanya dipakai pada proyek skala menengah kecil.
21
Rekapitulasi Perhitungan
22
b.
23
24
25
26
27
c.
Sumber:Data Olahan
28
d.
29
30
31
32
33
34
35
BAB 6
OWNER ESTIMATE
6.1 Pengertian
Owner estimate dibuat oleh pemilik, sifatnya sama dengan budget hanya saja OE bersifat lebih sederhana dan hanya untuk proyek
yang berskala sedang sampai kecil. Perhitungan OE berpedoman pada biaya umum yang dipakai untuk membangun property sejenis pada
wilayah tertentu, dan umumnya memakai biaya rata-rata per meter persegi luas bangunan.
Biasanya OE hanya memperhitungkan biaya bangunan dan bukan biaya untuk membangun, sehingga tingkat keakuratannya tidak
dapat dipercaya. OE tidak dapat memberikan gambaran secara rinci mengenai pos-pos biaya dengan peruntukannya, sehingga jika terjadi
perubahan kebijaksanaan mengenai ketentuan proyek akan sangat sulit menyesuaikan. OE juga tidak memperhitungkan biaya lahan.
Sebagai basis perhitungan, OE harus bersifat rasional, antara lain:
39
a.
b.
c.
Available terhadap kondisi-kondisi harga yang akan berlaku pada masa pembangunan.
Available terhadap adanya kemungkinan-kemungkinan inflasi (kenaikan harga).
Available terhadap lahirnya biaya-biaya tak terduga selama masa pembangunan.
OE berfungsi sebagai acuan dalam melakukan evalusai harga penawaran barang dan jasa, dengan tujuan agar didapat harga
penawaran yang wajar (menguntungkan negara/pemilik pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat melaksanakan
b.
c.
penawaran telah lulus administrasi dan teknis serta harga penawaran tidak lebih rendah dari 80% OE dan tidak lebih tinggi dari OE.
Harga penawaran calon pemenang lelang yang lebih rendah dari 80% atau lebih tinggi dari OE, tetapi masih berada di bawah pagu
dana yang tersedia atau harga standar yang berlaku, harus dilakukan analisis tertulis secara profesional atas perbedaan harga tersebut.
Analisis perbedaan harga tersebut harus ditandatangani oleh selutuh anggota panitia atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah
anggota panitia.
Dokumen pengadaan (spesifikasi / RKS / TOR / syarat penawaran / syarat kontrak, dan lain-lain).
Harga pasar setempat pada saat penyusunan OE/HPS.
40
c.
d.
e.
f.
g.
Harga kontrak / SPK barang dan jasa untuk pekerjaan sejenis setempat yang pernah / sedang dilaksanakan terutama dari hasil lelang.
Engineering Estimate (EE).
Informasi harga satuan yang dipublikasikan oleh BSP / instansi yang kompetetn.
Kondisi lapangan / faktor lingkungan dan faktor lain yangmempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
Pagu dana.
Mempelajari dan memahami kerangka acuan kerja (KAK/TOR termasuk instruksi kepada penawar / syarat kontrak).
Mempelajari dan mengumpulkan informasi/data-data mengenai kondisi lapangan. EE/RAB serta pagu dana yang tersedia.
Memilih dan menetapkan metoda kerja dan menyusun program dan jadwal pelaksanaan pekerjaan serta menyusun organisasi yang
d.
paling efisien.
Menetapkan jumlah kualifikasi tenaga ahli, tenaga teknisi serta tenaga pendukung lainnya termasuk jadwal penugasan masing-masing
e.
41
2) Biaya langsung non-personil meliputi segala biaya yang langsung berkaitan menunjang pelaksanaan tugas konsultan, antara
lain, pengadaan / sewa kantor, sewa kendaraan, sewa rumah, biaya perjalanan dinas, biaya komunikasi dan lain-lain, dengan
mengacu kepada rate/tarif yang berlaku secara berkala ditetapkan oleh Departemen Keuangan dan Bappenas dan atau harga
satuan kontrak/ harga pasar setempat.
f.
Mempelajari dengan cermat dokumen pengadaan, terutama: instruksi kepada penawar, syarat-syarat kontrak, spesifikasi tekniks dan
b.
c.
d.
gambar-gambar.
Meneliti kembali kondisi lapangan dan dibandingkan dengan EE.
Meneliti harga satuan dasar (upah tenaga kerja, bahan/material dan peralatan) di pasaran.
Memilih alternatif dan menetapkan metode kerja (uraian mengenai tahapan, tata kerja, tenaga, bahan dan peralatan yang akan
e.
digunakan untuk memenuhi persayaratan pelaksanaan yang ditetapkan di dalam dokumen pengadaan.
Melakukan analisa teknis (perhitungan komponen tenaga kerja, bahan dan peralatan) yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jenis
f.
g.
sedang berjalan.
Menghitung harga total (keseluruhan) pekerjaan termasuk PPN sesuai ketentuan yang berlaku.
42
a.
Mempelajari dan meneliti dokumen pengadaan terutama instruksi kepada penawar, syarat-syarat kontrak, spesifikasi teknik dan
gambar-gambar termasuk meneliti barang yang akan dibeli apakah barang fabrikasi, barang fabrikasi yang akan dipasang (install) dan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
43
BAB 7
BID ESTIMATE
44
7.1 Pengertian
Biaya penawaran dibuat oleh kontraktor, mencakup total biaya proyek, ditambah dengan mark-up untuk keuntungan perusahaan,
yang minimal harus terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.
maka secara umum bill of items (daftar uraian pekerjaan) yang dibuat oleh QS ikut diberikan kepada peserta lelang untuk diisi volume dan
harga satuannya, sehingga proses evaluasi oleh panitia lelang (pemilik) untuk menentukan pemenangtender dapat dikerjakan dalam waktu
yang singkat.
7.2 Komponen Biaya Penawaran
Jumlah harga penawaran yang diajukan oleh kontraktor selaku peserta tender, secara umum terdiri dari:
a.
Biaya konstruksi
Biaya yang termasuk dalam biaya konstruksi adalah semua biaya yang dipakai untuk melaksanakan konstruksi yaitu biaya material,
biaya alat, biaya tenaga kerja, dan biaya metode kerja.
b.
Biaya manajemen/pengelolaan
45
Biaya yang termasuk dalam biaya manajemen adalah biaya pencarian tenaga kerja (recruitment), biaya penempatan pekerja
(assignment), biaya pergudangan alat dan material, biaya alat kerja dan ATK, baiya transportasi, biaya pengamanan dan lain
sebagainya.
c.
Biaya taktis, yaitu biaya yang disediakan untuk kepentingan tertentu, seperti loby dengan pejabat atau orang yang berkompeten,
d.
e.
f.
g.
timbul sebagaiman tercantum di atas harus didistribusi secara proporsional ke dalam masing-masing item pekerjaan yang termasuk dalam
penawaran.
Untuk memberikan keakuratan penawaran dari pihak peserta tender, maka harus ada ketentuan untuk mempersilahkan para peserta
tender untuk mengamati site proyek dan lingkungannya.
7.3 Rekapitulasi Bid Estimate
Hasil rekapitulasi bid estimate dari Proyek Pembangunan Bliss Wayan Hotel ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
46
47
BAB 8
BUDGET ESTIMATE
8.1 Pengertian
Cost budgeting atau anggaran biaya proyek adalah seluruh estimasi biaya baik individual aktivitas maupu paket pekerjaan yang
digunkan sebagai acuan biaya (cost baseline) untuk pengukuran kinerja proyek.
48
Cost estimates adalah biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek dan tidak terbatas hanya pada
biaya upah, material/bahan dan peralatan akan tetapi juga biaya kategori khusus seperti inflasi yang diijinkan atau biaya cadangan. Estimasi
biaya biasanya ditampilkan dalam satuan mata uang.
Estiamsi biaya umumnya termasuk pertimbangan rencana respon atas resiko (risk response planning) yang sesuai seperti
contigency plan.
8.2 Pembagian Kerja
Dalam budget estimate ini, terdapat pembagian kerja yang akan dilakukan sendiri oleh kontraktor atau oleh sub kontraktor.
a.
Preliminaris
49
50
51
b.
Buliding
52
53
54
55
56
57
58
BAB 9
CASH FLOW
9.1 Pengertian
Arti kata dari cash flow adalah arus kas, yang menggambarkan keluar masuknya uang. Pengertian cash flow di sini adalah
anggaran kas, yaitu suatu perencanaan tentang keluar masuknya uang selama proses pelaksanaan proyek. Cash flow merupakan anggaran
penerimaan dan pengeluaran proyek secara tunai (cash) dan juga merupakan alat untuk perencanaan likuiditas.
Tujuan dari penyusunan cash flow antara lain:
a.
b.
Untuk mengetahui kemungkinan posisi kas pada masa yang akan datang.
Untuk mengetahui terlebih dahulu kapan akan terjadi kekurangan kas serta kapan akan terjadi kelebihan kas.
45
c.
d.
Jadwal dan jumlah pinjaman yang diperlukan untuk penyelesaian proyek, sesuai program kerja yang ada.
Jadwal pengembalian pinjaman dan jumlah bunga pinjaman yang harus ditanggung oleh proyek, yang akan berpengaruh kepada cost
e.
f.
estimate.
Memberi masukan kepada manajemen proyek mengenai kebutuhan cash selama proyek berlangsung.
Informasi analisis ini akan dimasukkan ke dalam perencanaan keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan untuk memperlambat
g.
a
e.
Pembayaran dengan uang muka, dimana diperlukan persyaratan tertentu, misalnya jaminan bank.
Pembayaran bulanan, biasanya diberikan persyaratan prestasi minimal, misal 5%. Pencairan pembayaran biasanya dipotong untuk
angsuran pengembalian uang muka dan sebagian ditahan sebagai jaminan retensi (retention).
Oleh karena itu, biasanya kontraktor selalu menghendaki cara pembayaran seperti tersebut diatas.
46
Arus uang masuk yang berasal dari pinjaman (bank atau badan keuangan lain), tidak dimasukkan dalam kelompok penerimaan,
begitu juga pembayaran bunga pinjaman dan pengembalian pinjaman, tidak dimasukkan dalam kelompok pengeluaran, tetapi keduanya
masuk ke dalam kelompok finansial. Pengisian dalam kelompok finansial adalah suatu keputusan/kebijakan keuangan yang meliputi berapa
dan kapan pinjaman dilakukan, begitu juga pengembaliannya.
9.3 Jadwal Pengeluaran
Pedoman dasar dari pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja, dimana berpengaruh langsung. Sebagai contoh, bila kegiatan
membesar maka pengeluaran juga membesar, namun hubungan tidak linear tergantung kebijakan pembiayaannya (cash atau credit).
Untuk perhitungan cash flow proyek, pengeluaran hanya dari biaya langsung, seprti biaya upah, material, alat dan biaya langsung
lainnya.
Pengeluaran untuk pembiayaan proyek polanya atau sistemnya tergantung dengan kebijakan operasional proyek yang diterapkan.
Kebijakan operaisonal yang berkaitan dengan pengeluaran adalah:
a.
b.
a
b
47
Pada umumnya setiap proyek memerlukan kas awal untuk dapat memulai kegiatannya. Walaupun proyek dengan fasilitas
pembayaran uang muka sekalipun tetap memerlukan kas awal. Hal ini disebabkan cairnya uang muka pekerjaan memerlukan waktu,
sehingga tidak mungkin cair sebelum pekerjaan dimulai. Dari data pengalaman proyek, cairnya uang muka pekerjaan dapat diketahui
waktunya.
Di dalam cash flow, kas awal adalah sejumlah uang yang harus tersedia pada setiap awal bulan. Dengan demikian kas akhir pada
bulan n adalah merupakan kas awal pada bulan n + 1.
9.5 Finansial
Yang dimaksud dengan finansial di sini adalah keputusan tentang keuangan untuk mengatasi dan menyesuaikan kondisi kas
sesudah kas awal.
Bila kondisi kas awal defisit, maka harus diatasi dengan memasukkan dana pinjaman dan bila kondisi kas sesudah kas awal
surplus cukup besar dapat dipergunakan untuk mengangsur/mengembalikan pinjaman (bila masih ada pinjaman), untuk tujuan menekan
bunga pinjaman.
Dengan demikian pada kelompok finansial terdiri dari uang masuk dan uang keluar, oleh karena itu total finansial dapat positif dan
dapat juganegatif, tergantung perimbangan antara uang yang masuk dan uang keluar pada kelompok finansial pada tiap bulan.
48
9.7 Kurva S
Kurva S dari Proyek Pembangunan Hotel Bliss ini ditunjukkan pada Tabel. 9.1 di bawah ini.
9.8 Cash Flow
Dari perhitungan cash flow pada Proyek Pembangunan Hotel Bliss, diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 9.2.
48
49
Catatan:
50
BAB 10
COST CONTROL
kemungkinan yang akan terjadi, yaitu bila tidak terjadi penyimpangan yang
berarti, maka kegiatan dapat diteruskan dengan rencana yang ada sampai selesai.
Tetapi bila terjadi suatu penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu dilakukan
penyelidikan terhadap penyimpangan yang terjadi dan dicari penyebab yang
sesungguhnya. Dari penyebab penyimpangan yang telah ditemukan, dibuat suatu
revisi cara pelaksanaan atau bila perlu revisi rencana yang ada, sebagai program
51
aksi, untuk tujuan agar sasaran awal tetap terjaga. Kemudian dilaksanakan
program aksi yang telah dibuat, hasilnya dievaluasi kembali. Begitu seterusnya
sampai kegiatan diselesaikan.
1
sulit dipastikan kapan terjadinya break even point. Keadaan break even point
suatu proyek tidak satupun yang sama, hal ini disebabkan karena tidak standarnya
grafik pendapatan maupun biaya yang terjadi. Hal ini adalah merupakan salah satu
ciri khusus dari kegiatan jasa konstruksi dibanding dengan kegiatan lain, baik
dalam bidang manufaktur, maupun dalam bidang jasa.
52
usaha bidang lainnya. Di bidang lain, upaya terfokus pada usaha menjual produk,
dimana biaya produksi dan harga pasar sudah diketahui secara pasti. Sedang di
bidang jasa konstruksi ada dua fokus, yaitu usaha penjualan (memenangkan
tender) dan usaha pengendalian biaya produksi, dimana keduanya bersifat
kontradiktif satu dengan yang lain. Sementara harga penawaran harus serendah
mungkin agar dapat memenangkan tender, di lain pihak harga penawaran ingin
setinggi mungkin agar dapat memperoleh laba dan menghindari resiko.
53
Time control
Quality control
Safety control
Cost control
Time Control
Yang dimaksud dengan time control adalah pengendalian waktu
pelaksanaan proyek, agar proyek dapat diselesaikan dalam batas waktu yang
ditetapkan. Keterlambatan penyelesaian proyek, tentu akan membawa resiko
bertambahnya biaya.
Alat kendali waktu yang digunakan pelaksanaan proyek pada dasarnya
ada tiga macam metode, yaitu:
a.
Bar chart atau Gantt chart method, biasanya digunakan untuk proyekproyek yang sederhana.
54
b.
c.
55
nilainya).
Biaya produksi (biaya pelaksanaan proyek), yang bersifat fluktuatif selama
proses pelakanaan dan cenderung membesar bila tidak dikendalikan.
56
Konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga selain biaya aktual
dan biaya rencana, Yaitu besarnya pekerjaan secara fisik yang telah
BAB 11
PENGENDALIAN LIKUIDITAS
57
jatuh tempo, tetapi belum dapat dibayar (ditunda), berarti kondisi likuiditasnya
jelek.
Yang dimaksud dengan pengendalian likuiditas proyek adalah suatu
upaya untuk mengatur jadwal penerimaan dan pengeluaran uang secara tunai
(cash), selama proses pelaksanaan suatu proyek, sehingga dana pinjaman dapat
dikendalikan dengan sealayaknya.
Dilihat dari sudut rentabilitas adan likuiditas maka kondisi proyek dapat
dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
proyek
yang
nilai
kontraknya
bagus
(menguntungkan)
dan
lancar).
Rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
Proyek seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi
rentabilitas menjadi lebih baik. Misal proyek yang nilainya cukup berat, tetapi
58
a.
b.
biaya dan grafik pendapatan cash/penerimaan dimana grafik biaya lebih besar dari
grafik pendapatan cash/penerimaan.
Semakin luas bidang modal kerja, berarti secara likuiditas proyek
tersebut kurang bagus, sehingga harus ditutup oleh modal kerja yang cukup besar.
Konsekuensi semakin luas bidang modal kerja adalah biaya modal kerja.
Pengendalian modal kerja pada dasarnya adalah mempersempit bidang modal
kerja.
11.2 Pengendalian Penerimaan
Salah satu unsur pengendalian likuiditas proyek adalah pengendalian
penerimaan. Yang dimaksud dengan pengendalian penerimaan adalah satu upaya
agar realisasi penerimaan dapat sesuai dengan jadwal atau bahkan kalau mungkin
lebih maju dari jadwal. Hal ini sangat penting sekali perannya terhadap kelancaran
pekerjaan.
Dalam upaya pengendalian, maka ada dua tahap yang harus dilakukan
yaitu:
59
Pengendalian Pembiayaan
Yang dimaksu dengan pengendalian pembiayaan di sini adalah bukan
proyek.
Batasi seminimal mungkin pembiayaan yang tidak terkait langsung dengan
60
61
Catatan:
63
1. Dalam merencanakan estimasi biaya, khusunya dalam bidang konstruksi, terdapat bermacam-macam estimasi, yang kesemuanya
memiliki peran tersendiri masing-masing. Seperti FS estimate, untuk menilai apakah suatu proyek layak untuk dilaksanakan atau tidak.
Engineering estimate yang dibuat oleh konsultan, owner estimate yang dilakukan oleh pemilik proyek, bid estimate yang dilakukan
oleh kontraktor.
2. Dari semua estimasi yang telah dilakukan, estimasi yang dipakai adalah bid estimate yang dilakukan oleh kontraktor.
3. Setiap proyek harus direncanakan aliran biayanya (cash flow), yang berpatok pada kurva S proyek dan selalu di kontrol setiap
periodenya agar tidak terjadi penyimpangan, yang menyebabkan tersendatnya kegiatan pelaksanaan proyek.
4. Perenan pengendalian likuiditas dalam proyek itu sangat penting, dikarenakan berkaitan dengan dana cash yang harus ada selama
proyek berlangsung, yang harus dikeluarkan pada saat dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
64
Asiyanto. Construction Project Cost Management. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 2005.
Daftar Harga Satuan Upah dan Bahan untuk Daerah Bali.
Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO). No : 01/TAP.DPN/I/2012. Tanggal 16 Januari
2012.
Pedoman Standar Minimal Biaya Langsung Personil dan Non Personil untuk Kegiatan Jasa Konsultasi. Inkindo. 2011.
Peraturan Dirjen Pajak tentang Daftar Harga Satuan /M2 tertinggi Konstruksi Fisik Bangunan Tidak Sederhana. No : PER-25/PJ/2012.
Peraturan Dirjen Pajak tentang Daftar Harga Satuan /M2 tertinggi Konstruksi Fisik Bangunan Tidak Sederhana. No : 45/PRT/M/2007.
Tanggal 27 Desember 2007.
PMBOK. 2008