Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip
penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu;
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat pentingdalam
pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Profesi
gurumampunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berartimeneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup,
mengajar berarti meneruskandan mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih
berarti mengembangkanketerampilan-keterampilan pada siswa. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut
memiliki beberapa kemampuan danketerampilan tertentu. Kemampuan dan
keterampilan tersebut sebagai bagian darikompetensi profesionalisme guru.
Kompetensi merupakan suatu kemampuan yangmutlak dimiliki oleh guru agar
tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.
Menurut Djamarah (2002), guru adalah salah satu unsur manusia
dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang
tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru
bertugasmenuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik,
sedangkansebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik
agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Disamping
ituDjamarah juga berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik
merupakantugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Oleh sebab
itu, tugasyang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan
oleh guru yang memiliki kompetensi professional yang tinggi. Guru memegang
peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu
sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yangdimiliki seorang guru dalam
menjalankan tugasnya. Menurut Aqib (2002) guruadalah faktor penentu bagi
keberhasilan pendidikan di sekolah, karena gurumerupakan sentral serta sumber
kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan
komponen yang berpengaruh dalam peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwakemampuan atau
kompetensi professional dari seorang guru sangat menentukan mutu
pendidikan.

Peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana belajar


mengajar yang menyenangkan aktif dan memungkinkan anak berprestasi secara
maksimal. Sedangkan tingkat partisiasi yang dimaksud adalah keterlibatan siswa
dalam menyikapi,memahami,mencerna materi yang disajikan dalam proses belajar.
Bagaimanpun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik maka hasil pembelajaran tidak akan memberikan hasil yang
memuaskan. Menurut Masjumi (2008:74) peranan dan tugas guru seharusnya
dipilih dan ditetapkan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena
itu guru harus memahami betul peranannya dalam proses belajar mengajar yang
bersifat majemuk, artinya peran guru tidak hanya satu tetapi lebih dari satu. Salah
satu peran guru yaitu sebagai evaluator dimana guru harus mengevaluasi hasil dan
proses belajar peserta didik di sekolah.
Read more: http://eedsoe.blogspot.com/2013/08/bab-i-latar-belakang-pendidikandi.html#ixzz3TIGlIHKz
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru sebagai evaluator ?
2.
Tujuan Penulisan
Peran guru sebagai evaluator
Pada umumnya penilaian terhadap suatu proses pembelajaran dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya penilaian seorang guru akan mengetahui gambaran yang jelas tentang daya
serap peserta didik yang dihadapinya, kedudukan peserta didik dalam kelompok, keunggulan
dan kelemahan peserta didik dibandingkan dengan yang lainnya, ketepatan atau keefektipan
metode yang digunakan, tingkat kesukaran materi pelajaran, efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran yang dilaksanakan.
Dengan melakukan penilaian, guru akan mendapatkan umpan balik (feed back) tentang segala
hal yang berkaitan dengan penampilannya dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, guru akan dapat menentukan hal-hal mana dari penampilannya yang harus
dipertahankan, ditingkatkan, bahkan dihilangkan. Hal ini penting guna menjaga dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sebenarnya penilaian tidak hanya dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung.
Penilaian hendaknya dilakukan juga sebelum terjadinya proses tersebut, guna melihat
sejauhmana kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan
kepada peserta didik. Hal ini penting agar tidak menimbulkan kebosanan peserta didik karena
materi ajar yang dipelajarinya telah dikuasainya. Selain itu juga untuk menghindari
ketidakmampuan siswa mengikuti proses pembelajaran yang disebabkan terlalu sukarnya
materi yang sedang dihadapinya. Dengan adanya penilaian awal (pre test) ini, guru akan

menyesuaikan materi, metode, strategi, dan media dengan situasi dan kondisi para peserta
didik. Mengingat pentingnya evaluasi dalam pembelajaran, seorang guru hendaknya
mengetahui dan menguasai prinsip teknik dan prosedur penilaian.
Sebelum penilaian dilaksanakan, seorang guru mengadakan persiapan-persiapan diantaranya
menentukan sasaran penilaian, teknik penilaian, dan instrumen yang akan digunakan. Pada
tahap pelaksanaan guru mengadakan penilaian berdasarkan instrumen yang telah
dipersiapkan. Penilaian ini dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian
yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan selanjutnya guru melakukan penafsiran tentang
prestasi peserta didik. Tahap selanjutnya, guru melakukan pengadministrasian.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan guru sebagai evaluator adalah bahwa guru
harus adil dan objektif, penilaian dilakuakan secara menyeluruh, kriteria yang dinilai jelas,
dilakukan dalam kondisi yang tepat, menggunakan instrumen yang tepat, serta penilaian
tersebut dilakukan secara berkesinambungan. Dengan demikian, diharapkan guru mendapat
gambaran yang jelas tentang peserta didik dan proses pembelajaran yang telah berlangsung.

Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses
pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik,
bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia
dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana
proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik.
Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik,
pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian
pula sebaliknya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan
evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini hanya dibicarakan masalah konsep dasar
evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan tentang evaluasi hasil belajar
ini juga disinggung masalah konsep dasar evaluasi pembelajaran. Hal ini tentu saja
terjadi karena evaluasi belajar dan evaluasi pembelajaran menurut penulis tak
dapat dipisahkan. Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat
keberhasilan, efektivitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk
mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus-menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu.
Informasi yang telah diperoleh melalui informasi ini akan menjadi umpan balik
terhadap proses pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian,
proses pembelajaran akan terus-menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil
yang optimal..... Baca Selengkapnya di : HTTP://WWW.MEDUKASI.WEB.ID/2013/06/GURU-SEBAGAI-EVALUATOR-EVALUATOR-OF.HTML
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan proses pendidikan di sekolah maka


pembinaan dan pengembangan profesi guru dipandang perlu diperhatikan sebagai
wujud komitmen dalam melakukan pembenahan pola pendidikan agar mencapai
mutu pendidikan sesuai harapan. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu
bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktuwaktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi, artinya
pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu
mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik
maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru
dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap
pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar..... Baca
Selengkapnya di : HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2013/06/GURU-SEBAGAIEVALUATOR.HTML
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi
seorang guru dalam memerankan perannya sebagai evaluator.

1. Evaluasi untuk Menentukan Keberhasilan Siswa


Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa, evaluasi
memegang peranan yang sangat penting. Sebab, melalui evaluasi guru dapat
menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah
ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru atau
malah sebaliknya siswa belum bisa mencapai standar minimal, sehingga perlu
diberikan program remedial.

Sering seorang guru beranggapan bahwa evaluasi sama dengan melakukan tes,
artinya guru telah melakukan evaluasi manakala ia telah melaksanakan tes. Hal ini
kurang tepat, sebab evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau
makna tertentu pada sesuatu yang dievaluasi. Dengan demikian tes hanya salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan makna tersebut.

Example :
Si Otong berdasarkan hasil tes ia memperoleh skor yang bagus, berdasarkan hasil
observasi ia dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan
wawancara ia benar-benar tidak mengalami kesulitan tentang bahan pelajaran yang
telah dipelajari. Berdasarkan rangkaian evaluasi diatas akhirnya guru dapat
menentukan bahwa si Otong pantas diberi program pembelajaran baru.
Dilain pihak si Ocol telah berhasil menguasai kompetensi seperti yang diharapkan,
namun berdasarkan hasil wawancara dan observasi ia tidak menunjukkan
perubahan prilaku yang signifikan, misalnya dalam kemampuan berfikir, maka
dapat saja guru menentukan bahwa proses pembelajaran dianggap belum berhasil.

Kelemahan yang sering terjadi sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi selama ini
adalah guru dalam menentukan keberhasilan siswa terbatas pada hasil tes yang
biasa dilakukan secara tertulis, akibatnya sasaran pembelajaran hanya terbatas
pada kemampuan siswa untuk mengisi soal-soal yang biasa keluar dalam tes.

2. Evaluasi untuk Menentukan Keberhasilan Guru


Evaluasi dilakukan bukan hanya untuk siswa, akan tetapi dapat digunakan untuk
menilai kinerja guru itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi apakah guru telah
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan atau belum, apa
sajakah yang perlu diperbaiki. Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru tentu
saja tidak sekompleks untuk menilai keberhasilan siswa, baik dilihat dari aspek
waktu pelaksanaan maupun dilihat dari aspek pelaksanaan. Biasanya evaluasi ini
dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir, atau yang biasa disebut dengan
post-tes.
- See more at: http://garissinggung.blogspot.com/2013/05/guru-sebagaievaluator.html#sthash.CxQHvKWh.dpuf

Anda mungkin juga menyukai