Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar didunia yang terdiri dari 17.504 buah
pulau besar dan kecil . Luasan perairan merupakan komponen yang dominan , sehingga
Indonesia disebut sebagai Negara Bahari dengan luas lautnya sekitar 7,9 juta km 2 (termasuk
daerah Zone Ekonomi Exclusive) atau 81% dari luas keseluruhan Indonesia . Panjang sungai
di Indonesia mencapai 34.342 km dari 214 buah sungai . Sungai diartikan sebagai air yang
mengalir, Sungai memiliki jenis-jenis atau macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya
dan Macam-macam sungai atau jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya, tetapi sebelum
kita membahas tentang macam-macam atau jenis-jenis sungai mari kita membahas dulu
tentang apa itu sungai . Pengertian sungai menurut para ahli adalah air yang mengalir secara
alamiah melalui sebuah saluran alam . Pada umumnya sungai bermuara sampai ke laut atau
danau-danau . Tetapi , ada pula sungai-sungai yang bermuara tidak dapat mencapai laut,
sungai tersebut terdapat didaerah gurun yang amat kering , sungai ini disebut dalam australia
creek dan di arab disebut wadi . Sungai memiliki jenis-jenis seperti sungai hujan , sungai
gletsyes , sungai campuran berdasarkan sumber airnya serta ada pula jenis-jenis sungai
berdasarkan debit airnya yang dibagi dalam tiga jenis yakni sungai permanen, sungai
periodik, sungai episodik. Untuk mengetahui tentang macam-macam atau jenis-jenis sungai
mari kital lihat pembahasannya seperti dibawah ini :
1.1.1 Berdasarkan Sumber airnya
a) Sungai Hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sungai hujan yang airnya secara langsung berasal dan air
hujan,
apabila curah hujan yang jatuh langsung mengalir di permukaan bumi dan masuk ke
dalam aliran sungai. Sungai hujan yang airnya secara tidak langsung berasal dari air
hujan, apabila curah hujan yang jatuh terlebih dahulu mengalami peresapan ke dalam
tanah (infiltrasi), dan pada tempat-tempat yang lebih rendah air hujan yang meresap
tadi
muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air, kemudian membentuk aliran
sungai. Pada umumnya, sungai-sungai di Indonesia tergolong jenis sungai hujan,
kecuali
beberapa sungai di Provinsi Papua tergolong sungai campuran.
b) Sungai gletsyer, yaitu sungai yang airnya berasal dari gletsyer atau saiju yang telah
mencair. Gletsyer adalah lapisan es yang bergerak secara perlahan melalui lembah
menuruni pegunungan-pegunungan karena gaya beratnya. Sungai gletsyer banyak
terdapat di daerah-daerah beriklim dingin dan sekitar kutub.
c) Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan gletsyer yang

mencair. Di daerah lintang sedang, pegunungan-pegunungan sangat tinggi umumnya


tertutup oleh saiju, dan banyak gletsyer menuruni lereng melalui lembah tersebut.
Karena
perubahan suhu, saiju dan gletsyer sewaktu-waktu dapat mencair dan mengisi lembahlembah sungai di sekitarnya. Disamping itu, karena daerah tersebut juga mempunyai
presipitasi yang cukup tinggi maka air hujan di daerah itu juga masuk ke dalam palungpalung sungai. Sungai yang asal airnya berasal dari gletsyer yang mencair dan juga air
hujan disebut sungai campuran. Contoh sungai campuran di Indonesia ialah sungai:
Digul dan Memberamo di Provinsi Papua, kedua sungai tersebut hulunya berada
disekitar Puncak Jayawijaya yang puncaknya selalu tertutup salju abadi.
1.1.2 Berdasarkan Debit Airnya
a) Sungai permanen, yaitu sungai yang debit airnya hampir tetap sepanjang tahun. Pada
musim penghujan maupun musim kemarau perbedaan debit airnya tidak terlalu besar.
Contoh sungai permanen adalah Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Kapuas,
Sungai Musi, dan Sungai Memberamo.
b) Sungai periodik, yaitu sungai yang airnya melimpah pada musim penghujan dan kecil
pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa, karena
DAS sungai-sungai di Pulau Jawa sudah banyak berubah menjadi daerah pertanian.
Contoh sungai periodik adalah Sungai Bengawan Solo dan Kali Brantas.
c) Sungai episodik, yaitu sungai yang debit airnya besar pada musim penghujan dan
kering
pada musim kemarau. Sungai-sungai seperti ini banyak terdapat di daerah-daerah yang
musim kemaraunya sangat panjang dibandingkan musim penghujannya. Contoh sungai
episodik adalah Sungai Kalada di Pulau Sumbawa.
Keberadaan sungai dan kehidupan manusia tak bisa dipisahkan sampai kapanpun .
Demikian juga dengan kehidupan hewan dan mahkluk lain , semua tergantung dengan sungai
karena sungai memiliki manfaat yang sangat dibutuhkan bagi seluruh mahkluk hidup
umumnya bagi umat manusia di dunia ini .
Namun kondisi aliran sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang sangat besar .
Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali menjadi
masalah

baik

di

sepanjang

alur

sungai

itu

sendiri

maupun

daerah-daerah

disekitarnya.Sedangkan di saat-saat musim kemarau alur sungai mempunyai debit yang


sangat minim.Daerah-daerah disekitarnya kering, pertanian dan perkebunan kekurangan
air.Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakukan pengkajian ,
supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak menjadi masalah lagi.
Sehingga ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan dan pada saat musim
kemarau tidak terlalu kekurangan.
Salah satu pendekatan dalam pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah bangunan
penampung air di alur sungai tersebut, yaitu bendungan atau waduk. Bendungan atau waduk
tidak saja sebagai tampungan air pada saat musim hujan tetapi dapat dimanfaatkan untuk
tujuan lainnya.Tetapi dalam tahap perencanaannya perlu dilakukan studi-studi yang seksama

supaya didapat tujuan yang optimal.Perencanaan bendungan memerlukan berbagai jenis data,
baik data primer maupun data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait
misalnya peta topografi dapat diperoleh dari Jawatan Topografi Dinas Geodesi TNI-AD. Data
primer diperoleh dengan melakukan pengukuran, penyelidikan di lapangan dan analisa
dilaboratorium .Kelayakan pembangunan bendungan selalu ditinjau dari berbagai aspek, baik
kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan sosial bahkan secara politik . Sebelum
seluruh kegiatan survey dimulai, aspek-aspek terpenting yang mendorong timbulnya gagasan
pembangunan sebuah bendungan terlebih dahulu diketahui yang biasanya adalah:
a) Pentingnya existensi bendungan tersebut ditinjau dari segi-segi ekonomis maupun
social
b) Tujuan-tujuan pokok pembangunan dari bendungan
c) Fungsi pokok yang akan dibebankan pada calon bendungan
d) Perkiraan kemampuan teknis dari calon bendungan
Pembangunan bendungan adalah salah satu wujud dari usaha memenuhi kebutuhan air
dengan

cara membendung air . Kontruksi bendungan dibuat jika diperlukannya pembuatan

waduk . Bendungan merupakan bangunan yang dibangun melintang sungai yang bertujuan
untuk meninggikan muka air dan membuat tampungan air , yang lazim disebut dengan waduk
. Waduk adalah salah satu wujud dari usaha memenuhi kebutuhan air . Persediaan yang ada
diwaduk antara lain direncanakan untuk berbagai keperluan , bisa berfungsi tunggal ( single
purpose ) atau berfungsi lebih dari satu ( multi purpose ) .
Bendungan dibangun berdasarkan kebutuhan waduk , tempat dan besarnya waduk juga
ditentukan berdasarkan analisa ketersediaan dan kebutuhan air , selain itu waduk harus berada
sedekat mungkin dengan pemakai air . Jika letak waduk jauh dengan pemakai air , maka
diperlukan suatu saluran pembawa yang panjang , sehingga biaya pembuatan saluran
pembawa menjadi mahal.
Jarak pengguna air dan waduk yang terlalu jauh menyebabkan kurang efektifnya system
pembawa air tersebut , sepanjang saluran terjadi banyak kehilangan tinggi tekan air ,
kehilangan air terjadi karena adanya rembesan air , dan yang paling memprihatinkan
hilangnya air akibat pencurian air irigasi oleh petani petani yang sawahnya dekat dengan
saluran pembawa primer maupun cabang cabangnya . Maka , suatu kontruksi bendungan
harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memenuhi fungsinya dan tentunya bendungan
tersebut menjadi sangat aman .
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
a) Melalui observasi secara tidak langsung telah didapatkan beberapa data yang
digunakan untuk perencanaan awal pembangunan bendungan , seperti Kapasitas
Tampungan , Manfaat bendungan , Data Hidrologi (debit banjir) , Data Topografi ,
Data Mekanika Tanah dan Parameter desain Material Bendungan , dan lain lain .
b) Kekuatan stabilitas bendungan terhadap gempa , harus dapat menahan koefisien
gempa yang diberikan , yaitu sebesar ko : 0,281
c) Bendungan yang direncanakan harus dapat memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi
utama bendungan .
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusuna proposal desain rancangan bendungan Urugan
ini adalah :
a) Bagaimana cara menenentukan pilihan alternative yang tepat dan ideal bagi pembangunan
bendungan tersebut ?
b) Bagaimana rancangan bendungan Urugan yang Implementatif , inovatif , dan bernilai
Estetika ?
c) Bagaimana metode pelaksanaan kontruksi bendungan Urugan yang paling efisien dan
efektif ?
d) Berapakah biaya yang dibutuhkan dalam perancangan kontruksi bendungan urugan ini ?
1.4 Batasan Masalah
Dalam mendesain Bendungan Urugan ini , berdasarkan rumusan masalah di atas maka
dibutuhkan batasan masalah sebagai berikut :
a) Struktur Bendungan ini memakai bendungan Urugan sebagai jenis bendungan.
b) Dalam perancangan bendungan ini terdapat 3 alternatif lokasi untuk dibuat suatu
rancangan bendungan
c) Bendungan ini memiliki kapasitas rencana Tampungan aktif : 20.000.000,- m3
Tampungan mati: 1000.000,- m3
d) Bendungan ini memiliki data hidrologi ( debit banjir ) , data topografi ,data mekanika
tanah dan Parameter Desain Material Bendungan seperti yang sudah terlampir .
e) Pada tebing kiri dan kanan untuk masing masing alternative , kondisi geologi diasumsikan
telah memenuhi persyaratan untuk penempatan pondasi bangunan pelimpah mupun
bangunan pengambilan , dengan kedalaman tanah keras seperti pada penampang
melintang geologi as bendungan .
f) Besarnya koefisien gempa yang digunakan untuk perhitungan stabilitas adalah ko = 0,281
g) Referensi yang kami gunakan dalam membuat rancangan bendungan ini antara lain :
SNI Tata Cara Desain Tubuh Bendungan Tipe Urugan

Panduan Perencanaan Bendungan Urugan , Direktorat Jendral Pengairan ,

Departemen PU ,1999
Pedoman Pengendalian Rembesan Bendungan Urugan , Direktorat Jendral Sumber

Daya Air , Departemen PU , 2005


Pedoman Analisis Stabilitas Bendungan tipe Urugan akibat beban gempa ,

Departemen Permukiman dan prasarana wilayah , 2004


Pedoman Analisis Dinamik Bnedungan Urugan Direktorat Jendral Sumber Daya

Air Departemen PU, 2008


Dan Pedoman serta standart perencanaan bendungan yang lain yang berlaku di

Indonesia .
1.5 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal Perencanaan Bendungan Urugan ini
adalah :
a) Mampu menentukan 1 dari 3 alternatif yang sudah ditentukan agar dapat memilih
alternative mana yang lebih tepat dan idela dalam pembangunan bendungan tersebut .
b) Mampu merancang struktur bendungan urugan yang sesuai dengan tema Lomba Rancang
Bendungan Nasional , yaitu Bendungan Urugan yang Implementatif , Inovatif , dan
bernilai Estetika .
c) Mendapatkan metode pelaksanaan konstruksi bendungan Urugan yang paling efektif dan
efisien sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang berlaku dalam Lomba Rancang
Bendungan Nasional .
d) Memperoleh besarnya rencana anggaran biaya (RAB) dalam Perencanaan dan
Pembangunan konstruksi Bendungan Urugan.

Anda mungkin juga menyukai