PENDAHULUAN
70
per kilometer persegi. Daerah tingkat II yang terpadat penduduknya adalah Kotamadya Palangka Raya dengan kepadatan 47 jiwa
per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten
Barito Utara dengan kepadatan 5 jiwa per kilometer persegi.
Penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan berjumlah 245.545
jiwa atau 17,60 persen dari jumlah penduduk Propinsi Kalimantan
Tengah. Jumlah penduduk perkotaan di propinsi ini mengalami
peningkatan yang cukup berarti dengan rata-rata laju pertumbuhan
antara tahun 1971 dan 1990 sebesar 5,63 persen per tahun.
Pada tahun 1990 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) di
propinsi ini berjumlah 950.182 orang. Dari jumlah tersebut yang
masuk angkatan kerja sebanyak 602.920 orang dan angkatan kerja
yang bekerja berjumlah 593.150 orang. Dari seluruh angkatan
kerja yang bekerja tersebut, sebagian besar terserap di sektor
pertanian (62,5 persen). Sisanya terserap di berbagai sektor lain,
yaitu sektor industri (15,3 persen), dan jasa (22,2 persen).
Propinsi Kalimantan Tengah memiliki kekayaan budaya yang
beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, tradisi, seni, budaya,
dan bahasa. Masyarakat Kalimantan Tengah terdiri atas berbagai
suku, antara lain suku Dayak Ngaju, Manyaan, Dusun, Lawangan,
dan Ot Danum yang masing-masing memiliki kebudayaan dan adat
istiadatnya sendiri. Selain itu kota Palangka Raya sebagai ibukota
propinsi yang direncanakan dan dibangun oleh Pemerintah Indonesia mempunyai nilai historis. Penduduk propinsi ini sebagian besar
beragama Islam (65 persen), selebihnya beragama Hindu (17,7
persen), dan Kristen (16,2 persen).
Secara administratif, Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah
terdiri atas lima kabupaten daerah tingkat II, yaitu Kabupaten
Barito Utara, Barito Selatan, Kapuas, Kotawaringin Barat dan
Kotawaringin Tirnur, satu kotamadya daerah tingkat II, yakni
Kotamadya Palangka Raya, sebagai ibukota propinsi. Dalam
wilayah Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah terdapat 82 wilayah
kecamatan, serta 1.162 desa dan kelurahan.
71
73
ada
74
tahun 1993 jaringan irigasi yang ada telah mengairi sawah seluas
kurang lebih 199.000 hektare sehingga membantu peningkatan
dan menunjang produksi pertanian, sampai mencapai swasembada
beras.
Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani
oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah VI yang
meliputi Propinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Tengah, sampai dengan tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang 337 megawatt.
Investasi yang dilakukan Pemerintah di Kalimantan Tengah
melalui anggaran pembangunan yang dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN) menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Alokasi anggaran pembangunan yang berupa
dana bantuan pembangunan daerah (Inpres) dan dana sektoral
melalui daftar isian proyek (DIP) dalam Repelita IV dan V
berjumlah masing-masing Rp430 miliar dan Rp837 miliar.
Pendapatan asli daerah (PAD) juga menunjukkan peningkatan
yang cukup berarti, dengan rata-rata pertumbuhan selama Repelita
V sekitar 22,7 persen per tahun. Dalam masa itu PAD meningkat
dari Rp2.447,4 juta pada tahun 1989/90 menjadi Rp4.530,2 juta
pada tahun 1993/94. Peningkatan yang cukup berarti dari PAD
dan bantuan pembangunan daerah dari tahun ke tahun
mempengaruhi pula peningkatan belanja pembangunan dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kalimantan
Tengah. Pada tahun pertama Repelita V belanja pembangunan
daerah berjumlah Rp22.900,1 juta dan pada tahun terakhir Repelita
V meningkat menjadi Rp422.266 juta. Bagian terbesar dari
belanja pembangunan dipergunakan untuk sektor perhubungan.
Meskipun masih relatif kecil, investasi swasta telah
menunjukkan peningkatan. Gejala tersebut terlihat dari jumlah
proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang disetujui
Pemerintah selama PJP I, yaitu 88 proyek dengan nilai Rp104,8
75
77
78
79
2.
Kendala
Peluang
81
82
Sasaran
a.
Sasaran PJP II
83
Sasaran pembangunan ekonomi adalah tercapainya laju pertumbuhan PDRB nonmigas yang diperkirakan rata-rata sekitar 8,7
persen per tahun. Sasaran lainnya adalah meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana dasar ekonomi
terutama terciptanya sistem transportasi antarmoda yang mampu
meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi secara ekonomis;
meningkatnya peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam
pembangunan sehingga, dapat mendukung penciptaan lapangan
kerja; serta meningkatnya sumbangan daerah kepada ekonomi
nasional.
Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan gizi masyarakat diukur antara lain dari dua indikator
kesejahteraan sosial, yaitu bertambahnya usia harapan hidup
menjadi 72,8 tahun dan menurunnya angka kematian bayi menjadi
19 per seribu kelahiran hidup; menurunnya laju pertumbuhan
penduduk; dan telah mantapnya pemerataan dan peningkatan
kualitas pendidikan dasar dan kejuruan, serta terselesaikannya
pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Dalam PJP II masalah kemiskinan di daerah Kalimantan
Tengah berdasarkan kriteria yang sekarang digunakan telah
terselesaikan.
b.
Sasaran Repelita VI
84
85
Kebijaksanaan
86
88
89
91
92
Penanggulangan Kemiskinan
93
94
Pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya alam ditingkatkan untuk mendukung kegiatan pembangunan dan dilaksanakan
dengan memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan untuk
pembangunan yang berkelanjutan. Dalam rangka itu, ditingkatkan
kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan
pelestarian sumber daya alam yang berkelanjutan dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup, serta pengendalian pencemaran dan
kerusakan fungsi lingkungan hidup. Upaya pelestarian fungsi
hutan dan lingkungan pesisir; rehabilitasi hutan dan tanah kritis;
konservasi sungai, rawa, hutan bakau, dan hutan lindung; pelestarian flora dan fauna langka, serta pengembangan fungsi daerah
aliran sungai (DAS) ditingkatkan.
j.
95
V. PROGRAM PEMBANGUNAN
Dalam upaya mencapai sasaran dan melaksanakan berbagai
kebijaksanaan tersebut di atas, pembangunan Propinsi Daerah
Tingkat I Kalimantan Tengah dalam Repelita VI dilaksanakan
melalui beberapa program yang meliputi program peningkatan
kemampuan aparatur pemerintah daerah; peningkatan kemampuan
keuangan pemerintah daerah; peningkatan prasarana dan sarana
daerah; pengembangan usaha nasional; peningkatan produktivitas
dan kualitas tenaga kerja; penataan ruang daerah; pengembangan
kawasan andalan dan sektor unggulan; peningkatan kualitas
lingkungan hidup; peningkatan kesejahteraan masyarakat;
peningkatan peran serta masyarakat; percepatan penanggulangan
kemiskinan; dan pengelolaan pembangunan perkotaan; dengan
didukung berbagai program penunjang.
1.
Program Pokok
a.
perangkat
peraturan
4)
5)
98
b)
99
100
102
103
g.
b)
c)
104
105
pemantapan kawasan hutan produksi tetap dan penatagunaan kawasan hutan konservasi;
106
b)
c)
108
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
dan
beserta
109
110
111
Program Penunjang
113
TABEL 47 15
WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN, DAN JUMLAH PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN TENGAH
1990, 1993, DAN 1998
Perkiraan Jumlah Penduduk (ribu jiwa)
1993
Luas
Wilayah
(Km2)
Jumlah
Kecamat
an
Jumlah
Desa
Laki-laki
Wanita
Jumlah
Laki-laki
Wanita
Jumlah
Laki-laki
Wanita
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kabupaten
1990
1998
Jumlah
(13)
Kepadatan
Penduduk
1990
(jiwa/Km2)
(14)
Laju
Pertumbuhan
Penduduk
1990-1998
(15)
151.164
80
1.139
666,2
624,9
1.291,1
728,3
680,2
1.408,5
836,8
775,0
1.611,8
2,81
34.800,00
23
308
227,6
216,1
443,7
246,1
233,3
479,4
277,4
261,6
539,0
13
2,46
32.000,00
11
200
76,0
70,2
146,2
80,0
73,1
153,1
86,2
77,3
163,5
1,41
12.664,00
12
145
77,3
75,5
152,8
81,3
79,0
160,3
87,4
84,0
171,4
12
1,45
21.000,00
10
151
87,2
80,0
167,2
101,0
92,4
193,4
127,4
116,1
243,5
4,81
50.700,00
24
335
198,1
183,1
381,2
219,9
202,4
422,3
258,4
236,0
494,4
3,30
Kotamadya
2.400,00
18
58,8
54,9
113,7
68,9
64,9
133,8
88,5
84,8
173,3
47
5,41
6. Palangkaraya
2.400,00
18
58,8
54,9
113,7
68,9
64,9
133,8
88,5
84,8
173,3
47
5,41
153.564,00
82
1.162
725,0
679,8
1.404,8
797,2
745,1
1,542,3
925,3
859,8
1.785,1
3,04
1.
2.
3.
4.
5.
Kapuask
Barito Utara
Barito Selatan
Kotawaringin Barat
Kotawaringin Timur
Jumlah
Catatan:
Jumlah Penduduk tahun 1990,1993, dan 1998: Angka perkiraan (Sumber: BPS, 1994)
115