Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Konstruksi bangunan dimasa sekarang ini telah mengalami kemajuan dan
peningkatan yang pesat. Hal ini dilihat dengan semakin banyaknya bermunculan
perubahan dari segi pembangunan yang telah menuju kearah yang lebih baik.
Bidang konstruksi memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai
bidang. Seperti pada pembangunan yang dilakukan oleh PT Bangun Naluri Nusa
yang melakukan pembangunan proyek Komplek Krematorium Tanjung Morawa
Medan. Pada salah satu bangunan dalam proyek tersebut adalah bangunan vihara
yang memiliki konstruksi beton dan baja, gambar proyek tersebut dapat dilihat
pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Struktur Vihara Angsapura Tanjung Morawa

1
Universitas Sumatera Utara

Proyek pembangunan vihara tersebut pada struktur baloknya pada


perencanaan awal menggunakan balok beton bertulang kemudian diubah menjadi
menggunakan balok beton prategang. Balok beton prategang ini direncanakan
pada pertengahan berjalannya proyek pembangunan vihara tersebut. Awalnya
perencanaan balok vihara tersebut adalah balok beton bertulang namun karena
memperhitungkan dimensi dan bentang dari balok konvensional yang begitu besar
sehingga diambil alternatif pemilihan untuk menggunakan balok prategang yang
dapat mengurangi dimensi dari balok konvensional tersebut.
Hal inilah yang menyebabkan atau memotivasi penulis ingin mendesain
balok prategang pada bangunan. Sehingga dapat dilihat suatu perbandingan antara
balok konvensional dengan balok prategang.
Pada saat sekarang ini, sudah banyak struktur atau bangunan yang
menggunakan sistem prategang ( prestressed ). Tulangan yang digunakan sudah
digantikan dengan suatu kawat yang dinamakan tendon. Tendon dan beton mutu
tinggi ini mampu memikul beban yang sangat besar, sehingga ukuran dari bagian
penampang struktur dapat diperkecil.
Prategang pada dasarnya merupakan suatu beban yang menimbulkan
tegangan dalam awal sebelum pembebanan luar dengan besar dan distribusi
tertentu bekerja sehingga tegangan yang dihasilkan dari beban luar dilawan
sampai tingkat yang diiginkan. Gaya pratekan dihasilkan dengan menarik kabel
tendon mencapai gaya/tekanan yang direncanakan, tendon ditahan dengan angkur,
agar gaya tarik yang bekerja tidak mengalami kehilangan. Penarikan kabel tendon
dapat dilakukan baik sebelum dicor ( pre-tension) atau setelah mengeras ( posttension)

2
Universitas Sumatera Utara

Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan elastis. Beton


yang tidak mampu menahan tarikan dan kuat memikul tekanan umumnya dengan
baja mutu tinggi yang ditarik sedemikian rupa sehingga beban yang getas dapat
mimikul tegangan tarik. Dari konsep inilah lahir kriteria tidak ada tegangan tarik
pada beton, berarti tidak akan terjadi retak dan beton tidak merupakan bahan yang
getas lagi, melainkan berubah menjadi bahan yang elastis.

1.2 Perumusan Masalah


Proyek pembangunan vihara tersebut pada struktur baloknya pada
perencanaan awal menggunakan balok beton bertulang kemudian diubah menjadi
menggunakan balok beton prategang. Seperti yang diketahui bahwa bangunan
vihara ini menggunakan balok yang memiliki bentang yang cukup panjang
sehingga dalam perencanaannya menggunakan balok beton bertulang yang
mempunyai dimensi yang cukup besar sehingga menimbulkan berat sendiri yang
cukup besar pula, gambar tampang portal balok dapat dilihat di gambar 1.2 & 1.3 .
Oleh karena itu maka penulis ingin membandingkan penggunaan balok
tersebut dengan mendesain balok beton bertulang dan balok prategang. Setelah itu
maka dapat diketahui mana balok yang lebih efektif untuk digunakan.
Untuk mendesain ataupun melakukan perencanaan struktur balok tersebut,
maka hal yang pertama dilakukan adalah melakukan analisa struktur terhadap
komponen struktur tersebut. Setelah melakukan analisa struktur untuk mencari
gaya momen, lintang, normal harus dicari juga tegangan yang terjadi pada struktur
tersebut akibat adanya baja

prategang didalamnya setelah balok digantikan

dengan menggunakan beton prategang. Kemudian akan dilakukan perhitungan

3
Universitas Sumatera Utara

kehilangan tegangan pada komponen struktur balok kemudian diperoleh tegangan


efektif yang bekerja pada penampang.
A

14,75 m

30 m
5m
m

5m
m
Gambar 1.2 Portal Balok B 1

14,75 m

22 m
5m
m

4 m
m

4 m
m

5m
m

Gambar 1.3 Portal Balok B 2

4
Universitas Sumatera Utara

Potongan Balok Beton Bertulang

Pot A - A

Pot B - B

Pot C - C

Potongan Balok Beton Prategang

Pot A - A

Pot C - C

Pot B - B
Gambar 1.4 Detail Potongan Balok B 1

Potongan Balok Beton Bertulang

Pot D - D

Pot E - E

Pot F - F

Potongan Balok Beton Prategang

Pot E - E
Pot D - D

Pot F - F
Gambar 1.5 Detail Potongan Balok B 2

5
Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini antara
lain:
1. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mendesain secara benar dan
ekonomis komponen struktur balok beton prategang sebagai alternatif
pengganti balok beton bertulang yang telah direncanakan sebelumnya.
Perencanaan balok beton prategang dilakukan mulai dari perencanaan
betonnya hingga baja prategangnya. semua akan didesain dengan
menggunakan ketentuan dan peraturan yang ada.

2. Agar mahasiswa dapat merencanakan dan mendesain balok beton


prategang
3. Agar

dapat

membandingkan

cara

perhitungan,

serta

efisiensi

penggunaan beton prategang dengan beton konvensional.


4. Tujuan lain adalah membuka wawasan kepada masyarakat, khususnya
kaum intelektual seperti mahasiswa,

maupun para kontraktor

bangunan bahwa beton prategang dapat dijadikan alternative pengganti


beton bertulang
Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Pihak-pihak atau mahasiswa yang membahas hal yang sama.
2. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dan mempelajari hal yang
dibahas pada laporan tugas akhir ini.

6
Universitas Sumatera Utara

1.4 Pembatasan masalah

Karena luasnya cakupan masalah dalam pembahasan tugas akhir


ini maka penulis membuat beberapa batasan masalah yang sesuai dengan tingkat
pendidikan penulis. Pada penulisan tugas akhir ini, batasan-batasan yang
digunakan adalah :

1. Perencanaan balok beton bertulang hanya untuk balok B-1 dan Balok B-2
Perencanaan dilakukan mulai dari perencanaan beton dan tulangan utama,
tulangan geser, tulangan Torsi .
2. Perencanaan balok beton prategang hanya untuk balok B-1 dan Balok B-2
Perencanaan dilakukan mulai dari perencanaan beton, tendon, tulangan
non-prategang, tulangan geser.
3. Dimensi dan Mutu beton (fc) dari beton ini akan direncanakan sesuai
dengan data dari lapangan.
4. tampang balok yang didesain adalah tampang persegi panjang yang
ditentukan sesuai dengan keadaan di lapangan
5. Untuk perhitungan keseluruhan beban baik beban hidup maupun beban
mati dalam struktur serta kombinasi pembebanan akan menggunakan
peraturan SNI 2002.

7
Universitas Sumatera Utara

1.5 Metodologi Penulisan


Dalam penyusunan tugas akhir ini penulisan meggunakan beberapa
metode penulisan, diantaranya:
1. Metode Studi literatur, yaitu mencari acuan dan petunjuk sebagai bahan
masukan dari referensi buku buku yang berhubungan dengan
perencanaan balok beton ditambah dengan bantuan program komputer
untuk menambah ketelitian proses perhitungan
2. Metode Studi Kasus, yaitu mengumpulkan data data yang ada
dilapangan dan melihat langsung kondisi yang terjadi dilapangan.
3. Metode Studi Bimbingan, yaitu mengadakan konsultasi dengan dosen
pembimbing tugas akhir yang memegang peranan penting dalam penulisan
tugas akhir ini.

1.6 Sistematika Penulisan


Tugas akhir ini secara garis besar terdiri dari 4 (empat) Bab yang masingmasing memiliki sub Bab.
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I

: Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan, Pembatasan


Masalah, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.

BAB II

: Tinjauan pustaka

BAB III

: Studi kasus & Pembahasan

BAB IV

: Kesimpulan dan Saran

8
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai