Anda di halaman 1dari 2

Traveler Tak Perlu Cemaskan Penghapusan Tiket Pesawat Murah

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian traveler cenderung mencari sederet keperluan
saat travelingdengan harga murah. Tak terkecuali urusan transportasi, yang biasanya menjadi
komponen pengeluaran dan pertimbangan yang penting saat traveling.
Baru-baru ini, setelah Kemenhub mewacanakan untuk menghapus tiket pesawat murah atau yang dikenal
denganlow cost carrier, timbul kegelisahan bagi sebagian traveler karena selain pilihan moda
transportasi semakin sedikit, aktivitas traveling ke tempat-tempat yang indah di berbagai penjuru
negeripun dikhawatirkan akan berkurang.
Terlepas dari pro-kontra tentang kebijakan ini, Kemenhub sudah hampir dipastikan akan menetapkan
dan memberlakukan penghapusan tiket pesawat dengan harga murah. Kebijakan ini diindikasikan cukup
berdampak bagi penurunan intensitas traveling menggunakan pesawat.
Lalu bagaimana kita mengakali agar aktivitas traveling tetap lancar terkait kebijakan tersebut?
Yang utama adalah pertanyakan kembali apa tujuan traveling yang akan dilakukan. Jika
tujuan traveling untuk melepas kejenuhan dan keluar dari rutinitas, sebenarnya traveler tak harus pergi
jauh-jauh. Coba amati lingkungan sekitar, sudahkah semua obyek wisata di sekitar kita telah dikunjungi?
Masih adakah tempat eksotis yang mendamaikan pikiran tapi belum ter-expose atau bahkan terkelola
dengan baik? Mungkin ini menjadi peluang bagi kita untuk lebih teliti dengan daerah yang kita tinggali
dan kesempatan untuk mempromosikan bahkan mengkritisi tempat wisata di sekitar kita.
Berikutnya, traveler sebenarnya tak perlu terlalu mendewakan lokasi dengan landscape mempesona yang
biasanya berada di daerah-daerah yang jangkauannya relatif jauh. Traveler bisa memaksimalkan
perjalanan sosial atausocio-traveling. Untuk melakukan aktivitas ini, traveler dapat berkunjung ke
fasilitas publik yang relatif mudah dijumpai. Dapatkan berbagai sudut pandang tentang kehidupan dan
kondisi sosial di pasar, terminal, pelabuhan, alun-alun, atau bahkan di tepi jalan. Bercengkeramalah
dengan masyarakat sesuai aktivitas yang dilakukan mereka. Bisa jadi tempat-tempat tersebut kita lewati
setiap hari, tapi mungkin ada orang-orang menarik yang bisa kita amati lebih rinci dan punya sisi
menarik jika kita datangi.
Selain itu, traveler juga sebaiknya cerdas dalam mengeksplorasi sarana transportasi lainnya, masih ada
kapal laut, bus, atau kereta api yang sebenarnya juga punya sisi unik saat kita menaikinya. Beberapa jenis
transportasi yang identik dengan masyarakat biasa tersebut sudah mulai berbenah, yang juga menarik
untuk diulas dan dikupas. Kemudian jangan lupa untuk berinteraksi dengan penumpang lainnya.
Mungkin saja saat kita bertegur sapa bisa mendapat kenalan dengan hobi yang sama lalu beranjak ke
kegiatan positif berikutnya.
Selanjutnya, kalau aktivitas traveling yang akan dilakukan memang harus menggunakan pesawat, ya
menabung dulu demi menebus harga tiket yang melambung. Menabung untuk traveling memang cara
'tradisional' yang agak menantang. Tapi dengan uang tabungan, semoga traveling yang dilakukan tidak
asal-asalan.

Contohnya ya yang saya alami sendiri, sewaktu bolak-balik Lombok 10-an kali dengan gratis, rasanya
biasa saja dibanding ke Pacitan dengan biaya sendiri. Karena dana yang terkumpul adalah hasil jerih
payah, alhasil saat traveling cenderung lebih dimanfaatkan untuk aktivitas yang berarti.
Yang terakhir adalah tentang keamanan saat kita traveling. Sebagus apapun suatu destinasi wisata, kalau
perasaan aman tidak ada rasanya pasti mengecewakan bahkan menakutkan. Pertanyaannya,
pilih traveling aman dan selamat atau berantakan?
Salah satu tujuan traveling adalah untuk menyegarkan pikiran, tetapi kalau yang dialami
saat traveling malah membuat susah bahkan mengancam nyawa, masih mau melakukannya?
Bagi saya sendiri, traveling bukan sekedar aktivitas raga, tapi tentang proses jiwa. Dan saya yakin orangorang yang berjiwa traveler selalu punya cara menjawab kegelisahan jiwanya.
_________________________
Klik tulisan lainnya:
Kisah Sang Penjaga Makam Raja
Menjemput Kedamaian di Bukit Bintang
Gerakan Ibu Desa: Mari Kembalikan Aset Desa dari Ibu Kota!
Beramal Sambil Berpetualang, Mengapa Tidak?

Anda mungkin juga menyukai