Peran Amerika Serikat Dalam Menyebabkan Krisis Finansial Global Dan Dampaknya Pada Berbagai Negara Di Dunia
Peran Amerika Serikat Dalam Menyebabkan Krisis Finansial Global Dan Dampaknya Pada Berbagai Negara Di Dunia
Pendahuluan
Krisis finansial yang berlangsung sejak tahun 2007 adalah bukti yang
menunjukkan kelemahan dari sistem ekonomi global. Hubungan global
mengakibatkan adanya peningkatan ketergantungan ekonomi antara negaranegara di dunia yang memfasilitasi penyebaran krisis finansial. Krisis finansial di
Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki pengaruh yang besar dalam
perekonmian
dunia,
berkembang
menjadi
krisis
finansial
global
yang
Berdasarkan
konferensi
PBB
tentang
laporan
perdagangan
dan
pembangunan, jaringan dunia ketiga mencatat bahwa dampak dari krisis yang
terjadi dapat mempengaruhi seluruh dunia, terutama pada negara-negara
berkembang yang bergantung pada komoditas impor atau ekspor. Kenaikkan
harga pangan serta pengaruh dari ketidakstabilan finansial dan ketidakpastian di
negara-negara industri mengalami efek yang berkelanjutan. Biaya bahan bakar
menjadi tinggi, melonjaknya harga komoditas, dan munculnya kekhawatiran akan
resesi global yang mengkhawatirkan banyak analis dari negara berkembang.
Negara-negara di Asia semakin khawatir terhadap kondisi yang sedang
berlangsung di dunia bagian barat. Sejumlah negara mendesak Amerika Serikat
untuk memberikan jaminan yang kuat, salah satunya dengan melakukan
penjaminan untuk menyelamatkan perekonomian Amerika Serikat dengan harapan
akan menghasilkan efek domino untuk meyakinkan investor asing untuk
berinvestasi kembali.
Namun terlepas dari krisis yang melanda Amerika Serikat dan Eropa,
banyak kalangan yang percaya bahwa dalam beberapa hal Asia cukup terpisah
dari sistem keuangan barat. Sebagai contoh, Asia tidak mengalami krisis Kredit
Pemilikan Rumah seperti yang banyak terjadi di negara-negara barat. Banyak
negara di Asia mengalami pertumbuhan yang cepat dan tingkat pendapatan yang
terus meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadinya investasi dalam jumlah yang
besar oleh investor di Asia pada negara-negara barat. Krisis ini telah menunjukkan
bahwa dalam dunia yang saling terhubung akan selalu ada efek yang berkaitan
antara satu sama lainnya, dan sebagai hasilnya Asia telah memiliki daya tahan
yang lebih kuat terhadap masalah-masalah yang datang dari barat.
India dan Cina adalah dua negara Asia dengan daya tahan yang kuat dan
yang mengalami pertumbuhan tercepat setelah Jepang sebagai negara dengan
perekonomian terbesar di Asia. Dari tahun 2007 hingga 2008, perekonomian India
tumbuh sebesar sembilan persen. Sebagian besar didorong oleh pasar domestik.
Namun, hal tersebut belum cukup untuk melindungi India dari dampak krisis
finansial global. Sama seperti India, Cina juga mengalami penurunan yang tajam
dan pertumbuhannya diperkirakan akan melambat menjadi delapan persen.
Meskipun angka tersebut masih merupakan angka pertumbuhan yang baik dalam
kondisi normal. Namun, Cina juga mengalami krisis yang semakin berkembang
dari semakin tingginya tingkat pengangguran. Kekhawatiran Cina atas
perekonomiannya, menjadikannya semakin mendorong perusahaan-perusaan
dalam negerinya untuk lebih banyak lagi berinvestasi ke luar negeri, dengan
harapan untuk mengurangi tekanan terhadap mata uangnya, Yuan .
Cina juga terus menyuarakan keluhannya di mana dunia masih
mengandalkan sebagian besar cadangannya
menyerukan agar dolar diganti dengan mata uang cadangan dunia yang dijalankan
oleh IMF. Namun, Amerika Serikat tetap berusaha mempertahankan dolar sebagai
cadangan mata uang global, di mana seperti yang sudah diduga sebelumnya
bahwa dolar menjadi salah satu sumber utama dari dominasi ekonomi globalnya.
Terlepas dari apakah perubahan seperti ini dapat terwujudkan di masa yang akan
datang, akan sangat besar kemungkinannya bahwa Amerika Serikat dan sekutunya
akan menentang gagasan tersebut.
macet dari investor. Langkah berikutnya yang diambil Bank Sentral adalah
menurunkan suku bunga 0,5 persen menjadi 1,5 persen. Hal tersebut dilakukan
agar dana-dana masyarakat tidak mengendap di bank dan bisa menggerakkan
sektor riil. Selain itu, pemerintah juga berjanji membeli surat berharga jangka
pendek sebesar 900 miliar dolar. Adapun Bank Sentral Amerika juga mengumumkan rencana radikal untuk menutup sejumlah besar utang jangka pendek yang
bertujuan menciptakan terobosan dalam kemacetan kredit yang mengakibatkan
krisis finansial global (Shah, 2010:1).
Merespons krisis finansial global, umumnya bank sentral di berbagai
negara memangkas suku bunga. Sebagian besar negara menjamin penuh seluruh
dana masyarakatnya.
Sementara itu, di sektor pasar saham, guna menghindari berbagai transaksi
dan penurunan harga saham yang terjadi karena irasionalitas pemodal. Kebanyakan otoritas di berbagai negara melakukan pendekatan komprehensif, sistematis,
dan serius untuk memastikan sektor tersebut tidak jauh terpuruk melalui berbagai
instrumen kebijakan moneter dan yang sejenisnya.
Lembaga
keuangan Amerika
yang
memberikan
peringkat
kredit
Sebagian besar negara di kawasan Asia Pasifik, pada dasarnya dapat mengatasi
dampak krisis finansial global, karena tingginya prospek pertumbuhan ekonomi di
kawasan secara keseluruhan, kapasitas kebijakan fiskal dan moneter untuk
memitigasi efek buruk resesi, dan solidnya dukungan dana bagi negara-negara
yang kurang maju.
Simpulan
Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar
bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu
negara ke negara lain dengan regulasi moneter tiap negara yang beragam.
Akibatnya setiap negara memiliki risiko terkena dampak krisis.
Penanganan dampak krisis membutuhkan regulasi yang cepat dan tepat. Di
setiap negara cara penanganannya dapat dipastikan akan berbeda, sebagaimana
dampak krisis ekonomi yang juga berbeda. Secara umum, negara yang paling
rentan terhadap dampak krisis adalah negara yang fundamental ekonomi domestiknya tidak kuat. Lemahnya fundamental ekonomi sebuah negara dapat
disebabkan oleh kebijakan yang tidak tepat. Salah satunya berkaitan dengan posisi
bank sentral yang memiliki kewajiban mengatur kebijakan moneter. Bank sentral
tentu akan memiliki kekuatan intervensi dalam mengatasi berbagai permasalahan
ekonomi, misalnya kredit macet ataupun gelembung subprime.
Krisis finansial global yang bermula dari krisis kredit perumahan di
Amerika Serikat memang membawa implikasi pada kondisi ekonomi global
secara menyeluruh. Hampir di setiap negara, baik di kawasan Amerika, Eropa,
maupun Asia Pasifik, merasakan dampak dari krisis finansial global tersebut.
Dampak tersebut terjadi karena tiga permasalahan, yaitu adanya investasi
langsung, investasi tidak langsung, dan perdagangan.
Dalam menghadapi krisis finansial dan resesi ekonomi global, memang
dibutuhkan ketenangan semua pihak agar dapat senantiasa berpikir rasional untuk
mencari solusi yang terbaik. Partisipasi dan peran serta semua pihak dalam
mengatasi dampak krisis finansial global mutlak dibutuhkan meskipun tidak
seluruh masalah berada di jangkauan wilayah kebijakan dan wewenang
pemerintah.
Daftar Pustaka
Anup.
11
Desember
2010.
Global
Financial
http://www.globalissues.org/article/768/global-financial-crisis,
Crisis.
diunduh