Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sepeda motor merupakan gabungan komponen-komponen yang jumlahnya dapat mencapai
lebih dari seribu bagian. Semua bekerja saling mendukung dan terpadu, sehingga dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang perancang dalam
merancang suatu komponen dari sepeda motor antara lain yaitu menyesuaikan suatu komponen
sesuai fungsi sebenarnya, faktor keamanan dari komponen yang direncanakan, efisiensi serta faktor
biaya.Sepeda motor bisa berjalan dengan sempurna apabila semua komponen-komponennya dalam
keadaan baik. Termasuk komponen-komponen yang penting pada sebuah sepeda motor adalah roda,
ban dan rantai.
Roda sepeda motor terdiri dari roda depan dan roda belakang. Roda depan berguna untuk
menahan beban kemudi, menjaga keseimbangan kendaraan saat berjalan, mencari jalan dan
mengurangi kecepatan. Roda belakang berguna untuk menahan beban, mendorong kendaraan dan
mengurangi kecepatan. Di dalam roda belakang terdapat poros atau as yang merupakan salah satu
komponen terpenting dalam sebuah sepeda motor. komponen ini termasuk dalam sistem pemindah
daya yang berfungsi untuk menopang bantalan pada roda belakang sehingga dapat berputar dengan
lancar.
Poros atau as roda belakang sepeda motor tergolong dalam poros tetap yang berfungsi untuk
menopang komponen yang berputar. Komponen ini harus memiliki dimensi yang cukup agar dapat
menopang beban-beban yang dikenakan padanya, dan seharusnya mempunyai bobot yang ringan
agar tidak menimbulkan beban tambahan bagi komponen-komponen terkait lainnya. Oleh karena itu,

dalam perancangan poros roda belakang diperlukan perhitungan yang teliti dan pemilihan bahan
poros yang sesuai supaya poros berfungsi dengan baik.
1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan tugas elemen mesin 1 ini adalah:
1. Merancang ulang poros roda belakang sepeda motor yamaha vixion 2012.
2. Menentukan bahan material poros.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar tugas elemen mesin 1 ini lebih terarah dan jelas, perlu adanya pembatasan masalah sebagai
berikut :
1. Menganalisis kekuatan material pada beban maksimal satu orang pengendara.
2. Poros yang dianalisa adalah motor yamaha vixion 2012.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang diterapkan untuk menyajikan gambaran singkat mengenai perancangan
poros roda belakang, sehingga akan memperoleh gambaran yang jelas dari perancangan poros roda
belakang. Sistematika penulisannya sebagai berikut :
A. BAGIAN PEMBUKA
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
B. BAGIAN ISI
Bab I Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang
Tujuan
Pembatasan Masalah
Sistematika Penulisan

Bab II Tinjauan Pustaka


2.1 Poros
2.2 Macam-macam Poros
2.3 Hal-hal yang Terpenting dalam Perencanaan Poros
2

2.4 Poros dengan Beban Lentur Murni


2.5 Perencanan Perancangan Poros Roda Belakang
Bab III Perhitungan
3.1 Perhitungan
Bab IV Analisa
4.1 Analisa
Bab V Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
C. BAGIAN PENUNJANG
Bab VI Daftar Pustaka

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari mesin. Hampir semua mesin meneruskan
tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
2.2 Macam-Macam Poros
3

Poros untuk meneruskan daya diklasifiksikan menurut pembebananya sebagai berikut.


1.Poros transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan
kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sproket rantai.

2. Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah
depormasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

3. Gandar
Gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana, tidak mendapat
beban puntir. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula
dimana akan mengalami beban puntir juga.

Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros engkol sebagai
poros utama dari mesin torak, dll., poros luwes untuk tranmisi daya kecil agar terdapat kebebasan
bagi perubahan arah, dan lain-lain.

2.3 Hal-Hal Terpenting dalam Perencanaan Poros


Untuk merencanakan poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.
1. Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara
puntir dan lentur. Juga ada poros yangmendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros balingbaling kapal atau turbin.
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros
bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus
direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
2. Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan dan defleksi
puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas)
atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
3. Putaran kritis
5

Bila Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu
sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros
dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak
dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitas dan poros
mesin yang sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
5. Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi mesin, sedangkan
untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya
dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa
diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom molybdenum. Poros untuk mesin
umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin
(disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di kill ( baja yang dioksidasikan dengan ferro
silikon dan di cor, kadar karbon terjamin). (Sularso, 1997 :2).
2.4 Poros dengan Beban Lentur Murni
Jika beban pada satu gandar didapatkan sebagai dari berat kendaraan dengan muatan
maksimum dikurangi berat gandar dan roda, maka besarnya momen lentur M (N-m) yang terjadi
pada dudukan roda dapat dihitung. Dari bahan yang dipilih dapat ditentukan tegangan lentur
yang diizinkan a (N/m). Momen tahanan lentur dari poros dengan diameter ds (m) diperoleh dari :

M1
M1
10.2 M 1
=
=
Z

ds 3
ds
32

( )

ds=

Dimana

10,2
M1
a

1/3

= tegangan lentur yang diizinkan (N/m)

M = besarnya momen lentur (N-m)


d

= diameter poros (m)


Dalam kenyataan, gandar tidak hanya mendapat beban statis saja melainkan juga beban dinamis.

Jika perhitungan ds dilakukan sekedar untuk mencakup beban dinamis secara sederhana saja,
maka dalam persamaan diatas dapat diambil faktor keamanan yang lebih besar untuk menentukan
a. Suatu gandar yang digerakkan oleh suatu penggerak mula juga mendapat beban
puntir. Namun demikian gandar ini dapat diperlakukan sebagai poros pengikut dengan jalan
mengalikan ketiga momen tersebut diatas (yang ditimbulkan oleh gaya-gaya statis, vertikal dan
horizontal) dengan faktor tambahan.
2.5 Perencanaan Peracangan Poros Roda Belakang
Poros yang akan di rancang adalah poros roda belakang sepeda motor yamaha vixion 2012.
Poros roda belakang pada motor yamaha vixion 2012 termasuk pada poros yang dikenai beban
momen lentur murni, dikarenakan poros tersebut hanya berfungsi sebagai penompang dan tidak ikut
berputar bersama roda belakang. Dimensi poros roda belakang sepeda motor yamaha vixion 2012
mempunyai diameternya 15mm, dalam perencanaan perancangan poros ini akan di sesuaikan dengan
dimensi poros roda belakang motor yamaha vixion 2012.
BAB III
PERHITUNGAN

2.1 Perhitungan
Poros yang akan dirancang adalah poros roda belakang sepeda motor yamaha vixion 2012.
Perhitungan perencanaan poros yang dikenai beban lentur murni di dapat dari rumus-rumus dari
JIS E4501, sedangkan arti lambang-lambangnya dapat dilihat di dalam diagram aliran.
M1 = ( j g ) W/4
M2 = v M1
P = L W
7

Q0 = P(h/j)
R0 = P(h + r)/g
M3 = Pr + Q0(a + l) R0[(a + l) (j g)/2]

ds

n=

10,2
m ( M 1+ M 2 + M 3 )
wb

1
3

10,2 m(M 1+ M 2 + M 3 )
d s3

wb
b

Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban lentur murni


START
b
a

1.

Beban statis pada satu gandar W (kg)


Jarak telapak roda g (mm)
Tinggi titik berat H (mm)
Kecepatan kerja maks. V (km/h)
Jari jari telapak roda r (mm)

9.

Diameter tumpuan roda ds


(mm)

10. Teganagan lentur pada


tumpuan roda di sebelah
2. Momen pada tumpuan roda karena
beban statis M1 (kg mm)

3.

tambahan karena
[ Bebangetaran
]
vertikal

[ Beban statis ]

dalam naf roda

(kg

11. Faktor keamanan kelelahan


n
12. n : 1

= v
<

4. Momen pada tumpuan roda karena


gaya vertical tambahan M2 (kg mm)

5.

. Jarak dari tengah bantalan ke


ujung luar naf roda a (mm)
Panjang naf roda l (mm)

6.

Beban horizontal P (kg mm)


Beban pada bantalan karena beban
horizontal Q0 (kg)
Beban pada tela[ak roda karena
beban horizontal R0 (kg)

7.

12. Diametertumpuan roda ds


(mm)
Bahan poros
Perlakuan panas

STOP

END
Momen lentur pada naf tumpuan
roda sebelah dalam karena beban
horizontal M3 (kg mm)
b

8.

Macam, pemakaian, bahan, perlakuan


panas dari roda. Tegangan lentur
yang di ijinkan menurut macam roda

wb

(kg mm), Faktor tambahan

menurut roda m

Data yang di dapat dari analisa poros roda belakang motor yamaha vixion 2012 antara lain:
W = 109.2 kg, W merupakan beban statis pada satu poros. Nilai tersebut di dapat dari
perhitungan beban motor dengan pengendara satu orang adalah 200 kg, beban yang di terima roda
depan 45,4% x 200kg = 90,80 kg dan beban yang diterima roda belakang 54,6%x 200kg = 109,2kg.
J = 230,7 mm, j merupakan jarak antara arm motor roda belakang.

g = 70

mm, g merupakan jarak antara

bantalan.

v = 120 km/h, v merupakam kecepatan maksimum motor yamaha vixion

h = 406,74 mm, h merupakan tinggi titik berat di dapat dari perhitungan

h
X1 590,2mm

709,8mm

X2

Jarak antara sumbu poros roda belakang dengan roda depan adalah 1300mm.Untuk
menghitung jarak titik berat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
( beban rodabelakang . X 1 ) +(beban roda depan . X 2)
Titik berat =
total berat motor

Titik berat =

( 109,2 x 0 )+(90,80 x 1300)


200

= 590,2 mm

Maka di dapat jarak dari roda belakang ke titik berat 590,2 mm (F) dan jarak dari roda depan ke titik
berat 1300mm 590,2 = 709,8 mm (R) . Dalam mengitung tinggi titik berat sepeda motor roda
depan diangkat sampai posisi 15 derajat. Adapun sketsa perhitungan nya dapat dilihat di gambar
dibawah ini:

10

F
DC
A

LF

Wt

WR

B
LR

WF
MA = 0 ;
WR (LF + LR )- Wt .Lf = 0
Wt.LF = W . L cos
R

LF = AB CD
= F cos (H-R) sin
Wt ( F cos (H-R) sin ) = WR. L cos
W .L cos = Wt.F cos Wt (H-R) sin
R

Wt (H-R) sin = Wt . F cos WR. L cos


= (Wt . F W . L) cos
R

( Wt . FW R . L ) cos
'

Wt sin

Wt . FW R . L
=
Wt
'

cotg
11

LF = 542,5 mm
Wt . LF '

WR = L. cos

200 kg x 542,5 mm
1300 mm x cos 15

Wt . FW R . L
Wt
'

H-R =

= 86,40 kg

cotg

( 200 kg x 590,2 mm )(86,40 kg x 1300 mm)


200 kg

x cotg 15o= 106,74 mm

Jadi tinggi titik berat = jari-jari roda + H-R


= 300 mm + 106,74mm
= 406,74 mm
Untuk perhitungan perencanaan poros dengan beban lentur murni penyelesaiannya sebagai
berikut :
1. M1 = ( j g ) W/4
M1 = (230,7 mm 70 mm)/4 x 109.2 kg = 4,38711 x 103 kg mm
2. v = 0,5
, l = 0,4. Nilai tersebut di dapat karena kecepatan kerja maksimal motor
yamaha vixion 2012 120-140 km/jam. Lihat tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kecepatan Kerja maksimal (km/jam)
<120

v
0,4

L
0,3

120-160

0,5

0,4

160-190

0,6

0,4

190-210

0,7

0,5

3. M2 = v x M1 = 0,5 x 4,38711 x 103 kg mm = 2.193555 x 103 kg mm.


4. a = 65,4 mm , l = 59,9 mm di dapat dari pengukuran
gambar menentukan l
gambar menentukan a

12

5. P = L W,
P = 0,4 x 109,2 kg = 43,68 kg
Q0 = P(h/j),
Q0 = 43,68 kg x 406,74 mm = 76,87 kg
230,7 mm
R0 = P(h + r)/g
R0 = 43,68 kg x (406,74 + 300 mm) = 440,2 kg
70
6. M3 = Pr + Q0(a + l) R0[(a + l) (j g)/2]
M3 = (43,68 kg x 300 mm) + 76,87 x(65,4 mm + 59,9 mm) 440,2 kg x (65,4 mm + 59,9
mm ((230,7 mm70 mm)/2) = 22735,811 kg mm 19786,99 kg mm = 2,948821 x 103 kg
mm

7. Karena perencanaan poros menggunakan bahan baja karbon S45C, maka tegangan lentur
yang di ijinkan adalah 30 kg/mm2 lihat tabel 3.2. Rumus menentukan diameter poros
tumpuan :

ds

10,2
m ( M 1+ M 2 + M 3 )
wb

Tabel 3.2

13

1
3

Kelompok bahan

Besi Cor

Baja Cor

Baja karbon untuk


konstruksi mesin

Baja paduan
dengan pengerasan
kulit
Baja Chrom nikel

Perunggu
logam delta
Perunggu phospor
Perunggu nikel
Dammar phenol

Lambang
bahan

Kekuatan
Kekerasan
tarik
HB
2
B Kg / mm (Brinell)

FC 15
FC 20
FC 25
FC 30
SC 42
SC 46
SC 49
S25C
S35C
S45C
S 15 CK

15
20
25
30
42
46
49
45
52
58
50

SNC 21
SNC 22

80
100

SNC 1
SNC 2
SNC 3

75
85
95
18
35 -60
19 -30
64 -90

140 160
160 -180
180 240
190 - 240
140
160
190
123 183
149 207
167 - 229
400 (dicelip
dingin dalam
minyak)
600 (dicelup
dingin dalam
air)
212 225
248 302
269 -321
85
70 -100
180 - 260

Tegangan Lentur yang


diizinkan

a Kg / mm 2
7
9
11
13
12
19
20
21
26
30
3C

35 40
40- 55
35 -40
40 60
40 60
5
10 -20
57
20 33-5

dan nilai m = 1,karena poros roda belakang termasuk poros pengikut lihat tabel 3.3
Tabel 3.3 Faktor tambahan tegangan pada gandar.

Pemakaian Gandar

14

Gandar pengikut ( tidak termasuk gandar dengan rem

1,0

cakram)

1,1-1,2

Gandar yang di gerakkan; di tumpu pada ujungnya

1,1-1,2

Gandar yang di gerakkan; lenturan silang

1,2-1,3

Gandar yang di gerakkan; lenturan terbuka


Sehingga di dapat diameter poros tumpuan,
ds [10,2 x 1 x ( 4,,38711 + 2,19555 + 2,948821) x 10 3 kg mm]1/3 = 14,79 mm
15 mm
30

8.

10,2 m( M 1+ M 2 + M 3 )
d s3

b 10,2 x 1 x ( 4,38711+ 2,19555 + 2,948821) x 10 3 kg mm = 28.80

9. n =

30
28.80

153
= 1,04 baik. Dikatakan baik karena n 1 artinya tegangan yang terjadi

sebesar 28,80 kg/mm2 tidak melebihi tegangan yang di ijinkan sebesar 30 kg/mm2.
10. Jadi ditentukan ds = 15 mm, baja carbon S45C

BAB IV
ANALISA

4.1 Analisa
15

Dari hasil perhitungan di dapat ukuran diameter poros 14,79 mm. Hasil perhitungan tersebut
tidak beda jauh dari hasil pengukuran manual terhadap diameter poros roda belakang sepeda motor
yamaha vixion 2012 sebesar 15mm. Perancangan poros dari hasil perhitungan diameternya
dibulatkan menjadi 15 mm dan bahan yang di dipilih baja karbon S45C. Pemilihan bahan tersebut
dikarenakan tegangan yang di ijinkan 30 kg/mm2 menghasilkan diameter lebih efisien dibandingkan
dengan bahan baja karbon lainnya dan tegangan yang terjadi yang terjadi lebih kecil dibandingkan
dengan tegangan yang di ijinkan yaitu sebesar 28,80 kg/mm2.

BAB V
KESIMPULAN

16

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan poros roda belakang motor yamaha vixion dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan didapat nilai:
M1 = 4,38711 x 103 kg mm.
M2 = 2,193555 x 103 kg mm.
M3 = 2,948821 x 103 kg mm.
Dalam perhitungan di peroleh diameter poros 14,79 mm dibulatkan menjadi 15 mm dan
tegangan yang terjadi sebesar 28,80 kg/mm 2. Bahan yang dipakai baja karbon S45C
dengan tegangan ijin sebesar 30 kg/mm2.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

http://fteknikindustri.blogspot.com/2011/11/elemen-mesin-poros.html, 10 mei 2014.

17

Sularso dan Kiyokatsu Suga (1994). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya Paramita.

18

Anda mungkin juga menyukai