Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam rangka penyusunan Laporan/Neraca konsolidasi pada pada dasarnya
pengertian terhadap metode dan prosedur pencatatan Investasi Saham adalah penting. Hal ini
berhubungan erat dengan sifat dan dasar dari titik tolak untuk eliminasi yang diperlukan
terhadap pos-pos/rekening-rekening yang timbal balik diantara perusahaan induk dan
perusahaan anak. Akan tetapi terlepas dari metode pencatatan yang digunakan terhadap
investasi saham pada perusahaan anak, pada pokoknya penyusunan laporan/neraca
konsolidasi didasarkan atas suatu pandangan bahwa perusahaan induk dan perusahaanperusahaan anaknya merupakan satu-kesatuan ekonomi.
Prosedur pencatatan investasi saham dapat dipakai salah satu dari dua metode yaitu:
pertama, perusahaan induk dapat mengakui dan mencatat setiap perubahan (perkembangan)
yang terjadi terhadap hak-hak pemegang saham perusahaan anak, dengan jalan melakukan
penyesuaian terhadap rekening Investasi Saham; dan yang kedua, tetap mencatat Investasi
Saham pada perusahaan anak sebesar harga perolehannya (original cost).
Dalam hal (pencatatan) Investasi Saham pada perusahaan anak, selalu diadakan
penyesuaian terhadap adanya perubahan (perkembangan) yang terjadi dalam perusahaan
anak, sehingga rekening Investasi saham senantiasa mengikuti perkembangan yang terjadi
pada perusahaan anak maka prosedur pencatatan itu disebut dengan Metode Equity. Jika
terhadap rekening investasi tidak dilakukan penyesuaian-penyesuian yang berhubungan
dengan perubahan/perkembangan yang terjadi dalam perusahaan anak disebut dengan harga
perolehan (Cost Method).
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk
mengetahui lebih dalam tentang bagaimana mekanisme pencatatan dan penyususnan Laporan
Neraca Konsolidasi Investasi Saham, dengan menggunakan Metode Equity dan Metode
Cost?
C.Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
mekanisme pencatatan dan penyususnan Laporan/Neraca Konsolidasi Investasi Saham,
dengan menggunakan Metode Equity dan Metode Cost.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Metode Pencatatan Investasi Saham
Dalam akuntansi dikenal dua metode pencatatan investasi, yaitu metode biaya (cost
method) dan metode ekuitas (equity method), adalah sebagai berikut :
1.Metode Biaya (Cost Method)
Metode biaya (cost method) adalah metode pencatatan investasi yang pada awal
perolehan investasi, investor mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost
accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai penghasilan, namun apabila
dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba investee dipandang sebagai
pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurang investasi sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi. Secara
akuntansi, metode biaya harus diterapkan oleh investor yang memiliki saham berhak suara
pada perusahaan lain (investee) baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan
kepemilikan kurang dari 20%.
Berdasarkan metode biaya, investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan
dividen dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan dividen. Ada suatu pengecualian,
dividen yang diterima melebihi bagian laba investor setelah saham diperoleh, dianggap
sebagai pengembalian modal (atau likuidasi dividen) dan dicatat sebagai pengurang terhadap
rekening investasi.
2.Metode Ekuitas (Equity Method)
Metode ekuitas adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investor
mencatat investasi sebesar biayanya, dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai
pengurang akun investasi.Perusahaan investor melaporkan bagian miliknya yang menjadi
keuntungan perusahaan investi sebagai pendapatan investasi dan bagian bebannya dari
kerugian perusahaan investi sebagai kerugian investasi.
Akuntansi metode ekuitas dan metode biaya adalah metode akuntansi untuk investasi
yang harus digunakan oleh investor tergantung dari porsi kepemilikan pada perusahaan
investee. Pemilihan metode akuntansi terhadap investasi jangka panjang ini dikaitkan dengan
besarnya pemilikan saham, yaitu :
Pemilikan saham dalam jumlah kecil, yaitu dibawah 20% disarankan untuk
Tidak dijurnal
2.
Tidak dijurnal
3.
Piutang dividen/kas
xxx
Pendapatan dividen
xxx
xxx
Laba-rugi
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
saham berhak suara PT. Budi (investee). Pada tanggal pelaporan keuangan, PT. Budi
memperoleh laba Rp. 60.000.000.- dan PT. Budi membagikan dividen sebesar Rp.
50.000.000,-.
Dengan kepemilikan 15% (kurang dari 20%), maka secara akuntansi PT. Ani wajib
menggunakan metode biaya untuk mempertanggungjawabkan investasinya, jurnal yang
dibuat investor (PT.Ani) adalah sebagai berikut :
a.
Rp.250.000.000
Kas/bank
Rp.250.000.000
Kas/Bank
Penghasilan Dividen
Rp. 7.500.000
Rp. 7.500.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.Budi, (15% x Rp.50.000.000 = Rp.
7.500.000))
PT.Ani harus mengakui penghasilan dividen dari PT.Budi sebesar Rp. 7.500.000,dalam laporan laba rugi, Untuk investasi dilaporkan dalam neraca dan disajikan sebagai
aktiva lancar atau aktiva tidak lancar tergantung dari jenis investasinya, juga perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang investasi yang dilakukan pada
PT.Budi.
2.Metode Ekuitas (Equity Method)
PT.Ani (investor) membeli Rp. 400.000.000,- untuk 40.000 lembar saham (40%)
saham berhak suara PT. Budi (investee). Pada tanggal pelaporan keuangan, PT.B memperoleh
laba Rp. 60.000.000.- dan PT.B membagikan dividen sebesar Rp. 50.000.000,-.
Dengan kepemilikan 30% (lebih dari 20%), maka secara akuntansi PT. Ani wajib
menggunakan metode ekuitas untuk mempertanggungjawabkan investasinya. Jurnal yang
dibuat oleh investor (PT.Ani) adalah sebagai berikut :
a.
Rp. 400.000.000
Kas/bank
Rp. 400.000.000
Rp. 24.000.000
Rp. 24.000.000
(jurnal untuk mengakui bagian PT.A atas laba PT.Budi (40% x Rp. 60.000.000 =
Rp.24.000.000))
c.
Kas/Bank
Investasi pada PT.Budi
Rp.
20.000.000
Rp. 20.000.000
BAB III
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran yang diajukan oleh penulis
adalah sebagai berikut :
1.
harus dibuatkan neraca konsolidasi antara perusahaan induk dan perusahaan anak,
agar menggambarkan keadaan atau posisi keuangan perusahaan induk dan anak
perusahaan.
2.