9. Beberapa
penyakit
yang
dialami
>
1penderita
:
a.
Keracunan
makanan
b.
Keracunan pestisida
Penularan penyakit dalam masyarakat ;
Berjalan sesuai dengan pola kejadian penyakit serta sifat penularannya secara umum.
Mekanisme penularan dapat menyebabkan tingkat kesakitan yang biasa (endemik)
Tingkat kesakitan lebih dari yang diharapkan (KLB atau Wabah)
Timbulnya suatu kejadian kesakitan / kematian dan atau meningkatnya suatu kesakitan /
kematian yang
bermakna secara epidemilogis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.
KLASIFIKASI KLB
A. Menurut Penyebabnya
1. Toxin :a. entero toxin ; misalnya Yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus, Vibrio
kholera, Escherichia,
Shigella
b. exo toxin ; misalnya yang dihasilkan oleh clostridium botulinum, Clostridium
perfringen
c. endo toxin
2. Infeksi ;
a. Virus,
b. Bacteri,
c. Protozoa,
d. Cacing
3. Toxin Biologis
a. Racun Jamur, b. Alfa Toxin, c. Palankton d. Racun ikan / tumbuhan
4. Toxin Kimia
a. Zat kimia organik
; logam berat (Hg,Pb), logam lainnya (Cn, dll)
b. Zat kimia an-organik ; Nitrit, pertisida
c. Gas-gas beracun
; CO, CO2, HCN
B. Menurut Sumber
3. Poliomyelitis
4. Difteri
B. Penyakit Potensi Wabah/KLB yang menular cepat. Atau mempunyai Mortalitas tinggi &
memerlukan
tindakan segera
1. DHF
3. Campak
5. Rabies
2. Diare
4. Pertusis
C. Panyakit Potensi Wabah/KLB lannya
1. Malaria
5. Hepatitis
2. Influenza
6. Keracunan
3. Anthrax
7. Tetanus
4. Meningitis
8. Tn-Neo
9. Keracunan
10. Encephalitis
11. Frambusia
12. Typh-Abdominalis
4. TBC
2. Lepra
5. Filariasis
3. Syphilis
6. Gonorhoea
7. dll
Dalam suatu peristiwa foodborne outbreak, dimana terdapat > 1 makanan yang
dimakan penderita, maka scr teoritis akan terdapat suatu korelasi yang sempurna antara
penderita-penderita yang sakit dengan satu macam makanan tertentu yang telah dimakan.
Penderita yang makan 100% sakit & tidak makan 100% tidak sakit. Tetapi biasanya
tidak demikian.
Beberapa sebab mengapa korelasi tidak terjadi
1. Resistensi & kerentanan individu
2. Jumlah Makanan yang dimakan tidak sama
3. Distribusi organisme/toxin pada makanan tidak sama
4. Defenisi/kriteria orang yang sakit tidak jelas, sehingga kemungkinan ikutnya penyakitpenyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan penyakit diselidiki
5. Terjadi kontaminasi silang dari suatu makanan kepada yang lain
6. Kesalahan dalam mengambil suatu anamnese (Misalnya ; tidak ingat, takut, salah
mengerti, salah pencatatan, pertanyaan yang mengandung sugestion)
7. Kesalahan mengambil sample ( misalnya ; hanya wawancara dengan sebagian saja
golongan yang at risk )
8. Kemungkinan adanya gejala-gejala psichosomatis pada beberapa individu yang
diwawancarai yang mirip dengan gejala penyakit yang diselidiki
Sifat epidemik :
1. Endemic
2. Epidemic
diperkirakan
3. Hyperendemic
4. Holoendemic
8. Point Epidemic
; adanya sejumlah kasus yang menyebabkan peningkatan frekwensi
penyakit yang bersangkutan
Epidemic Type :
1. Common source epidemic : Epidemik yang biasanya ditularkan/disebabkan oleh suatu
perantara (mis ; makanan, air atau fomite lain yang digunakan oleh penderi ta). Bila
banyak penderita yang terkena secara serentak, akan terdapat kesamaan yang relatif masa
inkubasi
2. Propagated epidemic : Epidemik yang ditularkan/disebabkan oleh manusia /hewan
dengan cara kontak langsung akan tidak langsung kepada manusia/host lainnya. Sumber
infeksi mungkin berada dalam masa inkubasi.
3. Mixed : merupakan penggabungan antara CSE & PE
Sifat wabah dibagi dalam 2 bentuk ;
1. Common source epidemic
2. Propagated / Progresisive Epidemic
Dapat dibedakan dengan membuat grafik penyebaran kasus berdasarkan waktu mulainya sakit
(Waktu Onset)
1. Common Source Epidemic
Suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok
secara menyeluruh & terjadinya dalam waktu yang relatif singkat (sangat mendadak)
Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit berlangsung sangat cepat dalam waktu
yang sangat singkat (point of epidemic a/ point source of epidemic), maka resultan dari semua
kasus berkembang hanya dalam 1 masa tunas saja
2. Propagated Epidemic
Terjadi krn adanya penularan dari orang ke orang baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui udara, makanan maupun vektor
Relatif lebih lama waktunya sesuai dengan sifat penyakit serta lamanya masa inkubasi.
Sangat dipengaruhi oleh kepadatan & penyebaran anggota masyarakat yang rentan terhadap
penyakit.
Perbedaan Karakteristik antara Common source & Propagated
Bila membandingkan ke2nya maka perbedaan terutama pada kurva epidemi menurut waktu
Pada CSE, tampak kurva epidemi meningkat scr cepat & juga menurun sangat cepat dalam batas
waktu masa tunas saja. Sehingga serangan ke 2 tidak dijumpai
Pada PE berkembang lanjut & melampaui satu masa tunas.
Kadang terjadi variasi masa tunas yang dapat mengaburkan pola epidemi.
Ada bentuk epidemi yang lain yang dihasilkan oleh PM yang penyebarannya melalui Vektor
(VBE)
Epidemi ini biasanya sama kecilnya dengan area dari CSE, tetapi dalam lingkaran penularan
dapat dijumpai peranan zoonosis, manusia, campuran ke 2nya sebagai sumber penularan kepada
vektor.
Kebanyakan wabah vektor borne memp lingkaran penularan berganda antr vektor & host
sebelum cukup banyak kasus manusia yg terserang u/ dp dinyatakan sbgt suatu wabah
Pelacakan KLB
1. Garis besar pelacakan KLB/wabah
2. Analisa situasi awal
a. Penentuan/penegakan diagnosis : Harus jelas secara klinis maupun laboratorium
b. Penentuan adanya wabah : Gunakan kriteria wabah
c. Uraian keadaan wabah, : dengan 3 unsur utama : waktu, tempat, orang.
d.
3. Analisa situiasi lanjutan
a. Usaha penemuan kasus tambahan
i. Pelacakan ke RS
ii. Pelacakan intensif pda mereka yg tanpa gejala, ringan/tdk spesifik
b. Analisis data
c. Menegakkan hipotesis
d. Tindakan pemadaman wabah & tindak lanjut
Langlah-Langkah Penyelidikan KLB
Tahap.
I.
II.
III.
Penetapan diagnosa
IV.
V.
VI.
Prosedur Penyelidikan
1. Konfirmasi / menegakkan diagnosa
2. Menentukan apakah peristiwa itu letusan/wabah a/ bukan
3. Hubungan adanya letusan/wabah dg faktor-2 Waktu, Tempat & Orang
4. Rumuskan suatu hipotesa sementara
5. Rencana penyelidikan Epidemiologi yg lebih detail
6. Laksanakan wawancara dg ;
- penderita yg sudah diketahui
- yg punya pengalaman (WTO, dll)
7. Analisa & Interpretasi Lakukan pemeriksaan Laboratorium, buat ringkasan hasil
penyelidikan. Tabulasi, analisa & interpretasi dari data yang terkumpul
8. Test Hipotesa & Rumuskan kesimpulan
9. Lakukan tindakan penanggulangan
10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tsb.
Prosedur Penyelidikan(PEDOMAN SE PENYK MENULAR)
1. Menegakkan Diagnosa
a. Mengadakan/Mendapatkan riwayat pen-derita ; Setiap penderita didata ttg nama, umur, jenkel,
pekerjaan, kebia- saan makan, dll. Gejala penyakit,
b. Pengambilan Specimen Penderita
c. Pengambilan Sample Makanan
2. Membuat Asosiasi Epidemiologi
a. Menentukan terjadinya suatu letusan (Out break)
b. Formulasi hipotesa sementara
3. Penyelidikan Lebih Lanjut
a. Permintaan bantuan
b. Mencari & wawancara dg penderita/ org-2 yg at risk yg mungkin belum ditemukan
4. Penyelidikan di t4 makanan di Proses
a. Pengambilan sample makanan
b. Wawancara dg food handlers (diolah, disajikan, disimpan, dsb)
c. Mencari sumber kontaminasi
d.
e.
5.
a.
b.
c.
d.
6.