Anda di halaman 1dari 5

1.

a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.
d.
e.

Dengan berkembangnya kepentingan dari pemerintah pusat, maka demi


kebaikan dan kelancaran serta efektifitas dari Pemerintah diadakan pelimpahan
kewenangan-kewenangan pada instansi di daerah-daerah yang berada jauh dari
Pemerintahan Pusat, yang dapat berupa asas dekonsentrasi, asas desentralisasi dan
asas medebewind atau tugas bentauan. Ini merupakan pelaksanaan tugas pemerintah
berdasar sendi wilayah yang berarti membagi wilayah Negara dalam beberapa daerah
kemudian menerapkan sendi-sendi seperti sendi desentralisasi dan dekonsentrasi
sebagaiwujud pembagian tugas pemerintah pusat dan daerah, selain sendi-sendi
tersebut pemerintah pusat juga menggunakan asas medebewind atau tugas
pembantuan dalam mempelancar tugas pemerintahan di daerah-daerah. Adapun
penjelasan dari masing- masing asas-asas tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Asas Dekonsentrasi.
Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
pemerintah atau kepala wilayah atau kepala instansi vertical tingkat atasnya kepada
pejabat-pejabat didaerah. Hal ini tercantum didalam pasal satu huruf f Undang-undang
No. 5 Tahun 1974. Cirri ciri dari asas ini adalah sebgai berikut:
Bentuk pemencaran adalah pelimpahan
Pemencaran terjadi kepada pejabat sendiri (perseorangan)
Yang dipencar ( bukan urusan pemerintah) tetapi wewenang untuk melaksanakan
sesuatu.
Yang dilimpahkan tidak menjadi urusan rumah tangga sendiri.
Oleh karena itu tidak semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada kepala
daerah otonom menurut asas desentralisasi ini merupakan salah satu yang
membedakan antara asas desentralisasi dengan asas dekonsentrasi. Menurut asas
dekonsentrasi maka segala urusan yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada
pejabatnya didaerah tetap menjadi tanggung jawab daeri pemerintah pusat yang
meliputi :
Kebijaksanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pembiyaan
Perangkat pelaksanaan.
Berbeda dengan asas desentralisasi yaitu pelaksanaan pemerintahan dilaksanakan
oleh rumah tangga daerah otonom sepenuhnya, sehingga penyelenggaraan berbagai
urusan pemerintahan pusat dilaksanakan oleh daerah sepenuhnya sebagai bentuk
urusan rumah tangga daerah tersebut.
Adapun unsur pelaksanaannya adalah segala instansi vertical yang ada de daerah
yang dikoordinir oleh kepala wilayah sebagai alat/ aparat dekonsentrasi. Dalam hal
koordinasi ini, kepala wilayah tidak boleh membuat kebijakan (policy) sendiri, karena
kebijaksanaan terhadap pelaksanaan urusan dekonsentrasi tersebut sepenuhnya

2.

a.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
b.
1)

ditentukan oleh pemerintah pusat. Pelaksannan asas dekonsentrasi ini melahirkan


pemerintahan local administratif. Daerah administratif meliputi tingkat provinsi,
kabupaten, dan kecamatan. Pemerintahan administratif diberi tugas atau wewenang
menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan pusat yang ada di daerah. Ditinjau
dari wilayah pembagian Negara, asas dekonsentrasi adalah asas yang akan membagi
wilayah Negara menjadi daerah-daerah pemerintahan local administratif. Jadi asas
dekonsentrasi dapat dilaksanakan jika terdapat organ bawahan yang secara
organisator dan hirarkis berkedudukan sebagai bawahan secara langsung dapat
dikomando dari atas. Oleh karena itu dalam system ini tidak diperlukan adanya badan
perwakilan rakyat daerah, yang menampung suatu rakyat daerah yang bersangkutan,
sebab segala kebutuhanya, diurus oleh pemerintah pusat atau atasanya.
Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah
atau daerah tingkat atasnya kepada daerah yang menjadi urusan rumah tangganya.
Ditinjau dari segi pemberian wewenangnya asas desentralisasi adalah asas yang akan
memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan menagani
urusan- urusan tertentu sebagai urusan rumah tangganya sendiri.
Didalam ilmu administrasi Negara, menurut Robert D. Miewald, tema
desentralisasi dan sentralisasi terutama mngenai fenomena tentang Delegation of
Authority and responsibility yang dapat diukur dari sejauh mana unit-unit organisasi
bawahan memilki wewenang dan tanggung jawab didalam proses pengambilan
keputusan.[1]
Sentralisasi dan desentralisasi mempunyai kelebihan dan kelebihan masingmasing. Ini berarti bahwa kekurangan sentralisasi adalah kelebihan dari desentralisasi.
Menurut G.R. Terry dalam bukunya Prinsiple of Management mengemukakan tentang
kelebihan dari sentralisasi dan desentralisasi adalh sebagai berikut :
kelebihan sentralisasi
kekuasaan dan prestige memperlengkap kekuasaan eksekutif kepala;
keseragaman kebijaksanaan, praktek dan keputusan terpelihara;
penggunaan secara penuh ahli-ahli pada kantor pusat ditingkatkan, sebagian besar
karena mereka dekat kepada tahap menejemen teratas;
ahli-ahli berkualiatas tinggi dapat dipergunakan, karena ruang lingkup dan banyaknya
pekerjaan mereka adalah cukup untuk membantu meneger;
fungsi rangkap dapat ditekan sampai minimum;
bahaya ayang timbul dari tingkat laku dapat dikurangi;
prosedur dan tingkat kontrol yang teliti dan besar biaya tidak diperlukan.
Dapat dikembangkan kelompok menejemen yang terkooordinasi tepat.
Kelebihan desentralisasi
Struktur organisasi yang didesentralisasib bebobot pendelegasian wewenang yang
memperingan beban menejemen teratas;

2) Lebih berkembang generalis daripada spesialis dan dengan demikian membuka


kedudukan untuk menejer umum;
3) Hubungan dan kaitan yang akrab dapat ditingkatkan yang mengakibatkan gairah kerja
dan koordinasi yang baik;
4) Kebiasaan dengan aspek kerja yang khusus dan penting siap untuk dipergunakan;
5) Efisiensi dapat ditingkatkan sepanjag struktur dapat diandang sebagai suatu kebulatan
demikian rupa sehingga kesuliatan dapat dilokalisasi dan dapat dipecahkan dengan
mudah;
6) Bagi perusahaan yang besar dan tersebar diberbagi tempat, dapat diperoleh manfaat
sebesar-besarnya dari keadaaa tempat masing-masing;
7) Rencana dapat dicoba dalam tahp eperimen pada suatu perusahaan, dapat diubah dan
dibuktikan sebelum diterapkan pada bagian lain yang sejenis dari bagian usahanya
yang sama;
8) Resiko yang mencakup kerugian, kepegawaiaan, fasilitas dan perusahaan dapat
terbagi.
Kebaikan kebaikan tersebut dapat saja ditambah sesuai dengan keadaan,
misalnya kebaikan lain dari sentralisasi adalah bahwa desentralisasi akan memakanmn
waktu yang rlatif lebih lama. Demikian pula desentralisasi terdapat kebaikan berbentuk
yang lebih banyak mbagi menejemen teringgi untuk memperhatikan hal-hal yang
sangat penting dan principal, pada sentralisasi, menejer tertinggi dalam berbagai
bentuk masalah dari yang berukuran sederhana sampai ukuran yang rumit.
Menurut bayu suryaningrat jenis asas desentralisasi dibagi menjadi dua macam
yaitu sebagai berikut :
1) Desentralisasi Jabatan yaitu berupa pemencaran kekuasaan dari atas kepada bawahan
sehubungan dengan kepegawaian atau jabatandengan maksud untuk meningkatkan
kelancaran kerja.
2) Desentralisasi Kenegaraan yaitu berupa penyerahan kekuasaan yang mengatur
daerah dalam lingkunganya sebagai usaha untuk mewujudkan asas demkrasi dalam
pemerintahan Negara.
Selanjutnya desentralisasi kenegaraan itu dapat dibedakan menjadi :
1) Desentralisasi territorial yaitu penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri, batas pengaturan yag dimaksud adalah daerahnya sendiri.
2) Desentralisasi fungsional yaitu pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus
fungsi tertentu. Batas pengaturan tersebut adalah jenis fungsi, misalnya pendudukan,
pegairan dan sebagainya.
Di dalam desentralisasi pemencaran berarti pelimpahan,penyerahan atau kerja lain
yang menganduk gerak jauh dari tempat asal( pusat). Kemudian yang membedakan
antra desentralisasi dengan dekonsentrasi adalah bahwa desentralisasi terdapat :
1) Bentuk pemencaran adalah pelimpahan;
2) Pemencaran terjadi kepada daerah ( bukan perorangan)
3) Yang dipemencarkan adalah urusan pemerintah;

4) Urusan pemerrintah yang dipancarkan menjadi urusan rumah tangga daerah sendiri.
Sehingganya dalam hal ini inisiatif pemerintahan diserahkan kepada daerah otonom,
yang meliputi :
1. Kebijaksanaan;
2. Perencanaan;
3. Pelaksanaan;
4. Pembiayaan;
5. Perangkat pelaksanaan.
Berdasarkan pada sistem tata pemerintahan menurut undang-undang dasar
1945, pada prinsipnya asas desentralisasi merupakan pembberian kebebasan untuk
membangkitkan keaktifan rakyat melalui wakil-wakilnya dalam badan perwakilan
daerah. Sebagai salah pencerminan dari system ini maka daerah mempunyai hak,
wewenang menyusun peraturan yang disebut peraturan daerah, mengatur keuanganya
yang disebut anggaran pendapatan dan belanja daerah, lain halnya dengan kantor
wilayah departemen, lembaga ini tidak berwenang membuat peraturan pemerintah dan
juga anggaranya dalam departemen masing-masing, yang terkonsentrasi dipusat.
Dalam perkembanganya untuk mempersiapkan daerah secara lebih mandiri
maka jika memang diperlukan, urusan- urusan tertentu dapat diserahkan kepada
daerah sebagai urusan otonomi daerah tersebut.
3. Asas Medebewind (Tugas Pembantuan)
Asas tugas pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan
aurusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah oleh pemerintah
atau pemerintah daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung jawabkan
kepada yang menugaskan. Istilah medebewind berasal dari katamede berarti turut
serta dan bewind berarti berkuasa, memerintah. Medebewin ini disebut juga serta
tantra atau tugas pembantuan.
Atas dasar dekonsentrasi mengingat terbatasnya kemampuan perangkat
pemerintah pusat yang berada di daerah. Dan juga ditinjau dari daya guna dan hasil
guna, adalah kurang dapat dipertanggung jawabkan, apabila semua uerusan
pemerintah pusat didaerah harus dilaksanakan sendiri oleh perangkatnya yang berada
didaerah, karena itu akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar jumlahnya.
Lagi pula melihat sifatnya, berbagai urusan sulit untuk dilaksanakan dengan baik, tanpa
ikut sertanya pemerintah daerah yang bersangkutan. Atas dasar pertimbanganpertimbangan tersebut , maka Undang- undang No. 5 Tahun memberikan untuk
dilaksanakanya berbagai urusan pemerintah didaerah berdasarkan asas medebewind
(tugas pembantuan).
Daerah otonom dapat diserahi untuk menjalankan tugas-tugas pembantuan atau
asas medebewind, tugas pembantuan atau medebewind dalam hal ini tugas
pembantuan dalam pemerintahan, ialah tugas untuk ikut melaksanakan peraturanperaturan perundangan m bukan saja yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, tetapi

juga yang ditetapkan oleh pemerintah daerah atau pemerintah local yang mengurus
rumah tangganya sendiri tingkat atasnya.
Menurut Mr. Tresna, sebenarnya asas medebewind itu termasuk itu termasuk dalam
asas desentralisasi dan menurutnya desentralisasi itu mempunyai dua wajah yaitu :
1) Otonomi
2) Medebewind atau disebut Zelfbestuur.
Dengan pengertian otonomi adalah bebas bertindak, dan bukan diperintah dari atas,
melainkan semata-mata atas kehendak dan inisiatif sendiri, guna kepentingan daerah
itu sendiri.
Sedangkan pengertian medebewind atau tudas pembantuan adalah disebut
sebagai wajah kedua dari desentralisasi adalah bahwa penyelenggaraan kepentingan
atau urusan tersebut sebenarnya oleh pemerintah pusat tetapi daerah otonom
diikutsertakan. Pemberian urusan tugas pembantuan yang dimaksudkan disertai
dengan pembiayaanya hal tersebut tercantum dalam pasal 12 Undang-undang No.5
Tahun 1974.

Anda mungkin juga menyukai