Anda di halaman 1dari 20

APAR

1.

Sebutkan media pemadam kebakaran jenis APAR


Dry Chemical powder
Merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi
mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam. Dry Chemical
powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta
membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga
dapat menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakannya
ditutupi oleh Dry Chemical powder.

Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat
mematikan api kelas A, B, dan C.

Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.

Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).

Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).

Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

Tabung Pemadam Api adalah salah satu produk yang menggunakan bahan dry chemical powder,
karena memiliki tingkat kelas kebakaran A, B, dan C.

Carbon Dioxide (Co2)


Co2 adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom oksigen, yang
dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia.

Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena merupakan bahan gas, Co2
tidak merusak, dengan daya guna yang efektif dan bersih.

Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab dan ruangan lainnya.

Carbon Dioxide (Co2) dapat menyerap panas dan sekaligus mendinginkan.

Konstruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan
selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong.

Tidak berbahaya terhadap tumbuhan dan hewan.

Suhu yang rendah (-50 darjah C) mungkin membekukan urat-urat dan saraf-saraf manusia
ketika disembur. Mahupun manusia yang terjangkit penyakit seperti asma, akan dilemas oleh
CO2.

Sangat cocok untuk memadamkan api yang terjadi akibat korsleting listrik. karena bersih dan
aman untuk alat listrik khususnya.

Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam)


Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan
berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant seperti : fluorotelomers, asam
perfluorooctanoic (PFOA), asam perfluorooctanesulfonic (PFOS). Mereka memiliki kemampuan
untuk menyebar di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film
forming foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol, dapat
membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau disemprotkan.

Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok bila digunakan
untuk kelas B.

Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk memadamkan api kelas
C.

Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah terbakar dengan
cara mengisolasi oksigen serta menutupi permukaan zat cair untuk menghindari api yang
dapat menjalar (meluas) kembali.

Tidak digalakkan terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

Foam adalah bahan yang mengakis supaya menutup permukaan pangkal api, maka letupan
dapat kesan dielakkan.

Gas Pengganti Hallon/ HCFC-141b


Gas Pengganti Hallon/ HCFC-141b adalah senyawa kimia yaitu hydrochlorofluorocarbon
(HCFC). Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-1-fluoroethane dan Chemical Abstracts.

Merupakan pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan residu.

Sangat efektif untuk digunakan pada semua resiko kelas kebakaran A, B dan C.

Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan
pada peralatan elektronik dan alat perkantoran modern lainnya.

Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

Gas pengganti hallon ini berkembang mengikuti zaman, sehingga banyak bermunculan
produknya. HCFC-141B adalah salah satu g pengganti hallon tersebut dan lainnya seperti :
FM200, Hallotron dan lainnya dengan kualitas menyerupai Hallon. Hallon dilarang digunakan
karena merusak lapisan ozon. sebabnya yaitu memiliki CFC yang cukup tinggi dan kemungkinan
merusaknya sangat besar. Harga dari Tabung Pemadam Api dengan isi Gas pengganti hallon relatif
lebih tinggi dari harga Apar dengan isi yang lainnya. Gas pengganti hallon sering digunakan di
kapal, pesawat dan tempat dengan elektronik yang cukup banyak. dengan gas ini lebih aman dan
bersih untuk alat-alat tersebut, sehingga tidak merusak.

2.

Sebutkan type APAR


Berdasarkan penjelasan dari Depnaker, APAR memiliki 2 type konstruksi, yaitu :
Type Tabung Gas (Gas Container Type). Yaitu suatu pemadam yang bahan pemadamnya didorong

keluar oleh gas bertekanan yang dilepas dari tabung gas.


Type Tabung Bertekanan Tetap (Stored Pressure Type). Yaitu suatu pemadam yang bahan
pemadamnya didorong keluar gas kering tanpa bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan

bersama dengan tepung pemadamnya dalam keadaan bertekanan.


APAR (Alat Pemadam Api Ringan) terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
Jenis Air (Water). APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure type (tersimpan
bertekanan) dan gas cartridge type (tabung gas). Sangat baik digunakan untuk pemadaman kelas

A.
Jenis Busa (Foam). Jenis busa adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran awa
minyak. Biasanya digunakan dari bahan tepung aluminium sulfat dan natrium bicarbonat yang
keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah busa yang volumenya mencapai 10 kali lipat.
Pemadaman api oleh busa merupakan sistem isolasi, yaitu untuk mencegah oksigen untuk tidak

ikut dalam reaksi.


Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder). Jenis ini efektif untuk kebakaran kelas B dan
C dan juga bisa kelas A. Tepung serbuk kimia kering berisi dua macam bahan kimia, yaitu Sodium
Bicarboanat & Natrium Bicarbonat, Gas CO2 atau nitrogen sebagai pendorong. Khusus untuk
pemadaman kelas D (logam) seperti Magnesium, Titanium, Zarcanium, dan lain-lain digunakan
metal-dry powder yaitu campuran Sodium, Potasium, dan Barium Chloride.

Jenis Halon. APAR jenis ini efektif untuk menanggulangi kebakaran jenis cairan yang mudah
terbakar dan peralatan listrik bertegangan (kebakaran kelas B dan C). Bahan pemadaman api gas

Halon biasanya terdiri dari unsur-unsur kimia seperti chlorine, flourine, bromide dan iodine.
Jenis CO2. Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B (minyak)
dan C (listrik). Berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan efektif untuk memadamkan
kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (indoor). Pemadaman dengan gas arang ini dapat

I.

mengurangi kadar oksigen sampai dibawah 12%.


PROSEDUR KERJA PEMADAMAN KEBAKARAN
1. Ambil APAR dari tempatnya
2. Berdiri pada jarak 2-2.5 m dari api
3. Tarik Pin/Putus segel pengaman pada pin operating level
4. Coba keandalan APAR sebelum diarahkan ke sasaran
5. Arahkan ke bawah/dasar api
6. Semprotkan dari sisi ke sisi/kibaskan media pemadam api pada dasar nyala api sehingga Oxygen tidak
dapat ikut reaksi
Atau dengan cara menggunakan alat pemadam api ringan (Apar) Yaitu :
1.

Tarik Pin pengaman yang berada pada Valve (mirip kunci yang berada diatas tabung pemadam api)

2.

Pegang Hose atau selang pada dengan tangan kedua terkuat anda dan tabung dengan tangan terkuat
pertama anda.

3.

Arahkan Nozzle atau pangkal selang pada titik api (area kebakaran)

4.

Jangan melawan terhadap arah angin, harus mengikuti arah angin supaya tidak terjadi pembalikan arah
panas maupun semburan dari sumber api (Sumber kebakaran).

5.

Pastikan jarak yang munasabah 2-2.5 meter sebelum menekan tuil.

ANEMOMETER
Anemometer adalah peralatan yang dirancang untuk mengukur kecepatan,aliran udara baik di dalam
maupun di luar ruangan.Jarak antara detector asap tergantung pada pergerakan udara di dalam ruangan
(termasuk udra suplai dan sirkulasi ulang),yang ditunjukkan dalam menit pergantian udara atau pergantian
udara per jam.Kecuali cara lain yang dapat diterima oleh instansi yang berwenang.Jarak antara detector harus
sesuai dengan table 1.1 dan gambar 1.1.
Tabel 2.1 Panduan jarak antar detector berdasarkan luasan ruangan
Menit/pergantian
udara
1
2
3

Pergantian
udara/jam
60
30
20

Ft2/detektor
125
250
375

4
5
6
7
8
9
10

15
12
10
8.6
7.5
6.7
6

500
625
750
875
900
900
900

Grafik 2.1 Daerah Pergerakan Udara Tinggi

pergantian
udara/jam
Menit/perganti
an udara

60

30

20

15

12

10

8.6

7.5

6.7

10

Menit per pergantian udara =

Volume ruang yang diproteksi


ft per menit ( cfm ) udara yang disuplai ke ruangan yang diproteksi
3

Pergantian udara per jam =


3

60 x ft per menit ( cfm ) udar a yang disuplaike ruangan yang diproteksi


volume ruang yang diproteksi

Jika system volume udara konstan tidak digunakan, cfm maksimum yang ada digunakan untuk menentukan
jumlah pergantian udara.
1.

Sebutkan macam-macam detektor dan bagaimana cara pemasangannya secara umum ?

2.

Bagaimana cara menetukan jarak antar detektor dalam suatu ruangan dengan menggunakan faktor
pengali ? Jelaskan jawaban Anda ?

3.

Apa yang dimaksud dengan titik pangil manual (TPM) dan bagaimana peasangan sesuai luasnya

4.

Bagaimana menentukan syarat dari audio alarm system ?

JAWABAN
1.

Macam macam Detektor


Detector pemadam kebakaran adalah suatu alat yang berfungsi mendeteksi secara dini kebakaran, agar
kebakaran yang terjadi tidak berkembang menjadi lebih besar. Dengan terdeteksinya cikal bakal
kebakaran, maka intervensi untuk mematikan api dapat segera dilakukan. Sehingga dapat
meminimalisasi kerugian sejak awal. Jika dianalogikan detector pemadam kebakaran adalah alat bantu
seperti panca indera kita. Untuk merasakan bau kita memiliki hidung , kalau untuk merasakan adanya
kebakaran digunakanlah detector pemadam kebakaran. Deteksi kebakaran dilakukan pada kemunculan
asap, kemunculan panas, dan adanya kobaran api. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka detector
pemadam kebakaran dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :
1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat
ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk
ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2.
Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena detector
ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa
hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC 63o C sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm
bell kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR
sangat ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik
dan lainnya. Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi- metal biasa. Saklar akan kontak saat
mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada
panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang
pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik,
sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan sifatkontaknya adalah NO (Normally Open).

Gambar 6.1 Heat detector


2. Fixed Temperature Detector
Fixed Temperature detector termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda dengan ROR, maka Fixed
Temperature detector baru mendeteksi pada derajat panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok
ditempatkan pada area yang lingkungannya memang sudah agak-agakpanas, seperti: ruang genset,
basement, dapur- dapur foodcourt, gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika
pada area itu dipasang ROR , maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab hembusan
panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi. Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2
(pada ketinggian plafon 4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 8m). Seperti halnya ROR,
kabel yang diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang
langsung pada panel alarm rumah merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).

Gambar 6.2 Fixed Temperature Detector


3. Smoke Detector
Smoke detector adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap. Ketika detector mendeteksi asap maka
detektor akan segera mengirimkan sinyal sehingga fire alarm berbunyi. Smoke detektor sendiri
memiliki beberapa type kerja :
Photoelectric / optical yaitu mendeteksi asap menggunakan sensor cahaya. cahaya (infra red) diarahkan
ke sensor photoelectric, apabila ada asap maka cahaya tidak sepenuhnya diterima sensor photoelectric.
kejadian ini ditangkap sebagai sinyal yang kemudian diteruskan ke fire alarm. Dari pengalaman
lapangan diketahui kelemahan dari detektor ini adalah sering kali menimbulkan false alarm yang
diakibatkan oleh debu. Ionization yaitu detektor model ini menggunakan metode ionization chamber.
kelemahan dari detektor ini adalah setelah habis umur pakainya, detektor dikategorikan limbah
radioaktif, karena didalam detektor ini terdapat ameresium.

Gambar 6.3 Smoke Detector

4. Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala
api. Tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan , infra merah atau sumber cahaya lain yang
tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame). Flame detector memiliki tiga jenis type yaitu sensor
optik, ionisasi dan thermocouple.

Gambar 6.4 Flame Detector


5. Gas Detector
Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap terjadi di rumah tinggal.
a.
b.

Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu:


LPG : Liquefied Petroleum Gas.
LNG : Liquefied Natural Gas.
Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di rumah-rumah. Perbedaan LPG
dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun
mendekati lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika
terjadi kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan
posisi detector. Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai
dengan arah detector menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun
akan masuk ke dalam ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber

kebocoran tidak melebihi dari 4m. Untuk LNG , maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas
lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector menghadap ke bawah. Sesuai dengan
sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik ke udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber
kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m.
Cara pemasangan secara umum.
1.

Peralatan serta komponen yang akan dipasang harus mempunyai merek dagang, terdaftar sebagai
pengesahan kualitas standart dan memperoleh rekomendasi dari instansi yang berwenang.

2.

Hal tersebut harus dilengkapi sertifikat laboratorium.

3.

Pemilihan jenis detektor jenis detektor harus sesuai dengan fungsi ruangan.

Gambar 6.5 Gas Detector

2.

Menentukan Jarak Antara Detektor.


Untuk ketinggian langit langit antara 3 9 m, jarak antara detektor harus dikalikan dengan faktor
pengalinya.
Contoh : luas sebuah ruangan kelas = 8x11
= 88 m2
Tinggi ruang kelas
Maka factor pengalinya

= 3,2 m
= 9,1% =0,91

Jenis Detektor

Ruang Efektif

PANAS
ASAP

7m
12 m

Ruang
Sirkulasi
10 m
15 m

GAS

12 m

12 m

KETINGGIAN LANGIT LANGIT (m)

FAKTOR PENGALI (%)

03
3 3,6
3,6 4,2
4,2 4,8
4,8 5,4
5,4 6,0
6,0 6,6
6,6 7,2
7,2 7,8
7,8 8,4
8,4 9,0

100
91
84
77
71
64
58
52
46
40
34

Misalnya untuk pemggunaan detektor asap, maka:


a.

= Jarak Detektor x factor pengali


= 12 m x 0,91
= 10,92 > 11 m.

b.

Jumlah detektor memanjang dari dinding pada arah memanjang


= S/2 = 11/2 = 5,5 m

3.

Titik Panggil Manual (TPM) adalah (Manual Call Point), juga disebut Fire Alarm Pull Station
merupakan sebuah piranti perlindungan kebakaran, biasanya dipasang di dinding, ketika diaktifasi,
akan memicu alarm pada sistem alarm kebakaran. Pada pengoperasiannya yang mudah, pengguna
dapat mengaktifkannya dengan menurunkan tuasnya, yang membuat rangkaian tertutup dan
mengunci tuas pada posisi aktif.

(a)

(b)

(c)

Gambar 6.6 Bentuk Titik Panggil Manual


Kebanyakan titik panggil manual (Manual Call Point) merupakan aksi tunggal dan hanya
membutuhkan pengguna untuk menurunkan tuasnya atau memecahkan kaca breakglass (Gambar
6(c)).. Titik panggil manual yang lainm merupakan aksi ganda, seperti mengharuskan pengguna untuk

melakukan tugas kedua sebelum menurunkan tuas. Misalnya memecahkan kaca dan menurunkan tuas
(Gambar 6 (a)), atau mendorong panel kemudian menurunkannya (Gambar 6 (b))
Me-set ulang suatu titik panggil manual setelah dioperasikan secara normal dapat menggunakan kunci
untuk membuka kotaknya yang umumnya disimpan oleh pemilik bangunan atau seseorang yang
bertanggung jawab. Kunci ini iasanya merupakan kunci hex atau kunci tradisional lainnya. Membuka
kotak biasanya membuat tuas kembali ke posisi semula dan membuat alarm dapat di-set ulang dari
panel kontrol setelah kotak ditutup kembali.
Titik panggil manual harus ditempatkan pada semua rute jalan keluar pada tiap lantai bangunan. Untuk
menyediakan akses yang mudah, umumnya titik panggil manual harus diletakkan pada ketinggian
antara 1.2 meter sampai 1.6 meter dari permukaan lantai, dan harus bisa diidentifikasi dan kelihatan
dengan jelas. Jarak terjauh seseorang harus berjalan untuk mengaktifkan suatu titik panggil manual
adalah 45 meter

Gambar 6.7 Peletakan Titik Panggil Manual


4.

Bunyi alaram mempunyai frekuensi kerja antara 500 1000 Hz. Dengan tingkat kerusakan suara
65 dB, untuk ruangan dengan tingkat kebisingan normal yang tinggi. Tinngi kekerasan secara
minimal 5 dB (A) lebih tinggi dari kebisingan normal. Untuk ruang tidur, tingkat kekerasan secara
minimal 75 dB (A).

BREATHING APPARATUS
Teori
SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) adalah BA dimana suplai udara atau oksigen diperoleh dari
cylinder atau tabung lain

yang

merupakan

bagian dari peralatan

tersebut. SCAB/SCABA (Self

Contain Air Breathing / Apparatus) dan SCUBA (Self Contain Underwater Breathing Apparatus). Peralatan
tersebut pada dasar memiliki prinsip yang sama yaitu sebagai alat bantu pernapasan, dimana pada saat
bekerja pada tempat kerja yang memiliki kandungan jumlah udara bersihnya dibawah ambang batas
minimal, khususnya oksigen (O2).

Adapun bagian-bagian penting dari SCAB/A atau SCBA / SCUBA terdiri dari komponen penting, yaitu:
1. Backpack plate, berfungsi untuk mengakomodasi tabung udara (cylinder)
2. Reducer Valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan dalam tabung udara

(cylinder) dari tekanan

tinggi menjadi tekanan rendah. Tekanan dalam tabung bervariasi berkisar 150 Bar / 200 Bar / 300 Bar
menjadi tekanan rendah yaitu menjadi 8 Bar
3. Lung Demand Valve (LDV), berfungsi sebagai bagian penting mengatur komsumsi pemakaian udara dari
tabung dan dihirup melalui masker tertutup (Full face Mask)
4. Full Face Mask, sebagai penutup wajah dan hidung untuk terhindar dari tekanan udara bebas yang
terkontaminasii gas beracun atau jumlah oksigen (O2) kurang dari ambang batas minimal.
5. Pressure Gauge (Pengukur Tekanan), untuk mengetahui tekanan dalam tabung udara.
6. Warning Whistle, pluit penanda sebagai peringatan bahwa tekanan udara dalam tabung tinggal beberapa
saat, untuk memperingatkan pemakai segera meninggalkan tempat berbahaya pada tempat yang lebih aman.
Warning visual, bisa berbentuk vibrasi (getaran) atau Sound (bunyian) kisaran 110dB pada jarak 100 cm.
Sehingga mudah untuk didengar atau dirasakan oleh pemakai.
7. Cylinder (Tabung Udara), Tabung udara sesuai dengan perkembangan teknologi, banyak variasi dengan
besar dan kecilnya volume udara dalam tabung. Dan terbuat dari bermacam bahan mulai dari Alloy
(Alumunium), Steel (Baja) dan Fiber Composite.
Bagian-bagian SCBA sebagai mana gambar 2.1 dan gambar 2.2 dibawah ini.

A.

Ada tiga bagian dalam menggunakan SCBA, diantaranya adalah :


1. Pemeriksaan
2.

Perakitan / pemasangan

3.

Pemakaian
1.

PEMERIKSAAN SCBA

Pemeriksaan tekanan tinggi (tekanan tabung)

Pemeriksaan tekanan rendah

Pemeriksaan tekanan tinggi (tekanan tabung)

Buka valve utama pelan-pelan, dan periksa manometer. Apabila tekanannya kurang dari 5/6 dari tekanan
kerja, maka isi botol tidak boleh digunakan untuk operasi.

Periksa jarum manometer, jika sudah menunjukkan angka maksimum tutup kembali valve utama.

Perhatikan manometer, bila tekanannya turun lebih kuran 12 atam permenitnya, berarti ada kebocoran pada
system saluran. Perlu diperiksa kembali

Buka bypass pelan-pelan pada deman regulator dan perhatikan suling (warning wishtle) akan berbunyi pada
tekanan antara 40-50 atm.

Pemeriksaan tekanan rendah.

Buka valve utama dan pakailah face mask dengan benar.

Bernafaslah seperti biasa.

Tutup kembali valve utama dengan tangan kanan, tangan kanan masih tetap memegang valve

Bernafaslah, apabila anada tidak bisa bernafas, berarti tidak ada kebocoran pada sistem tekanan rendah,
tetapi apabila anda masih bisa bernafas, berarti ada kebocoran pada face mask.

Apabila anda tidak bisa bernafas, buka segera valve utama pada botol.

2.

MERAKIT / MEMASANG SCBA

Atur sebaik mungkin hardness dan plat penggendong

Longgarkan sabuk penggendong sebaik mungkin.

Pasang botol udara ke pelat penggendong dan ikat yang sebaiknya.

Sambung selang pada botol dengan menggunakan jari tangan (jangan menggunakan kekuatan penuh).

3.

MENGGUNAKAN SCBA

Berdirikan SCBA pada posisi yang benar.

Masukan tangan kiri dan kanan kerangkaian hardness yang tersedia.

Betulkan posisi SCBA set di punggung , dengan posisi yang nyaman

Ikatkan sabuk pinggang yang baik

Prosedur Cara Menggunakan Breathing Apparatus.


1.

Sambungkan/hubungkan selang penyalur udara yang ada pada topeng pelindung muka dengan yang ada
pada hamset dengan cara , memasukkan serta menekan sambungan yang ada , kemudian angkat tali pundak
ke pundak kiri dan kanan dengan hati-hati untuk melindungi muka.

2.

Tali pundak tarik kebawah kea rah pinggul sampai silinder / tabung dibelakang kelihatan menonjol ke atas.

3.

Hubungkan ikat pinggang dengan menekan/memasukkan pengunci. Kemudian pada posisi mengunci
atur/seimbangkan tali ikat pinggang disebelah kanan untuk mendapatkan tegangan secara benar dan enak
pemakaiannya.

4.

Turunkan pelindung muka/face mask dengan mengalungkan tali keleher selanjutnya periksa kerangan
pengatur pernafasan dan atur pada posisi minus.

5.

Untuk menjamin udara yang ada silinder/tabung sebelum memasang keface mask/topeng pelindung . Ambil
penunjuk tekanan dengan tangan kiri dan waktu yang bersamaan taruhlah tangan kanan pada kerangan
silinder serta putarlah kerangan silinder dengan jari dan ibu jari. Putaran hams penuh sehingga terasa
putaran terasa tertahan. Silinder tidak boleh digunakan apabila isinya kurang dari 80% yang mana kira-kira
pada posisi petunjuk menunjukkan posisi jam12. Periksa dan atur tali kepada sampai seimbang serta
membentuk lingkaran. Rambut hams disisir/diatur kebelakang kemudian pasang topeng pelindung/face
mask kemuka anda. Tarik tali kepala kebelakang sampai kencang. Yakinkan bahwa tali tersebut sudah
ditarik kebelakang dan tidak kendor.

6.

Periksa apakah shell atau perapat sudah tepat dan memuaskan dan apakah peluit sebagai peringatan tekanan
udara bekerja dengan benar.Cara melakukan tindakan : Pegang penunjuk tekanan dengan tangan kiri dan
letakkan tangan kanan anda pada kerangan silinder , selanjutnya matikan silinder dengan memutar kerangan
searah diri anda , kemudian bernafaslah secara perlahan-lahan.Peluit akan berbunyi pada tekanan udara 4550 bar terns terus menerus sampai angka menunjuk tekanan pada angka 0 dan bernafaslah sekali lagi. Bila
seal atau perapat memuaskan dan dalam kondisi baik maka topek akan melekat pada muka anda.

7.

Periksa system saluran pernafasan pada posisi positif. Buka silinder dengan penuh bersamaan dengan itu
putar pengatur pernafasan posisi positif kemudian hembuskan pernafasan kedalam dan keluar sebanyak 3
kali. Bernafaslah dan dengarkan kebocoran ,apabila tidak bocor dan tidak dapat didengar kerjaan anda
dapat dimulai.

8.

Apabila anda belum mendapatkan udara segar , maka anda dapat memutar kembali pengaturan saluran
pernafasan ke posisi negative agar mendapatkan udara segar dari silinder dan kembalikan ke posisi positif
saat anda memulai pekerjaan.

9.

Cara melepas kembali brathing apparatus. Putar kerangan pengatur pernafasan ke posisi tanda minus pada
posisi stop. Pindahkan pelindung muka masker dengan melepas dari muka anda. Lepaskan tali-tali kepala
dengan jari-jari dan ibu jari dari masing-masing buckle/gasper darim pangkal tali kemudian ke ujung tali.
10. Tutup kerangan pengatur pada silinder, ambil penunjuk dengan tangan kiri. Putar pengatur pernafasan dan
dalam posisi positifuntuk memeriksa penunjuk tekanan secara benar dan menjamin penunjuk pada posisi
stop kemudian kemalika keposisi negative.
11. Lepaskan ikat pinggang dengan melepas penguncian dan lepaskan serta ulir tali pundak dengan jari dan
ibu jari untuk menekan pengencangan tali pundak ke atas.selanjutnya lepas dan turunkan perangkat
silinder kemudian taruhlah dilantai dengan posisi terlentang.

HYDRANT 2

II. TEORI
Intalasi Hydrant kebakaran adalah suatu system pemadam kebakaran yang tetap menggunakan media
pemadam air dan bertekanan yang dialirkan melalui pipa pipa dan selang kebakaran. Sistem ini terdiri dari :
sistem persediaan air, pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta selang dan nozzle sistem instalasi
hydrant kering ialah suatu sistem hydrant yang pipa pipanya tidak berisi air, dan akan berisi air manakala
hydrant tersebut digunakan.
System instalasi hydrant basah ialah suatu system hydrant yang pipa pipanya selalau berisi air. Hydrant
Gedung ialah hydrant yamg terletak didalam suatu bangunan/gedung dan sistem serta peralatanya disediakan
serta dipasang dalam banguan tersebut. Hydrant halaman ialah hydrant yang terletak di luar bangunan,
sedangkan instalasi dan peralatannya disediakan serta diapsangkan dlngkungan bangunan tersebut.

III. PROSEDUR KERJA PEMADAM KEBAKARAN HYDRANT SYSTEM


Langkah Persiapan
a. Setiap regu akan dipanggil oleh dosen/instruktur untuk tampil dilapangan pada lokasi yang telah
ditentukan guna melakukan persiapan pemadamankebakaran (beregu) dengan berbaris sesuai aba aba
pada lampiran 1
b. Setelah selesai penghormatan kepada instruktur (lampiran 1) maka kepala regu segera laporan sebagai
berikut : lapor, regu...(dengan menyebutkan nama atau nomor regu), jumlah 6 orang dengan peralatan
lengkap siap melaksanakan pemadaman kebakaran.
c. Kemudian instruktur memberikan aba aba kerjakan.
d. Begitu aba aba dari instruktur selesai, semua anggota regu secara serempak mengulangi pemerintah
instruktur kerjakan dan langsung bertindak.
Langkah Pemadaman
a. Susunan dan tugas anggota regu tertera pada lampiran 2 dan 3.
b. Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota melakukan pembenahan peralatan.
c. Selesai berbenah, regu pemadam kebakaran segera berbaris seperti semula dan kepala regu pasukan
penanggulangan kebakaran segera lapor sebagai berikut :regu....(dengan menyebut nama dan nomer
regu) telah selesai memadamkan kebakaran, anggota selamat, api padam, peralatan lengkap, laporan
selesai.
d. Instruktur memebrika aba aba bubarkan dan kepala regu menjawab bubarkan diteruskan
memimpin penghormatan kepada instruktur dan selesai instruktur membalas, maka regu pasukan
pemadam kebakaran bisa dibubarkan.
e. Khusus untuk komandan regu diberikan 1(satu) kali tes keterampilan memadamkan kebakaran parit
berisikan minyak dengan satu APAR jenis Dry Chemical Powder Cartridge Type dan ini termasuk
penilaian.

ABA ABA DALAM PELAKSANAAN PMK


No.
Aba Aba Peringatan
1

Satu Baris Bersap

Siap

Aba Aba
Pelaksanaan
Kumpul
Gerak

Tindakan
Semua berkumpul membentuk satu
baris bersap
Bersikap tegak (sikap sempurna)

Setengah
kanan

lengan,

lencang

Gerak

Tegak

Gerak

Hitung

Mulai

Kepada instruktur hormat

Gerak

Dengan tangan kanan disikukan


kekanan dan tengok ke kanan guna
meluruskan barisan
Semua kembali sikap siap
Berhitung dari nomer satu sampai
habis
Semua anggota hormat

Tugas
No.

Jabatan

Persiapan kebakaran

Kepala Regu

Membawa nozzle
dan connection
cabang

Operator
pompa/hydrant

Membawa kunci
hydrant
Membuka tutup
hydrant

Nozzle man

Membawa selang
1,5 in

Helper

Membawa selang
2,5 in

Nozzle man

Membawa selang
1,5 in

Helper

Membawa selang
2,5 in

1.
2.

Pemadaman kebakaran

Pembenahan

Memimpin regunya
Mengecek
persiapan
pemadaman
Memerintah membuka
dan menutup hydrant
Memasang selang ke
hydrant/pompa
Membuka/menutup
kerangan hydrant/fire
pump

Membawa/mengump
ulkan nozzle dan
connection cabang
Membantu
membenahi peralatan
Melepaskan selang
dari hydrant/pompa
mengumpulkan
kunci hydrant dan
menutup kembali
tutup hydrant
Melepaskan nozzle
Mengosongkan
selang
Menggulung selang
Melepaskan
sambungan 2,5 in
Mengosongkan
selang 2,5 in
Menggulung selang
2,5 in
Melepaskan nozzle
Mengosongkan
selang
Menggulung selang
Melepaskan
connection cabang
Mengosongkan
selang 2,5 in
Menggulung selang
2,5 in

Menggelar selang 1,5m


Memasang nozzle
Melaksanakan
pemadaman
Menggelar selang 2,5m
Menyambung selang
dengan selang
berikutnya

Menggelar selang 1,5m


Memasang nozzle
Melaksanakan
pemadaman
Menggelar selang 2,5m
Menyambung selang 2,5
in dan 1,5 in dengan
connection cabang
Meneruskan perintah
kepala regu

Apa yang dimaksud dengan Siamese Connection, Nozzle, Hose Reel, Hydrant Pillar, Hydrant Box
Sebutkan macam macam pompa yang digunakan dalam Instalasi Hydrant System dan apa fungsi
masing masing

JAWABAN
1.

Yang dimaksud dengan :


a.

Siamese Connection adalah salah satu bagian dari system fire figthing disediakan dengan
maksud apabila air yang digunakan habis, maka team pemadam kebakaran dapat menyuntikkan
air dari mobil ke instalasi hydrant yang ada atau karena pompa pemadam kebakaran tidak dapat
di operasikan.

b.

Noozle adalah alat yang digunakan pada selang hydrant yang terpasang di ujung selang untuk
keluar air pada sistem hydrant

c.

Hose Reel adalah salah satu bagian dari perangkat pemadam kebakaran yang berbentuk bulat
(rumahan) yang difungsikan sebagai tempat atau rumahan untuk menggulung selang pemadam
kebakaran.

d.

Hydran Pilar alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari PAM dan GWR gedung
disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil
ke gedung yang sedang terbakar. Alat ini diletakkan di bagian luar gedung yang jumlahnya serta
peletakannya disesuaikan dengan luas gedung.

e. Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant (terletak
di dalam gedung) atau Outdoor Hydrant (terletak di luar gedung). Untuk
pemasangan Hydrant Box di dalam ruangan pada bagian atasnya (menempel
pada dinding) harus disertai pemasangan alarm bell. Pada Hydrant Box terdapat
gulungan selang atau lebih dikenal dengan istilah Hose Reel
A. Jenis Jenis Selang Pemadam Kebakaran
Selang pemadam kebakaran (selang hydrant) memiliki tiga jenis/macam, antara lain :
Selang Hydrant Kelas I
Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan ukuran

1
2 .

Selang Hydrant Kelas II


Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan ukuran

1
2

yang terletak di tiap lantai

gedung.
Selang Hydrant Kelas III
Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam campuran dengan ukuran

B. Kerusakan Selang

1
2

dan

1
2 .

Titik berat dari metode pembuatan selang adalah agar tanggung jawab kemasakan selang dapat
diperhatikan sepenuhnya. Hal ini penting bahwa semua fireman dapat mengetahui cara memelihara selang
dan bagaimana memenuhi pangilan bila terjadi kebakaran. Kerusakan selang dapat dihindari dengan
mempertegas instruksi dalam pelatihan dan setiap kesempatan mengingatkan personil agar hati-hati dalam
mempergunakan selang. Kemampuan yang tinggi dan banyaknya pengalaman diperlukan untuk menguji
dan memelihara selang. Hal ini dapat memacu sikap hati-hati dan menambah pengetahuan tentang selang.
Penyebab kerusakan selang antara lain :
Gesekan (Abrasi)
Orang harus selalu ingat cara meletakkan selang tanpa harus menyeretnya. Pernyataan mengenai
abrasi adalah berkaitan dengan cara pembenahan selang. Pengertian abrasi adalah rusaknya selang

akibat adanya gesekan air dengan volume yang besar saat dilakukannya proses pemadaman.
Lapuk (Mildew)
Lapuk atau mildew terjadi apabila selang dalam keadaan belum kering (masih setengah basah/lembab)

disimpan dalam waktu yang lama dan akhirnya terjadi pelapukan.


Kejutan (Shock)
Hal ini terjadi apabila selang tidak digunakan dalam waktu yang lama, tiba-tiba digunakan secara

langsung untuk mengalirkan air dalam volume yang besar sehingga selang menjadi shock.
Asam, minyak, pelumas dan bahan bakar
Apabila selang yang digunakan dalam pemadaman terlalu banyak terkena minyak pelumas maupun zat
cair yang bersifat asam akan mengalami pengeroposan secara perlahan.

C. Cara perawatan selang pemadam kebakaran


Selang Pemadam Sering digunakan Untuk Pelatihan
Untuk selalu menjaga kualitas selang pemadam, cara yang pertama adalah selang pemadam tersebut
sering di gunakan untuk sarana pelatihan. Apabila selang pemadam tersebut tidak sering di gunakan

untuk pelatihan maka bisa saja selang pemadam itu bisa kaku atau bisa bocor.
Keringkan Setelah Digunakan
Mengeringkan bagian dalam selang pemadam setelah digunakan, agar selang tidak menjadi lengket
atau terserang jamur dan lumut. Bila selang sudah lengket atau terserang jamur dan lumut ini bisa

menghambat aksi pemadaman karena air yang tersumbat.


Perhatikan Cara Membuka Selang
Banyak orang salah dengan cara membuka selang pemadam, kebanyakan orang saat membuka selang
pemadam dengan cara ditarik padahal hal tersebut dapat merusak selang pemadam. cara membuka
selang pemadam yang benar adalah dengan mendorong bagian kumparan selang di uraikan, bukan

ditarik.
Minimalkan Penarikan Selang Pemadam
Diusahakan seminim mungkin untuk menarik selang, terutama saat digunakan di aspal. Dikarenakan
gesekan selang dengan aspal dapat membuat selang pemadam tersebut bocor atau rusak dan tidak

dapat di gunakan lagi.


Simpan Selang Pemadam dengan Benar
Sebaiknya selang pemadam disimpan pada tempatnya yaitu hydrant box dan diusahakan selang
pemadam tersebut tidak terkena sinar matahari langsung.

D. Prinsip Cara Menggelar Selang


1. Arah lemparan dari sumber air kearah api.

2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir.


3. Selang tidak boleh ditarik/diseret sepanjang permukaan tanah.
Untuk selang gulungan :
1. Dengan melemparkan mendatar kebawah.
2. Dengan dibawa berjalan (khusus kopling instantaneous).
3. Untuk lipatan, ujungnya langsung dibawa kearah api.

IV. PROSEDUR KERJA PENGGULUNGAN SELANG


The Roll or Coil (Digulung Tunggal)
Metode ini adalah selang diletakkan dilantai dan mulai digulung dari kopling female (perempuan), kopling
male (laki-laki) berada diluar gulungan, cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk
coupling yang di Indonesia sebagian besar tidak menggunakan coupling tersebut.
Dutch Roll or Roll On The Bight (Digulung Ganda)
Selang digelar diatas tanah dan coupling perempuan diletakkan dibagian dalam tekukan kurang lebih 60
cm. Kemudian digulung bersama-sama, sehingga pada akhir gulungan, coupling perempuan tetap berada
didalam. Cara memasangnya coupling laki-laki dipasang pada hydrant dan coupling perempuan dilarikan
kearah sumber api. Cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yang di Indonesia
sebagian besar tidak menggunakan coupling tersebut.
Flaking (Dilipat)
Pada sistem ini selang dilipat bagian belakang dan depannya, sehingga coupling laki-laki dan perempuan
saling terpisah dibagian luar dan melindungi bagian tengah dari lipatan. Cara ini sangat menguntungkan
karena kecepatan waktu menarik selang tergantung dari kecepatan gesekan orang.
Figure Of Eight (Model angka 8)
Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari bentuk pinggiran yang tajam. Sesuai
dengan namanya, bentuknya seperti angka delapan (8). Hal ini sangat menguntungkan untuk menghindari
lekukan pada lipatan sehingga selang dapat bergerak leluasa. Lakukan kegiatan diatas sampai benar-benar
mahir melakukannya.
1. Sebutkan jenis-jenis selang pemadaman kebakaran
2. Apa yang dimaksud dengan Hoserell, Coupling, Siemes Connection
JAWABAN
1. Selang pemadam kebakaran (selang hydrant) memiliki tiga jenis/macam, antara lain :
Selang Hydrant Kelas I

Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan ukuran

Selang Hydrant Kelas II

Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan ukuran

di tiap lantai gedung.


Selang Hydrant Kelas III

1
2 .

1
2

yang terletak

Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam campuran dengan ukuran

1
2.

1
2

dan

1
2 .

Hose reel adalah poros silinder yang terbuat dari logam baik, fiberglass, atau plastic dan
digunakan untuk menyimpan selang.
Coupling adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungakan dua poros bersama-sama di
ujungnya untuk tujuan daya tranmisi. Kopling biasanya tidak memungkinkan pemutusan shaft
selama operasi, namun ada torsi membatasi kopling yang dapat slip atau terputus ketika beberapa
batas torsi terlampui.
Siamese Connection adalah pas pipa yang memungkinkan dua atau lebih selang kebakaran untuk
dihubungkan ke satu pipa tegak riser dilokasi umum yang sama.

Anda mungkin juga menyukai