Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DASAR TEORI
2.1 Alumunium
Aluminium, elemen logam kedua paling banyak di bumi, menjadi pesaing
ekonomi dalam rekayasa aplikasi baru-baru ini pada akhir abad ke-19. Mengacu
kepada tiga konsep
karakteristik material yang konsisten dengan kualitas yang unik dari aluminium dan
paduannya, sangat menguntungkan pertumbuhan dalam produksi dan penggunaan
logam baru.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik, ringan dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik. Dapat dilakukan proses manufaktur menjadi lembaran, batang
logam, dan juga diekstrusi dengan bermacam-macam penampang serta aluminium
memiliki ketahan terhadap korosi.
Penggunaan aluminium dalam sejarah, ketika pengurangan elektrolitik alumina
(Al2O3) dilarutkan dalam cairan kriolit, dan secara independen dikembangkan oleh
Charles Hall di Ohio dan Paul Heroult di Perancis pada tahun 1886,menghasilkan
kendaraan pertama pembakaran internal mesin yang bertenaga muncul, dan
aluminium akan berperan sebagai bahan pembentuk otomotif untuk meningkatkan
nilai rekayasa. Selain Charles Hall dan Paul Herouit, Wright bersaudara melahirkan
sebuah industri yang sama sekali baru yang tumbuh dalam perkembangan dengan
aluminium seperti pengembangan industri komponen struktural yang handal, kuat,
dan tahan fraktur untuk airframes, mesin, dan akhirnya, untuk badan rudal, sel
bahan bakar, dan komponen satelit [17].
2.1.1
Sifat Aluminium
Di antara karakteristik yang paling mencolok dari aluminium adalah
fleksibilitas. Sifat mekanik yang dapat dikembangkan dari aluminium murni
menjadi material paduan yang sangat kompleks.
Sifat aluminium yang memebuat material ini dan paduannya mempunyai
nilai ekonomis dan sangat menarik adalah ringan, mudah pembuatannya, sifat
5
fisik dan sifat mekanik yang baik serta tahan terhadap korosi. Aluminium
memiliki berat jenis () hanya 2,7 g/cm3 sepertiga dari berat jenis baja yaitu 7,83
g/cm3, tembaga 8,93 g/cm3, atau kuningan 8,53 g/cm3. Hal ini dapat menunjukan
bahwa aluminium memiliki ketahanan korosi yang sangat baik di berbagai
lingkungan termasuk atmosfer, air (termasuk air garam), petrokimia, dan
berbagai sistem kimia.
Permukaan aluminium mempunyai kemampuan refleksi yang tinggi.
Radiasi energi, cahaya, radiasi panas, dan gelombang elektromagnetik sangat
efisien untuk terdefleksi. Aluminium biasanya memiliki konduktivitas listrik dan
panas yang sangat baik, tetapi unsur paduan spesifik yang sudah dikembangkan
berpengaruh terhadap ketahanan listrik. Paduan ini berguna, misalnya, pada
motor listrik dengan torsi tinggi. Aluminium sering digunakan pada
konduktivitas listrik, karena hampir dua kali lipat dari tembaga dengan bobot
yang setara. Kebutuhan dari konduktivitas tinggi dan kekuatan mekanik dapat
dipenuhi dengan menggunakan garis panjang, tegangan tinggi, transmisi kabel
yang kuat. Konduktivitas termal dari aluminium paduan sekitar 50% sampai
60% terhadap tembaga, keuntungannya dalam perpindahan panas, evaporator,
peralatan elektrik yang dipanaskan, dan kepala silinder otomotif dan radiator.
Aluminium adalah material nonferromagnetic, sifat yang penting dalam
industri elektrik dan industri elektronik, termasuk dalam logam non besi, tetapi
memiliki sifat magnetik yang baik..Aluminium mempunyai sifat nonpyrophoric,
maksudnya sifat ini membuat aluminium tidak mudah terbakar atau meledak.
Aluminium juga tidak beracun dan biasanya digunakan dalam wadah untuk
makanan dan minuman. Memiliki tampilan yang menarik, yaitu lembut dan
berkilau atau cerah serta mengkilap. Beberapa aluminium paduan kekuatannya
melebihi baja. Namun, aluminium murni pastinya memiliki nilai kekasaran dan
kekuatan yang sangat rendah dari baja.
Karakteristik fabrikasi dari aluminium adalah mampu dilakukan proses
permesinan (machinability), mampu dilakukan proses kimia terhadap aluminium
(chemical milling), mampu bentuk (formability), mampu tempa (forgeability),
dan mampu disambungkan (Joining) [17].
6
2.1.2
dirancang
untuk
aplikasi
khusus
dan
termasuk
ekstrusi
Produk Standart
Produk pengerolan termasuk didalamnya adalah plat (ketebalan sama
dengan atau lebih besar dari 6,25 mm, atau 0,25 in.), lembar (ketebalan 0,15
mm melalui 6,25 mm, atau 0,006 melalui 0,25 in.), dan foil (ketebalan kurang
8
dari 0,15 mm, atau 0,006 in.). Produk-produk ini semifabrikasi untuk persegi
panjang penampang dengan pengecilan ketebalan batang cor oleh pengerolan
panas dan dingin. Karakteristik saat dilakukan tempa pada kerja panas diatur
dari tingkat laju pendinginan, dan annealing.
Pelat, lembaran, dan foil diproduksi dalam cara-cara perlakuan panas
yaitu quenching, penguatan butir, dan dipanaskan ulang. Lembaran dan foil
dapat digulung dengan permukaan bertekstur. Lembaran dan pelat digulung
dengan khusus disiapkan pekerjaan rol. Dengan dirol membentuk, lembaran
dalam konfigurasi berkontur bergelombang atau lainnya sehingga dapat
diproduksi untuk aplikasi seperti atap, dinding, saluran, dan selokan.
2.1.3.2
Produk Rekayasa
9
atmosfer
pelindung.
Selama
sintering,
hasil
kompaksi
11
aluminium
dapat
digunakan
untuk
menghaluskan
struktur
mikro
12
2.2.1
Produksi serbuk
Serbuk juga dapat dihasilkan dari serbuk hasil proses permesinan atau lewat
reaksi kimia. Serbuk serbuk tersebut seharusnya dibersihkan sebelum
dilakukan proses degassing dan konsolidasi.
Produksi Serbuk
Atomisasi sering digunakan dalam produksi aluminium, dengan cara
aluminium dilelehkan, dipadukan dengan material lain, dan kemudian
disemprotkan melalui nosel untuk membentuk partikel yang amat kecil sehingga
terjadi pendinginan cepat.
Percikan
pendinginan
adalah
proses
yang
memungkinkan
laju
pendinginan lebih baik dan cepat daripada yang didapatkan saat proses
atomisasi. Aluminium dilelehkan dan dipadukan dengan material lain, dan
tetesan aluminium disemprotkan atau diteteskan melalui permukaan yang
didinginkan.
Teknik putaran-lelehan hamper sama dengan percikan pendinginan.
Aluminium yang dicairkan menumbuk roda berputar yang dingin, menghasilkan
produk pemadatan cepat yang biasanya membentuk seperti dasi.
Degassing dan Konsolidasi Serbuk
Air yang berada pada serbuk aluminium harus dihilangkan untuk mencegah
porositas yang bisa terjadi pada produk akhir. Walaupun pada saat kondisi solid,
proses pembuangan gas sudah dilakukan untuk mengurangi hydrogen pada
material hasil proses metalurgi serbuk, tetapi lebih mudah dan efisien untuk
menghilangkan kelembaban dari saat masih serbuk.
13
14
langsung
diproduksi
dengan
pembentukan
panas
(hot-forming).
2.3.1
Ada dua macam klasifikasi utama dari proses ekstrusi, yaitu ekstrusi searah
dan ekstrusi berlawanan arah.
didalam
container
akan
bergerak
berlawanan
arah
dari
ram.
Kekurangannya adalah kekuatan dari ram tidak bisa maksimal seperti pada
ekstrusi searah [9].
16
2.3.2
Ekstrusi Panas
Proses metalurgi serbuk pada serbuk logam didominasi oleh penggunaan
proses ekstrusi pabas, menggunakan temperatur 50-75% dari temperatur titik
cair material. Ekstrusi panas biasa diaplikasikan pada alumunium, titanium dan
paduannya, beryllium dan uranium [19].
Variabel utama yang mempengaruhi gaya yang dibutuhkan untuk
melakukan proses ekstrusi adalah tipe ekstrusi (searah atau berlawanan arah),
rasio ekstrusi, temperature kerja, kecepatan deformasi, dan keadaan dinding
cetakan dan dinding container yang bergesekan.
Tekanan ekstrusi adalah gaya ekstrusi dibagi oleh area perpotongan billet.
Untuk ekstrusi searah logam mulai mengalir melewati die pada tekanan
maksimal, sedangkan untuk ekstrusi berlawanan arah tidak ada gaya relatif yang
terjadi antara billet dan dinding kontainer maka tekanan ekstrusi konstan dengan
percepatan gerak ram. Hal ini menjadi batasan untuk ukuran ekstrusi dan
tekanan ekstrusi yang bisa dilakukan. Oleh karena itu, kebanyakan ekstrusi
panas dilakukan dengan proses ekstrusi searah.
Rasio ekstrusi adalah rasio dari ukuran luas penampang billet dengan
penampang cetakan. Kebanyakan logam diekstrui panas untuk diambil
keuntungannya dalam tahan deformasi dengan seiring pertambahan suhu [9].
2.3.3
17
butir yang luas, bahkan dengan material yang murah dan paduan yang rendah
juga didapatkan hasil yang baik [9].
2.3.4
Ekstrusi Pipa
Untuk menghasilkan pipa dengan cara ekstrusi, sebuah mandrel harus
dipasangkan ke ram. Mandrel dibuat panjang hingga mencapai cetakan ekstrusi,
dan jarak antara mandrel dan dinding cetakan adalah yang menentukan
ketebalan dari pipa [9].
Gambar 2.7 Proses akhir ekstrusi pipa hingga membentuk produk [9]
18
2.3.5
Kompaksi
Salah satu proses yang paling penting dalam proses metalurgi serbuk
adalah proses kompaksi serbuk. Pemilihan metode tergantung dari beberapa
variable seperti komposisi serbuk, ukuran serbuk dan morfologi serbuk.
Kompaksi dimulai dengan pemberian tekanan dari luar untuk membuat serbuk
memiliki densitas yang tinggi dan untuk membentuk serbuk sesuai dengan
dimensi yang diinginkan. Semakin besar tekanan makan densitas dari serbuk
akan meningkat. [19]
Gambar 2.8 Grafik hubungan antara tekanan dan densitas dari serbuk
alumunium. [19]
Terdapat 2 macam metode kompaksi yang sering digunakan, yaitu:
a.
19
bentuk secara permanen atau mengalami deformasi elastis baik pada matrik
maupun filler sehingga serbuk tetap berbentuk bola.
2. Pola ikatan bola-bidang
Terjadi bila besarnya gaya tekan yang diberikan diantara yield strength
(ys) dari matrik dan filler. Penekanan ini menyebabkan salah satu material
(matrik) terdeformasi plastis dan yang lain (filler) terdeformasi elastis,
sehingga berakibat partikel seolah-olah berbentuk bola-bidang.
3. Pola ikatan bidang-bidang
Terjadi bila besarnya gaya tekan yang diberikan lebih besar pada dari
yield strength (ys) matrik dan filler. Penekanan ini menyebabkan kedua
material (matrik dan filler) terdeformasi plastis, sehingga berakibat partikel
seolah-olah berbentuk bidang-bidang.
2.3.6
Proses Sintering
Proses sintering adalah proses perlakuan panas yang bertujuan
meningkatkan kekuatan dengan ikatan dari partikel serbuk dengan cara
pemanasan pada temperatur di bawah titik leleh material [14].
Parameter sintering:
a.
Temperatur
b.
Waktu
c.
Kecepatan pendinginan
d.
Kecepatan pemanasan
e.
Atmosfer sintering
f.
Jenis material
kompaksi, ada 2
apabila temperatur sinter terus dinaikkan akan terjadi difusi permukaan antar
partikel matrik dan filler yang akhirnya akan terbentuk liquid bridge /
necking (mempunyai fasa campuran antara matrik dan filler). Liquid bridge
ini akan menutupi porositas sehingga terjadi eleminasi porositas /
berkurangnya jumlah dan ukuran porositas. Penyusutan dominan bila
pemadatan belum mencapai kejenuhan.
2. Retak (cracking)
Apabila pada kompaksi terbentuk pola ikatan antar partikel berupa
bidang-bidang, sehingga menyebabkan adanya trapping gas (gas/lubricant
terjebak di dalam material), maka pada saat sintering gas yang terjebak
belum sempat keluar tapi liquid bridge telah terjadi, sehingga jalur
porositasnya telah tertutup rapat. Gas yang terjebak ini akan mendesak ke
segala arah sehingga terjadi bloating (mengembang), sehingga tekanan di
porositas lebih tinggi dibanding tekanan di luar. Bila kualitas ikatan
permukaan partikel pada bahan komposit tersebut rendah, maka tidak akan
mampu menahan tekanan yang lebih besar sehingga menyebabkan retakan
(cracking) Keretakan juga dapat diakibatkan dari proses pemadatan yang
kurang sempurna, adanya shock thermal pada saat pemanasan karena
pemuaian dari matrik dan filler yang berbeda [19].
2.3.6.1
22
Temperatur Sintering
Proses perpindahan massa dipengaruhi oleh temperature sintering.
Dengan meningkatnya temperatur sintering maka sifat mekanis spesimen yang
telah di sintering akan meningkat pula seperti kekuatan, kekerasan,
ketangguhan dan lain-lain. Namun peningkatan temperatur juga menimbulkan
kerugian seperti penyusutan ukuran partikel dan retak [13].
23
Gambar 2.12 Grafik pengaruh temperatur sintering terhadap nilai densitas (a)
dan nilai kekerasan (b) [12]
2.3.2.3
Waktu Sintering
Peningkatan waktu sinter tidak memberikan pengaruh yang besar
seperti pengaruh yang dihasilkan temperatur sinter. Peningkatan waktu sinter
memberikan pengaruh sifat mekanis yang hampir sama dengan kenaikan
temperatur sinter. Semakin tinggi waktu tahan sinter, temperatur sinter dan
green density maka densitas sinter juga akan semakin tinggi pula [13].
Gambar 2.13 Grafik pengaruh waktu sintering terhadap nilai densitas (a) dan nilai
kekerasan (b) [12]
24
Jenis Geram
Jika dilihat dari panjang pendeknya geram (chip) dikelompokan menjadi
beberapa jenis, diantaranya:
a.Chip Discontinous
Chip discontinous memiliki bentuk seperti segmen-segmen kecil
dan biasanya disebabkan oleh [18]:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
27
Cutting tool
Uji Densitas
Densitas merupakan besaran fisis yaitu perbandingan massa (m) dengan
volume benda (V). Pengukuran densitas yang materialnya berbentuk padatan
atau bulk digunakan metode Archimedes. Untuk menghitung nilai densitas
aktual dan teoritis digunakan persamaan [3]:
(2.1)
Dimana:
Porositas
Porositas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah volume
ruang kosong (rongga pori) yang dimiliki oleh zat padat terhadap jumlah dari
volume zat padat itu sendiri. Porositas suatu bahan pada umumnya dinyatakan
sebagai porositas terbuka atau apparent porosity, dan dapat dinyatakan dengan
persamaan [3]:
28
Porosity (1
m
) x100%
th
(2.2)
Dimana:
Uji Kekerasan
Pada umumnya, kekerasan menyatakan ketahanan terhadap deformasi dan
merupakan ukuran ketahanan logam terhadap deformasi plastik atau deformasi
permanen. Untuk para insinyur perancang, kekerasan sering diartikan sebagai
ukuran kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai
kekuatan dan perlakuan panas dari suatu logam.
Kekerasan suatu bahan didefinisikan sebagai ketahanan suatu bahan
terhadap penetrasi material lain pada permukaannya. Terdapat tiga jenis
mengenai
ukuran
kekerasan,
yang
tergantung
pada
cara
melakukan
30
Dimana:
P = Beban yang digunakan
(kg)
D= Diameter indentor
(mm)
d = Diameter lekukan
(mm)
(2.5)
Dimana:
P = Beban yang digunakan (kg)
L = Panjang diagonal rata-rata (mm)
makro, yaitu penyelidikan struktur logam dengan pembesaran 10-1000 kali, dan
metalografi mikro, yaitu penyelidikan struktur logam dengan pembesaran 1000
kali.
Berdasarkan pembesaran, ada dua macam mikroskop yang dipakai untuk
melakukan pengamatan metalografi, yaitu :
Mikroskop Optik, mikroskop ini mempunyai kemampuan pembesaran
10-1000x pembesaran, mikroksop ini mengandalkan cahaya dan
rangkaian lensa untuk dapat melakukan pembesaran gambar
Scanning Electron Microscope (SEM), mikroskop jenis ini dapat
melakukan pembesaran lebih dari 1000x, hal ini bisa dilakukan karena
SEM menggunakan sinar elektron yang terfokus untuk memindai sampel
agar dapat menghasilkan gambar [5].
2.5.4.1
perubahan
bentuk
spesimen
akibat
beban
alat
32
2.
Komposisi
0.1-10 mL HF
Keterangan
Larutan kegunaan
90-100 mL aquades
2.5 mL HNO3
umum.
Meneyrang
FeAl3,
33
1.5 HCl
1.0 mL HF
95 mL aquades
dengan
air
hangat.
Dapat
dilanjutkan
dengan
4.
5.
15 mL HF
10 ml H3PO4
60 mL aquades
2 g NaOH
5 g NaF
93 mL aquades
5 mL HF
10 mL H2SO4
85 mL aquades
34