Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Hewan dengan judul percobaan


“Sistem Pernafasan II” yang disusun oleh :
Nama : Ariandi
NIM : 071404075
Kelas/Kelompok : A / V
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/Koordinator Asisten maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2009


Koordinator Asisten Asisten

ST. ZAINAB MULHAMA ALIMUDDIN


NIM: 051404083 NIM: 051404090

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs. ADNAN, M.S


NIP : 131772272

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara mengenai urinalis tentulah yang terlintas di dalam pikiran
kita adalah air seni (urine) ataukah organ yang berperan di dalamnya yaitu
ginjal. Salah satu fungsi ginjal yang memiliki perana yang begitu penting bagi
tubuh manusia maupun hewan adalah untuk mengeluarkan sisa-sisa hasil
metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak yang kita kenal
dengan air seni (urine).
Secara umum struktur ginjal terdiri atas kapsul fibrosa pada bagian luar,
korteks pucat dan bercak-bercak oleh glomelurus dan medulla gelap dan
bergaris, terdiri dar sejumlah papilla renalis yang menonjol ke dalam pelvis dan
pembesaran pada ujung ureter. Urine yang normal berwarna kuning atau kuning
gading, transparan. Urine yang berwarna kuning gading bila agak lama akan
berbau seperti amoniak. Gas tersebut berasal dari diaminasi protein yang
merupakan suatu proses pemisahan gugus amino (NH2) dari asam amino yang
disertai dengan oksidasi dari molekul yang tersusun, pH berkisar 4,6 – 8,0 atau
rata-rata 6,0.
Analisis urine penting, karena banyak penyakit dan metabolisme dapat
diketahui dari perubahan yang terjadi di dalam urine. Zat normal yang terdapat
dalam urine tidak terdapat glukosa, aseton, albumin, darah dan nanah.
Pada praktikum kali ini yang dibahas adalah urinalis dimana dilakukan
pengujian urine baik secara fisik maupun secara kimia. Pad pengujian analisis
kimia, zat yang akan diuji keberadaanya adalah glukosa sebagai indikasi
seseorang memiliki kandungan glukosa dengan tingkat-tingkat tertentu.
Keabnormalan dari urine dapat kita ketahui dengan adanya glukosa yang
dikandung oleh urine.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui sifat fisik dan pigmen yang terkandung di dalam urine
berdasarkan warna.
2. Untuk mengetahui kandungan zat dalam urine melalui hasil pengujian.

C. Manfaat Praktikum
Manfaat kegiatan praktikum adalah:
1. Dapat memberikan informasi tentang sifat-sifat urine.
2. Dapat dijadikan acuan penentuan ada tidaknya glukosa dalam urine
probandus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Osmoregulasi merupakan proses homeostatis yang menjaga agar kadar cairan
tubuh selalu dalam keadaan konstan (steady state). Seperti telah diketahui bahwa
cairan tubuh sebagian terdapat di dalam sel dan sebahagian terdapat di luar sel.
Cairan tubuh yang terdapat di dalam sel disebut cairan intra sel sedangkan yang
terdapat di luar sel disebut cairan ekstra sel. Osmoregulasi bukanlah istilah yang
semata-mata hanya untuk menyatakan pengendalian neraca air dalam makhluk
hidup. Dalam arti kata yang lebih luas juga termasuk pengendalian komposisi cairan
tubuh dalam banyak hal merupakan cairan yang sangat rumit (Wulangi, 1993).
Proses pengeluaran zat-zat sisa dari tubuh dibedakan atau ekskresi, defekasi,
dan sekresi. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah
tidak dipakai lagi oleh sel dan darah, dikeluarkan bersama urine, keringat, dan
pernapasan. Pengeluaran zat sisa dari dalam tubuh daapt melalui ginjal, kulit, paru-
paru dan saluran pencernaan. Metabolisme senyawa protein akan menghasilkan zat
senyawa yang mengandung nitrogen. Protein akan menghasilkan asam aminoyang
diuraikan menjadi NH4OH dan senyawa NH3. Senyawa ini bersifat racun dan harus
dibuang (Tjisoepomo, 1972).
Urin atau air seni atau air kencing adalah sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk manjaga homoesitas cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa
spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktri. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kamdung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra (Anonim, 2009).
Ekskresi yang sangat penting dengan vertebrata adalah ginjal. Karena lebih
dikenal sekitar fungsi ginjal manusia dari jenis lain. Nefron membuat urine, yaitu
dengan menyaring darah dan kemudian mengambil bahan-bahan yang bermanfaat ke
dalam darah. Maka tersisalah bahan tidak berguna ke luar dari nefron dalam suatu
larutan yang kita namakan urine. Setiap glomelurus menerima darah dari suatu
arteriola aferen dan membuang darahnya ke dalam arteriola efferent di dalam
glomelurus seperti yang ada dalam ujung arteri oleh setiap kapiler, ada di bawah
tekanan dari konsentrasi ventrikel kiri. Tekanan ini menyebabkan air dan molekul-
molekul kecil yang ada dalam darah (terkecuali protein) tersaring melalui dinding
kapiler. Walaupun pembentukan urine pada mamalia terutama karena mekanisme
filtrasi kemali yang diutamakan itu, namun ada juga mekanisme tambahan, yaitu
sekresi tubular. Sel-sel tubul membuang zat-zat tertentu dari darah di pembuluh-
pembuluh kapiler sekitarnya. Kemudian zat-zat ini disekresikan ke dalam fluida di
dalam tubuh tadi dan bersatu dengan urine (Kimball, 1990).
Masing-masing ginjal menyerupai buncis, dengan satu pinggir konkaf dengan
identitas besar, hilus suatu daerah dimana saraf-saraf, pembuluh darah, dan limfa
masuk dan keluar dan permukaan konveks pada sisi yang berlawanan. Pada hilus,
kaliks-kaliks bersatu membentuk pelvis ginjal, yang merupakan bagian atas ureter
yang melebar. Ginjal diliputi oleh kapsula ginjal yang terdiri atas jaringan
penyambungan padat, mempunyai bagian luar, korteks dan bagian dalam, medulla.
Tiap-tiap ginjal terdiri atas 1 – 4 juta unit filtrasi fungsional yang dinamakan nefron.
Tiap-tiap nefron terdiri atas bagian yang melebar, renal corspucle atau badan
malphigi; tubulus kontortus proksimal; bagian tipis dan tebal lengkung Hanle;
tubulus kontortus distal. Duktus kologens, yang asal embriologinya berbeda dari
nefron, merupakan duktus ekskresi system tersebut, walaupun pada beberapa daerah
ia secara aktif berperan dalam transport air melalui sel-selnya (Junqueira, 1980).
Urine normal berwarna kuning atau kuning gading, transparan, pH berkisar
4,6 – 8,0 atau rata-rata 6,0. berat jenis 1,001 – 1,035 bila agak lama berbau seperti
amoniak. Insulin adalah hormone yang membawa glukosa darah ke dalam sel-sel dan
menyimpannya sebagai glikogen. Bila tidak diobati, DM dapat menimbulkan
masalah. Kadar glukosa darah yang tinggi mengganggu sirkulasi dan dapat merusak
saraf. Hal ini berakibat nyeri pada tungkai, kebutaan, gagal ginjal dan kematian
(Khidri, 2004).
Insulin adalah suatu hormone yang diproduksi dalam sel pancreas yaitu pada
sel Langerhans. Sebagian besar dari sel langerhans memproduksi cairan pancreas. Di
samping itu, ada kelompok kecil sel-sel yang letaknya tidak teratur. Fungsi insulin
adalah mensintesis hormone yang merangsang sintesis enzim-enzim kinase dalam
hati misalnya kinase piruvat, glukonase dan fosofruktokinase atau penekan
terbentuknya enzim-enzim glukonogenetuk misalnya fruktosa-1, diposfat dan
karboksilase piruvat. Dengan demikian insulin dapat mengendalikan proses
metabolisme karbohidrat dan karernya kadar glukosa dalam darah orang normal
relative konstan. Kekurangannya yaitu dapat mengakibatkan penurunan aktivitas
enzim dalam proses glikolisis. Dengan demikian kadar glukosa menjadi tinggi
(Poedjiadi, 1994).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ tanggal : Rabu, 6 Mei 2009
Waktu : Pukul 15.00 s.d 16.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM
Makassar.

B. Alat dan Bahan


1. Kegiatan I (Kecepatan Pernapasan dengan Menggunakan Spirometer)
Alat:
- Spirometer
- Pipa tiup
Bahan:
- Probandus
- Air
- Kapas
- Alkohol
2. Kegiatan II (Oksigen Dibutuhkan Dalam Pernapasan)
Alat:
- Respirometer sederhana
- Spoit
- Stopwatch
Bahan:
- Belalang (Dissosteria carolina)
- Kecoak (Blatta orientalis)
- KOH 0,1 M
- Larutan eosin
- Kapas
- Vaselin
3. Kegiatan III (Oksidasi Jaringan Pada Katak)
Alat:
– papan seksi
– alat seksi
Bahan:
– katak sawah (Rana Cancarivora)
– metylen blue
– kapas
– kertas kuarto

B. Prosedur Kerja
1. Kegiatan I (Kecepatan Pernapasan dengan Menggunakan Spirometer)
a. Menyiapkan spirometer yang telah berisi air kemudian menormalkan
skalanya.
b. Menghitung frekuensi pernapasan (volume udara pernapasan):
1. Inspirasi normal dan ekspirasi normal.
2. Inspirasi kuat dan ekspirasi normal.
3. Inspirasi kuat dan ekspirasi normal..
4. Inspirasi sekuat-kuatnya dan ekspirasi normal.
5. Inspirasi sekuat-kuatnya dan ekspirasi sekuat-kuatnya.
a. Mengambil data pada setiap praktikan dan mencatat hasil pengamatan
1. Kegiatan II (Oksigen Dibutuhkan Dalam Pernapasan)
a. Menimbanglah hewan yang akan dijadikan sebagai bahan percobaan.
b. Memasukkan 1-2 butir KOH ke dalam tabung respirometer sederhana
dengan cara membungkusnya dengan kapas.
c. Memasukkan hewan uji coba ke dalam tabung resprometer. bagian
pertemuan antara tabung dengan penutup diolesi vaselin.
d. Meletakkan respirometer di atas dudukannya, selanjutnya meletakkan
respirometer pada tempat yang rata.
e. Memasukkan larutan eosin ke dalam pipa kapiler respirometer sepanjang
1-2 mm dengan menggunakan spoit.
f. Mengamati pergerakan larutan eosin ke dalam pipa respirometer
sederhana untuk setiap 15 detik selama 10 kali pengamatan.
1. Kegiatan III (Oksidasi Jaringan Pada Katak)
a. Menyuntikkan metyl blue ke dalam kantung-kantung limfa katak pada
bagian dorsalnya sebanyak 2-3 ml dalam larutan garam isotonis.
b. Setelah 30 menit, bunuhlah katak tersebut dan segera periksa jaringan
dan organ : darah, otot, pancreas, hati, jantung, limfa, dan ginjal.
c. Apabila jaringan telah mati, warna biru akan kembali dengan kembalinya
oksigen.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Kegiatan I (Kecepatan Pernapasan dengan Menggunakan Spirometer)
Jenis Nama Propandus (ml)
pernafasan Nardi Ashar Yandi Inho Eni Nelsi Imma Ashi
Normal – Normal
900 1200 700 700 500 600 500 500
(VT)
Normal – Kuat
1500 1400 1200 1200 1000 1000 1000 1000
(VCI)
Kuat – Normal
1600 1500 1300 1400 1200 1300 1200 1200
(VCI)
Kuat – Kuat 1900 1700 1500 1600 1500 1500 1500 1400
(KV)
Keterangan:
1. VT ( Volume tidal ) : Inspirasi normal dan ekspirasi normal.
2. VCE (Volume cadangan ekspirasi) : Inspirasi normal dan ekspirasi kuat.
3. VCI (Volume cadangan inspirasi) : Inspirasi kuat dan ekspirasi normal.
4. KV (Kapasitas vital) : Inspirasi kuat dan ekspirasi sekuat-kuatnya.

1. Kegiatan II (Oksigen Dibutuhkan Dalam Pernapasan)


Jenis Detik ke-
30 60 90 120 150 180
Organisme
Belalang 0,30 0,50 0,63 0,81 0,97 >1
Kecoa 0.32 0.60 0,84 0,90 >1 >1

2. Kegiatan III (Oksidasi Jaringan Pada Katak)


Warna Organ
Organ Setelah 10 – 15
Setelah Pembedahan
menit
Jantung Biru Merah kecoklatan
Paru-paru Biru Ungu kebiruan
Pankreas Biru Biru
Hati Coklat kehitaman Coklat
Lambung Biru Puith kebiruan
Limfa Ungu kehitaman Biru
Ginjal Biru Coklat

A. Pembahasan
1. Kegiatan I (Kecepatan Pernapasan dengan Menggunakan Spirometer)
Pada kegiatan ini dilakukan oleh 8 probandus. Pada probandus
pertama data yang diperoleh bervariasi hanya 500 ml dan semua seimbang
antara volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi,
kapasitas inspirasi, dan kapasitas vital. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak
fitnya probandus tersebut pada saat melakukan kegiatan ini. Pada probandus
kedua data yang diperoleh cukup tinggi dari data yang lainnya, hal ini
disebabkan karena factor tubuh yang ukurannya sedikit lebih tinggi dari
probandus-probandus yang lain sehingga volume pernapasannya juga lebih
tinggi. Pada probandus ketiga data yang diperoleh hampir seimbang antara
volume tidal dan volume cadangan inspirasi yaitu 1500 ml, dan juga antara
volume cadangan ekspirasi, kapasitas inspirasi, dan kapasitas vital yaitu 1200
ml. Pada probandus keempat data yang diperoleh tingginya melebihi dari
probandus-probandus yang lain, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis
kelamin dan juga diketahui bahwa volume pernapasan seorang pria lebih besar
dari pada volume pernapasan wanita. Dan yang terakhir yaitu probandus
kelima, data yang diperoleh antara volume tidal dan kapasitas vital sama yaitu
1400 ml. sedangkan volume cadangan inspirasi dan volume cadangan
ekspirasi juga sama yaitu sebesar 1500 ml. dan kapasitas inspirasinya sebesar
1000 ml. Volume udara pernafasan yang dimaksud mencakup:
1. Volume tidal, yaitu volume udara yang masuk atai keluar dari hidung
sewaktu bernapas pada keadaan istirahat, sebanyak 500 cc.
2. Volume cadangan inspirasi (komplemen), yaitu volume udara inspirasi
yang masih dihirup setelah inspirasi normal (tidal), kira-kira 3000 cc.
3. Volume cadangan ekspirasi (suplemen), yaitu volume udara ekspirasi
yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal (tidal), kira-kira
1250 cc.
4. Kapasitas vital, yaitu volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan
dalam sekali ekspirasi setelah inspirasi maksimal, volumenya 4750 cc.
5. Kapasitas inspirasi/Volume residu, walaupun dilakukan ekspirasi
semaksimal mungkin tetapi terdapat sisa udara dalam paru-paru yang
tidak dapat dikeluarkan dengan ekspirasi biasa, kisaran kapasitasnya
tersebut hanya sekitar 1200 cc.
Sesuai data hasil pengamatan yang diperoleh, maka dikethui bahwa
volume udara pernafasan setiap probandus berbeda-beda, tergantung dari
keadaan individu masing-masing.
1. Kegiatan II (Oksigen Dibutuhkan Dalam Pernapasan)
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan antara organisme
yang berbeda dan mempunyai berat yang tidak sama atau tidak sebanding
yaitu kecoa dan belalang. Kecoa lebih cepat melakukan respirasi
dibandingkan dengan belalang. Hal ini dapat terlihat dari jumlah kecepatan
respirasi yang dimiliki oleh kecoa dan belalang. Jumlah kecepatan respirasi
yang dimiliki oleh kecoa lebih cepat dibamdingkan dengan jumlah kecepatan
respirasi yang dimiliki oleh belalang. Dari hasil pengamatan yang kami
peroleh membuktikan bahwa kecoa membutuhkan oksigen untuk respirasi
lebih banyak dari pada belalang. Jadi, kebutuhan oksigen suatu organisme
tidak akan sama, dan dalam berespirasi organism membutuhkan kebuttuhan
oksigen yang berbeda-beda.
2. Kegiatan III (Oksidasi Jaringan Pada Katak)
Pada percobaan ini yaitu oksidasi jaringan yang bertujuan untuk
membuktikan bahwa di dalam jaringan atau organ berlangsung proses
oksidasi. Percobaan kali ini menggunakan katak yang disuntik dengan metilen
blue dalam larutan isotonis. Setelah katak disuntik kemudian didiamkan
selama 15 menit agar cairan metilen blue tersebut masuk ke seluruh organ
tubuh katak. Setelah katak didiamkan selama 30 menit kemudian dibedah lalu
diperiksa organ-organ katak yaitu : darah, otot, pancreas, hati, jantung, limfa,
dan ginjal. Organ atau jaringan yang telah diamati berubah menjadi biru dan
adapula yang berwarna coklat kehitaman. Yang tadinya berwarna biru
berubah menjadi merah kecoklatan. Karena adanya oksidasi yang cepat. Hal
ini menunjukkan bahwa didalam jaringan organ tubuh berlangsung proses
oksidasi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Volume udara pernafasan tiap individu berbeda-beda dengan menggunakan
alat respirometer untuk mengukur volume tidal, volume cadangan inspirasi,
volume cadangan ekspirasi, kapasitas inspirasi, dan kapasitas vital pada
probandus.
2. Organisme membutuhkan oksigen dalam bernafas, kebutuhan oksigen
respirasi setiap organisme berbeda-beda.
3. Proses oksidasi dapat berlangsung di dalam jaringan atau organ, diketahui
dengan adanya perubahan warna pada jaringan atau orang misalnya warna
biru.

A. Saran
Pada saat melaksanakan pengamatan, praktikan sebaiknya
menyimak dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh asisten, serta melakukan
pengamatan denga teliti agar hasil pengamatan yang didapatkan sesuai dengan
yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Halifah Pagarra. 2004. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM.

Anonim. 2009. Respirasi. http://www.praweda. biologi_respirasi.htm. Diakses


Tanggal 04 Mei 2009.

Brecnick. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.

Campbell, N.A; J.B Reece dan L.G Mitchell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Kimball W. John. 1999. Biologi Edisi Ketiga Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Irianto. 2004. Struktur dan Fungsi Manusia untuk Paramedis. Bandung: Yrama
Widya.

Wulangi, Kartolo. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud.


Respirasi
http://www.praweda. biologi_respirasi.htm
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, pertumbuhan. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke
luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa
pernafasan hewan tingkat tinggi.

Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga
tahap :

1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.

1. Glikolids:
Peristiwa perubahan :
Glukosa ⇒ Glulosa - 6 - fosfat ⇒ Fruktosa 1,6 difosfat ⇒
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat ⇒ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1.1. 2 molekul asam piravat.
1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):


Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran
asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan
adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan
elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP

1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP

Total 38 ATP

Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan
energi sebanyak 38 ATP.

Anda mungkin juga menyukai