PENDAHULUAN
ASI 6 bulan atau lebih. Pemberian ASI yang lebih lama memberi keuntungan
pada perkembangan kognitif anak (dokterseno, 2005).
Suatu penelitian jangka panjang dilakukan terhadap pertumbuhan bayi
yang mendapat ASI eksklusif dan bayi yang mendapat susu formula, hasilnya
didapatkan berat badan bayi yang mendapatkanASI lebih ringan dibanding
bayi yang mendapat susu formula sampai usia 6 bulan. Hal ini bukan berarti
bahwa berat badan yang lebih besar pada bayi yang mendapat susu formula
lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Kurva pertumbuhan yang
normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih pada bayi yang
mendapat susu fomula justru menandakan terjadinya kegemukan (Ariani,
2009).
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia
balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini,
bersifat irreversible (Nita, 2008). Berdasarkan latar belakang di atas penulis
tertarik ingin melihat perbedaan status gizi dan perkembangan bayi yang di
beri ASI eksklusif dengan tidak di beri ASI Eksklusif.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat di
rumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah ada perbedaan
status gizi dan perkembangan bayi yang di beri ASI eksklusif dengan tidak di
beri ASI Eksklusif di Kecamatan Jangka Kabupaten Bireun ?
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan status gizi dan perkembangan bayi yang di
beri ASI eksklusif dengan tidak di beri ASI Eksklusif di Kecamatan
Jangka Kabupaten Bireun.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui status gizi bayi di Kecamatan Jangka Kabupaten
Bireun.
b. Untuk mengetahui perkembangan bayi di Kecamatan Jangka
Kabupaten Bireun.
c. Untuk mengetahui bayi yang mendapat ASI Eksklusif dengan tidak
diberi ASI Eksklusif di Kecamatan Jangka Kabupaten Bireun.
d. Untuk mengetahui perbedaan status gizi bayi yang dberi ASI
Eksklusif dengan tidak diberi ASI Eksklusif di Kecamatan Jangka
Kabupaten Bireun.
e. Untuk mengetahui perbedaan perkembangan bayi yang di beri ASI
eksklusif dengan tidak di beri ASI Eksklusif di Kecamatan Jangka
Kabupaten Bireun.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Memberikan pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta
ketrampilan bagi peneliti dalam membuat proposal karya tulis ilmiah dan
dapat menambah wawasan, pengetahuan dalam mengetahui perbedaan
status gizi dan perkembangan bayi yang di beri ASI eksklusif dengan
tidak di beri ASI Eksklusif.
2. Bagi masyarakat
Memberikan informasi serta gambaran bagi berbagai pihak yang
ingin mengetahui tentang perbedaan status gizi dan perkembangan bayi
yang di beri ASI eksklusif dengan tidak di beri ASI Eksklusif.
3. Bagi Ibu
Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman ibu yang
mempunyai bayi agar memperhatikan perkembangan bayinya yang di beri
ASI eksklusif dengan tidak di beri ASI Eksklusif.
4. Bagi institusi
Memberikan informasi bagi institusi dan pihak pengelola gizi
tentang perbedaan status gizi dan perkembangan bayi yang di beri ASI
eksklusif dengan tidak di beri ASI Eksklusif dan diharapkan hasil
penelitian ini dapat menambah studi kepustakaan dan diharapkan menjadi
suatu masukan yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa jurusan gizi.
E. Keterbatasan Penelitian
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain
asupan makanan, penyakit infeksi dan pola asuh (Supariasa, 2001). Sedangkan
menurut Supartini (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak yaitu nutrisi, pengaruh budaya lingkungan dan status sosial dan ekonomi,
serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, oleh
karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga maka peneliti hanya ingin
melihat perbedaan status gizi dan perkembangan bayi yang di beri ASI
eksklusif dengan tidak di beri ASI Eksklusif (Supartini, 2004).
F. Keaslian Penelitian
Berdasarkan sepengetahuan dari peneliti, belum ada penelitian yang
sama dengan Perbedaan Status Gizi dan perkembangan Bayi yang diberi ASI
Eksklusif dengan tidak diberi ASI Eksklusif di Kecamatan Jangka Kabupaten
Bireun , namun ada penilitian yang serupa yang di teliti oleh :
1. Rita Zahara (2005) yang berjudul Hubungan tingkat pengetahuan dan
pendidikan Ibu dengan pemberian ASI eksklusif, hasil penelitian ini
banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak
62,9% dan yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 42,9%. Yang
membedakan dengan penelitian ini adalah variabel, sampel dan tempat.
2. Rahmaini (2006) yang berjudul Hubungan pendidikan, pengetahuan,
sikap ibu dan sikap ayah dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
menyusui, hasil dari penelitian ini banyak ibu-ibu yang tidak memberikan