Anda di halaman 1dari 23

Otitis Media

Supuratif Akut
(OMSA)
Ratna Dewi Kumala
Fahrina Ulfa
Rahajeng Anugrahing

105070107111041
115070100111017
115070100111070

Otitis media adalah peradangan sebagian atau


seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

Definisi
Otitis Media Supuratif Akut (OMSA) adalah otitis
media yang berlangsung selama 3 minggu atau
kurang karena infeksi bakteri piogenik.

Anatomi

Sumbatan pada tuba eustachius adalah penyebab utama dari otitis


media. Silia mukosa tuba eustania terganggu sehingga pencegahan
invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu.

Etiology

Kuman penyebab utama yang paling sering pada OMSA:


bakteri pyogenik : 1. Streptokokus pneumoiae
haemolitikus
3. Stafilakokus aureus
4. Pneumokokus

2. Streptococcus beta

Kadang ditemukan juga Haemopilus influenza, Esherichia colli, Streptokokus


anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas auregenosa.
Haemophilus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia 5
tahun.ba

Patogenesis
Telinga tengah biasanya steril. Gabungan aksi fisiologis silia, enzim penghasil
mucus (misalnya muramidase) dan antibodi berfungsi sebagai mekanisme
petahanan bila telinga terpapar dengan mikroba kontaminan saat menelan.

Otitis media akut terjadi bila mekanisme fisiologis ini terganggu.


Obstruksi tuba eustachius merupakan faktor penyebab dasar pada otitis media akut.
Normalnya lapisan mukosa pada telinga tengah menyerap udara pada telinga tengah, namun
jika udara tidak dapat dialirkan karena adanya obstruksi relatif tuba eusthachius maka akan
terjadi tekanan negative dan menimbulkan effuse serosa.
Efusi ini pada telinga tengah merupakan media yang fertile untuk perkembangbiakan
mikroorganisme dan dengan adanya infeksi saluran napas atas dapat terjadi invasi virus dan
bakteri ke telinga tengah.

Meskipun infeksi saluran napas terutama disebabkan oleh virus namun


sebagian besar infeksi otitis media akut disebabkan oleh bakteri piogenik.

Anak-anak lebih mudah terserang OMSA dibandingkan orang dewasa :


1.

Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

2.

Mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan
letaknya agak horizontal.

3.

Adenoid (berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relative lebih


besar disbanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan
muara eustachius sehingga adenoid yang besar mengganggu terbukanya
saluran eustachius.

Rute Infeksi

Manifestasi
klinis

nyeri, demam, malaise dan kadang kadang nyeri kepala di


samping nyeri telinga; khusus pada anak anak dapat terjadi
anoreksia, mual dan muntah. Demam dapat tinggi pada anak
kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada 30% kasus.
Seluruh atau sebagian membrane timpani secara khas menjadi
merah dan menonjol dan pembuluh pembuluh darah di atas
membrane timpani dan tangkai maleus berdilatasi dan menjadi
menonjol.

Stadium oklusi tuba eustachius


Stadium pre-supurasi / hiperemia
Stadium supurasi

Staging

Stadium perforasi
Stadium resolusi

Stadium
oklusi tuba
eustachius

Tuli dan nyeri telinga, tapi tidak khas


(Perubahan yang terjadi pada mukosa cavum
tympani tersebut, mengakibatkan terjadinya
perembesan cairan kedalam cavum tympani
(transudasi). Keadaan ini disebut sebagai
Hidrops ex vacuo. Kadang-kadang membrane
tympani tampak normal (tidak ada kelainan)
atau berwarna keruh pucat.
Gangguan telinga yang dirasakan akibatnya
vacuum hydrops ex vacuo. Keluhan yang
dirasakan: telinga terasa penuh (seperti
kemasukan air), pendengaran terganggu, nyeri
pada telinga (otalgia), tinnitus.)
Retraksi membran timpani ke arah medial dan
refleks cahaya hilang atau berubah
Derajat ringan efusi di telinga tengah
Hilangnya pendengaran konduktif

Stadium pre-supurasi / hiperemia


Nyeri telinga
Ketulian dan tinnitus (pada dewasa)
Anak-anak biasanya akan demam
Pada stadium hiperemis, tampak
pembuluh darah yang melebar di
membrane tympani atau seluruh
membrane tympani tampak
hiperemis
Eksudat inflamasi pada telinga
tengah

Stadium supurasi (bombans)


Nyeri telinga yang hebat
Ketulian meningkat
Anak-anak dapat demam dan disertai
muntah bahkan kejang
Membran timpani merah dan
membengkak (bulging) karena edema
yang hebat pada mukosa telinga tengah
dan hancurnya sel epitel superficial,
serta terbentuknya eksudat yang purulen
di cavum tympani
Tenderness pada antrum mastoid

Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya
pemberian antibiotic atau virulensi kuman yang tinggi,
maka terjadi rupture membrane tympani dan nanah
keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga
luar, akibatnya nyeri yang dirasakan penderita
berkurang.
Keluhan yang di rasakan sudah banyak berkurang,
karena tekanan di cavum tympani sudah banyak
berkurang
Keluar cairan dari telinga, penurunan pendengaran
dan keluhan infeksi saluran nafas atas masih di
rasakan
Pemeriksaan otoskopi meatus externus masih didapati
banyak mukopus dan setelah dibersihkan akan tampak
membrane tympani yang hiperemis dan perforasi

Stadium
perforasi

Bila membrane tympani tetap utuh, keadaan membrane


tympani berlahan-lahan akan normal kembali.
Bila sudah terjadi perforasi, sekret akan berkurang dan
mengering.
Discharge dengan darah yang akan menjadi mukopurulen.
Pada stadium ini kebanyakan yang masih dirasakan adanya
gangguan pendengaran, keluhan sebelumnya sudah tidak
dirasakan lagi.
Pada pemeriksaan otoskopi meatus akustikus externus
bersih dari sekret, membrane tympani warnanya sudah
kembali lagi seperti mutiara, yang masih tampak adalah
perforasi pars tensa.

Penyakitnya timbul mendadak (akut)

Diagnosis

Adanya tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang di buktikan adanya salah satu
tanda berikut:
1. Kemerahan pada gendang telinga
2. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan disuatu rongga tubuh) di telinga
tengah.
Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda:
1. Menggembungnya gendang telinga.
2. Terbatas/tidak gerakan gendang telinga.
3. Adanya bayangan cairan dibelakang gendang telinga.
4. Cairan yang keluar dari telinga.

Penatalaksan
aan

Pada stadium oklusi mengembalikan fungsi tuba eustachius secepatnya.


Tetes hidung yang berfungsi sebagai vasokonstriktor untuk mengatasi
penyempitan tuba akibat edema. Obat yang dapat digunakan adalah
solution efedrin 1% untuk orang dewasa dan 0.25-0.5% untuk bayi dan
anak-anak.
Stadium hiperemis, terapi yang diberikan adalah antibiotic (golongan
ampicillin dan penisilin), obat tetes hidung dan analgetik.
Stadium supurasi, selain antibiotic, idealnya harus dilakukan miringotomi,
bila membrane masih utuh, sehingga rupture membrane tympani dapat
dihindari.

Stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar, pengobatan yang dilakukan
adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotic yang adekuat. Ear
toilet.
Stadium resolusi ini penderita sudah tidak memerlukan obat-obatan lagi, karena
ISPA juga sudah sembuh. Penderita disarankan untuk menjaga kebersihan telinga,
tidak boleh kemasukan air atau dikorek-korek guna menghindari kekambuhan
Dry local heat
Antipiretik

Otitis media kronik. Ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara kronik
dari satu atau dua telinganya. Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2
minggu,
resiko
infeksi
menjadi
sangat
umum

Komplikasi

Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga
tengah, termasuk otak. Namun umumnya komplikasi ini jarang terjadi, salah
satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMSA yang tidak
diobati.
Hilangnya pendengaran permanen (cairan di telinga tengah dan otitis media
kronik mengurangi pendengaran anak dan menyebabkan masalah dalam
kemampuan bicara dan bahasa).

Prognosis

Prognosis pada OMSA baik bila


diberikan terapi yang adekuat
(antibiotic yang tepat dan dosis
cukup).

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai