Pendahuluan
18
Glasser
dan
Glasser-Jenkins
merupakan
penyederhanaan dari persamaan Kapustinskii yang
diterapkan pada senyawa ionik kompleks, sedangkan
persamaan Yoder-Flora diturunkan berdasarkan
siklus Born-Haber.
Persamaan
1200,5 V Z + Z
0,345
1
rc + ra
rc + ra
Kapustinskii (K)
U =
Glasser (G)
U =
Glasser-Jenkins (GJ)
2I
U = AI
V
m
Pustaka
1 nk z 2k
r
r
1
Glasser,
1995
Glasser and
Jenkins,
2000
Yoder-Flora (YF)
West, 1984
Yoder and
Flora, 2005
(K), (G), (GJ), dan (YF) secara berturut-turut merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan
persamaan energi kisi dari Kapustinskii, Glasser, Glasser-Jenkins, dan Yoder-Flora pada paper ini.
Persamaan Kapustinskii berlaku untuk senyawa ionik biner dan merupakan dasar penurunan persamaan
Glasser dan Glasser-Jenkins. Persamaan Yoder-Flora diturunkan sebagai hasil observasi dari siklus BornHaber yang hasilnya dapat disimpulkan bahwa energi kisi garam rangkap memiliki selisih yang sangat
kecil terhadap jumlah energi kisi garam-garam sederhananya, sehingga harga perubahan entalpinya dapat
diabaikan.
Keterangan simbol pada persamaan:
U
=
Energi kisi (kJ mol-1) yang diperoleh melalui persamaan yang diturunkan
dari Hukum Coulomb,
U(BHC)
=
Energi kisi (kJ mol-1) yang dihitung melalui Siklus Born-Haber,
V
=
Jumlah ion dalam satuan rumus,
=
Muatan ion positif,
Z+
Z=
Muatan ion negatif,
=
Jari-jari kation (),
rc
=
Jari-jari anion (),
ra
A
=
Faktor konversi elektrostatik yang besarnya 1200,5 pada pers.
Kapustinskii, dan 1213,9 kJ mol-1 pada pers. Glasser dan GlasserJenkins; merupakan hasil perkalian antara kuadrat muatan elektron,
bilangan Avogadro dan tetapan Madelung, M, dibagi permitivitas dalam
vakum, 4o,
=
Jarak
rata-rata kation ke anion (); jarak kation ke anion yang dimaksud
r
adalah jumlah jari-jari kation dan anion dengan memakai jari-jari ion
Goldscmidt koordinasi enam,
=
Konstanta tolakan yang besarnya 0,345,
2
I
=
n z = kekuatan ion,
k k
nk
zk
Vm
=
=
=
2.
Metode
(1)
H fo (oksida A) - H fo (oksida B) - H f ox
Gambar 2. Siklus Born-Haber dan proses-proses yang menghasilkan entalpi pembentukan standar, Hf pada
pembentukan oksida piroklor (A3+)2(B4+)2O7. Tahap-tahap I, II, III, dan IV merupakan Siklus Born-Haber. Tahaptahap V dan VI merupakan tahap pembentukan dari unsur-unsurnya menjadi oksida-oksida biner dan akhirnya
menjadi oksida piroklor. Untuk mengubah unsur A, B dan molekul O2 menjadi atom-atomnya diperlukan energi
atomisasi, dan perubahan entalpinya disebut entalpi atomisasi, Hatom (I); atom-atom A, B dan O kemudian diubah
menjadi A3+ dan B4+ memerlukan entalpi ionisasi (jumlah entalpi ionisasi pertama, kedua, dan ketiga untuk ion A;
jumlah entalpi ionisasi pertama, kedua, ketiga dan keempat untuk atom B), Hion, dan O2- menghasilkan entalpi
afinitas, Haf (II); selanjutnya ion-ion ini bergabung membentuk kisi struktur oksida piroklor yang menghasilkan
entalpi kisi, HL (III); Jumlah dari perubahan-perubahan entalpi tahap I, II dan III adalah entalpi pembentukan
standar, Hf (IV). Bila tidak ada data Hf, data entalpi pembentukan oksida A, Hf(A2O3(s)) dan oksida B,
Hf(2BO2(s)) (V), serta entalpi pembentukan oksida piroklor A2B2O7(s) dari oksida A dan B, Hfox (VI) dapat
digunakan.
Perhitungan U(G) dan U(YF) tidak dilakukan
terhadap semua piroklor mengingat terbatasnya data
yang tersedia untuk perhitungan dengan kedua
persamaan tersebut. Sedangkan untuk perhitungan
U(GJ), datanya cukup tersedia karena hanya
membutuhkan data parameter sel a (Subramanian et
al., 1983) untuk menghitung volume satuan rumus,
Vm. Untuk menghitung U(G), diperlukan data jari-jari
ion dari Goldschmidt (Goldschmidt, 1926) yang
sangat terbatas jumlahnya untuk kation-kation pada
oksida-oksida piroklor. Sedangkan, kendala pada
perhitungan U(YF) untuk keseluruhan oksida
piroklor adalah karena data termokimia (untuk
menghitung U(BHC)) dari oksida-oksida biner
pembentuknya sangat terbatas jumlahnya.
Dengan mempertimbangkan hasil perhitungan
yang diperoleh pada U(G), U(GJ) dan U(YF) serta
plotting-nya terhadap U(BHC) akan ditentukan
Upiroklor=
33000
34000
35000
-1
38000
37000
36000
35000
34000
33000
32000
U(BHC) / kJ mol
U (BHC) / kJ mol
-1
36000
45000
R 2 = 0,8626
40000
35000
30000
35000 37000 39000 41000 43000 45000 47000
-1
-1
U (G) / kJ mol
U (GJ) / kJ mol
-1
U (BHC) / kJ mol
U A2B2O7 / kJ mol-1
42000
U A2B2O7=0,9793(U A2O3+2U BO2)+675,62
2
40000
R = 0,9996
38000
36000
34000
32000
33000
35000
37000
39000
41000
42000
40000
38000
36000
34000
32000
33000
R = 0,9993
35000
37000
39000
-1
U (YF) / kJ mol
41000
43000
n+
(3)
4. Kesimpulan
Dengan kesalahan kurang dari 3 %, pada
oksida piroklor juga berlaku rumusan energi kisi
yang merupakan persamaan kombinasi dari
rumusan Yoder-Flora dan Kapustinkii sebagai
berikut:
1213,9 2 I
0,345
1
kJ/mol ;
(rA m + + 1,42) (rA m + + 1,42)
U (K) B n2 + O 2n =
1213,9 2 I
( r B n + + 1,4)
0,345
1
( r B n + + 1,4)
kJ/mol
Daftar Pustaka
Glasser, L. 1995, Lattice Energies of Crystals with
Multiple Ions: A Generalized Kapustinskii
Equation, Inorg. Chem., 34, 4935-4936.
Glasser, L. and H. D. B. Jenkins, 2000, Lattice
Energies and Unit Cell Volumes of Complex
Ionic Solids, J. Am. Chem. Soc., 122, 632638.
Helean, K. B., S. V. Ushakov, C. E. Brown, A.
Navrotsky, J. Lian, R.C. Ewing, J.M. Farmer,
and L.A. Boatner, 2004, Formation enthalpies
of rare earth titanate pyrochlores, J. Solid
State Chem., 177:6, 1858-1866.
Jenkins, H. D. B. and L. Glasser, 2002, Ionic
Hydrates, MpXqnH2O: Lattice Energy and
Standard Enthalpy of Formation Estimation,
Inorg. Chem., 41:17, 4378-4388.
Navrotsky, A., S. V. Ushakov, K. B. Helean, and
L. A. Boatner, Enthalpies of Formation of
Rare
Earth
Pyrochlores.
Sumber:
www.chem.udavis.edu/, diakses pada 15 April
2005.
Rayner-Canham, G., 2000, Descriptive Inorganic
Chemistry, 2 nd ed., Appendix 2,. 534-544,
W.H. Freeman and Co., New York.
Subramanian, M. A., G. Aravamudan, and G. V. S.
Rao, 1983, Pyrochlase oxides: Arieview,
Prog. Solid State Chem., 15, 55-142.
West, A. R. 1984, Solid State Chemistry and Its
Applications, John Wiley and Sons, New
York, 263-315.