Yi = b0 + b1 Xi + ei ; i = 1, 2, ..., N
dimana N adalah banyaknya data cross-section
Sedangkan persamaan model dengan time-series adalah :
Yt = b0 + b1 Xt + et ; t = 1, 2, ..., T
dimana T adalah banyaknya data time-series
Mengingat data panel merupakan gabungan dari time-series dan cross-section, maka model dapat
ditulis dengan :
Dalam analisis model panel data dikenal, dua macam pendekatan yang terdiri dari pendekatan efek
tetap (fixed effect), dan pendekatan efek acak (random effect). Kedua pendekatan yang dilakukan
dalam analisis panel data dapat dijelaskan sebagai berikut :
Wing Wahyu Winarno (2007) menjelaskan bahwa, dalam menganalisis data panel, teknik paling
sederhana mengasumsikan data gabungan yang ada menunjukkan kondisi yang sesungguhnya.
Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua obyek pada semua waktu. Metode ini sering
disebut dengan common effect.
Kelemahan asumsi tersebut adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya.
Kondisi tiap obyek saling berbeda, bahkan satu obyek pada suatu waktu akan sangat berbeda
dengan kondisi obyek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang
menunjukkan perbedaan konstanta antar obyek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama.
Model tersebut dikenal dengan efek tetap (fixed effect), yaitu bahwa suatu obyek memiliki konstanta
yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap
besarnya dari waktu ke waktu (time invariant). Untuk membedakan satu obyek dengan obyek lainnya,
digunakan variabel semu (dummy), sehingga model ini dikenal dengan Least Square Dummy Variabel
(LSDV).
Penggunaan variabel dummy tergantung pada tujuan analisisnya, bila variabel dummy digunakan
untuk melihat perbedaan konstanta antar waktu, maka data disusun berdasarkan waktu observasi
(stacked by date). Namun bila variabel dummy digunakan untuk melihat perbedaan konstanta antar
obyek, maka data disusun berdasarkan obyek observasi (stacked by cross).
Dalam pengaplikasian variabel dummy, terdapat suatu waktu atau obyek observasi yang dijadikan
tolak ukur (benchmark). Untuk data stacked by date yang digunakan sebagai benchmark adalah
periode waktu awal observasi. Misal dalam penelitian ini, karena observasinya adalah 35
kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2005 - 2008, maka yang digunakan sebagai benchmark dalam
data stacked by date adalah tahun 2005. Sedangkan pada data stacked by cross, benchmark yang
digunakan adalah salah satu atau sekelompok data tertentu. Pada berbagai penelitian, obyek yang
digunakan sebagai benchmark pada umumnya adalah obyek yang memiliki karakteristik yang paling
baik berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan oleh peneliti.
Sumber:
Saputra, (2011). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pdrb, Ipm, Pengangguran Terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Jawa Tengah. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Tahun 2011