PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan. Berbagai macam krisis yang
terjadi sebenarnya bukan krisis ekonomi sebagai pangkal masalahnya, melainkan
mendasar pada kesehatan mental bangsa ini sendiri.Minimnya perhatian terhadap
kesehatan mental bangsa termanifestasi dalam begitu banyak masalah yang disebut krisis
multidimensional.
Pernyataan
ini
dinyatakan
dengan
jelas
oleh
dr. Danardi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI ANSIETAS
Ansietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan
akan bahaya atau frustasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman,
keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya (J.J
GROEN).
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian
besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
2
ansietas diantaranya
dan Wartonah (2003) memaparkan jika sosial budaya, potensi stres serta
lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas.
b. Faktor Presipitasi
a) Biologi
Gangguan fisik adalah suatu keadaan yang terganggu secara fisik oleh
penyakit maupun secara fungsional berupa penurunan aktivitas sehari-hari. Stuart
& Laraia (2005) mengatakan bahwa kesehatan umum individu memiliki efek nyata
sebagai presipitasi terjadinya ansietas. Apabila kesehatan individu terganggu, maka
kemampuan individu untuk mengatasi ancaman berupa penyakit (gangguan fisik)
akan menurun.
b) Psikologi
Ancaman terhadap integritas fisik dapat mengakibatkan ketidakmampuan
psikologis atau penurunan aktivitas sehari-hari seseorang. Ancaman eksternal yang
terkait dengan kondisi psikologis dan dapat mencetuskan terjadinya ansietas
diantaranya adalah peristiwa kematian, perceraian, dilema etik, pindah kerja,
perubahan dalam status kerja. Sedangkan yang termasuk ancaman internal yaitu
gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja atau ketika menerima
peran baru (istri, suami, murid dan sebagainya).
c) Sosial Budaya
Status ekonomi dan pekerjaan akan mempengaruhi timbulnya stres dan lebih
lanjut dapat mencetuskan terjadinya ansietas (Tarwoto & Wartonah, 2003). Orang
dengan status ekonomi yang kuat akan jauh lebih sukar mengalami stres dibanding
mereka yang status ekonominya lemah. Hal ini secara tidak langsung dapat
mempengaruhi seseorang mengalami ansietas, demikian pula fungsi integrasi
sosialnya menjadi terganggu yang pada akhirnya mencetuskan terjadinya ansietas.
D. TINGKAT ANSIETAS
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus.
b. Ansietas sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi
c. Ansietas berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda da nada
ancaman; ia memperhatikan respon takut dan distres
d. Panic
Serangan panic adalah suatu episode ansietas yang cepat intens, dan meningkat,
berlangsung 15-30 menit, ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar
juga ketidaknyamanan fisiologis. Ciri-ciri panic:
Hilang control
Tidak dapat melakukan sesuatu tanpa perintah atau arahan
Disorganisasi kepribadian
Meningkatkan aktivitas motoric
Menurunnya kemampuan menghubung-hubungkan
Distrosi persepsi
Hilangnya pikiran rasional
Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif
Bila berlangsung berkepanjangan menyebabkan exhaustion- kematian
E. TANDA DAN GEJALA
a. Respons fisik :
1. Kardiovaskular
palpitasi, jantung bedebar, tekanan darah meninggi, denyut nadi cepat
2. Pernafasan
Napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan
pada tenggorokan, terengah engah
3. Neuromuskular
Refleks meningkat, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
kaki goyah, gerakan yang janggal
4. Gastrointestinal
Anoreksia, diare/konstipasi, mual, rasa tidak nyaman pada abdomen
5. Traktur urinarius
Sering berkemih dan tidak dapat menahan kencing
6. Kulit
Wajah kemerahan, berkeringat, gatal, rasa panas pd kulit
b. Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus
pada apa yang menjadi perhatiannya
c. Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
d. Respons Emosi :
5
meningkat
secara
menetap,
ketidakpastian,
kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed,
khawatir, prihatin.
e. Gejala fisik:
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot,
mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lainlain. Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak
nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu
yang menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa
kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus
menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan beret; kadang- kadang ada
gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan
yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan anxietas
kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan
saja.Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan
biasanya dirasakan cukup gawat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Factor predisposisi
Psikoanalisa ( elemen id dan super ego). Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan
bahwa aspek psikologis memandang ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Dorongan insting
dan hati nurani. Ansietas meningkatkan ego akan adanya bahaya yang perlu
diatasi. Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas
diantaranya adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan
maupun situasional seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu
hubungan
(GABA).
b. Factor presipitasi
Ancaman integritas fisik. Ketidakmampuan fisiologis dan menurunnya
c. Mekanisme koping
d. Prilaku
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA
a. Ansietas
b. Koping individu tidak efektif
c. Takut
C. STRATEGI PELAKSANAAN (SP)TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
ANSIETAS
a. Pertemuan 1
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
:
1) Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.
2) Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.
3) Klien mengatakan sulit tidur
4) Klien mengatakan tidak nafsu makan.
Data Objektif
Klien terlihat seperti orang bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindak Keperawatan
1) Tujuan Umum
: mengatasi gangguan ansietas klien.
2) Tujuan Khusus :
Pasien mampu membina hubungan saling percaya
Pasien mampu mengenal ansietas
Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
Pasienmampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan
dalam membina hubungan saling percaya adalah
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu
pasien
2) Membantu pasien mengenal ansietas :
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
8
nama
saya
nia. Saya
adalah
mahasiswa
dari
POLTEKKES
mengatasinya
Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki
perasaan yang sama jika diposisi Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu
Karena Ibu mampu menahan semua cobaan ini. Ibu adalah orang yang
luar biasa.Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat
kecemasan yang sedang.Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu
merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu
9
jalan-jalan
atau
ibu
juga
bisa
mengatasinya
dengan
mendengarkan musik.
3) Fase Terminasi
i.
Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang
ibu rasakan dan latihan relaksasi?
Obyektif
Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.
ii.
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?
Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa
cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini
iii.
Kontrak yang akan datang
Topik
Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit
kecemasan yang ibu rasakan, bagamana jika kita latihan kembali
besok bu? Jangan lupa ibu mencoba teknik yang lain untuk
10
Bagaimana
kalau
kita
latihan
cara
yang
kedua
ini
b. Pertemuan ke-2
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
:
Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.
Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.
Klien mengatakan sulit tidur
Klien mengatakan tidak nafsu makan.
Data Objektif
Klien terlihat seperti orang bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
1) Tujuan Umum
Mengatasi gangguan ansietas klien
2) Tujuan Khusus
Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik distraksi untuk
mengatasi ansietas
Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik distraksi
Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik distraksi untuk
mengatasiansietas
4. Tindakan Keperawatan
1) Ajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangi ansietas :
Melakukan hal yang disukai
Menonton TV
Mendengarkan music yang disukai
Membaca koran, buku atau majalah
2) Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul
5. Strategi Komunikasi
1) Fase Orientasi
i.
Salam Terapeutik
Assalamualaikum, Selamat pagi ibu ! Saya perawat yang bertugas
pada pagi ini, saya yusuf, Ibu bisa memanggil saya Teguh. Saya adalah
11
iii.
pengalihan.
Waktu
Berapa lama kita akan berlatih ibu? Bagaimana jika 10 menit?
Tempat
Dimana kita akan berdiskusi? Bagaimana jika di halaman
samping?
Tujuan
Tujuan dari latihan hari ini adalah agar ibu dapat meningkatkan
kontrol kecemasan pada diri ibu dan ibu dapat mempraktekkannya
tadi?
Objektif
12
Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus
sekali,nanti jika ibu merasa cemas, ibu dapat melakukan teknik
ii.
iii.
dengan 5 jari.
Waktu
Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini besok
c. Pertemuan ke-3
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
:
Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.
Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.
Klien mengatakan sulit tidur
Klien mengatakan tidak nafsu makan.
Data Objektif
Klien terlihat seperti orang bingung
Klien tampak seperti orang bingung
Klien sulit berkonsentrasi
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
1) Tujuan Umum :
Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi hipnotis 5 jari
2) Tujuan Khusus :
Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi hipnotis 5
jari untuk mengatasi ansietas
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari
13
yang paling indah yang pernah di kunjungi. Ibu, coba ulangi lagi cara teknik
hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus sekali, mari kita
masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa
langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang
telah kita buat.
3) Fase Terminasi
i.
Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang bincang tentang
masalah yang ibu rasakan dan latihan mempaktekkan teknik
ii.
tadi.Bagus, ternyata ibu masih ingat apa yang telah saya ajarkan.
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat
mempraktekkan kembali dan jangan lupa untuk memasukannya dalam
iii.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis sebagi berikut :
1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai beberapa informasi seputar
gangguan kecemasan
2. Bagi tenaga kesehatan dapat dijadikan referensi informasi untuk membantu
menangani kecemasan pada pasien denngan gangguan jiwa
3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagia tambahan informasi guna penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fortinash, KM., & Holoday-Warret, PA. 2008. Psychiatric Mental Health Nursing. 4th ed.
St. Louis : Mosby
Harold, I. Kaplan & Benjamin, J. Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Jakarta :
Binarupa Aksara.
http://campuskimia17.blogspot.com/2013/06/sp-ansietas.html
http://lentrageotirasyara.blogspot.com/2014/04/askep-jiwa-kecemasan_8933.html
http://www.slideshare.net/anangsatrianto/asuhan-keperawatan-pada-klien-dg-ansietas
Stuart, Gail W & Laraia, MT. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
16
Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Tomb, David A . 2003. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC
Videbeck, Sheila L . 2008. Buku Ajar Keperawtan Jiwa. Jakarta : EGC
17