Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak


terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung,
perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik, perubahan
frekuensi, irama dan konduksi jantung.
2. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi, peka
rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan), mual muntah, diare, kekurangan insulin yang
relatif, hiperglikemia.
4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan
mekanisme perlindungan dari mata, kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan
beban kerja jantung, perubahan dalam arus balik vena dan tahan
vaskuler sistemik, perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.
Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil :
-

tanda vital stabil


denyut nadi perifer normal
pengisisan kapiler normal
status mental baik
tidak ada disritmia

Intervensi

a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.
b. Pantau CVP jika pasien menggunakannya.
c. Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang
dikeluhkan pasien.
d. Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
e. Auskultasi suara antung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan,
adanya irama gallop dan murmur sistolik.

f. Pantau EKG, catat dan perhatikan kecepatan atau irama jantung dan
adanya disritmia.
g. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal.
h. Pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk, batasi penggunaan
linen/pakaian, kompres dengan air hangat.
i. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering,
nadi lemah, pengisisan kapiler lambat, penurunan produksi urine dan
hipotensi.
j. Catat masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
k. Timbang berat badan setiap hari, sarankan untuk tirah baring, batasi
aktivitas yang tidak perlu.
l. Catat adanya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan, sinus
bradikardia/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung.
m. Observasi efek samping dari antagois adrenergik, misalnya penurunan
nadi dan tekanan darah yang drastis, tanda tanda adanya kongesti
vaskular/CHF, atau henti jantung.
n. Berikan cairan iv sesuai indikasi.
o. Berikan O2 sesuai indikasi
2. Dx 2 : Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia
tubuh.
Tujuan : Mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
melakukan aktifitas.
Intervensi
:
a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat
melakukan aktifitas.
b. Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis.
c. Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin,
turunkan stimulasi sesori, warna warna yang sejuk dan musik santai
(tenang).
d. Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan
istirahat di tempat tidur sebanyak banyaknya jika memungkinkan.
e. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti:
sentuhan/masase, bedak yang sejuk.
f. Memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang,
seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.
g. Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang
mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespons terhadap
perasaan tersebut.

h. Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak
stabil ini.
i. Berikan obat sesuai indikasi (sedatif, mis:
fenobarbital/luminal,transquilizer/klordiazepoksida/librium.
3. Dx 3 : Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/peasukan dengan penurunan berat badan), mual muntah,
diare, kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia.
Tujuan : Menunjukkan berat badan yang stabil disertai dengan nilai
laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda tanda malnutrisi.
Intervensi
:
a. Auskultasi bising usus.
b. Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelelahan umum/nyeri, nyeri
abdomen, munculnya mual dan muntah.
c. Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap
hari serta laporkan adanya penurunan berat badan.
d. Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan
juga makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang
mudah dicerna.
e. Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus
(mis. Teh, kopi dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang
menyebabkan diare (mis. Apel, jambu dll).
f. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori,
protein, karbohidrat dan vitamin.
g. Berikan obat sesuai indikasi:
1) Glukosa, vitamin B kompleks.
2) Insulin (dengan dosis kecil)

4. Dx 4 : Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d


perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan
penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
Tujuan : Mampu mengidentifikasikan tindakan untuk memberikan
perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.
Intervensi
:

a. Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata,


lapang pandang sempit, air mata berlebihan. Catat adanya fotofobia,
rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata.
b. Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur atau
pandangan ganda (diplopia).
c. Anjurkan pasien menggunakan kacamata gelap ketika terbangun dan
tutup dengan penutup mata selama tidur sesuai kebutuhan.
d. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan batasi pemakaian garam
jika ada indikasi.
e. Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika
memungkinkan.
f. Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang
perubahan gambaran atau bentuk ukuran tubuh untuk meningkatkan
gambaran diri.
g. Berikan obat sesuai dengan indikasi:
1) Obat tetes mata metilselulosa.
2) ACTH, prednison.
3) Obat antitiroid

Anda mungkin juga menyukai