BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
Protozoa kurang jelas perbedaannya. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan
protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal
yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis.
Semua spesies Euglenophyta mampu hidup pada nutrien kompleks tanpa adanya cahaya, beberapa
ilmuwan memasukkannya ke dalam filum Protozoa. Contohnya strain mutan algae genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan jelas antara algae
dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya
eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena
dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah (wase).
Berdasarkan struktur tubuh dan alat geraknya, phylum Protozoa dikelompokkan menjadi 4
kelas, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Flagellata (Mastigophora), bergerak
dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk
menangkap makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1.
Fitoflagellata. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya: Euglena
viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.
2.
Zooflagellata. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya: Trypanosoma dan
Leishmania.
Secara umum Flagellata memiliki daur hidup dalam bentuk trofozoit dan kista. Berkembang
biak dengan cara vegetatif berupa pembelahan biner dan cara generatif berupa konjugasi. Flagellata
hidup secara soliter atau bentuk koloni. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan,
lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang.
Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau
pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
Beberapa spesies Flagellata memiliki peran yang penting dalam ekosistem air, yaitu sebagai
fiplankton dan zooplankton. Oleh karena itu, untuk lebih mendalami mengenai Flagellata,
diperlukan kajian lebih mendalam mengenai beberapa aspek yang meliputi morfogenesis, habitat,
fisiologis, daur hidup, reproduksi dan peranan Flagellata, sehingga diharapkan akan muncul
penelitian lanjutan mengenai Flagellata dan usaha pemanfaatannya untuk masa yang akan datang.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rumusan Masalah
Bagaimana klasifikasi dari Flagellata (Mastigophora) ?
Bagaimana morfogenesis dari Flagellata (Mastigophora) ?
Bagaimana fisiologi dari Flagellata (Mastigophora) ?
Dimana habitat dari Flagellata (Mastigophora) ?
Bagaimana cara reproduksi dan daur hidup dari Flagellata (Mastigophora) ?
Apakah peranan Flagellata (Mastigophora) ?
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui klasifikasi dari Flagellata (Mastigophora).
Untuk mengetahui morfogenesis dari Flagellata (Mastigophora).
Untuk mengetahui fisiologi dari Flagellata (Mastigophora).
Untuk mengetahui habitat dari Flagellata (Mastigophora).
Untuk mengetahui cara reproduksi dan daur hidup dari Flagellata (Mastigophora)
Untuk mengetahui peranan Flagellata (Mastigophora).
D. Manfaat
Kajian mengenai Flagellata ini memiliki banyak manfaat bagi semua pihak yang membaca, antara
lain:
1. Bagi mahasiswa, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Flagellata.
Memperdalam pemahaman mengenai Flagellata yang meliputi klasifikasi Flagellata, morfologi,
fisiologi, habitat, reproduksi, daur hidup dan peranan Flagellata. Mendorong mahasiswa untuk
melakukan penelitian tentang Flagellata karena protozoa ini unik dan merupakan bentuk peralihan
antara hewan dan tumbuhan.
2. Bagi masyarakat, yaitu menambah pengetahuan tentang hewan yang berukuran mikro tetapi
memiliki peranan vital di lingkungan perairan. Bagi peternak ikan, pengetahuan mengenai
Flagellata ini sangat bermanfaat karena banyak spesies Flagellata yang dapat digunakan sebagai
pakan alami ikan maupun udang. Selain itu, Flagellata dapat digunakan sebagai sumber Protein Sel
Tunggal (PST), misalnya Euglena viridis dan Euglena oxyuris.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Flagellata
Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk) atau
Mastigophora (dari bahasa Yunani,mastig yang berarti cambuk, dan phora yang berarti
gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau
protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi
menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya,
sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada ujung depan sel
(anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel di
bagian belakang sel (posterior). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan
untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena
mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti tumbuhan
yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang berbentuk seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata.
1. Fitoflagellata
Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki kromotafora,
sehingga dapat melakukan fotosintesis (fotosintetik). Fitoflagellata mencernakan makananya
dengan berbagai cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri
makanannya (holofitrik), atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat
fitoflagellata adalah diperairan bersih dan diperairan kotor. Fitoflagellata bergerak menggunakan
flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu:
a. Euglenoida
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contoh dari kelas Euglenoida
yaitu Euglena viridis. Euglena viridis memiliki ciri ciri, ukuran tubuhnya antara 3560 mikron,
ujung tubuhnya berbentuk meruncing dengan satu bulu cambuk di bagian anterior sel. Euglena
viridis memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) yang berfungsi untuk membedakan antara
gelap dan terang. Menurut Lupita, Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan holozoik. Bersifat
holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil, sehingga dapat membuat
makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara
memasukkan makanannnya yang berupa organisme berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju
vakuola dan ditempat inilah makanan dicerna.
b.
Noctiluca miliaris
Tubuhnya berukuran besar dan biasanya hidup di habitat air laut. Noctiluca miliaris kebanyakan
hidup di air laut dengan ciri ciri memiliki satu pasang flagella yang berukuran satu panjang dan
satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu. Noctiluca miliaris dapat
memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik.
c.
Volvocida
Bentuk tubuh hewan ini pada umumnya berbentuk bulat dan berkoloni. Contoh dari volvocida
antara lain adalah Volvox globator. Ciriciri dari Volvox antara lain hidup secara berkoloni, koloni
Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang masing masing sel memiliki dua flagella. Setiap sel
memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel memiliki eyespots, lebih maju dekat
anterior, yang memungkinkan koloni untuk berenang menuju cahaya. Ciri-ciri Volvox antara lain
koloninya terdiri dari ribuan individu bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagela; setiap
sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel dihubungkan dengan benangbenang protoplasma membentuk hubungan fisiologis.
2. Zooflgellata
Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat heterotrof.
Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan
bersifat parasit pada organisme lain. Contoh zooflagelata antara lain yaitu Trypanosoma gambiens,
dan Leishmania. Makannya berupa zat organik yang diperoleh dari lingkungannya. Beberapa jenis
flagellata merupakan hewan holozoik. Beberapa jenis flagellata memperoleh makanan dari tubuh
inangnya. Zooflagelata berhabitat di laut dan air tawar.
a. Trypanosoma
Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih dan panjang seperti daun , merupakan parasit dalam
darah vertebrata , dan tidak membentuk kista.
Jenis jenis Trypanosoma antara lain adalah:
a. Trypanosome lewisi hidup pada tikus , perantaranya adalah lalat tse-tse
b. Trypanosoma evansi , penyebab penyakit sura (malas ) pada ternak; hospes perantaranya adalah
lalat tse tse.
c. Trypanosoma gambiense dan T. rhodesiensis hewan penyebab penyakit tidur pada manusia
manusia.
d. Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak kecil)
b.
Leishmania
B. Morfogenesis Flagellata
Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,
memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Hidup secara soliter dan ada
yang berkoloni.
Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya volvox.
ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena. pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk
dari selaput plasma yang mengandung protein.
Bentuk tubuh zooflagelata mirip dengan sel leher porifera. Zooflagelata mempunyai flagel yang
berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga
berfungsi sebagai alat gerak.
Koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh membrane selulosa. Salah satu
spesies Fitoflagellata yang mudah ditemukan dan diamati morfologinya yaitu Euglena viridis.
Euglena viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh tumpul dan bagian
posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis terlindungi oleh pelikel dan dilengkapi dengan
satu flagel yang terletak dibagian anterior. Flagel berfungsi sebagai alat gerak untuk berpindah
tempat dan berfungsi untuk mengumpulkan makanan.
Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior dan
melebar membentuk kantong cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata atau
stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka terhadap cahaya, sehingga berfungsi
sebagai penentu arah gerak aktif yang berhubungan dengan intensitas cahaya di lingkungan. Di
dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil,
dan vakuola nonkontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan
air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
C. Fisiologi Flagellata
Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara 16-25C, sedangkan pH antara
pH 6-8. Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat holozoik (heterotrof),
apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran lebih kecil, bersifat holofilik (autotrof),
dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic yang berasal dari lingkungan karena
memiliki kloroplas, bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang
telah mati dan bersifat parasitik dengan cara menempel pada inang untuk mendapat nutrisi.
Fitoflagellata bersifat aerobik fotosintetik, karena sebagian besar spesies ini memiliki kloroplas,
sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Euglena viridis dapat
menghasilkan makanan sendiri (holofilik) dan mencerna organisme lain (holozoik). Euglena dapat
menghasilkan makanan sendiri karena pada lapisan entoplasma terdapat kloroplas yang
mengandung klorofil a dan b. Pada keadaan lingkungan cukup cahaya, terjadi fotosintesis yang
menghasilkan zat tepung (amilum). Amilum ini disimpan didalam sitoplasma dalam bentuk butirbutir paramilum.
D. Habitat Flagellata
Air merupakan faktor penting keberaan Flagellata selain ketersediaan makanan, pH dan suhu.
Flagellata dapat ditemukan di lingkungan air tawar, di danau, sungai, kolam, atau genangan air,
misalnya Euglenoida dan Volvocida, maupun air laut, misalnya Dinoflagellata. Spesies
zooflagellata sebagian besar bersifat parasit, namun adapula yang bersimbiosis dengan organisme
lain, misalnya Myxotrica didalam usus rayap.
E. Reproduksi dan Daur Hidup Flagellata
1. Reproduksi Flagellata
Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif
dengan cara pembelahan biner secara longitudinal, misalnya pada Euglena.
Reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada
Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik, sehingga
menghasilkan individu mutan yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan. Pada Volvox terdapat
koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan ovum, namun ada
juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma serta ovum. Meskipun
koloni yang bersifat hermafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum dalam satu koloni,
kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi
pembuahan diri. Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan
spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan
menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu baru.
2.