PENDAHULUAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di
atas 38 C) akibat suatu proses ekstrakranium. Dalam praktek sehari-hari orang tua sering cemas
bila anaknya mengalami kejang, karena setiap kejang kemungkinan dapat menimbulkan epilepsy
dan trauma pada otak. Kejang Demam dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kejang demam
sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana, kejang yang berlangsung
kurang dari 15 menit, umum dan tidak berulang pada satu episode demam, sedangkan kejang
demam kompleks adalah kejang yang berlangsung lebih lama dari 15 menit baik bersifat fokal
atau multiple. Insiden kejang demam pada anak laki-laki lebih sering dari pada perempuan
dengan perbandingan 1,21,6 : 1.1,2
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
AYAH
Nama
Umur
Suku Bangsa
Alamat
: An. MS
: 9/12 tahun
: Jakarta, 28 Oktober 2013
: Perempuan
:
:
:
:
Agama
Pendidikan
Alamat
: Islam
:: Jl. Raden Saleh II Gg IV
No. 57 Cikini
IDENTITAS ORANG TUA
Tn. Junaidi
38 Tahun
Jawa
Jl. Raden Saleh II Gg IV
No.57 Cikini
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
: Islam
: STM
: Swasta
: Rp 3.500.000/bulan
: Ny. Isma
: 23 tahun
: Jawa
: Jl. Raden Saleh II Gg IV No.
57 Cikini
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
: Islam
: SMA
: Ibu Rumah Tangga
: -
IBU
Nama
Umur
Suku Bangsa
Alama
Trimester I 1 kali/bulan di RS
Trimester II 1 kali/bulan di RS
Trimester III 2 kali/bulan di RS
Penyakit Kehamilan :
Tidak ada
KELAHIRAN
Tempat lahir
: RS
Keadaan Bayi
: 2800 gr
Cara Persalinan
Panjang badan
: 27 cm
Penyulitnya
Lingkar Kepala
:-
Masa Gestasi
: Cukup Bulan
Nilai APGAR
: 8/9
:-
Psikomotor
Tengkurap
Duduk
Berdiri
: 4 bulan
: 6 bulan
:-
Berjalan
Berbicara
Membaca / Menulis
:::-
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin
Dasar (umur)
Ulangan (Umur)
BCG
0 bulan
DPT
POLIO
1 bulan
CAMPAK
HEPATITIS B
0 bulan
MMR
TIPA
Kesan : imunisasi dasar dilakukan sesuai umur di RS
RIWAYAT KELUARGA
Corak Reproduksi
No
Umur
Jenis Kelamin
Hidup
9/12
Perempuan
Hidup
Lahir
Mati
Abortus Mati
Keterangan
(Sebab)
Sakit
(pasien)
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama
: Muntah
Keluhan Tambahan
tiidak sempat diukur karena terlalu panik. Pasien segera di larikan ke IGD setelah kejang
beberapa menit tersebut pasien menangis. Sampai di IGD pasien bab lebih dari 3 kali warna
kuning dan berampas, bak jarang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah memiliki riwayat kejang sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga/ Orang Lain Serumah
Ayah dan ibu pasien menyangkal memiliki riwayat kejang.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal
: 29 Juli 2012
Jam
: 12.00 WIB
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
composmentis (GCS: E 4 V 5 M 6)
Frekuensi nadi
Frekuensi pernapasan
Suhu tubuh
38,3 0 C ( axilla )
Berat badan
9 kg
Tinggi badan
71 cm
Lingkar kepala
38 cm
15 cm
Data antropometri
PEMERIKSAAN SISTEM
Kepala
5
Mata
cekung
Hidung
Telinga
Mulut
: Lemab
Tenggorok
Leher
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sulit dinilai
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sulit dinilai
Auskultasi
Abdomen
Inspeks
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Genitalia
Anggota gerak
Tulang belakang
Kulit
: Turgor cukup
Status Neurologi
Refleks fisiologis
normorefleks
Refleks patologis
-
Ektremitas
Tidak ada deformitas, normotonus, ROM tidak terbatas
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium 29 Juli 2014
Hematologi
Darah lengkap ( H2TL, Eri, LED )
Jenis
Hasil
pemeriksaan
Laju Endap Darah
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung jenis
Basofil
0
Eosinofil
1
Netrofil batang 0
Netrofil
69
segmen
Limfosit
24
Monosit
6
Faeces Lengkap
29 juli
8
8,3
17,4
4.66
27
666
59
17,8
30,4
Satuan
Nilai rujukan
Keterangan
mm/jam
g/dl
ribu/ul
juta/ml
%
ribu/uL
/fl
Pg
%
< 10
14 16
5 10
4,5 5,5
40 48
150 400
82 92
27- 31
32 36
%
%
%
01
03
25
50 70
%
%
20 40
28
L
H
L
H
L
L
L
Makroskopik
7
Warna
Konsistensi
Kuning
Lembek
Coklat/Kuning
Lembek
Lender
Negative
Negative
Darah
negative
negative
Mikroskopik
amuba
Tidak ditemukan
Kista
Tidak ditemukan
Leukosit
2-4
/LPB
01
Eritrosit
--
/LPB
02
Cacing
Negative
Telur cacing
Tidak ditemukan
negatif
Sisa makanan
amilum
Negative
Negative
Lemak (fat)
Negative
Negative
Kristal lemak
Negative
Negative
Sisa sayuran
Negative
Negative
Serabut otot
Negative
Negative
Kimia
lengkap
Natrium
(Na
darah)
Kalium
(K)
darah
Kalsium (Ca)
136
mEq/L
135-147
4,8
mEq/L
3,5 -5,0
9,2
mEq/L
8,8 10,0
DIAGNOSIS KERJA
Observasi Kejang
8
DIAGNOSIS BANDING
: Dubia
Ad Sanationum:
: Dubia
Ad Fungsionam
: Dubia
PENATALAKSANAAN
-
Diet /puasa
O2 2L/menit
MM/
ondansentron 3 x 0,5 mg (IV)
Cephalosporin 2 x 250 mg (IV)
puyer panas 4 x 1 (PO)
puyer phenobarbital 2 x 40 mg (PO) (selama 2 hari)
zinc 2 x 1 (PO)
Zinc zalf (ue)
FOLLOW UP
30 Juli 2014
S/
Kejang -, demam -, diare -, muntah +
O/
Keadaan umum
Kesadaran
Frekuensi nadi
: 100 x/menit
Frekuensi napas
: 28 x/menit
Suhu
: 37.50C
: 9 kg
: 9 kg
Kepala
: bulat, normosefali
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
Paru
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Genitalia
Anggota gerak
Tulang belakang
Kulit
: turgor cukup
Rangsang meningeal
Refleks fisiologis
Refleks patologis
11
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Kejang Demam
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada anak umur 6 bulan 5 tahun, kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 0 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Klasifikasi kejang demam1,2 :
1. Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di
antara seluruh kejang demam.
2. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
a. Kejang lama > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Penatalaksanaan saat kejang
Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang kejang sudah
berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk menghentikan
kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,30,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan
dosis maksimal 20 mg. Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah
adalah diazepam rektal Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg
untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg.
Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg
untuk anak di atas usia 3 tahun. Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti,
dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah
2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit
dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum
berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan
kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya
adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal. Bila dengan fenitoin kejang belum
berhenti maka pasien harus dirawat di ruang rawat intensif. Bila kejang telah berhenti, pemberian
obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam apakah kejang demam sederhana atau
kompleks dan faktor risikonya.1,2
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
Pemberian obat rumat
Indikasi pemberian obat rumat. Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu):
1. Kejang lama > 15 menit.
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
3. Kejang fokal.
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
kejang demam > 4 kali per tahun.
Penjelasan:
Sebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam > 15 menit merupakan indikasi
pengobatan rumat
Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterlambatan perkembangan ringan bukan
Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumat Pemberian obat fenobarbital atau asam valproate
setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang. Berdasarkan bukti ilmiah
bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping,
maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek.
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar
pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus,
terutama yang berumur kurang dari 2 tahun asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi
hati. Dosis asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg per hari
dalam 1-2 dosis. Lama pengobatan rumat diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian
dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.1,2,3
Kemungkinan berulangnya kejang demam
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko berulangnya kejang
demam :
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
3.2 Diare
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya nampak
sehat, dengan frekuensi tiga kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair, dengan
atau tanpa lendir dan darah.4,5,6
Tabel 2. Gejala klinis, dan sifat tinja penderita diare karena infeksi usus
Penatalaksanaan Diare
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut pendapat kami anamnesis yang kurang distatus adalah kurangnya menggali anamnesis
mengenai keadaan saat pasien kejang seharusnya ditambahkan pasien kejang selama kurang
lebih 5 menit dengan posisi tangan lurus dan kaki menghentak-hentak kaku posisi mata mendelik
ke atas dan perlunya ditanyakan apakah ada riwayat trauma atau tidak. Pada pemeriksaan fisik
rangsangan meningeal tidak dilakukan rangsangan kaku kuduk, brudzinski I, brudzinski II,
kernig. Penanganan Kejang agak bertentangan dengan konsensus kejang demam, seharusnya
pemberian luminal tidak diberikan, untuk penangan kejang diganti dengan diazepam.
Penanganan diare menurut kami sudah sesuai dengan 5 pilar diare menurut WHO. Berdasarkan
dari pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik, lab oratorium penunjang kami menegakkan
diagnosis kejang demam sederhana dengan diare akut tanpa dehidrasi, observasi anemia.
Mengingat kejang demam dapat berulang sampai umur 5 tahun diperlukan edukasi kejang
demam pada kedua orang tua pasien yaitu :
I.
II.
III.
IV.
Jangan panik
Panas sumeng-sumeng / hangat hangat (suhu > 38 0 C) beri puyer penurun panas
Panas tinggi ( suhu 39 0C )
a. Puyer panas 4 x 1
b. Stesolid melalui anus tiap 8 jam
c. Kompres dengan air hangat di kedua axilla ( ketiak ), ubun-ubun besar dan
selangkangan. Bila tidak menggigil baju tipis-tipis
d. Bila berlanjut dengan suhu di bawah 39 0 C, stesolid stop, puyer panas lanjutkan.
Bila kejang
a. Posisi tidur terlentang, leher tengadah, miring ke kanan
b. Beri stesolid melalui anus, boleh di ulang tiap 30 menit bila kejang belum
berhenti
c. Saat kejang apapun tidak boleh dimasukkan ke dalam mulut
d. Kopi dan kecap tidak bisa mencegah kejang, jadi tidak boleh diberikan 1 sendok
tiap hari.
SIMPULAN
Pasien datang dengan muntah-muntah dengan kejang diagnosis kejang demam sederhana dengan
diare akut tanpa dehidrasi, dengan penatalaksanaan O2 2Liter per menit, cairan intravena Kaen
3B 16 tetes permenit, medikamentosa ondansentron 3 x 0,5 mg (IV), puyer panas 4x1(po), puyer
Phenobarbital 2 x 40 mg (PO) (selama 2 hari), zinc 2 x 1 (PO), Cephalosporin 2 x 250 mg
(IV),Zinc zalf (ue) sesuai dengan protab.
DAFTAR PUSTAKA
1. A Consensus development conference on febrile seizures. Febrile saizures: long term
management of children with fever associated seizures. Padiatrics 1980; 66:1009-12.
2. Saing B. Faktor pada kejang demam pertama yang berhubungan dengan terjadinya kejang
demam berulang (Studi selama 5 tahun). Medan: Balai Penerbit FK-USU,1999:144.
3. Samuel L. Pengobatan epilepsi. Dalam: Soetomenggolo TS, Ismael S, Penyunting. Buku
Ajar Neurologi Anak. Jakarta : IDAI, 1999. h. 226-43.
4. Baqui AH, Effect of zinc supplementation started during diarrhea on morbidity and
mortality in Bangladeshi children: community randomized trial. BMJ. 2002;325:1-7
5. Sandhu BK. Practical guidelines for management of astroenteritis in children. J pediatrr
Gastroenterol Nutr. 2001;33:36-9
6. Dwiprahasto I. penggunaan antidiare ditinjau dari aspek terapi nasional. Jurnal
manajemen pelayanan kesehatan. 2003;9(2):94-101