Pendahuluan
Anemia akibat kekurangan gizi ditemukan berhubungan dengan gangguan
mental, fisik, dan performa kognitif pada anak-anak dan merupakan faktor
risiko yang signifikan terhadap kematian ibu hamil. Prevalensi anemia karena
kekurangan gizi di kalangan remaja perempuan tinggi (47,6% sampai 90%)
seperti yang dilaporkan sebelumnya di berbagai belahan Utara India [1].
Hasil
Karakteristik sosiodemografi dari populasi penelitian ditunjukkan pada Tabel
1. Sebanyak 100 remaja perempuan (12-19 tahun) dilibatkan dalam
penelitian dan tingkat respon adalah 100%. Usia rata-rata responden adalah
15,63 2,0 tahun (berkisar 12 sampai 19 tahun). Di antara mereka, 19%
remaja awal (<13years), 46% remaja pertengahan dengan kelompok umur
13-16 tahun dan 35% adalah remaja akhir (17-19 tahun). Mengenai status
Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia remaja perempuan
sebanyak 58%, yang berada di bawah titik potong dari masalah berat bagi
pentingnya kesehatan masyarakat sesuai WHO. [5] Meskipun tingginya
kesadaran, prevalensi anemia terhadap sampel penelitian tetap tinggi.
Kekuatan utama dari penelitian ini adalah penggunaan desain metode
campuran, kedua metode kuantitatif dilengkapi dengan penemuan dari
metode kualitatif (Teknik penilaian Participatory Research) melalui diagram
sebab dan akibat, yang membantu untuk mengetahui kesenjangan antara
pengetahuan dan praktek. Tapi ini sebuah penelitian skala kecil dengan
wilayah geografis terbatas. Prevalensi yang didapatkan dalam penelitian ini
(58%) lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi yang didapatkan di
negara tetangga TamilNadu (78,7%) [2] dan lebih tinggi dibandingkan
dengan penelitian lain di Vellore (29%). [3] Dengan demikian, hal itu
menunjukkan variasi yang luas dalam angka prevalensi. Dibandingkan
Ucapan:
Kami mengucapkan terima kasih kepada beasiswa untuk penelitian sarjana
dari Manajemen Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Sri Manakula,
Pondicherry.