Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
lingkungan ( bukan tidak realistik) sehingga merugikan individu itu sendiri dan masyarakat.
Dalam hal ini dapat dikatakan ia sudah mempunyai gangguan kepribadian paranoid.3
Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu ganggguan kepribadian dengan sifat
curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain dilihat sebagai
seorang aggressor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai
pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai
akibat rasa proyeksi rasa bermusuhanya sendiri. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman
dan mendapatkan banyak musuh.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu kondisi kesehatan mental di mana
seseorang memiliki pola jangka panjang ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap orang
lain, tetapi tidak memiliki latar belakang psikotik gangguan seperti skizofrenia. 1
Menurut W.F. Maramis dalam bukunya Catatan Kedokteran Jiwa Kepribadian
paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol, orang
seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain yang dilihatnya dianggap sebagai agresor
terhadapnya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering
ia mengancam orang lain sebagai akibat dari proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Dengan
demikian ia kehilangan banyak teman dan mendapatkan banyak musuh.5
Terdapat banyak jenis gangguan kepribadian yang dapat menyerang mental seseorang,
salah satunya adalah gangguan kepribadian paranoid, yang mana berbentuk kesalahan dalam
mengartikan perilaku orang lain sebagai suatu hal yang bertujuan menyerang atau
merendahkan dirinya. Gangguan biasa muncul pada masa dewasa awal yang mana
merupakan manifestasi dari rasa tidak percayadan kecurigaan yang tidak tepat terhadap orang
lain sehingga menghasilkan kesalahpahaman atas tindakan orang lain sebagai sesuatu yang
akan merugikan dirinya.(5)
Para penderita gangguan kepribadian paranoid cenderung tidak memiliki kemampuan
untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang lain, selain itu mereka
pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada
dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara berlebihan.
Penderita akan merasa sangat tidak nyaman untuk berada bersama orang lain, walaupun di
dalam lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang hangat dan ramah. Dimana
dan bersama siapa saja mereka akan memiliki perasaan ketakutan akan dikhianati dan
dimanfaatkan oleh orang lain.5
2.2 Epidemiologi
Gangguan Kepribadian Paranoid
Pembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
3
Prevelansi dari gangguan kepribadian paranoid telah dilaporkan 0.5% - 2.5% pada
populasi umum, 10% - 30% pada mereka yang rawat inap pada bagian kejiwaan, dan 2% 10% pada mereka yang rawat jalan pada bagian kejiwaan.3
2.3 Etiologi
Penyebab gangguan kepribadian paranoid tidak diketahui. Gangguan ini tampaknya
lebih umum dalam keluarga dengan gangguan psikotik seperti skizofrenia dan gangguan
delusi. Hal ini menunjukkan gen mungkin terlibat. Faktor-faktor lingkungan mungkin
memainkan peran juga. Kondisi ini tampaknya lebih sering terjadi pada pria.1
Beberapa perilaku yang terpengaruh dari kultursosial atau keadaan kehidupan tertentu
mungkin dapat secara salah dikatakan paranoid dan mungkin dapat lebih ditegakkan dengan
proses dari evaluasi klinis. Anggota dari grup minoritas, imigran, pengungsi potilikal dan
ekonomi, atau pribadi dari latar belakang etnis yang berlainan mungkin dapat menunjukkan
perilaku berjaga-jaga atau defensif oleh karena ketidakpahaman (seperti keterbatasan bahasa
atau kurangnya pengetahuan akan peraturan dan regulasi setempat) atau respon dari perasaan
ditelantarkan atau berbeda dengan mayoritas masyarakat. Perilaku ini dapat, pada saatnya,
menghasilkan kemarahan dan frustrasi pada mereka yang berurusan dengan pribadi ini, yang
akhirnya menciptakan lingkaran setan dari saling tidak percaya, yang seharusnya tidak
disalahartikan dengan gangguan kepribadian paranoid. Beberapa grup etnis tertentu juga
menunjukkan perilaku kultural yang dapat disalahartikan sebagai paranoid.2
Gangguan kepribadian paranoid bisa muncul awalnya pada anak-anak dan remaja
dengan sifat menyendiri, hubungan antar masyarakat yang kurang, kecemasan sosial, hasil
yang kurang di sekolah, hipersensitivitas, pikiran dan bahasa yang aneh, dan merasa diri
istimewa. Anak-anak ini bisa muncul sebagai orang yang "aneh" atau "eksentrik" dan
mengundang gangguan dari yang lain. Pada contoh klinis, gangguan ini dapat muncul lebih
sering pada laki-laki.4
Faktor Genetika
Bukti yang terbaik bahwa faktor genetika berperan terjadap timbulnya
gangguan
kepribadian
berasal
dari
penelitian
gangguan
psikiatrik
pada
untuk
gangguan
kepribadian
adalah
beberapa
kali
lebih
tinggidibandingkan
kembar
dizigotik.
Selain
itu,
menurut
satu
penelitian
adalah lebih sering ditemukan pada sanak saudara biologis dari pasien
skizofrenik dibandingkan kelompok kontrol. Secara bermakna lebih banyak sanak
saudara dengan gangguan kepribadian skizotipal ditemukan di dalam riwayat
keluargaorang dengan skizofrenia dibandingkan kelompok kontrol. Korelasi yang
lebih jarang ditemukan antara gangguan kepribadian paranoid atau schizoid dan
skizofrenia.(4)
Faktor Temperamental
Faktor
temperamental
yang
diidentifikasi
pada
masa
anak-anak
Faktor Biologis
Hormon, orang yang menunjukkan sifat impulsif sering kali juga
menunjukkan peningkatan
kadar
testosteron,
17
estradiol,
dan
estrone.
Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud pada awalnya menyatakan bahwa sifat kepribadian
adalah berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan
psikoseksual. Sebagai contoh, suatu karakter oral adalah pasif dan dependen karena
terfiksasi pada stadium oral, dimana ketergantungan pada orang lain untuk asupan
makanan adalah menonjol. Karakter anal adalah keras keapala, kikir, dan sangat teliti
karena perjuangan di sekitar latihan toilet selama periode anal.1
dibuatnya keterangan yang tidak masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya tetapi yang
hanya memuaskan emosinya sendiri. Sering diduganya bahwa orang lain yang tidak adil,
bermusuhan dan agresif.2
Karena kecekatan mereka untuk menyerang balik sebagai respons pada ancaman
yang mereka terima dari sekitar mereka, mereka dapat suka berperkara dan sering terlibat
dalam sengketa hukum. Pribadi dengan gangguan ini mencari pembenaran dari kecurigaan
mereka tidak perduli orang atau situasi yang mereka hadapi, mencap motivasi yang jahat dari
orang lain sebagai reaksi atas ketakutan mereka. Mereka mungkin menunjukkan kecurigaan
tersembunyi, fantasi yang berlebihan yang tidak realistis, yang sering berhubungan dengan
isu-isu kekuasaan dan peringkat, dan mereka cenderung mengembangkan menyamakan
semua orang itu negatif, terutama mereka yang dari grup populasi yang terpisah dari mereka. 5
Terutama pada respon ke stress, pribadi dengan gangguan ini mungkin mengalami
episode psikotik yang sangat singkat (menit sampai jam). Pada keadaan tertentu, gangguan
kepribadian paranoid bisa menjadi faktor premorbid dari gangguan delusi atau schizophrenia.
Pribadi dengan gangguan ini bisa mengembangkan depresi berat dan beresiko tinggi untuk
agoraphobia (rasa takut terhadap ruang terbuka) dan gangguan obsesi kompulsif. Alkohol dan
zat-zat adiktif lainnya yang disalahgunakan sering digunakan. Kondisi yang paling umum
menyertai gangguan kepribadian adalah schizotypal, schizoid, narcissistic, tindakan
menghindar, dan perbatasan.3
Gejala inti gangguan kepribadian paranoid adalah ketidakpercayaan umum orang lain.
Komentar dan tindakan bahwa orang sehat tidak akan memperhatikan tampil sebagai penuh
penghinaan dan ancaman terhadap seseorang dengan gangguan tersebut. Namun, secara
umum, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tetap berhubungan dengan realitas;
mereka tidak memiliki salah satu dari halusinasi atau delusi terlihat pada pasien dengan
psikosis. Namun demikian, kecurigaan mereka bahwa orang lain bermaksud menyakiti atau
mengeksploitasi mereka begitu meresap dan intens bahwa orang-orang dengan gangguan
kepribadian paranoid sering menjadi sangat terpencil. Mereka menghindari interaksi sosial
yang normal. Dan karena mereka merasa tidak aman dalam apa yang merupakan dunia yang
sangat mengancam bagi mereka, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid mampu
menjadi kekerasan. Komentar berbahaya, lelucon tidak berbahaya dan komunikasi sehari-hari
lain sering dianggap sebagai penghinaan. Karena mereka terus-menerus mempertanyakan
motivasi dan kepercayaan orang lain, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tidak
Gangguan Kepribadian Paranoid
Pembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
7
cenderung untuk berbagi keintiman. Mereka takut informasi tersebut dapat digunakan
untuk melawan mereka. Akibatnya, mereka menjadi bermusuhan dan tidak bersahabat,
argumentatif atau menyendiri. Ketidaknyamanan mereka sering menarik tanggapan negatif
dari orang di sekitar mereka. Menampik ini menjadi "bukti" didalam pikiran pasien bahwa
orang lain, memang, bermusuhan dengan mereka.Mereka memiliki wawasan sedikit menjadi
efek dari sikap dan perilaku interaksi mereka umumnya tidak berhasil dengan orang lain.
Ketika ditanya apakah mereka bertanggung jawab untuk interaksi negatif yang mengisi hidup
mereka, orang-orang dengan gangguan kepribadian paranoid cenderung untuk menempatkan
semua menyalahkan orang lain.(4)
Ciri-ciri lainnya seperti mempertanyakan motif tersembunyi di dalam orang lain,
perasaan kepastian,tanpa pembenaran atau bukti, bahwa orang lain bermaksud menyakiti atau
mengeksploitasi mereka isolasi social, agresivitas dan permusuhan, sedikit atautidak ada rasa
humor.(6)
2.5 Diagnosis
f. Kecenderungan
untuk
merasa
dirinya
penting
secara
berlebihan,
yang
bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri ( self referential
attitude)
g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substansif
dari suatu peristiwa baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada
umumnya
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.3
Gangguan kepribadian paranoid dapat juga dibedakan dengan gangguan delusi tipe
penganiayaan, schizophrenia tipe paranoid, dan gangguan mood dengan psikotik, karena
gangguan-gangguan ini berkarateristik oleh adanya periode psikotik yang berkelanjutan
(seperti delusi dan halusinasi). Untuk memberi diagnosis tambahan gangguan kepribadian
paranoid, gangguan kepribadiannya harus telah muncul sebelum onset gejala psikotik dan
harus terus menerus ada selama gejala psikotik berkurang. Ketika suatu pribadi mempunyai
axis I gangguan psikotik kronik (seperti schizophrenia) yang didahului oleh gangguan
kepribadian paranoid, gangguan kepribadian paranoid harus ditulis pada axis II, disusul oleh
faktor "premorbid" didalam kurung.3
Gangguan kepribadian paranoid harus dibedakan dengan perubahan kepribadian
oleh karena kondisi medikal umum, dimana ciri-cirinya muncul karena efek langsung dari
kondisi medis umum pada sistem saraf pusat. Juga harus dibedakan dengan gejala yang
mungkin bisa muncul berhubungan dengan penggunaan suatu zat secara terus menerus
(seperti gangguan karena penggunaan kokain). Terakhir, juga harus dibedakan dengan ciriciri paranoid yang berhubungan dengan keterbatasan fisik (seperti tunarungu).3
Gangguan kepribadian lainnya mungkin bisa disalahartikan dengan gangguan
kepribadian paranoid karena mereka mempunyai beberapa kesamaan gejala. Oleh karena itu
penting adanya untuk membedakan diantara gangguan-gangguan ini berdasarkan terhadap
gejala yang khas. Namun, jika seseorang mempunyai kepribadian yang memenuhi kriteria
satu atau lebih gangguan kepribadian disamping gangguan kepribadian paranoid, semuanya
dapat didiagnosa sekaligus. Gangguan kepribadian paranoid dan gangguan kepribadian
Gangguan Kepribadian Paranoid
Pembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
9
schizotypal sama-sama mempunyai tanda seperti kecurigaan, sikap acuh tak acuh terhadap
orang lain, dan ide paranoid, tetapi gangguan kepribadian schizotypal juga mempunyai gejala
lain seperti pikiran ajaib, pengalaman persepsi yang luar biasa, dan pikiran dan omongan
aneh. Orang dengan perilaku yang memenuhi gangguan kepribadian schizoid sering dilihat
sebagai seseorang yang aneh, eksentrik, dingin, dan acuh - tak acuh, tetapi mereka biasanya
tidak mempunyai ide paranoid yang menonjol. Kecenderungan seseorang dengan gangguan
kepribadian paranoid untuk bereaksi pada sedikit rangsangan dengan kemarahan juga terlihat
pada gangguan kepribadian histrionic dan borderline. Tetapi, gangguan ini tidak berhubungan
dengan kecurigaan yang mendalam. Orang dengan gangguan kepribadian menghindar
mungkin juga enggan bersama orang lain, tetapi lebih kepada ketakutan dipermalukan atau
ditemukan ketidakmampuannya dari pada niat jahat oleh orang lain. Walaupun perilaku
antisosial mungkin dapat terdapat pada beberapa orang dengan gangguan kepribadian
paranoid, hal ini tidak biasanya dipengaruhi oleh kepuasan pribadi atau memanfaatkan orang
lain seperti pada gangguan kepribadian antisosial, tetapi lebih kepada keinginan untuk
membalas dendam. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin dalam beberapa
waktu menunjukkan kecurigaan, penarikan diri dari sosial, atau pengasingan, tetapi hal ini
dipengaruhi terutama oleh ketakutan ketidaksempurnaan atau kecacatan mereka terbongkar.3
Ciri-ciri paranoid mungkin beradaptasi, terutama pada lingkungan yang mengancam.
Gangguan kepribadian paranoid seharusnya didiagnosa hanya ketika ciri-ciri ini tidak
fleksibel, salah beradaptasi, dan tetap ada dan menyebabkan gangguan fungsional yang
signifikan atau menyusahkan.1
Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari gangguan delusional
karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. Keadaan
ini dapat dibedakan dari skizofrenia paranoid karena halusinasi dan pikiran formal tidak
ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. Gangguan kepribadian paranoid dapat
dibedakan dari gangguan kepribadian ambang karena pasien paranoid jarang mampu terlibat
secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien ambang.
Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat perilaku antisosial.
Orang dengan gangguan kepribadian skizoid adalah menarik diri dan menjauhkan diri tetapi
tidak memiliki gagasan paranoid.(4)
2.7 Terapi
Bila diminta bantuan untuk orang gangguan kepribadian paranoid,maka dalam
bimbingan dititik beratkan pada pengalaman subjektifnya dalam interaksi dengan dokter dan
jangan sering membantah kecurigaannya.(1)
Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan yang terpilih. Ahli terapi harus langsung dalam
menghadapi pasien. Jika ahli terapi dituduh tidak konsisten atau gagal, seperti
terlambat untuk suatu perjanjian, kejujuran dan permintaan maaf adalah lebih baik
daripada penjelasan yang membela diri. Ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran
dan toleransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan.
Dengan demikian psikoterapi individual memerlukan gaya professional dan tidak
terlalu hangat dari pihak ahli terapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam
psikoterapi kelompok, mereka juga tidak mungkinmentoleransi intrusivitas terapi
perilaku. Klinisi yang terlalu banyak menggunakan interpretasi khususnya interpretasi
mengenai perasaan ketergantungan yang dalam, masalah seksual, dan keinginan untuk
keintiman, secara jelas meningkatkan ketidakpercayaan pasien.4
Pada suatu waktu, perilaku pasien dengan gangguan kepribadian paranoid
menjadi sangat mengancam sehingga ahli terapi harus mengendalikannya atau
menentukan batas dalam hal tersebut. Tuduhan delusional harus dihadapi dengancara
yang realistik tetapi jelas tanpa menghina pasien. Pasien paranoid terlandaketakutan
jika mereka merasa bahwa orang yang akan mencoba menolong merekaadalah lemah
dan tidak berdaya; dengan demikian, ahli terapi tidak boleh mengancam mengambil
kendali kecuali mereka berdua mau dan mampu melakukannya. 1 Terapi perilaku telah
Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada
sebagian besar kasus suatu obat antiansietas seperti diazepam (valium) adalah
memadai. Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan suatu antipsikotik, seperti
thioridazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam
periode singkat untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional.
Obat antipsikotik pimozide (Orap) telah digunakan secara berhasil menurunkan
gagasan paranoid pada beberapa pasien.(4)
2.8 Prognosis
Hasil biasanya tergantung pada apakah orang itu mau menerima bantuan. Terapi
bicara dan obat kadang-kadang dapat mengurangi paranoid dan membatasi dampaknya pada
fungsi sehari-hari seseorang. (1)
BAB III
Gangguan Kepribadian Paranoid
Pembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
12
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA