Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN DIABETES MELLITUS TYPE II


DI RUANG WING MELATI 3 RSUD Dr. MOEWARDI

DI SUSUN OLEH :
SITI NUR JANAH
P.17420113071

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2015

Nama Mahasiswa

: Siti Nur Janah

NIM

: P.17420113071

Tanggal pengkajian

: 18 Agustus 2015

Ruang/RS

: Wing Melati 3/ RS dr. Moewardi

A. BIODATA:
1. Biodata Klien :
a. Nama Klien
b. Usia
c. Suku Bangsa
d. Agama
e. Status Perkawinan
f. Pekerjaan
g. Pendidikan Terakhir
h. Alamat

: Tn. S
: 60 tahun
: Jawa
: Islam
: Kawin
: Buruh
: SD
: Surakarta

2. Data Penanggung Jawab :


a. Nama Penanggung Jawab : Ny. M
b. Usia
: 57 tahun
c. Suku Bangsa
: Jawa
d. Agama
: Islam
e. Hubungan dengan Klien : Istri
f. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
g. Alamat
: Surakarta
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
: Pasien mengatakan badan lemas dan lemah.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang :
Pada tanggal 18 Agustus 2015 jam 13.00 keluarga menemukan pasien mengalami
penurunan kesadaran dan pasien lemas. Pasien mempunyai riwayat penyakit Diabetes
Mellitus sejak 8 tahun yang lalu. Kemudian keluarga membawa pasien ke RSUD Dr.
Moewardi melalui IGD. Di IGD pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan cek
GDS dengan hasil : Tekanan darah : 200/100 mmHg, Nadi : 98 x/menit, Pernapasan : 20
x/ menit, Suhu 36oC dan GDS 30 mg/dL. Di IGD pasien mendapatkan terapi oksigen
menggunkan nasal kanul 3 L/menit, dipasang infus (D10 %) 20 tpm. Pada jam 16.00
pasien dilakukan cek GDS kembali dan hasilnya meningkat yaitu 200 mg/dL.
3. Riwayat Keperawatan Dahulu
:

Pada tanggal 30 juli 2015, pasien dirawat di RSUD Dr. Moewardi dengan diagnose
Stroke haemorrhagic. Kemudian hari jumat tanggal 14 Agustus 2015 pasien
diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.
4. Riwayat Keperawatan Keluarga :
Keluarga klien tidak pernah menderita penyakit Diabetes Mellitus dan penyakit kronis
lainnya.
C. PENGKAJIAN
1. Pola Persepsi Kesehatan
Klien maupun keluarga klien mengerti dan memahami mengenai kondisi yang
sedang dihadapi oleh klien pada saat ini. Sebelum klien dirawat di rumah sakit,
apabila klien sedang sakit, klien memeriksakan dirinya ke puskesmas atau dengan
mengkonsumsi obat yang di jual bebas seperti di warung maupun apotik. Klien
mengatakan ia jarang berolahraga karena kesibukkannya sehari-hari sebagai pekerja
toko besi. Pola makan klien teratur, klien makan sehari 3x.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit klien selalu makan 3x sehari secara teratur dengan makanan yang
mengandung karbohidrat,lemak dan protein. Pasien minum air putih kira-kira 1 liter
perhari. Klien tidak mempunyai pantangan ataupun riwayat alergi terhadap makanan.
Setelah sakit klien mengatakan tidak nafsu makan. Klien merasa mual namun tidak
muntah. Klien makan sehari 3 kali tetapi dengan porsi yang berkurang yaitu hanya
3-5 sendok bubur. Klien setiap harinya meminum air putih sekitar 800cc/hari.
Antropometri
:
Sebelum sakit
BB
: 55 kg
TB
: 160 cm
Pada saat sakit
BB
: 50 Kg
TB
: 160 cm
Lingkar lengan atas
: 20 cm
Biochemical
Clinical Sign
Diit

: Hb : 12,5 g/dL
Ht : 39 %
: Turgor kulit baik, rambut hitam beruban
: Diit DM 1.700 kkal

IMT : BB= 50 = 19,5


(TB)2 2,56

3. Pola Eliminasi
Elminasi urin
Pada saat sebelum dirawat di rumah sakit pola BAK klien dalam
kesehariannya tidak ada masalah, klien biasa BAK 5-7 kali dalam sehari dengan
jumlah 800 ml . Pola eliminasi klien tidak teratur, klien tidak mengalami
kesulitan untuk BAK, urin klien berwarna kuning jernih, frekuensi sedang, serta
berbau khas urin.
Pada saat klien sakit dan dirawat di rumah sakit klien tidak terpasang DC,
jumlah urin klien dalam 24 jam sebanyak 1000 cc, urin klien berwarna kuning
pekat, bau khas urin namun lebih menyengat.
Eliminasi alvi
Pola BAB klien pada saat sebelum di rawat di rumah sakit teratur, sehari
klien biasa BAB 1 kali di pagi hari dengan warna kuning kecoklatan, konsistensi
lembek dan berbau khas feses. Dalam kesehariannya klien tidak mengkonsumsi
obat untuk melancarkan BAB-nya.
Pada saat sakit dan di rawat di rumah sakit klien mengalami kesulitan dalam
BAB. Klien belum bisa BAB semenjak 12 hari yang lalu. Klien mengatakan tidak
bisa BAB di tempat tidur dan tidak biasa BAB di sembarang tempat selain di rumah.
Namun, selama sakit klien tidak mengkonsumsi obat pencahar untuk melancarkan
BAB nya.
4. Pola Istirahat dan tidur
Pada saat sebelum di rawat di rumah sakit, klien biasanya tidur selama 7-8 jam,
pada malam hari klien biasa tidur pada pukul 22.00 WIB dan bangun pada pukul
05.00 WIB. Klien tidak mempunyai kebiasaan untuk tidur siang karena saat siang
klien bekerja, klien hanya istirahat sebentar merilekskan tubuhnya dengan duduk
bersandar di kursi. Klien tidak mengalami gangguan tidur dan tidak mengkonsumsi
obat tidur.
Pada saat dirawat di rumah sakit lamanya tidur klien tidak berubah, hanya saja
waktu tidurnya tidak teratur dan tidak menentu. Terkadang klien siang juga tertidur.
Kebutuhan klien saat dirawat tetap tercukupi, karena klien hanya bedrest di tempat
tidur. Klien tidak mengkonsumsi obat-obatan untuk mempermudah tidurnya.
5. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum dirawat dirumah sakit, aktivitas sehari-hari yang dilakukan klien sebagai
buruh di toko besi, klien jarang berolahraga karena kesibukannya mengurus
pekerjaannya.
Pada saat di rawat di rumah sakit klien tidak melakukan activity daily living secara
mandiri karena klien diharuskan untuk bedrest, karena kondisi klien lemas dan
lemah. Klien mengalami pusing ketika pindah posisi. Sehingga ruang gerak klien
menjadi terbatas. Untuk memenuhi ADLs nya klien dibantu oleh keluarga yang
menunggu dan perawat.
Setelah sakit :
No.

Aktivitas

1.

Mandi

2.

Mengenakan

Klasifikasi Tingkat Fungsional Klien


0
1
2
3
4

Pakaian
3. Makan

4. Berjalan

5. Duduk

6. Eliminasi

Kesimpulan : aktivitas klien sebagian dibantu dengan orang lain


Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Membutuhkan bantuan (peralatan)/alat bantu
2 = Pertolongan orang lain
3 = Alat bantu + pertolongan orang lain
4 = Tergantung sepenuhnya
FAKTOR RISIKO
Riwayat Jatuh
Diagnosa sekunder
(2 diagnosa
sekunder)
Alat bantu
Penggunaan obatobatan IV tertentu
Gaya berjalan

SKALA
Ya
Tidak
Ya
Tidak

POIN
25
0
15
0

Berpegangan pada perabot


Tongkat/alat penopang/tidak ada
Perawat/tirah baring
Ya
Tidak

30
15
0
20
0

Terganggu
Lemah

20
10

Status mental

Normal/tirah baring/immobilisasi
Sering lupa akan keterbatasan yang

0
15

dimiliki
0
Sadar akan dirinya sendiri

40
Berdasarkan tabel penilaian resiko jatuh skala morse Tn. S beresiko sedang untuk jatuh
karena poinnya 40.
Keterangan : Resiko Tinggi : 45
Resiko Sedang : 26-44
Resiko Rendah : 0-25
6. Pola Peran dan Hubungan
Klien merupakan seorang suami dan ayah yang memiliki 5 orang anak. Klien tidak
memiliki masalah dalam hubungan dengan orang lain dan perannya selama
dimasyarakat.
Selama sakit, klien mengatakan bahwa hubungannya dengan anggota keluarga dan
kerabat-kerabatnya baik baik saja dan tidak memiliki masalah dalam hal tersebut.
7. Pola Kognitif, Persepsi Sensori
Kognitif
: pasien sudah mengetahui penyakitnya. Baik pasien maupun keluarga
Persepsi

belum mengerti penuh dengan pengobatan yang diberikan.


: pasien dapat berorientasi dengan benar tentang waktu, tempat, dan
orang-orang yang disekitarnya. pasien meyakini bahwa Ia akan

Sensori

sembuh dan dapat berkumpul dengan keluarganya.


: pasien sudah tidak bisa melihat dengan jelas, pasien masih dapat
mendengar dengan jelas, klien masih dapat membedakan bau yang
berbeda. pasien masih dapat merasakan nyeri.

8. Pola Konsep Diri


Body image
: Klien mengatakan tidak pernah mengeluh tentang kondisinya,
Identitas diri

klien mengatakan kondisinya merupakan cobaan dari Tuhan.


: Klien mengetahui siapa dan apa yang sedang terjadi dengan
dirinya pada saat ini. Klien merupakan seorang yang berumur 60

Peran diri

tahun dan sudah menikah.


: Klien adalah seorang kepala keluarga sekaligus suami bagi

Ideal diri

istrinya dan ayah bagi kelima anaknya.


: Klien mengatakan ingin segera pulang ke rumah dan beraktivitas
normal seperti dulu.

Harga diri

: Klien mengatakan tidak pernah malu dengan apa yang terjadi


dengan kondisinya saat ini. Klien tampak tabah menghadapi

sakitnya.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Tn. S adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun. Klien merupakan anak pertama dari 8
bersaudara. Klien sudah berkeluarga dan menjadi seorang kepala keluarga sekaligus
suami bagi istrinya dan ayah bagi kelima anaknya. Klien memiliki 4 anak laki-laki
dan seorang anak perempuan.
10. Pola Mekanisme Koping
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah, termasuk dengan
akan penyakit yang dialami sekarang dan macam-macam pengobatannya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien memeluk agama Islam dan rajin beribadah. Sebelum sakit pasien selalu
mengerjakan sholat 5 waktu tanpa bantuan orang lain. Selama sakit pasien tidak
dapat menjalankan sholat 5 waktu. Walaupun begitu pasien tetap berusaha dan selalu
berdoa agar cepat sembuh.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital:
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran (GCS)
c. BB
d. TB
e. Nadi
f. Pernafasan
g. TD
h. Suhu
2. Kepala
Kepala

: Composmentis
:
E:4 V:5
: 50 kg
: 160 cm
: 78x/menit
: 16x/menit
: 180/90 mmHg
:36,3 0c

M:6

:
: Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan, rambut rapi , berwarna hitam
dan mulai beruban dan tidak mudah rontok.

Mata
Hidung
Mulut

: tidak ada edema Palpebra, konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
: Simetris, tak ada kotoran didalam lubang hidung, tak ada polip
: Mukosa bibir normal, mulut bersih, gigi sudah ada yang berlubang,
tidak ada pembengkakan gusi, tidak ada stomatitis

Telinga

: Simetris, tak ada serumen, tak ada benjolan

Leher
3. Dada

: tak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada peningkatan vena jugularis
:
Paru- paru
Inspeksi : ekspansi dada optimal, pergerakan dada sewaktu

ekspirasi

dan

inspirasi simetris.
Palpasi : Tak ada nyeri tekan, vokal fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : terdapat bunyi whezzing
Jantung
Inspeksi : tak tampak ictus cordis, tidak tampak retraksi dinding dada
Palpasi
: ictus cordis teraba di intercosta keIV-V, pada mid clavicula
sedikit 2cm medial sinistra
Perkusi : Suara perkusi jantung pekak
Auskultasi :bunyi jantung S1 - S2 reguller, tidak ada bunyi jantung tambahan
seperti murmur dan gallop

4. Perut
:
Inspeksi :perut klien terlihat datar, tidak ada lesi, tidak ada ascites dan spider navi.
Auskultasi :bising usus 3x/menit
Palpasi
: tidak ada pembesaran hepar dan limpe, teraba skibala pada sigmoid.
Perkusi : terdengar suara tympani
5.

Genetalia
Pasien tidak terpasang kateter saat dirawat di rumh sakit. Pasien tidak mengalami
masalah pada genetalianya

6. Ekstremitas
Ekstrimitas atas

: akral teraba hangat, tidak terdapat sianosis, tidak ada edema,

Ekstrimitas bawah

terpasang infus pada tangan kiri dan capilari refil <2 detik.
: Simetris, tidak terdapat sianosis, tidak ada edema, capilari
refil < 2 detik.

Kekuatan Otot :
kanan

2
kiri

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium : 18 Agustus 2015

PEMERIKSAAN

HASIL

SATUAN

RUJUKAN

HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit

12,5
39
12
207
4,46

g/dl
%
Ribu/ul
Ribu/ul
Juta/ul

13,5-17,5
33 - 45
4.5 - 11.0
150 - 450
4.50 - 5.90

KIMIA KLINIK
Glukosa Darah

30

Mg/dl

60 140

30
17
2,0
28

u/L
u/L
mg/dl
mg/dl

<35
<45
0.9 1.3
<50

142
2,9
110

mmol/L
mmol/L
mmol/L

136 145
3.3 5.1
98 106

Sewaktu
SGOT
SGPT
Creatinine
Ureum
ELEKTROLIT
Natrium Darah
Calium Darah
Chlorida darah
Hasil Radiology :

1. Foto Thorak PA : 18 Agustus 2015


Klinis : Hipoglikemia DM type 2
COR : kesan membesar
Pulmo : Tak Tampak infiltrat dikedua lapang paru, corakan bronkovaskuler meningkat
Sinus Costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trachea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan :
Cardiomegaly
Bronchitis
F. PROGRAM TERAPI
Injeksi Furosemid
20 mg/ 12 jam
Injeksi Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
Injeksi Ranitidine
50 mg/ 8 jam
Infus D5%
20 tpm
Infus NaCl 0,9 %
20 tpm
Injeksi VitB12
500 mg/dL
Obat oral :

Captopril
KSR tablet
Aspillet

25 mg 3x1
2x1
80 mg 1x1

G. DAFTAR MASALAH
NO
1

Tgl/Jam

DATA FOKUS

DP

18Agustus

DS : pasien mengatakan tidak

Perubahan nutrisi:

2015
19.10

nafsu makan
DO :
Nafsu makan berkurang
Terjadi penurunan Bb

kurang dari kebutuhan

sebanyak 5 kg
Mual
anoreksia
Pasien terlihat lemah dan

tubuh berhubungan
dengan anoreksia,
mual, muntah

lemas
2

18 Agustus DS : pasien mengatakan lemas

Intoleransi aktivitas

2015
19.10

berhubungan dengan

dalam beraktivitas
DO :
Pasien terlihat lemas dan

lemah
Keletihan jika beraktivitas
Disertai rasa pusing ketika

pindah posisi
Dalam beraktivitas di bantu

oleh keluarga
18 Agustus DS : Pasien mengatakan tidak
2015
19.10

bisa BAB sejak 12 hari yang lalu


DO :
Peristaltik usus 3 x/menit
Terdapat skibala sigmoid
Kurang aktivitas fisik
Terjadi perubahan pola makan
dari 1 porsi menjadi 3-5 sendok
bubur
Ketidakadekuatan toileting

keletihan

Konstipasi
berhubungan dengan
kurang intake cairan/
serat

Tanggal Teratasi

TTD

( posisi defekasi)

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
1

DP

TUJUAN

INTERVENSI

TTD

Perubahan nutrisi: kurang

Setelah dilakukan tindakan

Monitor konsumsi makanan

dari kebutuhan tubuh

keperawatan selam 3x24

berhubungan dengan

jam diharapkan kebutuhan

/ cairan nutrisi
Perhatikan adanya mual dan

anoreksia, mual, muntah

nutrisi

pasien

dapat

terpenuhi.
Kriteria hasil :
Nafsu makan

bertambah
Mempertahankan

berat tubuh ideal


Tidak Mual muntah
Tidak anoreksia
Pasien tidak terlihat

pucat dan lemas


Turgor kulit baik
Konjungtiva tidak

muntah
Berikan makanan sedikit

tapi sering
Berikan suplemen

vitamin
Kolaborasi

atau
dalam

pemberian obat anti mual


dan muntah

anemis anemis
Hemoglobin:13,5- 17,5
g/dl
Hematokrit : 33 - 45 %

Intoleransi aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

Pantau

berhubungan keletihan

keperawatan selama 3x24

melakukan aktivitas
Kaji
faktor

jam,
tidak

diharapkan

pasien

mengalami

intoleransi aktivitas.

pasien

untuk
yang

menyebabkan keletihan
Atur posisi nyaman pasien
Anjurkan aktivitas alternatif

Kriteria hasil :
Pasien tidak lemas dan

pucat
Tidak Keletihan
Tidak pusing dalam

beraktivitas
Dapat
melakukan

yang adekuat

Konstipasi berhubungan

aktivitas secara mandiri


Setelah dilakukan tindakan

kurang intake cairan/serat

keperawatan selama 3x24


jam,

pasien

mengalami

diharapkan

tidak

konstipasi dengan Kriteria


hasil :

Klien dapat BAB tiap


1-3 hari sekali

Konsistensi

BAB

sambil istirahat
Pertahankan status nutrisi

Monitor tanda dan gejala


konstipasi
Monitor peristaltik usus
Identifikasi factor penyebab

dan konstribusi konstipasi


Dukung intake cairan dan

serat
Kolaborasi

pemberian

laksatif

lunak, bau khas, warna


kecoklatan

Bising

usus

5-

30x/menit

Bebas

dari

ketidaknyamanan

dan

konstipasi
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa

Tanggal/

Keperawatan
1,2,3

Jam
18 Agustus
2015

Tindakan Keperawatan
Memonitor TTV

Respon
TD : 180/90 mmHg
Suhu : 36,3 o C
Nadi : 78 x/menit

Ttd

19.30
1

Pernapasan : 16
Monitor

19.40

konsumsi

x/menit
Pasien hanya makan

20.00

makanan / cairan nutrisi


3-5 sendok bubur
Memonitor adanya mual
Pasien merasa mual
dan muntah
namun tidak muntah

20.10

Memberikan

1
1,2,3

injeksi

Ranitidine melalui selang


1

Obat masuk dan tidak


ada tanda-tanda alergi

intravena
20.15
Menganjurkan
untuk

2,3

makanan
20.20

3
20.30

keluarga Keluarga memahami

memberikan penjelasan yang


sedikit

sering
Mengobservasi
untuk

pasien

melakukan

aktivitas
Mengidentifikasi

3
20.35

tapi diberikan

Pasien mengatakan
factor

penyebab dan konstribusi

20.40

masih tidak bisa BAB


ditempat tidur
Terdengar gerakan

Memonitor

gerakan

peristaltic usus
Menganjurkan

aktivitas

alternatif sambil istirahat

1,2,3

tubuh lemas

konstipasi

1,2,3

Pasien mengatakan

19 Agustus

Memberikan

2015
08.00

Furosemide

10.00

peristaltic usus
3x/menit
Klien hanya berbaring
ditempat tidur

injeksi Obat masuk dan tidak


40

mg ada tanda-tanda alergi

melalui selang intravena


Memonitor TTV

TD : 150/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 oC
Pernapasan :

18x/menit
1,2,3
10.10

Monitor

konsumsi Pasien hanya makan 5

makanan / cairan nutrisi

1
10.20

sendok bubur

Memonitor adanya mual Pasien tidak merasa


dan muntah

mual dan tidak


muntah

1
11.00
Menganjurkan
untuk
2,3

makanan
11.10

3
11.20

keluarga

memberikan
sedikit

Mengobservasi

diberikan

klien klien mengatakan

melakukan tubuh masih lemas

aktivitas
Mendukung
12.30

penjelasan yang

sering

untuk
2

tapi

Keluarga memahami

intake

cairan/serat pada klien

klien mengatakan
tidak suka makan
sayuran dan hanya

makan 5 sendok bubur

13.10
Menganjurkan

aktivitas

alternatif sambil istirahat


Memonitor gerakan
peristaltic usus
1

20Agustus

Pasien dan keluarga


memahami penjelasan
yang diberikan
Terdengar peristaltic

usus 3x/menit
Memonitor adanya mual Pasien tidak merasa

2015
14.10

dan muntah

14.30

Monitor

mual dan tidak


muntah
konsumsi

Pasien makan porsi

makanan / cairan nutrisi


1,2,3

1,2,3

16.00

16.30

Memberikan injeksi
Obat masuk dan tidak
Furosemide
40
mg
ada tanda-tanda alergi
melalui selang intravena

Memonitor TTV

16.45
Menganjurkan

TD : 180/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,3 oC
Pernapasan :

16.50

aktivitas

alternatif sambil istirahat


Memonitor

18x/menit
Pasien dan keluarga
memahami penjelasan

gerakan yang diberikan


Peristaltic usus

peristaltic usus

5/menit
J. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/ Jam
20 Agustus 2015
17.30

Diagnosa

Ttd

Keperawatan
Perubahan

S : pasien mengatakan tidak mual dan muntah

nutrisi: kurang

O:

dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
anoreksia, mual,
muntah
20 Agustus 2015
17.30

Catatan Keperawatan

nafsu makan bertambah


tidak pucat dan lemas
tidak mual muntah
tidak anoreksia

A: masalah teratasi

Intoleransi

P: hentikan intervensi
S: pasien mengatakan lemas berkurang dan

aktivitas

tidak pusing

berhubungan
dengan
keletihan

O:
tidak pucat dan lemas
dapat beraktivitas lebih banyak
dalam beraktivitas masih di bantu keluarga
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

Atur posisi nyaman pasien


Anjurkan aktivitas alternatif

sambil

20 Agustus 2015
17.30

Konstipasi
berhubungan
dengan kurang
intake
cairan/serat

istirahat
Pertahankan status nutrisi yang adekuat
Kolaborasi dalam pemberian obat
S : Pasien mengatakan sudah bisa BAB
O:
Konsistensi BAB : keras, bau khas,
warna kecoklatan.
Peristaltik usus 5 x/menit
A : masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi :
Monitor bising usus
Identifikasi factor penyebab

konstribusi konstipasi
Dukung intake cairan dan serat

dan

Anda mungkin juga menyukai