Imelda/rangkuman Metpen
NAMA: WAN AZINUDDIN BIN WAN ABDULLAH
NIM: 11 2009 140
RANGKUMAN METODE PENILITIAN.
a. DESAIN PENELITIAN
1. Cross-sectional (potong lintang)
Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian cross sectional ini sering
disebut juga penelitian transversal, dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian
epidemiologi.
Kelebihan:
1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luarbiasa.
2. Mudah dilaksanakan karena pengukuran variable-variabel hanya dilakukan satu kali,
pada satu saat (tidak ada follow up).
3. Menghasilkan hipotesis spesifik untuk penelitian analitik.
4. Dapat digunakan untuk mengetahui prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lainnya
pada masyarakat.
Kelemahan:
1. Subyek penelitian besar bila variabelnya banyak.
2. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek lemah.
3. Hubungan waktu tidak bisa ditentukan sehingga peran logika dan teori penting.
4. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
5. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan (nilai prognostiknya lemah).
6. Tidak tepat untuk meneliti penyakit yang durasinya pendek
Contoh:
Penelitian tentang hubungan bentuk tubuh dengan hipertensi. Maka peneliti memilih
suatu populasi untuk dijadikan penelitian, memilih sampel penelitian secara random,
kemudian dari masing-masing sampel tersebut diambil data dengan wawancara menderita
hipertensi atau tidak (efek), dan pada saat yang sama juga diambil data paparan yaitu
bentuk tubuh (gemuk atau kurus) dengan metode observasi. Kemudian dihitung proporsi
penderita hipertensi yang gemuk dan yang kurus, serta yang bukan penderita hipertensi
yang gemuk dan yang kurus. Maka dapat disimpulkan hubungan antara bentuk tubuh dan
hipertensi.
2. Case Control (Kasus Kontrol)
Rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan
penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok
kontrol berdasarkan status paparannya. Mempelajari seberapa jauh faktor risiko
mempengaruhi terjadinya efek. Faktor risiko dipelajari melalui pendekatan retrospektif
dan efek diidentifikasi saat ini, manakala faktor risiko diidentifikasi masa lalu. Pemilihan
subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah
b. SAMPLING
Merupakan suatu teknik pengambilan sampel yang mana diupayakan mendapat sampel
yang representatif (mewakili), yang dapat mewakili populasinya. Teknik pengambilan
sampel ini dapat dikelompokkan kepada 2 kelompok besar yaitu: (1) Probability
Sampling @ Random Sample; dan (2) Non-probability Sampling @ Non-random
Sample.
Yang dimaksud dengan probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi.
Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Dengan pengambilan sampel secara probability, bias dalam pemilihan akan dapat
diperkecil, sehingga dapat menjadi sampel yang representatif. Sedangkan yang dimaksud
dengan non-probability sampling adalah setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Sebagai contoh, lima elemen populasi
dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika
peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi,
atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan
diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan
generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak
acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran
populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.
Terdapat 5 cara pengambilan sampel pada teknik probability sampling yang dikenal
dengan istilah simple random sampling, systematic sampling, stratified random
sampling, cluster sampling, dan multi stage sampling. Pada non-probability sampling
dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling,
judgemental sampling, quota sampling, dan snowball sampling
(1) Probability Sampling (Random Sample)
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah
memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama sampling
frame. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap
elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data
tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa dijadikan
penentu sampel. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator,
atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika
elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa
mengganggu konsep acak atau random itu sendiri.
c. STATISTIK
Statistik merupakan satu analisis dan pengolahan data dan terbahagi kepada
statistik inferensial dan deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang hanya berlaku untuk data sampel dan
tidak dapat digeneralisasikan terhadap populasi.
Yang termasuk statistik deskriptif adalah :
Mean
Median
Modus
Standar defiasi
Hystogram
Diagram batang
Presentase
dll
Mean: nilai rata-rata.
Misal : hasil perhitungan mean dari nilai Metpen kelas Melor = 68,5 artinya
rata-rata nilai metode penelitian di kelas Melor = 68,5. Bila mahasiswa
nilainya 55 berarti dia dibawah rata-rata nilai kelas, dan bila nilai mahasiswa
75 berarti dia diatas nilai rata-rata kelas.
Median: nilai dari separuh sampel.
Misal : nilai median 60 artinya separuh dari kelas Melor nilai Metpennya
diatas 60 dan separuhnya dibawah 60.
Modus: nilai yang paling banyak muncul.
Misal : nilai modus 65, berarti mahasiswa kelas Melor yang paling banyak
nilainya adalah 65.
Standar deviasi: simpangan baku ( +/- ) dari nilai mean.
Misal : nilai Mean adalah 68,5, manakala nilai standar deviasi adalah 2,5
artinya nilai mahasiswa terbanyak berkisar antara nilai (68,5+2,5) = 71 sampai
nilai (68,5-2,5) = 66.
T-test
Anova
Korelasi
Contoh 1 :
menit.
Contoh 2:
Rumusan masalah : Apakah ada pengaruh yang signifikan antara lamanya
penayangan iklan di TV terhadap omset penjualan ?
Hypotesis : lamanya penayangan iklan di TV sangat berpengaruh terhadap
omset penjualan.
Uji hypotesis : korelasi product moment
Contoh 3:
Rumusan masalah : apakah ada perbedan jumlah pembeli yang signifikan
antara toko A, B dan C ?
Hypotesis : terdapat perbedaan jumlah pembeli yang signifikan antara
toko A, B dan C.
Uji hypotesis : Anova
Statistik non parametris digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal.
Uji statistik yang digunakan dalam statistik non parametris antara lain :
Binomial
Sign test
2 ( chi kuadrat )
Contoh 1:
10
dan
a = Y - b. X
n
n
Chi Square (X) :1) digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan
ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. 2) digunakan
untuk menguji hipotesis tentang ada atau tidak perbedaan antara dua proporsi. 3)
digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua
atau lebih kelas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar.
Hipotesis deskriptif : estimasi/dugaan terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi
antara kategori satu dan kategori lain dalam sebuah sampel tentang sesuatu hal.
Rumus Chi Square :
X = (f0 fh)
fn
Di mana: X = Chi Square; f0 = frekuensi yang diobservasi; fn = frekuensi yang
diharapkan.
Contoh : Suatu perusahaan cat mobil ingin mengetahui warna cat apa yang harus
lebih banyak
diproduksi. Untuk itu dilakukan penelitian. Berdasarkan
pengamatan selama satu minggu di jalan protokol terhadap mobil-mobil pribadi,
diperoleh data : 1000 warna biru, 900 warna merah, 600 warna putih, 500 warna
hitam.
a. Hipotesis :
Ho: Jumlah masyarakat yang memilih 4 warna mobil tidak berbeda (peluang 4
warna cat untuk dipilih masyarakat adalah sama)
Ha: Jumlah masyarakat yang memilih 4 warna mobil berbeda (peluang 4 warna
cat untuk dipilih masyarakat adalah tidak sama)
b. Data yang terkumpul disajikan dalam tabel berikut :
Warna
Mobil
fo
fn
(fo-fn)
(fo-fn)
(fo-fn)
fn
Biru
Merah
Putih
Hitam
1000
900
600
500
750
750
750
750
250
250
- 150
- 250
62.500
22.500
22.500
62.500
83,33
30.000
30.000
83,33
12
Jumlah
3000
3000
170.000
226,67
Catatan : Frekuensi yang diharapka (fo) untuk setiap kategori = 3000 : 4 = 750.
c. Pengujian Hipotesis :
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui X = 226,67, dalam hal ini d.f = n-1 =
4-1 = 3. Berdasarkan d.f = 3 dan traf kesalahan 5 %, maka diperoleh nilai Chi
Square tabel = 7,815 (lihat tabel nilai Chi Square) ternyata nilai Chi Square
hitung lebih besar dari nilai Chi Square tabel (226,67 > 7,815). Dengan demikian
Ho ditolak dan Ha diterima.
d.Kesimpulan:
Jumlah masyarakat yang memilih 4 warna cat mobil berbeda, dan berdasarkan
data, warna cat biru yang paling banyak diminati masyarakat.
e.Saran:
Disarankan agar warna cat yang diproduksi paling banyak adalah warna biru.
U-test digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis kompa-ratif dua sampel
independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data
berbentuk interval, maka perlu dirubah dulu ke dalam data ordinal.
Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian :
U1 = n1n2 + n1 (n1 + 1) R1
2
U2 = n1n2 + n2 (n2 + 1) R2
2
Dimana : n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
R1 = jumlah rangking pada sampel 1
R2 = jumlah rangking pada sampel 2
13