Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpetaan geologi adalah suatu cabang imu yang mempelajari tentang
pemetaan geologi baik dalam artian yang luas maupun dalam artian yang
sempit , sebagian besar materi perpetaan geologi adalah tetang pemetaan dan
pemplotingan struktur geologi kedalam peta
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan
dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.
Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi
geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari
struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai
sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian
deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan
kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu
pembentukan struktur tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan
dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi
bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau
susunan intenal yang lain.
Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya
maka sangatlah perlu diadakan pengamatan secara langsung. Hal ini akan
memudahkan dalam pemahaman serta dapat mengetahui secara langsung
struktur geologi yang ada.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui tentng struktur geologi
2. mengetahui bagaimana merekonstruksi geologi
3. mengetahui tentang penampang geologi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Strutur Geologi


Struktur geologi adalah kenampakan dimuka bumi berupa struktur, struktur yang
terbentuk secara alami oleh proses geologi.

2.1.1. Geometri Unsur Struktur


Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur
geometris yaitu :
1) Geometris Bidang/ Struktur Bidang yang meliputi Bidang perlapisan, Kekar
...Sesar , Foliasi Sumbu lipatan, dll.
2) Geometris Garis/ Struktur , meliputi Garis Gores-garis ,Perpotongan dua
...bidang , Liniasi, d1l.
Pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan geometri struktur bidang
dan struktur garis seperti :
Masalah besaran arah dan sudut, jarak dan panjang dari struktur bidang dan
struktur garis, misalnya ; menentukan panjang dari segmen garis, sudut antara dua
garis, sudut antara dua bidang, sudut antara gars dan bidang, jarak titik terhadap
bidang, jarak titik terhadap garis.

2.1.2. Struktur Bidang


Struktur bidang dalam geologi, struktur dapat dibedakan menjadi "Struktur
Bidang Rill " dan "Struktur Bidang Semu ".
1. Struktur bidang riil artinya bentuk dan kedudukan dapat diamati secaralangsung
...dilapangan, antara lain adalah

Bidang perlapisan.
Bidang ketidakselarasan.
Bidang sesar.
Foliasi.
Bidang sayap lipatan. Bidang yang disebut terakhir ini sebenarnya merupakan
kedudukan bidang yang terlipat.
2. Struktur bidang semu artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui
atau didapatkan dari hasil analisa struktur bidang riil yang lain, contohnya adalah :
Bidang poros lipatan.
Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukannya, maka
dibedakan menjadi struktur bidang primer dan struktur bidang sekunder. Bidangbidang yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah bidang perlapisan,
bidang foliasi bidang rekah kerut ( Mud Crack ), bidang kekar kolom ( Colomnar
Joint ) pada batuan beku, dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam
struktur bidang sekunder adalah bidang kekar, bidang sesar, bidang sayap lipatan.
Pada umumnya struktur bidang dinyatakan istilah-istilah, yaitu
1) Jurus ( Strike)
2) Kemiringan (Dip)

2.1.2.1 Definisi Istilah-istilah Struktur Bidang.


a. Jurus (Strike) adalah Arah dan gars horizontal yang merupakan perpotongan
...antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.
b. Kemiringan (Dip) adalah Sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang
...miring dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus.
c. Kemiringan Semu (Apparent Dip) adalah Arah tegak lurus jurus sesuai dengan
....arah miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dan arah utara.

2.1.2.2 Cara Penulisan ( Notasi ) dan Simbol Struktur Bidang


Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur bidang secara tertulis agar dengan
mudah dan cepat dipahami, dibutuhkan suatu cara penulisan dan simbol pada pets
geologi.
Penulisan ( Notasi ) struktur bidang dinyatakan dengan :
- Jurus / Kemiringan
- Besar Kemiringan, arah kemiringan

2.2.3 Mengukur Struktur Bidang dengan Kompas Geologi.


1) Pengukuran Jurus
Bagian sisi kompas (sisi "E") ditempelkan pada bidang yang diukur.
Kedudukankompas dihorisontalkan, ditunjukkan oleh posisi level dari nivo "Mata
Sapi" ( Bull's Eye Level ), maka hargayang ditunjuk oleh jarum utara kompas
adalah harga jurus bidang yang diukur. Benlah tanda garis pada bidang tersebut
sesuai dengan arah jurusnya.

2) Pengukuran Kemiringan.
Kompas pada posisi tegaktempelkan sisi 'W' kompas pada bidang yang diukur
dengan posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir
(1). Kemudian Dinometer dieter sehingga gelembung udaranya tepat berada
ditengah (Posisi Level). Harga yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala
klinometer adalah besarnya sudut kemiringan dari bidang yang diukur.

Pengukuran Arah Kemiringan.


Tempelkan sisi "S" kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas,
sehingga. horizontal (nivo "mata lembu" level), baca angka yang ditunjuk oleh
jarum utara kompas. Harga ini merupakan arah kemiringan (dip direction) dari
bidang yang diukur.
4

2.1.4 Aplikasi Metode Grafis Untuk Struktur Bidang


Aplikasi yang diuraikan disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur :
1. Menentukan kemiringan semu.
2. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian
yang sama.
3. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian
yang berbeda.
4. Menentukan Kedudukan Bidang berdasarkan problems tiga titik (Three
Point Problems).
Maksudnya menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui
posisi dan ketinggiannya, dimana titik tersebut terletak pada bidang rata
yang sama.Dan bidang tersebut tidak terlipat / terpatahkan serta ketiga titik
tersebut ketinggiannya berbeda.
2.1.4.1 Struktur Garis
Seperti halnya struktur bidang, struktur garis dalam geologi struktur dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
Struktur garis rill adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya
dapat diamati langsung dilapangan misalnya gores garis yang erdapat pada
bidang sesar.
Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau
kedudukannya ditafsirkan dari onentasi unsur- unsur struktur yang
membentuk kelurusan atau laniasi.
Berdasarkan seat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan menjadi
struktur garis primer dan stn&w garis sekunder dari contoh-contoh
struktur garis yang disebutkan diatas yang termasuk struktur garis primer
adalah liniasi atau penjajaran mineral - mineral pada batuan beku
tertentu ,arah liniasi struktur sedimen dan yang termasuk struktur garis
sekunder adalah gores-garis , liniasi memanjang fragmen breksi sesar.garis
poros lipatan dan kelurusan -kelurusan topografi, sungai, dsb.
Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah istilah:
- Arah penujaman (Trend) penunjaman (Plunge).
- Arah kelurusan (Bearing) dan Rake atau Pitch.
2.1.4.2 Definisi Istilah istilah dalam struktur garis.

Arah penujaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical yang melalui
garis dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya
menunjukkan suatu arah tertentu).
Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertical yang melahn
gar's tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut
(menunjukkan arah arah dimana, salah satu arahnaya merupakan sudut
pelurusnya). Rake (Pith) adalah besar sudut antara garis dengan garis
horisontal, yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat
besamya rake sama dengan atau lebih kecil 90 .
2.1.4.3 Cara Penulisan (Notes) dan Simbol Strukur Garis
Untuk menyatakan kedudukan suatu sruktur garis secara, tertulis dan suatu
cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan notes' sruktur garis
dinyatakan dengan :
"Plunge, Trend ( arah penujaman)".
Sistem Azimuth , hanya mengenal satu penulisan yaitu Y,N X E.
- Xo adalah "Trend',besarnya = 0 - 360
- Y adalah "Plunge", besarnya = 0 - 90 (sudut vertikal).
Sistem Kwadran, Penulisan tergantung pada posisi kwadran yang
diinginkan sehingga, mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya:
- Sistem azimuth, 30,N 45 E, make menurut sistem kwadrannya adalah
45,N 45 E.
- Sistem azimuth, 45,N 90 E, make menurut sistem kwadrannya adalah
45, N 90 E, atau 45 S 90E.

2.1.5 Cara Pengukuran Struktur Garis dengan Kompas Geologi


a. Pengukuran struktur garis yang mempunyai "Trend
Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang
sesar, arah arus pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan.
Pengukuran Arah "Trend".
1. Tempelkan alat Bantu (buku lapanganl"Dipboard') pada posisi tegak
dan sejajar dengan struktur garis yang akan diukur.
2. Tempelkan sisi "W' atau "E" kompas pada posisi kanan atau kiri alat
Bantu dengan visir kompas ("Sighting Arm") mengarah kepenujaman
struktur garis tersebut.

3. Levelkan/horisontalkan kompas (Nivo Mata Sapi, dalam keadaan


horisontal), make harga yang ditunjuk oleh jarum utara, kompas adalah
harga arah penunjamannya ("Trend").
Pengukuran "Plunge" ( Sudut Penunjaman ).
1. Tempelkan sisi "W" kompas pada sisi etas alat bantu yang masih
dalam keadaan vertikal.
2. Levelkan "Dinometer" dan baca besaran sudut vertikal yang
ditunjukkan oleh penunjuk pada skala "Dinometer".
Pengukuran "Pitch"( Rake ).
1. Buat garis horizontal pada bidang dimana sturktur garis tersebut
terdapat (sama dengan jurus bidang tersebut) yang memotong
struktur garis yang akan diukur "Rake " -nya.
2. Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horisontal, butir
dengan struktur garis tersebut mengguna-k-an busur derajat.
Pengukuran Struktur Garis yang tidak Mempunyai

2.1.6 Aplikasi metode grafis I untuk struktur garis


Aplikasi yang akan dibahas disini meliputi pemecahan masalahmasalah struktur garis antara lain :
1. Menentukan "Plunge" dan "Rake" sebuah garis pada suatu bidang.
2. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua
bidang.

2.1.
7. Tebal dan Kedalaman
Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya
merupakan aplikasi dari metode grafis dan goneometris.
2.1.7.1 Tebal
Tebal merupakan jarak tegak lures antara dua bidang yang sejajar, yang
merupakan batas lapisan batuan.
Secara garis besar, masalahmasalah penetuan ketebalan dapat dibedakan
berdasarkan cara perhitungan nya menjadi :
1) Perhitungan berdasarkan pengukuran langsung

Perhitungan secara langsung hu dapat dilakukan dilapangan dengan


syarat kemiringan lereng tegak lures dengan kemiringan lapisan,seperti :
- Medan datar/tak berelief dengan lapisan relatif tegak (Gambar 2.4.1.a).
- Medan vertical dengan lapisan relative horizontal, (Gambar 2.4.1.b).
2) Perhitungan
berdasarkan
pengukuran
tidak
langsung.
Perhitungan secara tidak langsung im dapat dilakukan dengan macammacam cara tergantung pada :
1. Keadaan topografi.
2. Kedudukan lapisan batuan.

Menentukan Tebal Batuan


Dimana :
w : Tebal Semu
o : Dip/Kemiringan Semua
: Slope/ Kemiringan Lereng
Dip > Slope
o })aRumus : t = w sin (180o t = w sin
t = w cos
Dimana : w = Tebal Semu
o = Dip/Kemiringan Lapisana
= Slope/Kemiringan Lereng
t = Tebal Sebenarnya
2.1.7.2 Kedalaman
Kedalaman merupakan jarak vertical dari ketinggian tertentu (permukaan air laut)
ke arah bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.
Secara, garis besar, masalah masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan
/dibagi berdasarkan cara perhitungan nya menjadi :
1. Perhitungan berdasaarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan.
2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan.
Pengukuran kedalaman pada, arah lintasan tegak lurus jurus lapisan

1. Medan datar/topografi tidak berelief


oad = 1 tg
keterangan :
d : Kedalaman
I : Panjang lintasan pengukuran
2. Medan /topografi dengan slope
a. Dip searah dengan slope.
o - sin o)ad = I (cos o. tg (Gambar 2.4.3)
b. Dip berlawanan dengan slope.
o + sin o) (Gambar2.4.4)ad = I (cos o . tg
2.1.4.2.1 Pengukuran kedalaman pada arah tidak tegak lurus jurus lapisan
a. Dip searah dengan slope
o sin o)go. cos o. - sin ad = I (tg
b. Dip berlawanan dengan slope
o + sin o)go. cos o. - sin ad = I (tg

2.1.8 Pola Singkapan dan Peta Geologi


Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi .
Peta geologi adalah suatu peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah
tersebut, meliputi penyebaran batuan (litologi), penyebaran struktur dan bentuk
morfologinya.
Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:
1.
2.
3.
4.

Tebal lapisan.
Topografi/morfologi.
Besar kemiringan (Dip) lapisan.
Bentuk struktur lipatan.

Hukum " V" (V Rule)


Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk
topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang
beraturan, diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V". Aturanaturan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti


pola garis kontur.
b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan
lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola
singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah
kemiringan lembah.
c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus
dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana
kemumgan lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan
membentuk pola smgkapan dengan huruf "V" mengarah sama (searah)
dengan arah kemiringan lereng.
e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng
dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng ,
maka pola singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan
dengan arah kemiringan lereng /lembah.
f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan
besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah
maka pola singkapan tampak .
2.1. 5.1 Metoda Pembuatan Pola Singkapan dan Peta Geologi
Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati
singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan
batuan biasanya dilakukan dengan mengambil jalur disekitar aliran
sungai disepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai smgkapan
batuan dengan baik. Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan,
penyebaran, kedudukanya, hubungan antar satuan (litologi),
strukturnya (baik struktur primer maupun skunder).
a) Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta
dasar (peta topogmfi) berupa simbol, tanda, warns.
b) Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh
(tegas) bila diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jiak
diperkirakan.
c) Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigmfi (hukum
superposisi).
d) Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik

10

batasnya diantara satuan batuan yang berlamw dengan memperhatikan


hukum "V".

2.1.9 Kekar, Sesar, Lipatan


2.1.9.1 Kekar (Joint)
Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan.
Kekar dapat menjadi tempat tersimpannya sumber mineral industri tertentu, atau
sebagai jalan bagi aliran air tanah.
Kekar dapat terbentuk sebagai:
1. Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan yang timbul karena
pendinginan

atau

pengeringan,

biasanya

berbentuk

poligonal

yang

memanjang.
2. Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan tanah,
terutama pada batuan beku. Terbentuk karena hilangnya beban di atasnya.
3. Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau gaya-gaya akibat
pergerakan permukaan bumi.
a. Berdasarkan genesanya
1.

Kekar gerus:

kekar yang terbentuk oleh gaya kompresi. Biasanya

berpasangan, pada breksi memotong fragmen, bidang kekar lurus dan rata.
Batuan akan menjadi terkoyak atau menjadi rapuh.
2. Kekar tarik :
terbentuk oleh gaya tarik. Biasanya tidak berpasangan, tiak
memotong fragmen pada breksi, bidang kekar biasanya tidak lurus dan tidak
rata. Batuan menjadi terbuka
b. Kedudukan terhadap bidang lain
1.
2.
3.
4.

Dip joint, Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
Strike joint, Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan
Bedding joint, Bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di sekitarnya
Diagonal joint, Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan sekitarnya

11

2.1.9.2. Sesar/Patahan (Fault)


Adalah kekar/retakan batuan yang telah mengalami perpindahan atau pergeseran.
Beberapa bukti adanya sesar adalah:

Cermin sesar dan gores garis


Pergeseran bidang pelapisan batuan, urat, dsb.
Zona hancuran atau breksiasi
Perulangan lapisan yang sama
Hilangnya lapisan yang seharusnya ada (disebut hiatus)
Bukti-bukti fisiografi, misalnya kelurusan sungai, gawir sesar, dsb.

Macam-macam Sesar :
1. Berdasarkan Gerak Hanging Wall Terhadap Foot Wall
a. Sesar Turun/Normal = cirinya adalah adanya pemanjangan, ada lapisan hilang
b. Sesar Naik = cirinya adanya pemendekan, ada lapisan yang menumpuk
2. Berdasarkan Ada Tidaknya Gerakan Rotasi
a. Sesar Translasi, Masing-masing blok tidak ada gerak rotasi.
b. Sesar Rotasi, Terdapat gerak rotasi antara blok yang satu dengan yang lainnya.
3. Berdasarkan Rake Net Slip
a. Strike Slip Fault : Arah gerakan sejajar bidang sesar
b. Dip Slip Fault : Arah gerakan tegak lurus bidang sesar
c. Diagonal Fault
4. Berdasarkan Pergerakan Sesar
a. Stick slip (tidak kontinyu), Sesar yang bergerak secara tiba-tiba dengan
menyimpan energi besar seperti ini menyebabkan terjadinya gempa bumi.
b. Stable sliding (kontinyu), Disebabkan oleh adanya fluida yang menyebabkan
gerakan terus berlangsung.
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk
menentukan jenis patahannya secara langsung. Untuk itu, dalam hal ini hanya
akan diberikan ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural
patahan, yaitu :
a. Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.
b. Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi
yang hampir sama.

12

c. Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.


d. Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan rapat).
e. Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan dataran yang
rendah.
f. Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok tiba-tiba dan
menyimpang dari arah umum.
g. Sering dijumpai(kelurusan) mata air pada bagian yang naik/terangkat
h. Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, concorted serta
modifikasi ketiganya.
i. Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.
2.1.9.3 Lipatan (Fold)
Adalah permukaan pada batuan, baik dalam batuan sedimen maupun batuan
metamorf. Bila penekukan membentuk busur, dinamakan antiklin. Jika berbentuk
palung disebut sinklin.
Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya
kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan
disebut

dengan

antiklin,

sedangkan

bagian

lembah

disebut

sinklin.

Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan
kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah
kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan
bagian garis kontur.

a.

Antiklin Dan Sinklin


Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan
fore slope/antidip slope dan back slope/dipslope yang terdapat secara
berpasangan. Bila antidip slope saling berhadapan (infacing scarp), maka
terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila yang saling berhadapan adalah back

slope/dipslope, disebut lembah sinklin.


b. Lipatan Tertutup
Kubah, Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
1. Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).
2. Mempunyai pola kontur tertutup
3. Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda
4. Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.

13

Cekungan, Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :


1. Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam)
2. Mempunyai pola kontur tertutup
3. Pada stadia muda pola penyalurannya annular.
GENESA
Sesar
Dari kenampakan outcrop, ada pergeseran tubuh batuan. Hal ini biasanya,
termasuk sesar normal, apabia ada lapisan batuan yang tiba-tiba menghilang.
Sedangkan untuk sesar naik atau thrust fault biasanya ada perulangan lapisan.
Secara umum, zona sesar itu biasanya tidak nampak jelas, karena ada struktur
dilokasi tersebut, yang menandakan bahwa dia termasuk zona lemah.
Penciri yg umum itu intensitas kekar gerus dan kekar tarik makin intensif,
batuannya semakin hancur, dan kalau kita menemukan 'breksi kataklastika' di
lapangan, tidak jauh dari lokasi tersebut bisa dipastikan ada sesar.
Pada Peta Topografi sendiri, kenampakan sesar umumnya ditunjukan oleh
adanya pola kontur rapat yang menerus lurus, kelurusan sungai dan perbukitan,
ataupun pergeseran, dan pembelokan perbukitan atau sungai, dan pola aliran
sungai parallel dan rectangular.
Kekar
Untuk Kekar Gerus dilapangan biasanya berpasangan (sistematis), dan
rekahannya licin dikarenakan terbentuk terbentuk dari gaya kompresi, sempit.
Untuk Kekar Tarik, biasan dilapangan biasanya sendirian (non sistematis)
dikarenakan terbentuk dari gaya tensional/tarikan maka rekahannya agak lebar,
dan permukaannya kasar.
Untuk Kekar Pengerutan, terbentuk akibat proses fisika, dikarenakan
pelapukan. Dilapangan kekar ini bisa berpasangan, bisa sendiri, tapi yang paling
penting, dia rekahannya hanya dipermukaan.
Pada Peta Topografi sendiri, kenampakan kekar umumnya dicirikan oleh pola
aliran sungai rektangular, dan kelurusan-kelurusan sungai dan bukit.
Lipatan
Dari singkapan sendiri sudah kenampakannya, tapi harus dalam skala
besar, dan pengukuran strike/dip yang valid. Lipatan itu sendiri dalam dua

14

sayapnya, dip nya saling berlawanan. Adanya lipatan, bisa dipastikan kekar dan
sesar mengikuti.
Pada Peta Topografi sendiri, kenampakan lipatan umumnya ditunjukan
oleh pola aliran sungai trellis atau parallel, dan adanya bentuk-bentuk dipslope yaitu suatu kontur yang rapat dibagian depan yang merenggang makin
kearah belakang. Jika setiap bentuk dip-slope ini diinterpretasikan untuk seluruh
peta, muka sumbu-sumbu lipatan akan dapat diinterpretasikan kemudian. Pola
dip-slope seperti ini mempunyai beberapa istilah yang mengacu pada
kemiringan perlapisannya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Struktur Geologi

(peta praktikum perpetaan geologi)

15

Struktur geologi adalah struktur atau kenampakan yang ada dimuka bumi
yang terjadi alamiah atau karena proses geologi , geologi struktur adalah
Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat
adanya gaya tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan
patahan/sesar(fault)

3.1.1

Lipatan
Lipatan adalah suatu kenampakan berupa permukaan bumi yang terlihat
melengkung yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal
pada kulit bumi yang plastis.

Jenis lipatan :
a.
Lipatan tegak /
a.
Lipatan dengan
lipatan yang sama panjang
b.
Lipatan miring /
asimetri
a.
Lipatan dengan lengan lipatan tidak sama panjang
c.
Lipatan rebah / recumben
a.
Lipatan yang mengalami pembalikan lapisan
d.
Lipatan menutup
3.1.2

simetri
lengan

Sesar

Sesar merupakan kekar yang telah mengalami pergeseran melalui bidangnya.


Pergeseran terjadi karena adanya gaya tektonik yang bekerja di dalam bumi. Sesar

16

terdapat pada semua jenis batuan dengan panjang bervariasi dari beberapa
milimeter sampai ratusan kilometer.
Macam patahan/sesar :
a.
Sesar naik
b.
Sesar turun
c.
Sesar dekstral (kanan)
d.
Sesar sinistral (kiri)
e.
Sesar sungkup
3.1.3 ketidakselrasan
Macam ketidakselarasan

Nonconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Beku dan Batuan Sedimen


karena terobosan.

Disconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Batuan


Sedimen karena erosi yang tidak mendatar dan tanpa disertai lapisan yang
hilang.

Angular unconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan


Sedimen karena adanya proses pengangkatan lapisan, erosi.

Paraconformity : Ketidakselarasan antara batuan Sedimen dan Batuan


Sedimen karena proses erosi mendatar. Karena mendatar jadi cukup susah
untuk mengidentifikasinya, kita harus membandingkan ada dan tidaknya
urutan fosil di lapisan tersebut dengan lapisan umum lain di daerah tersebut.

Proses terbentuknya Angular unconformity

17

Jadi pertama terjadi pengendapan tanah seperti biasa, menghasilkan


lapisan tanah yang mendatar.

Lalu lapisan tanah itu termiringkan.

Setelah termiringkan lalu lapisan itu tererosi bagian atasnya sehingga


menjadi datar.

Lalu ada endapan lagi yang datang, akhirnya terjadilah ketidakselarasan


antar lapisan.

Macam Lipatan lain yang lebih kompleks.

Cara mengidentifikasi kemiringan bidang


Contoh Struktur Bidang = perlapisan batuan, permukaan lereng dll
Untuk mengidentifikasi strukturbidang kita perlu mengetahui terlebih dahulu halhal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :

18

v Strike
Sudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan
arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :
N __ E
Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.
v Dip
Sudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.

Cara mengidentifikasi kemiringan garis


Contoh Struktur Garis = gores garis sesar, kekar dll

Untuk mengidentifikasi struktur garis kita perlu mengetahui terlebih dahulu halhal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :
v Plunge
Sudut yang menunjukkan arah penunjaman struktur garis
v Pitch
Sudut yang terbentuk antara struktur garis dan strike
v Trend
Sudut yang terbentuk antara hasil proyeksi mendatar dari struktur garis terhadap
arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :
N __ E

19

Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.
Perbedaan True dip dan Apparent dip

True dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan tegak lurus terhadap
strike
Apparent dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan membentuk
sudut >90 terhadap strike.

3.2 Rekonstruksi Struktur Geologi


3.2.1 Pola Singkapan dan Peta Geologi
Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi .
Peta geologi adalah suatu peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah
tersebut, meliputi penyebaran batuan (litologi), penyebaran struktur dan bentuk
morfologinya.
Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:
1.
2.
3.
4.

Tebal lapisan.
Topografi/morfologi.
Besar kemiringan (Dip) lapisan.
Bentuk struktur lipatan.

Hukum " V" (V Rule)


Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk
topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang
beraturan, diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V". Aturanaturan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti
pola garis kontur.

20

b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan


lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola
singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah
kemiringan lembah.
c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus
dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana
kemumgan lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan
membentuk pola smgkapan dengan huruf "V" mengarah sama (searah)
dengan arah kemiringan lereng.
e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng
dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng ,
maka pola singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan
dengan arah kemiringan lereng /lembah.
f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan
besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah
maka pola singkapan tampak .
3.2.1.1 Metoda Pembuatan Pola Singkapan dan Peta Geologi
Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati
singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan
batuan biasanya dilakukan dengan mengambil jalur disekitar aliran
sungai disepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai smgkapan
batuan dengan baik. Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan,
penyebaran, kedudukanya, hubungan antar satuan (litologi),
strukturnya (baik struktur primer maupun skunder).
a) Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta
dasar (peta topogmfi) berupa simbol, tanda, warns.
b) Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh
(tegas) bila diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jiak
diperkirakan.
c) Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigmfi (hukum
superposisi).
d) Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik
batasnya diantara satuan batuan yang berlamw dengan memperhatikan
hukum "V".

21

3.2.2

Metoda Statistik

Metoda, statistik, yakni suatu metoda, yang diterapkan untuk mendapatkan


kisaran harga rata rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak satu jenis
struktur . dari sim kemudian dapat diketahui kecenderungan kecenderungan,
bentuk pola, ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang
dianalisa
.
Metoda, statistik yang sering atau umum dipakai dalam kegiatan analisa struktur,
terdiri dari 2 (dua) metoda, yang pengelompokannya, didasarkan etas banyaknya
parameter yang akan diketahui hasil statistiknya.

Metoda statistik dengan satu, parameter yakni pembuatan diagram yang


didasarkan atas, sejumlah data struktur yang hanya, memiliki satu, parameter
saja. Metoda statistik dengan dua parameter yakm pembuatan diagram-diagram,
bedasarkan sejumlah data struktur yang memiliki parameter.

3.2.3 rekonstruksi kekar dan sesar


1.

( Diagram Kipas )

Tujuan diagram ini dimaksudkau untuk mengetahui arah kelurusan umum dari
unsur unsur struktur yang data-datanya, hanya, terdiri dari satu unsure
pengukuran.
Tabulasi data - data pengukuran yang terkumpul dimasukan kedalam suatu. table
(tabulasi data),dengan tujuan untuk mempermudah proses dalam pembuatan
diagramnya. Dalam hal ini jumlah data tidak terdapat batasan mengenai banyak
nya data yang harus dikumpulkan. Semakin banyak data lapangan dalam analisa,
make hasilnya akan mendekati keadaan sebenarnya.
Pembuatan Diagram Kipas
Dari pemasukan data-data pengukuran kedalam data suatu tabel diperoleh harp
prosentase maksimum 24%. Harga ini dipakai sebgai patokan untuk menetukan
panjang jari jari diagram setengah lingkaran .

22

Panjang jarijari Dari harga maksimum 24% = 6 cm. kemudian panjang jarijari
tersebut dibagi enam , sehingga, setiap satu, interval berharga, 4%. Selanjutnya
dari setiap interval dibuat busurnya, dengan pusat titik nol dan panjang jarijari
sama, dengan interval yang bersangkutan. kemudian bagilah sisi paling luar dari
busur sesuai dengan pembagian arahnya. Melalui pembagian interval tersebut
tariklah garis- garis kearah pusat busur.

2. Diagram roset.
Tujuan diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari
unsur unsur struktur yang data datanya hanya memiliki satu pengarahan.
Tabulasi data data pengukuran lapangan yang terkumpul dimasukan kedalam
suatu table dengan tujuan untuk mempermudah pembuatan diagramnya.
Pembuatan diagram roset Pada prinsipnya cara pembuatan diagram roset ini
sama dengann cara pembuatan diagram kipas . perbedaanya hanya terletak pada
bentuknya, diagram kipas berbentuk setengah lingkaran sedangkan diagram
roset merupakan lingkaran penuh.

3.2.4. Rekonstruksi Lipatan

Metoda Rekonstruksi Lipatan Untuk mempelajari lipatan, dapat dilakukan


dengan
pengukuran langsung dan merekontruksikannya dalam bentuk
penampang atau analisa danmenggunakan diagram beta, phi diagram dan
diagram kontur. Rekonstruksi lipatan umumnya dilakukan pada suatu lintasan
atau pembuatan penampang pada peta geologi. Adapun cara yang dilakukan
berdasarkan bentuk dan sifat batuan :
a.Metode Tangan Bebas (Free Hand Method )
Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang incompetent , dimana
akan terjadi penipisan dan penebalan yang tidak teratur. Cara
menggambarkannya dengan menghubungkan batas-batas lapisan mengikuti
orientasi kemiringan
b. Metode Busur Lingkar

23

Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang competent , misalnya
lipatan paralel. Dasar dari metode ini adalah anggapan bahwa lipatan merupakan
bentuk busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara
sumbu-sumbu kemiringan yang berdekatan. Untuk batas-batas lapisan yang
dijumpai berulang pada lintasan yang direkontruksi, maka pembuatan busur
lingkaran dilakukan dengan interpo

3.3 Pembuatan Penampang Geologi


Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara vertical, sehingga
diketahui hubungan satu dengan lamnya. Dalam pembuatan penampang geologi
dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga dapat memperlihatkan
dengan jelas semua keadaan geologinya secara vertikal. Dalam hal ini dipilih atau
dibuat suatu jalur yang arahnya tegak lurus terhadap jurus umum lapisan batuan,
sehingga dalam penampang akan tergambarkan keadaan kemiringan lapisan yang
asli (true dip).
Namun pembuatan penamapang terkadang juga melalui jalur yang tidak tegak
lurus terhadap jurus lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan
lapisan nya adalah merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang
besarnya sesuai dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan.
Rekonstruksi :
a) Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak lurus
atau tidak).
b) Buat "base line" yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang
peta geologi.
c) Buat "end line" dan berikan angka angka yang menunjukan ketinggian
sesuai dengan skalanya.
d) Buat "profile line" dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang
terpotong garis penampang, dan kemudian hubungkan. Gambarkan keadaan
geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan lainnya, yang terpotong
oleh garis penampang

24

(penampang geologi)

25

BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Struktur geologi adalah struktur atau kenampakan yang ada dimuka bumi yang
terjadi alamiah atau karena proses geologi , geologi struktur adalah Ilmu yang
mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya
tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault.
struktur geologi yang menonjol yaknik kekar, sesar, lipatan (antiklin dan sinklin)
rekonstruksi struktur geologi adalah upaya untuk menafsirkan struktur geologi
dalam bentuk gambar dari data data lapangan rekonstruksi yang dilaksanakan
dapat berupa pola penyebaran, pola jurus, penampang geologi dan struktur lainnya
rekonstruksi penampang adalah suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan
geologi secara vertical, sehingga diketahui hubungan satu dengan lamnya. Dalam
pembuatan penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa,
sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara
vertikal
b. Saran
Berdasarkan dari keseluruhan pertemuan dan pelaksanaan praktikum, baik indoor
maupun out door, penulis menyarankan agar pelaksanaan praktikum selanjutnya
dapat lebih baik lagi, yaitu persediaan peralatan-peralatan lapangan agar dapat
diperbanyak dan diperbaharui sehingga membuat mahasiswa lebih terampil dan
mahir dalam pengaplikasian di lapangan, serta untuk pelaksanaan praktikum di
lapangan (out door) lebih ditingkatkan lagi, mengingat kegiatan praktikum di
lapangan lebih aplikatif.

DAFTAR PUSTAKA

26

Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur, Departemen Teknik Geologi ITB.
Bandung. Badgley,
Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung

Harsolumakso, A.H., Magetsari, N.A., Abdullah, I.C, 1997, Buku Panduan


Praktikum Geologi Struktur, Teknik Geologi ITB, Bandung.
Pengantar Geologi Dasar- Danang Endarto. Cetakan 1. Surakarta LPP UNS dan
UNSPress.2005
http://www.toiki.or.id/2010/07/ketidakselarasan-unconformity.html

http///www.wikipedia.org/2014/12/18/geologi+struktur

27

Anda mungkin juga menyukai