PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang
terbentuk di bawah kulit atau di suatu tempat didalam tubuh. Kista kelenjar
bartholini terjadi ketika kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar bartholini bisa
tersumbat karena berbagai alasan, seperti infeksi, peradangan atau iritasi maka
saluran kelenjar ini akan melekat satu sama lain dan menyebabkan timbulnya
sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini kemudian terakumulasi,
menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses
terjadi bila kista menjadi terinfeksi.2
2.2 EPIDEMIOLOGI
Dua persen wanita mengalami kista bartholini atau abses kelenjar pada
suatu saat dalam kehidupannya.3 Abses umumnya hampir terjadi tiga kali lebih
banyak daripada kista. Salah satu penelitian kasus kontrol menemukan bahwa
wanita berkulit putih dan hitam yang lebih cenderung untuk mengalami kista
bartholini atau abses bartholini daripada wanita hispanik, dan bahwa perempuan
dengan paritas yang tinggi memiliki resiko terendah.6,7 Kista bartholini, yang
paling sering terjadi pada labia majora. Involusi bertahap dari kelenjar bartolini,
dapat terjadi pada saat seorang wanita mencapai usia 30 tahun. Hal ini mungkin
menjelaskan lebih seringnya terjadi kista bartolini dan abses selama usia
reproduksi. Biopsi eksisional mungkin diperlukan lebih dini karena masa pada
manusia pasca menopouse dapat l dan berkembang menjadi kanker. Beberapa
penelitian telah menyarankan bahwa eksisi pembedahan tidak diperlukan karena
rendahnya resiko kanker kelenjar bartolini (0,114 kanker per 100.000 wanita
pertahun).8 Namun, jika didiagnosis kanker tertunda, prognosis dapat menjadi
lebih buruk. Sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista bartolini atau abses
didalam hidup mereka. Jadi, hal ini adalah masalah yang perlu dicermati.
Kebanyakan kasus terjadi pada wanita usia antara 20-30 tahun. 3 Namun, tidak
menutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita yang lebih tua atau lebih muda.
2.3 ANATOMI.
Kelenjar bartolini merupakan salah satu organ genitalia eksterna, kelenjar
bartolini atau glandula vestibularis major, berjumlah dua buah berbentuk bundar,
dan berada disebelah dorsal dari bulbus vestibuli. Saluran keluar dari kelenjar ini
bermuara pada celah yang terdapat diantara labium minus pudendi dan tepi
hymen. Glandula ini homolag denganglandula bulbouretralis pada pria. Kelenjar
ini tertekan pada waktu coitus dan mengeluarkan sekresinya untuk mebasahi atau
melicinkan permukaan vagina dibagian kaudal. Kelenjar bartolini diperdarahi oleh
arteri bulbi vestibuli, dan dipersarafi oleh nervus pudendus dan nervus hemoroidal
inferior. Kelenjar bartolini tersususun dari jaringan erektil dari bulbus, jaringan
erektil dari bulbus menjadi sensistif selama ransangan seksual dan kelenjar ini
akan mensekresi sekret yang mukoid yang bertindak sebagai lubrikans. Drainase
pada kelenjar ini oleh saluran dengan panjang kira-kira 2cm yang terbuka ke arah
orificium vagina sebelah lateral hymen, normalnya kelenjar bartolini tidak teraba
pada pemeriksaan palpasi, seperi pada gambar dibawah ini:9
Histologi
2.4 ETIOLOGI
Kista bartholini berkembang ketika saluran keluar dari kelenjar bartholini
tersumbat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar kemudian terakumulasi,
menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses
terjadi bila kista menjadi terinfeksi. Abses bartholini dapat disebabkan oleh
sejumlah bakteri. Ini termasuk organisme yang menyebabkan penyakit menular
seksual seperti Klamidia dan Gonore serta bakteri yang biasanya ditemukan
disaluran pencernaan , seperti Escherichia coli. Umumnya abses ini melibatkan
lebih dari satu jenis organisme. Obstruksi distal saluran bartholini bisa
mengakibatkan retensi cairan, dengan dihasilkannya dilatasi dari duktus dan
pembentukan kista. Kista dapat terinfeksi, dan abses dapat berkembang dalam
kelenjar. Kista bartholini tidak selalu harus terjadi sebelum abses kelenjar.
Kelenjar bartholini adalah abses polimikrobial. Meskipun Neisseria gonorrhoeae
adalah mikroorganisme aerobik yang dominan mengisolasi, bakteri anaerob
adalah patogen yang paling umum. Chlamydia trachomatis juga mungkin menjadi
organisme kausatif. Namun, kista saluran bartholini dan abses kelenjar tidak lagi
dianggap sebagai bagian eksklusif dari infeksi menular seksual. Selain itu operasi
vulvovaginal adalah penyebab umum kista dan abses tersebut. Infeksi pada
kelenjar ini disebabkan oleh kuman gram negative, yaitu a.l :10
1. Golongan staphylococcus
2. Golongan Gonoccus
Kista bartholini merupakan tumor kistik jinak. Ditimbulkan akibat saluran kista
bartholini yang mengalami sumbatan. Sumbatan biasanya disebabkan oleh infeksi.
Kuman yang sering menginfeksi kelenjar bartholini adalah Neisseria gonorrhoae.
Pada laki-laki kuman ini menyebabkan penyakit kelamin yang disebut
kencing nanah atau gonore, tidak sama dengan sifilis..
Perjalanannya. Karena kelenjar terus-menerus menghasilakn cairan, maka lama
kelamaan sejalan dengan membesarnya kista, tekanan didalam kista semakin
besar. Dinding kelenjar/ kista mengalami peregangan dan meradang. Demikian
juga akibat peregangan pada dinding kista, pembuluh darah pada dinding kista
terjepit mengakibatkan bagian yang lebih dalam tidak mendapatkan pasokan darah
sehingga jaringan menjadi mati (nekrotik). Dibumbui dengan kuman, maka
terjadilah proses pembusukan, bernanah dan menimbulkan rasa sakit.karena
letaknya di vagina bagian luar, kista akan terjepit terutama saat duduk dan berdiri
4
menimbulkan rasa nyeri yang terkadang disertai dengan demam. Pasien berjalan
mengegang ibarat menjepit bisul diselangkangan.
Keluhan pasien pada umumnya adalah benjolan, nyeri, dan dispareunia. Penyakit
ini cukup sering recurens. Bartholinitis sering kali timbul pada gonorrea, akan
tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya streptokokus. Pada bartholinitis
akuta kelenjarmembesar, merah, nyeri, dam lebih panas dari daerah sekitarny.
Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui duktusnya, atau jika
duktusnya tersumbat, mengumpulkan di dalamnya dan menjadi abses yang
kadang-kadang dapat menjadi sebesar telur bebek. Jika belum menjadi abses,
keadaan bisa diatasi dengan antibiotik, jika sudah bernanah harus dikeluarkan
dengan sayatan.11
Adapun jika kista terinfeksi maka dapat berkembang menjadi abses
bartholini dengan gejala klinik berupa:
- Nyeri saat berjalan, duduk, beraktivitas fisik, atau berhubungan
-
seksual
Umumnya tidak disertai demam, kecuali jika terinfeksi dengan
mikroorganisme yang ditularkan melalui hubungan seksual atau
2.6 DIAGNOSIS
Anamnesis yang baik dan pemeriksaan fisik sangat mendukung suatu
diagnosis, pada anamnesia ditanyakan tentang gejala seperti:11
- Panas
- Gatal
- Sudah berapa lama gejala berlangsung
- Kapan mulai muncul
- Faktor yang memperberat gejala
- Apakah penah berganti pasangan seks
kista
terinfeksi,
pemeriksaan
kultur
jaringan
dibutuhkan
untuk
mengidentifikasi jenis bakteri penyebab abses dan untuk mengetahui ada tidaknya
infeksi akibat penyakit menular seksual seperti Gonorrhea dan chlamydia. Untuk
kultur diambil swab dari abses atau dari daerah lain seperti serviks. Hasil tes ini
baru diliat setelah 48 jam kemudian, tetapi hal ini tidak dapat menunda
pengobatan. Dari hasil ini dapat diketahui antibiotik yang tepat yang perlu
diberikan. Biopsi dapat dilakukan pada kasus yang dicurigai keganasan.
2.7 PENATALAKSANAAN
Tujuan penanganan
kista
bartholini
adalah
memelihara
dan
Cara:
tindakan insisi
Insisi diatas abses dengan menggunakan mass no.11
Insisi dilakukan vertikal didalam introitus eksternal terletak bagian luar
ring himen. Jika insisi terlalu lebar, word catheter akan kembali keluar
Selipkan word kateter kedalam lubang insisi
Pompa balon word kateter dengan injeksi normal salin sebanyak 2-3cc
Ujung word kateter diletakkan pada vagina
Proses epithelisasi pada tindakan bedah terjadi setelah 4-6 mgg, word catheter
akan dilepas setelah 4-6 mgg, meskipun epithelisasa bias terbentuk pada 3-4 mg.
10
Penggunaan antibiotik
Antibiotik sesuai dengan bakteri enyebab yang diketahui secara pasti
dari hasil pengecatan gram maupun kultur pus dari abses kelenjar
bartholin
Infeksi Neisseria gonorrhoe:
Ciprofloxacin 500mg single dose
Ofloxacin 400mg single dose
Cefixime 400mg oral (aman untuk anak dan bumil)
Ceftriaxon 200 mg i.m (aman untuk anak dan bumil)
10