perjalanan
manakah
yang
akan
dipakai.
Sewaktu
masih
perjalanan
pribadi/privat
ataukah
ini
sebaiknya
yang
dilakukan
umum/publik.
sebagai
Maksudnya,
perjalana
yang
perjalanan
yang
asal
tujuan
asal
tujuan
bus
asal
tujuan
murah,
privat
spd.motor
minibus
jip disel Metoda Perancangan 1 (by. Yunitha, ST.,MT)
mengarahkan,
memberi
pedoman
bagi
yang
proses
arsitektur
dan
mengapresiasinya,
seseorang
akan
bisa
Di sinilah
dasar teori
patokan
pedoman
yang akan
(Sumber :
Asas Rasional; -
Asas Simbolik; -
Asas Psikologik.
Asas RASIONAL
Asas ini secara mendasar memberikan pemerian (describe) atas functions that
have a rational objective (ES h.148) segenap fungsi arsitektur yang memiliki
tujuan-tujuan dan sasaran yang rasional.
dimaksud bukanlah sejarah dalam arti peristiwa, tetapi sejarah dalam arti
berragam langgam, estetika dan artistika arsitektur dari masa silam. Jadi, di sini
yang dimaksud dengan sejarah bukanlah pula identitas lokal yang sering-sering
dienal dengan sebutan jatidiri kedaerahan yang kultural. Dapatkah asas-asas
dalam kategori ini banyak berkenaan dengan tatarupa? Tidak terlalu keliru,
karena kepedulian paling utama dari asas ini adalah pada `artistic truth
(kebenaran artistik dalam tinjauan karya seni, tentunya), dan pada `perceptual
force ( daya persepsi, khususnya yang berkenaan dengan ingatan, kenangan
atau memori). Sederhananya, asas ini banyak bertumpu pada yang elok
dipandang dan membangkitkan kenagan.
Asas Psikologik
Menurut Schirmbeck, asas ini mencoba untuk menggabungkan asas rasional
dengan asas simbolik, karena Schirmbeck berkeyakinan bahwa gabungan
antara yang rasional dengan yang simbolik akan menghasilkan yang psikologik.
Sudah barang tentu, asas ini menjadi lebih sulit dalam mempraktekkannya,
karena di sini harus dapat digabungkan antara yang rasional dengan yang
`memorial (non-rational), dan oleh karena itu, tak mengherankan bila dalam
barisan
postmodern
hanya
ada
beberapa
nama
saja
yang
mampu
menanganinya, misalnya adalah James Stirling, Aldo Rossi, Mario Botta dan
Arata Isozaki.
(Egon Schirmbeck)
Dalam bagan di atas, bagi setiap kategori asas, di dalamnya akan terdapat
sejumlah asas yang menunjuk pada perancangan guna & fungsi, perancangan
ruang dan perancangan bentuk. Dengan demikian, misalnya saja ditetapkan
asas rasional dalam menjalankan perancangan, maka di sini kita mesti bisa
menyampaikan asas yang berkenaan dengan guna & fungsi, yang berkenaan
dengan ruang dan akhirnya, yang berkenaan dengan bentuk. Bila skala
perancangannya lebih luas lagi, bisa saja disertakan topik yang berkeaan
dengan ketetanggaan dan topik yang berkenaan dengan rancang urban.
Contoh asas-asas perancangan dalam kategori asas rasional, sebagaimana
terdapat dalam buku Egon Schirmbeck.
1. Creation of a Flexible and Adaptive Building Form for Changes in Use and Function.
2. Description of and or Emphasis on Different Zones for Function and Use.
3. Provision of A Neutral Space to Allow Demarcation for the Differing Uses or for Emphasis on
the Interior Finishes.
4 A) Separation of the Neutral Structure of the Space and the Finishing Elements of the Space.
B) Emphasis of these Measures through the Superimposition of the Principles of the Primary
Order.
Contoh lain dapat diperoleh dari buku W.H.Mayall (1979) `Principles in Design';
van Nostrand Reinhold; London, sebuah buku yang juga terkategori ke dalam
asas rasional, namun menunjuk pada cakupan yang lebih luas dan sekaligus
lebih khusus yakni cakupan Desain Produk.
1. Principle of Totality
All design requirements are always interrelated and must be treated as such
throughout a design task
2. Principle of Time
The features and characteristics of all products change as time passes
3. Principle of Value
The characteristics of all products have different relative values depending upon
the different circumstances and times in which they may be used
4. Principle of Resources
The design, manufacture and life of all products and systems depend upon the
materials, tools and skills upon which we can call
5. Principle of Synthesis
All features of a product must combine to satisfy all the characteristics we expect
it to possess with an acceptable relative importance for as long as we wish,
bearing in mind the resources available to make and use it.
6. Principle of Iteration
Design requires processes of evaluation that begin with the first intentions to
explore the need for a product or system. These processes continue throughout
all subsequent design and development stages to the user himself, whose
reactions will often cause the iterative process to continue with a new product or
system.
7. Principle of Change
Desgn is a process of change, an activity undertaken not only to meet changing
circumstances, but also to bring about changes to these circumstances by the
nature of the products it creates.
8. Principle of Relationships
Design work cannot be undertaken effectively without establishing with all those
activities concerned with the conception, manufacture and marketing of products
and, importantly, with the prospective user, together with all the services he may
call upon to assist his judgement and protect his interests
9. Principle of Competence
Design competence is the ability to create a synthesis of features that achieves
all desired characteristics in terms of their required life and relative value, using
available or specified materials, tools and skills, and to transmit effective
information about this synthesis to those who will turn it into products or systems
10. Principle of Service
Design must satisfy everybody, and not just those for whom its products are
directly intended
Merancang adalah proses yang niscaya melibatkan dua hal pokok yakni
pertama tindakan, kegiatan atau aksi yang dijalankan, sedangkan hal yang
kedua adalah hasil demi hasil atau keluaran demi keluaran yang diperoleh dari
setiap langkah tindakan yang dilaksanakan tadi. Masing-masing hal itu ternyata
membentuk proses rancang yang sebenarnya secara eksplisit memperlihatkan
orientasi dari perancang di dalam menyelenggarakan proses rancang. Sebuah
proses rancang yang lebih ditujukan pada kegiatan demi kegiatan yang
ditempuh, yang oleh Nigel Cross dinamakan model proses rancang preskriptif,
menunjukkan bahwa perancang itu berorientasi pada proses. Sebaliknya, bila
kegiatan itu ditujuka paa keluaran demi keluaran yang didapat dari kegiatan
yang dilakukan, oleh Nigel Cross dinamakan model prose rancang deskriptif,
menunjukkan bahwa perancang yang bersangkutan berorientasi pada hasil atau
keluaran.
Berikut ini disampaikan contoh model proses rancang yang deskriptif maupun
proses rancang yang preskriptif. Dengan menggunakan bahasa aslinya, harus
diakui bahwa beda antara yang preskriptif dengan yang deskriptif tidak terlalu
mencolok. Lain halnya kalau model itu diindonesiakan, karena dalam bahasa
Indonesia penghadiran yang preskriptif dapat ditandai dengan menambahkan
awalan `me- (membentuk kata kerja) pada kegiatan yang dijalankan; sedangkan
pad keluaran atau hasil tidak diberi awalan tadi (dibiarkan sebagai kata benda).
iinitiation
ppreparation
Need
Analysis of
Problem
p - proposal e evaluation
Conceptual
Design
Statement Of Problem
aaction
Embodiment of
Scheme
Selected Scheme
Detailing
Writing/ Drawing
Training
Brief
Programming
Experience
Data Collection
Analysis
Synthesis
Development
Solution
Communication
masalah
hipotesa
teori
masalah
konsep
asas
-isme
filsafat
teori
metoda
metoda
Akhiran
Mengakhiri pembicaraan mengenai asas perancangan ini, tentunya kini anda
dapat memberikan penilaian apakah penggambaran perjalanan dari titik asal ke
titik tujuan di bagian paling awal dari pembicaraan asas perancangan ini adlah
penggambaran yang tepat, ataukah penggambaran yang meleset.