Iapun semakin terisak saat melihat barang-barang yang berada di dalam kamar kosnya.
Ia menjadi teringat akan dirinya yang senantiasa penuh tuntutan. Tuntutan yang apabila tidak
terpenuhi akan menyulut api amarahnya. Ia tidak tersadar bahwa tuntutan yang selalu ia
berikan membuat kedua orang tuanya harus memutar otak hingga 360 derajat. Ia hanya
mengetahui satu, jia ia ingin A ya harus ada A, jika tidak maka ia akan marah besar kepada
kedua orang tuanya.
Banyak hal yang dikorbankan oleh kedua orang tuanya, namun dulu semua itu terasa
tidak nampak olehnya. Ia juga merasa bersalah kepada ABI karena ditengah segala fasilitas
yang diberikan ABI, ia tidak bisa mewujudkan keinginan ABInya yang ingin melihatnya
menjadi dokter. Rasa malas belajar, dan keinginannya untuk terus bermain menutupi segala
keinginan dan harapan kedua orang tua yang sangat mengasihinya.
Dulu baginya ABI bak seorang monster karena keproktektifannya. Ia dulu merasa tidak
nyaman akan sikap ABInya itu. Ia merasa sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri.
Untuk itulah ia sering terlibat cekcok dengan ABInya yang sesungguhnya hanya
menginnginkan putri kecilnya aman dari jahatnya dunia di masa ini.
Namun kini ia telah merasakan betapa berharganya keberadaan mereka di dalam
kehidupannya. Rasa kehilangan sangat ia rasakan, karena ketika ia butuh seseorang untuk
berkeluh kesah tak ada satu orangpun yang dengan tulus mendengarkannya. Ketika ia
menginginkan suatu hal ia harus kubur dalam-dalam keinginannya itu karena ia harus
menghemat uang yang ia miliki sekarang. Ketika ia harus pulang malam karena ada rapat
organisasi ia harus berjalan pulang sendiri dengan perasaan was-was, serta banyak hal lainnya
yang ia rasakan di kota asing ini.
Di tengah kepiluannya meratapi segala kesalahan yang pernah ia lakukan kepada kedua
orang tuanya, di hatinya terselip sebuah api kecil yang siap meletup menjadi kobaran api
yang besar untuk membanggakan kedua orang tuanya. Dia berjanji akan berubah menjadi
seseorang yang lebih dewasa dan berjanji akan membawa kedua orang tua mereka naik ke
atas panggung untuk menyaksikan ia diwisuda dengan nilai cumlaude.