BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
ketat. Terbatasnya sumber daya dan ketidak pastian demand membuat harga
barang semakin meningkat. Salah satu cara untuk menjaga perusahaan agar
tetap dapat bersaing adalah dengan menerapkan strategi SCM yang baik.
SCM, di masa global ini, menjadi salah satu senjata perusahaan untuk
bersaing. SCM berhubungan langsung dengan bagaimana barang dapat
sampai di tangan konsumen, di waktu yang tepat dengan harga yang tepat.
Ada 2 parameter utama dalam SCM yakni efisiensi dan responsivenes. Kedua
parameter
ini
adalah
hal
yang
berkebalikan.
Peningkatan
dalam
responsivenes akan berakibat pada turunnya efisiensi SCM. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu strategic fit dimana kedua parameter tersebut dapat
dimaksimalkan.
Untuk mencapai Strategic Fit, salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah menentukan jenis distribusi. Beberapa jenis distribusi yang biasa
dilakukan adalah distribusi secara langsung, distribusi langsung melalui DC,
dll. Masing masing jenis distribusi memiliki parameternya masing masing.
Oleh karena itu penting bagi suatu perusahaan untuk memilih jenis
distribusinya secara tepat, sehinnga strategicfit yang diinginkan dapat
tercapai
Salah satu tools untuk menentukan jens distribusi yang tepat adalah
dengan menggunakan algoritma. Algoritma digunakan untuk menemukan
nilai paling optimal dari suatu parameter. Beberapa pendekatan algoritma
yang biasa dilakukan adalah, optimasi terhadap order dan planning, algoritma
terhadap 4 eselon utama, dan algoritma profit .
Kedua algoritma pertama memberikan pandangan dari sisi distribusi.
Algoritma pertama, melakukan optimasi dari sisi jumlah order yang paling
optimal dan kapan order harus dikeluarkan, sementara algoritma kedua
melakukan optimasi dari jumlah eselon yang ada sehingga tercapai SCM yang
optimal.
1.2
konsep Supply Chain Management yang kami bahas pada paper sebelumnya
adalah Lawson, Inc. ( Kabushiki Kaisha Rson, TYO: 2651.)
Lawson, Inc. adalah sebuah waralaba convenience store yang pada awalnya
didirikan di Ohio, namun sekarang dimiliki oleh Jepang, di mana Lawson
merupakan jaringan convenience store terbesar kedua di Jepang di belakang
7-Eleven.
Lawson pada awalnya didirikan oleh J.J. Lawson, seorang peternak,
sebagai tempat menjual susu hasil peternakannya. Perlahan, Lawson tumbuh
menjadi sebuah jaringan convenience store di Ohio. Pada tahun 1959 Lawson
dibeli oleh Consolidated Foods Corporations, yang mengembangkan Lawson
selama 26 tahun berikutnya, sebelum akhirnya dibeli oleh Daily Mart pada
tahun 1985. Saat Daily Mart kemudian dibeli oleh Alimentation Couche-Tard,
sebagian besar brand Lawson di Amerika diubah menjadi brand Circle-K.
Namun, hal ini tidak berlaku bagi Lawson Jepang. Lawson Jepang dibuka
pada tahun 1974 dan dikelola di bawah Daiei Lawson Co., Ltd. yang
sebelumnya sudah mencapai kesepakatan dengan Consolidated Foods
tentang pembukaan Lawson di Jepang. Lawson yang kini ada dikelola oleh
Lawson, Inc. yang sebelumnya merupakan Daiei Convenience Systems Co.,
Ltd. yang merupakan hasil merger Lawson Jepang dengan T.V.B. Sun Chain
Co., Ltd., perusahaan yang mengembangkan jaringan Lawson ke Jepang
Timur. Kini, Lawson telah berkembang menjadi sebuah jaringan convenience
store yang besar dan mandiri. Lawson mengembangkan jaringannya ke Asia
Timur dan Tenggara dan juga Hawaii (Amerika bagian Pasifik.)
Lawson Indonesia sendiri dibuka pada 2011 dan berada di bawah PT Midi
Utama Indonesia Tbk. (Pemilik jaringan convenience store Alfamidi.) Gerai
pertama Lawson di Indonesia dibuka di daerah Kemang, Jakarta, pada Juli
2011. Hingga kini, Lawson Indonesia telah membuka 83 gerai yang tersebar
di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, dan Bali.
1.3
sesuai
dengan
kekurangannya.
Terkait
distribusinya,
lawson
c.
Rancanagn
penelitian
muncul
bersamaan
dengan
pengamatan
(emergent desain)
f.
yang
berusaha
mengambarkan,
menginterprestasikan
dan
cukup
ramai
dengan
pelanggannya
yang
kebanyakan
adalah
adalah
pelanggan Lawson.
2.5 Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti dimulai dari pra-lapangan, tahap
pekerjaan lapangan sampai pada tahap pemeriksaan lapangan.
1. Menyusun rancangan penelitian kegiatan.
2. Persiapan administrative penelitian.
3. Menyiapkan peralatan atau perlengkapan penelitian. Dalam tahap ini
adalah mempersiapkan instrument penelitian yang terdiri dari daftar
pertanyaan
wawancara
dan
pedoman
dokumentasi.
4. Berinteraksi dan mengumpulkan data
observasi
serta
peralatan
a. Pengarahan
Batas
penelitian.
Pengarahan
batas
penelitian
ini
terjebak
pada
masalah-masalah
masalah penelitian.
b. Mencatat Data. Hal ini dilakukan baik pada saat dan sesudah
observasi dilaksanakan maupun pada saat kegiatan wawancara.
c. Data yang tercatat antara lain adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi yang disusun dengan baik.
5. Analisis Data
6. Penarikan kesimpulan dan saran.
2.6 Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini data adalah informasi-informasi yang dikatakan oleh
manusia yang menjadi subyek penelitian, hasil observasi, fakta-fakta, hasil
wawancara, dokumen yang sesuai dengan fokus penelitian. Informasi hasil
observasi dapat diperoleh dari pengamatan peneliti pada subyek penelitian.
Dan hasil informasi dari subyek penelitian dapat diperoleh melalu wawancara
secara verbal.
Sumber data dalam penelitian ini menurut cara memperolehnya dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan, yang diolah dan
disajikan oleh peneliti data sumber pertama. Sumber informasi yang
langsung
mempunyai
wewenang
dan
bertanggungjawab
terhadap
dan
dan
bersifat
alamiah.
Untuk
menjamin
kelengkapan
dan