Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN
Kejang demam merupakan suatu bangkitan kejang yang terjadi pada masa bayi atau anak-anak
yang terjadi antara 3 bulan dan 5 tahun tanpa adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.
Sedangkan, kejang demam kompleks adalah kejang demam yang memiliki salah satu tanda
berikut, (1) Lama kejang demam > 15 menit; (2) Kejang bersifat fokal atau parsial; (3) Frekuensi
kejang > 1 kali dalam 24 jam (kejang multipel atau serial). Pada kasus diketahui bahwa pasien
berusia 9 bulan, mengalami kejang yang didahului demam, dengan lama kejang 20 menit,
adanya penurunan kesadaran, dan tidak terdapat defisit neurologi atau tanda-tanda meningeal.
Sehingga kasus ini sesuai dengan kriteria kejang demam kompleks, yaitu kejang yang terjadi
diakibatkan oleh proses ekstraranial, yaitu demam.
Kejang demam kompleks umumnya terjadi 2-5% pada usia 6 bulan - 5 tahun, dengan
puncak pada usia 18 bulan dengan rasio laki-laki : wanita (1,1:12:1). Risiko kekambuhan ialah
30% namun meningkat 50% pada kejadian kejang demam pertama kali dibawah umur 1 tahun.
Sebanyak 50% anak mengalami kejang demam kedua rentang waktu 6 bulan dari kejang demam
pertama, 75% dalam rentang waktu satu tahun, dan 90% dalam rentang waktu dua tahun. Pada
kasus yang mengalami kejang demam untuk kedua kalinya, risiko kekambuhan meningkat dua
kali lipat. Dari data rasio epidemiologi tersebut sesuai dengan kasus, dimana pasien dengan jenis
kelamin laki-laki dengan usia 9 bulan, namun dalam data epidemiologi selanjutnya tidak sesuai
dengan kasus dikarenakan pasien tidak mengalami kekambuhan kejang demam untuk kedua
kalinya, serta pasien baru mengalami kejang pertama kali.
Penyebab kejang demam kompleks masih belum diketahui, meskipun awalnya terkait
dengan demam, dimana suhu > 38 0C, adanya kemungkinan riwayat pada keluarga yang
mengalami kejang demam sebelumnya, karena sekitar satu dari empat anak yang terkena KDK
memiliki riwayat kejang demam pada keluarganya. Kebanyakan KDK terjadi ketika bayi atau
anak memiliki suhu tinggi yang disebabkan oleh infeksi. Tiga infeksi yang paling umum terkait
dengan kejang demam yaitu infeksi virus (chickenpox dan flu), infeksi pada telinga (otitis
media), dan tonsillitis. hal ini sesuai dengan kasus, yaitu pasien pertama kali datang dengan suhu
40,90C, adanya riwayat pada keluarga yang mengalami kejang demam sebelumnya, disertai
dengan infeksi, salah satunya infeksi pada telinga.
11

Episode kejang yang terjadi harus selalu diklasifikasikan menjadi KDS atau KDK.
Anamnesis mencakup riwayat keluarga yang menderita kejang demam atau epilepsi, fase
prolong paska iktal, durasi kejang, serta gejala fokal lainnya. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan tanda-tanda meningeal sign dan tingat kesadaran. Pada pasien kejang yang terjadi
didasari oleh demam dan tidak ditemukan defisit neurologis paska iktal. Sedangkan jenis kejang
demam yang dialami pasien adalah KDK dengan melihat frekuensi kejang > 15 menit, tidak
ditemukan tanda-tanda meningeal sign, serta ditemukan adanya penurunan kesadaran saat kejang
berlangsung.
Penanganan kejang demam kompleks dapat dibagi dalam penanganan fase akut,
profilaksis, dan edukasi orang tua. Pada pasien ini penanganan fase akut kejang sudah dilakukan
di bidan sebelumnya, dengan pemberian stesolid serta penanganan demam diberikan
parasetamol. Pada pasien ini dilakukan profilaksis intermiten yaitu memberikan antipiretik dan
antikonvulsan saat pasien demam. Pemberian terapi di IGD diberikan phenobarbital 40 mg @12
jam oral hari I&II selanjutnya 25 mg @12 jam oral untuk mengatasi kejang, paracetamol syr 4
ml @ 4 jam untuk mengatasi demam, ambroxol syrup, dan ceftriaxon inj. 50 mg/kg/x @ 12 jam.
Edukasi pada orang tua yang diberikan adalah tentang penyakit yang dialami pasien, pengobatan
yang harus dijalani pasien, serta cara pencegahan kejang apabila pasien mengalami demam.
Prognosis KDK tidak berbeda dengan KDS yang pada umumnya baik dan tidak
menyisakan defisit neurologis pada pasien yang sebelumnya normal. Hal ini sesuai pada kasus,
dari hasil follow up di ruang rawat inap yang dilakukan selama 5 hari, kondisi pasien semakin
membaik.

12

Anda mungkin juga menyukai