Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal
17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setingi-tingginya.
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program
pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.Sedangkan
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan
disusun dalam system kesehatan nasional, yang bertujuan agar tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkam derajat kesehatan
masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam
Undang-undang Dasar 1945. Perwujudan pembanguna kesehatan seperti tersebut
diatasperlu ditunjang oleh sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pembanguan
Memasuki Milenium ketiga, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan
tantangan strategis yang mendasar baik eksternal maupun internal yang perlu mendapat
perhatian dalam pelaksanaan pembanguan kesehatan. Masalah kesehatan sangat
kompleks dan tidak dapat dipecahkan hanya dengan ilmu kedokteran. Derajat kesehatan
dipengaruhi oleh empat factor utama yaitu factor lingkungan, perilaku manusia,
pelayanan kesehatan dan genetika. Factor lingkungan terdiri dari lingkungan fisik,
lingkungan biologis dan lingkungan social budaya.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat.
Disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi
indikator angka harapan hidup (AHH), angka kematian, angka kesakitan dan status gizi
masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kota
Manado pada periode tahun 2008 - 2012, prioritas pembangunan kesehatan diarahkan
pada : 1) Peningkatan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat, 2) Peningkatan
perbaikan gizi masyarakat, 3) Peningkatan pencegahan dan pemberantasan penyakit, 4)
Peningkatan promosi dan pemberdayaan masyarakat dan 5) Peningkatan sumber daya
kesehatan.
1.2 Visi Misi Puskesmas Ranotana Weru
Sebagai institusi pelayanan yang berorientasi pada pemenuhan pelayanan yang
prima bagi kebutuhan masyarakat dalam penunjang paradikma sehat dengan visi
Indonesia sehat 2010, oleh karena itu Puskesmas Ranotana Weru menjabarkan visi dan
misi sebagai berikut:
VISI : KECAMATAN SEHAT MENUJU INDONESIA SEHAT
MISI : 1. Menggerakan pembanguan berwawasan kesehatan.
2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
Berdasarkan surat keputusan (SK) Walikota Manado nomor 36 Tahun 2002,
tentang Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis daerah Dinas kesehatan Kota Manado,
maka Puskesmas Ranotana Weru memiliki susunan organisasi Puskesmas sebagai
berikut:
1. Unsur Pimpinan
: Kepala Puskesmas
2. Unsur Pembantu Pimpinan
: Urusan Tata Usaha
3. Unsur Pelaksana.
a. Divisi Pencegahan Penyakit
- P2M ( TB-Kusta, PMS, HIV-AIDS, Diare, DBD)
- Penyakit Tidak Menular/PTM
- Imunisasi
- Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
- KB
- Sanitasi ,Tempat-tempat Umum (TTU) dan Tempat Pembuatan Makanan
Industri.
b. Divisi Pengobatan Penyakit
- Pengobatan dan Pelayanan Darurat
- Apotik / Gudang obat
- Laboratorium
c. Divisi Pemulihan Kesehatan
2

- Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Usila


d. Divisi Peningkatan Kesehatan
- Peningkatan Kesehatan Masyarakat (Kegiatan Promosi Kesehatan)
- Upaya Kesehatan sekolah (UKS)
- Perbaikan Gizi
- Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Puskesmas Pembantu
f. Sistem Dokumentasi
- Pencatatan dan Pelaporan Penyakit (SP2TP)
- Registrasi

BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS RANOTANA WERU
2.1 Pengenalan Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru
Puskesmas Ranotana Weru masuk dalam wilayah kecamatan Wanea dengan 5 kelurahan
sebagai wilayah kerjanya. Kelurahan-kelurahan tersebut adalah:
1. Kelurahan Ranotana Weru dengan 10 lingkungan,
2. Kelurahan Karombasan Utara dengan 8 lingkungan,
3. Kelurahan Karombasan Selatan dengan 4 lingkungan,
4. Kelurahan Pakowa dengan 6 lingkungan, dan
5. Kelurahan Bumi Nyiur dengan 5 lingkungan.
a.

Keadaan Geografis

Pusat Kesehatan masyarakat Ranotana Weru Kecamatan Wanea, dengan luas wilayah
kerja 28,5 km2 dimana 70 % wilayahnya adalah daerah pegunungan dan akses
transportasi dapat ditempuh lewat jalur darat.
Batas wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru adalah :
1. Sebelah Utara dengan wilayah kerja Puskesmas Sario
2. Sebelah Selatan dengan wilayah kerja Puskesmas Bahu
3. Sebelah Timur dengan wilayah kerja Puskesmas Teling Atas
4. Sebelah Barat dengan wilayah kerja Puskesmas Bahu
b. Kependudukan
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru masing-masing di
kelurahan Ranotana Weru : 7291 jiwa, Karombasan Utara : 6503 jiwa, Karombasan
Selatan : 5367 jiwa, Pakowa : 6394 jiwa, Bumi Nyiur : 4386 jiwa.
Total keseluruhan 29.941 jiwa, dengan jumlah rumah tangga : 7367. Rata-rata jiwa per
rumah tangga adalah 4.1.
c. Pendidikan
Status pendidikan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru dengan sekolah
tertinggi adalah S2/S3 sekitar 0,9 % dan pendidikan terbanyak adalah Sekolah Menegah
Atas yaitu 34,9 %.
d. Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan suatu tata nilai yang berlaku di masyarakat yang menekankan
pada aspek adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Masyarakat yang ada diwilayah
kerja Puskesmas Ranotana Weru adalah masyarakat yang mengedepankan akan nilainilai agama , toleransi, serta hormat-menghormati. Walaupun ada kebiasaan-kebiasaan
yang dapat menjadi masalah kesehatan sering ditemukan, misalnya kesadaran akan
kebersihan lingkungan masih kurang seperti masih sering orang membuang sampah
sembarangan, sampah-sampah berserakan diTPSs dsbnya. Sehingga sangat perlunya
perubahanperubahan prilaku/kesadaran dari diri sendiri untuk kearah perbaikan terlebih
dalam bidang kesehatan.
e. Ekonomi
Tingkat ekonomi masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas Ranotana Weru
sangat variatif. Adanya pasar tradisional dan terminal diwilayah Karombasan membawa
dampak dalam bidang perdagangan dan jasa.
f. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu variable yang mendapat perhatian khusus dalam
menilai kondisi kesehatan masyarakat.

Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan

kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya derajat kesehatan


masyarakat dalam hal ini akan penggunaan air bersih.
Sarana air yang digunakan dan akses air minum berkualitas diwilayah kerja Puskesmas
Ranotana Weru adalah 76 % menggunakan air bersih.
g. Jaminan Kesehatan
Program pemerintah kota Manado dengan Universal Coverage menjadi salah satu
program unggulan untuk pelayanan kesehatan seluruh warga kota Manado selain
program Jaminan Kesehatan Nasional dari pemerintah pusat yang dimulai tanggal 1
Januari 2014. Adapun cakupan peserta jaminan pemeliharaan kesehatan oleh BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) diwilayah kerja Puskesmas Ranotana weru
berjumlah 11.292 jiwa dan UC ( Universal Coverage ) berjumlah 16.727 jiwa.
2.1.1 Upaya Kesehatan Yang Merupakan Tanggung Jawab Puskesmas
a. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
Nasional, Regional dan Global serta mempunyai daya tarik yang tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada diwilayah Indonesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga berancana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari upaya kesehatan pokok
Puskesmas yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Keselamatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional
c. Selain itu tugas Puskesmas telah diembankan kepada Puskesmas pembantu dan
Puskesmas Keliling yang tugasnya meliputi :

Membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas dalam

ruang lingkup wilayah yang kecil


Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa
Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak
terjangkau oleh pelayanan dari Puskesmas.

2.2 Derajat Kesehatan


2.2.1 Mortalitas
Angka Kematian atau Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun
waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa
penyakit ataupun sebab lainnya.
Jumlah kematian yang terjadi diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru berdasarkan
Autopsi Verbal (AV) adalah 54 orang, diantaranya kematian bayi 2 orang, dan kematian
ibu 1 orang ;
a. Angka Kematian Bayi
Kematian Neonatal yang terjadi ditahun 2014 berjumlah 2 orang dari 566 kelahiran
hidup, masing-masing dikelurahan Pakowa dan Bumi Nyiur dengan indikasi bayi
lahir premature.
b. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian ibu ditahun 2014 dilaporkan : 0,2 % atau 1 kematian ibu diwilayah
kerja Puskesmas Ranotana Weru. Kematian Ibu yang terjadi adalah ibu nifas
dikelurahan Karombasan Selatan dengan indikasi Hipertensi.
2.2.2Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu yang juga berperan dalam penilaian terhadap
derajat kesehatan masyarakat.
a. 10 penyakit utama pasien rawat jalan yang datang di Puskesmas Ranotana Weru
untuk semua kelompok umur. Dibawah ini adalalah 10 penyakit menonjol yang
sudah diurutkan berdasarkan jumlah kasus terbayak ;
1. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
2. CC ( Common Cold )
3. Hipertensi
4. Alergi
5. Gastritis
6. Penyakit system otot & jaringan pengikat
6

7. Penyakit susunan saraf


8. Dental
9. Diare
10. Gangguan refraksi
b. Status gizi
Status gizi didefinisikan sebagai status

kesehatan yang dihasilkan oleh

keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Status gizi merupakan ukuran
keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi. Untuk anak diindikasikan oleh berat badan
dan tinggi badan.
Dari hasil penimbangan anak balita yang ada di Puskesmas Ranotana Weru maupun
dimasing-masing posyandu yang ada tercatat 15 anak balita dengan BGM (Bawah
Garis Merah) atau 1,5 % dari seluruh jumlah balita. Seluruh anak dengan BGM
sudah diberikan makanan tambahan dari Puskesmas.
c. Penyakit menular
Penyakit menular adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu agen biologi
seperti; virus, bakteri, atau parasit yang cara penularannya lewat; media langsung
dari orang ke orang, media udara, media air, melalui gigitan hewan, dan media
vector penyakit (bersifat endemis/epidemis yang bisa menyebabkan kematian).
1. Malaria
Ditahun 2014 tidak terdapat kasus klinis Malaria.

2. TB Paru
7

Ditahun 2014 terjadi 1 kasus kematian dikelurahan Karombasan Utara dan untuk
kasus TB Paru dengan BTA (+) tercatat 101 kasus diantaranya 1 kasus TB anak
(usia 0-14 tahun) dan suspek 1187 orang. Terbayak dikelurahan Ranotana Weru
berjumlah 33 kasus dengan suspek 375. Semua kasus sedang dalam pengobatan.
3. HIV & AIDS
Ditahun 2014 terjadi 1 kasus kematian dengan HIV. Dari hasil test/skrining HIV
terhadap 336 orang baik pria maupun wanita didapat 4 orang (+) HIV pada
kelompok umur 15-29 tahun. Semua kasus sudah di konseling.
4. Syphilis
Ditahun 2014 tidak ditemukan kasus PMS (penyakit menular sexsual); Syphilis

5. Diare
Dari perkiraan kasus 640,7 didapat 260 kasus atau 40,6% yang ditangani.
Kasus terbanyak dikelurahan Ranotana Weru yaitu; 72 kasus.

6. Kusta
Penderita kusta baru tercatat 1 orang dengan tipe kusta Multi Basiler, dikelurahan
Karombasan Selatan. Penderita sedang dalam pengobatan.
d. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi ( PD3I )
8

Ditahun 2014 tidak terjadi kasus PD3I (Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio &
AFP/Acute Flaccid Paralysis).
e. Penyakit potensial KLB / Wabah
1. DBD (Demam Berdarah Dengue)
Ditahun 2014 terdapat 29 kasus DBD diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru
yakni; 9 kasus dikelurahan Karombasan Selatan, 7 kasus dikelurahan
Karombasan Utara, 6 kasus dikelurahan Ranotana Weru, 5 kasus dikelurahan
Pakowa dan 2 kasus dikelurahan Bumi Nyiur. Tidak terjadi kematian pada kasus
DBD ini.

2. Filariasis
Ditahun 2014 tidak terjadi kasus Filariasis

f. Pengukuran tekanan darah


Cakupan pengukuran tekanan darah tahun 2014 diwilayah kerja Puskesmas
Ranotana Weru berjumlah 1685 atau 6,9 % dari 24.241 jumlah penduduk yang
berumur >15 tahun. Pungukuran tekanan darah dilakukan di Puskesmas dan di pos
layanan lainnya seperti posyandu lansia, posbindu,dan perkesmas.
9

g. Pemeriksaan Obesitas
Pemeriksaan obesitas dalam hal ini belum dilakukan.

h. Deteksi dini kanker leher rahim menurut metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat) dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis CBE (Clinical Breast
Examination).
Pemeriksaan dengan ke 2 metode ini belum dilakukan.

10

i. Kejadian luar biasa


Pada tanggal 15 Januari 2014 terjad bencana Banjir Bandang yang melanda beberapa
wilayah di Sulawesi Utara. Kota Manado adalah wilayah terparah yang terkena
banjir bandang ini. Diantaranya dari 5 kelurahan yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Ranotana Weru kecamatam Wanea, 2 kelurahan yaitu Ranotana Weru
Lingkungan II, VIII, IX dan Pakowa Lingkungan I, II, V, VI yang terkena bajir
bandang ini. Tim Gerak Cepat Penanggulangan Bencana Puskesmas Ranotana Weru
segera membentuk 4 Posko Kesehatan dimasing-masing lingkungan yang terkena
banjir untuk memberi pelayanan kesehatan kepada masayarakat setempat. Kegiatan
Posko Kesehatan ini berlangsung sampai pada tanggal 15 Februari 2014 (1 bulan).
Dari Peristiwa ini jumlah penderita 517 orang dengan diagnose ISPA & Dermatitis,
dan 2 korban jiwa meninggal, yaitu 2 orang laki-laki dewasa yang terseret derasnya
arus sungai yang ada diwilayah Ranotana Weru dan Pakowa.

2.3 Upaya Kesehatan


2.3.1 Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan harapan pelayanan kesehatan dasar ini
dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ada dimasyarakat.
Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan antara lain ;
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pelayanan Antenatal ( K1 & K4 )
Pemeriksaan ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru dengan
Cakupan kunjungan ibu hamil untuk K1 berjumlah 654 (108,6 %) dan K4
berjumlah 556 (92,4%) dari jumlah sasaran 602 ibu hamil.
11

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi


kebidanan.
Diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru jumlah persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan adalah 565 (100 %)
c. Pelayanan kesehatan ibu Nifas
Cakupan pelayanan ibu nifas diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru adalah
565 (100%) dan semuanya mendapat pelayanan Vitamin.A.
d. Ibu Hamil mendapat tablet FE (tablet tambah darah untuk mengatasi anemi)
Ibu hamil yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru mendapat tablet
FE1 adalah 108,6 % dan FE3; 92,4 %.
e. Ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang ditangani
Dari 120,4 % perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru terdapat 21,6 % komplikasi
kebidanan yang ditangani dengan merujuk ke Rumah Sakit.
f. Kunjungan Neonatal
Cakupan kunjungan Neonatal (KN1) diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru
adalah 564 (110,1 %) dan kunjungan Neonatal lengkap adalah 464 (90,4 %) dari
513 sasaran bayi.
g. Bayi mendapat ASI Ekslusif (0-6 bulan)
Dari 513 sasaran bayi jumlah bayi yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Ranotana Weru, yang mendapat ASI Ekslusif berjumlah 315 bayi (61,4%).
h. Pelayanan kesehatan bayi
Kunjungan bayi (umur 1-11 bulan) diharapkan memperoleh pelayanan kesehatan
minimal 4 kali yaitu 1x umur 29 hari 2 bulan, 1x umur 3 5 bulan, 1x umur 6

12

8 bulan dan 1x umur 9 11 yang meliputi ; imunisasi, pemantauan


pertumbuhan , Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh-Kembang (SDIDTK),
Pemberian vitamin A (6-11 bulan), penyuluhan ASI ekslusif, Makanan
Pendamping (MP) ASI.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru
adalah 95,6 % atau 475 bayi.
i. Penimbangan BADUTA (bawah dua tahun) umur 0-23 bulan
Dari jumlah 1006 BADUTA yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana
Weru, tercatat 743 anak yang ditimbang atau mencapai 73,9 %.

j. Pelayanan Balita
Pelayanan anak balita (umur 12-59 bulan) diharapkan memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 8x yang memperoleh pelayanan sesuai standar yang meliputi;
pemantauan pertumbuhan minimal 8x /tahun, pemantauan perkembangan
minimal 8x /tahun, dan pemberian vitamin A 2x / tahun.
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita (umur 12-59 bulan) diwilayah kerja
Puskesmas Ranotana Weru adalah 23,8 % atau 363 anak. Anak balita (0-5 Tahun)
ditimbang D/S ; 72,4 % dari jumlah; 2204.
k. Pemberian kapsul Vitamin.A pada anak Balita umur 6-59 bulan
Dari jumlah 1737 Balita yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru,
cakupan pemberian kapsul Vitamin.A pada anak Balita berjumlah 1504 atau
mencapai 86,6 %.
l. Balita gizi buruk
Dari seluruh Balita yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru tidak
ada kasus gizi buruk.
m. Penjaringan / Pemeriksaan kesehatan siswa SD/setingkat
Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD/setingkat yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Ranotana Weru berjumlah 18 sekolah dengan jumlah keseluruhan
murid; 2712 orang, dan yang mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan) untuk
murid kelas 1 berjumlah 363 atau 82,9 %.
13

2. Upaya Pelayanan KB
Diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru tercatat 3761 pasangan usia subur (PUS)
dengan jumlah akseptor KB baru 333 orang (8,85%) dan akseptor KB aktif
berjumlah 3178 orang (84,5%). Terbanyak menggunakan Non MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) adalah kontrasepsi suntik yang berjumlah 2772 orang
untuk KB aktif dan 223 orang untuk KB baru.
3. Pelayanan Imunisasi dan Kelurahan UCI (Universal Child Immunization).
Pelayanan imunisasi yang diberikan kepada bayi umur 0-11 bulan (imunisasi dasar),
dan pada wanita usia subur (WUS) baik kepada ibu hamil dan tidak hamil umur 1539 tahun yang bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh.
a. Imunisasi Bayi 0-11 bulan
Cakupan pelayanan imunisasi dasar diwilayah kerja puskesmas Ranotana Weru
untuk imunisasi BCG dan Campak mencapai 94,7 %, sedangkan imunisasi DPT1Hb1, DPT3-Hb3 dan Polio sudah mencapai diatas 100 %.
Kelurahan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru yang berjumlah 5
kelurahan, semuanya telah mencapai kelurahan UCI (Universal Child
Immunization).
b. Imunisasi pada wanita usia subur (WUS); hamil dan tidak hamil umur 15-39
tahun
Cakupan pelayanan imunisasi pada WUS untuk TT1; 11,1 % dan TT2; 9,3 %.
14

4. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Ditahun 2014 setiap harinya Puskesmas Ranotana Weru telah melayani pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dengan jumlah pencabutan gigi tetap sebanyak 123 orang.

5. Pelayanan Kesehatan Usila (usia lanjut)


Ditahun 2014 cakupan pelayanan kesehatan usila umur >60 tahun diwilayah kerja
Puskesmas Ranotana Weru berjumlah 557 (20,8%).

15

6. Kegiatan Promosi Kesehatan (Promkes)


Kegiatan PromKes merupakan kegiatan intervensi social melalui proses belajar
bersama yang parsipatif dengan melibatkan penggunaan komunikasi informasi pada
perseorangan atau kelompok utuk membantu masyarakat sadar, mengerti, dan bisa
melakukan perubahan prilaku dalam bidang kesehatan.
Kegiatan PromKes yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru
meliputi kegiatan penyuluhan yang berjumlah 463x kegiatan, kunjungan rumah
berjumlah 147 dan penyebaran informasi sebanyak 222.

7. Pelayanan gawat darurat (GADAR)

16

Pelayanan gawat darurat di Puskesmas Ranotana weru sudah dilakukan sejak tahun
2009 dengan jumlah pasien yang bervariasi setiap tahunnya. Walaupun Puskesmas
Ranotana Weru belum mempunyai kemampuan pelayanan GADAR Level 1, UGD
Puskesmas Ranotana Weru tetap melayani pasien darurat dan bila memerlukan
penanganan lebih lanjut maka pasien segera dirujuk ke RS terdekat yaitu RS
Bhayangkara.

2.3.2

Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serata
penyelenggaraannya sesuai dengan standart.
1. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan
Jumlah peserta jaminan pemeliharaan yang ada untuk wilayah kerja Puskesmas
Ranotana Weru adalah 28.019 jiwa, masing-masing untuk JKN; 11.292 dan
Jamkesda / Universal Coverage (UC); 16.727.

17

2. Kunjungan rawat jalan dan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan


Kunjungan rawat jalan di Puskesmas Ranotana ditahun 2014 berjumlah 13.831
orang, dan rawat inap khusus untuk persalinan berjumlah 565 orang.
Kunjungan rawat jalan di RS Bhayangkara (salah satu RS yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Ranotana Weru) berjumlah 11.222 orang dan rawat inap berjumlah 2266
orang.

3. Kunjungan gangguan jiwa


Kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas Ranotana Weru ditahun 2014 berjumlah 30
orang, dan 1 orang untuk kunjungan di RS Bhayangkara.
4. Angka kematian pasien di Rumah Sakit
Angka kematian pasien tahun 2014 di Rumah Sakit yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Ranotana Weru yaitu RS Bhayangkara berjumlah 21 orang.

18

5. Indikator kinerja pelayanan di Rumah Sakit


Indikator kinerja pelayanan di Rumah Sakit tahun 2014 adalah Bed Occopancy Rate
(BOR); 46,47 %, Bed Turn Over (BTO); 3,32 %, Turn Over Internal (TOI); 8,75 %,
Average Length Of Stay (ALOS); 4,67 %.
2.3.3

Perilaku Hidup Masyarakat


Perilaku manusia merupakan sekumpulan aktivitas manusia dan dipengaruhi oleh adat,
sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi dan atau genetika. Perilaku ini diharapkan
adalah perilaku hidup bersih dan sehat yang merupakan cerminan pola hidup yang
senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan dirinya dan anggota keluarga.
1. Persentase Rumah Tangga ber-PHBS (Prilaku Hidup Bersih Sehat)
Rumah tangga ber-PHBS diukur berdasarkan 10 indikator yaitu :
1). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2). Bayi diberi ASI Ekslusif
3). Balita ditimbang setiap bulan
4). Menggunakan air bersih
5). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
7). Memberantas jentik nyamuk dirumah seminggu sekali
8). Makan sayur dan buah setiap hari
9). Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10). Tidak merokok didalam rumah

19

Persentase rumah tangga ber-PHBS yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana
Weru berjumlah 424 rumah tangga atau 84,8% dari 500 rumah tangga yang dipantau.
2.3.4

Keadaan Lingkungan
1. Rumah sehat
Rumah sehat yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru berjumlah 3673
atau 84,7% dari 4334 jumlah rumah yang ada. Didapati masih ada rumah yang
belum memenuhi syarat kesehatan yaitu berjumlah 661 rumah. Rumah yang belum
memenuhi syarat kesehatan ini dibina dan selanjutnya didapat 539 rumah yang
sudah memenuhi syarat atau 12,4 %.
2. Penduduk dengan akses air minum berkualitas (layak)
Dari jumlah sarana air yang ada seperti sumur gali terlindung, sumur gali dengan
pompa, sumur bor dengan pompa, PDAM yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Ranotana Weru, dan didapat 76 % penduduk yang memiliki akses berkelanjutan
terhadap sumber air minum berkualitas (layak).
3. Kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan
Dari 12 jumlah penyelenggara air minum yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Ranotana Weru, semuanya sudah diperiksa dan 5 yang memenuhi syarat (Fisik,
Bakteriologi, Kimia) atau 41,7 %.

4. Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasiyang layak (jamban sehat)


Dari 29.941 jumlah penduduk yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru,
jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat)
adalah 20.480 atau 78,4 %.
5. Desa yang melaksanakan sanitasi berbasis masyarakat
20

Sampai pada tahun 2014 belum ada kelurahan yang melaksanakan.


6. Tempat-tempat umum ( TTU ) yang memenuhi syarat kesehatan
Tempat-tempat

umum

seperti

sarana

pendidikan,

sarana

kesehatan

dan

perhotelan,yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru, sudah memenuhi


syarat kesehatan yaitu mencapai 86,7 %.
7. Tempat pengelolaan makan ( TPM ) menurut status hygiene sanitasi
TPM yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru adalah Rumah Makan &
Kopi berjumlah 39, dan Depot air minum yang berjumlah 5. TPM yang memenuhi
syarat kesehatan berjumlah 44 (86,3%) dan yang tidak memenuhi syarat berjumlah 7
(13,&%).
2.4 Sumber Daya Kesehatan
2.4.1 Sarana Kesehatan
1. Keadaan sarana Kesehatan sebagai tempat pelayanan kesehatan yang ada diwilayah
kerja Puskesmas Ranotana Weru, terdiri dari:
1). Rumah Sakit Umum

: 1 Buah

2). Rumah Sakit Bersalin

: -

3). Puskesmas

: 1 Buah

4). Puskesmas Pembantu

: 1 Buah

5). Puskesmas Keliling

: 1 Buah

6). Puskesmas Rawat Inap

: 1 Buah ( khusus untuk Persalinan )

7). Posyandu

: 18 Buah

8). Poskesdes

: 1 Buah

9). Rumah Bersalin

: -

10). Balai Pengobatan/Klinik

: -

11). Apotik

: 8 Buah

12). Toko Obat

: 2 Buah

13). Praktek Dokter Perorangan

: 13 Buah

14). Praktek Dokter Bersama

: 2 Buah

15). Industri Kecil Obat Tradisional

: -

2. Rumah sakit dengan kemampuan GADAR Level 1


21

3. Posyandu menurut strata ( Pratama, Madya, Purnama, Mandiri )


Posyandu yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru berjumlah 18
posyandu. Dikelurahan Ranotana Weru berjumlah 5 posyandu; 2 Madya, 3 Purnama,
kelurahan KarombasanUtara berjumlah 4 posyandu; 3 Madya, 1 Purnama, kelurahan
Karombasan Selatan berjumlah 3 posyandu; 2 Madya, 1 Purnama, kelurahan Pakowa
berjumlah 3 posyandu; semuanya Purnama, dan kelurahan Bumi Nyiur berjumlah 3
posyandu; 1 Madya, 2 Purnama. Persentase posyandu aktif adalah 55,6 %.

4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)


UKBM yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru berjumlah 2 yaitu 1
Poskesdes yang ada dikelurahan Bumi Nyiur dan 1 Posbindu yang ada dikelurahan
Karombasan Selatan. Posbindu baru dibentuk ditahun 2014 dan aktif sampai
sekarang. Sedangkan Poskesdes ditahun 2014 tidak aktif lagi oleh karena sejak awal
didirikan tidak dilengkapi sarana listrik dan air sehingga tidak dapat difungsikan
dengan optimal. Dan pada saat ini gedung Poskesdes sudah dialih fungsikan oleh
pihak kelurahan sebagai kantor kelurahan Bumi Nyiur.
22

5. Desa Siaga
Desa siaga yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru berjumlah 5
kelurahan desa siaga srata Madya.
2.4.2

Tenaga Kesehatan

1. Tenaga Medis di sarana kesehatan


Puskesmas Ranotana Weru belum memiliki tenaga dokter spesialis, hanya dokter
umum yang berjumlah 4 orang. Rumah sakit yang ada diwilayah kerja Puskesmas
Ranotana Weru yaitu RS Bhayangkara memiliki 24 dokter spesialis, 1 dokter
spesialis gigi,dan 12 dokter umum.
2. Tenaga Keperawatan dan Kebidanan di sarana kesehatan
Puskesmas Ranotana Weru memiliki 16 Perawat, 4 Perawat Gigi, dan 9 Bidan.
Rumah sakit yang ada diwilyah kerja Puskesmas Ranotana Weru yaitu RS
Bhayangkara memiliki 99 Perawat, 1 Perawat Gigi, dan 12 Bidan.
3. Tenaga Kefarmasian di sarana kesehatan
Puskesmas Ranotana Weru memiliki 2 tenaga teknis kefarmasian. Rumah sakit yang
ada diwilyah kerja Puskesmas Ranotana Weru yaitu RS Bhayangkara memiliki 2
tenaga teknis kefarmasian dan 1 Apoteker.
4. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di sarana kesehatan
Puskesmas Ranotana Weru memiliki 2 tenaga Kesehatan Lingkungan, dan Rumah
sakit yang ada diwilyah kerja Puskesmas Ranotana Weru yaitu RS Bhayangkara
belum memiliki tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan.
5. Tenaga Gizi di sarana kesehatan
Puskesmas Ranotana Weru memiliki 2 tenaga Nutrisionis dan Rumah sakit yang ada
diwilyah kerja Puskesmas Ranotana Weru yaitu RS Bhayangkara memiliki 1 tenaga
Nutrisionis dan 1 Dietisien.
6. Tenaga Teknisi Medis (Terapi Okupasi, Terapi Wicara, Akupuntur) dan Fisioterapis
di sarana kesehatan
Puskesmas Ranotana Weru belum memiliki tenaga teknisi medis, dan Rumah sakit
yang ada diwilyah kerja Puskesmas Ranotana Weru yaitu RS Bhayangkara memiliki
1 tenaga Fisioterapi, 1 Radiografer, 1 Radioterapis, 1 teknisi Elektromedis, 1 Teknisi
23

Gigi, 1 Analis Kesehatan, 1 Refraksionis Optisien, 1 Ortetik Prostetik, 1 teknisi


transfuse darah, dan 1 teknisi Kardiovaskuler.
7. Tenaga Non Kesehatan
Puskesmas Ranotana Weru memiliki 2 pejabat structural, dan Rumah sakit yang ada
diwilyah kerja Puskesmas Ranotana Weru yaitu RS Bhayangkara memiliki 7 pejabat
structural, 12 staf penunjang administrasi, dan 4 staf penunjang teknologi.

2.4.3

Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan untuk tahun 2014 dengan anggaran kesehatan bersumber dari
APBD kota Manado melalui program Universal Coverage (UC) berjumlah

Rp.

401.448.000,- dan dari APBN melalui dana BOK berjumlah Rp. 95.000.000,- serta
dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berjumlah Rp. 613.047.000,-.
2.4.4

KEGIATAN/STASE DI PUSKESMAS RANOTANA WERU


Kegiatan yang dilakukan oleh dokter muda selama dua minggu di Puskesmas Ranotana
Weru antara lain melapor kepada Kepala Puskesmas setempat kemudian orientasi
seluruh ruangan yang ada di Puskesmas. Selanjutnya, mengikuti arahan dokter setempat
ikut serta dalam poli umum, poli anak kemudian mengamati dan turut serta dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap bagian antara lain program imunisasi,
KB/KIA, P2M, laboratorium, mengamati alur kerja dari setiap bagian yang lain antara
lain bagian administrasi, rekam medik, rujukan serta ikut serta dalam kerja bakti yang
diadakan setiap hari jumat pagi. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu ikut serta dalam
kegiatan posyandu yang dilakukan setiap hari senin s/d jumat di lingkungan wilayah
kerja puskesmas. Turut serta dalam melakukan penyuluhan tentang bahaya Demam
Berdarah Dengue dan pencegahannya di Puskesmas

24

BAB III
PENYULUHAN
3.1 Pendahuluan
Demam dengue(DD) dan demam berdarah dengue(DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis
hemoragik. Pada demam dengue(DD) merupakan penyakit demam akut selama 2-7
hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi.1
Demam dengue(DD) dan demam berdarah dengue(DBD) disebabkan oleh virus
dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Penyakit ini
terdapat di seluruh dunia, seringkali terjadi di daerah tropis dan subtropis, antara lain di
Asia Tenggara. Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk, yaitu nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus.2
Berdasarkan data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan
pertama dalam jumlah penderita demam dengue(DD) dan demam berdarah
dengue(DBD) setiap tahunnya. Menurut WHO, negara Indonesia ialah negara dengan
kasus tertinggi di Asia Tenggara sejak tahun 1968 hingga 2009. Angka kesakitan pada
tahun 2011 di wilayah Provinsi Sulawesi Utara khususnya kota Manado sebesar 156
kasus dari total 1485 kasus di seluruh wilayah provinsi Sulut. Total kunjungan penderita
pada periode tahun 2008-2012 di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado mencapai 3077
dengan total kasus baru sebanyak 2736 kasus.3
Sampai saat ini pemberantasan dan pencegahan demam berdarah hanya dapat
dilakukan dengan memberantas vektornya yaitu Aedes aegypti. Strategi pemberantasan
ditekankan pada upaya preventif, yaitu melaksanakan penyemprotan masal sebelum
musim penularan di daerah endemis. Strategi itu harus didukung dengan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh masyarakat secara terus menerus dan berkala
dengan fokus di sekitar tempat tinggal penderita.4
25

3.2 Tujuan Penyuluhan


Diharapkan masyarakat

setelah

mendapat

penyuluhan

dapat

mengetahui cara memberantas sarang nyamuk(PSN) dan mencegah


penularannya, disamping itu sudah dapat paham menangani secara mandiri
bila didapatkan adanya kasus demam berdarah serta mengenali tanda dan
gejala klinisnya secara dini.
3.3 Sasaran Penyuluhan
Seluruh pasien rawat jalan beserta staf/pekerja di lingkungan Puskesmas
Ranotana Weru.
3.4 Metode Penyuluhan
Menggunakan media elektrolit berupa LCD dalam bentuk slide presentasi
beserta leaflet yang berisi ringkasan mengenai pencegahan demam
berdarah.
3.5 Waktu dan Tempat Kegiatan
Penyuluhan dilakukan pada tanggal 26 Februari 2015 bertempat
dilingkungan Puskesmas Ranotana Weru pada jam 08.00-selesai.
3.6 Materi Penyuluhan
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh
gigitan nyamuk Aedes Aegypti pada pembuluh darah. Penularan DBD
umumya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun dapat juga
ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.
Ciri-cirinya adalah :
26

1. Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.


Meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang
biasanya hidup di kebun-kebun. Tubuhnya belang hitam putih.
2. Menggigit pada siang hari
3. Berkembangbiak pada air bersih dan jernih yang tidak mengalir.
4. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya
5. Berbadan kecil
6. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
7. Hidup di dalam dan sekitar rumah
8. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar
9. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
10. Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air
11. Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas
12. Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam
atau sekitar rumah.
Adapun manifestasi/tanda dan gejala klinis dari demam berdarah dengue :
1)

Demam tinggi 2 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu

2)

makan, nyeri pada persendiaan, serta sakit kepala.


Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada
kulit , mimisan, gusi berdarah , muntah darah dan BAB

3)
4)
5)

berdarah.
Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning.
Mual dan muntah.
Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 7 secara berulangulang. Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan
tidak sadar.

Sementara tanda dan bahaya yang perlu diwaspadai dari suatu gejala klinis
DBD adalah :
a.
b.
c.
d.

Perdarahan gusi
Muntah darah
Penderita tidak sadar
Denyut nadi tidak teraba

27

Untuk itu perlu dianjurkan kepada seluruh masyarakat, bila menemukan


tanda dan gejala seperti demikian harap segara periksakan diri ke RS atau
saran pelayanan kesehatan terdekat. Maka perlunya tindakan pencegahan
DBD dengan cara :
1) Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.
2) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara : 4 M PLUS
a. MENGURAS
Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi,
ember vas bunga, tempat penampung air kulkas agar telur dan
jentik aedes mati.
b. MENUTUP
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat
masuk dan bertelur.
c. MENGUBUR
Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat
menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas dll, agar
tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
d. MEMANTAU : Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat
pembiakan nyamuk aedes. Dengan

jangan

menggantung

baju, membubuhkan larvasida, dan tidur menggunakan kelambu.


BERANTAS NYAMUK AEDES AEGYPTI BISA JUGA DENGAN
METODE :
1)
2)
3)
4)

Menyemprot nyamuk dengan zat kimia


Lakukan pengasapan
Menaburkan serbuk ABATE
Memberikan ikan capung pada tempat penampungan air.

28

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pencapaian kegiatan program yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Ranotana Weru ditahun 2014 terangkum sebagai berikut :
1. Puskesmas Ranotana Weru memiliki 5 wilayah kerja yaitu kelurahan Ranotana
Weru, Karombasan Utara, Karombasan Selatan, Pakowa dan Bumi Nyiur dengan
jumlah penduduk: 29.941 jiwa, jumlah rumah tangga: 7367 dan sebagian besar
29

masyarakat sudah memiliki jaminan kesehatan lewat JKN dan UC (Universal


Coverage).
2. Puskesmas Ranotana Weru memiliki tenaga kesehatan yang cukup untuk
menjalankan kegiatan program puskesmas.
3. Terdapat 2 kasus kematian Bayi dan 1 kasus kematian ibu nifas yang perlu mendapat
perhatian penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi
(AKI/AKB).
4. Masih tingginya angka kesakitan dari penyakit menular dan tidak menular lewat
laporan 10 penyakit menonjol dengan 3 penyakit terbanyak yaitu ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Atas), CC (Common Cold), Hipertensi.
5. Keberhasilan pencapaian cakupan untuk beberapa program puskesmas dalam
Pelayanan Kesehatan Dasar.
6. Pencapaian belum maksimal untuk beberapa program seperti Usila, UKGS, Kegiatan
PromKes, Penyakit menular (Malaria), Gizi (ASI Ekslusif), TT WUS, Kegiatan
UKBM, Pengukuran tekanan darah, Pemeriksaan Obesitas, IVA-CBE, Kegiatan
Sanitasi.
7. Program Pemerintah Pusat (JKN) dan Program Pemerintah Kota Manado (Universal
Coverage) terus dioptimalkan lewat upaya Promotif, Preventif, Kuratif, dan
Rehabilitatif.

B. Saran
Untuk Petugas Kesehatan yang ada di Puskesmas :
1. Agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan masing-masing
program yang sudah ditugaskan.
2. Lebih meningkatkan kerjasama yang baik agar program yang sudah
direncanakan terkoordinasi, sehingga semuanya dapat berjalan maksimal.
3. Mengoptimalkan kerjasama lintas program dan lintas sektor (kelurahan,
kecamatan) dalam rangka penemuan kasus / masalah-masalah kesehatan
dimasyarakat.

30

DAFTAR PUSTAKA
1. Suhendro, Naiggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Sudoyo AW,
Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid III. Edisi IV. Penerbit FK UI,2006. Jakarta: p.2773-9.
2. Anonim.
DBD.
2014.
Accessed
9
Desember
2014.
http://medicastore.com/penyakit/47/Demam_Berdarah_Dengue.html.

Available

from:

3. Andriani NWE, Tjitrosantoso H, Yamleean P. Kajian Penatalaksaan terapi pengobatan DBD


pada pederita anak yang menjalani perawatan di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou tahun 2013.
Manado: UNSRAT; 2014.
4. Dwiputra AG. Pengetahuan ibu rumah tangga mengenai vektor demam berdarah dengue dan
faktor-faktor yang berhubungan di Pasebaran Barat, Jakarta Pusat. Jakarta: UI; 2009.

31

32

Anda mungkin juga menyukai