Skenario 4
Skenario 4
SGD 4
GRUP A
DERMATITIS ATOPIK
TERMINOLOGI
Xerosis: kulit kering
Likenifikasi: penebalan kulit disertai relief
kulit yang makin jelas
Makula hipopigmentasi: kelainan kulit
berbatas tegas yang berwarna putih
Papul eritema: kelainan kulit yang lebih
tinggi dari permukaan kulit dngan ukuran >
1cm yang berwarna kemerahan
Skuama: pelepasan jaringan tanduk atau
stratum corneum
Hiperpigmentasi: kelainan kulit yang
berwarna coklat kehitam-hitaman.
Identifikasi Masalah
1. Apa yang menyebabkan os mengalami
bercak putih di wajah, gatal, kulit menebal
dikedua lipat siku dan lipat lutut?
2. Apa yang menyebabkan gatal-gatal
timbul pada malam hari?
3. Apa ada hubungan riwayat penyakit
keluarga dengan keluhan os?
4. Apa DD dari os?
5. Apa pemeriksaan selanjutnya untuk os?
6. Apa komplikasi pada OS ?
Klarifikasi Masalah
1. Apa yang menyebabkan os mengalami bercak putih
di wajah, gatal, kulit menebal dikedua lipat siku dan
lipat lutut?
Jawab:
-. Makula hipopigmentasi : karena pengelupasan
jaringan sekitar
-. Pada penderita DA jika terpapar alergen
merangsang sel mast dan basofil melepaskan
mediator kimiawi (histamin) gatal
-. Umumnya penderita DA mengalami kekeringan kulit
terjadi akibat kadar lipid epidermis yang menurun
mengakibatkan ambang rasa gatal menjadi
rendah menimbulkan sensasi untuk menggaruk
ruptur terbentuk krusta menebal (likenifikasi)
PETA
KONSE
P
Nn
7
tahun
Anamne
sis
Bercak putih
Gatal
Kulit menebal
Pemeriksaan
dermatologis
RPK : bersin
pagi hari pada
Ayah Nn
Diagnos
a
banding
Dermatitis atopik
Dermatitis
kontak alergi
Dermatitis
seboroik
Macula
hipopigmentasi
Papul eritem
Likenifikasi
Hiperpigmentasi
Xerosis
penatalak
sanaan
Learning Objective
Mahasiswa/I mampu memahami dan
menjelaskan :
- Dermatitis Atopik beserta diagnosis
bandingnya
DERMATITIS
ATOPIK
GAMBARAN KLINIS
Kulit penderita dermatitis atopik umumnya kering
Jari tangan teraba dingin
Gejala utama ialah pruritus hilang timbul
sepanjang hari lebih hebat pada malam hari
akibatnya penderita akan menggaruk timbul
kelainan dikulit berupa papul, likenifikasi, eritema,
erosi, ekskoriasi, eksudasi, dan krusta
- Dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
a. Dermatitis atopik infantil ( usia 2 bulan sampai 2
tahun)
b. Dermatitis atopik anak (2 tahun sampai 10 tahun)
c. Dermatitis atopik pada remaja dan dewasa
1. D.A Infantil
-. Lesi mulai dimuka (dahi, pipi)
berupa eritema, papulovesikel yang halus gatal
digosok pecah eksudatif
terbentuk krusta
-. Lesi meluas ketempat lain
yaitu ke scalp, leher,
pergelangan tangan, lengan
dan tungkai
-. Lesi yang paling menonjol
pada tipe ini adalah vesikel
dan papula serta garukan
yang menyebabkan krusta
dan terkadang menyebabkan
infeksi sekunder
LOKASI DERMATITIS
ATOPIK
LOKASI DERMATITIS
ATOPIK
DIAGNOSI
S
Kriteria Mayor
- Pruritus
- Dermatitis dimuka atau ekstensor
pada bayi dan anak
- Dermatitis difleksura pada dewasa
- Dermatitis kronis atau residif
- Riwayat atopi pada penderita atau
keluarganya
Kriteria Minor
Xerosis
Infeksi kulit (khususnya S.aureus dan virus herpes simplek)
Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris
Pitriasia alba
Dermatitis di papila mamae
White dermographism dan delayed blanch response
Keilitis
Lipatan infraorbital Dennie-Morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subkapsular anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Imunoglobulin
-. IgG,IgM,IgA dan IgD biasanya normal
-. Kadar IgE meningkat pada 80-90%
penderita Dermatitis Atopik
b. Leukosit
-. Limfosit normal
-. Eosinofil meningkat
c. Uji kulit
PENATALAKSANAAN
- Dermatitis atopik umumnya tidak
dapat disembuhkan, tetapi dapat
dikontrol
- Langkah pertama dalam
penatalaksanaan penderita DA
adalah menghindari atau
mengurangi faktor penyebab,
misalnya eliminasi makanan, faktor
inhalan atau faktor pencetus
- Mengidentifikasi kemudian
menyingkirkan faktor yang
PENGOBATAN
1. Pengobatan topikal
-. Tujuannya untuk mengatasi kekeringan kulit dan
peradangan
a. Hidrasi kulit
-. Perlu diberikan pelembab, misalnya krim hidrofilik urea
10%
-. Hidrokortison 1%
b. Kortikosteroid topikal
-. Bayi hidrokortison 1%-2,5%
-. Anak dan dewasa triamsinolon
c. Takrolimus
-. Anak usia 2-15 tahun dalam bentuk salap 0,03%
dan 0,1%
2. Pengobatan Sistemik
a. Kortikosteroid
-. Digunakan untuk mengendalikan eksaserbasi akut
b. Antihistamin
-. Digunakan untuk mengurangi rasa gatal yang hebat
-. Dengan dosis 10-75mg secara oral malam hari pada
orang dewasa
c. Antibiotik
-. Antibiotik dapat dipertimbangkan untuk mengatasi
DA yang luas dengan infeksi sekunder
-. Antibiotik yang dianjurkan adalah eritromisin,
sefalosporin, kloksasilin
Dermatitis kontak
Dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit
Dermatitis kontak dibagi menjadi 2 macam :
1. Dermatitis kontak iritan reaksi
peradangan kulit nonimunologik,
kerusakan kulit terjadi langsung tanpa
didahului proses sensitisasi
2. Dermatitis kontak alergik terjadi pada
seseorang yang telah mengalami
sensitisasi terhadap suatu alergen.
Gejala klinis
DKI akut
Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema
edema, bula, mungkin juga nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas dan pada
umumnya asimetris.
DKI akut lambat
Gejala sama dengan DKI aku, tetapi baru muncul 8 24 jam atau lebih setelah
kontak.
DKI kumulatif
Kulit kering, eritema, skuama,lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi,
difus. Bila kontak terus berlangsung kulit dapat retak seperti luka iris (fisur),
misalnya pada kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak teres menerus
dengan deterjen. Keluhan umumnya rasa gatal atau nyeri karena kulit retak.
Biasanya keluhan hanya luka kering atau skuama tanpa eritema sehingga
diabaikan oleh penderita.
Reaksi iritan
Kelainan kulit monomorf dapat berupa skuama, eritema, vesikel, pustul, dan erosi.
Umumnya dapat sembuh sendiri, menimbulkan penebalan kulit, kadang dapat
berlanjut menjadi DKI kumulatif
DKI traumatik
Kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas
atau laserasi. Gejala seperti dermatitis numularis,
penyembuhan lambat, paling cepat 6 minggu. Paling
sering terjadi di tangan
DKI noneritematosa
Merupakan bentuk subklinis DKI, ditandai perubahan
fungsi sawar stratum korneum tanpa disertai kelainan
klinis
DKI subyektif
Disebut juga DKI sensori; kelainan kulit tidak terlihat,
namun penderita merasa seperti tersengat (pedih)
atau terbakar (panas) setelah kontak dengan bahan
kimia tertentu. Misalnya asam laktat
Diagnosis
Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang
cermat dan pengamatan gambaran klinis.
Dki akut lebih mudah diketahui karena
munculnya lebih cepat sehingga penderita
pada umumnya masih ingat apa yang menjadi
penyebabnya. Sebaliknya DKI kronis timbul
lambat serta mempunyai variasi gambaran
klinis yg luas, sehingga sulit dibedakan
dengan dermatitis kontal alergik .
Perlu dilakukan uji tempel dengan bahan yang
dicurigai.
Pengobatan
Menghindari pajanan bahan iritan,
Menghindari faktor memperberat
Untuk pengatasi peradangam diberikan kortikosteroid
topikal, misalnya hidrokortison.
Pemakaina alat pelindung diri yang adekuat untuk yang
pekerja dengan bahan iritan
Progosis
Prognosis kurang baik bila bahan iritan penyebab dermatitis
tersebut tidak dapat disingkirkan dgn sempurna. Keadaan
ini sering terjadi pada DKI kronis yang penyebabnya multi
faktor, juga pada penderita atopi.
Gejala klinis
Umumnya mengeluh gatal, kelainan kulit
bergantung pada keparahan dermatitis dan
lokalisasinya. Pada yg akut dimulai dengan bercak
eritematosa yang berbatas jelas kemudian di ikuti
dgn edema, papulovesicel, vesicel atau bula.
Vesicel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi
dan eksudasi (basah).
Pada kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul,
likenifikasi dan mungkin juga fisur, batas tdk jelas.
Kelainan ini sulit debedakan dgn dermatitis kontak
iritan kronis; mungkin penyebabnya juga
campuran
Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yg
cermat dan pemeriksaan klinis yg teliti
Pertanyaan mengenai kontak yg dicurigai
didasarkan kelainan kulit yg ditemukan
Pengobatan
Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan
dermatitis kontah adalah upaya pencegahan
terulangnya kontak kembali dgn alergan penyebab
Korikosteroid
Prognosis
Prognosis DKA umumnya baik, sejauh
bahan kontaknya dapat
disingkirkan.prognosis kurang baik dan
menjadi kronis bila terjadi bersamaan
dgn dermatitis oleh faktor endogen
( dermatitis atopik, dermatitis
numularis atau psoriasis)
Psoriasis
Defenisi: penyakit inflamasi kulit kronik
yang umum dijumpai, bersifat rekuren dan
melibatkan
beberapa
faktor
misalnya
genetik, sistem imunitas, lingkungan serta
hormonal. Psoriasis ditandai dengan plak
eritematosa yang berbatas tegas dengan
skuama berlapis berwarna keputihan.
Penyakit ini umumnya mengenai daerah
ekstensor ekstremitas terutama siku dan
lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan
genitalia.
Etiologi:
Psoriaris
merupakan
suatu
penyakit
yang
diperantai oleh sistem imun. Psoriasis melibatkan
interaksi kompleks diantara berbagai sel pada
sistem imun dan kulit.
Gambaran klinis:
Lesi berupa pak berwarna kemerahan yang
berbatas tegas dengan skuama tebal berlapis
yang berwarna keputihan di permukaan lesi.
Ukuran lesi bervariasi dan terjadi secara simetris,
walaupun terdapat secara unilateral. Dibawah
skuama akan tampak kulit berwarna kemerahan
mengkilat yang tampak bintik bintik pendarahan
saatn skuama di angkat.
Diagnosis:
Anamnesa
Gambaran klinis
Pemeriksaan penunjang darah rutin &
biopsi kulit dengan pewarnaan hematosiklineosin
Jenis:
- Psoriasis vulgaris: bentuk lazim psoriasis, lesi
umum berupa plak. Tempat predileksinya
berupa skalp, perbatasan berupa muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku
dan lutut dan daerah lumbosakral.
Penatalaksanaan:
- Pengobatan topikal: kortikosteroid,
ditranol, calcipotriol, tazaroten.
- Penobatan dengan penyinaran
- Pengobatan sistemik: kortikosteroid,
metotreksat. Sintesis retinoid dan
siklosporin
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda,Adhi. Ilmu Penyakit Kulit
Kelamin. Ed6. Jakarta;FK UI, 2011.