Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul Dampak kenaikan BBM Terhadap Masyarakat
Miskin di Bengkulu. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses
pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Guru pembimbing yang telah membantu
dan membimbing penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman serta kepada koresponden yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah
ini. Karena itu penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
Oki Yanto Saputra
BAB I
PENDAHULUAN
di indonesia diawali oleh naiknya harga minyak dunia. yang membuat pemerintah tidak dapat
menjual BBM kepada masayarakat dengan harga yang sama dengan harga sebelumnya, karena
hal itu dapat menyebabkan pengeluaran APBN untuk subsidi minyak menjadi lebih tinggi. Maka
pemerintah mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM. Dan untuk mengimbangi masalah
melonjaknya harga BBM setiap tahunnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi BBM.
Kebijakan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) bertujuan mengatasi kelebihan beban APBN.
Sebab jika tidak, APBN dipastikan akan mengalami penurunan yang berdampak langsung pada
mandeknya pembangunan nasional. Setelah sekian lama kebijakan subsidi BBM dijalankan ,
timbul berbagai kontravensi untuk segera menghentikan kebijakan subsidi bbm, karena setelah di
lihat-lihat ternyata kebijakan subsidi ini tidak berjalan efektif dan jauh dari tujuan semula.
Karena selama ini pemerintah terus memberi subsidi untuk BBM yang dikeluarkan dari APBN.
Subsidi bbm yang melambung tinggi dan terus menekan APBN menyebabkan perekonomian
indonesia semakin parah.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah di kemukakan, maka beberapa masalah yang dapat
penulis rumuskan yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Apa Pengertian , jenis-jenis, dan fungsi dari bahan bakar minyak?
2. Apa yang menyebabkan harga BBM naik ? dan akibatnya bagi perekonomian masyarakat
miskin?
3. Apa Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi kenaikan BBM ?dan Bagaimana kategori
dari masyarakat miskin itu ?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk meneliti kembali bagaimana dampak
kenaikan BBM terhadap masyarakat miskin di Bengkulu. Secara terperinci, tujuan dari
penelitian dan penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian , jenis-jenis, dan fungsi dari bahan bakar minyak .
2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan naiknya harga BBM, serta dampaknya
terhadap masyarakat miskin di Bengkulu.
3. Untuk mengetahui Kebijakan Pemerintah dalam mengatasi kenaikan BBM dan
4. untuk mengetahui bagaimana kategori dari masyarakat miskin itu .
1.4 Manfaat Penelitian
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis,
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan
dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini;
2.
pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber
BAB II
Kajian Teori
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi sumber
energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk
memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.
Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar minyak atau BBM. Selain
bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan
bermotor. Karena bahan bakar cair seperti Bensin bisa dibakar dalam karburator dan
menjalankan mesin.
Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari
propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga,
sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan
bermotor.
Berdasarkan materinya
3.PREMIUM : Disebut juga Motor Gasoline atau Petrol. Dipakai untuk kendaraan bermotor
bensin.
4.MINYAK TANAH : Disebut kerosene. Dipakai untuk pembakaran baik rumah tangga maupun
industri kecil.
5.SOLAR
Minyak solar dipakai oleh mesin diesel putaran tinggi (di atas 1000 RPM). Disebut juga sebagai
Gas Oil atau High Speed Diesel Oil. Bisa juga dipakai untuk pembakaran pada tanur-tanur kecil
milik industri.
6.MINYAK DIESEL
Disebut juga Industrial Oil atau Marine fuel Oil. Merupakan campuran hasil destilasi fraksi
ringan dan fraksi berat (fraksi berat disebut juga Residual Fuel Oil). Digunakan untuk mesin
diesel putaran rendah.
7. MINYAK BAKAR
Disebut juga Marine Fuel Oi. Dipakai khusus untuk proses pembakaran di tanur atau dapur
industri skala besar. Dipakai juga untuk pembakaran di pembangkit listrik PLTU BBM.
Juga minyak bakar dipakai untuk mesin diesel ukuran besar putaran rendah yang sangat
memperhatikan keekonomian, baik untuk diesel genset ukuran besar.
2.2 Penyebab Kenaikan BBM
Sebenarnya dulu indonesia dikenal sebagai negara penghasil minyak dunia namun
sekarang indonesia justru menjadi negara pengimpor minyak, ini karena setiap tahunnya
produksi minyak di indonesia semakin berkurang. sedangkan permintaan terus bertambah. Ini
yang menyebabkan Indonesia harus mengimpor minyak. Selama ini pemerintah terus memberi
subsidi untuk BBM yang dikeluarkan dari APBN, sehingga kita dapat membeli BBM lebih
murah. Tetapi dengan kenyataan yang ada sekarang bahwa harga minyak dunia telah naik jadi
pemerintah tidak dapat menjual BBM kepada masayarakat dengan harga yang sama dengan
sebelumnya, karena hal itu dapat menyebabkan pengeluaran APBN untuk subsidi minyak lebih
tinggi, Oleh karena itu pemerintah mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM. ada tiga
faktor penyabab, yaitu: faktor teknis, faktor spekulatif, dan faktor politik ekonomi.
Pertama, dari sisi teknis, kelangkaan BBM terjadi karena supply BBM bersubsidi
berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal dan nasional. Berkurangnya supply
BBM disebabkan adanya program konversi minyak tanah ke gas LPG dan terjadinya goncangan
harga minyak dunia. Meningkatnya harga minyak dunia sebesar 40% hanya dalam waktu empat
bulan, menyebabkan kemampuan finansial Pertamina mengimpor minyak mentah dan BBM
menjadi sangat terbatas. Akibatnya Pertamina tidak dapat memenuhi kebutuhan kilang
minyaknya yang berdampak pada berkurangnya pasokan BBM. Dalam APBN 2007, alokasi
BBM bersubsidi sudah dikurangi pemerintah dari semula 37,9 juta kilo liter pada tahun 2006
menjadi 36,9 juta kilo liter pada tahun ini.
Kedua, faktor spekulatif yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri
adanya BBM bersubsidi dan BBM tidak bersubsidi untuk industri menyebabkan disparitas harga.
Misalnya berdasarkan harga yang ditetapkan Pertamina tanggal 15 Desember 2007 untuk
wilayah I, harga solar bersubsidi Rp 4.300 per liter sedangkan harga solar non subsidi mencapai
Rp 8.235 per liter. Perbedaan harga ini menyebabkan terjadinya pasar gelap BBM. Sehingga
sebagian pasokan BBM untuk masyarakat pada tahap distribusi diselewengkan ke industri,
apalagi tingkat kenaikan harga BBM non subsidi pada Desember ini mencapai 21% lebih. Jadi
kebijakan pemerintah menghapuskan sebagian subsidi memiliki dampak buruk yakni ekonomi
gelap.
Ketiga, faktor politik ekonomi sangat menentukan penguasaan dan harga minyak dunia.
Faktor ini pula yang menyebabkan spekulasi lokal dan internasional, dan supply yang tidak
berimbang di tingkat nasional. Di Indonesia sejak Orde Baru pemerintah telah meliberalisasi
sektor hulu (upstream) migas sehingga hampir 90% produksi minyak Indonesia dikuasai asing.
Paska reformasi, pemerintah dan DPR kebablasan dengan mengeluarkan UU Migas no 22 tahun
2001. Undang-undang yang draftnya dibuat oleh Amerika melalui lembaga bantuannya USAID
dan Bank Pembangunan Asia semakin memantapkan liberalisasi di sektor hulu dan memberikan
jalan bagi swasta dan asing berinvestasi dalam bisnis SPBU dan pendristibusian BBM.
Liberalisasi sektor hilir (downstream) migas ini mendorong pemerintah untuk menaikan harga
BBM dengan cara mengurangi subsidi untuk menarik investor asing.
Adapun faktor utama yang mempengaruhi naiknya harga minyak dunia yaitu :
1. Invasi Amerika Serikat ke Irak, invasi ini menyebabkan ladang minyak Irak tidak dapat
berproduksi secara optimal sehingga supply minyak mengalami penurunan.
2. Badai Katrina dan Badai Rita yang melanda Amerika Serikat dan merusak kegiatan produksi
minyak di Teluk Meksiko
3. Ketidakmampuan OPEC untuk menstabilkan harga minyak dunia. Juga perbandingan harga
bensin seluruh dunia.
4. Permintaan atau konsumsi minyak dunia lebih banyak dari pada produksinya.
5. cadangan minyaknya menipis atau tidak punya nilai ekonomis lagi, sementara pencarian
sumber-sumber minyak baru lebih sedikit.
6. Spekulan minyak menjadikan harga minyak dunia naik karena minyaknya yang
diperdagangkan bebas.
Sebab-sebab diatas memaksa pemerintah mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM.
Yang dampaknya secara langsung dirasakan oleh masyarakat indonesia dalam kehidupan seharihari.
2.3 Dampak Kenaikkan BBM
Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif.
Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan
dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk
menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang
beresiko tinggi. Adapun dampak kenaikan BBM secara umum yaitu Harga barang-barang dan
jasa-jasa menjadi lebih mahal. Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan
oleh naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar. Namun dampak
kenaikan BBM ini terhadap masyarakat miskin antara lain :
Dari sektor ekonomi masyarakat, akan berdampak pada menurunya daya beli masyarakat
karena kenaikan harga BBM maka akan dibarengi dengan kenaikan tarif listrik, transportasi dan
berbagai jenis produk. Karena Golongan masyarakat yang paling terkena dampaknya adalah
masyarakat miskin.
Biaya pendidikan terutama pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi akan
semakin meningkat. Jangkauan masyarakat ekonomi rendah akan sulit untuk melanjutkan
pendidikan karena terbatasnya pendapatan dan harga yang semakin tidak terjangkau
2.4 Kebijakan Pemerintah
2.4.1 BLT (Bantuan Langsung Tunai)
BLT adalah bantuan yang berisi uang tunai sebesar Rp 300.000 rupiah per bulan untuk
diberikan kepada masyarakat miskin dalam jangka waktu satu tahun. Program BLT ini diberikan
pemerintah untuk membantu masyarakat miskin.
2.4.3 ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Miskin)
ASKESKIN adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada rakyat miskin dalam
bentuk bantuan asuransi kesehatan bagi rakyat miskin. Masyarakat Indonesia yang hidup dibawa
garis kemiskinan dapat memanfaatkan fasilitas ini kesehatan untuk individu maupun keluarga
mereka.
2.4.3 BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
BOS adalah bantuan pemerintah kepada rakyat miskin melalui bidang pendidikan.
Dengan program ini, pemerintah secara tidak langsung membantu membangun infrastruktur
yang terletak disekolah-sekolah yang membutuhkan perbaikan untuk infrastruktur. Namun masih
kekurangan biaya . program ini dapat berguna bagi anak-anak yang kurang mampu namun
mempunyai prestasi sehingga sedikit banyak membantu mereka yang membutuhkannya tersebut.
2.4.4 Raskin (Beras UNtuk Rakyat miskin)
Raskin adalah program yang dijalankan oleh pemerintah kepada rakyat miskin dalam
bidang pangan. Dengan program ini pemerintah mengharapkan rakyat miskin dapat bernafas
ditengah krisis kenaikan harga BBM yang sedang melanda.
Negara maju atau Negara yang sedang berkembang. Tingkat kekompleksitas masalahnya pun
berbeda antar Negara menyelesaikan masalah kemiskinan. Di Indonesia, sebagai Negara
berkembang angka kemiskinan masih cukup tinggi. Karena itu, pemerintah melalui Badan Pusat
Statistik (BPS) membuat kriteria kemiskinan, agar dapat menyusun secara lengkap pengertian
kemiskinan sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlahnya dan cara tepat menanggulanginya.
Pengertian kemiskinan antara satu Negara dengan Negara lain juga berbeda. Pengertian
kemiskinan di Indonesia dibuat oleh BPS. Lembaga tersebut mendefinisikan kemiskinan dengan
membuat kriteria besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan. Dalam
konteks itu, pengangguran dan rendahnya penghasilan menjadi pertimbangan untuk penentuan
kriteris tersebut. Kriteria statistik BPS tersebut adalah
1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.
2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d.
Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya
mencapai 27,12 juta jiwa.
3. Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp
280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlahnya
mencapai 30,02 juta.
4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau
sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta.
5. Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidak
diketahui dengan pasti berapa jumlas pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15
juta.
Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan jumlah
keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung
dengan kriteria pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah , mencapai sekitar 103,14 juta
jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumber daya alam
seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat mengatasi kekurangannya.
Selain itu, sebaran angka kemiskinan dari BPS, sejak tahun 2000 sampai dengan tahun
2011, jumlah penduduk miskin di desa selalu lebih besar dibanding dengan di kota. Salah satu
sumbangan kenaikan angka kemiskinan di desa antara lain, rendahnya tingkat pendidikan,
banyak yang jadi buruh tani karena ketiadaan lahan dan banyaknya anak dalam satu keluarga.
Untuk tahun 2011, sebaran angka kemiskinan berjumlah 63,2 % ada di desa, sedang 36,8 %
berada di perkotaan. Kemiskinan di perkotaan disebabkan, lowongan kerja sempit dan rendahnya
kualitas sumber daya manusia.
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1.1 Wawancara
Dalam teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan koresponden yang
ada, penulis telah mengajukan beberapa pertanyaan terhadap ketiga koresponden mengenai :
6. Apa yang dirasakan masyarakat perekonomian menengah kebawah terhadap
kenaikan harga BBM?
7. Apakah kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah sudah sedikit membantu
perekonomian masyarakat ?
Berdasarkan pertanyaan wawancara tersebut penulis dapat menyimpilkan bahwa melalui
koresponden yang menjawab pertannyaan tersebut, akan dapat membandingkan jumlah
koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertannyaan yang sama.
3.4 Teknik Pengolaha Data
Pengolahan data yang digunakan dalam karya tulis imiah ini adalah dengan teknik
Pengolahan data kualitatif, yang bertujuan untuk mengerti atau memahami gejala yang
ditelitinya. Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan deskriptif
analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau
lisan, dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang utuh.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Dampak Kenaikan BBM terhadap Masyarakat Miskin
Menurut hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu melalui metode wawancara langsung
dengan responden yang tergolong memiliki ekonomi menengah kebawah (miskin) diketahui
bahwa ketiga koresponden yang ada memberikan pernyataan jawaban yang hampir sama, yaitu
1. Dampak kenaikan BBM akan dirasakan semakin berat bagi masyarakat dengan
pendapatan yang tidak menentu setiap harinya.hal ini didasarkan pada acuan bahwa
kenaikan BBm tidak disertai dengan meningkatnya pemerataan yang signifikan bagi
masyarakat, hasilnya masyarakat menengah kebawah (miskin) akan langsung merasakan
dampak dari kenaikan BBM tersebut.
2. harga kebutuhan akan barang pokok seperti sembako, otomatis akan mengalami kenaikan
seiring dengan naiknya harga BBM. Hal ini tentu akan semakin membawa keadaan hidup
masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan menjadi semakin berat. terlebih lagi
dengan adanya biaya-biaya lain seperti pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak
mereka, juga harus terpenuhi.
Dari hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk menaikkan BBM yang dilakukan oleh
pemerintah akan semakin memberatkan masyarakat yang berpenghasilan tidak menentu dalam
pekerjaannya. Maka diharapkan dengan adanya kenaikan BBM ini,perimerintah dapat membantu
dalam mengurangi dampak kenaikan BBM ini terhadap masyarakat miskin dengan memberikan
kebijakan yang dapat meringankan bahan mereka.
4.1.2
responden yang menjawab bahwa apakah kebijakan yang telah dilakukan pemerintah sudah
sedikit membantu keuangan perekonomian masyarakat. Ketiga responden yang penulis
wawancarai memberikan pernyataan bahwa kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah
saat ini sudah cukup membantu perekonomian masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup
mereka. Namun mereka sedikit mempermasalahkan mengenai distribusi bantuan langsung tunai
dari pemerintah tersebut. Yang menurut mereka terkadang belum terdistribusi dengan baik
dikalangan masyarakat, sehingga terkesan seperti kurang tepat sasaran.selain itu mereka juga
menyalahkan masalah kartu ASKESKIN yang terkadang tidak bisa untuk mereka manfaatkan
dengan baik. Lalu apa saja sebenarnya kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah, berikut
adalah penjelasannya.
1. BLT (Bantuan Langsung Tunai)
BLT adalah bantuan yang berisi uang tunai sebesar Rp 300.000 rupiah per bulan untuk
diberikan kepada masyarakat miskin dalam jangka waktu satu tahun. Program BLT ini diberikan
pemerintah untuk membantu masyarakat miskin.
2. ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Miskin)
ASKESKIN adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada rakyat miskin dalam
bentuk bantuan asuransi kesehatan bagi rakyat miskin. Masyarakat Indonesia yang hidup dibawa
garis kemiskinan dapat memanfaatkan fasilitas ini kesehatan untuk individu maupun keluarga
mereka.
3 BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
BOS adalah bantuan pemerintah kepada rakyat miskin melalui bidang pendidikan.
Dengan program ini, pemerintah secara tidak langsung membantu membangun infrastruktur
yang terletak disekolah-sekolah yang membutuhkan perbaikan untuk infrastruktur. Namun masih
kekurangan biaya . program ini dapat berguna bagi anak-anak yang kurang mampu namun
mempunyai prestasi sehingga sedikit banyak membantu mereka yang membutuhkannya tersebut.
4. Raskin (Beras Untuk Rakyat miskin)
Raskin adalah program yang dijalankan oleh pemerintah kepada rakyat miskin dalam
bidang pangan. Dengan program ini pemerintah mengharapkan rakyat miskin dapat bernafas
ditengah krisis kenaikan harga BBM yang sedang melanda.
Dengan adanya kebijakan ini pemerintah ingin membantu meringankan beban masyarakat
miskin yang pendapatan sehari-harinya masih jauh dari kata sejahterah.
4.2 Pembahasan
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan dari
masalah yang dibahas. Bahan bakar minyak atau yang lebih kita kenal dengan nama BBM
merupakan suatu komoditas yang sangat berperan penting dalam kegiatan perekonomian.
Sebagaimana yang kita ketahui, saat ini bangsa kita sedang mengalami masalah naiknya harga
bahan bakar minyak. Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) disebakan oleh tiga faktor
yaitu: faktor teknis, faktor spekulatif, dan faktor politik ekonomi.
Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif.
Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan
dimasyarakat akan meluas. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko
tinggi. Adapun dampak kenaikan BBM secara umum yaitu Harga barang-barang dan jasa-jasa
menjadi lebih mahal. Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya
biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi dampak kenaikan BBM adalah dengan berbagai
macam kebijakan, seperti kebijakan BLT,Pelayanan Kesehatan gratis, dan bantuan Operasional
sekolah yang kiranya dapat membantu meringankan masyarakat ekonomi menengah kebawah.
5.2 Saran