Anda di halaman 1dari 2

KASUS PEMBUNUHAN ANGELINE

Kasus hilangnya bocah 8 tahun Angeline telah terungkap,


bukannya hilang tetapi anak malang tersebut telah dibunuh oleh pembantu
ibu tirinya yang berinisial AT, sebelum nyawa korban dihabisi pembantu
berinisial AT itu telah mencoba beberapa kali untuk menodai keperawanan
Angeline tetapi selalu saja upayanya gagal, dan pada 16 mei 2015
kejahatan pria berinisial AT tersebut yang tidak lazim itu dilaksanakannya
yaitu membunuh Angeline dengan membenturkan kepalanya ketembok
hingga Angeline pun meninggal, dan setelah Angeline meninggal pembantu
sekaligus pengaman rumah yang ditempati Angeline itu menyetubuhi
bocah malang tersebut.
Sebelum terungkapnya kasus yang dikabarkan melibatkan ibu tiri Angeline
tersebut, bocah 8 tahun tersebut dikabarkan oleh ibu tirinya menghilang,
dan membuat pengumuman dimedia social bahwa siapa saja yang dapat
menemukannya akan diberi imbalan 40 juta rupiah, disini siti sapurah yaitu
pendamping hukum pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan
dan anak (p2tp2a) yang sejak awal kasus hilangnya Angeline hingga
terungkapnya pembunuhan terus menyelidiki kasus ini, dia merasa banyak
kejanggalan yang diungkapkan oleh ibu tirinya itu.
Salah satunya adalah saat ibu tirinya yang berkata bahwa Angeline
hilang saat dia sedang berada di halaman rumah saat ingin menenui
pembantunya, kedua adalah mengapa ibu tirinya tersebut tidak langsung
melapor kepada polisi tetapi malah melalui media social, terungkapnya
kasus pembunuhan tersebut, membuat Siti merasa hal ini adalah sesuatu
yang sudah direncanakan dengan rapi oleh tersangka dan ibu tirinya itu.
Terungkapnya ksus ini juga dikarenakan Siti melaporkan kejadian
tersebut kepada mentri perlindungan anak, dan langsung polisi
menggeledah rumah ibu tirinya tersebut hingga polisipun menemukan bau
yang sangat menyengat didekat kandang ayam miliknya, kemudian setelah
diselidiki lebih lanjut memang benar bau tersebut ternyata berasal dari
tubuh Angeline yang sudah kaku yang dikubur dekat halamanya, dari hal
tersebut Siti mengungkapkan ibu tirinya juga terlibat dalam kasus
pembunuhan tersebut, karena mana mungkin ibu tirinya tidak tahu tentang
bau yang menyengat tersebut padahal bau tersebut bisa sampai kedalam
rumah.

Dalam reka adegan si pelaku kejahatan memperagakan semua


kejadian demi kejadian berlangsungnya pembunuhan biadab tersebut
kepada polisi, meski pelaku pembunuhan dikawal ketat oleh polisi dari
amukan masa yang melihatnya, dan pria berinisial AT mengatakan
menyesal telah berbuat seperti itu, tetapi beras sudah menjadi bubur
pembantu berinisial AT tersbut harus menerima hukuman yang setimpaltimpalnya kalau perlu hukuman seumur hidup dan membusuk dipenjara,
karena jika hukuman mati dia dan kita tidak akan bisa melihat betapa berat
kejahatan yang dilakukannya.

KOMENTAR :
Dapat kita lihat dari kasus diatas, pembunuhan yang dilakukan
pelaku AT merupakan suatu pelanggaran HAM yang berat karena sebelum
dibunuh, ia melakukan penganiayaan terhadap bocah malang tersebut dan
akan dikenakan Pasal 338, 353 ayat 3 juncto Pasal 55 (KUHP), tentang
pembunuhan dan penganiayaan dengan ancaman hukuman penjara
maksmal 15 tahun. Dikabarkan juga adanya keterlibatan ibu tiri dari
anggeline, dengan dugaan penelantaran dan perbuatan diskriminatif
terhadap anak dan dapat jerat dengan pasal 76 a, c, dan i, junto 77 UU
nomor 35 tahun 2014. Para tersangka harus di hukum, dengan hukuman
yang setimpal untuk menimbukan efek jera terharap tersangkanya, karena
pelanggaran HAM semacam ini akan terus terjadi jika pemerintah tidak
tegas terhadap hukuman dan sanksi untuk para pelanggar HAM, demi
menegakan keadilan di Negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai