Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN DAERAH DALAM SISTEM

HUKUM NASIONAL DAN SOLUSI


APABILA TERJADI PERBEDAAN
PENGATURAN DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA
Kepala Badan Pembinaan Hukum
Nasional
Kementerian Hukum dan HAM R.I

Pendahuluan

Indonesia sebagai negara hukum.


Sebagai negara hukum, segala aspek
kehidupan
dalam
bidang
kemasyarakatan,
kebangsaan,
dan
kenegaraan
termasuk
pemerintahan
harus berdasarkan atas hukum yang
sesuaiHukum
dengan
sistem
hukumsebagai
nasional.
Sistem
nasional
dimaknai
sistem
hukum yang berlaku di Indonesia dengan semua
elemennya serta saling menunjang satu dengan
yang lain dalam rangka mengantisipasi
dan
mengatasi permasalahan yang timbul dalam
kehidupan
berbangsa,
bernegara,
dan
bermasyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945. (Penjelasan Pasal 17 UU No.12 Tahun
2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Peraturan

Perundang-undangan
sebagai
peraturan tertulis yang memuat norma
hukum sangat penting dalam rangka
mengantisipasi
dan
mengatasi
permasalahan
kehidupan
pada
bidang
kemasyarakatan,
kebangsaan,
dan
kenegaraan termasuk pemerintahan, baik di
tingkat pusat maupun daerah.
Pada tingkat daerah, keberadaan peraturan
daerah diperlukan untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.

Landasan Hukum Peraturan Daerah

DASAR KONSTITUSIONAL :
Pasal 18 ayat (6) UUD NRI Tahun 1945 :
Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan.
UNDANG-UNDANG:
Pasal 136 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah :
Perda
dibentuk
dalam
rangka
penyelenggaraan
otonomi
daerah
provinsi/kabupaten/kota dan tugas
pembantuan.

KEDUDUKAN PERATURAN DAERAH


UU No. 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri atas:

a. UUD 1945;
b. Ketetapan MPR;
c. UU/peraturan Pemerintah
Pengganti UndangUndang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Propinsi;
g. Peraturan Daerah
Kabupaten
/Kota.

(2)
Kekuatan
hukum
Peraturan Perundangundangan
sesuai
dengan
hierarki
sebagaimana

Dalam UU No. 12 Tahun 2011


bahwa
Kedudukan Peraturan
Daerah
Propinsi
memiliki
derajat
lebih
tinggi
dari
Peraturan
Daerah
Kabupaten/Kota. Berbeda bila
dibandingkan dengan UU No.
10
Tahun
2004
Tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan dimana
kedudukan
Perda
Propinsi
sama
dengan
Perda
Kabupaten/Kota .
Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2004
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundangundangan terdiri atas:
a. UUD 1945;
b.UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang;
c. Peraturan Pemerintah;
d.Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah..
Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e meliputi:
a. Peraturan Daerah provinsi.;
b. Peraturan Daerah kabupaten/kota ;
c. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat.

FUNGSI PERATURAN DAERAH


Fungsi Peraturan Daerah Provinsi dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota :
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah.
Penjabaran
lebih
lanjut
Peraturan
Perundang undangan yang lebih tinggi.

PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH


Dalam penyusunan Peraturan Daerah didasarkan pada :
Syarat Substantif
Perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Rencana pembangunan daerah.
Penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan/atau
Aspirasi masyarakat daerah.
(Pasal 35 UU No.12 Tahun 2011)

Syarat Teknis
Ada Penjelasan atau Keterangan dan/atau Naskah Akademik.
Draft Ranperda.
Proses
harmonisasi
pada
saat
penyusunan
rancangan Perda dilakukan agar tidak ada tumpang
tindih norma hukum antara Peraturan Daerah
dengan peraturan perundang-undang lainnya baik
sederajat ataupun vertikal.

PERATURAN DAERAH HARUS


SELARAS DENGAN SISTEM HUKUM
NASIONAL
Peraturan daerah harus selaras dengan sistem
hukum nasional didasarkan pada:
Dalam
Negara
Kesatuan
RI,
pada
dasarnya penyelenggaraan semua tugastugas pemerintahan negara menjadi
tanggung jawab Pemerintah Pusat, namun
untuk kepentingan efisiensi, efektifitas
dan demokratisasi, tugas-tugas tersebut
sebagian diserahkan pada satuan-satuan
Pemerintahan Daerah (desentralisasi);

lanjutan ...
Peraturan
Perundang-undangan
tingkat
daerah hanya berkenaan dengan fungsi
pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah provinsi/kabupaten/kota dan tugas pembantuan;
Pengharmonisasi Peraturan Daerah dengan
sistem hukum nasional dalam rangka
koordinasi dan integrasi tugas-tugas dan
kebijaksanaan
pemerintahan
secara
keseluruhan tanpa menghilangkan esensi
otonomi daerah;

lanjutan ...
Kedudukan hukum daerah adalah
sub sistem dari negara kesatuan,
sebagai sub sistem maka tugas dan
kewenangan satuan Pemerintahan
Daerah tidak dapat terlepas dari
sistem dan kebijakan Pemerintah
dan Negara .

SOLUSI APABILA TERJADI PERBEDAAN


PENGATURAN DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA

Solusi terjadi perbedaan pengaturan dengan peraturan


perundang-undangan lainnya, sebagai berikut:
Menerapkan asas hukum/doktrin hukum;
Mengajukan permohonan uji materil kepada
lembaga yudikatif (Judicial Review);

Analisa dan Evaluasi Peraturan Perundangundangan.

Asas hukum/doktrin hukum


Penerapan peraturan perundang-undangan tentu
memperhatikan asas hukum/doktrin hukum yang
berlaku, diantaranya:
1) Lex superior derogat legi inferiori.
Peraturan perundang-undangan tingkat lebih
tinggi
mengesampingkan
peraturan
perundang-undangan tingkat lebih rendah,
kecuali
apabila
substansi
peraturan
perundang-undangan lebih tinggi mengatur
hal-hal yang oleh undang-undang ditetapkan
menjadi wewenang peraturan perundangundangan tingkat lebih rendah.

2) Lex specialis derogat legi generalis.


Asas ini mengandung makna, bahwa aturan
hukum
yang
khusus
akan
menggesampingkan aturan hukum yang
umum.
3). Asas lex posterior derogat legi priori.
Aturan
hukum
yang
lebih
baru
mengesampingkan atau meniadakan aturan
hukum yang lama. Asas lex posterior derogat
legi priori mewajibkan menggunakan hukum
yang baru.

Judicial Review
Mengajukan permohonan uji materil kepada
lembaga yudikatif (Judicial Review) berikut:
a. Untuk pengujian undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar kepada Mahkamah
Konsitusi.
(Pasal 24 C ayat (1) UUD NRI 1945)
b. Untuk pengujian peraturan perundangundangan
di
bawah
undang-undang
terhadap
undang-undang
kepada
Mahkamah Agung.
Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
(Pasal 24A ayat (1) UUD NRI 1945)
Perundang-undangan:

1) Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
2) Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah UndangUndang diduga bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya

Analisa dan Evaluasi Peraturan


Perundang-undangan
Analisa dan evaluasi peraturan perundang-undangan
dilakukan untuk mengatasi permasalahan diantaranya
karena:
adanya inkonsistensi peraturan perundang-undangan
yang dapat berdampak terjadinya kekeliruan dalam
menentukan ketentuan acuan hukum;
adanya Pendelegasian yang tidak spesifik dan tidak
jelas
materi muatan yang diperintahkan
untuk
diatur sehingga dapat berpotensi menimbulkan
perselisihan kewenangan dan tumpang tindih
pengaturan.

Rekomendasi
Analisa
dan
Evaluasi Peraturan Perundang
-undangan :

Merubah atau mencabut peraturan yang


tidak harmonis (horizontal) baik oleh
Legislatif atau Eksekutif.
Legislatif Review (UU/Perda);
Eksekutif Review
(PP/Perpres/Permen,Perda).

Penguatan
kewenangan dan kelembagaan yang
melakukan Analisa dan Evaluasi peraturan
perundang-undangan yang tidak harmonis .

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai