Anda di halaman 1dari 401

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)


KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2013-2018

PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
TAHUN 2014

Diperbanyak Oleh :

Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya

WALIKOTA PALANGKA RAYA


PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
NOMOR 19 TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013-2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PALANGKA RAYA,
Menimbang

: a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 25


Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan
bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah (RPJMD);
b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan
bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018.

Mengingat

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang
Pembentukan
Kotapradja
Palangka
Raya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2753);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor
4725);

11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang


Majelis
Permusyawaratan
Rakyat,
Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 5043);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4090);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001
tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4124);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006


tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4664);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4816);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
28. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional Tahun 2010-2014;

29. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010


tentang
Penyelenggaraan
Penataan
Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah,
dan terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67
Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan
atau
Evaluasi
Rencana
Pembangunan Daerah;
33. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis
Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah
Kota Palangka Raya Tahun 2008 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka
Raya Nomor 04) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga
Teknis Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2011 Nomor
2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka
Raya Nomor 04);
34. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor
06 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2028;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN PERWAKILAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
dan
WALIKOTA PALANGKA RAYA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA


TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2013-2018.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Palangka Raya.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai
unsure penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD,
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palangka Raya.
4. Walikota adalah Walikota Palangka Raya.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya
disebut Bappeda, adalah SKPD Daerah yang bertanggung jawab
terhadap Pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan
di Kota Palangka Raya.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD,
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab
terhadap Pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang tertentu.
8. Instansi Vertikal adalah Perangkat Kementerian atau Lembaga
Pemerintah Pusat di Daerah
9. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang, termasuk
masyarakat hukum adat atau badan hukum yang berkepentingan
dengan kegiatan dan hasil pembangunan.
10. Dunia Usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah
dan usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
11. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
12. Perencanaan Pembangunan Tahunan adalah proses penyusunan
rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan untuk
menghasilkan dokumen perencanaan selama periode 1 (satu)
tahun.

13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat


RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh)
tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka
panjang Kota Palangka Raya.
14. Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah, yang
selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen perencanaan untuk
periode 5 (lima) tahun.
15. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
RKPD adalah Rencana kerja tahunan daerah yang merupakan
dokumen perencanaan Pembangunan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
16. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya yang selanjutnya
disebut RTRW Kota Palangka Raya adalah hasil perencanaan tata
ruang wilayah yang mengatur struktur dan pola ruang Kota
Palangka Raya untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
17. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah
yangselanjutnya
disebut
Renja-SKPD,
adalah
dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk periode
1 (satu) tahun.
18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat
Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD, adalah dokumen
perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
19. Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan secara
terus menerus dan terencana oleh seluruh komponen di daerah
untuk mewujudkan visi daerah.
20. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
21. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
22. Isu-isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah
karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka
panjang dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dimasa yang akan datang.
23. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
24. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Pusat/Daerah untuk mewujudkan visi dan misi.
25. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi 1 (satu) atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
26. Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif
dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses,
keluaran, hasil, manfaat dan/atau dampak yang menggambarkan
tingkat capaian kinerja suatu kegiatan.

27. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut
APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang
dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Daerah dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Perda.

BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2013-2018 merupakan :
a. Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala
Daerah
dan
arah
kebijakan
keuangan
daerah
dengan
mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2028; dan
b. Dokumen perencanaan daerah yang memberikan arah sekaligus
acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam
mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Maksud dan tujuan penetapan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) adalah untuk menetapkan pedoman
perencanaan sebagai acuan dalam :
a. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat
Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah, Rencana Kerja (Renja)
Satuan Kerja Perangkat Daerah dan perencanaan penganggaran;
dan
b. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan
terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten.
Pasal 4
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk
menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, Kepala
Daerah yang sedang menjabat pada tahun terakhir jabatannya harus
menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk tahun
pertama periode jabatan Kepala Daerah berikutnya.

BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN
Pasal 5
Sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 terdiri atas:
a. Pendahuluan;
b. Gambaran Umum Kondisi Daerah;
c. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan;
d. Analisis Permasalahan dan Isu Strategis;
e. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
f. Strategi dan Arah Kebijakan;
g. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;
h. Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan;
i. Indikator Kinerja Daerah; dan
j. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.
Pasal 6
Isi dan uraian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5, tercantum pada lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

BAB V
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 7
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya 20132018 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada
peraturan yang berlaku.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Halhal yang berkaitan dengan pendanaan dan target indikator kinerja
daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini bersifat indikatif
sehingga apabila terjadi penyesuaian dituangkan dalam Rancangan
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) untuk mendapat persetujuan dan penetapan DPRD.

Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Palangka Raya.

Ditetapkan di Palangka Raya


pada tanggal 25 Agustus 2014
WALIKOTA PALANGKA RAYA,

H. M. RIBAN SATIA

Diundangkan di Palangka Raya


pada tanggal
Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA PALANGKA RAYA,

KANDARANI
LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 NOMOR 19

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA
NOMOR TAHUN 2014
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013-2018
I.

UMUM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya merupakan penjabaran Visi, Misi Kepala
Daerah yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah
dan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi. Selain itu, RPJMD tersebut
memuat Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah,
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah, Kebijakan Umum dan
Program Pembangunan, Indikasi Rencana Program Prioritas
Daerah, Indikasi Rencana Program Prioritas dan Indikator Kinerja
Daerah.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Palangka Raya
Tahun
2013-2018,
sangat
tergantung
dari
kesepakatan,
kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintah Kota
Palangka Raya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan
Pemerintah Pusat, serta pemangku kepentingan di Kota Palangka
Raya.
Dalam rangka menjaga kontinuitas pembangunan dan
menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, Kepala
Daerah
yang
sedang
memerintah
pada
tahun
terakhir
pemerintahannya
diwajibkan
menyusun
Rencana
Kerja
Pembangunan Daerah pada tahun pertama periode pemerintahan
Kepala Daerah berikutnya, yaitu pada tahun 2019 sebagai bahan
penyusunan KUA dan PPAS dan RAPBD. Dengan demikian Kepala
Daerah terpilih pada periode berikutnya tetap mempunyai ruang
gerak yang luas untuk menyempurnakan Kebijakan Umum APBD
dan PPAS pada tahun pertama pemerintahannya sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Istilah-istilah dalam pasal ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya salah tafsir dan salah pengertian dalam memahami
dan melaksanakan pasal-pasal dalan Peraturan Daerah ini.

Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang
disusun oleh Kepala Daerah yang sedang menjabat (masa
bakti tahun 2013-2018). Namun demikian Kepala Daerah
terpilih periode berikutnya (masa bakti tahun 2018 2023) tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk
menyempurnakan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) pada tahun pertama pemerintahannya. Rencana
Kerja Pembangunan Daerah tahun pertama tersebut
(tahun 2019) berpedoman pada RPJMD sebelumnya
(Tahun 2013-2018) dan berlaku sampai dengan
ditetapkannya RPJMD yang disusun oleh Kepala Daerah
periode berikutnya.
Pasal 5
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018
dilakukan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang dikoordinir oleh Bappeda.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 8
Hal ini dimaksudkan bahwa dana dan target indikator kinerja
yang tercantum dalam Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ini bersifat indikatif
terhadap kondisi yang ada dan selanjutnya memproyeksikan
sampai dengan tahun 2018 sehingga ada kekhawatiran asumsi
akan dapat berubah terhadap kondisi obyektif yang
berkembang. Atas dasar hal tersebut, maka dimungkinkan
terjadi perubahan dana dan target indikator kinerja dengan
alasan yang jelas dan terukur serta dituangkan dalam Kebijakan
Umum APBD dan PPAS untuk mendapat persetujuan dan
penetapan DPRD.
Pasal 9
Cukup Jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 19

DAFTAR ISI
Halaman
Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 19 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2013-2018
DAFTAR ISI

................................................................................................

DAFTAR TABEL

.........................................................................................

iv

PENDAHULUAN ..................................................................... ..........

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Latar Belakang ........................................................................


Dasar Hukum Penyusunan ......................................................
Hubungan Antar Dokumen ......................................................
Sistematika Penulisan ..............................................................
Maksud dan Tujuan .................................................................

1
2
7
8
10

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ................................. .........

11

2.1 Aspek Geografis dan Demografis ...........................................


2.1.1 Luas dan Batas Administrasi ...................................................
2.1.2 Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan ................................
2.1.3 Geologi dan Tanah .................................................................
2.1.4 Hidrologi ..................................................................................
2.1.5 Klimatologi ..............................................................................
2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah ............................................
2.1.6.1 Kawasan Lindung ................................................................
2.1.6.2 Kawasan Budidaya ..............................................................
2.1.6.3 Kawasan Peruntukan Perumahan ........................................
2.1.6.4 Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa ......................
2.1.6.5 Kawasan Peruntukan Perkantoran .......................................
2.1.6.6 Kawasan Peruntukan Industri ..............................................
2.1.6.7 Kawasan Peruntukan Pariwisata ..........................................
2.1.6.8 Kawasan Peruntukan Bandara .............................................
2.1.6.9 Kawasan Peruntukan lainnya ...............................................
2.1.6.10 Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor
Informal ..............................................................................
2.1.6.11 Kawasan Peruntukan Militer ...............................................
2.1.6.12 Kawasan Peruntukan Pertanian .........................................
2.1.7 Potensi Rawan Bencana .........................................................
2.1.8 Demografi ...............................................................................
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ...............................

11
11
12
13
14
15
16
17
19
19
21
21
22
22
23
23

BAB I

24
24
24
25
27
28
28

2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional ..........................................


2.2.1.2 Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian .............
2.2.1.3 Pendapatan Regional Perkapita ...........................................
2.2.2 Inflasi ......................................................................................
2.2.3 Pemerataan Pendapatan ........................................................
2.3 Fokus Kesejahteraan Sosial ....................................................
2.4 Fokus Seni dan Budaya ...........................................................
2.5 Aspek Pelayanan Umum ..........................................................
2.5.1 Urusan Wajib ..........................................................................
2.5.1.1 Pendidikan ...........................................................................
2.5.1.2 Kesehatan ............................................................................
2.5.1.3 Pekerjaan Umum .................................................................
2.5.1.4 Perumahan ..........................................................................
2.5.1.5 Penataan Ruang ..................................................................
2.5.1.6 Perencanaan Pembangunan ................................................
2.5.1.7 Perhubungan .......................................................................
2.5.1.8 Lingkungan Hidup ................................................................
2.5.1.9 Kependudukan dan Catatan Sipil .........................................
2.5.1.10 Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana ..........
2.5.1.11 Sosial .................................................................................
2.5.1.12 Ketenagakerjaan ................................................................
2.5.1.13 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah .................................
2.5.1.14 Penanaman Modal .............................................................
2.5.1.15 Kebudayaan ........................................................................
2.5.1.16 Kepemudaan dan Olah Raga .............................................
2.5.1.17 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri .......................
2.5.1.18 Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah ......................
2.5.1.19 Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan
Utama ................................................................................
2.5.1.20 Pemberdayaan Masyarakat ...............................................
2.5.1.21 Statistik dan Kearsipan ......................................................
2.5.1.22 Komunikasi dan Informatika ...............................................
2.5.1.23 Perpustakaan .....................................................................
2.5.2 Urusan Pilihan .........................................................................
2.5.2.1 Pertanian Tanaman Pangan ................................................
2.5.2.2 Kehutanan dan Perkebunan .................................................
2.5.2.3 Perikanan dan Peternakan ...................................................
2.5.2.4 Energi dan Sumber Daya Mineral ........................................
2.5.2.5 Kepariwisataan ....................................................................
2.5.2.6 Perdagangan .......................................................................
2.5.2.7 Perindustrian ........................................................................
2.5.2.8 Ketransmigrasian .................................................................

28
29
31
32
33
34
36
37
37
38
41
54
66
68
71
71
79
84
85
87
87
88
89
91
94
94
95
97
98
99
100
106
107
107
110
112
114
116
117
118
118

ii

2.6 Aspek Daya Saing Daerah .......................................................


2.6.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ................................................
2.6.2 Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur ...............................
2.6.3 Fokus Iklim Berinvestasi .........................................................
2.6.4 Fokus Sumber Daya Manusia .................................................

118
120
121
123
124

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA


KERANGKA PENDANAAN ..................................................... ..........

127

3.1 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ..........................


3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD .....................................................
3.1.1.1 Pendapatan Daerah .............................................................
3.1.1.2 Realisasi Belanja .................................................................
3.1.2 Neraca Daerah ........................................................................
3.2 Analisis Pembiayaan Daerah ...................................................
3.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil .......................................
3.2.2 Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ..............
3.2.3 Analisis Proyeksi Belanja Daerah ...........................................

127
131
131
137
141
144
144
146
149

BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ....... ...............

154

4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Pendahuluan ............................................................................
Analisis Permasalahan ............................................................
Isu Strategis .............................................................................
Isu Strategis Eksternal .............................................................
Strategi Umum .........................................................................

154
154
168
171
176

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ...................................... .........

181

5.1 Visi ...........................................................................................


5.2 Misi ..........................................................................................
5.3 Tujuan dan Sasaran .................................................................

181
181
182

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ....................................... .........

188

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN


DAERAH ......................................................................................

210

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG


DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ............................ .........

284

BAB IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH................... ........

353

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ...............


10.1 Pedoman Transisi ...............................................................
10.2 Kaidah Pelaksanaan ...........................................................

370
371
371

BAB VIII

iii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7

Tabel 2.8

Tabel 2.9
Tabel 2.10

Tabel 2.11
Tabel 2.12
Tabel 2.13
Tabel 2.14a
Tabel 2.14b
Tabel 2.15
Tabel 2.16
Tabel 2.17

Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya Tahun


2012 ......................................................................................
Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya
Tahun 2010 ............................................................................
Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka
Raya Tahun 2007 ..................................................................
Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang
Wilayah Kota Palangka Raya ................................................
Areal dan Lokasi RTH yang ada di Wilayah Terbangun
Kota palangka Raya ..............................................................
Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota
Palangka Raya Tahun 2030 ..................................................
Proporsi Penduduk Kota Palangka Raya dan Propinsi
Kalimantan Tengah berdasar Kelompok Umur Tahun
2012 ......................................................................................
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 20082012 ......................................................................................
Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 20082012 (persen) ........................................................................
Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga
Berlaku dan Atas Harga Konstan 2000 Tahun 20082012 (Rupiah) .......................................................................
Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ..........
Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 Berdasarkan Indeks Gini .....................................
Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang
Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ..............
Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang
Kesehatan Tahun 2009-2012 ................................................
Indikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan
Ketenaga Kerjaan Tahun 2009-2012 .....................................
Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan
Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ....................
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 .................................
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Berdasarkkan Kecamatan di Kota Palangka Raya
Tahun 2012 ...........................................................................

12
14
15
16
18
19

28

30
31

32
33
34
35
36
36
37
39

39

iv

Tabel 2.18
Tabel 2.19
Tabel 2.20
Tabel 2.20.a
Tabel 2.21
Tabel 2.22
Tabel 2.23
Tabel 2.24
Tabel 2.25
Tabel 2.26

Tabel 2.27
Tabel 2.28
Tabel 2.29
Tabel 2.30
Tabel 2.31
Tabel 2.32
Tabel 2.33
Tabel 2.34
Tabel 2.35
Tabel 2.36

Rasio Murid terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota


Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........................................
Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah setiap
Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2012 ...................
Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota
Palangka Raya Tahun 2012 ..................................................
Data Sekolah Per Kecamatan di Kota Palangka Raya
Tahun 2013 ...........................................................................
Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah Kota
Palangka Raya Tahun 2013 ..................................................
Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya
Tahun 2013 ...........................................................................
Rasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan
Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 .........................
Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat
Kerja di Kota Palangka Raya Tahun 2012 .............................
Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut
Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2012 .......................
Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM
Kesehatan di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka
Raya Tahun 2012 ..................................................................
Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012 ..............
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........................................
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Kota
Palangka Raya Tahun 2009-2012 .........................................
Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........
Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Kota
Palangka Raya Tahun 2013 ..................................................
Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun
2012 ......................................................................................
Rasio Tempat Ibadah Menurut Kecamatan Kota
Palangka Raya Tahun 2012 ..................................................
Rasio Tempat Pemakaman Umum per Satuan
Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................
Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahunn 20082012 ......................................................................................
Informasi Pengelolaan Sampah Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012 ..................................................................

40
40
41
41
42
43
44
48
48

49
50
56
57
58
59
60
61
61
63
63

Tabel 2.37

Tabel 2.38
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Tabel 2.41
Tabel 2.42
Tabel 2.43
Tabel 2.44
Tabel 2.45
Tabel 2.46
Tabel 2.47
Tabel 2.48
Tabel 2.49
Tabel 2.50
Tabel 2.51
Tabel 2.52
Tabel 2.53
Tabel 2.54
Tabel 2.55
Tabel 2.56
Tabel 2.57

Tabel 2.58

Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah


Penduduk Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya
Tahun 2012 ..........................................................................
Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya ....................
Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah
di Kota Palangka Raya Tahun 2010 ......................................
Tingkat Kepadatan Pemukiman Kota Palangka Raya ...........
Indikator Perumahan Kota Palangka Raya ............................
Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Wilayah Kota
Palangka Raya Tahun 2013 ..................................................
Kondisi
Sarana
Prasarana
dan
Infrastruktur
Perhubungan .........................................................................
Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka
Raya Tahun 2013 ..................................................................
Traffic Light dan warning Light Kota Palangka Raya
Tahun 2013 ...........................................................................
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........................................
Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2012 .........................................................
Lama waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2012 .........................................................
Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 ..................................................................
Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 ..................................................................
Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........................................
Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 20082012 ......................................................................................
Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2012 .........................................................
ISPU di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ....................
Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012 ..................................................................
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tahun 2009-2012 ........
Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka
Raya Tahun 2009-2013 .........................................................
Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangka
Raya Tahun 2011-2013 ..........................................................

64
65
66
67
68
70
71
74
74
75
76
76
77
77
78
80
80
82
82
84

85
86

vi

Tabel 2.59
Tabel 2.60
Tabel 2.61
Tabel 2.62
Tabel 2.63
Tabel 2.64
Tabel 2.65
Tabel 2.66

Tabel 2.67
Tabel 2.68
Tabel 2.69
Tabel 2.70
Tabel 2.71
Tabel 2.72
Tabel 2.73
Tabel 2.74
Tabel 2.75
Tabel 2.76
Tabel 2.77
Tabel 2.78
Tabel 2.79

Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 ................................
Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka
Raya Tahun 2010-2013 .........................................................
Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan
Pengangguran Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 .........
Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun
2009-2013 .............................................................................
Rencana PMDN yan Disetujui Pemerintah Menurut
Sektor di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2012 ..................
Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut
Sektor di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2013 ..................
Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal
Asing (PMA) di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ........
Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) di Kota Palangka Raya (Juta
RP) 2009-2013 ......................................................................
Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013 ..................................................................
Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota
Palangka Raya tahun 2010-2013 ..........................................
Organisasi Pemuda dan Sarana Olah Raga Kota
Palangka Raya Tahun 2010-2013 .........................................
Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan
Politik Dalam Negeri Tahun 2009-2013 .................................
Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah
tentang Perangkat Daerah ...................................................
Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota
Palangka Raya Tahun 2010-2012 .........................................
Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013 ..................................................................
Layanan Komunikasi dan Informasi Tahun 2010-2013 ...........
Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya
Tahun 2012 ...........................................................................
Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota
Palangka Raya Tahun 2012 .................................................
Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku
di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 .............................
Produksi dan Produktivitas Padi Ladang dan Palawija
di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 .............................
Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 .............................................................................

86
87
87
88
89
90
90

91
92
93
94
95
95
98
99
101
102
103
106
107
108

vii

Tabel 2.80
Tabel 2.81
Tabel 2.82
Tabel 2.83
Tabel 2.84
Tabel 2.85
Tabel 2.86
Tabel 2.87
Tabel 2.88
Tabel 2.89
Tabel 2.90
Tabel 2.91
Tabel 2.92
Tabel 2.93
Tabel 2.94
Tabel 2.95
Tabel 2.96
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Tabel 3.3

Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya Tahun


2008-2012 (Ton) ...................................................................
Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........................................
Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 .............................................................................
Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka
Raya Tahun 2008-2013 .........................................................
Populasi Ternak Kota Palangka Raya Tahun 20082012 ......................................................................................
Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 20082012 ......................................................................................
Jumlah Keluarga yang menggunakan Listrik PLN Kota
Palangka Raya Tahun 2009-2013 .........................................
Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013 ..................................................................
Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun
2009-2013 .............................................................................
Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 20092013 ......................................................................................
Jumlah SIUP Perdagangan dan Jasa Menurut
Klasifikasi Tahun 2008-2012 .................................................
Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........................................
Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan Kota Palangka
Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011 ................................
Bank Pemerintah/Swasta di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2011 ..................................................................
Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya tahun 20082012 ......................................................................................
Kejadian Kriminal, demo, Lama Perijinan Kota
Palangka Raya .....................................................................
Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 .............................................................................
Komposisi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................
Rata-Rata Pertumbuhan Kemampuan Pendapatan
Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam
persen) .................................................................................
Proporsi Belanja Daerah Kota Palangka Raya Tahun
2008-2012 (dalam persen) ....................................................

108
109
112
112
113
113
115
115
115
116
117
118
120
122
123
124
125
134

135
137

viii

Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 5.1
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 6.5
Tabel 7.1
Tabel 8.1

Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kota


Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam persen) ................
Analisis Rasio Keuangan Kota Palangka Raya Tahun
2010-2012 (dalam persen) ....................................................
Surplus Defisit Pembiayaan Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................
Realisasi Pembiayaan APBD Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam persen) ................
Nilai Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
dengan Rata-Rata Pertumbuhan (dalam Rupiah) .................
Proyeksi Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung (dalam Juta) .........................................................
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 (dalam Rupiah) ........................................
Belanja Langsung dan Tidak Langsung Kota palangka
Raya Tahun 2008-2012 (dalam Rupiah) ...............................
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................................
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................................
Analisis SWOT untuk menyusun Strategi Umum Kota
Palangka Raya ......................................................................
Keterkaitan antara Strategi Umum dan Visi Misi Wali
Kota dan Wakil Wali Kota terpilih ...........................................
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota
Palangka Raya ......................................................................
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Pertama ...............................................................................
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Kedua ....................................................................................
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Ketiga ....................................................................................
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Keempat ................................................................................
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi
Kelima ...................................................................................
Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka
Raya .....................................................................................
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai
Kebutuhan Pendanaan Kota Palangka Raya ........................

139
143
145
145
148
149
149
150
151
152
153
177
179
182
189
195
200
205
208
212
285

ix

Tabel 9.1

Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian


Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ...................

354

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1
Gambar 2.1

Sistem Perencanaan RPJMD Kota Palangka Raya ...............


Peta Administrasi Kota Palangka Raya .................................

8
11

xi

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 2.1
Grafik 2.2
Grafik 2.3
Grafik 2.4
Grafik 2.5
Grafik 2.6
Grafik 2.7
Grafik 2.8

Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan


Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008-2012 .....................
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kota
Palangka Raya Tahun 2008-2012 .........................................
Posyandu Balita dan Posyandu Lansia di Kota
Palangka Raya Tahun 2012 ..................................................
Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis
Kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2012 .........................
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012 ..................................................................
AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 .......................
AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................
Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya
Tahun 2007-2011 ..................................................................

29
45
46
47
51
52
53
54

xii

DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1
Diagram 4.2
Diagram 4.3
Diagram 4.4
Diagram 4.5
Diagram 4.6
Diagram 4.7
Diagram 4.8

Analisis Aspek Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial


Kota Palangka Raya ..............................................................
Kompleksitas Pelayanan Pendidikan di Kota Palangka
Raya .....................................................................................
Permasalahan Terkait dengan Kinerja Kesehatan di
Kota Palangka Raya ..............................................................
Permasalahan Terkait dengan Pelayanan Umum di
Kota Palangka Raya ..............................................................
Permasalahan Rentannya Ketahanan Pangan di Kota
Palangka Raya ......................................................................
Permasalahan Degrasasi Lingkungan Hidup di Kota
Palangka Raya ......................................................................
Permasalahan Terkait dengan Daya Saing Daerah ...............
Permasalahan Pembangunan di Kota Palangka Raya ..........

156
158
160
162
164
166
168
170

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 serta Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu
disusun perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional, maka Pemerintah Kota Palangka
Raya perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.
Penyusunan RPJMD tersebut diawali dengan proses teknokratik
dan

proses

politik

yang

ditempuh

dalam

kerangka

pelaksanaan

perencanaan partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan


Daerah

(Musrenbang) RPJMD. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara


Penyusunan,

Pengendalian

Dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan


adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian

sumber daya yang ada untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/kota


dalam jangka waktu tertentu.
Penyusunan RPJMD dilakukan dengan tiga pendekatan penting,
pertama pendekatan teknokratik yakni proses penyusunan berdasarkan
analisis-analisis data teknis dari masing-masing bidang kewenangan serta
memadukan berbagai dokumen perencanaan yang sudah ada, kedua

pendekatan partisipatif yakni dengan memberikan kesempatan kepada


stakeholder untuk memberikan masukan, saran dan kritikan atas
rancangan RPJMD, dan ketiga pendekatan politis yakni menetapkan
RPJMD melalui proses legislasi daerah dalam bentuk peraturan daerah.
RPJMD Kota Palangka Raya

merupakan penjabaran dari visi,

misi, dan program kepala daerah berfungsi sebagai dokumen perencanaan


yang mengakomodir berbagai aspirasi masyarakat Kota Palangka Raya
untuk jangka waktu lima tahun ke depan guna mengarahkan semua
sumber daya yang dimiliki dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan
dan mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.
RPJMD ini merupakan tahapan kedua dari RPJPD Kota Palangka
Raya

Tahun

2008-2028.

Untuk

mewujudkan

keterkaitan

program

pembangunan kota, provinsi, maupun pusat, maka RPJMD juga disusun


dengan mengacu dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 merupakan
dokumen dalam perencanaan pembangunan daerah dan landasan hukum
dalam penyusunannya adalah sebagai berikut:
1.

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945;

2.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang Pembentukan


Kotapradja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2753);

3.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);

7.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8.

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan

antara

Pemerintah

Pusat

dan

Pemerintah

Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,


Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
4438);
9.

Undang-Undang
Pembangunan

Nomor
Jangka

17

Tahun

Panjang

2007

Nasional

tentang
Tahun

Rencana
2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,


Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-undang
Permusyawaratan

Nomor
Rakyat,

27

Tahun

Dewan

2009

Perwakilan

tentang

Majelis

Rakyat,

Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5043);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan

Perundang-Undangan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4124);
16. Peraturan Pemerintah

Nomor

55

Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005


Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara


Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 4817);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
28. Peraturan

Presiden

Nomor

Tahun

2010

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;


29. Peraturan

Pemerintah

Nomor

15

Tahun

2010

tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah, dan
terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
33. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis
Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka

Raya Nomor 04) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah


Kota Palangka Raya Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kota
Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2011
Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Nomor
04);
34. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya

Nomor

06 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota


Palangka Raya Tahun 2008-2028.
1.3.HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rangkaian rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di
tingkat pusat maupun daerah. Penyusunan RPJMD tidak dapat dilepaskan
dari berbagai dokumen perencanaan terkait, baik yang dihasilkan oleh
komponen vertikal maupun horisontal. Dari komponen vertikal, RPJM
Nasional menjadi acuan terutama dalam pengenalan dan penyelarasan
program pembangunan. Bagi pemerintahan daerah, RPJM Nasional
menjadi dokumen yang harus diperhatikan dan prioritas-prioritas nasional
perlu dijabarkan ke dalam program-program pembangunan daerah
sebagai bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia. RPJM Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah 2010-2015 digunakan untuk menyelaraskan
strategi pembangunan Kota Palangka Raya dengan pembangunan
regional Provinsi kalimantan Tengah. Keterkaitan berbagai dokumen
perencanaan yang disebutkan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1
Sistem Perencanaan RPJMD Kota Palangka Raya
Renstra
KL

Pedoman

RPJP
Nasional

Diacu

Pedoman

Dijabarkan

RPJM
Nasional

Pedoman

Renja
KL

RKP

Diperhatikan

Pedoman

RPJPD
Kalteng

RPJPMD
Kalteng

RKAKL

Pedoman

Rincian
APBN

RAPBN

APBN

Diserasikan melalui
Musrenbang

Dijabarkan

RKP
Daerah

APBD

RAPBD

Diacu
Renstra
SKPD

Visi Misi
Walikota
Palangka Raya

P
U
S
A
T

Pedoman

Renja
SKPD

Pedoman

RKA
SKPD

Rincian
APBD

P
R
O
V
I
N
S
I

Diserasikan melalui Musrenbang


Dijabarkan

Diacu

Diperhatikan

RPJPMD
Palangka Raya

RKP
Daerah

APBD

RAPBD

Pedoman

Kajian
1.
2.
3.
4.

Komitmen
Stakeholders
Permasalahan
pembangunan daerah
Isu-isu Strategis
Tata Ruang

Pedoman

Renstra
SKPD

Renja
SKPD

RKA
SKPD

Rincian
APBD

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan RPJMD Kota Palangka Raya periode 20132018 ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

K
O
T
A

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang dijabarkan


lebih lanjut ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

dengan Sistematika

penulisan sebagai berikut:


Bab I.

Pendahuluan,

berisikan

latar

belakang,

dasar

hukum

penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan,


maksud dan tujuan.
Bab II.

Gambaran Umum Kondisi Daerah, menguraikan aspek


geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,aspek
pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.

Bab III.

Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka


Pendanaan, mencakup gambaran kinerja keuangan masa lalu,
kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka
pendanaan.

Bab IV.

Analisis Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Kota Palangka


Raya, menguraikan tentang permasalahan pembangunan dan
isu strategis.

Bab V.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, berisikan visi, misi, tujuan dan
sasaran.

Bab VI.

Strategi dan Arah Kebijakan, menguraikan tentang strategi


dan arah kebijakan yang tempuh dalam rangka mewujudkan visi
dan misi.

Bab VII.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah,


menguraikan

tentang

kebijakan

umum

dan

program

yang

Disertai

pembangunan daerah.
Bab VIII. Indikasi

Rencana

Program

Prioritas

Kebutuhan Pendanaan, berisi tentang program prioritas untuk


pencapaian visi misi, serta program prioritas untuk pencapaian
visi misi dan layanan urusan pemerintahan daerah yang disertai
dengan kebutuhan pendanaan.

Bab IX.

Penetapan Indikator Kinerja Daerah, menguraikan tentang


indikator kinerja daerah yang meliputi aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing
daerah.

Bab X.

Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan, menguraikan


tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2014 - 2018 adalah:
1. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun
anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang.
2. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan.
3. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar
pelaku

pembangunan di Kota Palangka Raya.

4. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif,


efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.
5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan kota,

antar

wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah.


6. Memberikan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi
kinerja tahunan setiap satuan kerja perangkat kota.
Sedangkan tujuan penyusunan RPJMD adalah tersedianya
dokumen perencanaan kota untuk periode 5 (lima) tahun yang selanjutnya
dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan: (a) arah
kebijakan keuangan Kota Palangka Raya, (b) strategi pembangunan Kota
Palangka Raya, (c) kebijakan umum, (d) program SKPD dan lintas SKPD,
serta (e) program kewilayahan yang disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.

10

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS
2.1.1

Luas dan Batas Administrasi


Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota

Propinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Secara geografis


Kota Palangka Raya terletak pada 113030 - 114004 Bujur Timur dan 1030 2030 Lintang Selatan. Secara administrasi berbatasan dengan :
Sebelah Utara

: Kabupaten Gunung Mas

Sebelah Timur

: Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau


Sebelah Barat

: Kabupaten Katingan

Berdasarkan Perda No. 32 tahun 2002 secara administratif Kota


Palangka Raya dibagi menjadi 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Peta batas
wilayah Kota Palangka Raya disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kota Palangka Raya

11

2.1.2

Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan


Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2. Tabel

2.1 menyajikan pembagian luas wilayah Kota Palangka Raya berdasar


kecamatan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Rakumpit yang memiliki
luas hampir 10 kali lipat luas Kecamatan Pahandut yang memiliki luas paling
kecil.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya 2013
No
Kecamatan
1. Pahandut
Ibu kota:
Pahandut

Kelurahan
Pahandut
Panarung
Langkai
TumbangRungan
Tanjung Pinang
Pahandut Seberang
Luas KecamatanPahandut
2. Sabangau
KerengBangkirai
Ibu kota:
Sabaru
Kalampangan
Kalampangan
KamelohBaru
BerengBengkel
DanauTundai
Luas KecamatanSabangau
3. JekanRaya
Menteng
Ibu kota:
Palangka
Palangka
BukitTunggal
PetukKatimun
Luas KecamatanJekanRaya
4. BukitBatu
Marang
Ibukota:
TumbangTuhai
Tangkiling
Banturung
Tangkiling
Sei Gohong
Kanarakan
Habaring Hurung
Luas KecamatanBukitBatu
5. Rakumpit
PetukBukit
Ibukota:
PagerJaya

Luas (Km2)
9,50
23,50
10,00
23,00
44,00
7,25
117,25
270,50
152,25
46,25
53,50
18,50
42,50
583,5
31,00
24,75
237,12
59,75
352,62
124,00
44,84
56,44
78,64
89,00
105,50
73,58
572
283,67
193,35

%Wil.Kota
0,35
0,88
0,37
0,86
1,64
0,27
4,38
10,10
5,68
1,73
2,00
0,69
1,59
21,78
1,16
0,92
8,85
2,23
13,16
4,63
1,67
2,11
2,94
3,32
3,94
2,75
21,36
10,59
7,22

12

Mungku Baru

Panjehang
GaungBaru
PetukBarunai
MungkuBaru
BukitSua
Luas KecamatanRakumpit

39,43
59,08
147,10
187,25
143,26
1 053,14

1,47
2,21
5,49
6,99
5,35
39,32

(Sumber: Bagian Administrasi Pemerintahan,Setda 2013)

Sebagian besar Kota Palangka Raya relatif datar (0-3%), di wilayah


Bukit Tangkiling Kecamatan Bukit Batu terdapat bukit berbatu dengan
kemiringan lahan > 40%. Berdasarkan peta topografi skala 1 : 250.000,
morfologi wilayah perencanaan merupakan daerah dataran rendah, dengan
ketinggian rata-rata kurang dari 60 m dari muka laut. Daerah morfologi
pegunungan rendah dengan ketinggian antara 30-60 meter membentang
dengan arah Utara-Selatan dan membagi lembah aliran Sungai Kahayan
dan Sungai Rungan dibagian barat.
2.1.3

Geologi dan Tanah


Geologi wilayah Kota Palangka Raya termasuk di dalam peta geologi

lembar Palangka Raya skala 1: 250.000 dan lembar Banjarmasin skala 1 :


1.000.000. Hampir seluruh wilayah perencanaan ditempati oleh formasi
batuan yang relatif berumur muda, yaitu plistosen hingga holosen. Struktur
geologi Kota Palangka Raya sebagian besar disusun dari batuan kwarsa dan
dari endapan kuarter. Endapan kuarter ini membentuk lahan bergambut
sehingga kurang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan perkotaan.
Lahan jenis ini

terletak di wilayah selatan Kota Palangka Raya yaitu di

Kecamatan Sabangau.
Wilayah utara Kota Palangka Raya struktur batuannya terbentuk dari
endapan mineral batu kwarsa, kaolin dan granodiarit (batu gunung) yang
memiliki sifat daya tekan yang kuat dan kestabilan tanah dan batuan yang
tinggi. Sebaran batuan ini sebagian besar berada di Kecamatan Bukit Batu
dan merupakan kawasan pertambangan dan galian. Jenis tanah yang
terdapat di wilayah Kota Palangka Raya meliputi podsol, regosol, organosol,

13

aluvial, litosol, dan podsolik merah kuning yang menyebar di sekitar bentaran
sungai dan danau.
Berdasarkan peta geologi (tahun 2010) sebaran bahan galian di
wilayah Kota Palangka Raya, potensi bahan galian yang terdapat di setiap
formasi batuan dijelaskan oleh tabel 2.2.
Tabel 2.2
Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2010
Formasi/Sat
uan
Batuan
Aluvium

Formasi Dahor

Granit

Penjelasan Batuan
Terdiri dari lempung kaolit, pasir, kerakal,
lanau dan gambut. Bahan galian industri yang
diharapkan dari formasi satuan ini adalah
lempung kaolinit, pasir dan kerakal
Terdiri dari batu pasir kuarsa, konglomerat
kuarsa, batu lempung, setempatlignit dan
imonit. Bahan galian industri yang diharapkan
dari formasi ini adalah batu pasir kuarsa,
konglomerat kuarsa, batu lempung dan
gambut
Terdiri dari granit, granodiorit dan diorit.
Semua jenis batuan tersebut merupakan
bahan galian industri C untuk keperluan
industri bangunan
Jumlah

Luas Ha
110.610,35

1.862,45

171.777,20

284.250,00

(Sumber: Peta Geologi Lembar Palangka Raya, Direktorat Geologi di


Bandung, 2010)
Jenis tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh struktur
batuan induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan
membentuk jenis tanah tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara geologis
akan menentukan kesuburan tanah dan kemudian berpengaruh terhadap
kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman.
2.1.4

Hidrologi
Kota Palangka Raya memiliki 3 Sungai yakni Kahayan, Rungan dan

Sabangau. Pola aliran sungai tersebut memperlihatkan pola aliran meranting


dengan stadium aliran dewasa hingga tua, yang ditandai oleh pola meander
yang sangat kuat hingga membentuk danau-danau kecil sebagai akibat
meander terpotong. Sungai Kahayan, Rungan dan Sabangau dengan anak-

14

anak sungainya adalah prasarana transportasi alam yang sangat penting,


karena sungai-sungai tersebut menghubungkan wilayah Kota Palangka Raya
dengan wilayah sekitarnya.
Sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya memanfaatkan air
permukaan dangkal (sumur) sebagai air untuk kebutuhan hidupnya (minum,
memasak dan mencuci), dan sebagian lagi memanfaatkan air sungai
sebagai sumber air bersih. Tabel di bawah ini menjelaskan tentang deskripsi
kondisi Hidrologis Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007.
Tabel 2.3

Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007
Potensi
AirTanah

Air Tanah
Dangkal

Luas (Ha)

193.752,79

Air Tanah
Menengah
Datar

74.098,21

Total Luas

284.250,00

(%)

Deskripsi

Daerah dengan aquater sistem yang


masih dipengaruhi oleh keberadaan jalur
sungai, baik sungai utama Rungan /
Kahayan, Sabangau dan sungai-sungai
72,34 lainnya yang tersebar pada daerah sekitar
Kahayan, baik sebagai anak-anak sungai
maupun alur-alur drainase alam lainnya
yang pembuangannya langsung ke sungai
besar yang terdekat.
Daerah dengan aquater sistemnya sangat
27,66 dipengaruhi oleh kondisi rawa gambut baik
yang dangkal maupun
yang sepanjang
tahun tetap basah.
100,00

(Sumber: Peta Geohidrologis lembar Palangka Raya, Dir.Jend Geologi


Umum Bandung, 2007)
2.1.5

Klimatologi
Kondisi iklim di Kota Palangka Raya menurut sistem iklim Schmid

dan Ferguson, termasuk ke dalam kelas Af (iklim tropis, tanpa musim


kemarau yang nyata atau pada bulan terkering>32C). Sedangkan menurut
klasifikasi Oldeman, iklim di Kota Palangka Raya termasuk ke dalam kelas
B1 karena pada bulan basah selama 7 bulan berturut-turut sedangkan bulan
kering hanya terjadi 4 bulan.

15

2.1.6

Potensi Pengembangan Wilayah


Potensi pengembangan wilayah Kota Palangka Raya dapat dilihat

pada pola ruang wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Palangka
Raya tahun 2009-2030. Tabel 2.4 menyajikan struktur pola ruang kota
Palangka Raya dan kondisi pemanfaatan ruang saat ini. Tabel itu
menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara recana RTRW dengan
kondisi eksisting sekitar 0,1%, sebuah perbedaan yang sangat kecil.
Kekurangan kawasan ada pada peruntukan kawasan lindung dengan
kelebihan pada kawasan peruntukan lainnya.
Tabel 2.4
Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Palangka Raya
Peruntukkan Lahan

Kawasan Lindung
a. Kawasan yang Memberikan
Perlindungan Bawahannya
b. Kawasan Perlindungan
Setempat
c. Kawasan RTH, Hutan Kota
d. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan Budidaya
a. Kawasan Perumahan

Eksisting(2010)
Luas
(Ha)
%

120.834

Rencana(2030)
Luas
(Ha)
%

42,51 137.807

Beda
%

48,40

5,89

11.832
1.450
281

4,16
0,51
0,10

18.563
1.81
0
352

6,50
0,60
0,10

2,34
0,09
0,00

43.040

15,14

62.148

21,90

6,76

b. Kawasan Perdagangan, Jasa

305

0,11

489

0,20

0,09

c. Kawasan Perkantoran
d. Kawasan Industri
e. Kawasan Pariwisata

450
848

0,16
0,30

527
2.738
13.353

0,20
1,00
4,70

0,04
1,00
4,40

200

0,07

217

0,10

0,03

105.010

36,94

46.247

16,30

(20,64)

100

284.250

f.Kawasan Bandara Tjilik Riwut


g. Kawasan Peruntukkan
lainnya

284.250

100

0,10

(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)

16

2.1.6.1 Kawasan Lindung


Kawasan lindung berfungsi memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya di Kota Palangka Raya yang meliputi: area sempadan
Sungai Rungan/Kahayan dan Sungai Sabangau, kawasan resapan air dan
atau kawasan yang mempengaruhi terhadap tata air di daerah utara kota di
wilayah Kecamatan Rakumpit, kawasan hutan rawa gambut di Kelurahan
Kereng

Bangkirai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Bereng Bengkel,

Kelurahan Sabaru, Kelurahan Danau Tundai,

Kelurahan Kameloh Baru,

Kelurahan Tanjung Pinang, Kelurahan Petuk Katimpun, Kelurahan Marang,


Kelurahan DanauTahai, Kelurahan Hambaring Hurung, kelurahan Tangkiling,
Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan Petuk

Bukit,

Kelurahan Pager Jaya, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Panjehang,dan


Kelurahan Petuk Barunai.
Kawasan perlindungan setempat di wilayah

Kota Palangka Raya

sebagian besar terkonsentrasi di kawasan sempadan Sungai Rungan, dan


beberapa danau (sungai mati), yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai dan danau. Perlindungan
terhadap sempadan sungai dan danau dilakukan untuk melindungi fungsi
sungai dan danau dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu,
merusak kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai.
Rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya di wilayah Kota
Palangka Raya diarahkan pada kawasan Bukit Tangkiling dan sekitarnya
dengan cakupan luas 352 ha atau 0,1% dari luas keseluruhan wilayah Kota
Palangka Raya. Pengelolaan kawasan cagar budaya di wilayah Kota
Palangka Raya dapat dilakukan melalui: mempertahankan keberadaannya
dan

dijaga

kelestariannya

melalui

upaya

konservasi

bangunan

dan

lingkungan, membangun infrastruktur pendukung yang berfungsi menjaga


kelestarian kawasan, menyediakan prasarana dan sarana yang mendukung
kegiatan budi daya di sekitar kawasan cagar budaya, menetapkan kegiatankegiatan budi daya yang diperbolehkan di sekitar kawasan cagar budaya.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Palangka Raya

17

dilengkapi fasilitas RTH yang dibutuhkan terdiri dari tempat bermain, taman,
lapangan olah raga. Pengaturan RTH di wilayah Kota Palangka Raya
berpedoman pada jumlah penduduk. Pada setiap unit lingkungan kecil akan
dibangun taman dan tempat bermain, sedangkan setiap 2-3 unit lingkungan
besar akan dibangun sebuah lapangan olah raga dan
Dengan berpedoman

kepada hal-hal tersebut,

tempat

rekreasi.

maka pengembangan

ruang terbuka hijau di wilayah Kota Palangka Raya adalah taman dan
lapangan olah raga melalui penataan lansekap yang lebih baik, sehingga
mempunyai daya tarik yang tinggi. Dan areal lokasinya menyebar ke setiap
unit lingkungan kelurahan dan kecamatan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hutan

Kota di wilayah

Kota Palangka Raya yang akan

direncanakan, umumnya memusat di bagian Kelurahan Tumbang Rungan


yakni sempadan sungai Rungan. Luasan ini direncanakan sebagai luasan
untuk RTH secara keseluruhan di wilayah Kota Palangka Raya, dengan
lokasi yang menyebar ke setiap kecamatan hingga ke setiap kelurahan.
Tabel 2.5 menyajikan jenis RTH yang ada di kota Palangka Raya.
Tabel 2.5
Areal dan Lokasi RTH yang Ada di Wilayah Terbangun Kota Palangka Raya
No

Jenis RuangTerbuka Hijau

Luas
(Ha)

(%)

1.

Taman Kota di areal bundaran besar,bundaran burung dan


areal bundaran-bundaran simpul jalan utama kota

34

0,06

2.

Taman Kota di areal residu lahan pengembangan jalan


utama kota dan taman kota yang telah direncanakan
sebagaimana dalam RTDTR Kawasan perkotaan seperti
di sebagian wilayah Kelurahan Palangka, Panarung dan
Kelurahan Langkai

32

0,05

3.

Hutan Kota dan ruang yang dicanangkan sebagai RTH


sebagaimana yang diusulkan pemerintah Kota Palangka
Raya di sebagian wilayah Kelurahan Tumbang Rungan

1.810

3,04

100

0,17

180
125
185
2,466

0,30
0,21
0,31
4,14

4.
5.
6.
7.

Areal Garis Sempadan Jalan terhadap Bangunan (GSB)


Pada jalan Utama Kota di Jalur Jln Tjilik Riwut
Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln Yos Sudarso
Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln George Obos
Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln RTA Milono
Total

(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)
18

2.1.6.2. Kawasan Budidaya


Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,
sumber daya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya
merupakan

kawasan

yang

diperuntukkan

sebagai

kawasan

dengan

penggunaan lahan tertentu sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk


memenuhi kebutuhannya. Kawasan ini terdiri atas perumahan, perdagangan
dan jasa, perkantoran, industri, pariwisata, bandara dan peruntukan lainnya.
Tabel 2.6 menyajikan rencana kawasan Budidaya kota Palangka Raya tahun
2030.
Tabel 2.6
Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2030
Eksisting 2010
No
1.

Kawasan

Rencana 2030

Luas (Ha)

(%)

Luas(Ha)

(%)

790

0,28

9.324

3,28

1.430

0,50

17.400

6,12

Perumahan
a.Perumahan Kepadatan Tinggi
b.Perumahan Kepadatan Sedang

c.Perumahan Kepadatan Rendah


2.920
1,03
35.424
12,46
Perdagangan dan Jasa
385
0,14
489
0,17
Perkantoran
482
0,17
527
0,19
Industri
0
0
2.738
0,96
Pariwisata
12.553
4,42
13.353
4,70
Bandara
118
0,04
217
0,08
Peruntukan lainnya
a.Fasilitas Pelayanan Umum
583
0,21
694
0,24
b.Peruntukan Kegiatan Informal
403
0,14
509
0,18
c.Peruntukan Evakuasi Bencana
0
0
0
0
d.Peruntukan Militer
230
0,08
230
0,08
e.Peruntukan Pertanian
97.574
34,33
36.489
12,84
f.Peruntukan Pertambangan
8.250
2,90
8.324
2,93
Kawasan Budidaya
125.718
44,23
125.718
44,23
(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)
2.
3.
4.
5.
6.
7.

2.1.6.3. Kawasan Peruntukan Perumahan


Rencana pengembangan perumahan dan permukiman kota tidak di
lakukan di kawasan cagar budaya, kawasan dengan kapasitas prasarana
yang terbatas, atau tingkat pelayanan jalannya rendah. Pengembangan

19

kawasan peruntukan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada


sekitar wilayah pengembangan di Kelurahan Panarung (Kecamatan Pahadut)
Kelurahan

Menteng

Kecamatan

Jekan

Raya

atau

pusat

wilayah

pengembangan dengan luas rata-rata 200m/unit persil rumah hunian.


Rencana

pengembangan

kawasan

peruntukan

perumahan

kepadatan sedang di wilayah pengembangan ini adalah minimal 200 m2 per


unit persil rumah hunian. Arahan pengembangan yang diprioritaskan untuk
pengembangan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang ini, selain
tetap mengisi lahan kosong yang ada pada kawasan permukiman yang ada,
juga pengembangan kawasan permukiman baru yang seiring dengan
realisasi rencana jalur jalan

lingkar luar mulai dari intensifikasi kawasan

permukiman di Kelurahan Palangka hingga ke kawasan permukiman baru di


Kelurahan Bukit Tunggal dan sekitarnya.
Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan
rendah diarahkan pada pinggiran k ota yang direncanakan, dengan rata-rata
luas 200m per persil unit hunian perumahan. Wilayah pengembangan di
Kecamatan Bukit Batu mencakup ( Kelurahan Marang, Tumbang Tuhai,
Banturung, Tangkiling, Sei Gohong, Kanarakan, dan Habaring Hurung),
Kecamatan Rakumpit meliputi Kelurahan Petuk Bukit, Pager, Gaung Baru,
Panjehang, Mungku Baru, Petuk Barunai, dan Bukit Sua.
Pengembangan Kawasan Peruntukan Permukiman Khas Perairan
Sungai (Lanting) Kawasan permukiman lanting dalam penertibannya erat
kaitannya dengan penetapan areal sempadan sungai dan danau. Untuk itu
kawasan lanting yang sebagian besar berada di pusat-pusat lingkungan
kelurahan yang linier dengan jalur sungai Rungan, Kahayan dan sungai
Sabangau masih tetap di berlakukan ketentuan lebar sempadannya 10-50 m
dari air pasang tertinggi kedaratan, atau dari tepian sungai dengan kedalam
minimal 3 m ke arah daratan yang mencapai tingkat kedalaman kurang dari
3 minimal.

20

2.1.6.4 Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa


Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa melayani kebutuhan
akan barang dan jasa yang dilakukan untuk perdagangan eceran dan grosir.
Perdagangan eceran dilakukan di Kelurahan Langkai dan Perdagangan
grosir

dilakukan

di

Kelurahan

Pahandut

dan

sekitarnya.

Rencana

pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa adalah sebagai


berikut:
1.

Pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa untuk menyediakan


ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
serta pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang;

2.

Pengembangan

perdagangan

dengan

komoditi

yang

diproduksi

kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian yang ada
di sekitar wilayah Kota Palangka Raya, kegiatan perdagangan grosir
skala regional dilakukan ke Kelurahan Palangka dan Panarung
3.

Pengembangan jasa berupa jasa keuangan (bank, asuransi, keuangan


non-bank,

pasar

modal),

jasa

pelayanan

(komunikasi,

konsultan,kontraktor), jasa profesi (pengacara, dokter praktek, psikolog),


jasa perdagangan (ekspor-impor dan perdagangan berjangka), serta
jasa pariwisata (agen, biro perjalanan, dan penginapan) di arahkan ke
wilayah Kota Palangka Raya bagian selatan Kalampangan dan Kereng
Bangkirai serta sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai
dengan peruntukannya.
2.1.6.5 Kawasan Peruntukan Perkantoran
Tumbuh dan berkembangnya kawasan perkantoran di Kota
Palangka Raya terkonsentrasi di jalur jalan utama kota yakni jalan Tjilik
Riwut dan jalan Yos Sudarso. Jalur jalan utama kota ini merupakan jalur
yang melintasi pada sub kawasan di sebagian wilayah Administrasi
Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut. Jalan Tjilik Riwut merupakan jalur
jalan

regional penghubung Palangka Raya ke Kabupaten Katingan, dan

kawasan ini merupakan kawasan baru untuk pengembangan pusat Kota


Palangka Raya bagian Barat. Sementara jalan Yos Sudarso merupakan

21

salah satu jalur jalan yang memiliki nilai historis yaitu jalan utama kota yang
terbentuk seiring dengan sejarah terbentuknya Kota Palangka Raya.
2.1.6.6. Kawasan Peruntukan Industri
Sektor perindustrian yang akan dikembangkan di wilayah Kota
Palangka Raya adalah sektor
berwawasan

lingkungan.

industri

Kawasan

kecil dan menengah yang

Industri

menengah

tersebut

di

kembangkan pada Kelurahan Kalampangan di Kecamatan Sabangau.


Sedangkan industri kecil yang di kembangkan di pusat lingkungan pada
Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau dan Kelurahan Tanjung
Pinang Kecamatan Pahandut. Pengembangan kawasan kegiatan industri di
rencanakan menempati kawasan di Kalampangan, Bereng Bengkel dan
Tanjung Pinang bagian selatan.
2.1.6.7. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata yang dikembangkan mencakup
destinasi dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan ruang
kegiatan pariwisata baik lokal, regional dan nasional yang meliputi:
1.

Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian tradisional dan budaya


Dayak yang ada di wilayah Kota Palangka Raya maupun yang mewakili
dayak pada umumnya di Kalimantan Tengah. Kawasan peruntukan
pariwisata ini berada di bagian wilayah Kelurahan Marang;

2.

Pariwisata tepian sungai dan danau Rungan dikembangkan di


Kelurahan Tumbang Rungan, pariwisata yang memanfaatkan daerah
sungai mati (danau) dan tepian sungai Rungan;

3.

Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian alam dan lingkungan, serta


upaya penangkaran hewan primateoa berupa kebun binatang di
Kecamatan Sabangau;

4.

Pariwisata kuliner dikembangkan di daerah ikon Kota Palangka Raya


pada daerah Jembatan di Kelurahan Pahandut Seberang;

5.

Pariwisata

minat

khusus

(olahraga

otomotif)

dikembangkan

di

Kelurahan Sabaru Kecamatan Sabangau;

22

2.1.6.8. Kawasan Peruntukan Bandara


Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional mempunyai
fungsi dan peranan yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota ini selain telah
didukung oleh infrastruktur lainnya, maka badara Tjilik Riwut merupakan
sarana penunjang yang sudah ada. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut ke
depannya direncanakan dengan lahan kurang lebih 217 Ha atau 0,10% dari
luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.
Pengembangan yang dilakukan adalah penambahan panjang
landasan pacu pesawat yang ada hingga panjang landasan pacu yang
sesuai bagi berbagai maskapai penerbangan lingkup nasional maupun
internasional. Dan pengembangan sarana lainnya termasuk perkantoran,
lahan parkir,dan kawasan kegiatan lainnya yang terkait dengan aktivitas di
BandaraTjilik Riwut.
2.1.6.9. Kawasan Peruntukan Lainnya
- Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum meliputi :
1. Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum terdiri dari fasilitas
pendidikan,

kesehatan,

dan

peribadatan.

Kawasan

pendidikan

dikembangkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kegiatan


pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Rencana
pengembangan kawasan peruntukan pendidikan tinggi dikembangkan di
Kelurahan Pahandut Seberang Kecamatan Pahandut.
2. Kawasan

peruntukan

kesehatan

dikembangkan

kebutuhan kesehatan masyarakat Kota

Palangka

untuk

melayani

Raya dan/atau

Provinsi Kalimantan Tengah. Kawasan peruntukan kesehatan ini


dikembangkan

di

Kelurahan

Menteng

dan

Palangka,

KelurahanTangkiling,dan Kelurahan Petuk Bukit.


3. Pengembangan kawasan peruntukan peribadatan dikembangkan di
Kalampangan, Kereng Bangkirai, Tangkiling, Petuk Bukit dan Mungku
Baru.

23

2.1.6.10. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal


Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan
sektor informal, khususnya Pedagang Kaki Lima (PK5) di Kota Palangka
Raya dilakukan dengan menetapkan lokasi-lokasi kegiatan perdagangan
informal yang

tidak mengganggu kepentingan umum sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Kawasan-kawasan yang ditetapkan


untuk kegiatan sektor informal adalah di Kawasan Taman dan Kawasan
Kampus UNPAR, Jalan Yos Sudarso, dan Jalan G.Obos. Rencana
pengembangan

kawasan

peruntukan

ruang bagi kegiatan sektor

informal perdagangan dan jasa di Kota Palangka Raya dapat dilakukan


melalui pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa

untuk

menyediakan ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang


berlaku, pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang, pengembangan
perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri yang ada
dan mendukung sektor pertanian yang ada di sekitar Kota Palangka Raya.
2.1.6.11. Kawasan Peruntukan Militer
Kawasan peruntukan militer ditetapkan untuk kegiatan bidang
pertahanan dan keamanan Kota Palangka Raya berada di wilayah Kelurahan
Pahandut dan Kelurahan Bukit Tunggal.
2.1.6.12. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan

peruntukan

pertanian

(termasuk

perkebunan

dan

kehutanan rakyat) adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama


pertanian,termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat bermukim di pinggiran Kota Palangka Raya.
Pertanian yang sedang dikembangkan sekarang adalah pertanian tanaman
pangan lahan basah di wilayah Kecamatan Rakumpit. Pengembangan
perkebunan, khususnya perkebunan karet rakyat juga saat sekarang sedang
dikembangkan pada areal kurang lebih 8.200 Ha di Kelurahan Pager dan
Petuk Bukit Kecamatan Rakumpit.
Pertanian untuk pengembangan komoditi Jagung dan kacangkacangan

pada

lahan

+5.700

Ha

di

Kelurahan

Kameloh

Baru,

24

Kalampangan, Sabaru dan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau. Lahan


pertanian yang dipertahankan umumnya berada di Kecamatan Rakumpit,
Bukit Batu dan Sabangau. Mengingat lapangan usaha di sektor pertanian
dan perkebunan mencapai lebih dari 18%, bahkan hingga 20 tahun
mendatang lapangan usaha di sektor pertanian (perkebunan dan kehutanan)
akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
sehingga penyediaan lapangan usaha di sektor pertanian ini jadi orientasi
penggalian nilai ekonomi yang efektif dan perlu dilakukan konversi lahan
pertanian.
Upaya pengembangan kawasan peruntukan pertanian di wilayah
Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut: pengembangan lahan
pertanian untuk budidaya komoditas jagung, kacang-kacangan, mete,
mangga, dan jenis komoditi holtikultura lainnya; pengembangan pertanian
lahan kering dan basah untuk peningkatan ketahanan pangan; membatasi
alih fungsi lahan pertanian yang produktif untuk kegiatan budidaya yang
sifatnya terbangun; mempertahankan
kawasan

pertanian

jaringan

prasarana

irigasi

di

yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

geografis; inventarisasi lahan dan pemilik lahan pertanian serta potensi


kebutuhan air baku bagi pertanian.
2.1.7

Potensi Rawan Bencana


Kejadian kebakaran

akibat titik api gambut kering pada musim

kemarau dan banjir yang terjadi pada musim hujan di Kota Palangka Raya
tercatat sebagai bencana sepanjang tahun belakangan ini, dimana tanah
gambut yang dulunya tidak mudah terbakar karena selalu tergenang air, kini
sudah menjadi bagian yang sulit dihindarkan dari api. Wilayah-wilayah yang
masuk dalam klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran sangat tinggi adalah
wilayah pusat kegiatan kota di wilayah Kecamatan Pahandut. Atas dasar
gambaran lokasi-lokasi rawan bencana karena alam tersebut, maka jalur
evakuasi yang diarahkan guna menyelamatkan dari bencana tersebut adalah
jalur jalan terdekat dan ke daerah-daerah yang memiliki elevasi tanah lebih
tinggi atau ke arah utara kota (Tangkiling dan sekitarnya).

25

Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana dikembangkan untuk


melayani kebutuhan evakuasi bencana. Bencana yang terjadi sebagaimana
yang telah dialaminya di wilayah Kota Palangka Raya adalah bencana banjir,
karena meluapnya arus air Sungai Rungan atau Kahayan dan sungai
Sabangau, serta bencana kebakaran hutan atau kebakaran bangunan kota.
Untuk itu

kawasan peruntukan ruang

sebagai berikut: memanfaatkan

ruang

evakuasi bencana direncanakan


bangunan/fasilitas

publik

dan

bangunan privat untuk kepentingan evakuasi korban bencana yang dapat


diatur oleh pemerintah kota melalui kerjasama dan atau sesuai dengan
kesepakatan, menyediakan tenda-tenda darurat pada lokasi-lokasi yang
dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu yang ada di setiap kelurahan dan
atau kecamatan.
Secara terperinci kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana
ditetapkan berdasarkan jenis bencananya adalah sebagai berikut:
1.

Bencana Banjir
Peruntukan ruang evakuasi bencana alam direncanakan pada kawasan
yang dekat dengan lokasi rawan/lokasi sepanjang sungai Rungan dan
Sungai Kahayan (Kelurahan Kameloh Baru, Bereng Bengkel, Danau
Tundai, Tanjung Pinang, Pahandut, Pahandut Seberang, Tumbang
Rungan, Petuk Katimpun, Marang, Tumbang Tahai, Sei Gohong,
Kanarakan, Petuk Bukit, Sabaru, dan Kereng Bangkirai), seperti banjir
dievakuasi pada kawasan yang memiliki bangunan-bangunan tinggi,
seperti rumah sakit, gedung- gedung pemerintahan dan fasilitas sosial
yang berlantai dua atau lebih, dan bangunan-bangunan fasilitas umum
lainnya yang terdekat atau yang dapat dijangkau untuk pelaksanaan
evakuasi bencana banjir.

2.

Bencana Kebakaran
Bencana kebakaran pada kawasan padat dapat dievakuasi pada
bangunan tempat ibadah, ruang serba guna kantor kelurahan, dan lainlain yang memungkinkan untuk menampung korban. Untuk bencana
kebakaran rencana pengembangannya adalah menempatkan hidran
umum dan pos pemadam kebakaran dengan pertimbangan kepadatan
26

penduduk; kepadatan bangunan; kondisi bangunan; proporsi kegiatan


terbangun dengan luas lahan; ketersedian air.
2.1.8

Demografi
Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang

tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah
kependudukan di Indonesia umumnya, dan di Kota Palangka Raya
khususnya. Penyebaran penduduk yang tidak merata per kecamatan akan
mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang efektif.
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012 sebanyak 229.599 jiwa,
dengan

tingkat

kepadatan

penduduk

mencapai

85,72

jiwa/Km2.

Dibandingkan dengan kepadatan rata-rata penduduk Propinsi Kalimantan


Tengah wilayah ini termasuk sangat tinggi, pada tahun 2011 kepadatan
penduduk Kalimantan Tengah hanya 14,64 jiwa per km2, dibandingkan kota
Palangka Raya yang telah mencapai angka 83,88 jiwa per km2 pada tahun
yang sama. Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2012
meningkat dibanding tahun 2011. Peningkatan jumlah penduduk tahun 2012
dibandingkan dengan 2011 sebesar 2,20 persen. Angka tersebut lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk dari tahun 2011 ke
2010, yaitu sebesar 1,67 persen.Tahun 2012 rasio jenis kelamin di Kota
Palangka Raya sebesar 105, yang berarti bahwa diantara 105 orang
penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Selama 3
tahun terakhir (2010-2012) jumlah penduduk

laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.


Tabel 2.7 menyajikan struktur penduduk Kota Palngka Raya
dibandingkan dengan propinsi Kalimantan Tengah. Dibandingkan dengan
Propinsi, maka Kota Palangka Raya memiliki lebih banyak penduduk
produktif, artinya di kota ini angka ketergantungannya relatif lebih redah
dibadingkan propinsi. Dengan tabel tersebut dapat dihitung bahwa angka
ketergantungan Kota Palangka Raya adalah 30,50 % dibandingkan dengan
propinsi yang mencapai angka 33,84 %.

27

Tabel 2.7
Proporsi Penduduk Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalimantan
Tengah berdasar Kelompok Umur Tahun 2012
Propinsi Kalimantan
No
Umur
Kota Palangka Raya
Tengah
1. Kurang dari 15 tahun
28,05
30,94
2. 15-64 tahun
69,48
66,15
3. Diatas 65 tahun
2,45
2,90
4. Jumlah
100
100
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012 dan BPS Propinsi Kalimantan
Tengah, 2012)
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat
merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama
periode 5 tahun terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial. Hasil
evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat
selama periode 2008-2013 diuraikan sebagai berikut:
2.2.1
2.2.1.1

Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya merupakan gambaran

makro mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan


oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat Kota Palangka Raya
menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka
Raya juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang
berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup Kota Palangka
Raya. Karena itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan pertumbuhan
ekonomi Kota Palangka Raya selama 5 tahun belakangan menunjukkan
kecenderungan yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan propinsi Kalimantan Tengah (lihat grafik 1).

28

Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena


adanya peningkatan pada kelompok usaha sekunder (6,05%) dan tersier
(8,27%) terutama pada sektor usaha listrik, gas dan air serta sektor usaha
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Grafik 2.1
Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng
Tahun 2008-2012

7,55
6,95
6,09

6,17
5,55

2008

6,99
6,49

6,74

5,57

2009

2010
Palangkaraya

2011

2012

Propinsi Kalteng

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012 dan BPS Propinsi Kalimantan
Tengah, 2012)
2.2.1.2

Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian


Pertumbuhan ekonomi di Palangka Raya berkaitan erat dengan

pertumbuhan masing-masing sektor perekonomian yang ada. Tabel 2.8


menyajikan pertumbuhan sektoral ekonomi Kota Palangka Raya. Sektor
yang tumbuh dengan kecepatan sangat tinggi adalah sektor kuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dan sektor perdagangan hotel dan restoran.
Sebagai kota yang berada di jalur lintasan kota-kota lain di Kalimantan
Tengah memang kota ini memiliki potensi yang sangat besar di sektor
tersier. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa sektor tersier memiliki peran
yang sangat tinggi dalam perekonomian kota ini (lihat tabel 2.9).

29

Sektor primer, pertanian dan pertambangan kurang memiliki peran di


wilayah ini. Untuk sektor pertambangan, kota ini memang kurang memiliki
sumber daya tambang, sementara itu untuk sektor pertanian perannya
semakin berkurang dan dengan pertumbuhan yang relatif lambat. Cepatnya
pertumbhan sektor lain yang tidak dibarengi oleh kecepatan pertumbuhan
sektor pertanian menjadikan sektor ini tertinggal di belakang. Lambatnya
pertumbuhan sektor pertanian terkait dengan jenis tanah yang memang
kurang mendukung (lihat analisis sektor pertanian).
Sektor sekunder, industri pengolahan juga menunjukkan kinerja yang
makin lama makin berkurang (lihat tabel 2.9), dengan pertumbuhan yang
juga terus melambat. Melambatnya sektor industri ini terkait dengan kurang
berkembangnya usaha

disektor industri terutama industri rumah tangga

yang disebabkan antara lain semakin berkembangnya sektor tersier misalnya


keuangan, persewaan, jasa perusahaan, perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 2.8
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha (Sektor)

2008

2009

2010

2011

2012

1. Pertanian

5,58

2,45

-2,13

0,30

2,48

2. Pertambangan dan Penggalian

5,66

9,48

6,12

1,30

3,33

3. Industri Pengolahan

4,90

3,85

2,57

2,02

2,04

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

1,91

3,13

4,25

3,99

7,22

5. Bangunan

5,84

9,13

6,94

8,89

8,35

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

6,41

8,51

7,90

10,12

10,52

7. Pengangkutan dan Komunikasi

2,00

3,06

5,08

5,66

4,23

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa


Perusahaan

32,21

12,51

22,46

10,76

14,78

5,07

4,09

7,06

7,03

7,59

6,09

5,55

6,95

6,99

7,55

9. Jasa jasa
Total

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

30

Tabel 2.9
Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 (persen)
Lapangan Usaha

2008

2009

2010

2011

2012

1. Pertanian

6,99

6,84

6,17

5,72

5,46

2. Pertambangan dan Penggalian

1,63

1,73

1,62

1,49

1,40

3. Industri Pengolahan

5,37

5,35

4,92

4,52

4,28

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

2,91

2,81

2,66

2,62

2,64

5. Bangunan

6,91

7,16

6,62

6,44

6,53

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

15,64

16,26

15,84

16,20

16,69

7. Pengangkutan dan Komunikasi

20,63

20,05

18,85

18,08

17,70

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa


Perusahaan

6,18

6,55

8,58

9,43

9,87

33,72

33,25

34,74

35,50

35,43

9. Jasa jasa

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)


2.2.1.3

Pendapatan Regional Perkapita


Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kota Palangka Raya

tidak

dapat

perkembangan

dilepaskan
jumlah

dari

perkembangan

penduduk.

Tingkat

besaran

PDRB

pertumbuhan

dan

pendapatan

perkapita ini menunjukkan perkembangan kemakmuran dimana masyarakat


akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih
banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Sejalan dengan pertumbuhan PDRB
yang meningkat maka pertumbuhan pendapatan perkapita pun mengalami
peningkatan (lihat tabel 2.10). Dibandingkan dengan pendapatan per kapita
rata-rata Propinsi Kalteng capaian Kota Palangka Raya ini jauh lebih rendah.
Pada tahun 2011, pendapatan per kapita propinsi Kalteng berdasar harga
konstan tahun 2000 adalah Rp 8.923.910,47. Rendahnya pendapatan
perkapita Kota Palangka Raya Tahun 2012 (Rp.5.793.423,26) dibandingkan
dengan pendapatan perkapita Provinsi Kalimantan Tengah
adanya

penyebaran

PDRB/pendapatan

yang

tidak

dikarenakan

merata

antar

Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Tengah.

31

Tabel 2.10
Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas
Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Rupiah)

Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku


Laju
Pend. Reg. Per
Pertumbuhan
kapita (Rp)
(%)

Atas Dasar Harga Konstan 2000


Laju
Pend. Reg Per
pertumbuhan
kapita (Rp)
(%)

2008

10.452.485,45

14,29

5.064.939,73

0,23

2009

11.373.407,81

8,81

5.238.448,65

3,43

2010

12.743.627,89

12,05

5.412.587,59

3,32

2011

14.403.287,35

13,02

5.550.433,09

2,55

2012

16.054.403,04

11,46

5.793.423,26

4,38

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)


2.2.2 Inflasi
Inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya merupakan indikator
penting sebagai bahan analisis ekonomi karena kenaikan harga barang dan
jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan
adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) di Kota Palangka
Raya. Indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan inflasi di Kota
Palangka Raya adalah perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota
Palangka Raya.Tabel 2.11 menyajikan perkembangan inflasi tahun 2008
sampai 2011 di Kota Palangka Raya dan kota lain di sekitarnya.
Sejalan dengan perkembangan inflasi nasional, inflasi Kota Palangka
Raya cukup fluktuatif. Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi kota
Palangka Raya relatif lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan kotakota lain di Kalteng, kondisi inflasi Kota Palangka Raya relatif lebih rendah,
walaupaun pada tahun 2010 relatif lebih tinggi. Kota Palangka Raya yang
terletak cukup strategis dengan jaringan transportasi yang relatif terbuka,
menjadikan inflasi di kota ini cukup terjaga.

32

Tabel 2.11
Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
Kota
Palangka Raya
Sampit
Banjarmasin
Pontianak
Singkawang
Samarinda
Balikpapan
Tarakan
Nasional

2008

2009

2010

2011

2012

2013

11,65
8,89
11,62
11,19
12,69
-0,14
19,85
11,06

1,39
2,85
3,86
4,91
1,15
4,06
3,60
7,21
2,78

9,49
9,53
9,06
8,52
7,10
7,00
7,38
7,92
6,96

5,28
3,60
3,98
4,91
6,72
6,23
6,45
6,43
3,79

6,73
4,69
5,96
6,62
4,21
4,81
6,41
5,99
4,30

6,45
7,25
6,98
9,48
6,15
10,37
8,56
10,35
8,38

(Sumber: BPS Kalimantan Tengah, 2013)


2.2.3 Pemerataan pendapatan
Adalah upaya untuk mengukur apakah pertumbuhan (pendapatan)
yang dihasilkan terbagi secara merata kepada seluruh penduduk. Untuk itu
terdapat 2 ukuran yang biasa digunakan yakni gini indeks dan ukuran
kemerataan versi bank dunia. Pemerataan pembangunan di Kota Palangka
Raya akan menciptakan kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat dan pertumbuhan ekonomi tinggi serta stabilitas ekonomi yang sehat
dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi tinggi diikuti dengan tingkat pemerataan
pendapatan merupakan tujuan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Palangka Raya.
Berdasar ukuran Gini Indeks maka Kota Palangka Raya memiliki
tingkat ketidak merataan sedang, sedangkan menurut kriteria Bank Dunia
kota ini berada dalam kategori ketidak merataan tinggi. Tingkat ketimpangan
pendapatan dikatakan rendah apabila nilai Indeks Gini lebih kecil dari 0,3;
ketimpangan sedang apabila Indeks Gini bernilai antara 0,3 - 0,4 dan
ketimpangan tinggi apabila nilai Indeks Gini lebih besar dari 0,4. Menurut
kriteria Bank Dunia kelompok pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
yakni:

40%

penduduk

berpenghasilan

rendah,

40%

penduduk

berpenghasilan menengah, dan 20% penduduk berpenghasilan tertinggi.


Berdasarkan

pengelompokan

tersebut

ketidak

merataan

sebaran

pendapatan diukur dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 40%

33

penduduk berpendapatan rendah. Bila kelompok ini menerima kurang dari


12% dari total pengeluaran, maka tingkat ketidakmerataan pendapatannya
tinggi. Selanjutnya bila menerima 12% - 17% maka ketidakmerataan
pendapatannya

sedang

dan

bila

diatas

17%

ketidakmerataan

pendapatannya rendah. Tabel 2.12 menyajikan gini Indeks Kota Palangka


Raya dan proporsi penghasilan yang diterima penduduk berpengahasilan
rendah.
Tabel 2.12
Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
Berdasarkan Indeks Gini
Provinsi
KalimantanTengah

Palangka Raya
No

Tahun
Indeks
Gini

Nasional

Penghasilan
40% Penduduk
Berpenghasilan
Rendah

Indeks
Gini

Penghasilan
40% Penduduk
Berpenghasilan
Rendah

Indeks
Gini

Penghasilan
40%
Penduduk
Berpenghasil
an Rendah

1.

2008

0,28

22,52

0,29

24,20

0,35

19,56

2.

2009

0,32

19,77

0,29

24,02

0,37

18,96

3.

2010

0,32

20,15

0,30

22,17

0,38

18,05

4.

2011

0,31

20,86

0,34

20,25

0,41

16,85

5.

2012

0,32

20,07

0,33

20,60

0,41

16,88

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

Ketidakmerataan pendapatan yang cenderung tinggi menunjukan


masih adanya kesenjangan pendapatan pada kelompok masyarakat yang
diduga

bahwa

pertumbuhan

ekonomi

yang

terjadi

sebagian

besar

disumbangkan pada sektor-sektor usaha padat modal pada kelompok sektor


usaha sekunder dan tersier antara jasa, persewaaan, keuangan dan lain-lain.
2.3. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi tiga aspek
yakni pendidikan, kesehatan dan pertanahan serta ketenagakerjaan.
Indikator kesejahteraan sosial bidang pendidikan disajikan pada tabel 2.13.
Berdasar tabel tersebut dapat dilihat bahwa baik rata-rata lama sekolah
maupun angka melek huruf terus mengalami peningkatan walaupun dengan
porsi yang cukup kecil. Mengamati angka partisipasi kasar dan murni terlihat
34

bahwa makin tingggi tingkat sekolahnya maka makin rendah APK dan APM,
ini sebuah kecenderungan yang biasa. Namun demikian perbedaan yang
sangat besar antara tingkat SD, SMP dan SMA, menunjukkan terdapat
permasalahan di bidang pendidikan misalnya fasilitas pendidikan dan tenaga
pengajar yang masih terkonsentrasi pada daerah perkotaan.
Tabel 2.13
Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Pendidikan
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Indikator
Angka Melek Huruf
Angka rata-rata
lama sekolah
Angka Partisipasi
Kasar SD
Angka Partisipasi
Kasar SMP
Angka Partisipasi
Kasar SMA
Angka Partisipasi
Murni SD
Angka Partispasi
Murni SMP
Angka Partispasi
Murni SMA

2009
99,48

Tahun
2010
2011
99,48
99,52

2012
97,55

2013
97,55

10,54

10,55

10,57

10, 57

10, 56

106,51

100,77

121,39

128,22

126,84

120,12

129,88

105,79

111,86

108,02

87,41

95,72

88,23

98,56

102,60

97,13

98,08

96,47

91,52

92,56

95,23

90,91

98,41

95,81

98,09

87,56

65,69

86,21

95,50

90,36

(Sumber :BPS Kota Palangka Raya, 2012)

Indikator kesejahteraan sosial bidang kesehatan disajikan pada tabel


2.14a. Dalam bidang kesehatan, kinerja angka kematian bayi cenderung
meningkat tetapi angka harapan hidup juga meningkat. Namun demikian
dibandingkan standar nasional atas angka kematian bayi, angka ini masih
dalam toleransi. Secara makro kota capaian bidang kesehatan cukup baik
namun demikian dari analisis mendalam bidang kesehatan dapat dideteksi
bahwa terjadi ketidak merataan capian indikator kinerja kesehatan ini (lihat
analisis urusan wajib bidang kesehatan).

35

No
1.
2.
3.

Tabel 2.14a
Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Kesehatan
Tahun 2009-2013
Tahun
Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
Angka kematian bayi
1,39
4,6 10,8 10,1 13,5
Angka usia harapan hidup
72,1
73
73
73
73
Jumlah balita gizi buruk
2
1
1
2
2
Indikator kesejahteraan sosial bidang pertanahan dan ketenaga kerja

disajikan pada tabel 2.14.b. Dari tabel presentase yang memiliki lahan tidak
sampai setengah dari penduduk yang ada di Kota Palangka Raya. Dan rasio
penduduk yang bekerja masih sedikit dibandingkan dengan jumlah
penduduk.

Tabel 2.14.b
Indikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan Ketenaga Kerjaan
Tahun 2009-2012
No
1.
2.
2.4

Indikator
Persentase penduduk yang
memiliki lahan
Rasio penduduk yang bekerja

2008

2009

Tahun
2010 2011

37,01

37,29

35,28

36,04

36,24

2,6

1,8

2,4

2,1

2,60

2012

FOKUS SENI DAN BUDAYA


Untuk mengukur kinerja fokus kesenian digunakan indikator jumlah

grup kesenian per 1.000 penduduk, jumlah gedung kesenian per 1.000
penduduk, jumlah klub olah raga per 1.000 penduduk dan jumlah gedung
olah raga per 1.000 penduduk.Tabel 2.15 menyajikan indikator bidang seni
dan budaya di Kota Palangka Raya. Pada jumlah grup kesenian cenderung
tetap dan pada jumlah gedung kesenian cenderung menjadi lebih besar.
Meningkatnya rasio gedung kesenian terhadap jumlah penduduk disebabkan
penambahan

penduduk

setiap

tahun

lebih

cepat

dibandingkan

perkembangan group kesenian. Ketika telah ada fasilitas untuk berkesenian


pertanyaan pemanfaatannya belum maksimal.

36

Tabel 2.15
Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan Budaya
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No
1.
2.
3.
4.

Uraian
Jumlah grup kesenian per 1.000
penduduk
Jumlah gedung kesenian per 1.000
penduduk
Jumlah klub olahraga per 1.000
penduduk
Jumlah gedung olah raga per 1.000
penduduk

2009

2010

Tahun
2011

2012

2013

147

147

147

91

91

0,77

0,77

0,76

0,80

0,81

0,004

0,004

0,007

0.009

0,009

(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

2.5. ASPEK PELAYANAN UMUM


Pelayanan umum dapat diartikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh pemerintah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.5.1. Urusan Wajib
Kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikatorindikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah yaitu
bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan,
penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan
hidup,

pertanahan,

kependudukan

dan catatan sipil,

pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga


sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah,
penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan
persandian, ketahan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik,
kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

37

2.5.1.1.

Pendidikan
Hak untuk memperoleh pendidikan bermutu adalah hak setiap warga

negara

sehingga

negara

berkewajiban

untuk

menyediakan

fasilitas

pendidikan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Hal ini
telah diamanahkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Selain itu, dalam kerangka Tujuan Pembangunan Millenium
(Milllennium Development Goals/MDGs),Pemerintah Republik Indonesia
telah menetapkan bidang pendidikan sebagai salah satu tujuan utama
khususnya pada bidang pendidikan dasar.
Pada tahun 2008, program wajib belajar 9 tahun sudah dapat
dituntaskan selanjutnya tahun 2009 mencanangkan wajib belajar 12 tahun.
Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan masyarakat Kota Palangka
Raya usia 16-18 tahun semua dapat mengenyam pendidikan minimal
setingkat SMA.
Tahun 2009/2010 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
menetapkan Kota Palangka Raya sebagai tuan rumah penerima peserta
Indonesia-Canada Youth Exchange Program (Program Pertukaran Pemuda
Indonesia-Kanada). Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Gohong yang
diikuti oleh 19 orang pemuda dan pemudi yang berasal dari Indonesia dan
Kanada. Program pertukaran ini terus berlanjut sampai dengan tahun 2011.
Guna meningkatkan mutu pendidikan di Kota Palangka Raya,
Pemerintah Kota Palangka Raya menerima bantuan dana hibah dari Bank
Dunia melalui Program BEC-TF selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mulai
tahun 2010. Pada tahun 2010 sudah terpasang school-net pada 111 sekolah
tingkat SD, SMP dan SMA negeri/swasta, sehingga anak didik dapat dengan
mudah mengakses berbagai hal terkait dunia pendidikan melalui internet.
Sejak tahun ajaran 2011/2012, dalam rangka transparansi dan guna
lebih memudahkan orang tua dan peserta didik baru telah ada terobosan
lebih maju khususnya dalam hal pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) yaitu dengan menggunakan sistem online-real time. Layanan
ini masih belum diikuti oleh semua sekolah yang ada dan baru pertama kali
dilakukan di Kota Palangka Raya, namun dalam pelaksanaannya cukup
38

berhasil dan hampir tidak ada mengalami kendala yang berarti. Diharapkan
sistem PPDB online ini dapat terus berlanjut di masa mendatang dan bisa
diikuti oleh semua sekolah yang ada di Kota Palangka Raya.
Kinerja bidang pendidikan diindikasikan oleh beberapa aspek, yakni
angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah dan angka kelulusan serta
tingkat melek huruf.
Tabel 2.16
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Palangka
Raya Tahun 2009-2013
No

Jenjang Pendidikan

1. Angka Partisipasi
Sekolah SD/MI
2. Angka Partisipasi
Sekolah SMP/MTs
3. Angka Partisipasi
Sekolah SMA/MA/SMK

2009

2010

2011

2012

107,65

101,50

121,07

121,35

124,33

132,39

99,70

109,08

99,40

100,49

95,74

100,42

2013
129,90
107,01
100,57

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,


2013)
Tabel 2.17
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Berdasarkan
Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2012
No
Kecamatan
SD/MI
SMP/MTs SMA/SMK/MA
1. Pahandut
658,44
580,40
246,13
2. Jekan Raya
910,08
433,37
397,55
3. Sabangau
344,98
419,33
549,76
4. Bukit Batu
632,76
225,17
1202,49
5. Rakumpit
841,60
560,78
1333,33
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,
2013)
Kinerja pedidikan yang dicapai itu secara langsung terkait dengan
ketersediaan infrastruktur pendidikan. Dari tabel 2.18 dapat dilihat bahwa
rasio murid terhadap gedung sekolah tidak mengalami perubahan dari tahun
ke tahun, dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah rasio
murid terhadap gedung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan fasilitas
gedung sekolah semakin baik. Fasilitas ini sebagian besar disediakan oleh
pemerintah, terbukti dari ditutupnya 5 sekolah swasta di Kota Palangka Raya
karena makin besarnya daya tampung sekolah negeri.

39

Tabel 2.18
Rasio Murid Terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013
No.
Jenjang Pendidikan
2009
2010
2011
2012
2013
1. Rasio murid per gedung sekolah SD/MI
103
103
103
103
103
Sekolah Dasar
19
19
19
19
19
Madrasah Ibtidaiyah
2. Rasio murid per gedung sekolah SMP/MTS
SMP
38
38
38
38
38
MTs
13
13
13
13
13
3. Rasio murid per gedung sekolah SMA/SMK/MA
28
28
28
28
23
SMA/ SMK
7
7
7
7
7
MA
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Dilihat dari wilayah kecamatan dalam Kota Palangka Raya secara


umum Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau dan Bukit Batu adalah
kecamatan yang cukup padat dengan anak sekolah. Secara lebih detail
untuk anak SD padat di wilayah Pahandut, SMP di wilayah Pahandut dan
Sabangau dan SMA di wilayah Sabangau dan Bukit Batu.
Tabel 2.19
Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah Setiap Kecamatan
di Kota Palangka Raya Tahun 2013
Rasio Murid/Gedung Sekolah
SD/MI
SMP
SMA/SMK
1.
Pahandut
125,02
136,5
80,24
2.
Jekan Raya
193,3
69,6
26
3.
Sabangau
91,84
123,53
185,07
4.
Bukit Batu
86,69
42,43
169,25
5.
Rakumpit
67,89
28,6
16
Jumlah
110
56
111
(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)
No

Kecamatan

Berdasarkan tabel 2.20, rasio guru terhadap murid di Kecamatan


Rakumpit memiliki rasio guru SD/MI terbanyak sedangkan Kecamatan Jekan
Raya memiliki rasio guru SD/MI terkecil. Rasio guru SMP/MTs terbanyak ada
di Kecamatan Rakumpit dan rasio guru SMP/MTs terkecil berada di Kematan
Jekan Raya. Sementara Rasio guru SMA/MA terbanyak ada di Kecamatan
Sabangau dan guru SMA/MA terkecil berada di Kecamatan Rakumpit.
Adanya deviasi rasio guru terhadap murid tersebut

menunjukkan bahwa

penyebaran guru di berbagai jenjang pendidikan tidak merata. Hal ini


disebabkan karena demografi yang dilalui harus melalui jalur sungai dan

40

sarana prasarana yang terbatas sehingga sebagian besar guru kurang minat
ditempatkan pada daerah-daerah terpencil.
Tabel 2.20
Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota Palangka Raya
Tahun 2013
No

Kecamatan

1.
2.
3.
4.
5.

Rasio Guru/Murid
SMP/MTs
1:9
1:11
1:6
1:5
1:2

SD/MI
1:9
1:13
1:10
1:7
1:3

Pahandut
Jekan Raya
Sabangau
Bukit Batu
Rakumpit

SMA/MA
1:9
1:9
1:4
1:6
1:21

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,


2013)
Tabel 2.20.a
Data Sekolah Per Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2013
No

Jenjang
Sekolah

Pahandut
Nege
Swas
ri
ta
23
5

Jekan Raya

Kecamatan
Sabangau

Rakumpit

Jumlah Total

TOTAL

Swas
ta
6

Nege
ri
8

Swas
ta
-

Nege
ri
14

Swas
ta
1

Nege
ri
9

Swast
a
-

Nege
ri
98

Swast
a
12

Jumlah

14

19

1.

SD

2.

MI

SMP

3.

Bukit Batu

Nege
ri
35

110

129

10

27

20

47

4.

MTs

11

13

5.

SMA

15

24

6.

MA

7.

SMK

17

8.

SLB

39

46

47

34

18

22

17

152

88

240

240

JUMLAH

60
31
17

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,


2013)
2.5.1.2.

Kesehatan

Kinerja

bidang

kesehatan

dapat

diketahui

dari

15

indikator,

diantaranya rasio fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas, rumah sakit)


dibandingkan penggunanya, rasio tenaga medis terhadap penduduk dan
cakupan pelayanan kesehatan.
Peraturan

Walikota

Palangka

Raya

Nomor

Tahun

2013

menetapkan 3 (tiga) puskesmas yaitu Puskesmas Menteng, Puskesmas


Panarung dan Puskesmas Pahandut sebagai pilot project tempat pengaduan
masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Melalui Keputusan Walikota
Palangka Raya Nomor 144 Tahun 2013 telah ditetapkan 4 (empat)

41

Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergenci Dasar) yaitu


Puskesmas Pahandut, Puskesmas Kalampangan, Puskesmas Tangkiling
dan Puskesmas Kereng Bangkirai.
Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan kawasan tanpa rokok
yang

meliputi

fasilitas

pelayanan

kesehatan,tempat

proses

belajar

mengajar,tempat anak bermain, tempat ibadah, fasilitas olahraga, angkutan


umum, tempat kerja, tempat umum.
Sarana kesehatan yang ada di Kota Palangka Raya diantaranya
adalah sarana pelayanan kesehatan pemerintah,

sarana pelayanan

kesehatan swasta dan sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat


(UKBM) yang dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Sarana kesehatan yang dimiliki Pemerintah Kota Palangka Raya
adalah puskesmas beserta jaringannya seperti puskesmas pembantu,
poskesdas dan polindes. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat
dalam mengakses pelayanan kesehatan hingga ke daerah terpencil. Tabel di
bawah ini dijelaskan puskesmas menurut karakteristik wilayah Kota Palangka
Raya.
Tabel 2.21
Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah
Kota Palangka Raya Tahun 2013

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Nama
Puskesmas
Pahandut
Panarung
Bukit Hindu
Menteng
Kayon
Jekan Raya
Kalampangan
Kereng
Bangkirai
Tangkiling
Rakumpit

Tipe Puskesmas
Perawatan

Non
Perawatan

Karakteristik Wilayah
Sangat
Terpencil

Terpencil

Biasa

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)

42

Tabel di atas menunjukan bahwa puskesmas non perawatan


sebagian besar terletak di dalam kota. Sedangkan puskesmas perawatan
dibangun di wilayah pinggiran yang cukup jauh dari pusat kota. Puskesmas
ini terletak di jalur lintas kabupaten yang masih bisa diakses melalui
angkutan darat. Puskesmas pembantu terdapat di hampir semua kelurahan,
kecuali

di

Puskesmas

Kereng

Bangkirai

yang

sebelumnya

adalah

puskesmas pembantu yang fungsinya ditingkatkan karena kunjungan pasien


yang cukup tinggi. Semua kelurahan di Kota Palangka Raya telah
mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas pembantu atau
polindes atau poskedes. Tabel di bawah ini dijelaskan puskesmas dan
jaringannya di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.22
Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2013
No

Puskesmas

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pahandut
Panarung
Bukit Hindu
Menteng
Kayon
Jekan Raya
Kalampangan
Kereng Bangkirai
Tangkiling
Rakumpit
Jumlah

Pustu
4
8
4
6
3
4
2
9
5
45

Jejaring Puskesmas
Poskesdes Polindes
1
1
3
3
1
5
3
11

Posyandu
15
27
14
8
13
10
8
9
17
8
129

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)


Pemerintah Kota Palangka Raya belum memiliki rumah sakit daerah.
Alur rujukan dari puskesmas langsung ke rumah sakit type B milik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Selain rumah sakit milik pemerintah
provinsi, di Palangka Raya juga terdapat rumah sakit milik TNI dan Polri, 1
rumah sakit swasta, 1 rumah sakit ibu dan anak. Ratio sarana kesehatan
(termasuk rumah sakit) terhadap jumlah penduduk di Kota Palangka Raya
pada tahun 2012 mencapai 33,14 atau 1 sarana pelayanan kesehatan
melayani 3.017 jiwa. Secara keseluruhan rasio Puskesmas terhadap luas
wilayah dan penduduk untuk setiap kecamatan disajikan pada tabel 2.23.
43

Tabel 2.23
Rasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan Penduduk
Kota Palangka Raya Tahun 2013
No
1.
2.
3.
4.
5.

Kecamatan

Puskesmas per 1.000


Km2

Pahandut
Jekan Raya
Sabangau
Bukit Batu
Rakumpit

16-20
10-15
3,43

Puskesmas per 100.000


penduduk
2,55
3,43
6,87
8,42
33,3

Kurang dari 3
Kurang dari 3

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)


Konsep
terpenuhi,

pelayanan kesehatan berdasarkan

semua

kecamatan

terdapat

puskesmas

wilayah telah
dan

puskesmas

pembantu. Penjelasan di atas menunjukan bahwa dengan wilayah


administratif yang sangat luas, Kota Palangka Raya memerlukan cukup
banyak sarana kesehatan, terutama di Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit.
Dengan jumlah penduduk yang terkonsentasi di perkotaan, maka sarana
kesehatan di wilayah perdesaan/terpencil telah mencukupi, sedangkan
daerah perkotaan seperti Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya masih
memerlukan sarana kesehatan (puskesmas).
Berdasarkan

pembinaan

dan

pengawasan

terhadap

sarana

pelayanan kesehatan swasta, jumlah secara kumulatif sampai tahun 2012


mencapai

112

buah

mencakup

klinik/poliklinik,

apotek,

toko

obat,

laboratorium klinik, dan optik. Pengawasan terhadap sarana kesehatan


swasta dilakukan secara sinergi dengan proses penerbitan ijin sarana
kesehatan swasta. Jumlah izin kegiatan dan usaha sarana kesehatan swasta
yang diproses pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya seperti tampak pada
grafik di bawah ini.

44

Grafik 2.2
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta
Di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
75

80

66

70

58

60

48

50
40

31
24

30
20
10

14

1010 8

01

68

1011

10
56 8

0
Klinik

RS swasta

Lab. Klinik
2008

2009

Apotik
2010

Tk.Obat

Optik

2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2012)


Tahun 2012 jumlah klinik menurun dikarenakan satu klinik masih
dalam proses perijinan menjadi rumah sakit dan satu klinik lagi masih dalam
proses perpanjangan ijin. Dari jumlah keseluruhan rumah sakit swasta, salah
satunya masih ijin mendirikan rumah sakit. Berdasarkan pembinaan dan
pengawasan terhadap sarana pelayanan kesehatan swasta, jumlah sarana
kesehatan swasta secara kumulatif mencapai 105 buah mencakup rumah
bersalin, klinik/balai pengobatan, apotik, laboratorium swasta, dan lain-lain.
Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan
pembangunan kesehatan pada umumnya. Masyarakat memiliki kesempatan
untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta
sumberdayanya. UKBM yang paling memasyarakat adalah posyandu.
Posyandu menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu KB, KIA, Gizi,
Imunisasi, dan penanggulangan diare. Jumlah posyandu di Kota Palangka
Raya pada tahun 2012 sebanyak 129 buah posyandu balita, dengan
perincian 49 (38%) posyandu pratama, 68 (53%) posyandu madya, 8 (6%)
posyandu purnama dan 4 (3%) posyandu mandiri.

45

Selain posyandu balita, juga ada Posyandu Usia Lanjut (Posyandu


Usila) dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus
memantau kesehatan usia lanjut. Posyandu Usila ini merupakan upaya
kesehatan pengembangan di beberapa puskesmas di Kota Palangka Raya
yang mempunyai kelompok Usila binaan di wilayah kerjanya. Kegiatan
posyandu ini antara lain : penimbangan, pengukuran tekanan darah,
pemberian vitamin bagi usia lanjut (>60 tahun), dan senam bagi usia lanjut.
Hingga tahun 2012 terdapat 25 posyandu usila, stratifikasi posyandu usila
dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Grafik 2.3
Posyandu Balita dan Posyandu Lansia
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
60
50

Pratama

53
49

Madya
Purnama
Mandiri

40
30
20
10

11

12

0
Posy. Balita

Posy. Lansia

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2012)


Tenaga kesehatan atau sumber daya manusia kesehatan adalah
tenaga

kesehatan

pendukung/penunjang

profesi
kesehatan,

dan
yang

non-profesi
terlibat

dan

serta
bekerja

tenaga
serta

mengabdikan dirinya dalam upaya yang bertujuan untuk meningkatkan


kesehatan masyarakat.
Tenaga kesehatan profesi merupakan tenaga kesehatan yang telah
melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi di bidang
kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan non profesi adalah tenaga
kesehatan yang telah melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis

46

tanpa melalui pendidikan profesi dalam bidang kesehatan. Tenaga


pendukung/penunjang kesehatan adalah setiap tenaga yang telah memiliki
ijazah pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi pendidikan di
luar kesehatan dan mengabdikan dirinya di bidang kesehatan sesuai
keahliannya serta tenaga lainnya yang telah mengikuti pelatihan di bidang
kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan menurut jenis
kelamin di Kota Palangka Raya seperti tampak pada grafik di bawah ini.

Jumlah (org)

Grafik 2.4
Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis Kelamin
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
400
350
300
250
200
150
100
50
0

379
Laki-laki
Perempuan

42

69

41

10
Nakes Profesi

Nakes Non Profesi

52

Tenaga Penunjang

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


Gambar di atas menunjukan sumber daya manusia kesehatan yang
bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2012
menurut jenis kelamin yang berjumlah 592 orang dengan proporsi
perempuan sebesar 79,9% dan laki-laki sebesar 20,1%.

Sumber daya

manusia kesehatan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka


Raya terdistribusi di Dinas Kesehatan dan puskesmas beserta jaringannya
seperti puskesmas pembantu, polindes dan poskesdes serta POPPK.
Sebanyak 84,3% tenaga kesehatan bekerja di puskesmas dan jaringannya.
Tabel di bawah ini menunjukan sumber daya manusia kesehatan menurut
unit kerja.

47

Tabel 2.24
Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat Kerja
Di Kota Palangka Raya Tahun 2012
No

Unit Kerja

1.
2.
3.

Jenis Kepegawaian

Dinas Kesehatan
UPTD Puskesmas
UPTD POPPK
Jumlah

87
497
8
592

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


Besarnya jumlah sumber daya manusia kesehatan yang ada di Kota
Palangka Raya belum diimbangi dengan distribusi jenis ketenagaan
kesehatan di puskesmas, baik jumlah dan jenis. Sebagai contoh :
Puskesmas Rakumpit, belum memiliki dokter gigi maupun perawat gigi dan
tenaga analis. Puskesmas Jekan Raya belum memiliki dokter gigi dan
tenaga farmasi. Puskesmas Kereng Bangkirai belum memiliki dokter gigi dan
tenaga kesehatan masyarakat. Tabel berikut menunjukan distribusi tenaga
kesehatan menurut pendidikan.
Tabel 2.25
Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Pendidikan
Kota Palangka Raya Tahun 2012
JENIS KETENAGAAN
Gi
Kefar
Keperawatan
Teknis Medis
masian
zi

Medis
Unit Kerja

I. Dinas Kes.
II. Puskesmas
Pahandut
Panarung
Menteng
Bukit Hindu
Kayon
Jekan Raya
Kalampangan
K. Bangkirai
Tangkiling
Rakumpit
UPTD POPPK
Jumlah

dr/
drg
Sp

1
1

Dr

Drg

Bidan

Pera
wat

Prwt
gigi

10

5
3
5
5
2
2
3
3
3
-

2
1
2
3
1
1
-

16
26
22
13
12
14
18
3
13
7

20
27
25
19
14
13
9
2
23
6

3
2
7
4
5
4
2
1
2
-

32

10

147

168

31

3
1
1
2
2
2
1
2
1
4
24

Kes
mas

Tek
fis

Non
kes

Jml

Ana
lis

Gi
gi

Elek
tro

23

40

87

2
1
3
1
3
2
1
1
2
1

3
1
2
3
2
1
1
1
-

1
1
1
-

2
2
3
4
2
3
1
4
1

1
1
-

14

45

8
2
10
3
8
3
7
4
4
1
3
93

66
67
81
57
53
42
45
15
54
17
8

20

1
2

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


Pendidikan

dan

pelatihan

tenaga

kesehatan

adalah

upaya

peningkatan kemampuan tenaga kesehatan sesuai jenis, kualifikasi dan


kebutuhan pembangunan kesehatan. Pada umumnya hasil pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan masih terbatas. Kemandirian, akuntabitilitas dan

48

592

daya saing tenaga kesehatan masih lemah. Upaya yang ditempuh oleh
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam rangka meningkatkan kualitas
tenaga kesehatan adalah melalui ijin belajar/tugas belajar serta berbagai
pelatihan.
Dinas Kesehatan Kota

Palangka Raya memberikan kesempatan

kepada tenaga baik di dinas maupun di puskesmas untuk melanjutkan


pendidikan. Pendidikan yang ditempuh merupakan respon terhadap tuntutan
untuk peningkatan kualitas sumber daya dan akselerasi pendidikan
kesehatan.
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan merupakan syarat mutlak
bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu.
Salah satu contoh upaya pemerintah dalam meningkatkan kompetensi
petugas adalah program khusus/ akselerasi bagi profesi perawat dan bidan
agar melanjutkan pendidikan minimal Diploma III. Namun hal ini masih belum
diimbangi dengan dukungan yang optimal dari pemerintah dimana petugas
dalam menempuh pendidikan dengan biaya mandiri/swadaya. Tabel berikut
ini menjelaskan jenis bidang studi yang ditempuh oleh tenaga kesehatan
umumnya linier dengan pendidikan sebelumnya, ataupun masih terkait
dalam lingkup kesehatan.Tabel berikut ini menjelaskan jenis bidang studi
yang ditempuh oleh SDM kesehatan.
Tabel 2.26
Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM Kesehatan
di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2012
No

1.
2.
3.

Status
Belajar

Ijin Belajar
Tugas
Belajar
Jumlah

Bidang Studi
D-IV
Gi Bidan
Prwt
zi
Mitra
Sp

Kebid.

D-III
Farm

25
-

2
-

2
-

3
-

7
-

25

Analis
kes

Jml
S-1

S-2

Spesialis

5
8

4
3

48
16

13

64

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Selain pendidikan yang ditempuh

melalui jenjang akademik,

peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan juga diupayakan


melalui waktu yang lebih singkat seperti : mengirimkan tenaga kesehatan
49

untuk mengikuti kursus/pelatihan/seminar dan pendidikan berkelanjutan.


Pelatihan

yang diikuti oleh tenaga kesehatan baik di dinas kesehatan

maupun di puskesmas adalah pelatihan teknis fungsional, manajemen dan


penunjang.

Berikut

adalah

upaya

peningkatan

pengetahuan

dan

keterampilan dalam jangka waktu pendek yang diikuti oleh tenaga


kesehatan.Tabel berikut ini menjelaskan kegiatan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan.
Tabel 2.27
Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012
No
1.

Nama Diklat
Pelatihan Kegawatdaruratan
Obstetri dan Neonatus bagi
Bidan Puskesmas Kota
Palangka Raya

Sasaran
Peserta

Jenis
Diklat

Lama
Kegiatan
JPL
Hari

Bidan

Tekni
s

40
JPL

5 Hari

Jml
Peserta

Akre
ditasi

20 orang

Baik

Tempat

Palangka
Raya

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


Pada tahapan akhir dari pembangunan kesehatan ini diharapkan
menjadi salah satu upaya penanggulangan kemiskinan penduduk dalam
jangka panjang. Derajat kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya yang
optimal,

akan dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa indikator

penting yang menjadi acuan antara lain :

Angka Kematian Bayi (AKB),

Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Umur
Harapan Hidup (UHH).
Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal
setiap 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi merupakan
indikator yang paling penting dalam menentukan status kesehatan
masyarakat karena indikator ini mencerminkan pelayanan kesehatan dasar
yang paling awal dan juga menentukan kualitas pelayanan kebidanan yang
juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2012 tercatat
10,1/1000 KH.

Penyebab kematian antara lain

adalah :

aspiksia,

BBLSR,Placenta Previa Totalis, IUFD, kelainan bawaan, ruptur uteri. Angka


tersebut sedikit menurun dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011

50

tercatat 10,8/1.000 KH dan meningkat dibandingkan tahun 2010 tercatat


4,6/1000 KH, dan tahun 2009 tercatat 1,398/1000 KH.
Dalam rangka pencapaian MDGs, target AKB secara nasional pada
tahun 2015 sebesar 23/1000KH, maka AKB Kota Palangka Raya masih
dalam toleransi dan merupakan peringatan bagi pengelola program
kesehatan

anak/bayi.

pertolongan dan

Kemampuan

pendampingan

teknis

tenaga

kesehatan

dalam

persalinan perlu terus ditingkatkan,

disamping pemantapan supervisi dan bimbingan teknis dari Dinas Kesehatan


Kota Palangka Raya. Berikut ini disampaikan Grafik Angka Kematian Bayi
(AKB) dari tahun 2008-2012.
Grafik 2.5
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012
Angka Kematian Bayi

12

Per 1.000 KH

10

10,1
10,8

8
6
4
2

1,39
4,6

1,4

0
2008

2009

2010

2011

2012

AKB

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


Angka Kematian Ibu didefenisikan sebagai jumlah ibu yang
meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000
kelahiran hidup. Sama halnya dengan angka kematian bayi, angka kematian
ibu (AKI) juga merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan
status kesehatan masyarakat. Kedua indikator ini menjadi primadona dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di
Kota Palangka Raya pada tahun 2012 adalah 19,1/100.000 KH, angka ini
mengalami penurunan dibanding tahun 2011 yang mencapai 122,1/100.000
KH,

tahun 2010 tercatat

100/100.000

KH

dan

tahun

2009

yaitu

51

200,4/100.000 KH. Angka tersebut juga lebih baik jika dibandingkan dengan
target Angka Kematian Ibu (AKI) nasional dalam rangka pencapaian MDGs
pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH. Penurunan angka kematian ibu
mencerminkan mutu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin
dan melahirkan yang sudah lebih baik. Adapun penyebab kematian ibu
adalah intoksikasi obat penggugur kandungan. Berikut ini disampaikan Grafik
Angka Kematian Ibu dari tahun 2008-2012.
Grafik 2.6
AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012

per 100.000 KH

250
200

200,4

150
100
50

122,1

100

40,49
1

0
2008

2009

2010

19,1
2012

2011

AKI

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya tahun 2012 mencapai
10,7/1000 KH sedikit menurun dibanding tahun 2011 mencapai 11,39/1000
KH,

tahun

2010

mencapai

1,60/1000

KH,

tahun

2009

mencapai

0,4445/1000KH, tahun 2008 mencapai 0,607/1000 KH. Penyebab kematian


balita pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya adalah akibat infeksi penyakit
menular.Berikut ini disampaikan Gambar Angka Kematian Balita dari tahun
2008-2012.

52

Grafik 2.7
AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012
12

11,39

Per 1000 KH

10

10,7

8
6

4
2
0

1 0,607
2008

0,445
2009

1,6
2010

2011

2012

AKABA

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


Selain ketrampilan tenaga kesehatan dan kompetensi teknis dalam
pelayanan kesehatan anak yang berkualitas perlu mendapat perhatian, juga
penyuluhan kepada ibu balita tentang pola asuh perlu ditingkatkan,
mengingat target MDGs pada tahun 2015 AKABA harus mencapai 32/1000
KH.
Umur harapan hidup dianggap sebagai indikator umum bagi taraf
hidup, maka tingginya umur harapan hidup menunjukkan taraf hidup suatu
negara atau daerah yang juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika umur
harapan rendah maka taraf hidup suatu daerah tersebut juga rendah. Selain
indikator bagi taraf hidup, umur harapan hidup juga memperlihatkan derajat
kesehatan masyarakat di suatu daerah bahkan negara. Umur harapan hidup
juga merupakan salah satu indikator dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Angka harapan hidup di Kota Palangka Raya dihitung berdasar angka
kematian penduduk secara global selama lima tahun (untuk mengetahui
jumlah penduduk yang masih hidup dalam kurun waktu tersebut),
dibandingkan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan
perhitungan umur harapan hidup masyarakat Kota Palangka Raya dari tahun
2007-2011 diatas 72 tahun. Umur Harapan Hidup Kota Palangka Raya
dijelaskan pada gambar berikut ini.

53

Grafik 2.8
Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya Tahun 2007-2011

UHH
74

73

73

73

72,1

72
71

2007

2009

2011

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)


2.5.1.3.

Pekerjaan Umum

Pembangunan

infrastruktur

merupakan

salah

satu

sektor

pembangunan yang paling dibutuhkan di Kota Palangka Raya karena ada


banyak ketergantungan pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan
dengan pembangunan infrastruktur

itu sendiri. Penyediaan infrastruktur

dasar yang merata di seluruh wilayah Kota Palangka Raya merupakan hal
mutlak untuk mewujudkan kota yang madani, dengan pengelolaan
pembangunan fisik kota yang meliputi sistem transportasi yang memiliki
interkoneksi antar wilayah. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan, air bersih,
listrik dan telekomunikasi bagi masyarakat Kota Palangka Raya perlu
diidentifikasi
pembangunan

dalam
jalan,

bentuk

indikator

perkembangan

antara

lain

pembangunan

perkembangan
jaringan

irigasi,

perkembangan pembangunan infrastruktur sosial dan kebersihan.

Sarana dan Prasarana Jalan


Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting

untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang


meningkat menuntut adanya sarana transportasi untuk menunjang mobilitas
penduduk dan kelancaran distribusi barang dari dan ke suatu daerah. Kinerja
jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan didasarkan kepada
beberapa indikator makro yaitu berdasarkan: (1) kemantapan; (2) kondisi
dan; (3) pemanfaatan jalan yang ada.
54

Kondisi umum jalan raya Kota Palangka Raya terdiri dari jaringan
jalan regional di Kalimantan Tengah yang menunjukkan ruas-ruas utama
yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan kota-kota regional ke
Barat dan Selatan. Jalur utama dari pusat kota adalah arah Sampit sampai
ke Pangkalan Bun, arah Kuala Kapuas sampai ke Kalimantan Selatan.
Dengan melihat pola jaringan jalan tersebut mengindikasikan bahwa
Palangka Raya tidak hanya melayani arus lalu lintas internal tetapi juga lintas
eksternal. Lalu lintas eksternal adalah lalu lintas yang masuk dan keluar kota
Palangka Raya.
Berdasarkan status jalan, Kota Palangka Raya memiliki 3 (tiga)
status jalan yakni: (1). Jalan Nasional di Kota Palangka Raya, dimulai dari
Kecamatan Sabangau yang berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
sampai dengan Kecamatan Bukit Batu yang berbatasan dengan Kabupaten
Katingan dan Jalan dari simpang tiga Sie Asem menuju ke arah Tumbang
Talaken Kabupaten Gunung Mas, serta jalan menuju Bandara Tjilik Riwut
dan dengan panjang ruas 134 Km (2). sedangkan panjang jalan Nasional
seluruhnya di Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1.714,83 Km yang
berarti panjang jalan Nasional yang melintasi Kota Palangka Raya sebesar
7,81% dari total jalan yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah. Jalan
Propinsi, jalan provinsi dimulai dari Kecamatan Pahandut sampai dengan
batas Kabupaten Pulang Pisau (arah ke Kabupaten Gunung Mas) dan dari
kecamatan Bukit Batu sampai dengan batas Kabupaten Gunung Mas serta
jalan Provinsi yang tersebar di dalam Kota Palangka Raya yaitu jalan yang
menuju ke arah Kabupaten Pulang Pisau tepatnya sampai batas keluar
Kelurahan Tumbang Rungan dan jalan-jalan yang melintasi dalam Kota
Palangka Raya dengan panjang ruas 86,31 Km, sedangkan jalan propinsi
yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1100 Km sehingga
jalan propinsi yang berada di Kota Palangka Raya sebesar 7,85 %(3). Jalan
Kota, jalan merupakan jalan yang bukan nasional dan bukan jalan provinsi.
Jalan ini merupakan jalan yang berada di dalam kota yang menghubungkan
dari kota ke kecamatan dan kelurahan sepanjang 911,83 Km. Untuk jalan

55

lingkungan termasuk jalan titian yang ada dalam Kota Palangka Raya
sepanjang 500 Km.
Berdasar pada standar pelayanan minimal (SPM) bidang jalan
bahwa basis pengembangan SPM dibagi atas : kondisi jalan yang baik (tidak
ada lubang), tidak Macet (lancar sepanjang waktu), dapat digunakan
sepanjang tahun (tidak banjir waktu musim hujan). Tabel 2.28 menyajikan
kondisi jalan di Kota Palangka Raya. Secara umum jalan dalam kondisi baik
terus bertambah dan yang rusak semakin berkurang walaupun dengan
pertumbuhan yang lambat. Selama 5 tahun jalan dalam kondisi baik hanya
bertambah dengan 75 km, artinya setiap tahun hanya bertambah dengan 15
km. Itupun dengan catatan bahwa jalan baik dari tahun 2010 ke tahun 2012
justru mengalami penurunan. Sementara jalan kondisi rusak berat setiap
tahun hanya berkurang sekitar 4 km. Sebuah prestasi yang mungkin harus
mendapatkan perhatian yang sangat baik.
Tabel 2.28
Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Kondisi Jalan

2008
224,74
167,56
227,24
239,43

Panjang Jalan (km)


2009
2010
2011
316,36 330,91 323,33
146.76 167,92 151,30
198,09 183,09 210,00
223,32 223,32 227,20

2012
300,33
175,41
220,20
216,00

911,83

911,83

Kondisi Baik
Kondisi Sedang
Kondisi Rusak
Kondisi Rusak Berat
Jalan secara
keseluruhan (nasional,
858,97 884,53 905,69
provinsi, dan /kota)
(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2012)
Secara umum kondisi jalan di

Kota Palangka Raya sudah dapat

menghubungkan hampir seluruh kelurahan yang ada kecuali untuk kelurahan


yang berada di jalur Sungai Kahayan dan Rungan. Pada wilayah tertentu
kondisi jalan yang ada masih belum memadai khususnya pada waktu musim
penghujan. Wilayah-wilayah tersebut umumnya berada jauh dari pusat
pertumbuhan seperti Kecamatan Rakumpit. Kondisi jalan beraspal pada
tahun 2012 di Kota Palangka Raya tidak terjadi peningkatan dibandingkan
pada tahun 2011 panjang jalan tetap sama sebesar 483 Km dari total jalan

56

panjang jalannya (jalan nasional, provinsi dan kota) yang tersebar di 5


kecamatan.

Dimana pada 2011 dan 2012 dibandingkan dengan 2 tahun

sebelumnya (2010, 2009) kondisi jalan beraspal mengalami peningkatan


yang signifikan.
Peningkatan lapis permukaan jalan juga dilaksanakan pada wilayah
permukiman yang padat penduduk. Dengan semakin baiknya kondisi jalan
semakin memicu tersebarnya kantong-kantong permukiman baru dan
perluasan permukiman yang ada, sehingga penduduk tidak terkonsentrasi
pada wilayah hamparan permukiman saja. Adanya persebaran penduduk
akibat semakin baiknya pelayanan jalan ini dapat dilihat dengan mulai
tumbuh permukiman baru mengikuti badan jalan yang telah ditingkatkan
tersebut.
Pada wilayah pusat-pusat produksi pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan seperti Kelurahan Kalampangan, Habaring
Hurung dan sentra pertanian lainnya dilakukan peningkatan. Dengan
semakin baiknya kondisi jalan diwilayah pertanian, secara tidak langsung
memudahkan akses bagi petani untuk dapat mengangkut hasil pertaniannya
sehingga memperkecil ongkos angkut yang berdampak pada peningkatan
pendapatan.
Jumlah kendaraan di Kota Palangka Raya cenderung meningkat,
dengan penambahan jumlah jalan yang tidak terlalu cepat membuat rasio
kendaraan terhadap jalan cenderung tetap (lihat tabel 2.29).
Tabel 2.29
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
No
1.
2.
3.

Uraian
Panjang Jalan
Jumlah Kendaraan
Rasio

2009
2010
884,53
905,69
67.775
93.147
13 : 1000 10 : 1000

2011
911,83
120.826
7 : 100

2012
911,83
90.108
10 : 1000

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

57

Jaringan Irigasi
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Kebutuhan

akan sumber daya air untuk pengairan di Kota Palangka Raya disuplai air
dari tadah hujan. Ketika musim hujan air melimpah namun pada musim
kemarau petani kesulitan mendapatkan air. Untuk itu perlu manajemen
pengelolaan air yang baik agar pada musim penghujan air tidak meluap dan
mengganggu lahan pertanian, sementara pada musim kemarau petani tidak
kekurangan air.
Untuk mengatasi permasalahan di atas Pemerintah kota telah
berupaya membangun prasarana dan sarana dan jaringan irigasi yang
tersebar di wilayah sentra pertanian seperti di Kelurahan Kalampangan,
Habaring Hurung, Sei Gohong, Kameloh Baru dan sebagian Kelurahan di
sepanjang Sungai Kahayan misalnya Kelurahan Tanjung Pinang, Sabangau,
Petuk Katimpun serta Sungai Rungan seperti Kelurahan Petuk Bukit, Gaung
Baru, Mungku Baru. Jaringan irigasi ini merupakan satu kesatuan sistem
pengairan yang terintegrasi yang dibagi berdasarkan saluran primer,
sekunder dan tersier. Agar operasi dan pemeliharaan dapat berjalan dengan
baik, kegiatan pengelolaan dibagi berdasarkan kewenangan masing-masing
yang terdiri dari pemerintah provinsi untuk saluran primer, Pemerintah Kota
Palangka Raya untuk saluran sekunder dan masyarakat melalui P3A
mengelola saluran tersier. Data tentang jaringan irigasi yang tersedia
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.30
Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008 - 2012
No
1.
2.
3.

Jaringan
Irigasi
Jaringan Sekunder
Luas lahan
budidaya
Rasio

2008

Panjang Jaringan
2009
2010
2011

2012

2013

9.100
1.000

4.047
500

8.578
378

7.060
586

20.320
1.300

20.320
1.300

9,10

8,09

22,70

12,05

15,63

15,63

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2012)


Dilihat per kecamatan, maka kecamatan yang sangat rendah jaringan
irigasinya adalah wilayah Pahandut dan Jekan Raya dan wilayah dengan

58

jaringan cukup panjang adalah wilayah Bukit Batu dan Sabagau dikarenakan
daerah tersebut merupakan sentra pertanian.
Tabel 2.31
Rasio Jaringan Irigasi menurut Kecamatan
Kota Palangka Raya Tahun 2013
Panjang Jaringan Irigasi
No

Kecamatan

Primer
(Meter)

Sekunder
(Meter)

Tersier
(Meter)

1
1.
2.
3.
4.
5.

2
Kecamatan Sabangau
Kecamatan Pahandut
Kecamatan Jekan Raya
Kecamatan Bukit Batu
Kecamatan Rakumpit
TOTAL

3
14.500

4
26.014
12.656
13.151
13.511
5.617
70.949

14.500

Total
Panjang
Jaringan
Irigasi
(Meter)
(6=3+4+5)
40.514
12.656
13.151
13.511
5.617
85.449

Luas
Lahan
Budidaya
(Ha)
7
1.482
273
289
894
168
3.115

Rasio

(8=6/7)
27,33
46
45,50
15,11
33,43
27,43

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)


Jaringan irigasi di Kota Palangka Raya sangat penting untuk
membantu menangani banjir yang bersifat rutin. Namun jaringan irigasi yang
ada belum sepenuhnya terintegrasi dengan konsep penangan banjir itu,
akibatnya penanganan banjir masih bersifat sporadis. Hal ini disebabkan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya Bidang Pengairan belum
mempunyai masterplan sistem drainase dan data base pendukung bidang
pengairan sebagai bahan mengambil kebijakan dalam pengelolaan dan
pengembangan penanggulangan banjir dan pengelolaan jaringan irigasi yang
terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya. Namun demikian sudah banyak
lokasi-lokasi yang telah tertangani dengan dibangunnya saluran drainase
khususnya di wilayah perkotaan misalnya di Kelurahan Bukit Tunggal.

Sarana dan Prasarana Sosial


Sarana dan prasarana sosial dalam analisa ini meliputi pembahasan

mengenai ketersediaan tempat ibadah, tempat pemakaman. Bidang ini untuk


menunjukkan kinerja dan bukti pelayanan umum yang diberikan oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
bidang sarana dan prasarana sosial. Ketersediaan tempat ibadah beserta
rasionya per penduduk dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

59

Tabel 2.32
Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun 2013
No
1.
2.
3.
4.
5

Bangunan tempat
Ibadah
Masjid/Musholla/langgar
Gereja
Pura
Vihara
Lain-lain
Jumlah

Tahun 2013
Jumlah
(unit)
137
128
6
4
275

Jumlah
pemeluk
216.884
92.443
4.950
528
2.094
316.899

Rasio
1:1.583
1:722
1:825
1:132
1.152

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)


Tempat ibadah baik masjid/musholla/langgar, gereja, pura, vihara
dan tempat ibadah lainnya untuk penduduk sudah mencapai proporsi yang
layak. Berdasarkan standar rasio rumah ibadah per jumlah penduduk
diisyaratkan bahwa 1 rumah ibadah dapat mencakup 2.500 orang dan
kondisi rumah ibadah pada umumnya sudah terkelola dengan baik
khususnya rumah ibadah yang berada ditengah permukiman penduduk.
Upaya meningkatkan sarana ibadah tersebut Pemerintah Kota Palangka
Raya telah memberikan bantuan berupa dana pembangunan atau rehabilitas
sarana ibadah. Bantuan ini diberikan cuma-cuma, tidak terus menerus dan
mengikat dengan besaran yang bervariasi disesuaikan dengan keadaan
kerusakan dan kemampuan dana. Diharapkan dengan bantuan ini kondisi
rumah ibadah menjadi lebih baik dan layak.
Dilihat dari persebarannya, maka ketersediaan tempat ibadah belum
cukup merata. Persebaran yang kurang merata itu terkait dengan jumlah
pemeluk yang mungkin juga tidak merata. Jekan Raya adalah wilayah
dengan rasio yang cukup tinggi sedangkan wilayah Bukit Batu adalah
wilayah dengan rasio yang cukup rendah.

60

Tabel 2.33
Rasio Tempat Ibadah
Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2013
No

Kecamatan

Masjid/Mushala/Langgar

Gereja

Pura

Vihara

1.

Pahandut

1:1818

1:959

2.

Jekan Raya

1:1660

1:842

1:2902

1:257

3.

Sabangau

1:1744

1:397

1: 242

1:4

4.

Bukit Batu

1:725

1:317

1:141

1:6

5.

Rakumpit

1:414

1:208

6.

Jumlah

1:1.583

1:722

1:825

1:132

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)


Untuk ketersediaan tempat pemakaman umum, Pemerintah Kota
Palangka Raya masih menghadapi permasalahan yang terkait dengan
pemerataan tempat pemakaman bagi seluruh masyarakat dimana terdapat 2
lokasi tempat pemakaman umum yaitu terdapat di Jl. Tjilik Riwut Km 2 dan
Km 12 yang masuk wilayah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya. Tetapi
bagi masyarakat Kota Palangka Raya yang berada di Kecamatan Sabangau,
Bukit Batu, dan Rakumpit hampir di setiap kelurahan terdapat tempat
pemakaman yang merupakan swadaya dari masyarakat setempat. Tabel di
bawah ini menyajikan data tempat pemakaman yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya.

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 2.34
Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk
Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
Tempat Pemakaman Umum
Rasio terhadap
Tahun
penduduk
Jumlah
Luas
Daya
(Ha)
Tampung
2008
2
76,77
35.000
1:40,47
2009
2
76,77
34.560
1:39,39
2010
2
76,77
34.120
1:8,07
2011
2
76,77
33.670
1:8,42
2012
2
76,77
33.230
1:6,04
2013
2
76,77
33.230
1:6,04

(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya, 2013)

61

Terlihat bahwa rasio jumlah penduduk terhadap tempat pemakaman


umum

mengalami

peningkatan

yang

cukup

signifikan.

Jika

dilihat

berdasarkan daya tampung maka angka tersebut sudah mencukupi untuk 5


(lima) tahun yang akan datang, namun berdasarkan tingkat penyebarannya,
lokasi pemakaman yang ada masih belum merata. Sebagian wilayah
permukiman sudah memiliki rasio yang berlebih tetapi beberapa wilayah lain
masih kurang.
Untuk mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk 5 tahun
kedepan perlu dipersiapkan lokasi-lokasi pemakaman baru yang sesuai
dengan proporsi jumlah penduduk, tingkat dan jangkauan pelayanan yang
ada disetiap wilayah.

Sarana kebersihan (drainase dan tempat sampah)


Sistem drainase Kota Palangka Raya mengacu pada saluran primer

yang sudah ada. Dalam rangka perawatan atau normalisasi sistem drainase
Kota Palangka Raya dilakukan rehabilitasi saluran, pembangunan saluran
baru, pembersihan saluran secara rutin. Berdasarkan arah aliran saluran
primer yang sudah, maka sistem drainase Kota Palangka Raya dapat dibagi
menjadi 4 blok yang terdiri dari Blok I meliputi Kelurahan Bukit Tunggal, Blok
II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian Kelurahan Menteng, Blok III
meliputi Kelurahan Menteng dan Blok IV meliputi Kelurahan Langkai,
Panarung dan Pahandut.
Blok I yang berada di Kelurahan Bukit Tunggal prioritas drainase
berada di jalan Hiu Putih, Rajawali, Badak, Tingang, Garuda dan daerah
banjir disekitarnya. Pada Blok II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian
Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan Beliang, Bukit Hindu,
Sangga Buana, Argo Puro, Yos Sudarso, Galaksi dan daerah banjir Sundoro.
Pada Blok III meliputi Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan
G.Obos, T. Tilung, Nyai Embang dan daerah banjir sekitar T. Tilung. Berikut
ini tabel yang menjelaskan jaringan drainase Kota Palangka Raya.

62

Secara keseluruhan panjang jaringan drainase Kota Palangka Raya


dari tahun ke tahun terus menerus menurun karena drainase sudah
terbangun di seluruh pemukiman penduduk perkotaan, drainase yang ada
saat sekarang lebih banyak bersifat pemeliharaan dan sebagian kecil yang
membangun drainase baru. (lihat tabel 2.35).
Tabel 2.35
Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
No
1.

Kota
Palangka Raya

2008
11.520

2009
16.954

Panjang Jaringan
2010
2011
6.489
2.689

2012
2.689

2013
2.689

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)


Pertumbuhan penduduk yang cepat di Kota Palangka Raya juga
mengakibatkan volume sampah bertambah, dari tahun ke tahun terus
menunjukkan peningkatan. Namun demikian pertumbuhan produksi sampah
itu tidak diikuti oleh kemampuan untuk mengelola sampah. Jika tahun 2009
kapasitas daya tampung TPS masih diatas jumlah produksi, namun tahun
2009 telah terlampau dan deviasinya semakin besar. Penurunan daya
tampung TPS juga disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang melakukan
penutupan TPS didekat permukimannya. Akibat langsung yang ditimbulkan
tentu adalah proporsi sampah yang tidak tertangani semakin meningkat (lihat
tabel 2.36).
Tabel 2.36
Informasi Pengelolaan Sampah Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No

Uraian

1.

Jumlah Penduduk

2.

Jumlah Produksi sampah (ton)


Produksi sampah per
penduduk (kg)
Daya tampung TPS (ton)
Rasio daya tampung TPS per
penduduk (kg)
Persentase sampah yang tak
tertangani

3.
4.
5.
6.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

200.998

220.962

224.663

229.599

229.599

500

552

562

693

693

2,48

2,49

2,50

3,01

3,01

540

540

477

477

477

2,68

2,44

2,12

2,07

2,07

31,20

33,88

35,77

31,94

31,94

(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya,
2013)

63

Penempatan TPS dipermukiman didasarkan pada jumlah penduduk


di daerah tersebut serta juga dilihat dari kondisi dan jarak. Dilihat dari
persebarannya, kecamatan Jekan Raya adalah kecamatan yang memiliki
tempat sampah terbanyak, bahkan sangat banyak. Sementara itu kecamatan
Rakumpit yang sebagian besar wilayahnya dialiri sungai serta memiliki
jumlah penduduk yang tidak banyak sehingga diwilayah ini tidak memiliki
TPS (lihat tabel 2.37). Rentang kendali pelayanan yang sangat jauh ini
menyebabkan pada wilayah tersebut kegiatan pengangkutan sampah belum
tertangani. Kondisi dan jarak jalan yang ada juga menjadi masalah tersendiri,
yang berakibat terbatasnya pelayanan persampahan di Kecamatan tersebut.
Tabel 2.37
Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2013

No

Kecamatan

(1)
(2)
1. Kecamatan Pahandut
Kecamatan Jekan
2. Raya
3. Kecamatan Sabangau
Total 1+2+3
4. Kecamatan Bukit Batu
5. Kecamatan Rakumpit
Total 4+5

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
(3)

277.300

28.049

TPS
Jumlah Daya
Jumlah
Tampung
(Unit)
(Ton)
(4)
(5)
19
57
117
6
142
2
0
2

351
18
426
6
0
6

Rasio
(6=5/3)

0,0015

0,0002

(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka


Raya, 2013)
Dari sisi pengelolaan akhir di TPA, masih menggunakan open
dumping padahal sarana prasarana yang digunakan sudah sesuai dengan
standar sanitary landfill. Disamping itu, kegiatan persampahan juga
terkendala pada masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah dan
mereduksi sampah serta membuang sampah sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan yaitu mulai jam 4 sore sampai jam 4 pagi sehingga kegiatan
pengelolaan angkutan sampah dapat berjalan dengan maksimal, dengan
pada pagi hari mulai beraktifitas

sampai pada siang hari tidak ada lagi

64

sampah yang menumpuk di Bak Penampung Sampah/TPS (Tempat


Penampungan Sampah).
Fasilitas sosial ekonomi yang sangat penting adalah pasar. Pasar
pemerintah yang rutin beroperasi saat ini adalah Pasar Kahayan, Pasar
Datah Manuah,blok mini Pasar Besar, Pasar Kalimantan Urban Development
Project (KUDP) dan Pasar Kameloh dengan pengelolaan yang bersifat
tradisional modern.Tabel 2.38 menyajikan kondisi pasar di Kota Palangka
Raya.
Tabel 2. 38
Tabel Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2013
Kondisi
Berfungsi
(BH)

Tdk Berfungsi
(BH)

NO

NAMA PASAR

ALAMAT
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Blok Mini Pasar


Besar

Jl. JawaHalmahera

65

65

65

65

65

2.

Pasar Kameloh

Jl. A. Yani

85

85

85

85

85

Pasar Kahayan

Jl. Tjilik Riwut


Km 1,5

433

433

433

433

433

3.

4.

20

23

145

30

32

20

10

12

d. Blok Babi

18

18

18

e. Los PKL

20

22

118

118

118

Kalimantan
Urban
Development
Project (KUDP)
Pasar Datah
Manuah

Jl. Tjilik Riwut


Km 1,5

Jl. Tjilik Riwut


Km 1,5

118

Jl. Yos
Sudarso

c. Blok Babi
2. Blok
Sementara
Pasar
Tangkiling
a. Toko

8.

2012

2013

---

18

18

18

18

18

Pahandut

159

159

159

159

159

Jekan Raya

Pahandut

b. Lapak
Mingguan
Pasar
Mingguan
Banturung
- Toko
- Lapak/

118

Jekan Raya

Jekan Raya

1. a. Bertingkat
b. Blok
Sayur dan
Ikan

7.

2011

Jekan Raya
46

b. Tidak
Bertingkat
c. Blok Toko
Buah

6.

2010

Tradisonal
Modern
Blok Pertokoan
Pasar Kahayan
a. Bertingkat

5.

2009

Kecamatan

65

---

50

50

50

50

---

64

64

64

64

---

16

16

16

16

15

15

15

65

65

65

65

15

Bukit Batu
Tangkiling

Banturung

10

10

10

10

10

10

---

46

46

46

46

46

46

---

Bukit Batu

65

9.

Pasar Takaras

Betuk Barunai

Rakumpit

10.

Pasar Burung

Temanggung
Tilung

36

36

36

36

36

Jekan Raya

11.

Pasar
Kalampangan
a. Dibangun
Pemkot
b.
Disperindagkop
c. LKK
Kelurahan

Sabangau
Kalampangan

85

85

85

85

85

16

16

16

16

26

26

26

26

---

---

---

---

(Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2013 )

2.5.1.4.

Perumahan
Analisis atas perumahan meliputi kondisi lingkungan dan fasilitas

dasar di perumahan. Perumahan yang ada di Kota Palangka Raya


diidentifikasi berdasarkan atas stok permukiman yang tersedia, kepadatan
rumah, kondisi fisik rumah. Di bawah ini disajikan jumlah stok perumahan
berdasarkan fungsi rumah yang terbagi menjadi dua jenis fungsi yaitu rumah
tinggal yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga dan rumah
campur yang berfungsi sebagai tempat tinggal sekaligus digunakan untuk
fungsi yang lain misalnya untuk kegiatan ekonomi keluarga.
Tabel 2.39
Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah
di Kota Palangka Raya Tahun 2010
No
Fungsi Rumah
Jumlah (unit)
1 . Rumah Tinggal
62.526
2 . Rumah Campur
5.451
Total
67.977
(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033,
2013)
Di Kota Palangka Raya setiap kecamatan mempunyai karakteristik
perumahan yang berbeda dengan tingkat kepadatan tinggi sampai rendah
dan permanen-semi permanen dengan kondisi baik sampai buruk. Di
Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya secara umum memiliki kondisi
perumahan yang sedang sampai baik. Sementara untuk tiga kecamatan
yang lain kepadatannya cukup rendah tetapi dengan kondisi yang kurang
baik.
Perumahan

yang

berkembang

cenderung

memiliki

tipologi

perumahan dengan jenis perumahan kampung kota, sebagian besar

66

penduduk merupakan penduduk asli kota yang telah berdomisili sejak awal
pembangunan Kota Palangka Raya. Pada beberapa bagian Kecamatan
Pahandut terdapat perumahan yang termasuk dalam tipologi perumahan
pinggir sungai, dibangun di sepanjang rawa pinggiran Sungai Kahayan, yang
terletak pada pinggiran Kelurahan Pahandut dan Pahandut Seberang. Di
bawah ini disajikan tabel tingkat kepadatan permukiman Kota Palangka
Raya.
Tabel 2.40
Tingkat Kepadatan Permukiman Kota Palangka Raya
No

Kecamatan

Tingkat
kepadatan

Kondisi Rumah

Rumah dengan kategori permanen


dengan kondisi baik
Rumah dengan kategori permanen
2.
Jekan Raya
Tinggi
dengan kondisi sedang
Rumah masih dalam kategori non
3.
Sabangau
Rendah
permanen dengan kondisi relatif sedang
Rumah masih dalam kategori non
4.
Bukit Batu
Rendah
permanen dengan kondisi buruk
Rumah dengan kategori non permanen
5.
Rakumpit
Rendah
dengan kondisi buruk
(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033, 2013)
1.

Pahandut

Sedang

Kecamatan Jekan Raya merupakan perumahan dengan tingkat


kepadatan tinggi, bangunan permanen dengan kondisi sedang. Kecamatan
Jekan Raya memiliki beberapa tipologi perumahan yang beragam, antara
lain perumahan kampung kota, developer, sekitar kawasan pendidikan dan
perkantoran, dan perumahan pinggir kota. Hal ini dikarenakan penggunaan
lahan pada Kecamatan Jekan Raya yang beragam, antara lain kawasan
perkantoran dan pendidikan yang dikelilingi oleh perumahan penduduk.
Kecamatan Sabangau, Bukit Batu dan Rakumpit perumahan yang
berkembang saat ini merupakan perumahan dengan tingkat kepadatan
rendah, Bangunan non permanen dengan kondisi relatif sedang sampai
dengan

buruk.

Kecamatan

Sabangau

merupakan

salah

satu

arah

pembangunan Kota Palangka Raya, namun sejauh ini kondisi perumahan


yang ada di Kecamatan Sabangau dapat dikatakan beragam, walaupun
dalam jumlah yang relatif tidak begitu besar. Tipologi perumahan yang

67

banyak ditemukan di kecamatan ini merupakan perumahan developer yang


persebarannya di Kelurahan Kereng Bangkirai, selain pada Kelurahan
Kereng Bangkirai jenis perumahan penduduk adalah perumahan pinggir kota
yang dapat di kategorikan juga sebagai perumahan kampung desa.
Kecamatan Bukit Batu terpusat pada Kelurahan Tangkiling yang
tipologi merupakan perumahan kampung kota dan pada kelurahan lain jenis
perumahan cenderung termasuk dalam tipologi perumahan kampung desa.
Sedangkan Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan yang sebagian
besarnya terdiri atas kumpulan desa-desa yang kondisi perumahannya
bersifat non permanen dan termasuk dalam tipologi perumahan kampung
desa. Dibawah ini disajikan tabel kondisi perumahan di Kota Palangka Raya.
Perumahan dengan kondisi yang bervariasi tersebut tetap harus
memiliki fasilitas dasar perumahan yang cukup. Tabel 2.41 menyajikan
fasilitas perumahan yang dimiliki oleh Kota Palangka Raya.
Tabel 2.41
Tabel Indikator Perumahan Kota Palangka Raya
No

Indikator

2010

Tahun
2011
2012

Persentase rumah tangga


pengguna air bersih terhadap total
24,1
30,42
rumah tangga
2. Persentase rumah tangga
pengguna listrik terhadap total
99,13
99,13
rumah tangga
3. Persentase rumah tangga
pengguna yang memiliki sanitasi
84,8
84,5
terhadap total rumah tangga
4. Persentase luas pemukiman
28,9
9,3
kumuh terhadap luas pemukiman
5. Persentase rumah layak huni
66
76
terhadap total seluruh rumah
(Sumber : dari Berbagai Sumber yang diolah oleh Bappeda Kota
2013)

2013

1.

30,02

30,02

99,16

99,28

87

87

5,7

5,7

86

86

Palangka Raya,

2.5.1.5. Penataan Ruang


Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang,

pemanfaatan

ruang,

dan

pengendalian

pemanfaatan

ruang.

Perencanaan tata ruang terkait dengan upaya untuk menentukan struktur


ruang dan pola ruang termasuk penetapan rencana tata ruang. Pemanfaatan

68

ruang terkait dengan upaya mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program. Terakhir, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang. Salah satu cakupan penting dalam penataan
ruang wilayah adalah penentuan dan penataan ruang terbuka hijau.
Penataan di Kota Palangka Raya dilakukan berdasarkan pada
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2001 Tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kota (RDTRK), Kota Palangka Raya dibagi dalam beberapa zoning kawasan
yang menunjukan fungsi pemanfaatan ruang antara lain : kawasan
perkantoran

pemerintah;

kawasan

pelayanan

kesehatan,

kawasan

perkantoran dan jasa, kawasan kegiatan olah raga, kawasan kegiatan utilitas
kota, kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan perumahan,
kawasan terbuka hijau, kawasan pendidikan, kawasan tanah cadangan,
kawasan lapangan terbang.
Pengaturan bangunan meliputi pengaturan kepadatan bangunan dan
luas terbangun. Pengaturan kepadatan bangunan merupakan rumusan
kebijakan perbandingan luas lahan yang dimanfaatkan bagi bangunan
dengan luas wilayah perencanaan.

Tingkat kepadatan bangunan dirinci

menjadi :
1.

Kawasan

bangunan

berkepadatan

tinggi,

mempunyai

rata-rata

kepadatan bangunan sebanyak 40 bangunan setiap hektar.


2.

Kawasan bangunan berkepadatan sedang, mempunyai rata-rata


bangunan sebanyak 24 bangunan setiap hektar.

3.

Kawasan bangunan berkepadatan rendah, mempunyai rata-rata


kepadatan bangunan sebanyak 11 bangunan setiap hektar.
Pengaturan luas kawasan terbangun untuk setiap petaknya berkisar

antara 30 % - 70 %. Selain itu Rencana Detail Tata Ruang Kota Palangka


Raya, juga mengatur tentang arahan garis sempadan jalan terhadap
bangunan dan pagar, yaitu jarak garis sempadan as jalan terhadap
bangunan, di mana besarannya disesuaikan dengan fungsi jaringan jalan
dimaksud. Pengaturan lainnya yang terdapat dalam Rencana Detail Tata
Ruang Kota, mencakup pula pada aspek rencana ketinggian bangunan.
69

Namun dalam perjalanan waktu, berbagai aturan yang telah tercantum dalam
Rencana Detail Tata Ruang Kota, banyak yang tidak diikuti dan menjadi
pedoman dalam pelaksanaannya, di mana kondisi tersebut berakibat saat ini
pada beberapa ruas jalan ditemukan adanya bangunan yang secara fisik
melanggar GSB, KLB dan KDB.
Dalam penyusunan RPJMD terdapat indikator untuk aspek tata
ruang yakni ruang terbuka hijau, bangunan ber-IMB dan ruang Publik. Tabel
2.24 menyajikan informasi mengenai indikator tata ruang. Di Kota Palangka
Raya luas ruang terbuka hijau bila dibandingkan dengan keseluruhan luas
wilayah ada kecenderungan atau trend meningkat setiap tahun dan pada
tahun 2012 dan 2013 telah mencapai lebih dari 30 persen artinya telah
memenuhi syarat ideal untuk ruang terbuka hijau.
Tabel 2.42
Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Luas Wilayah
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No

Uraian

Persentase Ruang Terbuka


Hijau terhadap total wilayah
Jumlah bangunan ber IMB
2.
terhadap total bangunan (unit)
Ruang publik yang telah
3.
berubah peruntukannya (%)
1.

2009

2010

Luas
2011

29,50

29,67

29,98

30,56

30,98

1.799

2.122

1.576

1.480

2.351

25

2012

2013

(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya
setelah diolah, 2013)
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota
Palangka Raya telah menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada
tahun 2012 berkisar pada angka 2.255 izin. Bagi masyarakat awam,
pembangunan bangunan di tanah sendiri seharusnya tidak memerlukan izin
kepada pemerintah. Rendahnya kesadaran ini terkait dengan masih
kurangnya upaya sosialisasi atau edukasi mengenai pentingnya memiliki izin
mendirikan bangunan yang dilaksanakan oleh pemerint ah daerah.
Sedangkan data dampak dari keadaan ini adalah sulitnya mendeteksi
ketaatan terhadap dokumen tata ruang yang telah ada.

70

2.5.1.6.

Perencanaan Pembangunan
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan perencanaan

pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) yang dijadikan Peraturan


Daerah No. 06 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, telah menyiapkan dokumen-dokumen pendukung seperti
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 20082013 yang diatur menjadi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009, RKPD,
Renstra SKPD, dan RENJA SKPD. Berdasarkan evaluasi terhadap RPJMD
periode 2008-2013 terdapat beberapa persoalan terkait dengan perencanaan
di wilayah Kota Palangka Raya diantaranya adalah koordinasi dan
sinkronisasi antar SKPD yang cukup lemah.
Kondisi ini bermula dari lemahnya pemahaman masing-masing
SKPD terhadap pentingnya perencanaan yang bersifat komprehensif,
sehingga dokumen RPJMD menjadi semacam kumpulan dari Renstra, bukan
sebuah perencanaan komprehensif atas tujuan dari Kota Palangka Raya.
Lemahnya pemahanam itu berdampak sangat luas baik pada perencanaan
tahunan

maupun masing-masing SKPD. Dari evaluasi RPJMD tersebut

didapati ketidak terkaitan antara SKPD yang satu dengan SKPD yang lain,
ketidaktepatan tujuan dan program dari masing-masing SKPD dan adanya
persoalan yang tidak tercover oleh SKPD manapun.
2.5.1.7.

Perhubungan
Tabel 2.43
Kondisi Sarana Prasarana dan Infrastruktur Perhubungan

No
1.

2.
3.
4.

Perhubungan
Jumlah arus pemumpang angkutan
umum
- Darat (terminal antar kota)
- Pelabuhan laut
- Pelabuhan udara
Berangkat
Datang
Transit
Rasio ijin trayek terhadap jumlah
penduduk
Jumlah uji KIR kendaraan per tahun
Lama pelayanan uji KIR kendaraan

2011

2012

2013

12.351
-

24.649
-

11377
-

304 .077
302 081
6.059
0,191

330.930
354.488
45.497
0,187

326.683
368.257
52.927
0,176

7703
30

10388
30

10400
30

71

5.

6.

7.
8.

(menit)
Biaya uji KIR kendaraan :
A. Mobil Penumpang Umum
1. Roda 4
2. Roda 3
B. Bus
1. Kurang dari 12 Kursi
2. 13 sampai 25 Kursi
3. lebih dari 26 Kursi
C. Mobil Barang
1. JBB 3,5 Ton
2. JBB 3,5 sampai 8 Ton
3. JBB 8 sampai 14 Ton
4. JBB 14 Ton
D. Kereta Gandeng
E. Kereta Tempelan
F. Kendaraan Khusus
Jumlah fasilitas perhubungan
- Terminal angkutan umum
- Pelabuhan laut
- Dermaga
Rasio rambu terhadap jumlah rambu
yang seharusnya ada (1500 rambu)
Fasilitas angkutan kota (halte)

35.000
20.000

35.000
20.000

35.000
20.000

50.000
60.000
100.000

50.000
60.000
100.000

50.000
60.000
100.000

50.000
60.000
100.000
150.000
100.000
100.000
100.000

50.000
60.000
100.000
150.000
100.000
100.000
100.000

50.000
60.000
100.000
150.000
100.000
100.000
100.000

6
14
0,114

4
14
0,114

4
14
0,114

13

10

10

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi


Raya, 2013)

Kota Palangka

Angkutan umum yang beroperasional di Kota Palangka Raya terdiri


dari Bus AKAP/AKDP, angkutan kota, taksi kota, taksi bandara, taksi agro
dan angkutan perintis. Angkutan umum tersebut berkembang pesat karena
telah terbukanya dan semakin baiknya akses jalan kabupaten sekitar
misalnya Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Timur, Barito Utara, Barito
Selatan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan daerah lainnya yang
ada di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi lain.
Perusahaan Bus AKAP pada tahun 2012 mulai berkembang dengan
jumlah sebanyak 7 perusahaan dan Bus AKAP sebanyak 8 perusahaan.
Selain antar kabupaten, pemerintah juga memperhatikan armada angkutan
pedesaaan, angkutan kota, taksi argo dan taksi bandara yang melayani
kelurahan-kelurahan, jalur kota, bandara, hotel, jasa dan perdagangan yang
ada di wilayah Kota Palangka Raya. Namun demikian jumlah penumpang
sepi

dikarenakan

memanfaatkan

masyarakat

kendaraan

Kota

pribadi

Palangka

dengan

Raya

kemudahan

lebih
kredit

banyak
yang

72

ditawarkan pembiayaan yang telah berkembang pesat di Kota Palangka


Raya.
Perkembangan angkutan dan jumlah penumpang oleh Pemerintah
Kota Palangka Raya telah diantisipasi dengan keberadaan tiga terminal yaitu
terminal AKAP WA GARA, Terminal Mihing Manasa dan Terminal Beringin
Pahandut Seberang. Meski demikian pemanfaatan ketiga terminal tersebut
kurang optimal hal ini beberapa sarana dan prasarana pendukung perlu
penambahan.
Selain itu, di Kota Palangka Raya berkembang travel liar (kendaraan
pribadi) mangkal di jalan-jalan strategis yang ada di Kota Palangka Raya
misalnya Jl. Yos Sudarso, Jl. Pierre Tendean, Jl. Tjlik Riwut, RTA. Milono
dan jalan strategis lainnya. Berkembangnya taksi liar (kendaraan pribadi)
tersebut karena kurangnya kesadaran dari pemilik untuk mengurus ijin
operasional dan kemudahan untuk memperoleh kredit kendaraan serta
kurangnya pembinaan dan pengawasan oleh pihak teknis terkait misalnya
dari Organda. Maka perlu dilakukan penertiban agar taksi-taksi liar tersebut
ada ijin operasional dan memanfaatkan terminal yang ada di Kota Palangka
Raya. Sebenarnya Pemerintah Kota Palangka Raya melakukan programprogram untuk memudahkan dengan menggratiskan pengurusan perijinan
sebagai persyaratan ijin di dinas terkait Provinsi.
Lalu lintas di Kota Palang Raya didukung 13 (tiga belas) halte yang
menyebar di jalan-jalan strategis misalnya di jalan Tjilik Riwut, RTA Milono,
S.Parman, G. Obos, Rajawali, Tingang dan jalan strategis lainnya.
Sedangkan fasilitas rambu lalu lintas yang merupakan tanda petunjuk lalu
lintas sudah menyebar di seluruh wilayah Kota Palangka Raya dari
Kecamatan Rakumpit sampai dengan Kecamatan Sabangau. Fasilitas rambu
lalu lintas yang ada lebih banyak terpasang di jenis jalan nasional, propinsi
dan kota sedangkan di jalan-jalan lingkungan, gang dan jalan kecil kurang
banyak terpasang. Berikut ini disampaikan fasilitas rambu-rambu di Kota
Palangka Raya tahun 2013.

73

Tabel 2.44
Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka Raya Tahun 2013
Kondisi
No Jenis Jalan
Jumlah
Baik
Tidak Baik
1.
Nasional
116
13
129
2.
Propinsi
117
28
145
3.
Kota
86
4
90
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Raya, 2013)

Kota Palangka

Fasilitas traffic light telah terpasang sebanyak 6 (enam) buah di


persimpangan jalan nasional, propinsi dan kota dan warning light

telah

terpasang sebanyak 3 (tiga) di persimpangan jenis jalan nasional yaitu


sepanjang Jalan Tjilik Riwut. Pemasangan sarana tersebut karena jalan
tersebut merupakan jalan yang ramai, padat dan berada di persimpangan.
Traffic light dan warning light yang di wilayah Kota Palangka Raya dari sisi
ketinggian tidak kondisi ideal dimana persyaratan kondisi ideal ketinggian
harus di atas 3 meter dari permukaan jalan. Kondisi traffic light dan warning
light tersebut dikarena adanya penambahan tinggi jalan dengan aspal.
Berikut ini disampaikan traffic light dan warning light Kota Palangka Raya
tahun 2013.
Tabel 2.45
Traffic Light dan Warning Light Kota Palangka Raya Tahun 2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Lokasi
Traffic Light
Jalan Garuda
Jalan Antang
Jalan DI Panjaitan
Jalan Irian
Jalan Tambun Bungai
Jalan RTA. Milono

Warning Light
Jalan Tjilik Riwut Km 4
Jalan Tjilik Riwut Km 5
Jalan Tjilik Riwut Km 28

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi


Raya, 2013)
Jumlah

penumpang dari tahun

2008

sampai

Keterangan
Ketinggian ideal
harus di atas 3
meter dari
permukaan
jalan
Kota Palangka
dengan 2012

mengalami peningkatan jumlah penumpang yang signifikan. Jumlah


penumpang bis mengalami peningkatan, kemungkinan besar hal ini
disebabkan karena semakin terbukanya akses infrastruktur jalan nasional

74

dan

atau kota sebagai akses penghubung antar kabupaten/kota kondisi

dalam provinsi. Sedangkan jumlah penumpang ASDP dari tahun 2008-2012


mengalami penurunan hal ini disebabkan karena akses darat di Kota
Palangka Raya terbuka, infrastruktur jalan kota jalan lingkungan antar
kecamatan, kelurahan sudah banyak dilakukan pembangunan. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Palangka Raya
tahun 2008-2012 yang terus meningkat.
Tabel 2.46
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013
No

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1. Jumlah penumpang Bis


7.724
12.351 24.649 39.632 39.632
2. Kendaraan Bermotor
259.777 283.912 414.165 310.721 310.721
3. Jumlah penumpang ASDP
14.994 14.259 14.027 10.755 10.755
4. Jumlah penumpang Klotok
10982
10900
10042
9947
9947
5. Jumlah penumpang Speed boat
4012
3359
3985
808
808
6. Total Jumlah Penumpang
22.718 14.259 14.027 50.387 50.387
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka
Raya, 2013)
Seluruh angkutan umum yang ada di Kota Palangka Raya umum
wajib memiliki izin trayek. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam hal
penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum, sehingga
dapat meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para pengendara angkutan
umum. Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Terpadu Kota
Palangka Raya mempunyai data hanya tahun 2012 dimana izin trayek yang
telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya sampai dengan
tahun 2012 sebanyak 89 izin.
Jumlah izin trayek hingga tahun 2012 tidak terlalu banyak ini
menunjukkan peran angkutan publik di Kota Palangka Raya yang belum
signifikan dalam menunjang kehidupan masyarakat. Ini dikarenakan
mengingkat luas dan kondisi wilayah dengan penyebaran yang tidak merata
serta tipologi mobilitas masyarakat yang masih minim, menyebabkan masih
banyak daerah yang belum terlayani oleh angkutan umum yang rutin
beroperasi.

75

Wilayah-wilayah tersebut umumnya merupakan wilayah yang jauh


dari akses jalan nasional atau jalan propinsi. Mengingat masih ada wilayah
kecamatan yang belum terakses angkutan umum lewat darat, sehingga
masyarakat umumnya menggunakan sarana sungai seperti di wilayah
Kecamatan Rakumpit.
3.

Jumlah Uji Kir Angkutan Umum


Seluruh angkutan umum diwajib memiliki sertifikat pengujian

kendaraan bermotor (uji Kir). Berdasarkan data yang ada di UPTD Pengujian
Kendaraan Bermotor dari tahun 2008-2013, pengujian kendaraan masih
menggunakan sistem manual. Sesuai dengan PP No. 55 Tahun 2012
tentang Kendaraan diamanahkan Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan
Bermotor harus memiliki peralatan uji. Dengan melihat keadaan tersebut
maka Kota Palangka Raya akan memaksimalkan sarana, prasarana serta
alat uji agar uji kendaraan yang dulunya menggunakan manual akan diganti
dengan peralatan uji otomatis. Tabel di bawah ini menyajikan persentase
kendaraan, lama uji dan biaya serta peralatan melakukan Uji Kir.
Tabel 2.47
Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013
No
Angkutan umum
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Mobil penumpang
634
538
485
577
608
608
1.
umum
2.
Mobil bus
130
192
147
116
135
135
3.
Mobil barang
3.324
4.227 5.021 7.009 9.639 9.639
4.
Kereta tempelan
2
1
6
6
5.
Kereta gandengan
Jumlah
4.088
4.957
5.655
7.703 10.388 10.388
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka
Raya, 2013)
Tabel 2.48
Lama Waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
No
Angkutan umum
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Semua Jenis
1.
30
30
30
30
30
30
Kendaraan (menit)
(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Raya, 2013)

Kota Palangka

76

Tabel 2.49
Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.

Angkutan umum
Mobil penumpang umum
Mobil bus
Mobil barang
Kereta tempelan
Kereta gandengan

2008
30.000
40.000
45.000
50.000
50.000

2009
30.000
40.000
45.000
50.000
50.000

2010
30.000
40.000
45.000
50.000
50.000

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi


Raya, 2013)

2012
35.000
60.000
60.000
50.000
50.000

Peralatan Uji Kir

Manual

Manual

Manual

(Sumber:

Manual

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi


Raya, 2013)

2013

Manual

Manual

Kota Palangka

Jumlah kendaraan dari berbagai jenis yang ada yang melakukan uji
Kir mengalami peningkatan dari 4.0888 di tahun 2008 menjadi 10.388 di
tahun 2012. Ini artinya terjadi peningkatan kinerja uji Kir terhadap kendaraan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pelayanan semaksimal
mungkin khususnya wilayah-wilayah yang jauh dari Kota dan wilayah yang
mempunyai aksesibilitas yang masih minim karena kondisi jalan yang belum
mantap. Selain itu, waktu lama pengujian kelayakan angkutan umum (Uji Kir)
yang tidak terlalu lama sekitar 30 menit/unit kendaraan dan biaya yang
murah.
4.

Jumlah Pelabuhan /Udara/Terminal Bis


Kota Palangka Raya telah memiliki 1 terminal bis antar propinsi WA.

GARA dan memiliki satu pelabuhan udara Tjilik Riwut yang lumayan
representatif. Hal ini cukup dimengerti karena Kota

2013
35.000
60.000
60.000
50.000
50.000

Kota Palangka

Tabel 2.50
Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012

No
1.

2011
35.000
60.000
60.000
50.000
50.000

Palangka Raya

merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pusat pemerintahan


yang menghubungkan kabupaten/kota di Wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah.
Kota Palangka Raya memiliki pada tahun 2008-2009 sebanyak 18
pelabuhan/terminal sedangkan pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan
sebanyak 16 pelabuhan/dermaga/terminal. Untuk terminal mengalami

77

penurunan karena direncanakan semua penumpang darat akan difokuskan


pada terminal AKAP WA. GARA.
Tabel 2.51
Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2012
No
1.
2.
3.
4.

Uraian
Pelabuhan Udara
Dermaga Sungai
Terminal
Jumlah

2008
1
14
3
18

2009
1
14
3
18

2010
1
14
1
16

2011
1
14
1
16

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi


Raya, 2013)

2012
1
16
1
16

2013
1
16
1
16

Kota Palangka

Sedangkan dermaga sungai terjadi peningkatan jumlah karena telah


operasionalnya dermaga di Bereng bengkel dan Marang. Dermaga tersebut
tersebar dibeberapa lokasi dari Kecamatan Sabangau sampai dengan
Rakumpit. Dermaga sungai yang ada umumnya merupakan dermaga untuk
melayani bongkar muat barang dan penumpang. Dermaga ini digunakan
untuk kepentingan umum adalah dermaga klotok dan speedboat. Namun
demikian ada beberapa kondisi dermaga kurang maksimal, baik dari sisi
pelayanan maupun kondisi fisik bangunan yang jauh dari standar bagi
kenyamanan dan keselamatan penumpang karena tidak dilengkapi dengan
sarana penunjang yang layak. Walaupun dengan fasilitas pendukung yang
sangat minim, masyarakat masih menggunakan klotok sebagai sarana
utama untuk menyeberang ke atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
masyarakat Kota Palangka Raya yang tinggal di pinggiran sungai masih
banyak

menggunakan

transportasi

sungai

untuk

kehidupan

dan

perdagangan mengangkut kebutuhan sehari-hari.


Kota Palangka Raya merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan
Tengah, kota yang berkembang cepat sebagai kota transit, perdagangan,
jasa, juga penghubung kabupaten-kabupaten yang ada di Kalimantan
Tengah. Di bidang perpakiran, pihak Pemerintah Kota Palangka Raya telah
melakukan upaya dalam bentuk restribusi tempat parkir untuk menggali
potensi pendapatan asli daerah. Penertiban parkir dilakukan dengan
melibatkan instansi terkait telah dilakukan secara rutinitas untuk penertiban.

78

Perpakiran ini perlu dilakukan langkah-langkah terobosan dalam


manajemen misalnya menata lahan parkir di beberapa jalan strategis dan
pusat perdagangan yang ramai misalnya di Jalan Yos Sudarso dan Pasar
Besar dan jalan ramai lainnya. Sebenarnya untuk pusat pertokoan modern di
beberapa tempat telah melakukan digitalisasi atau penggunaan teknologi
sedangkan untuk fasilititas umum masih menggunakan manual sehingga
perlu dilakukan pembenahan dengan menggunakan sistem

informasi

digitalisasi. Sedangkan dari aspek sumberdaya manusia perlu dilakukan


peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan sebuah kebutuhan
melalui bimbingan teknis bagi petugas parkir, pegawai dan aparat lainnya
sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
2.5.1.8.Lingkungan Hidup
Ada beberapa macam bidang yang mencakup analisa penguatan
kualitas lingkungan hidup yakni pelestarian pengendalian, pencegahan,
pengawasan lingkungan.

Pencemaran Status Mutu Air


Kota Palangka Raya terdiri dari beberapa sungai, anak sungai,

danau maka tidak lepas dari permasalahan pencemaran air yang diakibatkan
oleh aktivitas rumah tangga penduduk yang mendiami di pinggiran sungai.
Untuk mengendalikan pencemaran telah dilakukan uji pencemaran air di
beberapa titik sampel yang ada di Sungai Kahayan dan Sungai Rungan.
Sampel diambil dari air permukaan, air tengah sedangkan air dasar sungai
belum dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup. Titik tersebut diambil
dengan memperhatikan keterwakilan atau representatif titik sampel dari hulu
sampai dengan hilir misalnya di Dermaga Takaras, Pelabuhan Tangkiling,
Jembatan Kahayan, Pelabuhan Rambang, Terusan Tuwan, Bereng Bengkel
dan Kameloh Baru. Tabel di bawah ini menyajikan kondisi penanganan atau
uji pencemaran air.

79

Tabel 2.52
Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
1. Uji pencemaran air
2 Uji
3 Uji
2 Uji
3 Uji
2 Uji
(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

2013
2 Uji

Tabel 2.53
Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Dermaga
Takaras
Pelabuhan
Tangkiling
Kelurahan
Marang
Terusan
Tuwan
Pelabuhan
Rambang
Jembatan
Kahayan

2013

5,4

2,1

4,9

4,6

0,3

1,2

1,8

2,4

2,5

2,3

1,0

2,3

3,5

5,5

3,5

5,1

5,0

0,3

0,5

1,8

2,9

2,1

0,9

2,7

1,8

5,3

3,3

0,3

0,3

2,4

2,4

2,8

0,9

5,6

4,6

1,8

5,5

4,1

4,1

1,0

2,1

2,1

3,2

3,8

2,1

3,0

2,1

2,1

2,9

8,5

8,5

0,9

2,1

3,0

3,4

3,5

3,4

2,2

3,4

5,7

1,8

3,4

3,4

0,6

2,1

3,0

3,5

3,5

3,5

1,0

3,5

4,1

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)


Dari sungai dan rawa yang dimiliki Kota Palangka Raya, hanya
terdapat 6 lokasi pengambilan sampel yang kualitasnya dipantau. Hasil
pemantauan status mutu air dan pencemaran status mutu air di sungai Kota
Palangka Raya masih dalam ambang pengendalian, artinya air sungai yang
ada masih dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan minum dengan
memasak kembali. Kondisi air masih dalam batas ambang baku mutu.

Penanganan Pencemaran air, tanah dan udara


Pengelolaan air limbah sampai saat ini belum sepenuhnya mampu

ditangani oleh Pemerintah Kota Palangka Raya terutama dalam sarana dan
prasarana. Penanganan air limbah selama ini diusahakan oleh masyarakat
secara swadaya untuk membuat septick tank yang sederhana dan cubluk.
Akan tetapi penduduk Kota Palangka Raya tidak semuanya memiliki septick
tank dan cubluk, mereka membuang air limbah langsung kedalam badan air
Sungai Kahayan, Sungai Rungan-Manuhing dan Sungai Sabangau.
Penggunaan kawasan sungai sebagai tempat pembuangan tinja
masih tinggi terutama yang tinggal di bentaran sungai. Secara umum
masyarakat Kota Palangka Raya yang mempunyai akses terhadap jamban

80

keluarga, jamban umum atau jamban bersama dilengkapi dengan bangunan


pengolah seperti cubluk dan tangki septic masih belum berkembang,
kalaupun tersedia hanya terbatas di kawasan pusat perdagangan.
Untuk memulai keterlibatan Pemerintah dalam penanganan air
limbah di Kota Palangka Raya hanya terbatas pada tempat-tempat umum
seperti penyediaan WC umum. Pada beberapa tempat telah dibangun MCK
Plus, akan tetapi tempatnya tidak melalui studi dan sosialisasi yang baik
sehingga pembangunan air limbah tersebut tidak berjalan optimal. Oleh
karena itu diperlukan suatu studi yang dapat memberikan informasi tentang
pembangunan pengelolaan limbah secara komunal, seperti pembangunan
MCK Plus, memperbaiki IPLT dan pembangunan IPAL. Cakupan layanan
Pengolahan limbah tinja di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) saat ini
sekitar 146.000 jiwa penduduk dengan jumlah volume tinja yang diolah 248,5
m3/minggu.
Pencemaran udara menjadi masalah yang penting juga dikarenakan
setiap tahun di Kota Palangka Raya pada musim kemarau terjadi kebakaran
lahan

yang

dilakukan

oleh

perorangan

atau

perusahaan

untuk

membersihkan lahannya dan juga diakibatkan oleh asap dari cerobong


pabrik. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya melakukan
pemadaman di titik kebakaran api dengan kerjasama instansi terkait
sedangkan pencemaran asap dari pabrik dengan melihat dampaknya
selanjutnya dilakukan rekomendasi pabrik untuk mengurangi pencemaran
tersebut. Tahun 2011-2012 tidak banyak pencemaran udara yang terjadi di
Kota Palangka Raya. Berikutnya disampaikan ISPU yang terjadi di Kota
Palangka Raya tahun 2008-2012 dan kebakaran hutan-lahan tahun 20092012.

81

Tabel 2.54
ISPU di Kota Palangka Raya tahun 2010-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kategori
Tidak ada Nilai
Baik
Sedang
Tidak sehat
Sangat Tidak sehat
Berbahaya
Jumlah

2010
152
195
18
365

2011
47
249
58
11
365

2012
4
321
32
9
366

2013
339
19
2
360

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)


Tabel 2.55
Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.

Kecamatan
Sabangau
Pahandut
Jekan Raya
Bukit Batu
Rakumpit

2009
114
242
357,5
11
11,5

Luas Lahan (Ha)


2010
2011
2012
56,4
15,5
22,05
271
72,72
16,1
21
5

2013
22,05
72,72
21
5

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)


Kasus lingkungan akan ditangani jika ada laporan dari masyarakat
sebagai contoh misalnya pencemaran tanah dan akan dilakukan pengecekan
lapangan jika ada laporan dari masyarakat tetapi di Kota Palangka Raya
jarang terjadi. Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, dalam rangka
menangani permintaan uji laboratorium oleh pihak pemrakarsa baik
perorangan, perusahaan, pabrik telah memberlakukan Perda Kota Palangka
Raya Nomor 10 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah. Hal ini bertujuan mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara
serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Dalam rangka pelestarian lingkungan sudah dilakukan langkah
kongkret misalnya dalam bentuk Adiwiyata yang dilakukan di sekolah dari
jenjang SD sampai dengan SMA yang ada di Kota Palangka Raya. Pada
tahun 2012 telah membina sekolah sebanyak 13 sekolah yang ada di Kota
Palangka Raya. Pembinaan ini meliputi sejak dini memanfaatkan lingkungan

82

bersih dengan memilah sampah lewat pembelajaran sekolah, kurikulum,


tenaga pengajar.

Pengelolaan sampah
Penanganan sampah selama ini hanya terbatas atau terkonsentrasi

pada Kecamatan Pahandut, Jekan Raya dan sebagian kecil Kecamatan


Sabangau

sedangkan Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit belum

tertangani dan volume sampah relatif kecil. Sampah yang terdapat di


Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya ini banyak ditemukan berserakan dan
meluber di luar dari bak sampah atau kontainer yang berada di jalan-jalan
strategis

dan

lingkungan.

Hal

ini

menimbulkan

tidak

bagusnya

pemandangan, kebersihan lingkungan.


Sedangkan Rakumpit, sampah masih dianggap belum menjadi
permasalahan terkait dengan luas wilayahnya, dengan demikian pencatatan
tentang jumlah sampah yang diproduksipun belum tersedia. Indikasi ini harus
menjadi perhatian mengingat sampah yang saat ini diproduksi semakin lama
semakin menuju pada sampah plastik yang memiliki daya rusak tinggi bagi
lingkungan.

Persentase Penduduk Berakses Air Minum


Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat.

Sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Palangka Raya
berasal dari air tanah dalam dan air permukaan. Pemenuhan kebutuhan air
bersih untuk rumah tangga di

Kota Palangka Raya sebagian besar

bergantung pada air hujan, air sungai dan sumur bor serta tentunya air
ledeng atau PDAM.
Penyediaan kebutuhan sarana air bersih di Kota Palangka Raya
terbatas hanya pada daerah perkotaan terutama pada pusat kota (Kelurahan
Pahandut, Langkai, dan Kelurahan Palangka). Pelayanan sarana air bersih
untuk masa mendatang diharapkan akan lebih luas lagi cakupannya,
sehingga lebih banyak penduduk yang dapat menikmati pelayanan air bersih.
Pelayanan jaringan air bersih yang disediakan baru menjangkau sebagian
kecil kebutuhan penduduk. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,

83

sebagian besar penduduk masih memanfaatkan sumur galian, pompa dan


sungai.
Tabel 2.56
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tahun 2009-2013
No
1.

Uraian

2009
14.531
16.086

Rumah Tangga
Jumlah

Tahun
2011
15.235
17.087

2010
14.656
16.347

2012
15.026
17.056

2013
15.026
17.056

(Sumber : PDAM Kota Palangka Raya, 2013)

Cakupan Pengawasan terhadap


Lingkungan Hidup

Pelaksanaan Amdal

dan Kasus

Jumlah perusahaan di Kota Palangka Raya tidak banyak misalnya


perusahaan karet, perhotelan dan usaha lainnya yang telah melakukan wajib
amdal. Perusahaan tersebut yang kegiatannya diawasi, pengawasan
terhadap perusahaan yang telah melakukan amdal wajib dilakukan
mengingat hal ini dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi.
Sedangkan dari jumlah kasus lingkungan yang telah ditangani oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya dilakukan jika ada laporan dari masyarakat
untuk ditindaklanjuti dengan melihat langsung dan menganalisis kondisi
lapangan.

Pemerintah

Kota Palangka Raya

memberikan rekomendasi

terhadap kasus tersebut.


2.5.1.9. Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Palangka Raya

melayani dokumen kependudukan terdiri (1). Dokumen kependudukan dan


(2). Surat Keterangan Kependudukan. Selain pelayanan administrasi
kependudukan tersebut diatas, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Palangka

Raya

kependudukan.

juga
(2).

melayani:

Pelayanan

(1).

Pelayanan

perpindahan

pengolahan

penduduk

masal

data
(3).

Penyusunan daftar penduduk potensial pemilih pemilu.


Mengingat luas wilayah dan kondisi geografis sehingga untuk
memperpendek jarak pelayanan bagi penduduk yang berada di wilayah yang
jauh dari pusat pemerintahan, Pemerintah Kota Palangka Raya telah

84

mengambil kebijakan terkait pembuatan KTP dapat dilaksanakan di 5(lima)


Kantor Kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya.
Dalam rangka pelayanan yang dilakukan, kinerja kependudukan
dapat dikatakan perlu adanya perbaikan baik pelayanan, sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana sehingga pelayanan KTP, akte kelahiran,
akte nikah, KTP Nasional berbasis NIK yang ada di Kota Palangka Raya
dapat berlangsung optimal. Lemahnya kinerja ini juga disebabkan karena
masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen
kependudukan. Kota Palangka Raya pada tahun 2009-2013 belum
mempunyai database kependudukan sehingga untuk tahun mendatang perlu
dilakukan kegiatan database kependudukan dalam rangka memperkuat
sistem informasi dan data kependudukan yang akurat.
Tabel 2.57
Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013
No.

Capaian(Persen)
Indikator Kinerja

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Rasio penduduk ber KTP

81

95

34

42

44

2.

Rasio bayi berakte kelahiran

77

47

37

27

25

3.

Rasio pasangan berakte nikah

26

26

30

19

13

4.

Kepemilikan KTP

87

95

34

30

44

5.

Kepemilikan akta kelahiran per


1000 penduduk
Penerapan KTP Nasional
berbasis NIK

64

96

46

12

12

52

59

61

6.

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


Tahun, 2013)

Kota Palangka Raya

2.5.1.10. Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Pemberdayaan Perempuan
Dilaporkan kepada Pihak Kepolisian Republik Indonesia khususnya

pada Polres Kota Palangka Raya. Kejadian Kekerasan dalam Rumah


Tangga (KDRT) di

Kota Palangka Raya sebagian besar disebabkan

pemukulan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 2.58 di bawah ini.

85

Tabel 2.58
Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangka Raya
No

Indikator Pemberdayaan Perempuan

2011

2012

2013

1.

Prosentase Perempuan yang aktif di lembaga


pemerintahan
Jumlah Perempuan yang aktif di lembaga swasta
Jumlah kejadian KDRT
Tenaga kerja dibawah umur
TPAK perempuan ( %)
Upaya perlindungan terhadap perempuan dan
anak

62,45

62,73

62,45

265
64
0
36,85
45

300
37
0
33,37
45

367
45
0
33,37
48

2.
3.
4.
5.
6.

(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota


Palangka Raya Tahun 2013)

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Tabel 2.59
Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013

No.

Indikator Kinerja

Capaian
2009

2010

2011

3,016

3,016

2.

Rata-rata jumlah anak per


keluarga
Rasio akseptor KB

78,26

78,3

3.

Cakupan peserta KB aktif

25.602

26.233

26.966 35.385 31.232

4.

Keluarga Pra Sejahtera dan


Keluarga Sejahtera I

12.044

12.044

10.698 11.305 11.236

1.

2012

2013

3,016

2,6

2,6

76,8

78,3

78,40

(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota


Palangka Raya, 2013)
Jumlah peserta keluarga berencana Aktif yang menggunakan
metode kontrasepsi jangka pendek (pil, suntik, kondom) selalu meningkat
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Salah satu faktor meningkatnya
peserta program KB adalah dengan penambahan jumlah pelayanan
posyandu dan penyuluh keluarga berencana yang aktif dalam melakukan
sosialisasi dan memberikan pemahaman arti pentingnya program keluarga
berencana.

86

2.5. 1.11. Sosial


Pelayanan sosial merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan
untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar
mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya
mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui
tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber
yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.
Tabel 2.60
Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No.
1.
2.
3.

Indikator Kinerja
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti
jompo dan panti rehabilitasi
PMKS yang memperoleh bantuan social
Penanganan penyandang masalah
kesejahteraan social

Capaian
2010

2011

2012

2013

2.461

1.976

2.089

1.839

2.886

3.215

3.725

4.596

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)


Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan sosial di

Kota

Palangka Raya selama periode 2009-2013 dapat diamati terhadap PMKS


yang memperoleh bantuan sosial dan penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
2.5. 1.12. Ketenagakerjaan
Tabel 2.61
Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Pengangguran
Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Karakteristik
Angka partisipasi angkatan kerja
Angka sengketa pengusaha-pekerja
per tahun
Tingkat partisipasi angkatan kerja
Pencari kerja yang ditempatkan
Tingkat pengangguran terbuka
Keselamatan dan perlindungan
Perselisihan buruh dan pengusaha
terhadap kebijakan pemerintah daerah

2009
87.692
-

Tahun
2010
2011
99.736
110.326
-

2012
94.054
-

60,34
1.581
9,17
-

62,51
1.546
8,48
-

57,79
408
6,38
-

67,02
390
3,82
-

(Sumber:Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya, 2013)

87

Peningkatan jumlah penduduk

Kota Palangka Raya berdampak

pada jumlah angkatan kerja yang juga mengalami peningkatan. Menurunnya


jumlah tenaga kerja di perusahaan dan jumlah pencari kerja mengindikasikan
dua hal penyebab yaitu meningkatnya jumlah wirausahawan,

data yang

ditunjukkan di atas tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini


dikarenakan tidak semua para pencari kerja mendaftarkan dirinya di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya sehingga jumlah
mereka tidak dapat terdeteksi secara baik.
2.5. 1.13. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Kinerja Pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 pada masingmasing indikator sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 2.62
Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
No

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Persentase koperasi aktif

Indikator

95,77

65,71

65,71

87,40

87,78

2.

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM

8.988

9.985

10.005

10.374

10.374

3.

Jumlah BPR/LKM

11

11

11

4.

Usaha Mikro dan Kecil

8.997

9.994

10.016

10.385

10.385

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka


Raya, 2013)
Tabel di atas menunjukkan jumlah koperasi aktif dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi. Sebagai badan usaha yang
penting dan jumlah koperasi yang aktif banyak maka perlu dilakukan
pengembangan koperasi baik di sisi masyarakat maupun pembina. Dampak
dari aktifnya koperasi ini maka pemahaman pola-pola pembinaan koperasi
oleh pemerintah selama ini sudah bisa dirasakan sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan anggota. Program-program yang dibiayai oleh pemerintah
telah sesuai sasaran atau bisa dinikmati oleh warga koperasi seluruhnya.
Contohnya penyaluran dana bergulir oleh pemerintah melalui koperasi.
Pemerintah melalui perbankan menyalurkan dana bergulir pada
koperasi untuk memperkuat permodalan koperasi, terutama unit simpan
pinjam. Selanjutnya, koperasi juga harus diberi kesempatan yang seluasluasnya untuk menciptakan jalinan kerjasama melalui jaringan usaha

88

koperasi, menggalang solidaritas serta melakukan joint venture antar


koperasi dan dengan non koperasi.
Usaha mikro dan kecil juga ditopang dengan semakin banyaknya
jumlah BPR yang berkembang di Kota Palangka Raya. Jumlah BPR dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dari 9-11
BPR.
2.5. 1.14. Penanaman Modal
Dukungan dalam peningkatan penanaman modal di Kota Palangka
Raya terlihat dari kemudahan prosedur administrasi dalam mengurus
investasi melalui pelayanan perizinan satu atap melalui Badan Pelayanan
Perizinan dan Penanaman Modal Terpadu. Rencana penanaman modal
asing sampai dengan tahun 2012 menunjukkan peningkatan tetapi untuk
rencana penanaman modal dalam negeri di Kota Palangka Raya tidak ada
peningkatan alias stagnan/tetap.
Peningkatan investasi yang terjadi pada rencana PMA ada pada
sektor jasa lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya pergeseran sektor usaha
yang terjadi di Kota Palangka Raya dan berakibat pada meningkatnya
penanaman modal, khususnya dari investasi luar negeri (asing). Untuk
rencana PMDN belum terlihat rencana penambahan investasinya di Kota
Palangka Raya ini selama tahun 2013, investasi ini hanya meneruskan
investasi yang sedang berjalan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 2.63
Rencana PMDN yang Disetujui Pemerintah Menurut Sektor
di Kota Palangka RayaTahun 2011-2012
2011
Sektor /Sub Sektor
(1)
1. Perkebunan
2. Perikanan
3. Kehutanan
4. Pertambangan
5. Industri Kayu
6. Industri Kimia
7. Perhotelan
8. Jasa Angkutan
9. Real Estate

Jumlah
investasi
(2)
0
0
0
0
0
0
0
1
0

Nilai
(Rp.Juta)
(3)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
6.250,00
0,00

2012
Jumlah
investasi
(4)
0
0
0
0
0
0
0
1
0

Nilai
Rp. (Juta)
(5)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
6.250,00
0,00

2013
Jumlah
investasi
(6)
0
0
0
0
0
0
0
1
0

Nilai
Rp. (Juta)
(7)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
6.250,00
0,00

89

10.Jasa Lainnya
11. Industri Karet
Remah
Jumlah

136.388,63

136.388,63

136.388,63

0,00

0,00

65.000

142.638,63

142.638,63

207.638.63

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)


Tabel 2.64
Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Kota
Palangka RayaTahun 2011-2013
Sektor /Sub Sektor
(1)
1. Perkebunan
2. Perikanan
3. Kehutanan
4. Pertambangan
5. Industri Kayu
6. Industri Kimia
7. Perhotelan
8. Jasa Angkutan
9. Real Estate

2011
Jumlah
Nilai
investasi
(000 US
$)
(2)
(3)
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
1
0,00
0
0,00

10.Jasa Lainnya

11. Industri Karet


Remah

0,00

2012
Jumlah
Nilai
investasi
(000 US
$)
(4)
(5)
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0

0,00

2013
Jumlah
investasi
(6)
0
0
0
0
2
0
1
0
1

0,00

22

0,00

0,00

(7)
0,00
0,00
0,00
0,00
666,94
0,00
600,00
0,00
400,00
47.293,59
Rp. 104.312,57

0,00
26

Jumlah

Nilai
Rp. (Juta)

0,00

48.960,53
Rp.
104.312,57

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)

Tabel 2.65
Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di
Kota Palangka Raya (Ribu US$) 2009-2013
No

Tahun
2009

Jumlah
Investasi
11

Rencana
(Rp)
34.098,03

1.
2.

2010

21

3.

2011

4.
5.

Realisasi

1.206,00

3,54

38.900,53

606,00

1,56

25

43.900,53

1.424,94

3,25

2012

26

47.700,53

1.495,31

3,13

2013

26

48.900,53

1.450.17

2,96

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

90

Tabel 2.66
Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) di Kota Palangka Raya (Juta Rp.) 2009-2013
No

Tahun
2009

Jumlah Investasi
10

Rencana
453.745,11

Realisasi
320.376,70

%
70,61

1.
2.

2010

132.738,63

29.894,00

22,52

3.

2011

142.638,63

993,48

0,70

4.

2012

142.638,63

384.126,74

269,30

5.

2013

207.638,63

384.126,74

185

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)


Berdasarkan data yang berasal dari Badan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah dalam Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya
2012 Tenaga kerja yang direncanakan untuk mengerjakan investasi PMA di
kota Palangka Raya pada tahun 2012 sebanyak 3.212 orang tenaga kerja
indonesia dan 84 orang tenaga kerja asing, tidak sesuai dengan realisasi
yang terjadi didalam pengerjaan investasi tersebut yaitu tenaga kerja
indonesia hanya 255 orang dan tenaga kerja asingnya 12 orang saja.
2.5. 1.15. Kebudayaan
Melalui Perpres No. 92 tahun 2011 fungsi kebudayaan diintegrasikan
dengan pendidikan. Berikut diuraikan kinerja kebudayaan di Kota Palangka
Raya.
- Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Seni dan budaya

Kota Palangka Raya pun tidak terlepas dari

kebudayaan suku Dayak. Dalam tiga tahun terakhir ini telah diselenggarakan
festival seni dan budaya diantaranya experimentasi seni tari tradisional
Dayak, rekaman Karungut dan musik tradisional, ukiran dan seni patung
khas Dayak, Tatto Dayak, anyaman rotan dan purun, benang bintik, mandau
talawang, festival kesenian daerah dan luar daerah, tiwah, kuntau, pagelaran
dialog seni. Experimentasi seni yang dilaksanakan tersebut sebagai upaya
untuk memunculkan, mengembangkan daya dan kreativitas dari seniman,
sanggar, budayawan yang ada di Kota Palangka Raya dan sebagai ajang
pameran pembangunan kepada masyarakat. Rekaman karungut yang

91

merupakan lagu dan musik asli Suku Dayak dilakukan dalam rangka
memberdayakan rekaman pemusik lokal baik perorangan maupun kelompok
dan perakam lokal. Rekaman karungut tersebut saat ini telah dilakukan
pendistribusian hasil rekaman dalam jumlah yang terbatas ke masyarakat,
hotel, pertemuan, pameran regional ataupun nasional.
Pada

tahun

2012

telah

dilaksanakan

Dialog

Seni

dengan

menghadirkan tokoh masyarakat, seniman dan budayawan, ahli kebudayaan


baik dari lokal maupun nasional. Tema dalam dialog Budaya tersebut
disesuaikan dengan kondisi kelokalan sebagai bentuk kepedulian dan
perhatian pemerintah secara menyeluruh terhadap pembangunan dan
pelestarian seni budaya yang ada di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.67
Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2010-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.

Uraian

2010

2011

2012

2013

Experimentasi Seni
Rekaman
karungut
dan Musik Tradisional
Festival
Kesenian
dalam dan
Festival Kesenian luar
Daerah
Pagelaran Dialog Seni

1 experimentasi
1 Rekaman

1 experimentasi
1 Rekaman

1 experimentasi
1 Rekaman

1 experimentasi
1 Rekaman

1 festival

1 festival

1 festival

1 festival

1 festival

1 festival

1 festival

1 festival

1 dialog

1 dialog

1 dialog

1 dialog

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)


Walaupun pagelaran atau festival seni dan budaya dari frekuensi
tidak terlalu banyak namun pelaksanaan festival seni di Kota Palangka Raya
telah berjalan dengan baik bahkan melewati target yang ditetapkan.
Alangkah baiknya jika festival seni dan budaya dapat dilaksanakan dengan
frekuensi yang lebih sering karena dapat memberikan ruang bagi kearifan
lokal sehingga akan memperkuat ciri khas bangsa Indonesia di tengah
gempuran kebudayaan asing.
Di sisi lain, pelaksanaan festival seni dan budaya tentunya akan
terkait dengan perkembangan ekonomi. Festival seni dan budaya dapat
menunjang kegiatan pariwisata sehingga dapat menggerakkan roda ekonomi
masyarakat. Pada tahun 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota

Palangka Raya melaksanakan Festival Budaya Isen Mulang dan menyeleksi


92

Pemilihan Putra Putri Pariwisata yang merupakan agenda tahunan dan


bertujuan untuk mencari bibit-bibit siswa berprestasi bidang pariwisata,
kebudayaan, kesenian, baik pelajar di tingkat Sekolah Dasar/MI, SMP/MTs
hingga SMA/MA serta SMK maupun generasi muda.
- Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada di Kota
Palangka Raya sangat terbatas. Terkait dengan hal ini maka perlu
diupayakan peningkatan jumlah sarana penyelenggaraan festival seni dan
budaya sehingga masyarakat umum khususnya generasi muda, budayawan,
seniman dapat lebih terintegrasi dengan kebudayaan lokal. Pada tahun
2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada bengkel kesenian, keberadaan
bengkel kesenian ini diharapkan sebagai sarana sebagai tempat praktek bagi
generasi muda, budayawan, seniman mengaktualisasi seni dan budaya lokal
sehingga degradasi seni dan budaya di era globalisasi dapat terkendali.
Pada tahun 2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada dewan
kesenian. Dewan kesenian ini nantinya dapat memperkuat kelembagaan
seni dan budaya yang ada di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.68
Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No
Uraian
1. Bengkel kesenian
2. Dewan Kesenian
3. Sanggar

2010
14 set

2011
14 set

2012
14 set

2013
14 set

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)


- Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
Cagar budaya yang dilindungi di

Kota Palangka Raya adalah

Sandung Ngabeh Soekah, Tugu Tiang Pancang Pembangunan Pertama


Provinsi Kalimantan Tengah, Rumah Tradisional Tjilik Riwut, Sandung Bawik
Kuwuh Mungku Baru, Rumah Tradisional Sei Gohong. Kondisi cagar budaya
tersebut dalam kondisi terawat dan baik kecuali Rumah Tradisional Sei
Gohong yang perlu ada perbaikan. Sandung, tugu dan rumah tradisional

93

tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang


agama. Hindu Kaharingan yang merupakan agama nenek moyang Suku
Dayak dan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa ini.
2.5. 1.16. Kepemudaan dan Olahraga
Organisasi kepemudaan

di Kota

Palangka Raya

merupakan organisasi nasional, organisasi regional

ada yang

dan organisasi

kedaerahan. Ini tentunya dapat menunjang peran pemuda dalam proses


pembangunan di

Kota Palangka Raya. Disamping itu, menggambarkan

kapasitas pemerintah kota dalam memberdayakan masyarakat untuk


berperan serta dalam pembangunan dan dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baiknya kesadaran masyarakat Kota Palangka Raya untuk
melakukan olahraga dan menjaga kesehatan.
Tabel 2.69
Organisasi Pemuda dan Sarana Olahraga Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Uraian
Jumlah organisasi pemuda
Jumlah organisasi olahraga
Jumlah kegiatan kepemudaan
Jumlah kegiatan olahraga
Gelanggang / balai remaja (selain
milik swasta)
Lapangan olahraga

2009

2010

2011

2012

2013

9
20
8
9
2

15
35
8
11
4

20
45
9
12
7

25
55
10
15
12

30
63
12
14
15

20

30

45

55

60

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,


2013)
2.5. 1.17. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri di Kota Palangka Raya selama periode 2009-2013 pada
masing-masing indikator disajikan pada tabel di bawah ini.

94

Tabel 2.70
Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri Tahun 2009-2013
Tahun (Persen)
No
Indikator
2013
2009
2010
2011
2012
1. Kegiatan pembinaan terhadap
100
100
100
100
100
LSM, Ormas dan OKP
2. Kegiatan pembinaan politik daerah
100
100
100
100
100
(Sumber: Badan Kesbangpol Kota Palangka Raya, 2013)
Tabel di atas menggambarkan bahwa peran serta masyarakat dalam
pembangunan semakin meningkat seperti kegiatan pembinaan terhadap
LSM, Organisasi Masyarakat dan OKP. Selama tiga tahun yaitu 2009 hingga
tahun 2013 kegiatan pembinaan sebanyak 100%. Hal tersebut ditunjukkan
dengan semakin baiknya hubungan antara pemerintah dengan LSM, Ormas
dan OKP serta partai politik.
2.5. 1.18.Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah
terkait dengan perangkat daerah di Kota Palangka Raya selama periode
2009-2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

No
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.

Tabel 2.71
Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah tentang
Perangkat Daerah
Tahun
Indikator
2009
2010
2011
2012
Rasio jumlah Polisi Pamong
Praja per 10.000 penduduk
Jumlah Linmas per Jumlah
10.000 Penduduk
Rasio Pos Siskamling per jumlah
desa/kelurahan
Pertumbuhan ekonomi
Kemiskinan
Sistem informasi Pelayanan
Perijinan dan adiministrasi
pemerintah
Penegakan PERDA

2013

9,55

8,69

8,32

8,06

8.71

39,80

40,73

40,06

39,19 47,04

23,33

23,33

20,00

20,00 31,00

6,09
4,76

5,55
5,24

6,95
4,69

6,99
4,24

7,55
-

12 Perda

12 Perda

12
Perda

12
Perda

12
Perda

95

Tahun
No

Indikator

Cakupan patroli petugas Satpol


PP
Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 (ketertiban,
9.
ketentraman,
keindahan) di kota
Petugas Perlindungan
10. Masyarakat (Linmas) di kota
Cakupan pelayanan bencana
11. kebakaran kota (kecamatan)
Tingkat waktu tanggap
(response time rate) daerah
12.
layanan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK)
8.

2009

2010

2011

2012

2013

3 Kec

3 Kec

3 Kec

3 Kec

3 Kec

4 kali

4 kali

4 kali

4 kali

4 kali

Orang

900
Orang

900
Orang

1.080
Orang

1.150
Orang

3 Kec

3 Kec

3 Kec

3 Kec

3 Kec

15 menit

15
menit

15
menit

15
menit

800

15 menit

(Sumber:Dari berbagai sumber setelah diolah, 2013)


Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio Satpol PP terus
menurun, artinya cakupan pelayanan oleh petugas menjadi semakin kurang
baik. Hal ini berdampak kurang berdampak baik dalam membantu mengatasi
masalah keamanan masyarakat.
Selain polisi pamong praja, perlindungan masyarakat (Linmas) juga
berperan aktif dalam peningkatan upaya menjaga keamanan masyarakat.
Selama lima tahun terakhir, tercatat terjadi penambahan jumlah Linmas
sebanyak 180 orang. Bentuk pengamanan lain adalah berupa keberadaan
pos sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang berada di setiap
desa/kelurahan. Selama tiga tahun yaitu 2011-2013, jumlah siskamling yang
ada sampai pada tahun 2013 yang pembangunannya difasilitasi oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya sebanyak 27 unit diluar siskampling yang
dibangun masyarakat secara swadaya. Idealnya siskamling harus ada di
setiap RT (Jumlah RT di Kota Palangka Raya sebanyak 666 RT).
Kualitas pelayanan pemerintahan dan perizinan dapat ditunjukkan
oleh kesediaan sistem informasi pelayanan perizinan dan administrasi
pemerintah dan jumlah penegakan perda. Pada tahun 2013, sistem informasi
pelayanan perizinan dan administrasi pemerintah telah dibentuk dan
dioperasikan. Pada tahun 2013, penegakan perda telah dilakukan sebagai

96

upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan perda.


Kesadaran

masyarakat

terhadap

pentingnya

penegakan

perda

dan

pelanggaran K3 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) masih kurang dapat


dilihat dari jumlah pelanggaran perda dan pelanggaran K3 (Ketertiban,
ketentraman, keindahan) yang terus meningkat.
2.5. 1.19. Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan Utama
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dari tahun 2010-2012
ketersediaan pangan antara 25.319,88 ton/tahun dalam bentuk beras. Dari
aspek jumlah menunjukkan bahwa pangan yang ada telah mencukupi
kebutuhan masyarakat Kota Palangka Raya yang memerlukan pangan
dalam bentuk beras sebesar antara 23.018,07-23.765,59 ton/tahun.Dengan
demikian kalau dilihat dari kebutuhan dan ketersediaan beras yang ada
masih ada kelebihan beras sebesar

antara 2301,81- 2376,56 ton/tahun.

Melihat kondisi yang demikian itu maka

Kota Palangka Raya tidak

kekurangan beras, tetapi beras yang beredar justru sebagian besar bukan
berasal dari Kota Palangka Raya atau didatangkan dari luar misalnya dari
Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Kalimantan Selatan bahkan dari Pulau
Jawa.
Kondisi ini disebabkan karena produksi di Kota Palangka Raya
belum mampu mencukupi kebutuhan pangan utama masyarakat. Kontradiktif
dengan luasnya Kota Palangka Raya, kurangnya produksi beras tersebut
disebabkan karena untuk menanam padi dan memeliharanya memerlukan
biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh oleh
petani.
Sebagai kota yang berkembang cepat,

tentu

memiliki jumlah

penduduk yang terus bertambah dengan areal pertanian yang pemanfaatan


untuk sektor lain misalnya jasa, perdagangan tentu berakibat

makin

sempitnya lahan pertanian. Sebuah tantangan ke depan diharapkan Kota


Palangka Raya mampu secara mandiri memproduksi beras. Berikut ini
dijelaskan produksi padi dan jumlah jiwa yang ada di Kota Palangka Raya
selama 4 tahun terakhir dari 2010-2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

97

Tabel 2.72
Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2013
No

Tahun

Jumlah
Jiwa

1.
2.
3.
4.

2010
2011
2012
2013

220.962
224.663
231.959
244.500

Kebutuhan
Produksi
Pangan
(kg)
(Ton)
23.765,59
23.018,07
23.659,82
30.690,00

275,26
439,27
12,00
90,00

Ketersediaan
Ketersediaan
Pangan
Ketersediaan
Pangan dari
Berdasarkan
Pangan
Luar Daerah
Produksi
(ton)
(ton)
(kg)
154,75
25.987,40
26.142,15
246,96
25.072,92
25.319,88
6,75
26.019,05
26.025,80
50,40
33.707,00
33.759,00

(Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota


Palangka Raya, 2013)
2.5. 1.20. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang ada di Kota Palangka Raya melalui
LKK/LPM, PKK, LSM, posyandu serta karang taruna. Aspek penting dalam
suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun
sendiri

oleh

masyarakat

dan

mampu

menjawab

kebutuhan

dasar

masyarakat.
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) merupakan Lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat kelurahan sebagai wujud partisipasi
masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian. Selama 5 (lima)
tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 LKK yang di Kota Palangka
Raya tetap sama jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah
30 (tiga puluh) dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang
merupakan

mitra

kelurahan

dalam

perencanaan,

pelaksanaan

pembangunan. Demikian juga, PPK di Kota Palangka Raya selama 5 (lima)


tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 PPK yang tetap sama
jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah 30 (tiga puluh)
dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang merupakan mitra
kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Ditambah
dengan PKK Kecamatan sebanyak 5 (lima) serta PPK kota sebanyak 1
(satu).

98

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah Organisasi/Lembaga


yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia
secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak dibidang
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud
partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian
secara swadaya.
LSM dapat pula mengembangkan programnya sendiri dan bersinergi
dengan

program

pemerintah.

Besarnya

jumlah

LSM

aktif

akan

menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan


partisipasi

masyarakat

dalam

pembangunan

daerah

sebagai

upaya

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat daerah.


Besarnya posyandu yang aktif juga menunjukkan ketersediaan
fasilitas

penunjang

penyelenggaraan

pemerintahan

daerah

untuk

meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan


bidang kesehatan ibu, balita di Kota Palangka Raya. Untuk mengetahui
secara detail keberadaan peran LKK, PKK, LSM dan posyandu dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.73
Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka RayaTahun 2009-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pemberdayaan Masyarakat
Rata-rata jumlah kelompok binaan
lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM)
Rata-rata jumlah kelompok binaan
PKK
Jumlah LSM
LPM Berprestasi
PKK aktif
Posyandu aktif

2009

2010

2011

2012

2013

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

285
30
105

296
30
120

308
30
120

314
30
124

317
30
124

(Sumber : Berbagai Sumber setelah diolah, 2013)


2.5. 1.21. Statistik dan Kearsipan
Sejalan dengan tugas penyediaan data, Badan Statistik Kota
Palangka Raya telah bekerja sama dengan instansi terkait telah menerbitkan

99

dokumen resmi yang harus tersedia pada suatu wilayah. Dokumen dalam
Angka sebagai dokumen data resmi tersedia di Kota Palangka Raya secara
lengkap misal Selayang Pandang Kota Palangka Raya, Kota Palangka Raya
Dalam Angka, Kecamatan Pahandut Dalam Angka, Kecamatan Sabangau
Dalam Angka, Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya dan PDRB Kota
Palangka Raya dan sebagainya. Sejalan dengan kelengkapan yang
diharuskan ada dalam sebuah dokumen, Kota Palangka Raya dalam Angka
telah memenuhi standar isi yang ditetapkan.
Namun demikian masih terdapat data detail yang memang tidak
tersedia dalam Statistik tetapi tersedia di SKPD yang mengampu. Aspek
penting lain dari data statistik adalah terjadinya perbedaan data yang ada di
SKPD dengan yang ada di dokumen Statistik. Hal ini terjadi akibat dari
metode pengumpulan data yang berbeda. Perbedaan itu muncul diakibatkan
dari tujuan pengumpulan yang memang berbeda. Statistik memiliki standar
metodologi

yang telah baku demi

mendapatkan data

yang

dapat

diperbandingkan secara regional maupun nasional. Sementara itu data di


SKPD lebih berkaitan dengan tujuan pengambilan kebijakan yang mendesak
dan detail.
2.5. 1.22. Komunikasi dan Informatika
- Komunikasi dan Informasi
Layanan komunikasi dan informasi merupakan salah satu upaya
untuk

meningkatkan intelektual masyarakat

dan diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal perkembangan teknologi yang


semakin pesat, Keberadaan layanan komunikasi dan informasi ini dapat
mendukung kemajuan usaha diberbagai sektor bagi masyarakat Kota
Palangka Raya.

100

Tabel 2.74
Layanan komunikasi dan informasi Tahun 2010-2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indikator
Jumlah jaringan telepon seluler/
dibandingkan telepon stasioner
Rasio wartel terhadap penduduk
Rasio surat kabar nasional
terhadap surat kabar lokal
Rasio penyiaran radio lokal
terhadap jaringan televisi yang
masuk ke daerah
Ada tidaknya website milik
pemerintah
Jumlah pameran/ ekspo yang
dilakukan setiap tahun

2010

2011

2012

2013

350/7

370/8

406/10 470/12

1/90

1/90

2/100

2/96

4/5

4/7

4/9

5/10

16/4

16/5

23/04

20/15

(Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palangka


Raya, 2013)
2. Jaringan Komunikasi
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif dan
efisien kepada masyarakat dalam program pembinaan, pengembangan dan
pemberdayaan layanan jasa akses telekomunikasi sangat diperlukan
keterlibatan berbagai unsur seperti pemerintah, kalangan pengusaha,
maupun masyarakat. Perkembangan jaringan komunikasi di Kota Palangka
Raya terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang tinggi ini dengan
banyaknya jaringan komunikasi yang dibedakan menjadi seluler dan telepon
stationer. Jumlah operator jaringan seluler (telpon genggam) di

Kota

Palangka Raya sebanyak 7 operator sedangkan operator jaringan telepon


stationer sebanyak 1 operator. Di Kota Palangka Raya jaringan komunikasi
yang ada diantaranya AXIS, 3 (Tri), Indosat, Star One, Telkomsel, XL, Flexy.
Jaringan komunikasi seluler tersebut tidak semua dapat dimanfaatkan di 5
(lima) kecamatan di Kota Palangka Raya hanya jaringan Indosat (Mentari)
dan Telkomsel (HALO, SimPATI dan AS) yang dapat dimanfaatkan di 4
kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau, Bukit Batu) dan
Kecamatan Rakumpit sebagian wilayah yang terjangkau oleh operator.

101

Sedangkan jaringan komunikasi dalam bentuk telepon dengan


operator dari Telkom Indonesia yang dapat dimanfaatkan

di 2 (dua)

kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya).Dengan banyaknya jaringan


komunikasi di Kota Palangka Raya membuka peluang usaha dari berbagai
sektor baik dari sektor Perbankan, Pertanian, perdagangan, perindustrian,
jasa karena memberikan kemudahan dalam melakukan interaksi di
masyarakat, kita bisa tepat berkomunikasi tanpa harus memperhitungkan
ruang dan waktu. Berikut ini data menara telekomunikasi di Kota Palangka
Raya tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.75
Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya Tahun 2013
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Operator
PT. Telkomsel
PT. Indosat
PT. XL Axiata
PT. Hutchinson Cp Tel. (Three)
PT. Telkom (Flexy) ,
PT. Indosat-Star One DMA
PT. Mobile 8 (fren)
Jumlah

Jumlah Menara
59
18
9
17
8
9
120

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka


Raya, 2013)
Perkembangan

menara

telekomunikasi

tersebut

diatas

oleh

Pemerintah Kota Palangaka Raya dilakukan restribusi pengendalian menara


komunikasi sesuai dengan Perda Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun
2011 yang bertujuan untuk menggali pendapatan asli daerah guna
pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah.
Restribusi dilakukan terhadap orang pribadi atau badan yang menggunakan
atau menikmati pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi sebesar 2
% (dua persen) dari nilai jual obyek pajak bangunan yang digunakan sebagai
dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan terhadap bangunan menara
telekomunikasi seluler.

102

3. Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk


Angka rasio warnet/wartel per 1000 penduduk pada tahun 2012 di
Kota Palangka Raya sebesar 0,45 dengan jumlah wartel/warnet sebanyak
100

buah.

Di

setiap

kecamatan

tidak

merata,

berdasarkan

rasio

warnet/wartel per 1000 penduduk di Kecamatan Pahandut, Bukit Batu dan


Jekan Raya lebih mudah mendapatkan layanan wartel/warnet dibandingkan
dengan Kecamatan Sabangau dan Rakumpit. Sejalan dengan banyaknya
jaringan telekomunikasi di Kota Palangka Raya maka akan membuka
peluang usaha bagi para wirausahawan dengan memanfaatkan jaringan
komunikasi. Namun demikian, wartel atau warnet yang berkembang di Kota
Palangka Raya didominasi oleh game online ini dikawatirkan berdampak
negatif terhadap penggunanya yang kebanyakan usia remaja. Berikut ini
rasio warnet/wartel per 1000 penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.76
Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota Palangka Raya
Tahun 2013
No
1.
2.
3.
4.
5.

Kecamatan
Pahandut
Jekan Raya
Sabangau
Bukit Batu
Rakumpit
Jumlah

Jumlah Wartel

Jumlah Penduduk

60
30
1
9
100

78.504
116.478
14.546
12.132
3.003
224.663

Rasio Wartel
terhadap 1000
Penduduk
0,76
0,26
0,07
0,74
0,00
0,45

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka


Raya, 2013)
4. Surat Kabar Nasional/Lokal
Surat kabar yang ada beredar dibedakan media nasional dan lokal di
kalangan masyarakat Kota Palangka Raya. Media nasional yang beredar
diantaranya Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos,

Banjarmasin Post

sedangkan media lokal diantaranya Palangka Pos, Kalteng Pos, Tabengan,


Palangka Raya Ekspress, Megapos, Radar Palangka, Borneo News, Fattala,
Media Kalimantan. Kesemuanya itu memberikan informasi yang terjadi di
dalam dan luar negeri sehingga masyarakat dapat memilih dengan bijak
103

informasi yang dibutuhkan untuk keperluan informasi baik bisnis maupun


sosial.
5. Penyiaran Televisi Nasional dan Lokal
Tedapat 11 stasiun televisi nasional yang salurannya dapat
ditangkap di

Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya TVRI, TV

ONE, Metro TV, RCTI, SCTV, Trans TV, MNCTV, Global TV, ANTV, Trans 7,
Fiesta TV, Sindo TV. Stasiun televisi lokal yang salurannya dapat ditangkap
melalui antena di

Kota Palangka Raya melalui diantaranya Borneo TV,

Camar TV, Kalaweit Media, Duta Televisi Kalteng, Kalimantan Citra Televisi,
TVRI Kalteng. Sedangkan untuk stasiun televisi kabel yang salurannya dapat
ditangkap di Kota Palangka Raya sebanyak tiga saluran diantaranya oleh
PT. Citra Ilham Mandiri, PT. Provision Mandiri Netlink, PT. Permata Citra
Kahayan.
6. Penyiaran Radio Nasional dan Lokal
Tedapat 4 stasiun radio nasional yang salurannya dapat ditangkap di
Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya RRI PRO I Palangka Raya
FM 89.2 MHz, RRI PRO II Palangka Raya FM 92.4 MHz, RRI PRO III
Palangka Raya FM 95.1 MHz, RRI PRO IV Palangka Raya FM 95.9 MHz.
Sedangkan untuk stasiun radio lokal yang salurannya dapat ditangkap di
Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya Radio Sangkakala, Radio
Garantung, Radio Suara Duhup Haduhup (Sarita), Radio Kidung Shaloom,
Radio Dian Mandiri Barigas, Radio Evella Cahnnel, Radio Swara PKBI,
Radio Kalaweit, Radio Kalteng Pos, Radio Cinderanada Awigra, Radio
Cahaya Niki Sae, Radio Swara Navaria, Radio Borneo Citra Vokalia, Radio
Duta Swara Indah, Radio Ozonindo, Radio Wahana Suara Ewanglion (LPK).
7. Web Site Milik Pemerintah
Web Site yang dimilik oleh Pemerintah

Kota Palangka Raya

diantaranya :
-

www.Palangka Raya.go.id

bappeda.Palangka Raya.go.id

104

www.blh.Palangka Raya.go.id

www.kppt.Palangka Raya.go.id.

www.dinkes.Palangka Raya.go.id

www.kemenagkota.Palangka Raya.go.id

www.lpse.Palangka Raya.go.id

Dengan adanya web site milik pemerintah dapat dengan mudah memberikan
informasi yang cepat kepada masyarakat tanpa dibatasi dengan ruang dan
waktu, namun informasi yang disampaikan tersebut tentunya harus Up to
date.
-

Jumlah Pameran atau Expo


Dimulai dari peringatan HUT Koperasi dan Hari Jadi Kota Palangka

Raya dan Pemerintah Kota Palangka Raya yang dilaksanakan di beberapa


tempat yang berbeda Lapangan Mantikei, Gedung Tambun Bungai, Gedung
KONI berkembang menjadi Palangka Raya Fair yang merupakan agenda
tahunan Pemerintah Kota Palangka Raya. Kegiatan Pameran ini bertujuan
memberikan

informasi

hasil

pembangunan,

pengembangan

ekonomi

kerakyatan untuk peluang investasi atau permodalan bagi pengembangan


UMKM, sarana promosi agribisnis dan industri, menarik investor untuk
menamkan investasi di Kota Palangka Raya.
Pada tahun 2013 Kota Palangka Raya melaksanakan

Palangka

Raya Fair dengan mengundang pelaku usaha yang ada di Palangka Raya
dengan konsep menggunakan stand untuk pelaku usaha dan pasar rakyat
untuk masyarakat umum. Akan tetapi total pameran yang dilaksanakan di
Kota Palangka Raya hanya sebanyak 1 kegiatan dan angka ini terus sama
dari tahun 2010 hingga tahun 2013.
Diharapkan pada saat mendatang jumlah peserta pameran dapat
bertambah dengan mengundang pelaku usaha dari luar daerah dan instansi
teknis provinsi atau nasional.

Diharapkan mampu

menggerakkan roda

ekonomi masyarakat melalui pemberian ruang bagi usaha mikro, kecil dan
menengah dalam memasarkan produknya melalui penjualan produk maupun
transaksi bisnis.

105

2.5. 1.23. Perpustakaan


Jumlah perpustakaan yang berada di Kota Palangka Raya pada
tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun. Pada
Tahun 2009-2013 jumlah perpustakaan masing-masing sebanyak 3 (tiga), 9
(sembilan), 23 (dua puluh tiga), 30 (tiga puluh), 49 (empat puluh sembilan)
perpustakaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah perpustakaan maka
koleksi buku yang tersedia juga ditambah dan selalu meningkat setiap tahun.
Dengan adanya penambahan perpustakaan dan koleksi buku maka
disertai dengan peningkatan pengunjung perpustakaan umum kota dimana
pada tahun 2009 jumlah pengunjung 242 orang, tahun 2010 jumlah
pengunjung 300 orang, tahun 2011 jumlah pengunjung 406 orang, tahun
2012 jumlah pengunjung 613 orang, tahun 2013 jumlah pengunjung
sebanyak 286 orang atau menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
dikarenakan perhitungan untuk tahun 2013 dicatat pada semester pertama
saja. Berikut ini disajikan jumlah perpustakaan, pengunjung dan koleksi buku
di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.77
Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku
di Kota Palangka Raya Tahun 2009 - 2013
No.
1.
2.
3.
4.

5.

6.

Uraian
Pengelolaan Arsip Secara
Baku (Lembar)
Jumlah Perpustakaan
Jumlah Pengunjung
Perpustakaan Umum Daerah
Kota Palangka Raya
Jumlah Pengunjung Mobil
Perpustakaan Keliling
Koleksi Buku yang tersedia di
Perpustakaan Umum Daerah
Kota Palangka Raya (Jumlah
Judul)
Koleksi Buku yang tersedia di
Perpustakaan Umum Daerah
Kota Palangka Raya (Jumlah
Buku)

2009

2010

2011

2012

2013
(Semester 1)

400

700

23

30

49

242

300

406

613

286

10200

20494

19739

9773

727

990

3264

4159

5973

3041

3998

9002

12499

17704

(Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Palangka


Raya, 2013)

106

2.5.2. Urusan Pilihan


2.5.2.1. PertanianTanaman Pangan
- Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam membangun
perekonomian. Dengan dikembangkannya kegiatan pertanian di wilayah
Kota Palangka Raya maka akan lancar pula kegiatan jasa dan bisnis yang
berbasis agribisnis. Pertanian yang maju akan terlihat pada meningkatnya
produktivitas pertanian. Di sisi lain, meningkatnya produktivitas pertanian
akan menjadi penyangga ketahanan pangan di Kota Palangka Raya.
Permasalahan produktivitas pertanian bersumber dari kualitas lahan. Di Kota
Pangka Raya hampir tidak dapat menghasilkan padi sawah, sehingga untuk
tanaman pangan bertumpu pada padi ladang dan palawija. Tabel 2.79
menyajikan luas produksi dan produktivitas padi ladang dan palawija.
Tabel 2.78
Produksi dan Produktivitas Padi dan Palawija
di Kota Palangka Raya
No

1.
2.
3.
4.
5.

Tahun

2009
2010
2011
2012
2013

Luas
tanam
(Ha)
418
213
235
36
193

Padi
Produksi
Produktivitas
(Ton)
(ton/Ha)
688
275
439
12
82

1,64
1,29
1,86
0,33
0,42

Luas
tanam
(Ha)
1.390
1.272
1.267
528
820

Palawija
Produksi
Produktivitas
(Ton)
(ton/Ha)
4.490
3.610
3.478
1.256
2.171

3,23
2,83
2,74
2,37
2,64

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,


2013)
Penurunan produksi padi dan palawija tersebut sangat dipengaruhi
oleh penurunan luas panen tiap komoditi. Hal ini disebabkan lahan di Kota
Palangka Raya kebanyakan gambut, rawa, berpasir sehingga petani tidak
menanam komoditi tersebut karena biaya produksi yang besar mulai dari
penanaman, pasca panen dan pemasaran.
Bahan pangan lain yang mulai berkembang di Kota Palangka Raya
adalah buah-buahan (lihat tabel 2.79) dan sayur-sayuran (lihat tabel 2.80).
Pada saat musim panen buah-buahan banyak sekali atau over produksi.
Tetapi buah-buahan yang ada tersebut di Kota Palangka Raya belum

107

memasuki industriasi yang bersifat komersil atau pengolahan. Produksi


buah-buahan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Tabel 2.79
Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya 2008-2012 (Ton)
Tahun
Jenis Buahbuahan
2008
2009
2010
2011
2012
Sawo
Pepaya
Pisang
Nenas
Salak
Nangka
Rambutan
Duku/Langsat
Cempedak
Jeruk
Durian
Jambu
Alpukat
Buah-buahan
lainnya

2013

27,87
62,58
718,19
633,41
8,00
694,36
108,07
79,65
278,02
32,54
34,55
65,47
10,20

35,32
62,52
757,89
434,01
12,33
696,21
118,13
83,00
286,87
60,51
121,78
83,76
15,55

39,13
84,80
999,00
873,00
10,94
941,00
138,6
121,40
406,30
90.40
175,70
92,70
15,80

45,41
114,85
1.012,00
980,82
10,95
939,41
147,61
133,24
463,05
110,33
213,02
115,13
13,65

59
177
907,00
1.121,00
10,00
1.187
272,00
87,00
504,00
184,00
303,00
131,00
13,00

59
177
907,00
1.121,00
10,00
1.187
272,00
87,00
504,00
184,00
303,00
131,00
13,00

279,00

298,00

387,00

406,50

410,00

410,00

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,


2013)
Sayur-sayuran tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar
di Kota Palangka Raya.
Tabel 2.80
Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya 2008-2013 (Ton)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9

Jenis Buahbuahan
Tomat
Lombok
Terong
Sawi
Kacangkacangan
Ketimun
Bayam
Kangkung
Lainnya

2008

2009

Tahun
2010
2011

2012

2013

117,70
209,80
509,72
1.120,10

92,00
247,00
231,00
317,00
687,10
709,00
1.136,55 1.1558,00

23,15
357,75
747,21
1.496,50

447,00
587,00
907,00
1.190,00

447,00
587,00
907,00
1.190,00

1.628,42

1.648,00

2.265,00

2.378,5

1.941,00

1.941,00

410,06
524,65
874,60
869,83

410,06
546,55
972,05
880,00

570,70
729,90
1.216,00
1.100,00

581,72
816,08
1.224,15
1.155,00

904,00
1.016,00
922,00
972,00

904,00
1.016,00
922,00
972,00

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,


2013)

108

Kesulitan petani umumnya adalah memperoleh akses permodalan


dari sektor perbankan karena status kepemilikan lahan petani yang masih
belum bersertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan
untuk memperoleh modal usaha melalui perbankan. Selain itu juga
keterbatasan akses permodalan disebabkan oleh kurangnya informasi
tentang permodalan melalui perbankan. Namun pemerintah Kota Palangka
Raya berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada kelompok petani
yang berada di Kota Palangka Raya ini. Pelayanan ini dapat terlihat pada
upaya untuk membantu kelompok petani.
Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan
jumlah kelompok petani dan regu proteksi tanaman yaitu pada tahun 2008
terdapat 149 kelompok petani dan regu proteksi tanaman

berkembang

selama 5 (lima) tahun menjadi 181 kelompok petani dan regu proteksi
tanaman pada tahun 2012. Sebagaian kelompok petani dan regu proteksi
tanaman tersebut mendapatkan bantuan atau hibah dalam bentuk jasa,
modal, barang dari Pemerintah Kota, Provinsi atau Pusat. Kelompok Tani
dan Regu Proteksi Tanaman di Kota Palangka Raya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.81
Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota Palangka Raya
2008-2012
No
1.
2.

Jenis
Kelompok Tani
Regu Proteksi
Tanaman

2008
149

2009
157

Tahun
2010
2011
144
180

149

157

144

180

2012
181

2013
181

181

181

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,


2013)
Ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah kota terhadap petani
cukup tinggi terutama petani yang masih memiliki modal yang terbatas.
Pengembangan teknologi tepat guna bagi pertanian tentunya banyak
dilaksanakan diberbagai institusi baik instansi teknis pemerintah dan
penelitian pengembangan (litbang). Namun yang tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana mentransfer dan mensosialisasikan berbagai inovasi

109

kepada para petani.

Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya

manusia pelaku usaha tani yaitu petani itu sendiri. Rendahnya kualitas
sumber daya manusia ditandai oleh tingkat pendidikan dan keterampilan
yang rendah sehingga dapat mempengaruhi tingkat keberdayaan petani
pada khususnya.
2.5.2.2. Kehutanan dan Perkebunan
- Kehutanan
Sumber daya kehutanan merupakan potensi yang sangat strategis
untuk wilayah Kota Palangka Raya dan memiliki peranan yang sangat besar
bagi perkembangan daerah Kota Palangka Raya, yang diindikasikan dengan
peranan kehutanan dan perkebunan dalam memberikan kontribusi bagi
daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan
tenaga kerja, dan sebagai penunjang kehidupan masyarakat. Luas kawasan
yang memungkinkan untuk diusahakan dan dimanfaatkan di Kota Palangka
Raya seluruhnya seluas 248.754,72 Ha.
Kota Palangka Raya berupaya mengembalikan dan meningkatkan
kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan
indah sekaligus mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota
ditetapkan suatu kawasan hutan seluas 1.635 ha yang terletak di belakang
pusat pemerintahan Kota Palangka Raya telah ditetapkan oleh Walikota
melalui Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 98 Tahun 2010 tanggal
17 April 2010 sebagai Kawasan Hutan Taman Kota yang terbesar di dunia.
Kawasan

tersebut

terbagi

dalam

wilayah

pengembangan

berdasarkan zonasi-zonasi berdasarkan jenis tumbuhan dan vegetasi antara


lain: Zonasi Vegetasi Alami merupakan kawasan yang tetap dipertahankan
menjadi lokasi dengan vegetasi/tumbuhan alami dan khas rawa gambut,
Zonasi Vegetasi Non Alami (perkayaan) dengan jenis Anggrek lokal
Kalimantan Tengah dan tanaman adaptif lainnya. Zonasi ini akan
ditempatkan pada kawasan yang kurang memiliki vegetasi alami.
Untuk memberikan manfaat secara maksimal, maka kawasan Hutan
Kota akan dibangun dengan berbagai fasilitas pendukung antara lain

110

halaman parkir, bangunan pusat informasi kawasan, rest room, ruang


pertemuan, bungalow, jalan titian, tapal batas, pelabuhan kecil, dan
sebagainya. Selain itu pada kawasan ini akan dikembangkan sarana
pengembangan perikanan air tawar yang sekaligus menjadi sarana rekreasi,
akuarium air tawar yang berisi berbagai jenis ikan air tawar serta didukung
dengan prasarana wisata air seperti perahu dan sarana permainan lainnya.
Hutan kota dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan meliputi
penelitian dasar dan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan
penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian budaya.
-

Perkebunan
Terdapat beberapa tanaman perkebunan penting di Kota Palangka

Raya, yaitu karet, kopi, kelapa sawit dan kelapa serta jambu mete. Luas
areal kelapa sawit meningkat dengan sangat cepat sedangkan untuk
komoditi lain relatif tidak mengalami perubahan (lihat tabel 2.82).
Meningkatnya kerjasama lintas sektoral terutama dalam penanaman modal
di bidang perkebunan, jenis tanaman perkebunan karet luas arealnya dari
tahun ke tahun terus meningkat. Untuk perkebunan terdapat 4 (empat)
perusahaan perkebunan besar swasta kelapa sawit dengan luas lokasi
secara keseluruhan berjumlah sekitar 55.800 Ha, dimana 2 (dua)
perusahaan masih berstatus arahan lokasi, 1 (satu) perusahaan sedang
dalam proses pengajuan permohonan arahan lokasi, dan 1 (satu) lagi dalam
proses permohonan persetujuan prinsip perkebunan kelapa sawit.
Dilihat dari produktivitasnya maka karet adalah tanaman perkebunan
yang memiliki potensi sangat baik. Sebagai tanaman tradisional rakyat karet
memang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Karet tidak diragukan
adalah tanaman tradisional yang telah menjadi bagian dari masyarakat. Dari
perspektif lingkungan karet juga lebih baik. Secara ekonomi karet juga lebih
tahan terhadap gejolak pasar. Namun sangat disayangkan bahwa karet
belum dimanfaatkan secara baik, belum ada upaya yang sungguh-sungguh
untuk meningkatkan nilai tambahnya.

111

Tabel 2.82
Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya 2008-2013
Tahun
NO

2008

Jenis
Tanaman

Prod
uksi
(Ton)

Luas
(Ha)

1.

Karet

4.308,8

2.

Kopi

2,20

3.

Kelapa

4.
5.
6.

193,30

Jambu
Mete
Coklat
Kelapa
Sawit

2009

371,
7
0,2
31,1
6

Luas
(Ha)

1.700,
21
2,20

2010

Produk
si (Ton)

365,73
-

193,40

40,85

2011

Luas
(Ha)

Prod
uksi
(Ton)

4.249,
8
2,20
193,5
0

1.00
3,7
0,2
63,6
0

27,40

3,43

27,40

1,96

27,40

4,50

1,00

1,00
168,4
0

69,00

110,90

Luas
(Ha)

4.39
1
2,20
193,
70
22,2
0
168,
40

Prod
uksi
(Ton)

802,
9
59,8
0
3,50

13,5
5

2012
Luas
(Ha)

4.48
3,5
193,
70
14,2
0
732,
40

2013

Prod
uksi
(Ton)

2.93
1,1
65,6
0
2,00

Luas
(Ha)

4.483,
5
193,70
14,20

Prod
uksi
(Ton)

2.93
1,1
65,6
0
2,00

151,
00

732,40

151,
00

(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palangka Raya, 2013)


2.5.2.3. Perikanan dan Peternakan
Produksi perikanan di Kota Palangka Raya berasal dari perikanan
darat (rawa, danau, sungai) dan budidaya perikanan dengan menggunakan
kolam, karamba dan jaring apung. Produksi ikan yang dihasilkan Kota
Palangka

Raya

cukup

fluktuatif

(lihat

tabel

2.83),

sehingga

nilai

produksinyapun fluktuatif. Produksi yang fluktuatif terkait hal ini disebabkan


belum dikelolanya usaha budidaya perikanan secara optimal dan sebagian
besar masih ketergantungan dengan hasil tangkapan dari perairan umum
sehingga

produksinya ditentukan oleh lamanya musim kering /kemarau

setiap tahun.
Tabel 2.83
Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka Raya Tahun
2008-2013
Tahun
No
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012

2013

Produksi Ikan
1.892,2 1.847,65
1.868,4
1.968,51
1.344,90
2.219,75
(ton)
Nilai Produksi
37.844
36.953
46.710
49.212,75
40.347
66.592,5
2.
(juta)
Konsumsi Ikan
25
28
29
36
36
36,50
3.
(kg/kap/th)
(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,
2013)
1.

112

Peternakan
Pembangunan sub sektor peternakan yang dilaksanakan merupakan

upaya mewujudkan peternakan yang tangguh dan profesional, diarahkan


pada usaha peningkatan populasi dan produksi ternak, serta hasil ikutannya
yang merupakan sumber protein hewani sehingga dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Di pinggiran kota dikembangkan ternak
berupa babi, ayam buras dan bebek sedangkan di Kelurahan di luar Kota
Palangka Raya dikembangkan ternak sapi potong, kambing dan ayam buras.
Perkembangan ternak besar, sapi dan kerbau terlihat menunjukkan
penurunan sedangkan ternak kecil seperti unggas menunjukan peningkatan
yang cukup signifikan. Sapi dan kerbau sesungguhnya cukup potensial untuk
dikembangkan di Kota Palangka Raya mengingat luasnya lahan, namun
demikian ternak sapi dan kerbau membutuhkan modal besar dan tidak
mudah dijadikan uang kas. Itulah sebabnya maka peternak lebih memilik
ternak kecil yang modalnya cukup fleksibel dan mudah dijadikan uang kas.
Potensi ini sangat baik untuk ditangkap oleh pemerintah daerah jika hendak
menjadikan Palangka Raya sebagai lumbung ternak besar.
Tabel 2.84
Populasi Ternak Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis Ternak
Sapi
Kerbau
Kambing
Domba
Babi
Kuda

2008
3.236
49
1.703
11.313
-

2009
3.300
60
1.890
7.888
-

Tahun
2010
2011
3.369
1.707
42
37
1.909
2.308
12.124
13.080
3
3

2012
1.919
37
2.308
13.080
-

2013
1.919
37
2.308
13.080
-

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,


2013)
Tabel 2.85
Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Ternak
Ayam Ras Petelor
Ayam Kampung
Ayam Broiler
Itik
Kelinci

2008
140.774
988.449
2.841
-

2009
147.813
1.008.218
3.567
-

Tahun
2010
2011
1 000
9.000
153.641
172.454
1.066.450
1.110.109
3.954
4.202
19
189

2012
27.000
172.577
1.262.993
4.554
189

2013
27.000
172.577
1.262.993
4.554
189

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,


2013)

113

2.5.2.4. Energi dan Sumber Daya Mineral


Usaha tambang perorangan maupun badan usaha pada tahun 2012
yang aktif berproduksi atau memiliki ijin adalah sebanyak 14 (empat belas)
usaha pertambangan terdiri dari eksplorasi Batu Bara, eksploitasi dan
eksplorasi pasir (golongan C), produksi zirkon. Eksploitasi pasir dilakukan
untuk memenuhi permintaan pasar, terutama kebutuhan material bangunan
untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Palangka Raya,
Kabupaten Katingan dan Pulang Pisau serta daerah sekitarnya.
Selain potensi di atas terdapat jenis mineral lainnya yaitu: pasir
kuarsa, kaolin, emas dan batu bara. Endapan batubara yang terdapat di
wilayah Kecamatan Rakumpit yang tersebar di setiap kelurahan. Di
Kelurahan Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan batubara dengan ketebalan
0,5 m dan sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan Gaung Baru dan Sei
Raung tebal batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m,
dan singkapan lainnya tidak diketahui ketebalannya karena terdapat di dasar
anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar hingga
sekitar 40 miring ke arah timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam
hingga kecoklatan, dan setempat masih terlihat adanya struktur sisa
tanaman berupa ranting atau kayu.
Pemanfaatan pertambangan di Kota Palangka Raya berorientasi
pada kelestarian alam, memperhatikan kerusakan hutan, keanekaragaman
hayati

dan

pencemaran

lingkungan,

meningkatkan

peluang

usaha

pertambangan skala kecil di wilayah terpencil, meningkatkan manfaat


pertambangan dan nilai tambah dan menerapkan good mining practice di
lokasi tambang yang sudah ada. Terdapat pertambangan yang tanpa ijin
beroperasi di Kota Palangka Raya. Dengan demikian perusahaan yang ada
kurang memiliki kesadaran tentang hukum, terutama untuk mengurus ijin
pertambangan.
Pada aspek energi, jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu energi PLN dan Non PLN.

114

Tabel 2.86
Jumlah Keluarga Yang Menggunakan Listrik PLN Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2013
Jangkauan Pelayanan
No
2009
2010
2011
2012
2013
Energi Listrik
Jumlah keluarga yang
1.
158.135 238.743 366.389
menggunakan listrik PLN
Jumlah keluarga yang
2. menggunakan listrik Non
214
294
287
213
285
PLN
(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)
Sedangkan sarana pelayanan bahan bakar di Kota Palangka Raya
dibedakan menjadi 3 yaitu SPBU, Depo/Agen Minyak Tanah, UPPDN
Pertamina. Dari ketiga sarana pelayanan bahan bakar tersebut jumlahnya
selalu meningkat dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun terakhir.
Barangkali ini disebabkan karena permintaan bahan bakar yang meningkat
baik dipergunakan atau konsumsi rumah tangga, alat transportasi,
perdagangan, perhotelan, industri bahkan untuk fasilitas-fasilitas lainnya.
Tabel di bawah ini disampaikan secara rinci sarana pelayanan bahan bakar
dan konsumsi bahan bakar di Kota Palangka Raya dari tahun 2009-2013.
Tabel 2.87
Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
Sarana Pelayanan Bahan
2009
2010 2011
2012 2013
Bakar
1. SPBU
6
6
7
9
10
2. Depo/Agen Minyak Tanah
702
751
928
970
970
3. UPPDN Pertamina
1.942 2.859 2.704 2.717 2.903
(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

No

Tabel 2.88
Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
Konsumsi Bahan
2009
2010
2011
2012
2013
Bakar
1. Bensin (liter)
64.325 64.339 64.911 65.668 65.705
2. Minyak Tanah (liter)
13.203 13.210 13.216 13.247 13.450
3. Solar (liter)
21.087 21.458 21.864 22.024 26.425
4. Elpiji 12 kg
188.679 202.731 213.442 230.860 102.060
5. Elpiji 12 kg
5.672
9.114
11.935 2.851
(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

No

115

2.5.2.5. Kepariwisataan

Obyek Wisata di Palangka Raya berorientasi pada alam dan cagar


budaya misalnya Taman Nasional Sabangau, Kapal Wisata Susur Sungai,
Pulau Kaja, Danau Tundai,

Makam Kubah Kuning, Tajahan Tjilik Riwut,

Desa Wisata Sei Gohong, Arboretum Nyaru menteng dan Taman Wisata
Bukit Tangkiling, Batu Banama, Kum-Kum, Bukit Carmel, Fantacy Beach,
Hutan Ulin Mungku Baru, Sandung Bawi Kuwu, Tugu Tiang Pancang
Pembangunan Pertama Kota Palangka Raya, Jembatan Kahayan, Betang
Mandala Wisata, Sandung Ngabe Sukah, Museum Balanga, Kalawa Water
Park, Pengrajin Anyaman Rotan, Sirkuit Sabaru. Kesemua obyek wisata
perlu penanganan, pengelolaan dan manajemen yang baik agar wisatawan
domestik dan non domestik tertarik dan menikmati obyek wisata tersebut.
Pembangunan sarana dan prasarana terhadap obyek-obyek wisata
di Kota Palangka Raya telah dilakukan dalam bentuk pintu gerbang, perahu
wisata, Gazebo, cafe dan lainnya. Namun, sarana dan prasarana tersebut
belum maksimal dikarenakan pendapatan asli daerah yang diperoleh dari
kepariwisataan masih kecil dan sedikit sekali peran dari swasta atau investor
dari dalam dan luar daerah untuk mengembangkan obyek wisata di Kota
Palangka Raya.
Dari sisi infrastruktur, Kota Palangka Raya sebenarnya telah siap
untuk menerima wisatawan lokal atau domestik dan non domestik dibuktikan
dengan adanya Bandara Tjilik Riwut yang telah mengalami perbaikan dari
landasan pacu, sampai dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Di lain
pihak, perkembangan jasa perdagangan baik hotel, bank swasta dan
pemerintah, supermaket, pertokoan besar dan kecil di Kota Palangka Raya
dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang pesat.
Tabel 2.89
Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013
No
Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
1. Kunjungan wisata
94.927 95.394 95.794 99.337 99.337
2. Kontribusi sektor pariwisata
14,85 11,34 13,51 11,53 11,53
terhadap PDRB
(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013

116

2.5.2.6.

Perdagangan
Kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota Provinsi memiliki posisi yang

sangat strategis dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah dan


merupakan pusat pertumbuhan

ekonomi, walaupun sebagian besar

barang/jasa yang diperdagangkan didatangkan dari daerah luar daerah.


Pengembangan dan pembinaan terhadap sektor perdagangan dan jasa
ditujukan untuk meningkatkan dan menjamin lancarnya distribusi barangbarang kebutuhan pokok dan barang strategis lainnya ke penjuru wilayah
Kota Palangka Raya dan daerah lainnya.
Posisi strategis sebagai transit perdagangan barang dan jasa,
pengembangan infrastruktur difokuskan pada pembangunan pasar-pasar
tradisional semi modern dan pembangunan depo sembako yang dilakukan di
beberapa tempat yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan bahan-bahan
pokok dan barang-barang strategis lainnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di samping untuk menstabilkan harga pasar dan menekan laju
inflasi. Dalam pelayanan perizinan bidang perdagagan perkembangannya
mengalami fluktuasi seperti terlihat pada tabel 2.90 berikut :
Tabel 2.90
Jumlah SIUP Perdagangan dan Jasa menurut klasifikasi
Tahun 2008-2013
Klasifikasi
2013
No
2008
2009
2010
2011
2012
SIUP
1.
Besar
68
98
74
4
4
4
2.
Menengah
185
152
149
96
73
73
3.
Kecil
734
921
692
784
941
941
Jumlah
987
1.171
915
884
1.018
1.018
(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka
Raya, 2013)
Dari tabel diatas terlihat bahwa volume pemberian SIUP untuk usaha
skala besar, menengah dan kecil selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2009 sebanyak 1.171, pada tahun 2010 menurun
menjadi 915, sedangkan pada tahun 2011 menurun kembali menjadi 884,
selanjutnya pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1.018,
peningkatan juga terjadi pada tahun 2013 dimana pelayanan pemberian
SIUP mencapai 1.048 SIUP.

117

2.5.2.7.

Perindustrian
Jumlah industri yang berada di Kota Palangka Raya pada tahun

2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun.


Tabel 2.91
Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota Palangka Raya
Tahun 2009-2012
No
1.

2.
3.
4.

Uraian
Kontribusi sektor
Industri terhadap
PDRB
Kontribusi industri
rumah tangga
terhadap PDRB
sektor Industri
Pertumbuhan
Industri (Unit Usaha)
Cakupan bina
kelompok pengrajin

2009

2010

2011

2012

2013

82.115.690.000

84.227.500.000

85.928.900.000

86.829.812.000

86.829.812.000

1.2311.735.400

2.105.687.500

3.437.156.000

341.490.600

341.490.600

713

883

955

988

988

5 dari 9
kelompok

5 dari 9
kelompok

6 dari 9
kelompok

7 dari 9
kelompok

7 dari 9
kelompok

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka


Raya, 2013)
Dalam rangka pembinaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Palangka Raya melakukan pembinaan kepada kelompok
pengrajin dengan jumlah yang terbatas dan setiap tahun melakukan
penambahan jumlah pembinaan kelompok pengrajin. Pada tahun 2009
sebanyak 5 kelompok, tahun 2010 sebanyak 5 kelompok, dan tahun 2011
sebanyak 6 kelompok, serta tahun 2012 sebanyak 7 kelompok.
2.5.2.8. Ketransmigrasian
Pada

tahun 2007 Pemerintah Kota Palangka Raya telah

merencanakan program transmigrasi dan masyarakat setempat menyambut


baik program tersebut hal ini dibuktikan dengan merelakan tanahnya untuk
program transmigrasi di Kecamatan Rakumpit. Namun sampai sekarang
program tersebut belum berjalan.
2.6. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan atau kota
lainnya yang berdekatan, persaingan dalam lingkup nasional, atau

118

persaingan dalam lingkup internasional. Sebagaimana yang diuraikan dalam


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada
pasal 2 ayat (3), disebutkan bahwa daya saing merupakan kombinasi antara
faktor ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik, sumber daya manusia
dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun kemampuan daerah
untuk bersaing dengan daerah lain.
Isu penguatan daya saing daerah dalam mendukung otonomi
daerah, menjadi isu yang strategis bagi daerah. Permasalahan yang krusial
dalam membangun daya saing daerah adalah bagaimana daerah dapat
mengungkit

sumber

daya

yang

dimilikinya

(baik

yang

bersifat

tangible/intangible) untuk dapat dikembangkan menjadi distinctive capability


yang mengarahkan pada suatu kompetensi inti dan dengan sendirinya
diharapkan daerah memiliki suatu daya saing yang bersifat unik. Kunci dari
proses membangun daya saing ini adalah pada identifikasi sumber daya dan
mengungkit sumber daya baru jika daerah tidak memiliki sumber daya yang
dapat diungkit menjadi daya saing daerah.
Beranjak dari pemahaman di atas, sebagaimana yang telah
diuraikan pada aspek-aspek sebelumnya, bahwa

Kota Palangka Raya

memiliki potensi daya saing daerah yang cukup tinggi karena memiliki
keberadaan sumber daya alam (natural resources) melimpah seperti
pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, serta kehutanan. Dengan
ditunjang oleh posisi strategis Kota Palangka Raya yang secara geografi
berada pada jalur lintas transportasi Kalimantan. Posisnya itu menjadikan
Palangka Raya menjadi jalur penghubung antar Kabupaten dalam Propinsi
Kota Kalimantan Tengah

dan Kalimantan Selatan.

Palangka Raya

merupakan kota berdimensi jasa dan industri serta sebagai pintu gerbang
Propinsi Kalimantan Tengah dengan keunggulan infrastruktur khususnya
dibidang transportasi udara, infrastruktur yang pada akhirnya semakin
memperkuat daya saing

Kota Palangka Raya dalam hal aksesibilitas

informasi dan transportasi.


Daya saing daerah di

Kota Palangka Raya dapat dicermati dari

kemampuan ekonomi daerah. Kemampuan ekonomi daerah ini sendiri dapat


119

dianalisa dari empat (4) aspek penting. Aspek yang pertama adalah
kemampuan ekonomi daerah, aspek kedua infrastruktur, aspek ke tiga iklim
investasi dan aspek ke empat sumber daya manusia.
2.6.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Fokus Kemampuan Ekonomi Kota Palangka Raya dapat dilihat dari
indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita (dan nilai tukar
petani serta produktivitas total daerah. Pengeluaran rumah tangga yang
terdiri dari pengeluaran makanan (pangan) dan bukan makanan (non
pangan) dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan
kebutuhan rumah tangganya meliputi perkotaan dan perdesaan. Dari tabel
2.92 dapat dilihat bahwa pengeluaran pengeluaran rumah tangga di atas
Rp 500.000 per bulan lebih banyak dibandingkan dengan Propinsi Kalteng
dan makin tinggi pengeluaran makin tinggi pula proporsi rumah tangganya.
Angka ini setidaknya mengindikasikan bahwa, Kota Palangka Raya memiliki
daya saing yang tinggi sehingga mengakibatkan wilayahnya mampu
mengoptimalkan kegiatan bisnis dan ekonomi. Di sisi lain, pengeluaran yang
tinggi menandakan permintaan yang tinggi dan hal ini berdampak pada
kemauan investasi yang juga rendah. Secara tidak langsung, hal ini
berdampak

pada

tingginya

daya

saing

Kota

Palangka

Raya

bila

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi Kalimantan


Tengah.
Tabel 2.92
Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan
Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011
Golongan Pengeluaran Per
Persentase
Persentase
kapita Sebulan
Penduduk Kota
Penduduk Provinsi
(Rp)
Palangka Raya
Kalimantan Tengah
1.
Di bawah 100.000
2.
100.000-149.999
0,37
3.
150.000 - 199.999
0,66
1,71
4.
200.000-299.999
2,65
12,81
5.
300.000-499.999
28,35
33,02
6.
500.000-749.999
27,20
25,31
7.
750.000-999.999
15,81
13,99
8.
Diatas 1.000.000
25,34
12,79
Jumlah
100
100
(Sumber: Hasil Survey Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2011)
No

120

2.6.2 Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur


Fokus infrastruktur bisa digambarkan dari sarana dan prasarana
perhubungan, aspek tata ruang dan aspek pendukung seperti bank,
pertokoan, perhotelan serta lingkungan hidup. Ketimpangan pengembangan
wilayah yang terjadi antara bagian Utara (Kecamatan Rakumpit dan Bukit
Batu), Selatan (Kecamatan Sabangau) yang relatif tertinggal terhadap bagian
Tengah Kota Palangka Raya (Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut),
diantaranya disebabkan oleh keterkaitan yang rendah antara satu kawasan
dengan kawasan lainnya serta keterisolasian wilayah akibat minimnya
dukungan transportasi (darat).
Masih terkonsentrasinya kegiatan ekonomi hanya di Kecamatan
Pahandut dan Jekan Raya, yang kurang memberikan dampak pemerataan
pada wilayah lainnya. Hal ini tercermin dari ada beberapa wilayah yang
belum tersambung langsung melalui jalan darat dengan Kota Palangka
Raya, keterbatasan sambungan listrik, telepon, air bersih.
Masih kurangnya perhatian terhadap sektor distribusi akibat
pelayanan dan kapasitas prasarana dan sarana outlet terutama pelabuhan
yang

kurang

memadai

sehingga

mengakibatkan

ketergantungan

pengangkutan dan distribusi barang masih berorientasi keluar daerah yaitu


Banjarmasin dan Sampit (lihat juga analisis Perhubungan dan PU).
Sarana pengembangan daya saing didukung pula oleh keberadaan
institusi pendukung seperti perbankan. Jumlah bank tercatat 11 unit kantor
bank yang terpusat di dalam Kota Palangka Raya. Bank yang beroperasi
diantaranya adalah Bank Pembangunan Kalimantan Tengah, Bank Nasional
Indonesia, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Tabungan Negara,
Bank Mega, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank BTPN dan Bank Rakyat
Indonesia. Dana perbankan (tabungan) yang tersedia di Kota Palangka Raya
pada tahun 2011 sejumlah Rp. 4.105 milyar yang tersedia pada bank swasta
nasional dan bank pemerintah. Berikut ini disampaikan tabel bank
pemerintah/swasta di Kota Palangka Raya.

121

Tabel 2.93
Bank Pemerintah/Swasta di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2011
Bank Pemerintah / Swasta
Kantor
Kas/
Kantor
Unit
1.
2008
10
6
2.
2009
10
6
1
3.
2010
10
8
1
4.
2011
12
11
2
(Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2012)
No

Tahun

Kantor
Cabang

Cab.
Pembantu

Bank Pembangunan
Kantor
Pusat dan
Cabang
Pembantu
5
5
5
5

Kantor
Kas/
Kantor
Unit
4
4
4
4

Jumlah

25
26
28
34

Pada tahun 2012 jumlah restoran, rumah makan, cafe yang


beroperasi di Palangka Raya sebanyak 141 rumah makan yang kebanyakan
lebih banyak terpusat pada 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut
dan Jekan Raya, sedangkan di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan
Sabangau, Bukit Batu, Rakumpit tidak terlalu banyak Restoran, rumah
makan, cafe. Restoran, rumah makan, cafe tersebut menghidangkan
berbagai macam menu/masakan internasional, european food, steak,
masakan nasional/nusantara, masakan cepat saji, masakan daerah (banjar,
jawa, sulawesi, padang, batak, sunda dan berbagai daerah lainnya),
masakan khas Kalimantan Tengah (Dayak), chinese food.
Pada tahun 2012, jumlah hotel dan penginapan sebanyak 48 buah
yang terdiri dari 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 5 (lima) yaitu
Swiss-Belhotel Danum, 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 4 (empat)
yaitu Aquarius Boutique Hotel, 2 (dua) hotel merupakan hotel berbintang 3
(tiga) yaitu Hotel Luwansa dan Rungan Sari Resort dan 4 (empat) hotel
merupakan hotel berbintang 2 (dua) Hotel Batu Suli, Hotel Dandang Tingang,
Hotel Amaris, Grand Global Hotel serta hotel yang lain merupakan hotel
berkelas melati yang berjumlah 40 hotel. Pada tahun 2013 dimungkin terjadi
penambahan jumlah hotel dan penginapan yang dibangun di tempat atau
jalan strategis di Kota Palangka Raya. Hal ini seiring dengan perkembangan
perekonomian yang semakin membaik di Kota Palangka Raya maka tingkat
kebutuhan akan hotel dan penginapan juga meningkat.

122

Untuk pengembangan investasi daerah, kota Palngka Raya juga


telah memiliki dokumen RTRW yang menjadi dasar penetapan berbagai
kawasan strategsi yang siap dikembangkan.
2.6.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Iklim investasi terutama didukung oleh faktor keamanan dan
peraturan tentang perijinan dan perpajakan. Pada aspek keamanan, rasio
tindak kriminal menunjukkan kondisi keamanan di Kota Palangka Raya
relatif tidak mengalami fluktuasi, sebagaimana uraian pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.94
Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No
1.
2.
3.

Uraian
Jumlah
Kriminal
Jumlah
Penduduk
Rasio

2008

2009

45

38

191.014
0,00024

Tahun
2010

2011

2012

22

20

15

200.998

220.962

224.663

229.599

0,00019

0,000099

0,000089

0,000065

(Sumber: Kantor Kepolisian Resort Kota Palangka Raya, 2013)


Kondisi keamanan di Kota Palangka Raya pada tahun 2008-2012
tidak mengalami fluktuasi yang signifikan. Jumlah tindakan kriminalitas
tersebut akan berkorelasi dengan angka ekonomi atau kesejahteraan
masyarakat

Kota Palangka Raya. Rendahnya kesejahteraan ekonomi

menjadi salah satu faktor pendorong bagi terjadinya tindak kejahatan. Angka
kriminalitas di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 2012 yang kecil atau
tidak besar berdampak secara positif pada iklim investasi di Kota Palangka
Raya. Kecil angka kriminalitas di Kota Palangka Raya tentunya akan
mempengaruhi keputusan para investor untuk menanamkan modalnya di
wilayah tersebut. Ini dikarenakan kondisi keamanan akan berpengaruh pada
kegiatan ekonomi dan bisnis dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kota Palangka Raya.
Jumlah demonstrasi sebagai pendeteksi keamanan yang lain
menunjukkan bahwa keamanan di Kota Palangka Raya relatif baik. Hanya
terdapat beberapa demonstrasi kecil selama 5 tahun. Aksi demontrasi yang
terjadi umumnya dilakukan oleh perwakilan kelompok masyarakat yang
menentang kebijakan pemerintah atau oleh buruh yang tidak puas dengan
123

perlakukan majikannya. Namun demikian, demonstrasi yang terjadi tidak


sampai merugikan banyak pihak karena dilakukan secara terkendali dan
tidak sampai terjadi secara anarkis dan berlebihan. Berbagai aksi unjuk rasa
yang selama ini di Kota Palangka Raya relatif dapat berjalan dengan tertib
sehingga tidak sampai menimbulkan berbagai kerugian sebagaimana terjadi
pada berbagai peristiwa demonstrasi yang terjadi di kota-kota besar di
Indonesia.
Pada aspek perijinan, Kota Palangka Raya telah memulai pelayanan
perijinan yang lebih baik yakni melalui perijinan satu atap. Perijinan yang
dipermudah itu diikuti dengan beban yang relatif ringan bagi pelaku usaha di
Kota Palangka Raya dengan sedikitnya pungutan pajak dan retribusi.
Terdapat 11 (sebelas) macam pajak yaitu pajak hotel, restoran, hiburan,
reklame, penerangan jalan umum, parkir, air tanah, sarang burung walet,
mineral bukan logam dan batuan, dan bumi bangunan perdesaan dan
perkotaan serta BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) di
Kota Palangka Raya. Sedangkan restribusi terdapat 3 (tiga) macam yaitu
restribusi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu.
Tabel 2.95
Kejadian Kriminal, Demo, Lama Perijinan Kota Palangka Raya
No
1
2
3
4

Indikator
Jumlah kejadian kriminal
Jumlah demo yang terjadi
Lama proses perijinan
Perda pendukung investasi

2011
28
409
7 Hari
11

Tahun
2012
8
229
7 Hari
11

2013
14
217
8 Hari
11

2.6.4. Fokus Sumber Daya Manusia


-

Rasio Tingkat Pendidikan Penduduk


Kemampuan atau kualitas tenaga kerja di Kota Palangka Raya

sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan penduduk Kota Palangka Raya,


artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk Kota
Palangka Raya maka semakin baik kualitas tenaga kerja Kota Palangka
Raya. Data terakhir yang dijadikan acuan bagi penghitungan rasio tingkat
pendidikan penduduk adalah data pada tahun 2012, dimana telah di
verifikasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya,

124

sebagaimana hasil penerapan KTP elektronik (e-KTP). Jumlah lulusan


S1/S2/S3 pada tahun 2012 adalah sebanyak 31.315 orang dengan jumlah
penduduk sebanyak 229.599, sehingga diperoleh rasio lulusan sebesar
254,64 atau dapat diartikan bahwa pada setiap 10.000 penduduk di Kota
Palangka Raya terdapat 1363,9 orang yang berpendidikan S1/S2/S3 (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya, 2013).
-

Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan sebagai salah satu indikator demografi yang

penting,

dimana

semakin

tinggi

persentase

rasio

ketergantungan

menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk


yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur
besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia
produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Rasio ketergantungan
digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu daerah apakah tergolong maju atau sedang berkembang.
Rasio ketergantungan ini hasil dari perbandingan jumlah penduduk
usia <15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 - 64
tahun.Sedangkan rasio ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Dengan
demikian, semakin besar beban yang ditanggung, maka semakin kecil
peluang menyisihkan pendapatan.
Tabel 2.96
Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012
No
1.
2.
3.
4.

URAIAN
Jumlah Penduduk Usia <15
thn
Jumlah Penduduk Usia > 64
Jumlah Penduduk 15 s/d 64
Rasio Ketergantungan

Tahun
2008

2009

2010

2011

54.905

59.999

61.352

64.473

5.117
130.992
49

5.772
135.277
49

5.453
154.157
43

5.745
154.445
45

2012
63.657
5. 715
160. 227
43

(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2012)

125

Demografi

penduduk Kota Palangka Raya, sejak tahun 2008

sampai 2012 mengalami fluktuasi nilai rasio ketergantungan yang artinya


mengalami fluktuasi beban penduduk yang ditanggung. Pada tahun 2008
dan 2009 tidak mengalami fluktuasi yang signifikan selanjutnya pada tahun
2010 dengan nilai rasio ketergantungan 43 dan naik lagi pada tahun 2011
nilai rasio ketergantungan

45. Pada tahun 2012 dengan nilai rasio

ketergantungan sebesar 43 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk


di

Kota Palangka Raya (dianggap produktif), mempunyai tanggungan

sebanyak 43 orang (dianggap belum dan tidak produktif).


Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia, Kota Palangka Raya
pada tahun 2012 mencapai nilai sebesar 79,30 mengalami peningkatan
tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 78,78 atau bahkan lebih besar
dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan
Tengah yang pada tahun 2012 sebesar 75,46. Kota Palangka Raya
menempati peringkat ke-satu dari 14 (empat belas) kota/kabupaten seProvinsi Kalimantan Tengah.

126

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
3.1 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Gambaran

pengelolaan

keuangan

daerah

serta

kerangka

pendanaan berfungsi untuk mencari kapasitas riil yang digunakan untuk


membiayai pembangunan Kota Palangka Raya selama lima tahun ke
depan. Penghitungan kapasitas riil dihitung dengan mempertimbangkan
terlebih dahulu kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan masa
yang akan datang, dan kerangka pendanaan.
Pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pada Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan pada upaya peningkatan
efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan keuangan
publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Esensi pengelolaan
keuangan daerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang menyangkut penjabaran terhadap hak dan kewajiban daerah dalam
mengelola

keuangan

publik

meliputi

mekanisme

penyusunan,

pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan pengawasan, serta


pertanggungjawaban keuangan daerah.
Dalam pengelolaan keuangan daerah Kota Palangka Raya
dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:
1.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kota


Pradja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2753);

2.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan


Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3312), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara

127

Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
3.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5.

Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6.

Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
7.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan


Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

128

Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


5049);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4416), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Pemerintah nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler
dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4712);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
136 ,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4570);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negeri/Daerah;
16. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dalam Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Teknis Pengelolaan Barang Daerah;

129

18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penetapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4575);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Keuangan Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4576);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor

4577);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

130

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
3.1.1

Kinerja Pelaksanaan APBD


Gambaran

keseluruhan

pelaksanaan

kegiatan

penatausahaan,

yang

pelaporan,

keuangan

meliputi

daerah

perencanaan,

pertanggungjawaban

dan

merupakan
pelaksanaan,
pengawasan

keuangan daerah. Selama kurun waktu tahun 2008-2013, proses


pembangunan daerah yang dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Palangka Raya mengalami peningkatan
pendanaan setiap tahunnya. Kemajuan tersebut ini dapat dilihat dari
perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Palangka Raya dari program dan kegiatannya yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kota Palangka Raya
tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas
pengelolaan penerimaan pendapatan maupun dilihat dari efisiensi dan
efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah APBD dapat diketahui dari rencana anggaran dan realisasinya,
baik dari aspek pendapatan, belanja dan pembiayaan. Sub bab berikut
dijelaskan melalui penghitungan kinerja pelaksanaan pendapatan, kinerja
pelaksanaan belanja, kinerja pelaksanaan pembiayaan dan neraca daerah
berdasarkan data tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.
3.1.1.1

Pendapatan Daerah
Komposisi pendapatan di Kota Palangka Raya berasal dari

elemen pendapatan asli daerah (PAD) dan dana alokasi umum serta lainlain pendapatan daerah yang sah. Komposisi ini didominasi oleh dana
perimbangan. Angka dana perimbangan yang begitu tinggi di Kota
Palangka Raya yakni sebesar lebih besar dari 70% dari total pendapatan.
Gambaran ini menjelaskan bahwa daerah-daerah yang berada di Kota
Palangka Raya masih sangat menyandarkan pendapatan daerahnya pada

131

sektor dana perimbangan yang berasal dari dana alokasi umum (lihat
tabel 3.1).
Di Kota Palangka Raya besarnya transfer pusat yang berasal dari
dana alokasi umum yang mencapai rata-rata lebih dari 60% dari total
pendapatan. Besarnya transfer Dana Alokasi Umum dari pemerintah ini
ditentukan oleh besarnya jumlah penduduk, indeks pembangunan
manusia dan indeks kemahalan konstruksi yang terjadi di Kota Palangka
Raya.
Besaran presentase dana transfer dalam bentuk dana alokasi
umum sebesar lebih dari 60% merupakan besaran persentase yang
diberikan kembali oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Kota
Palangka Raya. Artinya, semakin banyak jumlah penduduk, semakin tinggi
indeks pembangunan manusia dan indeks kemahalan konstruksi yang
terjadi di Kota Palangka Raya, maka akan semakin tinggi pula dana
alokasi umum yang akan diberikan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Melihat skema pembagian bagi dana alokasi umum
yang demikian, maka dapat dikatakan bahwa pendapatan Kota Palangka
Raya bertumpu pada hasil kualitas (kapabilitas, kompetensi, kemampuan)
dan kuantitas (banyaknya) sumberdaya manusia.
Besarnya proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan Kota
Palangka Raya mengalahkan besaran pendapatan asli daerah yang
berasal dari

pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain Pendapatan Asli Daerah


(PAD) yang sah. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena peranan pajak daerah dan
pemanfaatan kekayaan daerah masih sangat rendah. Untuk itu diperlukan
upaya untuk melakukan ekstensifikasi pajak melalui perluasan basis pajak
tanpa harus menambah beban kepada masyarakat. Pemanfaatan
kekayaan daerah merupakan peluang yang sangat besar bagi daerah
untuk

meningkatkan

kemampuan

keuangan

tanpa

membebani

masyarakat. Penguatan kinerja pemanfaatan Badan Usaha Milik Daerah


(BUMD) di Kota Palangka Raya juga penting untuk memperkuat basis

132

pendapatan asli daerah melalui hasil pengelolaan kekayaan daerah yang


dipisahkan.

Pemantapan

rencana-rencana

bisnis

serta

penguatan

manajemen kelembagaan dan Sumer Daya manusia (SDM), diharapkan


mampu meningkatkan kinerja pemanfaatan kekayaan daerah sehingga
mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada pembentukan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palangka Raya.
Memang, kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun ke
tahun memang selalu mengalami kenaikan, tetapi saat ini belum
mendekati kondisi ideal dimana belanja tidak langsung di luar gaji
Pegawai Negeri Sipil (PNS) bisa dibiayai dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Kenyataan ini menunjukan bahwa keuangan daerah masih sangat
tergantung dari transfer dana dari Pemerintah Pusat. Hal ini berarti bahwa
untuk menjalankan kegiatan administrasi pemerintahan belum mampu
mandiri, dimana untuk membiayai anggaran belanja keseluruhan masih
tetap bergantung dari dana perimbangan. Akibatnya rentan terhadap
kondisi ekonomi makro nasional dan global. Dengan terbitnya UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah cukup
memberikan warna baru dalam menentukan kerangka pendanaan dalam
rencana kinerja pembangunan Kota Palangka Raya. Diharapkan,
ketergantungan Kota Palangka Raya dari dana pusat semakin berkurang
yang artinya Kota Palangka Raya dapat lebih mandiri dalam pendanaan
pembangunan.

133

Tabel 3.1
Komposisi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam Persen)
No.

Uraian

1
1.1.
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.2.
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3.
1.3.1
1.3.2

1.3.7

Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Pendapatan Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan
Tunjangan Profesi Guru PND
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1.3.8

Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah

1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6

2008

2009

2010

2011

2012

2013

100
4,70
1,86
1,71
0,07
1,06
81,14
5,75
66,92
8,48
14,16
-

100
4,31
1,94
1,55
0,11
0,71
78,59
6,21
63,95
8,43
17,10
5,68
0,57

100
4,87
2,23
1,88
0,08
0,68
76,27
7,14
64,34
4,79
18,87
0,05
-

100
5,44
3,61
1,35
0,09
0,39
72,59
6,27
60,14
6,18
21,97
0,46
-

100
7,02
4,83
1,37
0,11
0,71
76,74
8,52
63,87
4,35
16,24
0,11
-

100
7,26
4,99
1,24
0,11
0,93
72,99
6,31
61,67
5
19,75
-

4,36

5,64

5,94

6,21

7,04

8,48

9,07

3,79

5,86

4,62

0,06

0,28

0,02

0,95

0,44

1,42

6,28

6,34

9,03

10,32

2,07

0,74

2,24

134

Tabel 3.2
Rata-Rata Pertumbuhan Kemampuan Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam persen)
No.

Uraian

1
1.1.
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
1.1.4.
1.2.
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.3.
1.3.1.

1.3.7.

Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Pendapatan Hibah
Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah
daerah lainnya
Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemerintah
daerah lainnya
Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan
Tunjangan Profesi Guru PND
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1.3.8.

Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah

1.3.3.
1.3.4.
1.3.5.
1.3.6.

2012-2013

Rata-rata
Pertumbuhan

12,03
44,40
49,85
14,24
33,22
100,23
18,45
52,35
18,99
-21,22
-17,18
-74,32

21,53
25,77
25,54
9,57
19,17
59,94
15,59
9,98
17,35
39,83
47,81
-100

12,43
23,49
39,74
5,92
25,94
19,76
10,09
15,98
10,59
7,61
22,33
186,45

26,57

27

46,41

28,78

56,97

-4,40

-98,54

100

40,34

-100

-100

-40

241,48

348,52

22,20

59,67

38,87

142,15

-100

-20

265,38

-100

33,08

2008-2009

2009-2010

2010-2011

5,99
-2,81
10,39
-4,02
64,68
-28,78
2,66
14,49
1,30
5,36
28,04
100

1,48
14,56
16,68
23,19
-27,47
-3,38
-1,52
16,67
2,10
-42,36
11,97
-99,24

21,12
35,51
96,26
-13,35
40,11
-29,21
15,28
6,35
13,21
56,47
41,01
1105,82

37,01

6,89

-55,74

2011-2012

135

Dari tabel 3.2 di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan


pendapatan

Kota

menunjukkan

Palangka

pertumbuhan

pendapatan asli daerah,

Raya
positif.

Tahun
Terutama

Anggaran

2008-2013

pertumbuhan

sektor

dana perimbangan dan sektor lain-lain

pendapatan daerah yang sah yang mencapai rata-rata pertumbuhan


sebesar 23,39%, 10,09% dan 22,33%. Pertumbuhan positif dari ketiga
sektor ini disebabkan karena meningkatnya realisasi pendapatan.
Sektor pendapatan asli daerah yang terdiri dari pajak, restribusi
daerah serta hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan selama
5 tahun cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan pertahun
masing-masing sebesar 39,74%, 5,92% dan 25,94%. Berdasarkan pada
angka rata-rata pertumbuhan pendapatan asli daerah ini, maka dapat
diketahui bahwa kinerja pengelolaan pendapatan asli daerah Kota
Palangka Raya masih relatif bagus. Namun demikian, Pemerintah Kota
Palangka Raya harus mampu, berinovasi, menggali potensi pendapatan
asli daerah untuk meningkatkan pendapatan dari sektor Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Dana perimbangan cenderung meningkat karena dana bagi hasil
pajak/bagi hasil bukan pajak setiap tahun mengalami pertumbuhan ratarata setiap tahun 15,98%, dana alokasi umum mengalami pertumbuhan
rata-rata setiap tahun sebesar 10,59%, demikian juga dana alokasi
khusus yang mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7,61% setiap tahun.
Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah juga cenderung
meningkat sebesar 22,33% karena pendapatan hibah, dana bagi hasil
pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan
otonomi khusus, dana tambahan penghasilan bagi guru PNSD dan
tunjangan profesi guru PND, dana percepatan pembangunan infrastruktur
daerah masing-masing setiap tahun mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar

186,45%,

28,78%,

40,34% dan

142,15% serta 33,08%

sedangkan lainnya misalnya bantuan keuangan dari provinsi atau


pemerintah daerah lainnya, dana bantuan operasional sekolah (BOS)

136

setiap tahun mengalami penurunan pertumbuhan rata-rata masing-masing


sebesar 40% dan 20%.
3.1.1.2

Realisasi Belanja
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan

perubahannya disampaikan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam


rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan
dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang
dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah
atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan belanja
penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kota Palangka Raya dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak.
Realisasi Belanja pada Kota Palangka Raya menunjukan fase
fluktuasi kadang mengalami kenaikan dan juga mengalami penurunan.
Fluktuasi ini disebabkan oleh adanya penurunan dan atau kenaikan
belanja langsung ataupun tidak langsung yang dipengaruhi oleh belanja
yang merupakan elemen belanja.
Tabel 3.3
Proporsi Belanja Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
(dalam persen)
Uraian

A.
B.
-

Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Belanja tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil

2008

49,82
2,69
18,46
28,68
50,18
44,41
0,04
0,29
1,03
2,90
-

2009

44,40
2,81
15,28
26,31
55,60
52,11
0,03
0,09
0,71
2,20
-

2010

2011

2012

2013

42,94
10,72
15,23
16,98
57,06
53,89
0,03
1,32
1,27
-

35,64
3,07
15,12
17,45
64,36
60,53
0,31
1,97
1,43
-

34,27
3,46
15,07
15,74
65,73
61,02
0,29
3,11
1,08
-

38,88
3,78
14,71
20,39
61,12
55,78
0,20
4,59
0,42
-

137

Uraian

2008

Belanja Bantuan Keuangan


Belanja tidak Terduga
Jumlah Belanja

0,42
1,08
100

2009

0,41
0,03
100

2010

0,51
0,04
100

2011

0,12
0
100

2012

2013

0,21
0,02
100

0,13
100

Tabel 3.3 menunjukkan terjadi kenaikan belanja langsung pada


tahun 2012 dari angka 34,27%. pada tahun 2013 menjadi angka 38,88%,
artinya terdapat kenaikan sebesar 4,61% dari tahun 2012. Jika
dibandingkan pada tahun 2011, maka angka belanja langsung ini
mengalami kenaikan sebesar 3,24%. Hal yang perlu dicermati pada sektor
belanja langsung adalah kenaikan pada

belanja pegawai pada tahun

anggaran 2013 sebesar 0,32% dari tahun 2012 dan angka ini mengalami
kenaikan sebesar 0,71% dari tahun 2011.
Kenaikan belanja pegawai ini menunjukkan makin meningkatnya
efisiensi pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola realisasi
belanja bagi pegawai daerah. Hal ini juga dapat dilihat dari rendahnya
proporsi belanja pegawai di

Kota Palangka Raya masih berada pada

kisaran angka 5%. Peningkatan efisiensi pada belanja pegawai di Kota


Palangka Raya ini bisa disebabkan oleh makin efisiennya pemberian
honor pegawai dan moratorium (penghentian sementara) pengadaan
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang berdampak pada rightsizing
struktur pegawai.
Disamping itu, juga terjadi penurunan proporsi pada

belanja

barang dan jasa. Penurunan ini juga menunjukkan kinerja yang baik bagi
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola keuangan daerah
untuk realisasi belanja pegawai. Di sisi lain, terjadi kenaikan proporsi
belanja modal pada tahun 2013 sebesar 4,65% dibandingkan dengan
tahun 2012 yang mencapai 15,74%. Walaupun demikian, Pemerintah
Kota Palangka Raya berusaha memprioritaskan pengalokasian belanja
pembangunan untuk kepentingan masyarakat Kota Palangka Raya.
Pada sektor belanja tidak langsung, terjadi penurunan pada tahun
anggaran 2013 sebesar 4,61% dibandingkan dengan tahun 2012 dan
mengalami penurunan sebesar 3,24% dari tahun 2011. Proporsi belanja
paling besar pada sektor belanja tidak langsung didominasi oleh belanja
138

pegawai dengan rata-rata proporsi sebesar antara 44,41%-61,02% pada


tahun 2008 sampai dengan 2013.
Walaupun pada sektor belanja langsung, Pemerintah

Kota

Palangka Raya telah berhasil menerapkan prinsip efisiensi pada belanja


pegawai, namun pada sektor belanja tidak langsung, belanja pegawai
menjadi pengeluaran paling besar dibandingkan dengan pengeluaran
yang lain. Hal ini menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yang tidak
efisien pada sektor belanja tidak langsung karena pendapatan daerah
diprioritaskan pada belanja pegawai. Seharusnya belanja pegawai dapat
terpakai dan terserap secara efisien. Proporsi penggunaan belanja hibah
mengalami peningkatan setiap tahun pada tahun 2008, 2010, 2011 dan
2012 serta 2013 masing-masing sebesar 1,03%, 1,32%, 1,97%, 3,11%,
4,59% kecuali pada tahun 2009 sebesar 0,71%. Sedangkan belanja

bantuan sosial mengalami penurunan yang relatif signifikan selama 5


(lima) tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan 2013 masing-masing
sebesar 2,90%, 2,20%, 1,27%, 1,43% 1,08% dan 0,42%. Rendahnya ini
dikhawatirkan berdampak pada menurunnya kemampuan Kota Palangka
Raya

dalam

menekan

angka

kemiskinan,

angka

pengangguran,

pemberdayaan tenaga kerja.


Tabel 3.4
Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kota Palangka Raya
Tahun 2008-2013 (dalam Persen)
Uraian

A. Belanja Langsung
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Modal
B. Belanja tidak Langsung
- Belanja Pegawai
- Belanja Bunga
- Belanja Subsidi
- Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Belanja Bagi Hasil
- Belanja Bantuan Keuangan
- Belanja tidak Terduga
Jumlah Belanja

2008-2009

2009-2010

2010-2011

2011-2012

2012-2013

Rata-rata
Pertumbuhan

-9,22
6,52
-15,68
-6,54
12,86
19,54
-14,04
-68
-29,57
-22,72
-100
0,63
-97,35
1,86

-3,24
281,86
-0,24
-35,43
2,69
3,47
-15,34
-100
85,29
-42,48
23,67
50
0,06

-5,78
-67,47
12,65
16,66
28,03
27,49
1.148,9
69,19
27,94
-73,39
-100
13,51

11,50
30,61
15,58
4,60
18,45
16,92
8,4
82,8
-12,09
102,05
15,97

37,53
32,10
18,35
57,09
12,72
10,79
-13,06
78,68
-52,41
-19,11
-100
21,22

6,16
56,72
6,13
7,27
14,95
15,64
222,97
-33,60
57,28
-20,35
-20
6,77
-49,47
10,53

139

Tabel 3.4 menunjukkan rata-rata pertumbuhan sektor belanja baik


belanja langsung maupun tidak langsung yang terjadi di Kota Palangka
Raya. Rata-rata pertumbuhan sektor belanja langsung disebabkan oleh
tingginya realisasi belanja pegawai yang mengalami fluktuasi yang
signifikan setiap tahun. Belanja pegawai selama enam tahun dari tahun
2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan
sebesar 56,72 % peningkatan ini mengindikasikan tidak efisiennya
pembelanjaan langsung di Kota Palangka Raya.
Pada

belanja barang dan jasa, enam tahun dari tahun 2008

sampai dengan 2013 mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan


sebesar 6,13% peningkatan ini tidak sebanding dengan rata-rata
pertumbuhan sektor belanja langsung. Sedangkan pada belanja modal
mengalami

fluktuasi

selama

(enam)

tahun

dengan

rata-rata

pertumbuhan negatif sebesar 7,27% dimana pada tahun 2008-2010 terjadi


rata-rata

pertumbuhan

negatif menurunnya rata-rata pertumbuhan

belanja modal berakibat pada rendahnya belanja pembangunan yang


digunakan

untuk

menyediakan

sarana

dan

prasarana

ekonomi

masyarakat. Sedangkan pada tahun 2010-2013 rata-rata pertumbuhan


positif artinya pemerintah Kota Palangka Raya kembali memprioritaskan
belanja daerah untuk peningkatan infrastruktur pembangunan dan
penggerakaan roda ekonomi daerah.
Angka rata-rata pertumbuhan belanja pegawai relatif besar juga
terjadi pada sektor belanja tidak langsung, angka rata-rata pertumbuhan
pegawai cukup besar sampai dengan tahun anggaran 2013. Puncak
tertinggi rata-rata pertumbuhan belanja pegawai di Kota Palangka Raya
terjadi pada tahun anggaran 2010 ke 2011. Total rata-rata pertumbuhan
belanja pegawai di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 sampai dengan
tahun 2013 sebesar 15,64%.
Angka pertumbuhan belanja pegawai baik belanja langsung dan
tidak langsung di Kota Palangka Raya masih jauh lebih tinggi dari angkaangka belanja yang lain. Berkaca pada tingginya angka belanja pegawai
pada sektor belanja langsung dan tidak langsung, maka pemerintah Kota

140

Palangka Raya berusaha memperbaiki pengelolaan belanja daerah


melalui penurunan belanja pegawai pada tahun yang akan datang.
Selain belanja pegawai, hal menarik yang perlu dicermati adalah
rata-rata pertumbuhan belanja bantuan sosial pada enam tahun dari tahun
2008 sampai dengan 2013 terjadi rata-rata pertumbuhan belanja bantuan
sosial yang negatif sebesar 20,35%. Pada tahun 2012 rata-rata
pertumbuhan belanja bantuan sosial yang mengalami puncak penurunan
yang sangat signifikan sebesar 52,41%. Perlu diperhatikan bahwa belanja
bantuan

sosial

persentase

atau

masih
jumlah

memegang
penduduk

peranan
miskin,

penting

menurunkan

meningkatnya

kualitas

kesehatan serta makin tingginya pendapatan per kapita dimana Kota


Palangka Raya yang mempunyai wilayah yang luas dengan tingkat
kemajuan yang berbeda. Pemerataan kesejahteraan diperlukan agar
seluruh masyarakat

Kota Palangka Raya dapat

menikmati

hasil

pembangunan.
3.1.2

Neraca Daerah
Pengelolaan aset daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian


ditindaklanjuti dengan Permendagri No.17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Lingkup pengelolaan aset dimaksud
meliputi (1) perencanaan kebutuhan penganggaran, (2) pengadaan, (3)
penggunaan, (4) pemanfaatan, (5) pengamanan dan pemeliharaan, (6)
penilaian, (7) penghapusan, (8) pemindahtanganan, (9) penatausahaan,
dan (10) pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Pengelolaan aset
daerah

di

tahun-tahun

mendatang

diharapkan

dapat

mendukung

tercapainya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan


Keuangan Pemerintah Kota Palangka Raya, dari banyak permasalahan
yang menjadi penghambat, ternyata masalah penyajian aset daerah
merupakan salah satu faktor penyebab. Dilihat dari Neraca Daerah,
ternyata lebih dari 34% dari nilai kekayaan daerah berupa aset tetap.
Namun demikian jika dicermati sebagian besar dari aset tersebut tidak

141

jelas asal usulnya, nilainya maupun status kepemilikannya. Penyebab


terjadinya kondisi tersebut adalah:
1. Kebanyakan

Pengelola

Aset

di

daerah

(sesuai

istilah

dalam

Permendagri 17 tahun 2007), belum memahami perbedaan definisi aset


atau barang daerah dengan barang inventaris.
2. Orientasi pengadaan

barang selama ini hanya membeli dan bukan

mengelola, sehingga tidak pernah dilakukan pengadministrasian dan


pengendalian

secara

layak

(misalnya

tidak

pernah

dilakukan

pengecekan atau inventarisasi secara periodik).


3. Konsepsi penyajian aset atau barang daerah tidak sama dengan
membuat laporan barang inventaris. Biasanya nilai yang dicantumkan
dalam neraca bukan nilai perolehan tetapi nilai pasar atau taksiran.
Sementara menurut kaidah akuntansi sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang
boleh disajikan dengan menggunakan nilai wajar atau taksiran hanya
saat menyusun neraca awal saja (khususnya untuk aset yang lama).
4. Pada saat merencanakan anggaran tidak dilakukan verifikasi secara
memadai sehingga menyebabkan kesalahan dalam memberikan kode
rekening atas Belanja Modal (BM). Seharusnya setiap Belanja Modal
(BM) harus menambah aset tetap, namun karena belanja barang yang
dilakukan tidak digunakan atau dimiliki untuk operasional oleh
pemerintah daerah sendiri namun disumbangkan atau dihibahkan
kepada pihak ketiga, sehingga BM tersebut tidak menambah jumlah
aset daerah.
Kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam
mengoptimalkan pengelolaan barang daerah adalah:
1. Melakukan kegiatan penataan aset;
2. Melakukan penghapusan barang daerah;
3. Melakukan instalasi program SIMBADA (Sistem Informasi Manajemen
Barang Daerah) di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);
4. Mengikutsertakan pengelola aset dalam diklat aset daerah;
5. Menaikkan insentif pengurus barang daerah;

142

6. Melakukan inventarisasi dan klarifikasi aset daerah sebagai tindak


lanjut dari hasil temuan BPK.
7. Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dalam rangka meningkatkan
daya dukung pembiayaan daerah dan pertumbuhan ekonomi.
Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan
adalah rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio
lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek,
sedang rasio cepat adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan
kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio
likuiditas neraca keuangan Kota Palangka Raya tahun 2008-2012 adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Analisis Rasio Keuangan Kota Palangka Raya Tahun 2010-2013
(dalam persen)
No
1
2
3
4
5
6

2010

Uraian
Rasio lancar (current ratio)
Rasio quick (quick ratio)
Rasio total hutang terhadap
total aset
Rasio hutang terhadap modal
Rata-rata umur piutang
Rata-rata umur persediaan

2011

2013

2012

%
4,44
4,08

%
44,03
43,31

%
42,91
41,09

0,01

26,10

70,88

0,01

0,01
-

1,04
-

1,01
-

0,01
-

66,48
64,81

Pada tabel 3.5 dapat terlihat bahwa rasio lancar Kota Palangka
Raya pada tahun 2010 sebesar 4,44%. Pada tahun 2011 mengalami
kenaikan yang lumayan sebesar 44,03% artinya terdapat selisih sebesar
39,59% dibandingkan dengan tahun 2010 selanjutnya pada tahun 2012
mencapai 42,91% terjadi penurunan sebesar 1,12% dan pada tahun 2013
mengalami kenaikan sebesar 66,48 paling tinggi dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan besaran rasio cepat pada tahun
2010 sampai dengan 2013 masing-masing sebesar 4,08%, 43,31%,
41,09% dan 64,81 artinya pada tahun 2013 mengalami kenaikan jika
dibandingkan

dengan

tahun

2010-2012.

Dari

angka

ini

dapat

memperlihatkan kecepatan Kota Palangka Raya dalam membayar atau


melunasi utang lancarnya. Rasio lancar dan rasio cepat tidak terlalu naik

143

dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pemerintah Kota Palangka Raya


efisien dalam mengelola aktiva lancar dan persediannya. Dengan kata
lain, Pemerintah Kota Palangka Raya memiliki kesehatan keuangan yang
cukup baik.
3.2 Analisis Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya. Tujuan pembiayaan daerah adalah untuk menutup defisit
penerimaan daerah ataupun mempergunakan surplus anggaran untuk
tujuan yang produktif. Pemerintah Kota Palangka Raya selama jangka
waktu 6 tahun sejak tahun anggaran 2008 sampai dengan 2013 berusaha
agar pengelolaan pembiayaan daerah bisa berjalan efektif dana efisien
sehingga pembiayaan tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Analisis

pembiayaan

daerah

bertujuan

untuk

memperoleh

gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun


anggaran sebelumnya terhadap surplus atau defisit belanja daerah
sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa yang
akan

datang

dalam

rangka

penghitungan

kapasitas

pendanaan

pembangunan daerah.
3.2.1

Analisis Sumber Penutup Defisit Riil


Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang

kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Kota


Palangka Raya. Selama 6 tahun guna mencukupi kebutuhan belanja
Pemerintah Kota Palangka Raya yang meningkat maka mempergunakan
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Lalu (SILPA).

144

Tabel 3.6
Surplus Defisit Pembiayaan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
(dalam Rupiah)
Uraian
A. Pendapatan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

493.186.660.270,21

522.746.717.814,55

530.483.262.820,08

642.334.754.924,06

719.835.769.566,81

874.865.012.605,33

B. Belanja

522.554.807.423,08

532.269.506.970,49

532.578.866.640,58

604.542.273.757,64

701.107.450.180,78

849.908.281..664,32

- Belanja Tidak

262.218.532.746,35

295.934.898.091,81

303.897.907.373

389.074.816.014,33

460.867.872.762,78

519.501.555.915,60

260.336.274.676,73

236.334.608.878,68

228.680.959.267,58

215.467.457.743,31

240.239.577.418

330.406.725.748,72

(29.368.147.152,87)

(9.522.789.155,94)

(2.095.603.820,50)

37.792.481.166,42

18.728.319.386,03

Langsung

- Belanja
Langsung
Surplus (Defisit)
(A-B)

24.956.730.941,01

Pada tabel 3.6 dapat terlihat pembiayaan netto Kota Palangka


Raya.

Pada

tahun

anggaran

2008,

terjadi

defisit

sebesar

29.368.147.152,87. Demikian juga, pada tahun anggaran 2009 dan 2010


terjadi

penurunan

atau

defisit

sebesar

9.522.789.155,94

dan

2.095.603.820,50. Defisit anggaran ini menandakan kekurangan dalam


kas keuangan disebabkan adanya ketimpangan antara jumlah anggaran
belanja pembangunan dan pendapatan Kota Palangka Raya. Defisit pada
tahun 2008 sampai dengan 2010 diakibatkan oleh meningkatnya belanja
pegawai pada sektor belanja langsung dan belanja tidak langsung. Artinya
pemerintah Kota Palangka Raya memiliki pengeluaran lebih banyak
daripada penghasilan. Namun pada tahun anggaran 2011 dan 2012,
terjadi

surplus

kembali

yakni

sebesar

37.792.481.166,42

dan

18.728.319.386,03. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan belanja yang


dilakukan oleh pemerintah

Kota Palangka Raya memiliki ekuitas yang

positif yakni belanja yang dilakukan tidak besar dari total pendapatan yang
diterima.
Tabel 3.7
Realisasi Pembiayaan APBD Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
(dalam Rupiah)
No

Tahun

Penerimaan
Pembiayaan
Daerah

Pengeluaran
Pembiayaan
Daerah

Pembiayaan Netto

1
2
3
4
5
6

2008
2009
2010
2011
2012
2013

63.179.691.368,19
33.571.438.661,05
21.666.355.225,24
17.328.415.849,74
51.077.591.501,89
35.815.691.366,38

240.105.554,27
490.105.554,27
2.240.105.555
4.043.305.514,27
7.626.869.763,75
4.552.106.000

62.939.585.813,92
33.081.333.106,78
19.426.249.670,24
13.285.110.335,47
43.450.721.738,14
31.263.585.366,38

145

Pada tabel 3.7 dapat terlihat realisasi pembiayaan APBD Kota


Palangka Raya tahun 2008 hingga tahun 2013. Pembiayaan netto yang
merupakan hasil dari formula penerimaan pembiayaan daerah dikurangi
pengeluaran pembiayaan daerah. Pembiayaan netto yang dimiliki
pemerintah

Kota Palangka Raya mengalami surplus selama 5 (lima)

tahun pada tahun 2008 sampai dengan 2013. Pembiayaan netto pada
tahun 2008 sebesar 62.939.585.813,92, tahun 2009 pembiayaan netto
sebesar 33.081.333.106,78, tahun 2010 pembiayaan netto sebesar
19.426.249.670,24,

tahun

2011

pembiayaan

netto

sebesar

13.285.110.335,47 dan pada tahun 2012 pembiayaan netto sebesar


43.450.721.738,14, serta pada tahun 2013 pembiayaan netto sebesar

31.263.585.366,38.

Artinya

penerimaan

pembiayaan

daerah

Kota

Palangka Raya lebih besar dari pengeluaran pembiayaan daerah.


3.2.2

Analisis Realisasi Sisa lebih Perhitungan Anggaran


Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi

sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui sisa lebih


pembiayaan anggaran SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya,
dapat diketahui kinerja APBD Kota Palangka Raya tahun sebelumnya
yang lebih rasional dan terukur.
Pada anggaran 2008 sampai dengan 2013 terlihat bahwa SILPA
mengalami surplus yang cukup besar dan setiap tahun cenderung
mengalami

peningkatan

yakni pada tahun

33.571.438.661,05

kemudian

23.558.543.950,84

selanjutnya

17.330.645.849,74

dan

pada

tahun

pada

pada

tahun

tahun

2008

SILPA

sebesar

2009

SILPA

sebesar

2010

SILPA

sebesar

2011

SILPA

sebesar

51.077.591.501,89, pada tahun 2012 SILPA sebesar 62.179.041.124,17


serta pada tahun 2013 SILPA sebesar 83.596.912.617,92.
Adanya

sisa

lebih

pembiayaan

pengelolaan keuangan pemerintah

anggaran

menunjukkan

Kota Palangka Raya yang baik.

Namun demikian, adanya SILPA yang tinggi justru mengindikasikan


buruknya kinerja pengelolaan keuangan daerah. Tingginya SILPA
membuktikan bahwa penyerapan anggaran di daerah itu sangat rendah.
146

Ada

beberapa

faktor

yang

menyebabkan

rendahnya

penyerapan

anggaran yakni lemahnya pelaksanaan program dan kegiatan pada


masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kinerja birokrasi
yang menurun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

147

Tabel 3.8
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Palangka Raya Tahun 2008-2014 (dalam Rupiah)
No

Uraian

1.

Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran (SiLPA) Tahun
Anggaran sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah Yang di Pisahkan
Penerimaan Pinjaman
Daerah
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang
Daerah
Sisa lebih pembiayaan
anggaran tahun berkenaan

2.
3.
4.
5.

6.
7.

2008

2009

2010

2011

2012

2013

33.571.438.661,05

23.558.543.950,84

17.330.645.849,74

51.077.591.501,89

62.179.041.124,17

62.179.041.124,17

4.000.000.000

33.571.438.661,05

23.558.543.950,84

17.330.645.849,74

51.077.591.501,89

62.179.041.124,17

83.596.912.617,92

148

3.2.3

Analisis Proyeksi Belanja Daerah


Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan

belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat


wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan
proyeksi 5 (lima) tahun ke depan untuk penghitungan kerangka
pendanaan pembangunan daerah. Analisa proyeksi belanja daerah hanya
memperhitungkan belanja langsung dan belanja tidak langsung.
Tabel 3.9
Nilai Belanja Langsung dan Belanja tidak Langsung dengan
Rata-Rata Pertumbuhan (dalam Rupiah)
No

Uraian

1.

Belanja tidak
langsung
Belanja langsung

2.

2013

Rata-rata
Pertumbuhan

Nilai

519.501.555.915,60

14,95

77.678.030.708,80

330.406.725.748,72

6,16

20.348.424.803,09

Tabel 3.10
Proyeksi Belanja Langsung dan Belanja tidak Langsung (dalam Juta)
No

Uraian

1.

Belanja
tidak
langsung
Belanja
langsung

2.

2014

2015

2016

2017

2018

597.563.376.248,48

634.373.280.225,39

673.450.674.287,27

714.935.235.823,37

758.975.246.350,09

414.767.013.140,34

440.316.661.149,79

467.440.167.476,61

496.234.481.793,37

526.802.525.871,63

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa proyeksi belanja


langsung Kota Palangka Raya mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan
rata-rata pertumbuhan belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
modal Kota Palangka Raya cenderung naik. Sedangkan pada sektor
belanja tidak langsung mengalami rata-rata pertumbuhan yang positif
disebabkan peningkatan yang cukup signifikan ada

belanja pegawai,

belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan keuangan.


Belanja langsung tersebut akan digunakan untuk belanja program
prioritas seperti pada tabel 8.1 dan program-program pendukung yang
didasarkan bahwa indikator kinerja program tersebut berupa output dan
berfungsi sebagai pendukung (belanja rutin) terhadap program prioritas
pembangunan daerah.

149

Tabel 3.11
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam rupiah)
No.

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

2013

493.186.660.270,21

522.746.717.814,55

530.483.262.820,08

642.512.979.205,89

719.835.769.566,81

874.865.012.605,33

23.187.580.441,21

22.535.680.868,55

25.815.783.567,08

34.982.609.248,89

50.515.952.309,27

63.556.113.907,34

Pendapatan

1.1.

Pendapatan Asli Daerah

1.1.1.

Pajak Daerah

9.173.436.279

10.126.423.952

11.815.006.914

23.188.668.150,26

34.747.573.390,40

43.622.345.363,94

1.1.2.

Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Keuangan daerah
yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah

8.446.860.418

8.107.139.926

9.987.337.084

8.653.971.962

9.885.999.588

10.831.917.077

360.957.259

594.421.943,25

431.134.172,32

604.076.873,84

804.770.016,49

959.030.316,10

5.206.326.485,21

3.707.695.047,30

3.582.305.396,76

2.535.892.262,79

5.077.609.314,38

8.142.821.150,30

400.181.824.645

410.817.454.127

404.576.494.333

466.395.161.314

552.429.551.513

638.529.004.050

28.343.152.645

32.449.320.127

37.858.714.333

40.263.238.314

61.341.367.513

55.219.938.050

330.018.672.000

334.308.134.000

341.320.280.000

386.393.123.000

459.782.814.000

539.535.616.000

1.1.3.
1.1.4.
1.2.

1.2.2.

Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan
pajak
Dana Alokasi Umum

1.2.3.

Dana Alokasi Khusus

41.820.000.000

44.060.000.000

25.397.500.000

39.738.800.000

31.305.370.000

43.773.450.000

1.3.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

69.817.255.184

89.393.582.819

100.090.984.920

141.135.208.643

116.890.265.744,54

172.779.894.647,99

1.3.1.
1.3.2.

Pendapatan Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan
pemerintah daerah lainnya
Dana Penyesuaian dan otonomi
Khusus
Bantuan Keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya

29.680.454.056
3.000.000.000

247.600.000
-

2.985.600.000
-

766.800.000
-

38.922.514.090
-

21.525.513.184

29.492.957.056

31.524.611.302

39.899.143.163

50.671.733.744,54

74.190.106.647,99

44.716.140.000

19.790.971.707

31.066.163.218

29.700.000.000

433.384.000

1.400.000.000

150.000.000

8.299.600.000

2.175.602.000

7.429.200.000

33.321.410.400

40.719.651.480

65.018.348.000

90.290.188.000

13.316.925.000

3.931.200.000

14.363.889.000

1.2.1.

1.3.3.
1.3.4.
1.3.5.
1.3.6.
1.3.7.
1.3.8.

Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru


PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND

Dana Bantuan Operasional Sekolah


(BOS)
Dana Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Daerah

150

Tabel 3.12
Prediksi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2014-2018 (dalam rupiah)
No.

Uraian

Pendapatan

1.1.

2014

2015

2016

2017

2018

946.131.533.298,38

1.063.750.000.000

1.196.000.000.000

1.344.700.000.000

1.512.000.000.000

Pendapatan Asli Daerah

72.655.800.300

95.150.000.000

124.700.000.000

150.800.000.000

193.000.000.000

1.1.1.

Pajak Daerah

51.080.000.000

71.000.000.000

99.000.000.000

122.000.000.000

161.000.000.000

1.1.2.

Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang
dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah

12.470.550.300

13.000.000.000

13.700.000.000

14.300.000.000

15.000.000.000

1.180.000.000

1.650.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

3.000.000.000

7.925.250.000

9.500.000.000

10.000.000.000

12.000.000.000

14.000.000.000

691.846.430.423

751.700.000.000

807.600.000.000

875.000.000.000

923.000.000.000

60.167.412.423

69.700.000.000

80.800.000.000

93.000.000.000

107.000.000.000

589.449.668.000

636.600.000.000

678.000.000.000

730.000.000.000

760.000.000.000

1.1.3.
1.1.4.
1.2.

1.2.2.

Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan
pajak
Dana Alokasi Umum

1.2.3.

Dana Alokasi Khusus

42.229.350.000

45.400.000.000

48.800.000.000

52.000.000.000

56.000.000.000

1.3.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

181.629.302.575,38

216.900.000.000

263.700.000.000

318.900.000.000

396.000.000.000

1.3.1.

Pendapatan Hibah
Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan
pemerintah daerah lainnya

80.239.552.575,38

88.200.000.000

97.000.000.000

106.000.000.000

117.000.000.000

7.100.000.000

4.300.000.000

2.500.000.000

1.500.000.000

1.000.000.000

94.289.750.000

124.400.000.000

164.200.000.000

211.400.000.000

278.000.000.000

1.2.1.

1.3.3.
1.3.4.
1.3.5.
1.3.6.
1.3.7.
1.3.8.

Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus


Bantuan Keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya
Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru
PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Dana Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Daerah

151

Tabel 3.13
Belanja Langsung dan Tidak Langsung Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam Rupiah)
Uraian
A.
B.
-

Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Belanja tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja tidak Terduga
Jumlah Belanja

2008

2009

2010

2011

2012

2013

260.336.274.676,73
14.042.299.440
96.447.474.097,73
149.846.501.157
262.218.532.746,35
232.055.826.606,66
207.948.917,69
1.500.000.000
5.397.014.608
15.179.793.000
24.000.000
2.189.790.000

236.334.608.878,68
14.957.300.000
81.327.733.919,68
140.049.574.959
295.934.898.091,81
277.390.995.474,08
178.756.917,73
480.000.000
3.801.300.000
11.730.328.200
2.203.517.500

228.680.959.267,58
57.116.682.996,58
81.134.345.229
90.429.930.042
303.897.907.373
287.006.021.308
151.333.460
7.043.573.787
6.746.978.818
2.725.000.000

215.467.457.743,31
18.578.750.330
91.395.096.419,31
105.493.610.994
389.074.816.014,33
365.910.400.792
1.890.000.000
11.917.048.400
8.632.366.822,33
725.000.000

240.239.577.418
24.265.540.452
105.629.950.368
110.344.086.598
460.867.872.762,78
427.831.480.562,27
2.048.710.587,08
21.783.790.987
7.589.000.000
1.464.890.626,43

330.406.725.748,72
32.053.961.370
125.018.151.949,84
173.334.612.428,88
519.501.555.915,60
474.001.519.695
1.781.151.504,63
38.922.514.090
3.611.480.000
1.184.890.625,98

5.664.159.614
522.554.807.423,08

150.000.000
532.269.506.970,49

225.000.000
532.578.866.640,58

604.542.273.757,64

150.000.000
701.107.450.180,78

849.908.281.664,32

152

Tabel 3.14
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013
NO
A.
1.
2.
3.
4.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

URAIAN
Belanja Tidak Langsung
Belanja Gaji dan Tunjangan
Belanja Tambahan Penghasilan**)
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan
DPRD serta Operasional KDH/WKDH
Belanja pemungutan Pajak Daerah**)
Belanja Langsung
Belanja Honorarium PNS**)
Belanja Uang Lembur**)
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan
Bimbingan Teknis PNS**)
Belanja premi asuransi kesehatan
Belanja makanan dan minuman pegawai***)
Belanja pakaian dinas dan atributnya**)
Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari
Tertentu*)
Belanja perjalanan dinas**)
Belanja perjalanan pindah tugas
Belanja Pemulangan Pegawai
Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair,
peralatan dan perlengkapan dll)
TOTAL

2009

2010

2011

2012

2013

301.140.124.211
-

368.791.530.027
-

412.126.635.045
291.642.637.212
86.968.974.833

490.346.702.304,74
327.141.797.448
122.937.478.856

519.501.555.915,60
340.209.690.638
130.045.155.657

1.623.200.000

1.352.000.000

1.631.544.000

252.133.664.159,05
-

209.956.438.218,12
-

2.267.000.000
250.180.820.520,74
3.734.515.000
738.271.200
210.250.000

2.440.969.000
266.223.161.829,78
6.619.488.250
714.015.016
182.750.000

32.053.961.370
8.375.915.540
376.452.750
369.499.450

3.543.004.090

5.315.513.024

3.071.126.500

848.499.980
9.346.790.135
404.701.600

2.104.402.205
8.404.933.523
736.829.250

834.225.749
10.496.144.950
834.458.000

698.511.350

2.512.343.580

1.129.393.150

16.211.417.612
2.340.000.000

25.152.331.910
1.650.000.000

25.765.533.928
1.350.000.000

144.566.409.435

100.302.489.333

128.927.376.596,74

119.715.884.480

173.334.612.428,88

553.273.788.370,05

578.747.968.245,12

662.307.455.565,74

756.569.864.134,52

849.908.281.664,32

153

BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
4.1. Pendahuluan
Permasalahan

pembangunan

daerah

merupakan

gap

expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan


yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang
dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang
yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.
Berdasar analisis atas data dan informasi yang disajikan pada bab
2 dan bab 3, bab ini menguraikan permasalahan dan isu strategis Kota
Palangka Raya.Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan
daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah. Identifikasi faktorfaktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal.
Selanjutnya diuraikan pula isu strategis eksternal, baik nasional,
propinsi maupun luar negeri yang memiliki pengaruh pada Kota Palangka
Raya. Berdasar berbagai isu strategis yang berpengaruh terhadap
pembangunan kota itu kemudian disusun rencana dan strategi umum
untuk mencapai tujuan pembangunan lima tahun ke depan.

4.2. Analisis Permasalahan


Uraian atas permasalahan dilakukan berdasar kelompok masalah
penting yang dihadapi Kota Palangka Raya, melalui analisis mendalam
pada bab 2 dan bab 3 analisis itu terbagi atas 7 poin yaitu kesejahteraan
sosial, pendidikan, kesehatan, pelayanan umum, ketahanan pangan,
lingkungan hidup dan daya saing.
Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial
Pada aspek kesejahteraan dibandingkan dengan kabupaten dan
kota lain di Palangka Raya secara umum telah cukup baik. Namun
demikian jika dilihat lebih detail akan terlihat bahwa kesejahteraan itu
154

belum dinikmati secara merata oleh seluruh wilayah maupun seluruh


sektor yang ada. Sektor pertanian yang meliputi wilayah paling luas dan
penduduk cukup banyak memiliki pertumbuhan yang jauh lebih lambat
dibandingkan dengan sektor lainnya, terutama jasa dan perdagangan.
Ketidak merataan kesejahteraan ini kemudian dikonfirmasi oleh angka
Gini Indeks yang cenderung tidak berkurang.
Kesejahteraan yang tidak merata itu bersumber dari 4 aspek
penting yakni, pertama, produktivitas sektor pertanian dan perkebunan
yang memang rendah. Rendahnya produktivitas pertanian itu bermula dari
kondisi lahan yang memang kurang cocok untuk tanaman pangan, tetapi
pada umumnya penduduk mengusahakan tanaman pangan sementara
sektor perkebunan rakyat yang sangat potensial juga masih diusahakan
secara

tradisional.

Kedua,

sektor

perdagangan

dan

jasa

yang

berkembang dengan cepat tidak terkait langsung dengan sektor pertanian


yang menghidupi sebagian besar penduduk. Ketiga, sektor industri
furniture dan home industri yang seharusnya menjadi pengungkit
pertumbuhan untuk sektor pertanian belum berkembang. Keempat,
ketersediaan infrastruktur untuk sektor pertanian dan pedesaan sangat
kurang dibandingkan dengan yang dibutuhkan.
Akibat dari ketimpangan kesejahteraan ini maka timpang pula
aspek pendidikan dan kesehatan untuk penduduk. Disamping itu
rendahnya kinerja sektor pertanian juga berdampak pada tingginya tingkat
kemiskinan di daerah pedesaan dan sektor pertanian. Ketika tingkat
pendidikan masih lemah dengan kesehatan yang juga lemah dengan
tingkat kemiskinan yang tinggi, dampak selanjutnya adalah bahwa aspek
sosial maupun budaya tidak berkembang.

Kemiskinan dan pendidikan

yang buruk ditambah dengan terus bertambahnya jumlah penduduk juga


akan mengancam lingkungan hidup.
Secara singkat analisis masalah kesejahteraan itu digambarkan
oleh diagram 4.1.

155

Diagram 4.1
Analisis Aspek Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial
Kota Palangka Raya

Pendidikan
Sejalan dengan persoalan kesejahteraan, persoalan pendidikan di
kota Palangka Raya juga terkait dengan variasi capaian kinerja pendidikan
yang cukup tinggi antar kecamatan. Teridentifikasi 4 kelompok persoalan
yang menjadi penyebabnya, yakni sisi sumber daya manusia, sistem
pendidikan, sarana dan prasarana juga ada masalah pada sisi
masyarakat. Persoalan yang muncul disini lebih erat terkait dengan
kondisi di wilayah remote (wilayah yang jauh dari jangkauan ibukota).
Di wilayah remote, seperti Rakumpit dan Sebangau pinggir kondisi
sarana dan prasarana pendidikan relatif rendah dibandingkan dengan
kecamatan yang berada di pusat kota seperti Pahandut. Hal ini dapat
dicermati dari rasio gedung murid terhadap jumlah sekolah yang relatif
tinggi. Selain jumlahnya terbatas kondisi sarana pendidikan di wilayah
remote ini juga dalam keadaan yang kurang baik. Kondisi ini menjadi
semakin buruk ketika penduduk yang berdiam di wilayah remote itu
umumnya sangat terpencar. Dalam kondisi demikian, sekalipun fasilitas
pendidikan ada tetapi untuk menjangkau fasilitas pendidikan yang ada
terhalang oleh sarana transportasi yang juga kurang memadai.

156

Pada

wilayah

yang

demikian

kondisi

masyarakatnya

pada

umumnya berbasis pendidikan rendah dengan kondisi kesejahteraan yang


kurang. Pada masyarakat yang seperti ini, terlalu mahal untuk memikirkan
anak untuk investasi, sehingga anak harus menjadi tenaga kerja untuk
mencukupi kebutuhan hidup. Disamping itu memang masih ada bagian
dari masyarakat yang kurang berpendidikan sehingga belum memahami
makna pentingnya pendidikan.
Kondisi semacam ini masih diperburuk oleh kenyataan bahwa
sumber daya pendidikan juga terdistribusi secara tidak merata. Pada
wilayah remote, jumlah tenaga kependidikan relatif terbatas, akibat dari
infrastruktur yang kurang. Kurangnya tenaga kependidikan itu masih
ditambah

persoalan

adanya

tenaga

kependidikan

yang

memiliki

ketrampilan terbatas. Pada aspek tenaga kependidikan ini juga terdapat


persoalan komitmen yang rendah dari tenaga pendidik, sehingga proses
pendidikan tidak dapat dijalankan dengan baik.
Aspek penting lainnya adalah pola dan sistem kependidikan yang
seragam kadang kurang sesuai dengan kondisi dan budaya lokal. Ketika
hal ini terjadi maka masyarakat akan melihat bahwa pendidikan tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan dan tidak ada manfaatnya, itulah
sebabnya maka tingat partisipasi pendidikan menjadi rendah.
Kompleksitas kondisi pendidikan secara sederhana digambarkan
oleh diagram 4.2.

157

Diagram 4.2
Kompleksitas Pelayanan Pendidikan di Kota Palangka Raya

Kesehatan
Sebagai sebuah kota, tingkat kesehatan Kota Palangka Raya
sudah baik, namun demikian secara kewilayahan capaian kinerja
kesehatan masih belum merata. Terdapat 4 kelompok aspek yang
diidentifikasi menjadi penyebabnya, yaitu aspek kebijakan, perilaku dan
budaya serta sarana dan ketenagakerjaan (lihat diagram 4.3).
Pada aspek kebijakan terdapat kebijakan yang kurang mendukung
tercapainya kinerja pelayanan kesehatan yang optimal. Kurang adanya
insentif bagai tenaga medis dan paramedis adalah yang pertama.
Selanjutnya penempatan tenaga medis dan paramedis yang kurang tepat,
pada wilayah yang belum ada tenaga paramedis swasta ditempatakan
tenaga paramedis dengan jumlah yang sama dengan wilayah yang telah
ada tenaga medis swastanya. Aspek selanjutnya dari kebijakan adalah
pembangunan kawasan pemukiman yang kurang memperhatikan aspek
kesehatan, misalnya kawasan perumahan tanpa drainase yang cukup
tanpa jaringan air bersih yang cukup, tanpa ruang terbuka maupun
pengelolaan sampah yang cukup. Pembangunan kawasan yang buruk
seringkali bersumber dari adanya konflik antar kebijakan yang dibawa oleh

158

masing-masing SKPD/KL. Tuntutan capaian MDGs seringkali juga


menjadi beban berlebih bagi institusi kesehatan karena selain harus
menyelesaikan persoalan persoalan yang ada di Kota Palangka Raya
sendiri, institusi kesehatan daerah juga masih harus melakukan usaha
untuk mencapai tuntutan MDGs. Akibatnya upaya untuk penanganan
kesehatan internal terbengkelai. Kondisi ini semakin sulit ketika anggaran
yang dimiliki oleh dinas kesehatan terbatas, sehingga untuk mencapai
keberhasilan, hanya wilayah yang mudah dijangkau yang dapat dikelola.
Sarana kesehatan yang ada di seluruh wilayah telah sesuai dengan
rasio yang dipersyaratkan, namun demikian lokasi penduduk yang sangat
terpencar membuat sarana yang tersedia belum dapat dimanfaatkan
secara optimal oleh penduduk. Disamping itu fasilitas yang langsung
berhubungan dengan kesehatan penduduk, di wilayah remote juga
kurang, seperti air bersih. Pada aspek sumber daya manusia kesehatan,
penempatan tenaga kesehatan yang kurang pas juga masih ditambah
dengan ketrampilan teknisi yang kurang memadai. Sejalan dengan tenaga
kependidikan, tenaga kesehatan juga masih banyak yang komitmennya
terhadap tugas dan tanggungjawab masih rendah.

159

Diagram 4.3
Permasalahan terkait dengan Kinerja Kesehatan
di Kota Palangka Raya

Pada sisi masyarakat, terdapat dua hal yang menghambat capaian


kinerja kesehatan yang baik, yakni aspek budaya dan perilaku. Secara
budaya masyarakat masih sangat percaya kepada pelayan kesehatan
tradisional seperti dukun bayi. Masalahnya banyak dukun bayi yang belum
mendapatkan pendidikan kesehatan secara memadai, padahal cara
kesehatan tradisional menjadi kurang memadai berhadapan dengan
perkembangan penyakit yang ada. Disamping itu budaya patriarkhi yang
kental menghalangi pelayanan tenaga kesehatan karena pasien, dalam
hal ini ibu tidak memiliki keputusan atas kondisi kesehatannya sendiri.
Pada sisi lain perilaku masyarakat tradisional masih erat melekat
pada sebagian besar penduduk, dimana perilaku itu mungkin tidak
menimbulkan masalah ketika penduduk belum banyak dan penyakit belum
berkembang seperti saat ini. Namun saat ini dengan perkembangan
penduduk dan penyakit yang semakin beraneka ragam kebiasaan itu
cukup menjadi sumber penyakit dan penyebarannya. Kebiasaan seperti
buang air besar, membuang sampah di sungai, memanfaatkan air sungai
yang telah tercemar, tidak menjaga kebersihan lingkungan adalah

160

beberapa

kebiasaan

yang

cukup

menghambat

upaya

pelayanan

kesehatan agar terselenggara secara optimal.


Pelayanan Umum
Pelayanan umum disini terkait dengan pelayanan pemerintah Kota
yang bersifat langsung kepada masyarakat. Pelayanan dokumen pribadi,
seperti KTP, KK dan akte kelahiran, pelayanan perijinan, pelayanan
transportasi sampai persampahan dan data. Pada aspek ini kinerja yang
dicapai juga belum optimal. Jumlah penduduk ber-KTP, Ber-KK, ber-akte
kelahiran, tanah yang bersertifikat, ijin trayek dan sebagainya adalah
indikator yang digunakan untuk mendeteksi kinerja pelayanan. Kinerja
pelayanan yang belum optimal itu terkait dengan beberapa penyebab
diantaranya sisi sarana dan prasarana, sisi kelembagaan, sisi

aparat

pelayanan maupun pada sisi masyarakatnya itu sendiri (lihat diagram 4.3).
Terkait dengan aspek sarana dan prasarana. Sarana gedung dan
tempat pelayanan dirasakan belum memenuhi syarat pelayanan yang
baik, misalnya kondisi gedung kearsipan yang belum representatif.
Disamping gedung, sarana penunjang pelayanan, seperti alat uji
kendaraan, alat survey, buku perpustakaan maupun ketersediaan rambu
lalu lintas masih terbatas. Sarana pelayanan yang juga penting adalah
sarana untuk mobilitas petugas pelayanan, pada aspek ini juga masih
terbatas. Namun demikian segala bentuk kekurangan fisik ini bukanlah
yang utama, jika aparat pelayanan cukup berkualitas.
Sumber daya pelayanan, petugas pelayanan sangat disayangkan
sampai saat ini masih bermasalah. Pertama terkait dengan jumlahnya
yang kurang mencukupi, hal ini masih ditambah dengan kualifikasi yang
rendah, akibat dari penempatan tenaga yang tidak sesuai dengan
bidangnya. Ketidaksesuaian keahlian dengan bidang kerja membawa
dampak pada kurangnya tanggungjawab para petugas ini pada tugas dan
pekerjaannya. Hal ini masih diperlemah oleh rendahnya upaya untuk
meningkatkan
dibutuhkan.

keahlian

Maka

itu

melalui
semua

pelatihan
berdampak

ataupun
pada

training

buruknya

yang
kinerja

pelayanan.

161

Rendahnya kinerja aparat pelayanan itu masih ditambah dengan


aspek kelembagaan yang juga lemah. Secara kelembagaan, untuk setiap
pelayanan yang diberikan pada masyarakat belum memiliki Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang jelas. Ketidakjelasan SOP itu masih
ditambah

dengan

keberadaan

SOTK

yang

belum

sempurna.

Permasalahan kelembagaan ini seperti berputar putar dengan sumber


daya pelayanan yang ada. SDM kurang baik ditambah sistem kerja yang
juga kurang baik, atau sistem kerja yang kurang baik menyebabkan SDM
yang kurang baik. Apapun yang menjadi penyebab tetap berdampak pada
buruknya kinerja pelayanan.
Diagram 4.4
Permasalahan terkait dengan Pelayanan Umum di
Kota Palangka Raya

Masyarakat juga berperan dalam menciptakan kinerja pelayanan yang


kurang optimal. Kesadaran masyarakat untuk mengurus dokumen
administrasi, baik terkait dengan pribadi seperti KTP, kepemilikan seperti
tanah maupun perijinan seperti IMB atau ijin usaha masih rendah. Terkait
dengan

pelayanan

transportasi,

masyarakat

masih

lebih

memilih

kendaraan pribadi tetapi dengan kesadaran berlalu lintas yang aman


masih rendah. Pelanggaran terhadap rambu, pengabaikan pada aspek

162

keselamatan berkendara masih sangat sering terjadi. Untuk pelayanan


data maupun buku dan arsip, sebagaimana wilayah lain di Indonesia, ratarata minat bacanya masih rendah.

Ketahanan Pangan
Sebagai daerah perkotaan dengan sumber daya alam yang
sebagain besar berdasar rawa dan tingkat teknologi pertanian masih
belum maju, Kota Palangka Raya kurang dapat menghasilkan padi
sebagai makanan pokok. Akibatnya untuk memenuhi kebutuhan beras,
kota ini harus mendatangkan dari luar daerah. Ketika pangan utama
adalah beras maka kondisi ini dapat dikatakan bahwa kota ini rentan
dalam aspek ketahanan pangan. Kerentanan itu selain terkait dengan
produksi yang rendah juga terkait dengan kurangnya tingkat diversifikasi
pangan.
Diversifikasi pangan yang rendah terkait dengan kurangnya upaya
untuk memanfaatkan potensi pangan lokal non beras yang ada.
Kurangnya upaya industrialisasi produk pertanian menyebabkan pangan
lokal pengganti beras kurang tersedia. Ketika pangan pengganti tidak
tersedia, maka masyarakat tetap bergantung pada beras. Analisis ini
secara sederhana disajikan pada diagram 4.5.

163

Diagram 4.5
Permasalahan Rentannya Ketahanan Pangan di Kota Palangka Raya

Lingkungan Hidup
Aspek lingkungan hidup terkait

dengan kondisi lingkungan

pendukung kehidupan. Kondisi lingkungan hidup di Kota Palangka Raya


masih cukup baik, dalam pengertian masih dalam batas aman baik untuk
pencemaran air maupun pencemaran udara. Namun demikian secara
keseluruhan ancaman terhadap degradasi lingkungan sudah sangat
nyata. Banjir, sampah tidak terkelola, sungai membawa sampah,
pendangkalan sungai dan danau maupun kebakaran hutan adalah
beberapa indikator yang menunjukkan ancaman terhadap linkungan
hidup. Kualitas lingkungan yang cenderung memburuk itu terkait dengan
tiga kelompok besar masalah yakni sarana dan prasarana, penegakan
hukum lingkungan dan sisi masyarakat (lihat digaram 4.6).
Pegelolaan lingkungan yang baik membutuhkan sarana dan
prasarana. Terkait dengan aspek tersebut, teridentifikasi bahwa sarana
untuk pengelolaan lingkungan yang tersedia belum memadai. Tempat
penumpukan sampah, truk pengangut sampah masih terbatas, akibatnya
belum semua sampah yang dihasilkan dapat dikelola. Pada sisi lain
pertambahan penduduk dan peningkatan ekonomi menyebabkan jumlah
sampah per kapita semakin tinggi yang secara keseluruhan produksi

164

sampah total akan bertambah dengan cepat. Tidak hanya sarana untuk
sampah yang terbatas, namun juga sarana pengelolaan kebersihan
lainnya, misalnya toilet umum yang memadai dan sehat.
Kurangnya fasilitas ini masih ditambah dengan sistem pengelolaan
yang belum baik. Sampah hanya berakhir dengan penumpukan dan
pembuangan terbuka, belum ada upaya untuk melakukan pengolahan
agar tidak menjadi gunung. Pada sisi lain juga belum diupayakan
pendidikan kepada masyarakat untuk mengurangi produksi sampah dan
bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkan melalui pola
pengelolaan sampah 3R. Pada kasus hutan, pegelolaan berdasar sistem
kesatuan

berdasar

fungsinya

juga

belum

dijalankan,

sehingga

pencegahan terhadap terjadinya kerusakan hutan belum dapat dilakukan


secara optimal.
Pelanggaran terhadap hukum lingkungan belum dapat diketahui
secara cepat, akibat dari kurangnya tenaga pelaksana dan minimnya
sarana pendukung. Kasus kejahatan terjadap lingkungan hanya dapat
diketahui ketika ada laporan dari masyarakat. Ketika laporan telah ada
dan penegakan aturan hendak dijalankan, seringkali terhalang oleh
kepemilikan lahan pribadi, sehingga hukum lingkungan sulit untuk
ditegakkan. Misalnya pada kasus lahan yang telah ditetapkan sebagai
kawasan penyangga air, seharsunya tidak diperbolehnya untuk dijadikan
perkebunan, tetapi ketika aturan ini dilanggar penegakan tidak dapat
dilakukan sebab lahan tersebut adalah lahan pribadi. Pada kasus
penegakan hukum dapat dilakukan, monitoring terhadap keberlangsungan
penegakan itu tidak pernah dilakukan, kembali persoalan prasarana
menjadi penghambat dan penghalangnya. Kesulitan monitoring maupun
penegakan lingkungan itu menjadi semakin sulit karena adanya kenyataan
ego sektoral yang sangat kental. Ego sektoral itu cukup banyak yang
berasal dari kebijakan pusat, yang kemudian menjadi buah simalakama di
daerah. Ketika terdapat konflik kepentingan antara keharusan dari K/L dan
kepentingan daerah, maka umumnya urusan daerah yang terabaikan.

165

Diagram 4.6
Persamalahan Degradasi Lingkungan Hidup di Kota Palangka Raya

Aspek yang tidak kalah penting pada degradasi lingkungan ini


adalah sikap dan perilaku masyarakat. Penduduk yang terus bertambah
adalah aspek pertama yang menjadi ancaman terhadap lingkungan.
Setiap pertabahan penduduk artinya kebutuhan akan tempat tinggal dan
makanan serta kepentingan lainnya. Pada sisi lain, lingkungan tidak akan
pernah bertambah jumlahnya maupun luasnya. Ketika tidak dilakukan
pengelolaan lingkungan yang benar maka daya dukung lingkungan jelas
menjadi ancamannya. Faktor kedua dari masyarakat adalah kebiasaan
yang telah berlangsung lama, misalnya membuang sampah di sungai.
Ketika penduduk belum banyak hal ini tidak akan berpengaruh buruk
terhadap lingkungan apalagi sampah yang dihasilkan juga masih sampah
organik yang akan dengan mudah terurai. Namun demikian bertambahnya
penduduk dan perkembangan ekonomi membuat sampah bertambah
banyak dan beraneka ragam. Sampah anorganik yang membutuhkan
waktu lama untuk hancur menjadi ancaman serius bagi lingkungan.
Perilaku lain yang kurang ramah terhadap lingkungan misalnya bertempat
tinggal di daerah aliran sungai. Sekali lagi kebiasaan ini mungkin aman

166

ketika penduduk masih sedikit, namun menjadi ancaman berat ketika


penduduk semakin bertambah.

Daya Saing Investasi


Pada aspek daya saing, Kota Palangka Raya termasuk dalam
kategori baik dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain di Kalimantan
Tengah. Posisinya yang strategis dengan infrastruktur pendukung yang
cukup baik, menjadikan kota ini adalah pintu gerbang bagi akses ke
Kalimantan Tengah yang lain. Namun demikian daya saing yang tinggi itu
belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari petumbuhan
investasi yang tinggi pada bidang jasa dan perdagangan tetapi sektor
lainnya hampir belum tersentuh. Ketersediaan infrastruktur yang sangat
kurang memadai untuk mendukung investasi bidang pertanian menjadi
penyebab pertama. Sementara itu sektor industri juga tidak berkembang
baik industri pengolah bahan baku lokal maupun industri lainnya.
Terhambatnya pengembangan sektor petanian juga terkait dengan
kepastian usaha yang rendah. Konflik kepemilikan lahan masih cukup
sering ditemukan, ini tentu menjadi penghambat investasi di bidang yang
membutuhkan

lahan.

Disamping

itu

kebijakan

pemerintah

untuk

mengembangkan potensi pertanian rakyat misal perkebunan juga sangat


kurang.
Diagram 4.7 mendeskripsikan persoalan terkait dengan daya saing
investasi di Kota Palangka Raya. Aspek lain daya saing kurang
termanfaatkannya potensi daya saing ini adalah masih kurangnya
infrastruktur pendukung, misalnya kebutuhan akan listrik. Listrik menjadi
sumber energi bagi pengembangan sektor insdustri, ketika listrik kurang
tersedia maka kurang menarik pula daerah ini.
Perlu dicermati pada aspek daya saing ini untuk persoalan
keberpihakan

pemerintah,

baik

pusat

maupun

daerah

dalam

memanfaatkan potensi yang ada. Sebagai daerah dengan perkebunan


karet rakyat perlu ada upaya lebih maksimal lagi untuk membangun atau
mendorong pengembangan industri pengolah karet misalnya.

167

Diagram 4.7
Persoalan terkait dengan Daya Saing Daerah

4.3. Isu Strategis


Berdasar analisis permasalahan, dapat dilihat dan dicermati, bahwa
secara makro persoalan yang dihadapi Kota Palangka Raya adalah
adanya ketidak merataan antar sektor dalam perekonomian, yang itu
bermakna

ketidak

merataan

kesejahteraan.

Ketidak

merataan

kesejahteraan itu kemudian berdampak luas pada aspek pendidikan,


kesehatan, kemiskinan maupun kehidupan sosial budaya yang juga tidak
merata. Selanjutnya kemiskinan adalah musuh besar dari lingkngan
hidup.
Ketidak merataan kesejahteraan itu bersumber dari 5 (lima) pokok
persoalan yakni adanya ketimpangan pola investasi. Pertanian sebagai
sektor yang menghidupi sebagian besar penduduk kurang mendapat
perhatian untuk investasi, akibatnya pertanian (pedesaan) menjadi
sumber kemiskinan.
Penyebab berikutnya adalah adanya ketimpangan kualitas sumber
daya manusia. Sebagai sektor yang kurang menarik dan kurang
mendapat dorongan maka sektor ini juga kurang dapat menghasilkan
tenaga kerja yang berkualitas. Berbeda dengan mereka yang bergerak di

168

sektor jasa dan perdagangan yang didorong terus untuk menciptakan


inovasi mengikuti perkembangan dunia perdagangan dan jasa.
Selanjutnya adalah kurang adanya keterkaitan antar sektor yang
berkembang di kota ini. Sektor perdagangan dan jasa adalah sektor yang
sangat berkembang dengan baik, namun demikian sektor ini kurang
memiliki

keterkaitan

Perkembangan

dengan

sektor

sektor

perdagangan

pertanian
lebih

maupun

banyak

industri.

didorong

oleh

keberadaan kota ini yang terletak pada pintu masuk ke Kalimantan


Tengah. Artinya perdagangan bukan memperdagangkan hasil produk
(baik pertanian maupun industri) dari Kota Palangka Raya, melainkan
memperdagangkan

produk

dari

luar

Kota

Palangkaraya

untuk

diperdagangkan ke sekitar Kalimantan Tengah.


Kurang berkembanganya sektor pertanian dan pedesaan juga
terkait dengan lemahnya inftrastruktur di daerah pedesaan dan sentra
sentra produksi pertanian. Sebagai sebuah kota yang sangat strategis,
kota ini masih memiliki kecamatan yang cukup terpencil dengan
aksesibilitas

yang

sulit.

Pertanian

hanya

akan

berkembang

jika

transportasi memadai. Transportasi yang buruk hanya akan menekan


harga produk pertanian, hal ini di satu sisi akan menjadi disinsentif bagi
pengembangan pertanian dan pada sisi lain akan membuat pertanian dan
pedesaan menjadi kantong kemiskinan.
Terakhir ketidakmerataan pembangunan itu juga bersumber dari
ketidak merataan pelayanan dasar yang harus diberikan kepada
penduduk. Sulitnya akses ke beberapa wilayah membuat tenaga
berkualitas baik pendididkan, kesehatan maupun pelayanan umum
lainnya enggan untuk ditugaskan di tempat tersebut. Akibatnya wilayah
wilayah yang terpencil itu akan tetap tinggal dalam kesulitan untuk
berkembang. Penduduk atau petugas dari luar suatu wilayah adalah salah
satu pendorong bagi munculnya perubahan, maka ketika aspek ini tidak
ada, sementara penduduk lokal juga kurang memiliki akses keluar maka
perubahan itu datangnya pasti akan sangat lambat.

169

Akibat dari masalah inti itu adalah aspek sosial, ekonomi maupun
budaya tidak berkembang dengan baik di kota ini. Pada bidang pendidikan
dan kesehatan terjadi ketidak merataan. Di sektor perkotaan kinerja
pendidikan dan kesehatan relatif lebih baik dari pada di pedesaan.
Kurangnya berbagai fasilitas di sektor pertanian dan pedesaan berdampak
pada tingginya penduduk miskin di wilayah pedesaan (sektor pertanian).
Akibat dari semua itu adalah kurang berkembangnya kehidupan sosial
budaya. Dalam keadaan miskin, tidak berpendidikan dan kurang sehat
maka hal terpenting yang dikejar baru taraf kebutuhan dasar, sementara
itu kehidupan sosial apalagi budaya menjadi cukup sulit untuk dipikirkan.
Tanpa pengetahuan yang cukup ditekan oleh kemiskinan maka penduduk
akan memanfaatkan lingkungannya untuk segera memenuhi kebutuhan
pokoknya, dengan demikian aspek keberlanjutan lingkungan kurang
mendapat perhatian.
Diagram 4.8
Permasalahan Pembangunan di Kota Palangka Raya

170

4.4. Isu Strategis Eksternal


Isu-isu strategis selain berasal dari permasalahan pembangunan
sebagaimana telah diuraikan di sub bab diatas, juga berasal dari analisis
lingkungan eksternal. Berbagai isu strategis itu mampu menciptakan
peluang, juga ancaman bagi tujuan pembangunan yang hendak
dilaksanakan oleh daerah. Analisis lingkungan eksternal dapat bersumber
dari berbagai informasi regional, nasional dan internasional (MDGs) dan
lain-lain yang langsung berdampak pada pembangunan Pemerintah Kota
Palangka Raya selama 5 (lima) tahun kedepan. Berikut diuraikan isu
strategis eksternal yang berpengaruh besar pada Kota Palangka Raya.
1. Kebijakan Provinsi ( RPJMD Provinsi )
Berdasarkan isu-isu strategis Provinsi Kalimantan Tengah dapat
diidentifikasi permasalahan pembangunan untuk masing-masing
aspek dan urusan antara lain adalah :
a. Masalah Penyediaan Infrastuktur Pembangunan
Permasalahan paling utama adalah menyangkut ketersediaan
infrastruktur dasar bagi berjalannya roda pembangunan
daerah meliputi permasalahan aksesibilitas daerah, irigasi
teknis, dan kelistrikan.
b. Masalah pengembangan ekonomi lokal
Permasalahan pengembangan ekonomi menyangkut upaya
optimalisasi lahan pertanian, ketersediaan lapangan kerja,
pengangguran, pengembangan industri hilir, penanganan
budidaya perikanan, kesejahteraan nelayan, pengembangan
tata niaga komoditas, pemanfaatan potensi tambang, dan
masih rendahnya investasi.
c. Masalah kualitas dan keterjangkauan pendidikan
Berbagai kendala

dan permasalahan penyelenggaraan

pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain keadaan


topografi dan luasnya wilayah, kesenjangan pelayanan
pendidikan ditingkat pedesaan, relevansi dan daya saing

171

lulusan pendidikan, rendahnya kualitas dan kuantitas serta


kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan.
d. Masalah Kesejahteraan Sosial
Tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping
untuk meningkatkan derajat kesejahteraan juga berfungsi
melakukan pelayanan publik, seperti pelayanan bidang
kesehatan, penanggulangan kemiskinan serta pengembangan
budaya dan wisata
e. Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam Kalimantan Tengah khususnya
dan pulau Kalimantan pada umumnya cukup tersedia yaitu
berupa wilayah yang luas, sumber daya hutan, pertanian,
perikanan, kelautan, perkebunan, pertambangan, kawasan
gambut, dan lain-lain belum sepenuhnya

dapat dikelola

secara optimal. Selain itu pendayagunaan sumber daya alam


tersebut masih berupa produk primer yang memiliki nilai
tambah yang rendah.
f.

Isu Pemekaran Wilayah


Rencana pemerintah propinsi untuk melakukan pemekaran
Kalimantan Tengah menjadi Propinsi Kota Waringin Raya dan
Barito Raya.

Ini adalah peluang bagi kota Palangka Raya

(rentang kendali, perencanaan lebih detail).


g. Kepastian Hukum Pemanfaatan Ruang dan Lahan
Revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah secara legal formal belum ditetapkan. Hal ini
berdampak luas pada kabupaten (kota) dibawahnya termasuk
Kota Palangka Raya. Pola pemanfaatan ruang adalah hal
yang paling luas akan terpengaruh oleh hal ini.

172

2. Kebijakan Nasional
Terdapat cukup banyak kebijakan Nasional yang berpengaruh
terhadap Kota Palangka Raya, berikut adalah uraian masing
masing.
a. Demokratisasi yang cenderung melebihi porsinya dimana
masyarakat menuntut peran yang lebih besar dalam berbagai
aspek

pembangunan.

Dengan

ketimpangan

sosial

dan

ekonomi yang ada di masyarakat yang belum terjawab


sepenuhnya oleh keberhasilan pembangunan memunculkan
bahaya laten setiap waktu dapat dipicu baik oleh isu nasional
maupun isu lokal.
b. Keterbatasan sumberdaya energi listrik dalam pengembangan
ekonomi lokal. Keterbatasan pasokan tersebut sudah sangat
mendesak untuk ditingkatkan seiring dengan permasalahan
kebutuhan listrik secara nasional. Permasalahan listrik bukan
saja menyangkut kebutuhan di masa yang akan datang untuk
menggenjot aktivitas ekonomi daerah, untuk kebutuhan dalam
skala normal saja hingga kini belum dapat terpenuhi sehingga
masih terjadi pemadaman bergilir.
c. Masalah kelestarian lingkungan hidup akan tetap menjadi
fokus perhatian nasional ke depan. Adanya pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup perlu pengelolaan lingkungan
hidup termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan
pencemaran serta pemulihan kualitas lingkungan menuntut
dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan program
serta kegiatan yang di dukung oleh sistem pendukung
pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup
pemantapan kelembagaan, SDM, dan Kemitraan Lingkungan,
disamping perangkat hukum dan perundangan, informasi serta
pendanaan.
d. Kawasan kalimantan sebagai lumbung energi dan ketahanan
pangan. Berdasarkan masterplan perluasan dan percepatan

173

pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) Pulau Kalimantan


diarahkan untuk pembangunan dan pengembangan lumbung
energi (fosil dan nabati) serta lumbung pangan. Isu tersebut
mempengaruhi kebijakan pembangunan infrastruktur, ekonomi
dan investasi di daerah.
e. Untuk mendukung program kemandirian dan kedaulatan
pangan pemerintah pusat melalui kementerian kehutanan akan
melakukan pelepasan kawasan hutan di Kalimantan Tengah
dari hutan yang dapat dikonversi (HPK) menjadi areal
penggunaan lainnya (APL) seluas kurang lebih 178.572 Ha.

3. Kebijakan Internasional
Isu-isu strategis dari dunia internasional yang memiliki kualitas
dan kemungkinan tinggi untuk berdampak pada perencanaan
pembangunan 5 (lima) tahun mendatang antara lain :
a. Meningkatnya kerjasama ekonomi yang ditadai dengan lahirnya
Forum Kerjasama Regional dalam bidang ekonomi seperti
APEC, EEC, ASEAN, AFTA, WTO, ACFA, G-8 dan lain
sebagainya.
Berbagai kerjasama regional pada umumnya adalah untuk
menghapuskan hambatan terhadap arus barang dan jasa antar
negara dalam bentuk penghapusan berbagai beban pajak dan
ketentuan lain yang menghambat. Hal yang menjadi sentral
adalah munculnya ancaman terhadap sektor-sektor industri
atau perdagangan regional yang masih kalah kualitas dan
efisien produksinya. Hampir dapat dipastikan akan berakibat
matinya komoditas lokal.
b. Penghormatan terhadap hak-hak individu terlalu ditonjolkan
sehingga dapat mengorbankan hak-hak masyarakat secara
keseluruhan.
Merebaknya berbagai sarana yang memudahkan masyarakat
mengakses internet dan sarana informasi lainnya menciptakan

174

kebebasan individu yang perlu diwaspadai dapat menggerus


hak dan kepatutan umum serta kearifan lokal yang makin
terabaikan. Kebijakan publik perlu menyeimbangkan dua aspek
tersebut dengan tetap menjaga keberpihakan pada pelestarian
budaya lokal.
c. Adanya kesadaran masyarakat dunia untuk menjaga dan
memelihara planet bumi karena ada indikasi telah terjadinya
degredasi lingkungan yang mengglobal.
Kebijakan pembangunan harus lebih bijaksana (prudent)
menyangkut penggunaan lahan hutan bagi pembangunan
daerah karena akan berpotensi mendapat sorotan dunia
internasional. Pengembangan aktivitas ekonomi harus selalu
dalam konteks menjaga kelestarian alam dan khususnya
vegetasi hutan dan ekosistem di dalamnya.
d. Komitmen MDGs yang ditetapkan pada UN Summit tahun
1990 oleh PBB.
Dengan telah diadopsinya komitmen MDGs secara nasional
dan regional maka tak ada pilihan lain bagi Kota Palangka
Raya kecuali turut mencermati indikator yang harus dicapai
sampai

akhir

menyangkut

tahun

2018.

Capaian-capaian

penanggulangan

kemiskinan

penting

dan

itu

kelaparan

ekstrem, peningkatan persamaan gender dan pemberdayaan


kaum wanita, penurunan tingkat kematian anak, antisipasi
terjadinya penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
yang

menjadi

keberlangsungan

masalah

internasional,

lingkungan

dan

(environment

memastikan
sustainability)

sesuai target yang harus dicapai.


e. Komitmen

internasional

terhadap

adaptasi

dan

mitigasi

perubahan ilkim global


Dalam berbagai forum internasional yang diikuti oleh bangsabangsa di dunia seperti Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim
Tahun 2009 atau yang lebih dikenal dengan copenhangen

175

summit yang berlangsung pada bulan Desember 2009,


masyarakat internasional menyadari perlunya adaptasi dan
mitigasi terhadap dampak perubahan ilkim global. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah melalui penurunan emisi karbon.
Pemerintah Indonesia telah menargetkan penurunan emisi
karbon sebesar 26 persen sampai pada tahun 2020 dan
meningkat menjadi 41 persen apabila ada dukungan dari
negara-negara lain.

4.5. Strategi Umum


Tujuan dari sebuah proses pembangunan adalah peningkatan
kesejahteraan. Berdasar isu strategis yang dihadapi oleh Kota Palangka
Raya, sub bab ini melakukan analisis dalam menyusun strategi umum
untuk mencapai tujuan yang diharapkan itu. Untuk menyusun strategi
yang tepat digunakan analisis SWOT, Melalui analisis SWOT daerah
dapat menyusun strategi untuk memanfaatkan semua kelebihan dan
potensi yang ada untuk mengatasi hambatan dan tantangan. Tabel 4.1
menyajikan

kerangka

analisis

SWOT

untuk

menentukan

strategi

pembangunan 5 tahun ke depan agar kesejahteraan yang diharapkan


dapat dicapai.

176

Tabel 4.1
Analisis SWOT untuk menyusun Strategi Umum Kota Palangka Raya

Peluang (O)
1. Kebijakan pelepasan
kawasan hutan untuk
menjadi APL
2. Peluang pangsa pasar
produk
perikanan/perairan
(sungai dan danau) di
wilayah Kalimantan
Tengah
3. Kebijakan
perdagangan dan jasa
yang adil terhadap
lingkungan
4. Kalimantan sebagai
koridor MP3EI
lumbung pangan dan
energi
5. Komitmen Nasional
maupun dunia dalam
pencapaian target
MDGs
6. Perkembangan sektor
industri dan pariwisata
di Provinsi Kalimantan
Tengah

Tantangan (T)
1. Perubahan iklim yang
menyulitkan petani

Kekuatan (S)
1. Posisi Strategi Kota
Palangka Raya
sebagai Ibukota
Provinsi yang terletak
pada persimpangan
Kabupaten/Kota lain
di Kalimantan Tengah
2. Potensi sungai dan
danau
3. Potensi gambut untuk
perikanan dan air
bersih
4. Potensi obat dan
pengobatan
tradisional
5. Sebagai pusat
pendidikan, jasa dan
pariwisata di Provinsi
Kalimantan Tengah
Memanfaatkan kelebihan
untuk meraih peluang
1. Pengembangan sektor
pertanian, perikanan
dan pariwisata yang
ramah lingkungan
2. Pengembangan
infrastruktur
pendukung sektor
pertanian dan
pariwisata serta
pendidikan
3. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia
melalui
pengembangan sektor
pendidikan, jasa dan
pariwisata

Menggunakan kekuatan
untuk mengurangi
tantangan

Kelemahan (W)
1. Ketimpangan antara
sektor pedesaan dan
perkotaan
(infrastruktur maupun
ekonomi)
2. Lemahnya
keterkaitan antar
sektor
3. Pelayanan umum
kurang optimal
4. Belum optimalnya
kelembagaan dan
kompetensi aparatur
5. Melemahnya
pemahaman dan
pengamalan budaya
Huma Betang

Menggunakan peluang
untuk mengurangi
kelemahan
1. Mengatasi
ketimpangan antar
wilayah dengan
peningkatan
pertumbuhan sektor
ekonomi pedesaan
berbasis perikanan
(danau dan sungai)
2. Peningkatan sektor
jasa dan perdagangan
berbasis perikanan
dan pariwisata
3. Pengembangan
regulasi terkait dengan
pengembangan usaha
4. Peningkatan efektifitas
kelembagaan dan
kompetensi aparatur
5. Meningkatnya
pemahaman dan
pengamalan budaya
Huma Betang sebagai
falsafah dalam
pembangunan
Membalik kelemahan
dan tantangan menjadi
peluang

177

untuk menentukan
pola tanam dan
memicu bencana
2. Berlakunya AFTA
akan menggilas
daerah yang belum
siap
3. Belum disahkannya
RTRW Propinsi

1. Pengembangan
sektor ekonomi yang
berkelanjutan
2. Adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim
3. Peningkatan kualitas
SDM
4. Pengembangan
industri obat
tradisional untuk
peningkatan ekonomi
lokal

1. Adaptasi dan mitigasi


perubahan iklim
2. Peningkatan
pelayanan publik
yang bersifat
langsung kepada
masyarakat
3. Peningkatan
ketersediaan
infrastruktur dasar
4. Pemerataan
pertumbuhan
ekonomi antar sektor
dan antar wilayah

Dari analisis SWOT yang telah dilakukan, teridentifikasi sejumlah


strategi besar yang mungkin dilakukan dalam 5 tahun ke depan bagi Kota
Palangka

Raya.

Strategi

yang

dikembangkan

sejauh

mungkin

mempertimbangkan aspek lingkungan hidup, dalam pengertian bahwa


apapun aspek yang dikembangkan mestilah ramah lingkungan dan tidak
melanggar RTRW yang telah disusun oleh Kota Palangka Raya. Berikut
adalah uraian strategi besar yang dijalankan dengan konsep ramah
lingkungan.
1.

Pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang


ramah lingkungan

2.

Pengembangan infrastruktur pendukung sektor perikanan dan


pariwisata serta pendidikan

3.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan


sektor pendidikan, jasa dan pariwisata

4.

Mengatasi

ketimpangan

antar

wilayah

dengan

peningkatan

pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau


dan sungai)
5.

Pengembangan sektor jasa dan perdagangan berbasis perikanan


dan pariwisata

6.

Pengembangan regulasi terkait pengembangan usaha

7.

Peningkatan efektifitas kelembagaan dan kompetensi aparatur

8.

Meningkatnya pemahaman dan pengamalan budaya Huma Betang


sebagai falsafah dalam pembangunan

178

9.

Pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan

10. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim


11. Pengembangan industri obat tradisional untuk peningkatan ekonomi
lokal
12. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada
masyarakat
13. Peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar
14. Ketersediaan pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antar wilayah
Strategi merupakan cara yang direkomendasikan oleh analisis
permasalahan dan isu strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebagai sebuah dokumen perencanaan yang komprehensif, strategi itu
sudah semestinya sejalan dengan visi dan misi walikota dan wakil
walikota. Tabel 4.2 menyajikan keterkaitan antara rekomendasi strategi
yang dihasilkan dengan visi dan misi walikota dan wakil terpilih.
Tabel 4.2
Keterkaitan antara Strategi Umum dan
Visi Misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih
Visi: Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan
Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan berdasarkan Falsafah
Budaya Betang
Strategi Umum

Misi

1. Peningkatan kualitas sumber


daya
manusia
melalui
pengembangan
sektor
pendidikan,
jasa
dan
pariwisata
2. Peningkatan ketersediaan
infrastruktur dasar
1. Pengembangan
sektor
pertanian,
perikanan
dan
pariwisata
yang
ramah
lingkungan
2. Pengembangan
infrastruktur
pendukung sektor perikanan
dan
pariwisata
serta
pendidikan
3. Mengatasi ketimpangan antar
wilayah dengan peningkatan

Pertama:
Mewujudkan Kota Palangka Raya
sebagai kota pendidikan dan pusat
pengembangan
sumber
daya
manusia yang berkualitas

Kedua:
Mewujudkan Kota Palangka Raya
sebagai kota jasa dan destinasi
wisata menuju kemandirian ekonomi
masyarakat

179

4.

5.
6.
7.

8.

1.
2.

3.

1.
2.

3.
4.

1.

2.

pertumbuhan sektor ekonomi


pedesaan berbasis perikanan
(danau dan sungai)
Peningkatan sektor industri
dan perdagangan berbasis
perikanan
Pengembangan regulasi terkait
pengembangan usaha
Pengembangan
sektor
ekonomi yang berkelanjutan
Pemerataan
pertumbuhan
ekonomi antar sektor dan antar
wilayah
Pengembangan industri obat
tradisional untuk peningkatan
ekonomi lokal
Pengembangan
infrastruktur
dasar
Mengatasi ketimpangan antar
wilayah dengan peningkatan
pertumbuhan sektor ekonomi
pedesaan berbasis perikanan
(danau dan sungai)
Pengembangan
infrastruktur
pendukung sektor perikanan
dan
pariwisata
serta
pendidikan
Pengembangan regulasi terkait
dengan pengembangan usaha
Peningkatan
efektifitas
kelembagaan dan kompetensi
aparatur
Pengembangan regulasi terkait
dengan pengembangan usaha
Peningkatan pelayanan publik
yang bersifat langsung kepada
masyarakat
Meningkatnya
pemahaman
dan
pengamalan
Budaya
Huma Betang sebagai falsafah
dalam pembangunan
Peningkatan kualitas sumber
daya
manusia
melalui
pengembangan
sektor
pendidikan,
jasa
dan
pariwisata

Ketiga:
Mewujudkan pemerataan sarana dan
prasarana publik yang berkualitas
berdasarkan tata kelola sumber daya
alam yang berkelanjutan

Keempat:
Mewujudkan
tata
kelola
kepemerintahan yang baik dan bersih
(good and clean governance)

Kelima:
Mewujudkan
masyarakat
yang
berbudaya, harmonis, dinamis, dan
damai berbasis filosofi huma betang.

180

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Selama Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan Kota Palangka
Raya adalah Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan,
Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan Berdasarkan Falsafah
Budaya Betang. Bersama visi ini, kepada seluruh stakeholder di Kota
Palangka Raya diharapkan bahu membahu dalam mengoptimalkan
seluruh kapasitas yang dimiliki guna terwujudnya Kota Palangka Raya
sebagai kota pendidikan, jasa dan pariwisata.

5.2. Misi
Sesuai dengan harapan terwujudnya Tewujudnya Kota Palangka
Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan
Lingkungan berdasarkan Falsafah Budaya Betang, maka ditetapkanlah
Misi Pembangunan Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018. Adapun misi
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas;
2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi
wisata menuju kemandirian ekonomi masyarakat;
3. Mewujudkan

pemerataan

sarana

dan

prasarana

publik

yang

berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya alam yang


berkelanjutan;
4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good
and clean governance);
5. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan
damai berdasarkan filosofi huma betang.

181

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Palangka Raya
Visi

Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan,


Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang.

Misi
1. Mewujudkan Kota
Palangka
Raya
sebagai
kota
pendidikan
dan
pusat
pengembangan
sumber
daya
manusia
yang
berkualitas

Tujuan
Mewujudkan lembaga
pendidikan
yang
berstandar
nasional
dan internasional

Sasaran
Terwujudnya
lembaga
pendidikan
dasar
dan
menengah yang berstandar
nasional dan internasional
Meningkatnya
kualitas
dan
kuantitas pendidikan menengah,
budaya
pembelajaran
dan
perpustakaan
Penurunan jumlah penduduk
yang buta aksara

Meningkatkan derajat Terwujudnya kualitas pelayanan


kesehatan masyarakat kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat
Menurunnya angka kematian
(AKB,AKI, AKABA) menjadi
AKB:
7/1000KH
;
AKI:
15/100.000KH,
AKABA
:
8/1000KH pada tahun 2018
Menurunnya angka kesakitan
penyakit menular dan tidak
menular
Terpenuhinya
Kebutuhan
Tenaga Medis dan Paramedis
Menurunnya angka gizi buruk
menjadi 0 (nol) pada tahun 2018
Meningkatkan kualitas Meningkatnya
kompetensi
SDM
yang
dapat penduduk usia kerja sesuai
menunjang
potensi daerah
pengembangan
pariwisata, jasa dan

182

Misi

Tujuan
investasi di daerah
Mengendalikan
laju
pertumbuhan
penduduk
Menurunkan
jumlah
penduduk miskin
Meningkatkan
ketahanan pangan

Sasaran
Terkendalinya laju pertumbuhan
penduduk
Menurunnya jumlah penduduk
miskin
Meningkatnya konsumsi pangan
sesuai PPH
Meningkatnya
kelembagaan
penyuluhan
Tercukupinya
ketersediaan
bahan pangan
Meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat terhadap bahan
pangan
Terwujudnya
penyediaan
sarana dan prasarana sektor
perikanan

2. Mewujudkan Kota
Palangka
Raya
sebagai kota jasa
dan
destinasi
wisata
menuju
kemandirian
ekonomi
masyarakat

Menurunkan
tingkat Meningkatnya jumlah pekerja
permasalahan sosial
sosial
dan
penyuluh
kesejahteraan sosial
Meningkatnya akses kualitas
kesejahteraan
sosial
bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial ( PMKS)
Meningkatnya
sarana
dan
prasarana bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Meningkatkan
Meningkatnya kegiatan ekonomi
pengembangan
kerakyatan
ekonomi
kerakyatan Meningkatnya
kualitas
dan
untuk
mendukung kreatifitas SDM pariwisata dan
perdagangan, jasa dan UKM
pariwisata
Meningkatnya
kelancaran
distribusi barang dan jasa dan
penggunaan
produk
dalam
negeri
Meningkatkan
Meningkatnya
ketersediaan
lapangan kerja
lapangan kerja.
Menurunnya
angka

183

Misi

Tujuan
Meningkatkan
pertumbuhan
sektor
industri
dan
jasa
berbasis
pariwisata
yang
ramah
lingkungan

Meningkatkan
dan
menciptakan jaringan
pasar produk unggulan

Meningkatkan
investasi
kondusif

3. Mewujudkan
pemerataan

iklim
yang

Meningkatkan
pengembangan sektor
pertanian
untuk
mendukung ketahanan
pangan, perdagangan,
jasa dan pariwisata
Meningkatkan
pendapatan
asli
daerah (PAD) untuk
mewujudkan
kemandirian daerah
Meningkatkan
ketersediaan

Sasaran
ketergantungan
Meningkatnya
unit
usaha
industri kecil dan menengah
Meningkatnya kontribusi hasil
industri kecil dan jasa berbasis
pariwisata
yang
ramah
lingkungan
terhadap
perekonomian daerah
Terbangunnya kawasan hutan
dan kebun yang berbasis
pariwisata
Meningkatnya kontribusi sektor
perdagangan dan jasa terhadap
perekonomian daerah
Terwujudnya peningkatan daya
saing koperasi,usaha mikro,kecil
dan menengah yang mandiri
dan
inovatif
berdasarkan
ekonomi kerakyatan
Meningkatnya jumlah investasi
Terbentuknya
iklim
yang
kondusif bagi penanaman modal
untuk kegiatan pembangunan
sesuai
dengan
potensi
sumberdaya alam serta pola
tata ruang daerah
Meningkatnya produksi dan
produktifitas pertanian

Meningkatnya pendapatan asli


daerah (PAD)

Tersedianya
infrastruktur
Terwujudnya

pembangunan
sarana
184

dan

Misi
sarana
dan
prasarana publik
yang berkualitas
berdasarkan tata
kelola
sumber
daya alam yang
berkelanjutan

Tujuan
pembangunan
infrastuktur
Meningkatkan
pemerataan
sarana
dan
prasarana
pendukung
pertumbuhan ekonomi
dan industri
Meningkatkan
mutu
lingkungan

Sasaran
prasarana
publik
Pertanian

sektor

Meningkatnya
pemerataan
sarana
dan
prasarana
pendukung
pertumbuhan
ekonomi dan industri berbasis
pariwisata dan jasa

Menurunnya kejadian bencana


kebakaran
(pemukiman,
pekarangan, lahan dan hutan)
Meningkatnya kualitas air sesuai
dengan standar baku mutu
lingkungan air bersih
Meningkatknya
penegakan
hukum lingkungan
Menurunnya
tingkat
pencemaran
Meningkatnya
pengelolaan
sampah yang tertangani
Meningkatnya
kemampuan
tanggap bencana
Meningkatkan
peran Berkurangnya kerusakan hutan
masyarakat
dalam Meningkatnya inventarisasi dan
konservasi lingkungan dokumentasi
sumber
daya
hutan
Meningkatnya
pemanfatan
lahan kritis untuk konservasi
Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat dalam konservasi
lingkungan
Meningkatkan
Meningkatnya
keterpenuhan
keterpenuhan
dan energi
ketahanan energi
Meningkatkan
ruang Meningkatnya
luas
ruang
terbuka
hijau
dan terbuka hijau dan ruang publik
ruang publik
lainnya
Meningkatnya jumlah bangunan
ber IMB

185

Misi

Tujuan
Menciptakan
pelayanan prima di
sektor
pelayanan
publik,
jasa
perhubungan
yang
selamat, tertib dan
lancar

Sasaran
Terwujudnya pelayanan
angkutan
Terwujudnya pelayanan
pengujian kendaraan bermotor
Terwujudnya data jaringan
sarana dan prasarana
perhubungan
Terwujudnya sarana dan
prasarana perhubungan yang
terpelihara
Terwujudnya sarana dan
prasarana perhubungan yang
berkeselamatan
Terwujudnya keamanan dan
kenyamanan pengguna lalu
lintas
Terwujudnya aparatur yang siap
pakai
Meningkatkan
dan Terpenuhinya pemerataan,
mengendalikan sarana pengendalian sarana prasarana
dan
prasarana komunikasi dan informasi
komunikasi informasi
publik
4. Mewujudkan tata Mewujudkan
Meningkatnya mutu pelayanan
kelola
akuntabilitas
dan publik kepada masyarakat
kepemerintahan
transparansi
dalam Terwujudnya mutu pelayanan
yang baik dan penyelenggaraan
aparatur
bersih (good and pemerintahan
Meningkatnya dan
berkembangnya sistem
clean governance)
pengelolaan keuangan daerah
Terwujudnya akuntabilitas yang
baik dalam penyelenggaraan
pemerintahan
Meningkatkan
Penataan kelembagaan sesuai
manajemen organisasi visi misi daerah
Pemerintahan
Kota
Palangka Raya
Meningkatkan
akuntabilitas

Tertibnya
administrasi
kinerja kependudukan dan pencatatan

186

Misi

5.

Tujuan
Sasaran
yang
baik
dalam sipil
penyelenggaraan
Meningkatnya SDM Korp ASN
Meningkatnya Kinerja Korp ASN
pemerintahan
Meningkatnya kapasitas
Lembaga Perwakilan Rakyat

Meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah dari
segi
kelembagaan,
sumber daya aparat dan
keuangan daerah dalam
rangka pelayanan publik
yang prima
Meningkatkan
perencanaan
dan
pelaporan pelaksanaan
pembangunan
Mewujudkan
Meningkatkan partisipasi
masyarakat yang masyarakat
dalam
berbudaya,
pembangunan
harmonis, dinamis,
dan
damai Meningkatkan
berdasarkan
pengarusutamaan
filosofi
huma gender dan perlindungan
betang
anak
Meningkatkan kehidupan
sosial
dan
budaya
dengan
menjunjung
tinggi
filosofi
Huma
betang

Terwujudnya kehidupan
masyarakat Kota
Palangka Raya yang
aman tentram dan tertib

Meningkatnya
pelayanan
keperpustakaan daerah
Meningkatnya mutu pelayanan
administrasi kearsipan kepada
masyarakat

Tersedianya
dokumen
perencanaan pembangunan
Tersedianya data informasi dan
pelaporan pembangunan
Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat dan desa/kelurahan
Meningkatnya
peran
pemuda
dalam pembangunan
Pengarustamaan gender dalam
pembangunan
Terwujudnya perlindungan anak
Meningkatnya
partisipasi
masyarakat dalam pengamalan
dan pelestarian nilai seni dan
budaya daerah
Meningkatnya
prestasi
seni,
budaya, dan olah raga.
Terciptanya kehidupan masyarakat
yang harmonis
Terkendalinya stabilitas keamanan
dan ketertiban masyarakat

187

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi,

tujuan serta

pembangunan 5 (lima) tahun ke depan tersebut akan ditempuh


strategi

dan arah kebijakan pembangunan.

melalui

Strategi ini merupakan cara

untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang dikehendaki dalam pembangunan


di Kota Palangka Raya dan kebijakan adalah tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Kota Palangka Raya untuk mencapai tujuan pada 5 (lima) tahun
ke depan. Strategis dan arah kebijakan Kota Palangka Raya merupakan
suatu cara pandang untuk menentukan tindakan masa depan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia di Kota Palangka Raya.
Strategi dan arah kebijakan Kota Palangka Raya merupakan
terjemahan terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal Kota Palangka
Raya yang disesuaikan dengan arahan kebijakan pembangunan nasional
dan regional Provinsi Kalimantan Tengah. Strategi dan arah kebijakan erat
kaitannya dengan ke mana arah Kota Palangka Raya akan diarahkan
pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun ke
depan, bagaimana mencapainya dan langkah-langkah apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan.
Strategi dan arah kebijakan ini merupakan hasil analisis situasi dan
identifikasi isu strategis dan kecenderungan perkembangannya serta
melakukan analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi dalam pembangunan daerah sehingga dengan demikian melahirkan
pemahaman terhadap subtansi permasalahan yang dihadapi, dan kesadaran
terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki seperti yang dijelaskan
pada bab IV sebelumnya. Strategis dan arah kebijakan tersebut dapat
digambarkan pada tabel berikut ini :

188

Tabel 6.1
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Pertama
Visi: Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang.
Misi 1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat pengembangan sumber daya manusia
yang berkualitas.
Tujuan

Sasaran

Strategi

Mewujudkan
lembaga pendidikan
yang
berstandar
nasional
dan
internasional

Terwujudnya lembaga
pendidikan dasar dan
menengah
yang
berstandar nasional dan
internasional

Meningkatkan angka partisipasi


pendidikan
anak
usia
dini,pendidikan
dasar
dan
pendidikan menengah
Meningkatkan
jumlah,
kualifikasi dan kompetensi guru
Menyelenggrakan pendidikan
luar biasa
(inklusif )
untuk
anak
penyandang
disabilitas
(cacat)

Meningkatnya kualitas
dan
kuantitas
pendidikan menengah,
budaya
pembelajaran

Arah Kebijakan

Peningkatan
angka
partisipasi
pendidikan
anak
usia
dini,
pendidikan dasar dan pendidikan
menengah
Peningkatan kualifikasi guru
Pemerataan distribusi guru
- Peningkatan
pemerataan
dan
perluasan
akses
terhadap
pendidikan anak berkebutuhan
khusus
- Peningkatan mutu kompetensi dan
kualifikasi tenaga pendidik dan
kependidikan luar biasa
Meningkatkan mutu pendidikan Pengembangan
kelembagaan
menengah
yang
berbasis sekolah menengah kejuruan sesuai
kompetensi sesuai potensi keunggulan daerah
daerah
189

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

dan perpustakaan

Mengembangkan budaya baca Peningkatan budaya baca melalui


masyarakat
program pengembangan budaya
baca dan pembinaan perpustakaan
Penurunan
jumlah Menyelenggarakan
Penyelenggaraan
program
penduduk yang buta pemberantasan buta aksara
pemberantasan buta aksara
aksara
Meningkatkan derajat Terwujudnya
kualitas Meningkatkan
upaya Peningkatan
program
upaya
kesehatan
pelayanan
kesehatan kesehatan masyarakat
kesehatan masyarakat
masyarakat
yang terjangkau oleh Meningkatkan
pelayanan - Peningkatan
penyelenggaraan
masyarakat
kesehatan yang terjangkau,
jaminan kesehatan daerah
bermutu dan berkeadilan, serta - Peningkatan
penyelenggaraan
dengan pengutamaan pada
pencegahan dan pengendalian
upaya promotif dan preventif
penyakit
Menurunnya
angka Meningkatkan
akses dan - Distribusi nakes sesuai proporsi
kematian
(AKB,AKI, jangkauan
pelayanan
ke daerah terpencil
AKABA) menjadi AKB: kesehatan
- Sistem insentif bagi nakes
7/1000KH
;
AKI:
- Peningkatan
peran
serta
15/100.000KH, AKABA :
masyarakat
8/1000KH pada tahun Meningkatkan mutu kelayanan - Peningkatan
kapasitas SDM
2018
kesehatan
kesehatan
- Penyediaan tenaga kesehatan
sesuai
dengan
standar
kompetensi
- Peningkatan
pengawasan thd
standart yankes di puskesmas
190

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatan
pembiayaan pelayanan kesehatan
Meningkatkan
kegawatdaruratan

pelayanan -

Menurunnya
angka Meningkatkan upaya promotif
kesakitan
penyakit dan preventif penyakit menular
menular
dan
tidak dan tidak menular
menular
Meningkatkan
upaya
penanggulangan
penyakit
menular dan tidak menular

dan yankes swasta


Peningkatan sarana kesehatan
sesuai standart
Peningkatan obat dan perbekalan
kesehatan
Ketersediaan
anggaran
pemeliharaan kesehatan
Sistem
jaminan
kesehatan
terpadu
Optimalisasi PONED
Peningkatan sistem rujukan

Penguatan SKD KLB


Penguatan imunisasi
Penyebarluasan informasi
Perbaikan kualitas lingkungan

Penanggulangan penyakit berbasis


surveilance epidemiologi
Kemitraan sektor pemerintah, swasta
dan masyarakat
Kecukupan logistik dan perbekalan
kesehatan
termasuk
prasarana
penanggulangan penyakit.

Terpenuhinya
Memenuhi kebutuhan tenaga Terpenuhinya kebutuhan
Kebutuhan
tenaga medis dan paramedis
medis dan paramedis
medis dan paramedis
191

tenaga

Tujuan

Sasaran

Strategi

Menurunnya angka gizi Pemantauan


buruk menjadi 0 (nol) masyarakat
pada tahun 2018

status

Arah Kebijakan
gizi

- Peningkatan
peran
serta
masyarakat
- Revitalisasi Posyandu
- Peningkatan sistem kewaspadaan
dini
Penanggulangan gizi buruk
- Peningkatan sistem tata laksana
penanggulangan
- Penyuluhan gizi mayarakat
- Diversivikasi bahan pangan dan
penggunaan bahan pangan lokal
Meningkatkan
Meningkatnya
Meningkatkan kompetensi usia Peningkatan
pelatihan
dan
kualitas SDM yang kompetensi penduduk kerja
keterampilan tenaga kerja
dapat
menunjang usia
kerja
sesuai
pengembangan
potensi daerah
pariwisata, jasa dan
investasi di daerah
Mengendalikan laju Terkendalinya
laju Revitalisasi program keluarga Pengendalian
pertumbuhan
pertumbuhan
pertumbuhan penduduk berencana
penduduk
dan
peningkatan
penduduk
kesadaran Keluarga Berencana
Menurunkan jumlah Menurunnya
jumlah Optimalisasi penanggulangan Peningkatan
penanggulangan
penduduk miskin
penduduk miskin
kemiskinan terpadu
kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan
Meningkatkan
- Meningkatnya
- Meningkatkan pola pangan - Peningkatan
pengetahuan
ketahanan pangan
Konsumsi
pangan
harapan,konsumsi energi dan
masyarakat tentang pangan dan
sesuai PPH
protein
gizi
192

Tujuan

Sasaran

- Meningkatnya
kelembagaan
penyuluhan
- Tercukupinya
ketersediaan
bahan
pangan
- Meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat terhadap
bahan pangan
- Terwujudnya
penyediaan
sarana
prasarana
sektor
perikanan
Menurunkan tingkat Meningkatnya
jumlah
permasalahan sosial pekerja sosial
dan
penyuluh kesejahteraan
sosial
Meningkatnya
akses
kualitas kesejahteraan
sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan
sosial (PMKS)

Strategi

Arah Kebijakan

- Meningkatkan kelembagaan
penyuluhan
- Meningkatkan ketersediaan
pangan
- Meningkatkan
industri
pengolahan produk pangan
- Menjaga stabilitas harga dan
pasokan bahan pangan
- Peningkatan
pemanfaatan
dan
pengembangan
perikanan pada perairan
umum

- Peningkatan
distribusi
akses
cadangan hasil produksi pangan
- Peningkatan kesejahteraan petani
- Pemberdayaan
penyuluh
pertanian/perkebunan
- Peningkatan distribusi, akses,
cadangan hasil produksi pangan
- Peningkatan industri pengolahan
produk pangan
- Peningkatan
ketahanan
dan
stabilitas harga pangan daerah
- Optimalisasi
dan
revitalisasi
perairan umum yang potensial
untuk perikanan terpadu
Meningkatkan jumlah pekerja Pengembangan diklat calon pekerja
sosial
dan
penyuluh sosial dan penyuluh kesejahteraan
kesejahteraan sosial
sosial
- Meningkatkan perlindungan - Peningkatan perlindungan dan
dan
jaminan
sosial
jaminan sosial
masyarakat
- Meningkatkan
bantuan - Peningkatan pemberdayaan sosial
sosial kepada penyandang
dan penanggulangan kemiskinan
masalah
kesejahteraan
sosial
193

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatnya
sarana Meningkatkan
sarana
dan Peningkatan
pelayanan
dan
dan prasarana bagi prasarana
penanggulangan rehabilitasi kesejahteraan sosial
penyandang
masalah permasalahan sosial
kesejahteraan sosial

194

Tabel 6.2
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Kedua
Visi: Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang.
Misi 2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi wisata menuju kemandirian ekonomi
masyarakat.

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatkan
Meningkatnya
kegiatan Mengembangkan
industri Membangun sarana dan prasarana
pengembangan
ekonomi kerakyatan
pariwisata dengan mendorong daerah wisata
ekonomi
perbaikan dan peningkatan
kerakyatan untuk
kualitas jaringan prasarana
mendukung
dan
sarana
pendukung
perdagangan,
pariwisata
jasa
dan
Meningkatkan pemasaran
Meningkatkan
hubungan
/
pariwisata
membangun
kemitraan
dengan
semua pemangku kepentingan.
Pengembangan
destinasi Peningkatan jumlah ODTW (Obyek
pariwisata
Daya Tarik Wisata)
Peningkatan pengelolaan ODTW
Meningkatnya kualitas dan Peningkatan
kualitas
dan Penyiapan sumber daya manusia
kreatifitas SDM pariwisata kreatifitas SDM seni, budaya yang memiliki kompetensi
dan UKM
dan pariwisata
195

Tujuan

Meningkatkan
lapangan kerja

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatnya
kelancaran
distribusi barang dan jasa
dan penggunaan produk
dalam negeri
Meningkatnya ketersediaan
lapangan kerja

Peningkatan
kelancaran
distribusi barang dan jasa dan
penggunaan produk dalam
negeri
Meningkatkan
tumbuhnya
industri kecil dan menengah

Pengembangan
produk
wisata
secara kreatif dan inovatif ditunjang
dengan pemasaran yang baik

Menurunkan
ketergantungan

angka - Meningkatkan
perluasan
lapangan kerja
- Meningkatkan
kompetensi
penduduk usia produktif

Penguatan modal pengembangan


industri kecil dan menengah dan
jasa berbasis pariwisata
- Peningkatan fasilitasi penduduk
usia kerja terhadap lapangan
kerja
- Peningkatan
pelatihan
dan
pengembangan usia kerja
Peningkatan kualitas perlindungan
terhadap hak dan kewajiban tenaga
kerja
Peningkatan pertumbuhan kualitas
dan kuantitas IKM

Meningkatkan
perlindungan
dan kesejahteraan tenaga
kerja
Meningkatkan
Meningkatkan unit usaha Meningkatkan kualitas dan
pertumbuhan
industri kecil dan menengah
kuantitas IKM dan mutu
sektor
industri
produk IKM
dan jasa berbasis Meningkatnya
kontribusi Meningkatkan
unit
usaha Meningkatnya program revitalisasi
pariwisata yang hasil industri kecil dan jasa industri kecil dan menengah
dan penumbuhan industri kecil
ramah lingkungan berbasis pariwisata yang
menengah
ramah lingkungan terhadap
perekonomian daerah

196

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Terbangunnya
kawasan Mempertahankan
kawasan - Peningkatan pemanfaatan sumber
hutan dan kebun yang hutan dan kebun yang memiliki
daya hutan
berbasis pariwisata
nilai eksotis
- Peningkatan
perencanaan
pembangunan kehutanan dan
perkebunan
Meningkatkan
Meningkatnya
kontribusi Meningkatkan
kerjasama - Peningkatan program efisiensi
dan menciptakan sektor perdagangan dan jasa dengan sektor swasta untuk
perdagangan dalam negeri
jaringan
pasar terhadap
perekonomian peningkatan
perekonomian - Peningkatan program perlindungan
produk unggulan
daerah
daerah
konsumen
dan
pengamanan
perdagangan
Terwujudnya
Peningkatan - Mengembangkan produk- - Peningkatan
program
Daya Saing Koperasi ,Usaha
produk
UMKM
dan
pengembangan promosi produk
Mikro Kecil dan Menengah
Koperasi yang berdaya
UMKM dan koperasi
yang mandiri dan inovatif
saing.
- Peningkatan program perluasan
berdasarkan
ekonomi - Meningkatkan
akses
sumber pembiayaan
kerakyatan
permodalan koperasi dan - Peningkatan program peningkatan
UMKM.
pengembangan
kualitas
- Meningkatkan
kelembagaan koperasi dan UMKM
pengembangan
kualitas - Manajemen
pengembangan
kelembagaan koperasi dan
koperasi
UMKM
Meningkatkan
Meningkatnya
jumlah
Meningkatkan
kerjasama - Peningkatan daya tarik investasi
iklim
investasi investasi
investasi di daerah
dan realisasi investasi
yang kondusif
- Peningkatan
promosi
dan
197

Tujuan

Sasaran

Strategi

Terbentuknya iklim yang


Memberdayakan
koperasi
kondusif bagi penanaman
dan usaha mikro kecil dan
modal
untuk
kegiatan
menengah
serta
pembangunan
sesuai
mengembangkan
dengan
potensi
kewirausahaan
sumberdayaalam serta pola
tata ruang daerah
Meningkatkan
Meningkatnya produksi dan Meningkatkan produksi dan
pengembangan
produktifitas pertanian
produktivitas tanaman pangan
sektor pertanian
Meningkatkan populasi dan
untuk mendukung
produksi ternak
ketahanan
Meningkatkan
produksi
pangan,
perikanan
perdagangan,
Vaksinasi,surveliance
dan
jasa
dan
pengawasan
produk
asal
pariwisata
ternak
Meningkatkan
Meningkatnya
pendapatan Meningkatkan
pendapatan asli asli daerah ( PAD)
sumber-sumber
daerah
(PAD)
asli daerah

Arah Kebijakan
kerjasama investasi
- Peningkatan pengawasan dan
pengendalian investasi
- Peningkatan pelayanan perizinan
dan investasi
- Peningkatan program revitalisasi
dan penumbuhan industri kecil
menengah
- Peningkatan program peningkatan
kualitas kelembagaan koperasi

Peningkatan
produksi
dan
produktifitas tanaman pangan
Peningkatan populasi dan produksi
ternak
Peningkatan produksi perikanan
Pencegahan dan penanggulangan
penyakit ternak

potensi Intensifikasi
dan
ekstensifikasi
pendapatan potensi sumber-sumber pendapatan
asli daerah
198

Tujuan
untuk
mewujudkan
kemandirian
daerah

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Pengembangan
sistem Penerapan
pelayanan
pelayanan dan informasi pajak pengelolaan berbasis IT
daerah berbasis IT

199

dan

Tabel 6.3
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Ketiga
Visi: Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang.
Misi 3. Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya
alam yang berkelanjutan.

Tujuan
Meningkatkan
ketersediaan
pembangunan
infrastruktur

Sasaran
Tersedianya
pembangunan infrastruktur

Strategi

Arah Kebijakan

Memenuhi
kebutuhan - Peningkatan sarana dan prasarana
infrastruktur
infrastruktur
untuk
- Pembangunan jalan dan jembatan,
meningkatkan
infrastruktur
perdesaan,
dan
perekonomian masyarakat
lingkungan perumahan
berbasis
pariwisata,
- Pembangunan saluran drainase dan
gender, anak dan jasa
gorong-gorong
- Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan
jembatan
- Pengembangan
dan
pengelolaan
irigasi,rawa dan jaringan pengairan
- Pengendalian banjir

Meningkatkan

Terwujudnya sarana dan Pembangunan


dan Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana publik sektor pengadaan
sarana prasarana
produksi
pertanian,
Pertanian
prasarana publik sektor perikanan dan peternakan
pertanian yang merata
standar
Peningkatan
manajemen
Meningkatnya pemerataan Meningkatnya
200

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

pemerataan sarana dan


prasarana pendukung
pertumbuhan ekonomi
dan industri

pelayanan pasar secara


modern
Memenuhi
kebutuhan
ruang pedagang kreatif
lapangan

Meningkatkan
lingkungan

Pencegahan
dan Peningkatan sarana dan prasarana
penanggulangan bencana pemadam kebakaran
kebakaran

sarana
dan
prasarana
pendukung
pertumbuhan
ekonomi
dan
industri
berbasis pariwisata dan
jasa
kejadian
mutu Menurunnya
bencana
kebakaran
(pemukiman, pekarangan,
lahan dan hutan)
Meningkatkan kualitas air
sesuai dengan standar
baku mutu lingkungan air
bersih

Meningkatkan kinerja
penyediaan air bersih
dan pengolahan air
limbah
- Meningkatkan kinerja
pengelolaan air minum
dan air limbah
- Meningkatnya
- Penegakan
hukum
penegakan
hukum
sesuai
dengan
lingkungan
peraturan Perundangundangan yang belaku
- Menurunnya
tingkat - Meningkatkan
pencemaran
pengendalian
lingkungan hidup
Meningkatnya pengelolaan Meningkatkan
kinerja
sampah yang tertangani
pengelolaan persampahan

pengelolaan pasar
Peningkatan
pembinaan
dan
penataan
pedagang
kreatif
lapangan

- Peningkatan kinerja penyediaan air


bersih dan pengolahan air limbah
- Optimalnya kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah

- Peningkatan
pencegahan,
pengendalian dan pengawasan
kerusakan lingkungan
- Optimalnya
pengendalian
pencemaran
dan
perusakan
lingkungan hidup
- Optimalnya pengembangan kinerja
pengelolaan Persampahan
201

Tujuan

Sasaran

Meningkatnya kemampuan
tanggap bencana
Meningkatkan peran Berkurangnya kerusakan
masyarakat
dalam hutan
konservasi lingkungan
Meningkatnya inventarisasi
dan dokumentasi sumber
daya hutan
Meningkatnya
pemanfaatan lahan kritis
untuk konservasi

Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat
dalam
konservasi lingkungan

Strategi

Arah Kebijakan

- Peningkatan sarana dan prasarana


penanganan sampah
- Peningkatan
kepedulian
serta
partisipasi
masyarakat
dalam
menjaga kebersihan lingkungan
dan kualitas lingkungan
Meningkatkan
tanggap Peningkatan
kesiapsiagaan
dan
bencana dan identifikasi pencegahan bencana
dini
Meningkatkan
kegiatan Peningkatan
pengawasan,
perlindungan hutan
pengendalian
dan
pemanfaatan
kawasan hutan
Inventarisasi
dan Peningkatan
inventarisasi
dan
pemetaan sumber daya pemetaan sumber daya hutan
hutan
Meningkatkan
Optimalisasi rehabilitasi lahan dan
pemanfaatan lahan hak perlindungan lahan/kebun
millik dan hutan rakyat
dengan konservasi lahan
yang bernilai ekonomi
Mendorong
lahirnya Peningkatan
pemanfaatan
lahan
gerakan konservasi dan kurang
produktif
dan
gerakan
kearifan lokal terhadap pemberdayaan mayarakat
pengelolaan sumber daya Terwujudnya Peningkatan Kesadaran
alam
Masyarakat Terhadap Pengelolaan
202

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan
Lingkungan
Meningkatkan
pembinaan,
pengawasan,
penertiban,
pertambangan
dan
pemulihan
cadangan sumber daya alam

Meningkatkan
keterpenuhan
dan
ketahanan energi
Meningkatkan ruang
terbuka
hijau
dan
ruang publik

Menciptakan
pelayanan
prima
disektor
pelayanan
publik
jasa
perhubungan
yang

Meningkatnya
keterpenuhan energi

Meningkatkan pemenuhan
energi rumah tangga

Meningkatnya kualitas dan akses


lingkungan informasi sumber daya
dan lingkungan hidup
Peningkatan
ketahanan
energi,
mendorong
terciptanya
energi
alternatif
- Peningkatan pengelolaan ruang
terbuka hijau dan publik lainnya
- Peningkatan pengawasan dan
pengendalian pemanfaatan ruang
Peningkatan perizinan pemanfaatan
ruang

Meningkatnya luas ruang Meningkatkan


dan
terbuka hijau dan ruang mempertahankan
luas
publik lainnya
ruang terbuka hijau dan
ruang publik lainnya
Meningkatnya
jumlah Meningkatkan
jumlah
bangunan ber-IMB
bangunan ber IMB melalui
perijinan
pemanfaatan
ruang
Terwujudnya
pelayanan Meningkatkan pelayanan Pengembangan pelayanan angkutan
angkutan
angkutan
Terwujudnya
pelayanan Meningkatkan pelayanan Peningkatan pelayanan pengujian
pengujian
kendaraan pengujian
kendaraan kendaraan bermotor
bermotor
bermotor
203

Tujuan
selamat,
lancar

tertib

Sasaran
dan Terwujudnya data jaringan
sarana dan prasarana
perhubungan
Terwujudnya sarana dan
prasarana
perhubungan
yang terpelihara
Terwujudnya sarana dan
prasarana
perhubungan
yang berkeselamatan
Terwujudnya
keamanan
dan
kenyamanan
pengguna lalu lintas
Terwujudnya
aparatur
yang siap pakai

Meningkatkan
dan
mengendalikan sarana
dan
prasarana
komunikasi informasi
publik

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatkan
data
jaringan
sarana
dan
prasarana perhubungan
Meningkatkan sarana dan
prasarana perhubungan

Peningkatan data jaringan


dan prasarana perhubungan

sarana

Meningkatnya sarana dan


prasarana
perhubungan
yang berkeselamatan
Meningkatkan
pengendalian
dan
pengawasan lalu lintas
Meningkatkan fasilitas dan
SDM aparatur

Peningkatan pemenuhan sarana dan


prasarana
perhubungan
yang
berkeselamatan
Peningkatan
keamaanan
dan
kenyamanan pengguna lalu lintas

Peningkatan sarana dan prasarana


perhubungan

Peningkatan
aparatur

fasilitas

dan

SDM

Terpenuhinya pemerataan, Meningkatkan


Peningkatan pengawasan sarana
pengendalian sarana
pemerataan,
prasarana pelayanan komunikasi,
prasarana komunikasi dan pengendalian
sarana informatika
yang
merata
dan
informasi
prasarana
komunikasi terkendali
dan informasi

204

Tabel 6.4
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Keempat
Visi: Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang.
Misi 4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance).

Tujuan

Sasaran

Mewujudkan akuntabilitas Meningkatnya


mutu
dan transparansi dalam pelayanan
publik
penyelenggaraan
kepada masyarakat
pemerintahan
Terwujudnya mutu
pelayanan aparatur

- Meningkatnya dan
berkembangnya
sistem pengelolaan
keuangan daerah
- Terwujudnya
akuntabilitas yang
baik
dalam

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatkan kualitas SDM Prioritas


ketersediaan
aparatur pelayanan publik
berkualitas

SDM

Meningkatkan
sarana
dan Prioritas ketersediaan sarana dan
prasarana pelayanan
prasarana unit pelayanan terpadu
Meningkatkan kualitas SDM
- Pengembangan
ketersedian
Aparatur
SDM Aparatur
- Peningkatan
pelayanan
kepegawaian
Meningkatkan sarana dan
Pengembangan sarana dan
prasarana aparatur
prasarana aparatur
- Meningkatkan
kinerja - Penilaian akuntabilitas kinerja
perangkat daerah
dan pengelolaan keuangan
daerah yang baik
- Meningkatkan efektifitas dan - Penataan Kelembagaan daerah
produktifitas kelembagaan
- Meningkatkan
- Terselenggaranya aplikasi epenyelenggaraan
e-gov
gov dalam penyelenggaraan
205

Tujuan

Sasaran

Strategi

penyelenggaraan
pemerintahan

Meningkatkan manajemen
organisasi pemerintahan
Kota Palangka Raya
Meningkatkan
akuntabilitas kinerja yang
baik
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan

Arah Kebijakan

dalam pemerintahan

pemerintahan yang akuntabel


dan transparansi
Menerapkan
sistem
dan Penyiapan regulasi pengelolaan
prosedur
pengelolaan keuangan daerah
keuangan daerah
Meningkatkan efektifitas dan Penataan kelembagaan daerah
sesuai produktifitas kelembagaan

Penataan
kelembagaan
visi misi daerah
Tertibnya administrasi Peningkatan dan pengembangan Penataan pelayanan administrasi
kependudukan
dan serta pemeliharaan peralatan kependudukan
secara berkesinambungan guna
pencataan sipil
terciptanya sarana dan prasarana
pelayanan E-KTP yang memadai

Meningkatnya kualitas
SDM Korp ASN
Meningkatnya kinerja
Korp ASN
Meningkatnya
kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat
Meningkatnya
mutu
pelayanan administrasi
kearsipan
kepada
masyarakat

Meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah dari
segi
kelembagaan,
sumberdaya aparat dan
keuangan daerah dalam Meningkatnya pelayanan

Meningkatkan kualitas SDM Pengembangan SDM Korp ASN


Korp ASN
Meningkatkan kinerja Korp ASN Peningkatan kinerja Korp ASN
Meningkatkan kapasitas
Lembaga Perwakilan Rakyat

Peningkatan Kapasitas
Perwakilan Rakyat

Lembaga

Meningkatkan penyelenggaraan - Perbaikan sistem administrasi


kearsipan yang handal
kearsipan
- Pelestarian dokumen dan arsip
daerah
Pengadaan buku-buku baru
Pengembangan budaya baca dan

206

Tujuan
rangka pelayanan publik
yang prima
Meningkatkan
perencanaan
dan
pelaporan
pelaksanaan
pembangunan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

keperpustakaan daerah

yang up to date

Tersedianya dokumen
perencanaan
pembangunan
Tersedianya
data,
informasi
dan
pelaporan
pembangunan

Penataan
dan
pengelolaan Pengembangan
perencanaan
dokumen perencanaan daerah
pembangunan daerah

pembinaan perpustakaan

Pengembangan data, informasi Penataan


pengelolaan
data,
dan pelaporan pembangunan
informasi
dan
pelaporan
pembangunan

207

Tabel 6.5
Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya
Misi Kelima
Visi: Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan
berdasarkan Falsafah Budaya Betang.
Misi 5. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan damai berdasarkan filosofi huma betang.

Tujuan

Sasaran

Meningkatkan partisipasi Meningkatnya


masyarakat
dalam pemberdayaan
pembangunan
masyarakat
dan
desa/kelurahan
Meningkatnya
peran
pemuda
dalam
pembangunan
Meningkatkan
Pengarusutamaan gender
pengarusutamaan gender dalam pembangunan
dan perlindungan anak
Terwujudnya
perlindungan anak

Strategi

Mengembangkan
dan
memberdayakan
masyarakat
pedesaan/
kelurahan
Meningkatkan pembinaan
dan peran serta pemuda
dalam pembangunan
Meningkatkan
indeks
kesetaraan gender
Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya
membangun
Kota
Palangka Raya menuju
kota layak anak (KLA)
Meningkatkan kehidupan Meningkatnya partisipasi Meningkatkan
sarana
sosial dan budaya dengan masyarakat
dalam kesenian
serta
menjunjung tinggi filosofi pengamalan
dan pembinaan
dan

Arah Kebijakan
Peningkatan Pemberdayaan dan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
Optimalisasi pembinaan organisasi
kepemudaan
Optimalisasi kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
Optimalisasi keserasian kebijakan
dalam
peningkatan
kualitas
kehidupan anak

Peningkatan pelestarian seni dan


budaya
melalui
program
pengembangan nilai-nilai budaya,
208

Tujuan
Huma Betang

Sasaran

Strategi

pelestarian nilai seni dan perlindungan seni budaya


budaya daerah
daerah
Meningkatan
jumlah
benda, situs dan kawasan
cagar
budaya
yang
dilestarikan
Meningkatnya
prestasi Menyelenggarakan ajang
seni, budaya, dan olah peningkatan prestasi seni,
raga.
budaya, dan olah raga.
Tercipta
kehidupan Meningkatkan pembauran
masyarakat
yang kebangsaan
harmonis
Terwujudnya kehidupan Terkendalinya
stabilitas Meningkatkan
stabilitas
masyarakat
Kota keamanan
dan keamanan
dan
Palangka
Raya
yang ketentraman masyarakat
ketentraman masyarakat
aman, tentram dan tertib

Arah Kebijakan
seni dan perfilman
Peningkatan
pengembangan kemitraan
dan pengelolaan kekayaan budaya
Penyelenggaraan pembinaan dan
perlombaan bidang seni, budaya,
dan olah raga
Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat
tentang
nilai-nilai
kebangsaan
Tercapainya stabilitas keamanan,
ketertiban
dan
ketentraman
masyarakat

209

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Sebagai tahapan awal dalam pembangunan,

perencanaan

pembangunan perlu disinergikan dengan langkah-langkah berikutnya


seperti pengganggaran, pelaksanaan pembangunan, pengendalian dan
evaluasi serta akuntabilitasnya. Sebagai suatu sistem perencanaan
pembangunan, perencanaan jangka menengah perlu didukung dengan
kebijakan-kebijakan

dan

program

pembangunan

untuk

pengimplementasiannya. Kebijakan yang dirumuskan dalam bab ini


merupakan kebijakan umum dan program pembangunan, meskipun di
dalam tindak lanjut penjabaran visi dan misi telah diuraikan strategi dan
arah kebijakannya.
Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah
bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan
pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang
menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah
daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Melalui
kebijakan umum diperoleh alur strategi melalui program-program yang
saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan
target sasaran yang ditetapkan. Keberhasilan capaian satu program
mendukung atau memicu keberhasilan program lainnya.
Beberapa kebijakan umum yang dijalankan untuk mengoptimalkan
pencapaian visi dan misi dengan mengerahkan seluruh sumber daya dan
kemampuan daerah adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi
diutamakan

permasalahan
untuk

pembangunan

mengatasi

Pembangunan

permasalahan-permasalahan

pembangunan yang secara riil terjadi di masyarakat maupun


permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
2. Pemerataan : Pembangunan selama lima tahun berjalan diutamakan
pada pemerataan penyelenggaraan pembangunan dan hasil-hasilnya
untuk mengatasi disparitas di wilayah Kota Palangka Raya;
210

3. Fokus

pada

Pendidikan,

Pariwisata

dan

Jasa

Fokus

pembangunan diarahkan pada pendidikan, pariwisata dan jasa


sebagai core daerah untuk menjadi daya ungkit peningkatan
kesejahteraan dan daya saing daerah;
4. Pertumbuhan

: Pertumbuhan yang diharapkan mampu memicu

peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah pertumbuhan yang


berbasis sektor pariwisata dan jasa selain pertumbuhan dalam tolak
ukur perekonomian, juga didukung pertumbuhan dalam bentuk
prestasi-prestasi daerah;
5. Berlandaskan Budaya Betang dan Berwawasan Lingkungan
Hidup

Seluruh

proses

pembangunan

yang

dijalankan

mengedepankan religiusitas masyarakat yang dan berlandaskan


falsafah

budaya

Betang

serta

didasarkan

pada

pemanfaatan

lingkungan secara bijak dan lestari. Kebijakan khusus dalam


eksploitasi sumberdaya alam oleh pemerintah maupun swasta harus
dibatasi

dan

dikendalikan

untuk

kualitas

kehidupan

generasi

berikutnya.
Kebijakan umum sebagaimana tersebut di atas dioperasionalisasikan
ke dalam strategi, arah kebijakan dan program pembangunan sebagai
berikut :

211

Tabel 7.1
Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka Raya

No
1.

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Terwujudnya
lembaga
pendidikan dasar
dan menengah
yang berstandar
nasional dan
internasional

Meningkatkan
angka
partisipasi
pendidikan anak
usia
dini,pendidikan
dasar dan
pendidikan
menengah

Peningkatan angka
partisipasi
pendidikan anak
usia dini,
pendidikan dasar
dan pendidikan
menengah

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

APK PAUD

98,33 %

99,00%

APM PAUD

94,00

97,00

NA

80,00

APS PAUD

APK SD/MI
APM SD/MI
APS SD/MI

126,84
92,56 %
129,90
0,07%

130
100%
135
0,05%

Menurunnya
Angka Putus
Sekolah
SMP/MTS

0,11%

0,09%

APK SMP/MTs
APM SMP/MTs

108,02
98,09

140
100

APS SMP/MTs

107,01

115,70

Angka
pendidikan yang
ditamatkan
SD/MI

100

100

Angka pendidikan
yang ditamatkan
SMP/MTs

56,10

100

Angka kelulusan
SD/MI
Angka kelulusan
SMP/MTs
Rasio
ketersediaan
sekolah per

100

100

98,75

100

7,23

8,50

Menurunnya
Angka Putus
Sekolah SD/MI

Program
Pembangunan
Daerah
Program
Pendidikan
Anak Usia Dini

Bidang
Urusan
Pendidikan

SKPD
Penangg
ungjawab
Disdikpora,
dan SKPD
terkait

Program Wajib
Belajar
Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun

212

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

5,6

7,50

0,40%

0,30%

4,23

6,50

102,60

120

90,36

100

100,57

110

98

100

Angka
kelulusan
SMA/SMK/MA

95,4

100

Persentase guru
berkualifikasi
S1/DIV

90,17

100

Persentase
guru yang

50,14

60

penduduk usia
sekolah SD/MI
Rasio
Ketersediaan
sekolah per
penduduk usia
sekolah
SMP/MTS
Menurunnya
Angka Putus
Sekolah
SMA/SMK/MA
Rasio
ketersediaan
sekolah per per
penduduk usia
sekolah
SMA/SMK/MA
APK SMA/
SMK/MA
APM SMA/
SMK/MA
APS SMA/
SMK/MA
Angka
Pendidikan yang
Ditamatkan
SMA/SMK/MA

Meningkatkan
jumlah,
kualifikasi, dan
kompetensi

Peningkatan
kualifikasi guru

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Pendidikan
Menengah

Program
Peningkatan
Mutu Pendidik
dan Tenaga

213

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

guru

Pemerataan
distribusi guru

Menyelenggar
akan
pendidikan

Peningkatan
pemerataan dan
perluasan akses

Indikator
Kinerja
(Outcome)
telah
mengikuti uji
kompetensi
guru
Jumlah guru
yang telah
mengikuti
program guru,
kepala sekolah
dan pengawas
berprestasi
Jumlah guru
yang mahir
berbahasa
asing
Rasio guru
terhadap
murid PAUD
Rasio guru
terhadap
murid SD/MI

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Kependidikan

30%

90%

NA

20

14,27

15,00

8,82

10,00

Rasio guru
terhadap
murid
SMP/MTs

12,04

13,50

Rasio guru
terhadap
murid
SMA/SMK/MA
Persentase
anak
berkebutuhan

12,28

14,00

Program
Pendidikan Luar
Biasa

214

No

Sasaran

Strategi
luar biasa
(inklusif) untuk
anak-anak
Penyandang
disabilitas
(cacat)

Arah Kebijakan
terhadap
pendidikan anak
berkebutuhan
khusus

Peningkatan mutu
Kompetensi dan
Kualifikasi tenaga
pendidik dan
kependidikan luar
biasa

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Khusus yang
sekolah
- TK/RA
- SD/MI
- SMP/MTs
- SMA/SMK/
MA
- SLB
Jumlah Guru
regular yang
dilatih untuk
mengajar anak
berkebutuhan
Khusus (ABK):
- TK/RA
- SD/MI
- SMP/MTs
- SMA/SMK/MA

- SLB

2.

Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas
pendidikan
menengah, budaya
pembelajaran dan
perpustakaan

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

29,00%
17,20%
58,97%
48,27%

50,00%
45,00%
75,00%
60,00%

100%

100%

NA
NA
NA
NA
NA

130
133
63
50
11

Program
Pembangunan
Daerah

Meningkatkan
mutu pendidikan
menengah yang
berbasis
kompetensi
sesuai potensi
daerah

Pengembangan
kelembagaan Sekolah
Menengah Kejuruan
sesuai keunggulan
daerah

Jumlah SMK
yang
dijadikan
unggulan
daerah

17
Sekolah

25
sekolah

Program
Pendidikan
Menengah

Mengembangk
an budaya
baca
masyarakat

Peningkatan budaya
baca masyarakat
melalui program
pengembangan
budaya baca dan
pembinaan
perpustakaan

Jumlah
perpustakaan

49

54

Program
Pengembangan
Budaya Baca
dan Pembinaan
Perpustakaan

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

215

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Jumlah
pengunjung
perpustakaan
per tahun

3.

Penurunan
jumlah penduduk
yang buta aksara

4.

Terwujudnya
kualitas
pelayanan
kesehatan yang
terjangkau oleh
masyarakat

5.

Menurunnya
angka kematian
(AKB,AKI,
AKABA) menjadi
AKB: 7/1000KH ;
AKI:
15/100.000KH,

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
1320
Orang

Kondisi
Akhir
4752
Orang

Program
Pembangunan
Daerah

Penyelenggaraan
program
pemberantasan
buta aksara

Angka melek
huruf

97,55%

98,75%

Program
Pemberantasan
Buta Aksara/
Program
Pendidikan Non
Formal

- Meningkatkan
upaya
kesehatan
masyarakat
- Meningkatkan
pelayanan
kesehatan yang
terjangkau,
bermutu dan
berkeadilan,
serta dengan
pengutamaan
pada upaya
promotif dan
preventif

- Peningkatan
Program Upaya
Kesehatan
- Peningkatan
penyelenggaraan
jaminan kesehatan
daerah
- Peningkatan
penyelenggaraan
pencegahan dan
pengendalian
penyakit

75

85

Program Obat
dan Perbekalan
Kesehatan

Meningkatkan
Akses dan
Jangkauan
Pelayanan
Kesehatan

- Distribusi Tenaga
Kesehatan sesuai
proporsi ke daerah
terpencil
- Sistem Insentif bagi
Tenaga Kesehatan
- Peningkatan Peran
serta Masyarakat

- Presentase
ketersediaan
obat dan
perbekalan
kesehatan
untuk
pelayanan
kesehatan
- Ketersediaan
obat perkapita pertahun di
sarana
pelayanan
kesehatan
- Angka
Kematian
Ibu per100.000KH
- Angka
Kematian
Bayi per1000KH

Menyelenggar
aan
pemberantasa
n buta aksara

75 %

Bidang
Urusan

Kesehatan

SKPD
Penangg
ungjawab

Dinas
Kesehatan,
BKPP

85 %

53,9

15

13,5

Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat

Dinas
Kesehatan
BKPP-KB
BPM
Dukcapil
BPKAD
PU
Setda

216

No

Sasaran
AKABA :
8/1000KH pada
tahun 2018

Strategi
Meningkatkan
Mutu
Pelayanan
Kesehatan

Arah Kebijakan

- Peningkatan
Kapasitas SDM
Kesehatan
- Penyediaan Tenaga
Kesehatan sesuai
dengan standar
kompetensi
- Peningkatan
pengawasan
terhadap standar
yankes di
puskesmas dan
yankes swasta
- Peningkatan sarana
kesehatan sesuai
standart
- Peningkatan obat
dan perbekalan
kesehatan
Ketersediaan
Meningkatan
anggaran
Pembiayaan
pemeliharaan
Pelayanan
kesehatan
Kesehatan
- Sistem Jaminan
Kesehatan Terpadu
Meningkatkan
- Optimalisasi
Pelayanan
PONED
Kegawatdarur
- Peningkatan sistem
atan
rujukan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
- Angka
Kematian
Balita per1000KH
- Cakupan
kunjungan
ibu hamil
(k4)
- Cakupan
komplikasi
kebidanan
yang
ditangani
- Cakupan
pertolongan
persalinan
oleh tenaga
kesehatan
kompetensi
kebidanan
- Cakupan
pelayanan
ibu Nifas
- Cakupan
Neonatus
dengan
komplikasi
yang
ditangani
- Cakupan
pelayanan
kesehatan
bayi

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

10,7

92,4

95

80

80

80

80

75

97

17,6

40

90

90

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab
Dinas
Sosial dan
SKPD
terkait

217

No

Sasaran

Strategi

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Arah Kebijakan

- Cakupan

Universal
Child
Immunizatio
n ( UCI)
desa/kelurah
an
Cakupan
pelayanan
anak balita
Cakupan
pemberian
MP-ASI
pada anak
usia 6-24
bulan Gakin
Jumlah
kasus Balita
Gizi Buruk
Cakupan
penjaringan
kesehatan
siswa SD
dan
setingkat
Cakupan
peserta KB
aktif
Cakupan
pelayanan
kesehatan
dasar
masyarakat

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

67 %

85 %

83,8

90

80%

100%

91,5%

100%

61,93%

100

63

100

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

218

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

60

100

100

100

70

75

Program
Pengawasan Obat
dan Makanan

Cakupan
inventarisasi
dan
pengembangan
obat tradisional
Persentase
rumah tangga
yang
melaksanakan
perilaku hidup
bersih dan
sehat (PHBS)

40

50

Program
Pengembangan
Obat Asli Indonesia

38

50

Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
Masyarakat

Cakupan desa

30

100

miskin
- Cakupan
penanganan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
- Cakupan
Pelayanan
kesehatan
masyarakat,
dan kepada
kelompok
khusus
(haji,sosial,
kes,OR, dll )
Cakupan
sarana
produksi
pangan yang
tersertifikasi

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

219

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

80

100

65

95

Cakupan
penduduk yang
mempunyai
akses terhadap
air minum yang
berkualitas

65

85

Peresentase
kualitas air
minum yang
memenuhi
syarat
Cakupan TTU
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
- Angka
Kesakitan
DBD per
100.000
penduduk
- Angka
Kesakitan
Malaria per
1000
penduduk
- Prevalensi
penderita

100

100

85%

95%

41

36

6,6

<0,5

siaga aktif
Cakupan PMT
pada Balita
Cakupan
Rumah Sehat

6.

Menurunnya
angka kesakitan
penyakit menular
dan tidak menular

Meningkatkan
upaya promotif
dan preventif
penyakit
menular dan
tidak menular

- Penguatan SKD
KLB
- Penguatan
Imunisasi
- Penyebarluasan
informasi
- Perbaikan kualitas
lingkungan

Meningkatkan
upaya
penanggulang

- Penanggulangan
penyakit berbasis
surveilance

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat

Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular

Dinas
Kesehatan,
SKPD
terkait

220

No

Sasaran

Strategi
an penyakit
menular dan
tidak menular

7.

Terpenuhinya
Kebutuhan Tenaga
Medis dan
Paramedis

Memenuhi
kebutuhan
tenaga medis
dan paramedis

Arah Kebijakan
epidemiologi

- Kemitraan sektor
Pemerintah,
Swasta dan
masyarakat
- Kecukupan
logistik dan
perbekalan
kesehatan
termasuk
prasarana
penanggulangan
penyakit

Terpenuhinya
kebutuhan tenaga
medis dan paramedis

Indikator
Kinerja
(Outcome)
HIV-AIDS
per- 1000
penduduk
- Penemuan
penderita
Diare
- Persentase
penyelidikan
Epidimologi (
PE) <24 jam
pada
desa/kelurah
an
mengalami
KLB
- Prevalensi
TB- BTA (+)
per-100.000
penduduk
- Non-Polio
AFP Rate
anak usia
<15 tahun
per-100.000
penduduk
- Cakupan
penemuan
pneumonia
balita (%)
Rasio tenaga
medis per
100.000
penduduk:

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

100

100

100

100

26

110

10

Program
Pembangunan
Daerah

Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Dinas
Kesehatan,
BKPP,
SKPD

221

No

Sasaran

Strategi

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Arah Kebijakan

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

15
0

37,3
1,4

4,8
69,7
75,8

11
75,4
95,8

89

100

88

100

Cakupan
pelayanan
kesehatan
Tingkat
penanganan
keluhan
pelanggan
Cakupan
penjaringan
kasus
katarak

38

45

80

100

2,5

Yutilisasi
pelayanan
kesehatan
bagi penduduk
miskin

40

100

Dokter
Dokter
Spesialis
- Dokter Gigi
- Bidan
- Perawat
Tingkat
kepatuhan
petugas
terhadap
standar
Yankes
Tingkat
Kepuasan
Pelanggan

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab
terkait

Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan

Program
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk
Miskin

222

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
4,3

Kondisi
Akhir
5

Cakupan
pengelolaan
sarana dan
prasarana
kesehatan di
pelayanan
kesehatan
pemerintah/swa
sta yang sesuai
standar
kesehatan

75

80

Rumah sakit
tipe C (4
pelayanan
kesehatan
spesialis
dasar)
Rasio Rumah
Sakit
terhadap
100.000 pddk

0,04

48,90

91,40

Rasio
puskesmas ,
poliklinik,
pustu per

100.000
penduduk

Peresentase
penduduk (
termasuk
seluruh
penduduk
miskin yang

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Pengadaan,Penin
gkatan dan
Perbaikan
Sarana
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya

Program
Pengadaan
,Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit
Paru-Paru/Rumah
Sakit Mata

Program
Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan

223

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Tingkat
yutilisasi
pelayanan
kesehatan
oleh asuransi
kesehatan
(%)
Cakupan
Pelayanan
Kesehatan
Balita (%)

84,86

85

30

50

Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita

Cakupan
pelayanan
kesehatan
usia lanjut (%)
Cakupan
pangan
jajanan anak
sekolah yang

50

59

Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Lansia

75

80

Program
Pengawasan
dan
Pengendalian

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

memiliki jaminan
kesehatan

8.

Menurunnya
angka gizi buruk
menjadi 0 (nol)
pada tahun 2018

Pemantauan
Status Gizi
Masyarakat

Penanggulan
gan gizi
buruk

- Peningkatan peran
serta masyarakat
- Revitalisasi
Posyandu
- Peningkatan sistem
kewaspadaan dini
- Peningkatan sistem
tata laksana
penanggulangan
- Penyuluhan gizi
mayarakat
- Diversifikasi bahan
pangan dan
penggunaan bahan
pangan lokal

Dinas
Kesehatan,
BPPKP,
BPM,
SKPD
terkait

224

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

memenuhi
syarat
kesehatan (%)
Persentase ibu
yang ditolong
oleh Nakes
terlatih

9.

Meningkatnya
kompetensi
penduduk usia
kerja sesuai
potensi daerah

Meningkatkan
kompetensi
usia kerja

Peningkatan pelatihan
dan ketrampilan
tenaga kerja

Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
berbasis
kompetensi
Jumah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
berbasis
masyarakat
(orang)
Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
Kewirausahaan

(orang)
Jumlah
pencari kerja
yang terdaftar
yang
ditempatkan
(orang)
Jumlah tenaga
kerja yang

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Ketenagak
erjaan

Disnakert
rans,
SKPD
terkait

Makanan
80

80

208 Org

756 org

1.216

1.972

60

160

500

3.000

535

3.035

Program
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak

Program
Peningkatan
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja

Program
Peningkatan
Kesempatan
Kerja

225

No

10.

Sasaran

Terkendalinya
laju pertumbuhan
penduduk

Strategi

Revitalisasi
program KB

Arah Kebijakan

Pengendalian
pertumbuhan
penduduk dan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

terserap
(orang)
Perencanaan
Tenaga Kerja
daerah

5,12

5,07

Rasio
Ketergantungan

0,43

0,10

Jumlah
kasus yang
diselesaikan
dengan
perjanjian
bersama
(kasus)

19

Jumlah
pekerja /buruh
yang menjadi
peserta
program BPJS
(orang)
Jumlah
perusahaan
yang diperiksa
oleh
pengawas
ketenaga
kerjaan
(perusahaan)
Rata-rata
jumlah anak
per keluarga
Persentase

6.342

43.084

377

1.127

2,6

2,1

76,8

88

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Keluarga
Berencana
dan

BPP-KB,
SKPD
terkait

Program
Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Ketenaga
Kerjaan

Program
Keluarga
Berencana

226

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan
meningkatkan
kesadaran keluarga
berencana

Indikator
Kinerja
(Outcome)
akseptor KB
Cakupan
peserta KB
aktif (%)
Keluarga
prasejahtera
dan keluarga
sejahtera 1

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

100

100

11.236

10.986

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Keluarga
Sejahtera
- Program
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
- Program
Pelayanan
Kontrasepsi
- Program
Pembinaan Peran
Serta Masyarakat
Dalam Pelayanan
Kb/Kr Yang
Mandiri
- Program Promosi
Kesehatan
Ibu,Bayi dan
Anak Melalui
Kelompok
Kegiatan di
Masyakat
- Program Pusat
Pelayanan
Informasi dan
Konseling KRR
- Program
Peningkatan
Penanggulangan
Narkoba, Pms
termasuk
HIV/AIDS
- Program
Pengembangan

227

No

11.

Sasaran

Menurunnya
jumlah penduduk
miskin

12.

Meningkatnya
jumlah pekerjaan
sosial dan
penyuluh
kesejahteraan
sosial

13.

Meningkatnya
akses kualitas
kesejahteraan
sosial bagi
penyandang

Strategi

Optimalisasi
penanggulang
an kemiskinan
terpadu
Meningkatkan
jumlah
pekerjaan
sosial dan
penyuluh
kesejahteraan
sosial
- Meningkatkan
perlindungan
dan jaminan
sosial
masyarakat

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Peningkatan
penanggulangan
kemiskinan secara
terpadu dan
berkelanjutan

Menurunnya

Pengembangan
diklat calon pekerja
sosial dan penyuluh
kesejahteraan
sosial
-

Peningkatan
perlindungan dan
jaminan sosial

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah
Bahan Informasi
Tentang
Pengasuhan dan
Pembinaan
Tumbuh
Kembang Anak
- Program
Penyiapan
Tenaga
Pendamping
Kelompok Bina
Keluarga
- Program
Pengembangan
Model
Operasional BKBPosyandu-Padu
Program
Penanggulangan
Kemiskinan dan
Pemberdayaan
Masyarakat Miskin

3,90

2,19

Jumlah tenaga
kesejahteraan
sosial, pekerja
sosial yang telah
mengikuti diklat
serifikasi bidang
kesejahteraan
sosial

4 orang

18 orang

Program
Peningkatan
SDM Aparatur

Rasio
penyandang
ODK, LU serta
PKH yang
menerima

- 40/120

120/120

Program
Perlindungan dan
Jaminan Sosial
(ODK, LU & PKH)

Angka
kemiskinan

(%)

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Pemberday
aan
Masyarakat
dan Desa

BPM,
SKPD
terkait

Sosial

Dinas
Sosial,
SKPD
terkait

228

No

Sasaran
masalah
kesejahteraan
sosial (PMKS)

Strategi
masyarakat
- Meningkatkan bantuan sosial
kepada
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

jaminan social
Peningkatan
pemberdayaan
sosial dan
penanggulangan
kemiskinan

Program
Pendataan dan
Verifilasi PMKS
Program
Pemberdayaan
Fakir Miskin,
Komunitas Adat
Terpencil dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial lainnya

Penurunan
jumlah PMKS

10.500

500

Persentasie
PMKS Skala
Kota yang
menerima
program
pemberdayaan
sosial melalui
Kelompok
Usaha Bersama
( KUBE) atau
kelompok sosial
sejenis lainnya

20

100

Terbinanya
anak terlantar
yang terdapat
di Kota
Palangka
Raya
Meningkatnya
jumlah
penerima
program
pelayanan
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial
Meningkatnya
jumlah
penerima
program

20

100

Program
Pembinaan
Anak Terlantar

20

80

Program
Pelayanan
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial

20

80

Program
Pembinaan para
Penyandang

229

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

pembinaan
penyandang
cacat dan eks
trauma

14.

15.

16.

Meningkatnya
sarana dan
prasarana bagi
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial
Meningkatnya
konsumsi pangan
sesuai PPH

Meningkatnya
kelembagaan
penyuluhan

Meningkatkan
sarana dan
prasarana
penanggulang
an
permasalahan
sosial
Meningkatkan
pola pangan
harapan,
konsumsi
energi, dan
protein

Meningkatkan
kelembagaan
penyuluhan

Peningkatan
pelayanan dan
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial

- Peningkatan
pengetahuan
masyarakat tentang
pangan dan gizi
- Peningkatan
distribusi akses
cadangan hasil
produksi pangan
- Peningkatan
kesejahteraan
petani
- Pemberdayaan
penyuluh
pertanian/perkebun
an

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Cacat dan Eks


Trauma

Rasio panti
sosial yang
mendapat
pembinaan
pemerintah
(
panti sosial yang
dibina /jumlah
panti sosial)

2/26

26/26

- Skor PPH
(Pola Pangan
Harapan )
- Konsumsi
energi
- Konsumsi
protein
Pelaksanaan
pameran dan
promosi

77

90

1794

2150

57,2

58

58

20
Pemula
5 Lanjut
22
15

- Kelas
kemampuan
kelompok tani
Belum
dikukuhkan
Pemula
- Gapoktan
- Pos
Penyuluhan
- Kompetensi
penyuluh
Penyuluh
pratama

Program
Pembangunan
Daerah

68
19
14

13

Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial

Ketahanan
- Program
Pangan
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
- Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
- Pameran dan
Promosi
- Peningkatan
Kesejahteraan
Petani

BPPKP,
SKPD
terkait

- Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perke
bunan
Lapangan

10
Penyuluh

230

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

17.

18.

Tercukupinya
ketersediaan
bahan pangan

Meningkatnya
aksesibilitas
masyarakat
terhadap bahan
pangan

Meningkatkan
ketersediaan
pangan

Peningkatan
distribusi,akses,
cadangan hasil
produksi pangan

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

30.007

muda
1
Penyuluh
madya
39.109

2665

3000

86

90

Penyuluh
muda

- Pangan
utama (ton)
- Ketersediaan
energi (
kkal/kap/hr)
- Ketersediaan
protein
(gr/kap/hr)
- Lumbung
pangan
(buah)

Kondisi
Akhir

10

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

Meningkatkan
industri
pengolahan
produk pangan

Peningkatan
industri pengolahan
produk pangan

Jumlah
kelompok
penerima
bantuan
sarana dan
prasarana
pengolahan
produk
pangan
(kelompok
Tani)

NA

10

- Program
Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi
Pertanian
- Program
Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi
Peternakan
- Program
Optimalisasi
Pengelolaan dan
Pemasaran
Produksi
Perikanan

- Pertanian
- Kelautan
dan
perikanan

Menjaga
stabilitas
harga dan
pasokan

Peningkatan
ketahanan dan
stabilitas harga
pangan daerah

Presentase
data informasi
harga pangan
daerah

80

100

Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan

Ketahanan
Pangan

SKPD
Penangg
ungjawab

Dinas
Pertanian,
Perikanan
dan
- Ketahanan Peternakan
,BPPKP,
Pangan
SKPD
terkait

231

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

SKPD
Penangg
ungjawab

Bidang
Urusan

bahan
pangan
19.

Terwujudnya
penyediaan
sarana dan
prasarana sektor
perikanan

Peningkatan,
pemanfaatan
dan
pengembangan
perikanan pada
perairan umum

Optimalisasi dan
revitalisasi perairan
umum yang
potensial untuk
perikanan terpadu

Jumlah rumah
tangga
perikanan
pada kawasan
minapolitan
(RTP)

250 RTP 400 RTP

- Program
Pengembangan
Budidaya
Perikanan
- Program
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
Pengawasan dan
Pengendalian
Sumber Daya
Perikanan

Kelautan
dan
Perikanan
Kelautan

20.

Meningkatnya
kegiatan ekonomi
kerakyatan

Mengembangka
n industri
pariwisata
dengan
mendorong
perbaikan dan
peningkatan
kualitas jaringan
prasarana dan
sarana
pendukung
pariwisata

Membangun sarana
dan prasarana
daerah wisata

Jumlah
Kunjungan
Wisata

99.337
Orang

Program
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata

Pariwisata

Meningkatkan
pemasaran

Meningkatkan
hubungan /
membangun
kemitraan dengan
semua pemangku
kepentingan
Peningkatan jumlah
ODTW (Obyek Daya
Tarik Wisata)

Jumlah
promosi

Pengembanga
n destinasi
pariwisata

Jumlah obyek
wisata yang
dikembangkan

655.000
Orang

3 Kali

38 Kali

Program
Pengembangan
Pemasaran

6 ODTW

16
ODTW

Program
Pengembangan
Destinasi

Disbudpar
- Dinas PU

- Dishubkom
info, SKPD
terkait

Disbudpar
, SKPD
terkait

Disbudpa
- Dinas PU
- Dishubkom

232

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

dan dilestarikan

21.

22.

Meningkatnya
kualitas dan
kreatifitas SDM
pariwisata dan
UKM
Meningkatnya
kelancaran
distribusi barang
dan jasa dan
penggunaan
produk dalam
negeri

23.

Meningkatnya
ketersediaan
lapangan kerja

24.

Menurunkan
angka
ketergantungan

Program
Pembangunan
Daerah
Pariwisata

Peningkatan
Pengelolaan ODTW

Jumlah
sarana/prasar
ana fasilitas
pendukung
pariwisata

18
Fasilitas

Peningkatan
kualitas dan
kreatifitas SDM
seni, budaya
dan pariwisata

Penyiapan sumber
daya manusia yang
memiliki kompetensi

Jumlah SDM
Pariwisata

165
Orang

Peningkatan
kelancarnya
distribusi
barang dan
jasa dan
penggunaan
produk dalam
negeri
Meningkatkan
tumbuhnya
industri kecil
dan menengah

Pengembangan
produk unggulan
daerah secara kreatif
dan inovatif ditunjang
dengan pemasaran
yang baik

Penurunan
tingkat inflasi

6,45

Penguatan Modal dan


pengembangan
industri kecil dan
menengah serta jasa
berbasis pariwisata

Jumlah
kelompok
Usaha IKM
pendukung
pariwisata

1 Kelompok

- Meningkatkan
perluasan
lapangan
kerja
- Meningkatkan
kompetensi
penduduk usia

Peningkatan
fasilitasi penduduk
usia kerja terhadap
lapangan kerja
Peningkatan
pelatihan dan

Rasio
Ketergantungan

0,43

0,10

Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan

208 org

656 org

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

info, SKPD
terkait
Kebudayaan - Disbudpar
- Dinas PU
- Dishubkom
info, SKPD
terkait

93
Fasilitas

Program
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata

365
orang

Program
Pengembangan
Kemitraan

Pariwisata

Disbudpar
, SKPD
terkait

5,45

Program
Pengembangan
Perluasan
Perdagangan
Dalam Negeri

Perdagangan

Disperind
agkop,
SKPD
terkait

Program
Pengembangan
Industri Kecil
dan Menengah

Perindustrian

Disperind
agkop,
SKPD
terkait

Program
Peningkatan
Kesempatan
Kerja
Program
Peningkatan

Ketenagaker
jaan

Disnakert
rans,
SKPD
terkait

6 Kelompok

233

No

Sasaran

Strategi
produktif

Meningkatkan
perlindungan
dan
kesejahteraan
tenaga kerja

25.

Meningkatknya

Meningkatkan

Arah Kebijakan
pengembangan
usia kerja

Indikator
Kinerja
(Outcome)
pelatihan
berbasis
kompetensi
Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
berbasis
masyarakat

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja

1216

2.416

Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan
Jumlah warga
eks transmigrasi
yang
memperoleh
pelatihan
pengembangan
usaha
kerakyatan

200

300

200 org

400 org

Program
Transmigrasi
Lokal

Peningkatan
kualitas
perlindungan
terhadap hak dan
kewajiban tenaga
kerja

Jumlah
pekerja/buruh
yang menjadi
peserta
program BPJS

8.342
Orang

36.742
Orang

Program
Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan

Ketenaga
kerjaan

Jumlah
Perusahaaan
yang diperiksa
oleh pengawas
ketenagakerjaan
(perusahaan)

307

634

Peningkatan

Jumlah

228

278

Program

Perindustri

Disperind

234

No

26.

27.

Sasaran

Strategi

usaha industri
kecil dan mengah

kualitas dan
kuantitas IKM
dan mutu
produk IKM

Meningkatnya
kontribusi hasil
industri kecil dan
jasa berbasis
pariwisata yang
ramah lingkungan
terhadap
perekonomian
daerah

Meningkatkan
unit usaha
Industri Kecil
dan
Menengah

Arah Kebijakan
pertumbuhan
kualitas dan
kuantitas IKM

Meningkatnya
Program
Revitalisasi dan
Penumbuhan
Industri Kecil
Menengah

- Mengembangka - Peningkatan
Terwujudnya
program
peningkatan daya n produkproduk UMKM
pengembangan
saing koperasi,
dan koperasi
promosi produk
usaha mikro
yang berdaya
UMKM
saing
kecil,menengah
Peningkatan
yang mandiri dan - Meningkatkan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Industri Kecil
dan Menengah
Jumlah IKM
yang
mendapatkan
pelatihan
industri
pendukung
UKM
Jumlah IKM
yang
difasilitasi
mengikuti
pameran

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah
Pengembangan
Sentra-Sentra
Industri
Potensial

900

1300

95

163

Program Fasilitasi
Peningkatan
Promosi Bagi IKM

Kontribusi
pertumbuhan
sektor
industri
terhadap
PDRB (%)

4,38

5, 23

Program
Pembinaan dan
Pengawasan
IKM

Peningkatan
tenaga
terampil dalam
industri
(orang)
Jumlah KUKM
yang
difasilitasi
mengikuti
pameran skala
nasional dan
skala lokal

35 Org

208 org

Program Tindak
Lanjut Kerjasama
dengan Daerah
/Kota lain

20 Orang
40 orang
150 orang 300 Orang

Program
Pengembangan
Promosi Produk
UMKM

Bidang
Urusan
an

SKPD
Penangg
ungjawab

agkop,
SKPD
terkait

Koperasi
dan UKM

235

No

Sasaran
inovatif
berdasarkan
ekonomi
kerakyatan

28.

29.

Strategi
akses
permodalan
koperasi dan
UKM
- Meningkatkan
pengembangan
kualitas
kelembagaan
koperasi dan
UMKM
-

Arah Kebijakan
program perluasan
sumber pembiayaan
Peningkatan
program
pengembangan
kualitas
kelembagaan
koperasi dan UMKM
Manajemen
pengembangan
koperasi

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Jumlah UMKM
dan koperasi
yang mendapat
bantuan dari
pemerintah/
Pemda

10
Koperasi

35
koperasi

Peningkatan
Program
Perluasan
Sumber
Pembiayaan

Jumlah
peserta diklat
perkoperasian

150 orang

600 orang

Program
Peningkatan
Pengembangan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi dan
UMKM

Jumlah UMKM
dan koperasi
yang mengikuti
Diklat
kewirausahaan

300 0rg

450 org

Program
Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
dan Koperasi

Program
Pemanfaatan
Potensi Sumber
Daya Hutan
Program
Perencanaan dan
Pengembangan
Hutan

Kehutanan

Dishutbun
, SKPD
terkait

Program
Peningkatan
Efisiensi
Perdagangan
Dalam Negeri

Perdagang
an

Disperind
agkop,
SKPD
terkait

Terbangunnya
kawasan hutan
dan kebun yang
berbasis
pariwisata

Mempertahank
an kawasan
hutan dan
kebun yang
memiliki nilai
eksotis

- Peningkatan
pemanfaatan
sumber daya hutan
- Peningkatan
perencanaan
pembangunan
kehutanan dan
perkebunan

Luas potensi
kawasan
hutan desa

2.200
ha

Luas
kawasan
hutan kota

3.638
ha

Meningkatnya
kontribusi sektor
perdagangan dan
jasa terhadap
perekonomian

Meningkatkan
kerjasama
dengan sektor
swasta untuk
peningkatan
perekonomian

Peningkatan
Program Efisiensi
Perdagangan
Dalam Negeri

Kontribusi
PDRB sektor
perdagangan
Kontribusi
restribusi
sektor

10,52

12,52

950.000.0
00

1.140.00
0.000

236

No

Sasaran
daerah

Strategi

Arah Kebijakan

daerah

Meningkatnya
jumlah investasi

Meningkatkan
kerjasama
investasi di
daerah

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Persentase
penyelesaian
pengaduan
konsumen.

50

70

Jumlah Alat
UTTP yang
diterra ulang
Jumlah Nilai
Investasi
- PMDN
- PMA

200 buah 250


buah

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

perdagangan
terhadap PAD

Peningkatan
Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
30.

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Peningkatan Daya
Tarik Investasi dan
Realisasi Investasi

Persentase
kenaikan/penu
runan nilai
realisasi
investasi
- PMDN
- PMA

Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama Investasi

Jumlah
investor
- PMDN
- PMA

Peningkatan
Pengawasan dan
Pengendalian
Investasi

Persentase
Laporan
kegiatan
penanaman
modal ( LKPM)
Persentase

Peningkatan

Rp.384,13
Milyar
US $1,45
juta

Rp. 585,65
Milyar
US $ 2,2
Juta

0,00 %
( - 0,32%)

44,32 %
43,45 %

7
26
15

25
45
100

Kurang

100 %

Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
- Program
Peningkatan
Iklim Investasi
dan Realisasi
Investasi
- Program
Promosi dan
Kerjasama
Investasi
- Program
Peningkatan
Pengawasan
dan
Pengendalian
Investasi
- Program
Peningkatan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu
- Program
Optimalisasi

Penanaman
Modal

BPPTPM,
SKPD
terkait

237

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

32.

Terbentuknya iklim
yang kondusif bagi
penanaman modal
untuk kegiatan
pembangunan
sesuai dengan
potensi
sumberdaya alam
serta pola tata
ruang daerah

Memberdayakan
koperasi dan
Usaha Mikro Kecil
dan Menengah
serta
Mengembangkan
kewirausahaan

Meningkatnya
mutu pelayanan

Meningkatkan
kualitas SDM

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

perizinan
sesuai SOP
Aplikasi
perizinan dan
penanaman
modal (
banyaknya
sistem
aplikasi)
Peserta
pelatihan
sistem aplikasi
perizinan dan
penanaman
modal
Jumlah Perda
yang
mendukung
investasi

dari 75 %

Peningkatan Program
Revitalisasi dan
Penumbuhan Industri
Kecil Menengah

Pelayanan
Perizinan dan
Investasi

31.

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Kondisi
Akhir

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Koperasi
dan
UMKM

Disperind
agkop,
SKPD
terkait

Kesatuan
bangsa dan

Kesbang
pol,

Pemanfatan
Teknologi
Informasi

15

2 Org

44 org

11

19

Persentase
koperasi Aktif

65

80

Persentase
koperasi yang
melaksanakan
RAT

25

50

Peningkatan Program
Peningkatan Kualitas
Kelembagaan
Koperasi

Jumlah
Koperasi,
Sehat dan
Berprestasi

40 Kop
15 Kop

60 Kop
30 Kop

Prioritas kesediaan
SDM yang

Rasio Jumlah
Polisi Pamong

5.87

Program
Pembangunan
Daerah

9.29

Program
Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi
Program
Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi

Program
Peningkatan

238

No

Sasaran
publik kepada
masyarakat

Strategi
aparatur
pelayanan
publik

Meningkatkan
sarana dan
prasarana
pelayanan

33.

Terkendalinya
stabilitas
keamanan dan
ketertiban
masyarakat

Meningkatkan
stabilitas
keamanan
dan ketertiban
masyarakat

Arah Kebijakan
berkualitas

Prioritas ketersediaan
sarana dan prasarana
unit pelayanan
terpadu

Tercapainya stabilitas
keamanan, ketertiban
dan ketentraman
masyarakat

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Praja per
10.000
penduduk
Persentase
Jumlah
Satpol.PP
yang
Mengikuti
Diklat Dasar
Pol.PP
Jumlah
Linmas per
10.000
Penduduk

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan

15.46

Bidang
Urusan
politik
dalam
negeri

SKPD
Penangg
ungjawab

Satpol
PP,
SKPD
terkait

32.70

0,01

0,012

Rasio pos
kamling per
jumlah RT

92/666

1322/666

Jumlah demo
yang
dikendalikan

Persentase
Penurunan
Angka
Pelanggaran
PERDA
Persentase
Jumlah
Kasus/Pengad
uan yang
ditangani

Program
Pembangunan
Daerah

Program
Pemberdayaan
Masyarakat Untuk
Menjaga
Ketertiban dan
Keamanan
- Program
Peningkatan
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan
- Program
pendidikan politik
masyarakat

48.44

86.50

88.65

100

239

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Persentase
Penurunan
Konflik di
Masyarakat
Cakupan
patroli
petugas Satpol
PP

34.

Meningkatnya
produksi dan
produktivitas
pertanian

Meningkatkan
Produksi dan
produktivitas
tanaman
pangan

Peningkatan
Produksi dan
produktivitas
tanaman pangan

Tingkat
penyelesaian
pelanggaran
K3(ketertiban,ke
tentraman,
keindahan) (%)
Produksi
tanaman
pangan
- Padi ( ton/ha)
-Jagung (ton/ha)
- Kedelai(ton/ha)
-Ubikayu(ton/ha)
- Ubijalar(ton/ha)
-Kacang tanah
(ton/ha)
-Sayuran
(ton/ha)
-Buah-buahan
(ton/ha)
Produktivitas
tanaman
pertanian
- Padi ( ton/ha)
-Jagung (ton/ha)
- Kedelai(ton/ha)
-Ubikayu(ton/ha)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
89

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Pertanian

Distankan
nak,
SKPD
terkait

100

3 Kec

5 Kec

100

100

82
916
6
1000
242
8

130
1.515
100
1.150
300
30

8.894

9.435

5.904

6.035

2,05
2,256
1,2
8

2,08
2,261
1,226
8,098

Program
Peningkatan
Produksi
Pertanian

240

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
- Ubijalar(ton/ha)
-Kacang tanah
(ton/ha)
-Sayuran
(ton/ha)
-Buah-buahan
(ton/ha)
Jumlah jalan
usaha tani
(kelompokTani)
Jumlah Embung
(buah)
Peningkatan
Nilai Tukar
Petani (NTP)

Meningkatkan
populasi dan
produksi
ternak

Peningkatan
populasi dan
produksi ternak

PopulasiTer
nak (ekor)
- Sapi
- Ternak
Kerbau
- Ternak
Kambing
- Ternak Babi
- Ternak
Ayam Buras
- Ternak
Ayam
Broiler
- Ternak
Ayam Ras
Layer
- Ternak Itik

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

7,56
1

8,108
1,200

1,980

1,986

3,452

3,458

14

50

23

NA

115 %

1.036
3

Program
Pembangunan
Daerah

3.730

14.420
197.433

21.189
256.790

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Pertanian
Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani

Program
Peningkatan
2.210 Produksi Hasil
44 Peternakan

2.793

Bidang
Urusan

Pertanian

1.183.304 1.801.775

42.000

100.000

4.811

6.141

241

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Produksi
produk asal
ternak
Daging (Kg)
- Sapi

Meningkatkan
produksi
perikanan

Peningkatkan
produksi perikanan

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

674.520

Program
Pembangunan
Daerah

- Kerbau
- Kambing
- Babi
- Ayam Buras
- Ayam Broiler
- Itik
- Telur Ayam
Ras (Kg)
- Ayam Buras
(Kg)
- Itik (Kg)
Persentase
pengembangan
kawasan pusat
pembibitan dan
inkubator usaha
sapi potong

2.184
12.647
116.760
272.108
3.504.000
28.744
551.880

1.540.050
21.450
28.224
352.800
682.201
6.495.591
54.699
609.319

360.333

388.181

21.072
10

24.989
100

Penyediaan
sarana
prasarana
inseminasi
buatan
Produksi
Perikanan
Budidaya(Ton)

8.411

16.772,79

Program
Pengembangan
Budidaya
Perikanan

3.000.000

5.500.0
00

Program
Pengembangan

Jumlah
Produksi benih
ikan (ekor)

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Peternakan

Kelautan
dan
Perikanan

242

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Kondisi
Awal
NA

Kondisi
Akhir
350

1.340

3.150

Jumlah Rumah
Tangga
Perikanan (RTP)

804

920

Berkurangnya
illegal fishing
(kelompok)
Jumlah
PosMasWas
bertambah

NA

NA

29

Jumlah Hewan
Yang di vaksin
(ekor)

5.000

6.500

Surveilance
Avian Influenza
(Sampel
Unggas)
Sampel Produk
Asal Ternak

450

550

65

200

Jumlah
kelompok
penerima
bantuan sarana
dan prasarana

NA

10

Luas sarana dan


prasarana
perikanan
budidaya
(ha/unit)

Produksi
perikanan
tangkap
(umum) (Ton)

Vaksinasi
surveillance
penyakit dan
pengawasan
produk asal
ternak

Pencegahan dan
penanggulangan
penyakit ternak

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Perikanan
Tangkap

Program
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
Pengawasan dan
Pengendalian
Sumber Daya
Perikanan
Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Ternak

Pertanian

Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil Produksi

243

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Akhir

pengolahan
produk pangan
(kelompok tani)

35.

Meningkatnya
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)

Meningkatkan
potensi sumbersumber
pendapatan Asli
Daerah

Intensifikasi
dan
ekstensifikasi potensi
sumber-sumber
pendapatan
asli
daerah

SKPD
Penangg
ungjawab

Pertanian

Keikutsertaan
dalam kegiatan
pameran ( jumlah
pameran /promosi)

NA

30

Jumlah
kelompok
penerima
bantuan sarana
dan prasarana
pengolahan
peternakan
(kelompok
peternak)
Jumlah
kelompok
penerima
bantuan sarana
dan prasarana
pengolahan
produk
perikanan
(
kelompok tani)

Program
Peningkatan
Pemasaran
Hasil Produksi
Peternakan

NA

14

Program
Optimalisasi
Pengelolaan
dan Pemasaran
Prouksi
Perikanan

Jumlah
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)

Bidang
Urusan

63.556.1
13.907,3
4

Persentase
PAD terhadap
APBD

7,48

Persentase
ketergantungan
atas DAU

56,91

193.000 .000.00
0
11,50
-

53,23

Program
Peningkatan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Program
Penyelenggaraan
Akuntansi dan
Evaluasi
Penerimaan
Pendapatan

Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian
dan
Persandian

Dispenda
,SKPD
terkait

244

No

36.

Sasaran

Tersedianya
Pembangunan
Insfrastruktur

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Persentase
Jumlah
Keberatan yang
Diselesaikan

NA

100

NA

100

71

1.011

1.022

Pengembangan
Sistem
pelayanan dan
Informasi Pajak
Daerah berbasis
IT

Penerapan pelayanan
dan
pengelolaan
berbasis IT

Persentase
jumlah wajib
pajak yang
dilayani

Memenuhi
kebutuhan
Insfrastruktur

Peningkatan sarana
dan prasarana
infrastruktur

Jumlah
gedung kantor

untuk
meningkatkan
perekonomian
masyarakat
berbasis
pariwisata,gen
der,anak dan
jasa

Pembangunan jalan dan


jembatan, infrastruktur
perdesaan dan
lingkungan perumahan

Capaian Kinerja

Pemerintah Kota

Jumlah tempat
ibadah
Proporsi
panjang
jaringan jalan
dalam kondisi
baik
Panjang jalan
dilalui roda
empat (km)
Panjang jalan
kota dalam
kondisi baik
(Km)
Jalan
lingkungan
kondisi baik
(Km)

33

58

20

300,22

316

400

444

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Daerah
Program
Mengintesifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat

Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur

Pekerjaan
Umum

Dinas
PU,
SKPD
terkait

Pembangunan
Jalan dan
Jembatan

245

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Jumlah
Jembatan
(buah)
Pembangunan
turap diwilayah
jalan
penghubung
dan aliran
sungai rawan
longsor
lingkup
kewenangan
kota (m2)
Rumah layak
huni yang
terbangun

Pembangunan
saluran drainase dan
gorong-gorong

Rehabilitasi/Pemeli
haraan jalan dan

Jumlah rumah
tangga
pengguna air
bersih setiap
tahun
Jumlah rumah
tangga
bersanitasi
setiap tahun
Drainase
dalam kondisi
baik (km)
Panjang
trotoar (Km)

Rasio
kerusakan

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

450

Program
Pembangunan
Turap/Talud/Bro
njong

294

303

Program
Pengembangan
Perumahan

15.026

15.600

Program
Infrastruktur
Perdesaan

45.000

45.500

1.632,14

1.729,14

10

Program
Pembangunan
Lingkungan Sehat
Perumahan
Program
Pembangunan
Drainase dan
Gorong-Gorong

0,42

0,19

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Rehabilitasi

246

No

37.

38.

Sasaran

Terwujudnya
sarana dan
prasarana publik
sektor Pertanian

Meningkatnya
kualitas air sesuai
dengan standar
baku mutu
lingkungan air
bersih

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Pemeliharaan
Jalan dan
Jembatan
Program
Pengembangan
dan Pengelolaan
Jaringan
Irigasi,Rawa dan
Jaringan
Pengairan lainnya

jembatan

jalan per
tahun

Pengembangan dan
pengelolaan
irigasi,rawa dan
jaringan pengairan

Luas irigasi
kota dalam
kondisi baik
( ha)

2.050

4.750

Pengendalian banjir

Panjang
pengendali
banjir dalam
kondisi baik
(Km)

17

50

Program
Pengendali
Banjir

Pembangunan
dan
pengadaan
Sarana
Prasarana
Publik sektor
pertanian,
yang merata

Peningkatan
kualitas sarana dan
prasarana produksi
pertanian,perikanan
dan peternakan

Restocking
Danau

2 Danau

12 Danau

Program
Pengembangan
Perikanan
Tangkap

Jumlah
Karamba dan
Perlengkapan
nya

4 Unit

24 Unit

- Meningkatka
n kinerja
penyediaan
air bersih
dan
pengolahan
air limbah
- Meningkatka

- Peningkatan kinerja
penyediaan air
bersih dan
pengelolaan air
limbah
- Optimalisasi kinerja
penyediaan air
bersih dan

Jumlah taman
hijau

10

Jumlah IPAL
non komunal
Peningkatan
Mutu Udara/
ISPU
(hari/tahun)

2 Unit

6 Unit

Program
Pengembangan
Budidaya
Perikanan
Program
Peningkatan
pengendalian
Polusi

321

365

Kelautan
dan
Perikanan

Distanka
nak,
SKPD
terkait

Lingkungan
Hidup

BLH,Dinas
PU,Dinas
Pasar dan
Kebersihan
, SKPD
terkait

247

No

Sasaran

Strategi
n kinerja air
minum dan
air limbah

Arah Kebijakan
pengolahan air
limbah

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Jumlah IPAL
komunal
Sanitasi
berbasis
masyarakat
Tersedianya
DED
pengelolaan air
limbah

39.

Meningkatnya
penegakan
hukum
lingkungan

40.

Berkurangnya
kerusakan hutan

Penegakan
hukum sesuai
dengan
peraturan
perundagundangan
yang berlaku
Meningkatkan
kegiatan
perlindungan
hutan

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
2
Perumah
an
2 Unit
MCK

Kondisi
Akhir
5
Peruma
han
10 Unit
MCK

NA

Meningkatnya
pelayanan
IPLT (%)

50

1 DED
Pengelo
laan Air
Limbah
100

Peningkatan
pencegahan
pengendalian dan
pengawasan
kerusakan
lingkungan

Persentase
penegakan
hukum
lingkungan

90

100

Peningkatan,
pengawasan,penge
ndalian dan
pemanfaatan
kawasan hutan

Luas lahan
kritis yang
dihijaukan
Menurunya
kerusakan
kawasan
hutan
Cakupan
pembinaan
dan
Pengawasan
kawasan

90.872 ha 91.432
ha
234.922,7 234.362,
0 ha
70 ha

1
5
Kecamata Kecamat
n
an

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan Air
Minum dan Air
Limbah

Program
Pengendalian
Pencemaran
dan Perusakan
Lingkungan
Hidup
Program
Rehabilitasi
Hutan dan
Lahan

BLH,Dist
amben,D
itakoban
gman,
SKPD
terkait
- Kehutanan
- Pertanian

Dishutbun
, SKPD
terkait

Program
Perlindungan
dan Konservasi
Sumber Daya

248

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
hutan
Cakupan
Wilayah
pencegahan
kebakaran
hutan
(kecamatan)
Cakupan
wilayah
kebakaran
lahan dan
kebun
(kecamatan)

Jumlah
TSAK
41.

Meningkatnya
inventarisasi dan
dokumentasi
sumber daya
hutan

Inventarisasi
dan
pemetaan
sumber daya
hutan

Peningkatan
inventarisasi dan
pemetaan sumber
daya hutan

Pemantapan
status
kawasan
hutan
Data/Dokumen
tasi sumber
daya hutan
dan lahan
Cakupan
wilayah
pencegahan
kebakaran
hutan
(kecamatan)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

23

60

100 %

1
Dokumen

Dokumen

11

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Hutan
Program
Perlindungan
Kebun dan
Tanaman

Program
Lingkungan
Pengendalian
Hidup
Kebakaran Hutan
dan Lahan
Program
- Kehutanan
Perencanaan dan - Pertanian
Pengembangan
Hutan
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan/Pertanian
/Perkebunan
Program
Pembinaan dan
Penertiban
Industri Hasil
Hutan

BLH,Dishut
bun,SKPD
terkait

Dishutbun
,Distanka
nak,SKPD
terkait

249

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Perencanaan dan
Pengembangan
Hutan

Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
Program
Pembinaan dan
Penataan PKL

Cakupan
pembinaan
pengawasan
kawasan
hutan

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

(kecamatan)

42.

43.

Meningkatnya
pemerataan
sarana dan
prasarana
pendukung
pertumbuhan
ekonomi dan
industri berbasis
pariwisata dan
jasa

Meningkatny
a standar
pelayanan
pasar secara
modern

Peningkatan
Manajemen
Pengelolaan Pasar

Jumlah pasar
modern

Memenuhi
Kebutuhan
ruang
pedagang
kreatif
lapangan

Peningkatan
pembinaan dan
penataan pedagang
kreatif lapangan

Jumlah PKL
yang dibina
per tahun

587 PKL

850
PKL

Meningkatnya
pengelolaan
sampah yang
tertangani

Meningkatka
n kinerja
pengelolaan
persampaha
n

Optimalnya
pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan

Persentase
sampah yang
tertangani

61,18

90

Terwujudnya
masterplan
pengelolaan
sampah
Pengelolaan
sampah di
TPA

NA

1
Masterp
lan

Metode
open
dumping
1 TPA

Metode
Sanitary
Landfill (
1 TPA)

Jumlah jalan
yang di sapu

21 Jalan
( 24.700
m)

30 Jalan
( 32.700
m)

Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan

Lingkungan
Hidup

DPK,BLH,
Dinas PU,
SKPD
terkait

DPK,BLH,
Dinas PU,
SKPD
terkait

Program
Kebersihan dan
Pengelolaan
Limbah

250

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Tersedianya
lahan TPS
permanen

Peningkatan sarana
dan prasarana
penanganan
sampah

44.

45.

Menurunnya
tingkat
pencemaran

Meningkatnya
kemampuan

Meningkatkan
pengendalian
LH

Meningkatkan
Tanggap

Jumlah tempat
pengolahan
sampah
terpadu

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
1 Unit

Kondisi
Akhir
10 Unit

1 Unit

5 Unit

Jumlah TPS
terhadap
penduduk (unit)

158

193

Peningkatan
kepedulian serta
partisipasi
masyarakat dalam
menjaga kebersihan
lingkungan dan
kualitas lingkungan

Pemilahan
sampah
berbasis
lingkungan
(sekolah)
Jumlah
sekolah
peduli
lingkungan
(sekolah)

84

Optimalisasi
Program
Pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup

Cakupan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
AMDAL (%)

84,6

100

Jumlah izin
gangguan
lingkungan

200
Usaha

300
Usaha

Peningkatan kesiap
siagaan dan

Persentase
korban

80

100

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Pengembangan
Kinerja
Pengolahan
Persampahan
Program Ruang
Terbuka Hijau

BLH,Dinas
Pasar dan
Kebersihan
, SKPD
terkait

Program
Pengendalian
Pencemaran
dan Perusakan
Lingkungan
Hidup

BLH,Dista
mben,
Dishutbun,
Distakoban
gman,
SKPD
terkait

Program
Peningkatan

BLH,
SKPD
terkait

Sosial

BLH,
SKPD
terkait
Dinas
Sosial,

251

No

Sasaran

Strategi

tanggap bencana

bencana dan
identifikasi dini

Arah Kebijakan
pencegahan
bencana

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

bencana yang
menerima
bantuansosial
selama masa
tanggap
darurat

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

Kesiapsiagaan
dan
Pencegahan
Pencana

Persentase
korban bencana
skala kota yang
dievakuasi
dengan
menggunakan
sarana
prasarana
tanggap darurat
lengkap

100

100

Program
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi

46.

Meningkatnya
pemanfaatan
lahan kritis untuk
konservasi

Meningkatkan
pemanfaatan
lahan hak milik
dan hutan rakyat
dengan
konservasi
lahan yang
bernilai ekonomi

Optimalisasi
perlindungan
lahan/kebun

Luas
Demplot
kebun bersih

0 ha

16 ha

Program
Perlindungan
Kebun dan
Tanaman

47.

Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat dalam
konservasi
lingkungan

Mendorong
lahirnya
gerakan
konservasi
dan kearifan
lokal terhadap
pengelolaan
sumber daya

Peningkatan
pemanfaatan lahan
kurang produktif dan
gerakan
pemberdayaan
mayarakat

Jumlah
petani/pekebun
yang mendapat
pelatihan/
sosialisasi

90 Org

440 Org

Program
Pembinaan dan
Penertiban Industri
Hasil Hutan

Data/dokumen
tasi sumber
daya
hutan/lahan
Jumlah
promosi

1 Dok

7 Dok

Program
Perencanaan dan
pengembangan
hutan

SKPD
Penangg
ungjawab

SKPD
terkait

Pertanian

Dishutbun
, SKPD
terkait

- Pertanian
- Kehutanan

Dishutbun
, SKPD
terkait

252

No

Sasaran

Strategi
alam

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

30

180

Jumlah
petani/pekebun
yang
mendapatkan
pelatihan /
sosialisasi
(orang)

30

360

Program
Peningkatan
kesejahteraan
petani

Luas
perkebunan
rakyat (Ha)

5.423,80

6.143,80

Cakupan
wilayah
penanggulang
an kebakaran
hutan dan
lahan
(kecamatan)
Luas dan
pengelolaan
kebun Entres
(ha)
Jumlah
promosi/pamer

Program
Peningkatan
Produksi
Pertanian/Perkebun
an
Program
Perlindungan
Kebun dan
Tanaman

/pameran
sektor
kehutanan
(kali)
Jumlah petani
/pekebun yang
mendapat
pelatihan
sosialisasi

1 Kali

11 Kali

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Pembangunan
Kehutanan dan
Perkebunan
Program
Peningkatan

253

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

an sektor
perkebunan
Tewujudnya
peningkatan
kesadaran
masyarakat terhadap
pengelolaan
lingkungan
Meningkatkan
pembinaan,
pengawasan,
penertiban
pertambangan dan
pemulihan cadangan
SDA

Pengolahan
komposer
skala rumah
tangga per
tahun (KK)
Pengawasan
Pertambangan
tanpa izin (%)
Kontribusi
sektor
pertambangan
terhadap
PDRB
Jumlah
Pemegang Izin
Usaha
Pertambangan
Penambangan
sesuai
ketentuan
teknis
Pertambangan
Tersedianya
data potensi
geologi dan
sumber daya
mineral (%)

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Pemasaran Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebun
an
Program
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan

82

4,47

50

3,3

5,8

24

48

50

90

Program
Pengawasan dan
Penertiban
Kegiatan Rakyat
yang Berpotensi
Merusak
Lingkungan

30

70

Program
Pengendalian
Pencemaran
dan Perusakan

Progam
Pembinaan dan
Pengawasan
Bidang
Pertambangan

Energi dan
sumberdaya
mineral

Distamben
dan Energi,
BLH,
SKPD
terkait

254

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatnya
kualitas dan akses
informasi sumber
daya dan
lingkungan hidup

48.

Meningkatnya
keterpenuhan
energi

Meningkatkan
pemenuhan
energi rumah
tangga

Peningkatan
ketahanan energi dan
mendorong
terciptanya energi
alternatif

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Terlaksananya
Reklamasi

20

60

Penanganan
lahan pasca
tambang

20

60

32

Tersedianya
data potensi
geologi dan
sumber daya
mineral (%)

30

70

Tersedianya
data potensi
air tanah (%)
Penghargaan
adipura
diperoleh
Ketersediaan
daya listrik (%)
Persentase
rumah tangga
yang

10

20

92,52

100

99

100

Jumlah
pengambilan
sampel (kali/
tahun)

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Lingkungan
Hidup
Program
Perlindungan
dan Konservasi
SDA
Program
Rehabilitasi dan
Pemulihan
Cadangan SDA
Program
Peningkatan
Kualitas dan
Akses Informasi
SDA dan
Lingkungan Hidup
Program
Pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup

Program
Pembinaan dan
Pengembangan
Bidang Ketenaga

Lingkungan
Hidup

BLH,
Distamben,
Dishutbun,
SKPD
terkait

Energi dan
Sumber
daya
Mineral

Distamben

Energi
dan
sumber
daya

Distamben,
SKPD
terkait

255

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

menggunakan
listrik

49.

Meningkatnya
luas ruang
terbuka hijau dan
ruang publik
lainnya

Meningkatkan
dan
mempertahank
an luas ruang
terbuka hijau
dan ruang
publik lainnya

Peningkatan
pengelolaan ruang
terbuka hijau dan
publik lainnya

Peningkatan
pengawasan dan

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

Listrikan

mineral

Program
Pengelolaan
Ruang Terbuka
Hijau

Penataan
Ruang

Meningkatnya
jumlah taman
kota yang harus
dikelola dan
dipelihara
secara
profesional
Meningkatnya
jumlah tenaga
kerja khusus di
bidang
pertamanan
sehingga
penanganan
lebih optimal
Rasio Ruang
Terbuka Hujau
per satuan Luas
Wilayah Ber
HPL/HGB
Jumlah Perda
Perencanaan
Tata Ruang
Jumlah
data/dokumenta
si hasil survey
pemetaan
Jumlah Lampu
Penerangan
Jalan Umum
(Titik Lampu)

38
Lokasi
taman

43
Lokasi
taman

36 Org

70 Org

0,34

0,39

NA

5.147
Titik

7.647
Titik

Program
Penerangan
Jalan Umum

Pengawasan
dan

3
Kecamat

4
Kecama

Program
Pengendalian

SKPD
Penangg
ungjawab

Distakoba
ngman,
PU,Bappe
da,
Dishutbun
,BLH,
SKPD
terkait

Program
Perencanaan
Tata Ruang

256

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan
pengendalian
pemanfatan ruang

50.

Meningkatnya
jumlah bangunan
ber-IMB

Meningkatkan
jumlah
bangunan ber
IMB melalui
perijinan
pemanfaatan
ruang

51.

Menurunnya
kejadian bencana
kebakaran
(pemukiman,
pekarangan,
lahan dan hutan)

Pencegahan
dan
penanggulan
gan bencana
kebakaran

Peningkatan
perizinan
pemanfaatan
ruang
Peningkatan sarana
dan prasarana
pemadam
kebakaran

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal
an

Kondisi
Akhir
tan

Meningkatnya
jumlah sarana
dan prasarana
pelayanan
pemakaman
yang dapat
berfungsi
optimal.

2 Pendopo,
2 Tempat
Parkir

5Pendopo,
5 Tempat
parkir

Program
Pengelolaan
Areal
Pemakaman

Jumlah
bangunan
ber IMB

25.141
Bangunan

35.141
Bangunan

Program
Pemanfaatan
Ruang

Meningkatnya
sarana dan
prasarana
pemadam
kebakaran yang
berfungsi sesuai
standar
penanggulangan
kebakaran
Meningkatnya
jumlah personil
damkar tanggap
bencana
kebakaran

3 unit
mobil
damkar 1
unit
mobil
Pick up

5 unit
mobil
damkar
1 unit
mobil
Pick up

Peningkatan
Kesiagaan dan
Pencegahan
Bahaya Kebakarn

25 Org
Damkar 1
3 Org
damkar 2

40 Org
Damkar 1
40 org
Damkar 2

Peningkatan
Kesiagaan dan
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran

Jangkauan

60

80

Peningkatan

pengendalian
terhadap
bangunan,
tempat usaha
dan reklame

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Pemanfaatan
Ruang

Distakob
angman,
SKPD
terkait
Lingkungan Distakobang
man,BLH,
Hidup

Dishutbun,
SKPD terkait

257

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

wilayah kesiap
siagaan dan
penanggulang
an bahaya
kebakaran (%)

Program
Pembangunan
Daerah

SKPD
Penangg
ungjawab

Perhubung
an

Dishubko
minfo,
SKPD
terkait

Kesiagaan dan
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran

52.

Terwujudnya
pelayanan
angkutan

Meningkatkan
pelayanan
angkutan

Pengembangan
pelayanan angkutan

Tersedianya
pelayanan
angkutan
pada wilayah
yang tersedia
jaringan jalan

120 /206
Bus
178/430
Angkot

200/230
Bus
300/430
Angkot

Peningkatan
Pelayanan
Angkutan

53.

Terwujudnya
pelayanan
pengujian
kendaraan
bermotor

Meningkatkan
pelayanan
pengujian
kendaraan
bermotor

Peningkatan
pelayanan
pengujian
kendaraan bermotor

Jumlah uji KIR


angkutan
umum (uji)

12.256
Kir

24.845
Kir

Program
Peningkatan
Kelaikan
Pengoperasian
Kendaraan
Bermotor

54.

Terwujudnya
aparatur yang
siap pakai

Meningkatkan
fasilitas
dan
SDM aparatur

Tersedianya
Peningkatan
fasilitas dan SDM SDM dengan
kebutuhan
Aparatur

55

Terwujudnya data
jaringan sarana
dan prasarana
perhubungan

Meningkatkan
data jaringan
sarana
dan
prasarana
perhubungan

Peningkatan data
jaringan sarana
dan prasarana
perhubungan

- 40/75
- 60/90
PNS
PNS
- Kompute - Kompu
fasilitas sesuai
r 10 Unit
ter 40
dengan bidang
Unit
teknis

Tersedianya
jaringan
sarana dan
prasarana
perhubungan

Bidang
Urusan

Inventarisa
si LLAJ,
sungai dan
danau,
parkir,
terminal
kelengkap
an data 15
%

Program
Pembangunan
Prasarana dan
fasilitas
Perhubungan

Inventaris
asi LLAJ,
sungai
dan
danau,
parkir,
terminal
kelengkap
an data
75 %

258

No
56.

57.

Sasaran
Terwujudnya
sarana dan
prasarana
perhubungan
yang terpelihara

Terwujudnya
sarana dan
prasaran
perhubungan
yang
berkeselamatan

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatkan
sarana dan
prasarana
perhubungan

Peningkatan sarana
dan prasarana
perhubungan

Meningkatkan
sarana dan
prasarana
perhubungan
yang
berkeselamatan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Terpeliharan
ya sarana
dan prasana
fasilitas
perhubungan

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

- Dermag
a 2/16
- Termin
al 2/4
- TL
berfung
si baik
10/15
Unit
- Marka
2/15
lokasi
- Ramburambu
30/150

8/16

4/5

18/20

8/20

Program
Pembangunan
Daerah

- 90/150

Tersediannya
sarana dan
prasana
perhubungan
yang
berkeselamatan

- Dermag
a wisata
1/3
- Fasilitas
keselam
atan
jalan
171/250

- 4/5
- 225/325

Program
Pembangunan
Sarana dan
Prasaran
Pehubungan

Terpenuhinya
ketertiban
keamanan,
kelancaran
bagi pengguna
lalu lintas
Terpenuhinya
Pemerataan
dan
Pengendalian

Petugas
kontrak/15
8 / 26
lokasi
pelayanan
publik

Petugas
kontrak
per 130/28
lokasi
pelayanan
publik

Program
Peningkatan
dan
Pengamanan
Lalu Lintas

0
posting/
Tahun 1
website

1.080
/Tahun
1
websit

Meningkatkan
Terwujudnya
keamanan
dan pengendalian
dan
kenyamanan
pengguna
lalu pengawasan
lalu lintas
lintas

Peningkatan
keamanan
dan
kenyamanan
pengguna lalu lintas

59.

Terpenuhinya
pemerataan,
pengendalian
sarana prasarana

Meningkatkan
pemerataan,
pengendalian
sarana

Peningkatan
pengawasan
terhadap
sarana
prasarana

SKPD
Penangg
ungjawab

Program Rehap /
Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana
Perhubungan

Peningkatan
pemenuhan sarana
dan prasarana
perubungan yang
berkeselamatan

58.

Bidang
Urusan

Program
pengembangan
komunikasi,
informasi dan

259

No

Sasaran
komunikasi dan
informasi

Strategi
prasarana
komunikasi
dan informasi

Arah Kebijakan
pelayanan
komunikasi
informatika
merata
terkendali

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Sarana

dan Komunikasi
yang dan Informasi
serta Aplikasi E-Gov

Tersedianya
layanan
komunikasi
dan informasi
publik

61.

Terwujudnya
mutu pelayanan
aparatur

Meningkatkan
kualitas SDM
Aparatur

Pengembangan
ketersedian SDM
Aparatur

Jumlah PNS
yang
mengikuti
diklat/Bimtek
Jumlah PNS
yang
mengikuti
pendidikan
formal ke
jenjang yang
lebih tinggi
Jumlah PNS
yang di

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
resmi
Pemerin
tah Kota
dan 10
subdom
ain
penertib
an 5
petugas
kontrak

Kondisi
Akhir

- Media
sosialisa
si 4/12
- Desimin
asi 0
- KIM 0

- 20/30

e resmi
Pemeri
ntah
Kota
dan 30
subdo
main
penerti
ban 5
petuga
s
kontrak

- 12/15

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

media massa

Program
Kerjasama
Informasi dan
media massa

- 30

451
Orang

2.012
Orang

1.001 Org

1.476
Org

157
Orang

1242
Orang

Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur

Otonomi
Daerah
pemerintahan
umum dan
administrasi
keuangan
perangkat
daerah,
kepegawaian,
dan
persandian

BKPP,
SKPD
terkait

Program

260

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

assessment
sesuai dengan
jabatan yang
tersedia

Peningkatan
pelayanan
kepegawaian

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Pembinaan dan
Pengembangan
Aparatur

Jumlah PNS
yang
direkruitment
sesuai dengan
formasi yang
terisi

56 Orang

506
Orang

Menurunya
jumlah kasus
indisipliner
yang
tertangani
Jumlah
laporan
absensi yang
disampaikan
unit kerja
/SKPD

16 kasus

12 kasus

3900

3900

Program
Peningkatan
Disiplin Aparatur

Jumlah cakupan
aplikasi
kepegawaian
Jumlah pegawai
yang
mendapatkan
kenaikan
pangkat
Terbitnya jumlah
KPE dan SK
konversi NIP

1 SKPD

35 SKPD

3820 SK

8710 SK

Program
Peningkatan
Pelayanan
Kepegawaian

3128 KPE

6636 KPE

Penyelesaian
SK Pensiun

984 SK

1461SK

Fasilitasi
Pindah/Purna

261

No

62.

Sasaran

Meningkatnya
dan
berkembangnya
sistem
pengelolaan
keuangan daerah

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Meningkatkan
sarana dan
prasarana
aparatur

Pengembangan
sarana dan
prasarana aparatur

Jumlah sarana
dan prasarana
diklat

1
Gedung
Diklat

Menerapkan
sistem dan
prosedur
pengelolaan
keuangan
daerah

Penyiapan regulasi
pengelolaan
keuangan daerah

Tersedianya
regulasi
pengelolaan
keuangan
daerah
(Perda/Perkada)

21

71

Opini
Pengelolaan
Keuangan
Daerah

Tidak
Wajar (
Disclaimer)

Nilai evaluasi
kinerja

Regulasi

Regulasi

WTP

Program
Pembangunan
Daerah
Tugas
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana
Aparatur
Peningkatan dan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Program
Penataan
dan
Penyempurnaan
Kebijakan Sistem
dan
Prosedur
Pengawasan
Program
Pembinaan dan
Fasilitasi
Pengelolaan
Keuangan
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal
dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Program
Peningkatan
Profesionalisme

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

BPKAD,
SKPD
terkait
Inspektor
at, SKPD
terkait

262

No

63.

Sasaran

Terwujudnya
akuntabilitas yang
baik dalam
penyelenggaraan
pemerintahan

Strategi

Meningkatkan
kinerja
perangkat
daerah

Arah Kebijakan

Penilaian
akuntabilitas kinerja
dan pengelolaan
keuangan daerah
yang baik

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Penyelenggara
an pemerintah
daerah

7
Kegiatan

35
Kegiatan

Sertifikasi
tanah
milik
pemerintah
daerah (%)
Persentase
penduduk
yang memiliki
lahan
Persentase

50

50

25,68

75

3,35

13,35

Program
Pembangunan
Daerah
Tenaga
Pemeriksa
dan
Aparatur
Pengawasan
Program
Penataan
dan
Penyempurnaan
Kebijakan Sistem
dan
Prosedur
Pengawasan
Program
Mengintensifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat
Program
Peningkatan
sistem
pengawasan
internal dan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan kepala
daerah

Program
Pembangunan
sistem
pendaftaran
tanah

Bidang
Urusan

Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,Admini
strasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian
dan
Persandian

SKPD
Penangg
ungjawab

SETDA,
Kecamat
an,
Instansi
terkait

263

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

100

100

75

76

Peraturan
Walikota
tentang
pembakuan
nama
rupa
bumi (%)

75

65

Koordinasi
Pembimbingan
supervise,
konsultasi,
pendidikan dan
pelatihan,
perencanaan,
penelitian
dan
pengembangan,
fasilitas,
monitoring dan
evaluasi

5
Kegiatan

45
Kegiatan

Penyelenggaraan
tugas pelayanan
publik,
tugas
pemerintahanan,
dan
tugas
pembangunan
tertentu (kegiatan)

47

Cakupan

24

luas
tanah
bersertifikat
Persentase
penyelesaian
izin lokasi
Penyelesaian
kasus
tanah
Negara (%)

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Penyelesaian
konflik-konflik
pertanahan
Program
Pembakuan
Nama Rupa Bumi

Program
Peningkatan
pembinaan
kedamangan di
Kota Palangka
Raya

Program
Peningkatan
pelayanan
kedinasan kepala
daerah/wakil
kepala daerah
Program

264

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
administrasi
kesejahteraan
rakyat
dan
kemasyarakatan
(kegiatan)
Kegiatan
Pengembangan
kesawdayaan

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial
Program
Pengembangan
keswadayaan
Program
Pembinaan
kemasyarakatan
Program
Pembinaan
kerjasama
daerah
Program
Perencanaan
pengembangan
ekonomi

12

Kegiatan
Pembinaan
kemasyarakatan

38

Jumlah
kerjasama
daerah

Cakupan
administrasi
perekonomian
dan
sumber
daya
alam

10

58

24

Program
Pengembangan
data/informasi

24

12

64

Program
Perencanaan
pengembangan
pembangunan
Program
Optimalisasi
pemanfaatan
teknologi

11

(kegiatan)
Kegiatan
Pengembanga
n
Data/
Informasi
Cakupan
administrasi
pembangunan
(kegiatan)
Cakupan
hubungan
kemasyarakat
an
dan

265

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

protokoler
pemerintahan
daerah
(kegiatan)
Cakupan
peningkatan
kebijakan/regu
lasi (kegiatan)
Cakupan
administrasi
pimpinan,
manajemen
keuangan,
asset,
dan
kerumahtangg
aan (kegiatan)
Cakupan
Pelayanan
kedinasan
Kepala Daerah
dan Wakil
Kepala Daerah
(kegiatan)

Persentase
Kualitas
Regulasi
kebijakan
pemerintah
daerah
Persentase
koordinasi

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

informasi

46

32

35

NA

100

NA

100

Program
Penataan
peraturan
perundangundangan
Program
Peningkatan dan
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah

Program
Peningkatan
pelayanan
kedinasan
kepala daerah
Program
Peningkatan
Kinerja
Sekretaris
Daerah

266

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Persentase
koordinasi dan
penyelenggara
an
tugas
operasional,
pembinaan
dan fasilitasi,
pemantauan
serta evaluasi
dan pelaporan

NA

100

Persentase
koordinasi dan
pembinaan
manajemen dan
administratif
pemerintahan
daerah

NA

100

Persentase
koordinasi
dan
pelaksanaan
pelayanan
administrasi,
teknis,
operasional, dan
manajemen
pemerintahan,
pembangunan dan
kemasyarakatan

NA

100

Persentase
koordinasi dan
fasilitasi ururan
pemerintah
di
daerah

NA

100

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

pelaksanaan
tupoksi dan
peran SKPD

267

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
NA

Kondisi
Akhir
100

Persentase
koordinasi
Pelaksanaan
tugas
SKPD
sesuai tupoksi
asisten

NA

100

Penyelengga
raan
tugas
operasional,
pembinaan
dan fasilitasi,
pemantauan
serta
evaluasi dan
pelaporan

NA

100 %

Pembinaan
manajemen
dan
administratif
pemerintahan
daerah
Pelaksanaan
dan pelayanan
administrasi
dan
teknis
pemerintahan
dan

NA

100 %

NA

100 %

Penguatan
kualitas
regulasi/kebijaka
n pemerintahan
daerah

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Peningkatan
Kinerja Asisten
Setda

Program
Peningkatan
Kinerja Staf Ahli
Walikota

268

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Penataan
kelembagaan
daerah

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

NA

144

Program
Pendidikan
kedinasan

Cakupan
Pembinaan
dan
pengembang
an aparatur

NA

200

Program
Pembinaan dan
pengembangan
aparatur

Cakupan
Pembinaan
dan
pengembanga
n non aparatur

NA

250

Program
Pembinaan dan
pengembangan
non aparatur

Penataan
organisasi
perangkat
daerah

35

Program
Peningkatan
sistem
pengawasan
internal dan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan kepala
daerah

Cakupan

25

Program

Pembangunan
Mewujudkan
SDM Aparatur
Sipil
Negara
dan
masyarakat
yang inovatif,
berkualitas,
berkompeten,
profesional
dan berbudaya
kerja

Mningkatkan
efektifitas
dan
produktifitas
kelembagaan

Capaian Kinerja

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

SETDA,

269

No

Sasaran

Strategi

Meningkatkan
penyelenggara
an e-gov
dalam
pemerintahan

Arah Kebijakan

Tenyelenggaranya
aplikasi e-gov
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan yang
akuntabel dan
transparansi

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Penataan
kelembagaan
sesuai visi misi
daerah

Meningkatkan
efektifitas dan
produktifitas
kelembagaan

Penataan
kelembagaan
daerah

Cakupan
perangkat
kelembagaan
dan
kewenangan
(kegiatan)

65.

Meningkatnya
Kualitas SDM
Korp ASN

Meningkatkan
Kualitas SDM
Aparatur Korp

Pengembangan
SDM Korp ASN

Cakupan
kegiatan
Pembinaan
Aparatur Sipil
Negara
Persentase
tingkat
penyelesaian
pekerjaan

66.

Meningkatnya
Kinerja Aparatur
Korp ASN

Meningkatkan
Kinerja
Aparatur Korp

Peningkatan kinerja
aparatur Korp ASN

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

pembinaan
dan
pengembang
an aparatur
(kegiatan)
- 1080
Tersedianya - 0
kontens
posting
layanan
/tahun
komunikasi
1
1
dan informasi
Website
Website
publik
Resmi
Resmi
aplikasi ePemerint
Pemerint
gov
ah Kota
ah Kota

64.

ASN

Capaian Kinerja

dan 10
Sub
Domain

dan 30
Sub
Domain

25

140

140

80

100

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Komunikasi
dan
Informatika

Dishubko
minfo,
Setda,
BPKAD,
SKPD
terkait

Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,Admini
strasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian
dan
Persandian

SETDA

Pembinaan dan
Pengembangan
aparatur

Program
Pengembangan
Komunikasi,
Informasi dan
Media Massa

Program
Perangkat
Kelembagaan
dan
kewenangan

Program
Pembinaan
dan
Pengembangan
Aparatur

Sekretari
at
KORPRI,
SKPD
terkait

270

No

Sasaran

67.

Meningkatnya
kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat

68.

Tertibnya
administrasi
kependudukan
dan pencatatan
sipil

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

40

Program
Peningkatan
Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat

0,97

1,00

Program Penataan
Administrasi
Kependudukan

99

100

4.750

13.715

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

ASN
Meningkatkan
kapasitas
Lembaga
Perwakilan
Rakyat
Peningkatan
dan
pengembangan
serta
pemeliharaan
peralatan secara
berkesinambung
an guna
terciptanya
sarana dan
prasarana
pelayanan eKTP yang
memadai

Peningkatan
Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat

Produk Hukum
Daerah
(legislasi)

Penataan
pelayanan
administrasi
kependudukan

Rasio Penduduk
ber KTP per
satuan
penduduk
Kepemilikan
KTP (%)
Jumlah
Penduduk
yang Ber-KK dan
KTP di Kecamatan

Sekretari
at DPRD

Kependudu
kan dan
catatan sipil

Disdukca
pil,Keca
matan

Pahandut
Jumlah
Penduduk
yang Ber-KTP di

7.000

11.000

Kecamatan
Sabangau
Jumlah
Penduduk
yang Ber KTP di

Kecamatan
Batu

6.200

6.200

57.850

136.042

Bukit

Jumlah
Penduduk
yang Ber KTP di

Kecamatan Jekan
Raya
Jumlah
penduduk
yang wajib KTP yang
belum
melakukan
perekaman e-KTP di

1.021

1.021

Kecamatan
Rakumpit

Ketersediaan
laporan data
base

100

Program Penataan
Pengelolaan
Informasi

271

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

kependudukan
skala kota (%)
Tersedianya
laporan data
kependudukan
(%)

Rasio pasangan
yang berakte
nikah/perkawinan

70.

(%)
Jumlah Koleksi
buku yang
tersedia di
perpustakaan
daerah

Meningkatnya
pelayanan
keperpustakaan
daerah

Pengadaan
buku-buku
baru yang up
to date

Pengembangan
budaya baca
pembinaan
perpustakaan

Meningkatnya
mutu pelayanan
administrasi
kearsipan kepada
masyarakat

Meningkatkan
penyelenggara
an kearsipan
yang handal

Perbaikan
sistem Pengelolaan
arsip secara
administrasi
baku (%)
kearsipan

Pelestarian

dan

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Perpustak
aan

Kantor
Perpusta
kaan,kea
rsipan
dan
dokumen
tasi,
SKPD
terkait

Kependudukan

Tersedianya
data
perkembangan
penduduk (%)
Rasio bayi yang
memiliki akte
kelahiran (%)

69.

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

90

100

95

100

Program Analisa
dan Perkembangan
Penduduk

0,95

1,00

Program
Pencatatan Sipil

0,85

1,00

12.499
buku

19.999
Buku

2,86

5,71

Program
Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan
Perpustakaan

Program
Perbaikan
Sistem
35 Orang Administrasi
Kearsipan

Peningkatan
SDM
Pengelola
kearsipan
Jumlah berkas
arsip daerah
yang dikelola

11 orang

26.299
berkas

35.000
berkas

Jumlah

11

16

Kearsipan

Program

272

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

dokumen dan arsip Bibliografi


daerah
daerah,
leaflet/booklet
71.

72.

Tersedianya
dokumen
perencanaan
pembangunan

Tersedianya data,
informasi dan
pelaporan
pembangunan

Penataan
dan
pengelolaan
dokumen
perencanaan
daerah

Pengembanga
n data,
informasi dan
pelaporan
pembangunan

Pengembangan
perencanaan
pembangunan
daerah

Penataan,
pengelolaan data,
informasi dan
pelaporan
pembangunan

PERDA RPJPD

PERDA RPJMD

PERKADA
RKPD
Program
RPJMD dalam
RKPD (%)
PERDA
Dokumen
perencanaan
pembangunan
(RTRWK,
RP3KP)
Tersedianya
Aplikasi ePerencanaan
setiap tahun
Tersedianya
Aplikasi eEvaluasi setiap
tahun
Tersedianya
Aplikasi ePelaporan
setiap tahun

100

100

Jumlah Dokumen
yang
dipublikasikan
- Kajian Sosial
Ekonomi
- Profil Ekonomi

Program
Pembangunan
Daerah
Penyelamatan
dan Pelestarian
Dokumen/Arsip
Daerah
Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Perencanaan
pembangunan

Bappeda

Program
Pengembangan
Data/Informasi

Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi

273

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

- Kajian Ekonomi

Jumlah
Dokumen
Statistik
Ekonomi
/Dokumen
sejenisnya yang
dipublikasikan
Jumlah
Dokumen Sosial
Budaya yang
dipublikasikan

Program
Kerjasama
Pembangunan

20

Jumlah Buletin
Litbang yang
dipublikasikan

Program
Perencanaan
Sosial dan
Budaya
Program
Penguatan
Kelembagaan
Litbang

Jumlah
Dokumen
perumusan
kebijakan yang
dipublikasikan
Jumlah Kajian
perencanaan
pembangunan
daerah yang
dipublikasikan

Program Perencanaan
Pembangunan KotaKota Menengah dan
Besar

Program Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan Daerah

Jumlah Kajian
Litbang yang
dipublikasikan

Program Penelitian
dan
Pengembangan
IPTEK

Dokumen
koordinasi
perencanaan
bidang
prasarana

Program
Perencanaan
Prasarana
Wilayah dan SDA

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

274

No

73.

Sasaran

Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat dan
desa/kelurahan

Strategi

Mengemban
gkan dan
memberdaya
kan
masyarakat
pedesaan/Ke
lurahan

Arah Kebijakan

Peningkatan
Pemberdayaan dan
Partisipasi
Masyarakat dalam
Pembangunan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
wilayah dan
sumber daya
alam
Jumlah
kelompok
binaan
lembaga
pemberdayaan
masyarakat
(LPM)
Jumlah LSM
Aktif
Jumlah LPM
Berprestasi
Jumlah Kegiatan
TP-PKK, Dharma
Wanita Persatuan,
dan LKK di
Kecamatan
Rakumpit

Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita Persatuan,
dan LKK di
Kecamatan
Pahandut
Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

129
Kelompok

229
Kelompok

92

217

1 TP-PKK
Kecamatan,
7 PKK
Kelurahan, 1
Dharma
Wanita
Persatuan, 7
LKK
Kelurahan

1 TP-PKK
Kecamatan
, 7 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan,
7 LKK
Kelurahan

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Kelurahan

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Keluarahan

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan 27
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan

Program
Pembangunan
Daerah

Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Pedesaan

Bidang
Urusan

Pemberday
aan
Masyarakat
dan Desa

SKPD
Penangg
ungjawab

BPM,
Kecamatan

, SKPD
terkait

275

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan Jekan
raya

1 PKK
Kecamatan,
4 PKK
Kelurahan, 1
Dharma
Wanita, 4
LKK dan 50
Posyandu

Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK, GSI,
Posdaya,
Posyandu di
Kecamatan Bukit
Batu

8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu

Persentase
partisipasi
masyarakat
dalam
membangun
desa/kelurahan
Jumlah Mantir
Kecamatan, Mantir
Kelurahan, RW, RT,
Musrenbang,
Gerakan Sayang Ibu
di Kecamatan

Rakumpit

Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang dan

Kondisi
Akhir

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Sabangau
1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1
GSI, 8
Posdaya,
21
Posyandu

13,75

3 org Mantir
Kecamatan, 21
org Mantir
Kelurahan, 8 org
RW, 19 org RT,
dan Musrenbang
7 Kelurahan, 1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota dan
7 GSI Kelurahan

3 org Mantir
Kecamatan, 21
org Mantir
Kelurahan, 8 org
RW, 19 org RT,
dan Musrenbang 7
Kelurahan, 1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota dan
7 GSI Kelurahan

Damang dan
Mantir Adat
21 org,
RT/RW 299
org,

Program
Pembangunan
Daerah

Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat dalam
Membangun
Desa/Kelurahan

Damang dan
Mantir Adat 21
org, RT/RW
299 org,
Musrenbang 6

276

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Poskamling di
Kelurahan dan
Kecamatan
Pahandut
Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang dan
Poskamling di
Kelurahan dan
Kecamatan
Sabangau

Musrenbang 6
Kelurahan dan
1 Kecamatan

Kelurahan dan
1 Kecamatan

Damang dan
Mantir Adat 6
org, RT/RW
88 org,
Musrenbang 6
Kelurahan dan
1 Kecamatan,
dan 23
Poskamling

Damang dan
Mantir Adat 18
org, RT/RW 95
org,
Musrenbang 6
Kelurahan dan
1 Kecamatan,
dan 25
Poskamling

Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang dan
Poskamling
di
Kecamatan Jekan
Raya
Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang
Kelurahan dan
Kecamatan,
Poskamling di
Kecamatan Bukit
Batu

Damang dan
Mantir Adat 16
org, RT/RW 355
org, Musrenbang
4 Kelurahan dan
1 Kecamatan,
dan 94
Poskamling

Damang dan
Mantir Adat 16
org, RT/RW 355
org, Musrenbang
4 Kelurahan dan 1
Kecamatan, dan
94 Poskamling

1 Damang, 3
Mantir Adat,
70 RT/RW,
Musrenbang
di 6 Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14

1 Damang, 3
Mantir Adat, 70
RT/RW,
Musrenbang di
6 Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14
Poskamling

Jumlah
kelompok
binaan PKK

42
Kelompok

167
Kelompok

Jumlah PKK
yang aktif
Jumlah
Posyandu
aktif

36

36

128 Pos

128 Pos

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Poskamling

Program
Peningkatan
Peran
Perempuan di
Pedesaan/
Kelurahan

277

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)
Jumlah
aparatur
pemerintah
desa /
kelurahan
terlatih
Jumlah
Lembaga
keuangan
mikro
kelurahan
Jumlah
pengelola
keuangan
mikro terlatih
Jumlah
kelompok
usaha
ekonomi
produktif
Jumlah
kelompok
pemanfaatan
sumber daya
alam dan
lahan terlantar
Jumlah
kelompok
masyarakat
pengawas
sumber daya
alam perairan
Jumlah

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal
60

Kondisi
Akhir
400

10
lembaga

24 Org

55

106

30

20

24

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Program
Peningkatan
Kapasitas
Aparatur
Pemerintah
Desa/Keurahan
Program
Pengembangan
Lembaga
Keuangan Mikro
dan Usaha
Ekonomi
Masyarakat

Program
Rehabilitasi dan
konservasi
Pemanfaatan
Sumberdaya
Alam

Program

278

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

kelompok
pencipta dan
pemanfaat
Teknologi Tepat
Guna

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Peningkatan
Pendayagunaan
Teknologi Tepat
Guna (TTG)

74.

Pengarustamaan
gender dalam
pembangunan

Meningkatkan
Indeks
kesetaraan
gender

Optimalisasi
Kesetaraan Gender
dan Pemberdayaan
Perempuan

Indeks
Kesetaraan
Gender

NA

0,04%

Program
Peningkatan
Peran Serta dan
Keseteraan
Gender dalam
Pembangunan
Program
Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaa
n Gender dan
Anak

Pemberdaya
an
perempuan
dan
perlindungan
anak

75.

Meningkatnya
peran pemuda
dalam
pembangunan

Meningkatkan
pembinaan
dan peran
serta pemuda
dalam
pembangunan

Optimalisasi
pembinaan
organisasi
kepemudaan

- Jumlah
Organisasi
pemuda
- Jumlah
Organisasi
Olah Raga
- Jumlah
Kegiatan
Kepemudaan
- Jumlah
Kegiatan Olah
Raga
- Gelanggang/
Balai Remaja
- Lapangan Olah
Raga
- Prestasi
pemuda,

30

40

63

68

Kepemuda Disdikpora,
an dan olah SKPD
raga
terkait

12

20

14

25

- Program
Pembinaan
Generasi Muda
dan Olah Raga
- Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Olah
Raga
- Program
Kepemudaan dan
Olah Raga

15

25

60

75

90

100

BPP-KB,
SKPD
terkait

279

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

Persentase
anak yang
telah
memperoleh
akte kelahiran
Jumlah kasus
kekerasan
terhadap anak
Jumlah Forum
Anak

43

80

53

36

Jumlah
sekolah ramah
anak
Jumlah
puskesmas
ramah anak

30

Jumlah Pusat
Pelayanan
Terpadu
pemberdayaan
perempuan dan
Perlindungan
anak

Jumlah
Tempat
Penitipan
Anak

NA

Jumlah
taman cerdas

NA

Jumlah kasus

53

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

Program
Peningkatan
Kualitas Hidup dan
Perlindungan
Perempuan dan
Anak

Pemberdaya
an
Perempuan
dan
Perlindunga
n Anak

SKPD
Penangg
ungjawab

pelajar tingkat
regional dan
internasional

76.

Terwujudnya
perlindungan
anak

Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam upaya
membangun
Kota Palangka
Raya menuju
KLA

Optimalisasi
keserasian
kebijakan dalam
peningkatan
kualitas kehidupan
anak

BPP-KB,
SKPD
terkait

280

No

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja

Program
Pembangunan
Daerah

Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

NA

NA

30

Cakupan
kajian seni
Cakupan
fasilitasi seni

8 Kajian
Seni
4
Fasilitasi
seni

45 Kajian
Seni
20
Fasilitasi
seni

Cakupan
sumber daya
manusia
Jumlah sarana
penyelengaraa
n seni dan
budaya
(tempat
kesenian)
Cakupan gelar
seni

100 org

500 org

1 Tempat

5
Tempat

91 Grup 4
gelar seni

116
Grup 20
gelar
seni

Program
Pengelolaan
Keragaman Budaya

4 BCB

29 BCB

Program
Pengelolaan
Kekayaan

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

kekerasan
terhadap anak

Jumlah pusat
pelayanan
keluarga
sejahtera
Persentase
jumlah rumah
tangga yang
ramah anak
77.

Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pengamalan dan
pelestarian nilai
seni dan budaya
daerah

Meningkatkan
sarana
kesenian serta
pembinaan
dan
perlindungan
seni budaya
daerah

Meningkatan
jumlah
Benda, Situs

Peningkatan
pelestarian seni dan
budaya melalui
program
pengembangan
nilai-nilai budaya,
seni dan perfilman

Peningkatan,
pengembangan
kemitraan dan

Jumlah benda,
situs dan
kawasan
cagar budaya

Program
Pengembangan
Nilai Budaya

Kebudayaan

Disbudpar
, SKPD
terkait

281

No

Sasaran

Strategi
dan Kawasan
Cagar
Budaya Yang
Dilestarikan

78.

79.

Arah Kebijakan
Pengelolaan
Kekayaan Budaya

Meningkatnya
prestasi seni,
budaya, dan olah
raga

Menyelengga
rakan ajang
peningkatan
prestasi seni,
budaya, dan
olah raga

Penyelenggaraan,
pembinaan dan
perlombaan bidang
seni, budaya, dan
olah raga

Terciptanya

Meningkatnya

Meningkatnya

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

yang
dilestarikan
Cakupan
organisasi
kesenian yang
dikembangkan
Jumlah grup
kesenian yang
dikelola
Jumlah atraksi
budaya yang
yang
memadukan
keragaman
Jumlah
kebijakan
daerah
tentang
penerapan
nilai baru
kedalam
budaya
Jumlah
penyelenggara
festival seni
budaya
Jumlah
penyelenggara
an olah raga
seni/budaya

Kegiatan

Kondisi
Akhir

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Budaya
1

91

116

1 Kali

6 Kali

1 Produk
hukum
daerah

4 Produk
hukum
daerah

Program
Pengembangan
Kerjasama
Pengelolaan
Kekayaan Budaya
Program
Pengelolaan
Keragaman
Budaya

1 Kali

21 Kali

Program
Pengembangan
Nilai Budaya

6 Kali

11 Kali

Program
Pengembangan
Kerjasama
Pengelolaan
Kekayaan Budaya

110

Program

10

Kesatuan

Kesbanglin

282

No

Sasaran
kehidupan
masyarakat yang
harmonis

Strategi
pembauran
kebangsaan

Arah Kebijakan
pengetahuan
masyarakat tentang
nilai nilai
kebangsaan

Indikator
Kinerja
(Outcome)

Capaian Kinerja
Kondisi
Awal

pembinaan
politik daerah
10
Kegiatan
pembinaan
terhadap
LSM, Ormas
dan OKP
Angka
229
kriminalitas

Sosialisasi/
pelatihan
penanggulang
an korban
bencana alam

Kondisi
Akhir

110

24

Program
Pembangunan
Daerah

Bidang
Urusan

SKPD
Penangg
ungjawab

Pengembangan
Kemitraan
Wawasan
Kebangsaan

Bangsa
dan Politik
Dalam
Negeri

mas,
Satpol PP,
Dinsos,
SKPD
terkait

Program
Peningkatan
Pemberantasan
Penyakit
Masyarakat
(Pekat)
Program
Pencegahan Dini
Penanggulangan
Korban Bencana
Alam

283

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
Sesuai arsitektur perencanaan yang memisahkan antara aspek strategis dan
operasional program prioritas dipisahkan pula menjadi 2 (dua) yaitu program
prioritas untuk perencanaan strategis dan program prioritas untuk perencanaan
operasional. Suatu program prioritas yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan daerah pada dasarnya adalah perencanaan operasional.
Suatu urusan menjadi strategis di satu tahun atau periode dan sebaliknya, menjadi
operasional diperiode berikutnya. Prioritas pembangunan di Kota Palangka Raya
dijalankan dengan kebijakan umum yang berfokus pada upaya : Mengatasi
permasalahan pembangunan, Pemerataan pembangunan, Fokus pada Pendidikan,
Pariwisata dan Jasa, dengan optimalisasi pertumbuhan ekonomi dan daya saing
daerah serta berlandaskan budaya Betang dan berwawasan Lingkungan Hidup
Prioritas pembangunan tersebut dijabarkan dalam program-program prioritas
dan disesuaikan dengan program yang dicantumkan dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah,

sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
Urusan atau program prioritas atau strategis dalam proses perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi yang dilakukan lebih tinggi intensitasnya dibanding
program operasional, sehingga dalam penganggarannya, diprioritaskan terlebih
dahulu, mengingat

suatu urusan yang bersifat strategis ditetapkan karena

pengaruhnya yang sangat luas dan sangat urgent untuk dilaksanakan.Sedangkan


program pendukung (belanja rutin) tidak dicantumkan, hal ini didasarkan bahwa
indikator kinerja program tersebut berupa output dan berfungsi sebagai pendukung
terhadap program prioritas pembangunan daerah. Adapun program pendukung yang
ada di setiap SKPD adalah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Disiplin
Aparatur, Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS, Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan yang akan dioperasionalkan atau
dijabarkan setiap tahun dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota
Palangka Raya.
284

Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan Kota Palangka Raya

Kode

(1)
1
1
1

01
01 15

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Urusan Wajib
Pendidikan
Program
Pendidikan Anak
Usia Dini

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

01 16

Program Wajib
Belajar
Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun

2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

150.00
0.000
APK PAUD
APM PAUD
APS PAUD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

98,33
94,00
NA

98,45
94,4
74

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

701.50
0.000
98,60
94,9
74

11.949.
944.00
0

2017
Rp.
(10)

target
(11)

14.550.
000.00
0

Rp.
(12)

target
(13)

1.463
.680.
750

725.75
7.000
98,70
95,5
76

2018

98,80
96,2
78
15.050.
000.00
0

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

2.307
.597.
500
99,00
97
80

24.26
1.600
.000

5.348.5
35.250
99,00
97
80

24.57
0.000
.000

90.381.
544.00
0

APK SD/MI

126,84

127,50

128,32

128,75

129,50

130,00

130,00

APK SMP/MTs
APM SD/MI
APM SMP/MTs

108,02
92,56
98,09

110,75
94,05
98,23

115,89
95,54
98,40

120,00
97,03
98,65

130,00
98,52
98,89

140,00
100,00
100,00

140,00
100,00
100,00

APS SD.MI

129,90

130,90

131,92

132,92

133,99

135,00

135,00

APS SMP/MTs
Angka
Pendidikan yang
Ditamatkan
SD/MI
Angka
Pendidikan yang
Ditamatkan
SMP/MTs
Angka
Kelulusan SD/MI

107,01

108,75

110,49

112,23

113,97

115,70

115,70

100

100

100

100

100

100

100

56,10

68,15

75,80

85,78

95,30

100

100

100

100

100

100

100

100

100

285

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Disdik
pora,
SKPD
terkait

Disdik
pora,
SKPD
terkait

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

98,75

98,85

98,95

99,65

99,75

100

100

0,070

0,065

0,060

0,058

0,055

0,050

0,050

0,110

0,105

0,100

0,095

0,093

0,090

0,09

7,23

7,35

7,58

7,75

7,98

8,50

8,50

5,6

5,8

6,2

6,5

6,8

7,50

7,50

Angka
Kelulusan
SMP/MTs
Angka Putus
Sekolah SD/MI
Angka Putus
Sekolah
SMP/MTs
Rasio
ketersediaan
sekolah per
penduduk usia
sekolah SD/MI
Rasio
ketersediaan
sekolah per
penduduk usia
sekolah
SMP/MTs
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

01 17

2014

Program
Pendidikan
Menengah

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

22.438.
293.30
0
APK SMA/SMK/
MA
APM SMA/SMK/
MA
APS SMA/SMK/
MA
Rasio guru per
siswa pada
jenjang SMA/
SMK/MA
Angka
Pendidikan yang
Ditamatkan

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

25.800.
000.00
0

2017
Rp.
(10)

target
(11)

26.011.
000.00
0

2018
Rp.
(12)

target
(13)

27.66
4.000
.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

28.12
8.000
.000

130.04
1.293.3
00

102,60

106,08

109,58

113,08

116,58

120,00

120,00

90,36

92,29

94.22

96,15

98,08

100,00

100,00

100,57

102,46

104,35

106,24

108,13

110,00

110,00

12,28

12,45

12,78

13,10

13,59

13,87

14,00

98

98,20

98,40

99,30

99,70

100

100

286

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Disdik
pora,
SKPD
terkait

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

01 20

Program
Peningkatan Mutu
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
SMA/SMK/MA
Angka
Kelulusan
SMA/SMK/MA
Angka Putus
Sekolah
SMA/SMK/MA
Rasio
ketersediaan
sekolah per
penduduk usia
sekolah
SMA/SMK/MA
Jumlah SMK

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

2017

Target
(5)

95,4

96,7

97,6

98,15

98,76

100

100

0,40

0,38

0,36

0,34

0,32

0,30

0,30

4,23

4,56

4,87

5,50

5,80

6,50

6,50

17

17

19

21

23

2.680.8
46.000

Rp.
(10)

target
(11)

2018

(4)

2.529.1
00.000
Persentase guru
berkualifikasi
S1/DIV
Persentase guru
yang telah
mengikuti uji
kompetensi guru
Jumlah guru
yang telah
mengikuti
program guru,
kepala sekolah,
dan pengawas
berprestasi
Jumlah Guru
yang Mahir
Berbahasa
Asing

2016

Rp.
(12)

target
(13)

25
3.012
.198.
565

2.841.6
96.760

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

25
3.192
.930.
479

14.256.
771.80
4

90,17

92,5

94,7

96,8

98,67

100

100

50,14

52,45

54,36

56,5

58,7

60

60

30

40

50

60

70

90

90

10

15

20

20

287

Disdik
pora,
SKPD
terkait

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

01 19

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Rasio Guru
terhadap murid
PAUD
Rasio guru
terhadap murid
SD/MI
Rasio guru
terhadap murid
SMP/MTS
Rasio guru
terhadap murid
SMA/SMK/MA

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Target
(7)

Target
(9)

14,27

14,30

14,45

14,55

14,75

15

15

8,82

9,25

9,55

9,73

9,85

10,00

10,00

12,04

12,16

12,34

12,68

12,88

13,50

13,50

12,28

12,45

12,78

13,10

13,59

13,87

14,00

200.00
0.000

Rp.
(10)

target
(11)

2018

Target
(5)

Presentase
Anak
Berkebutuhan
Khusus (ABK) :
- TK/RA
- SD/MI
- SMP/MTs
- SMA/MA/SMK
- SLB
Jumlah guru
reguler yang
dilatih untuk
mengajar Anak
Berkebutuhan
Khusus (ABK) :
- TK/RA
- SD/MI
- SMP/MTs
- SMA/MA/SMK
- SLB

Rp.
(8)

2017

(4)

Program
Pendidikan Luar
Biasa

Rp.
(6)

2016

Rp.
(12)

target
(13)

1.432
.500.
000

205.00
0.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

1.580
.000.
000

3.417.5
00.000

- 29
- 17,2
- 58,97
- 48,27
- 100

33
22,4
61,97
50,47
100

37,1
27,7
65,07
52,77
100

41,3
33,1
68,27
5100
100

45,6
39,0
71,77
57,67
100

50
45
75
60
100

50
45
75
60
100

127
130
60
47
8

128
131
61
48
9

129
132
62
49
10

130
133
63
50
11

130
133
63
50
11

288

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Disdik
pora,
SKPD
terkait

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

1
1

(1)
01 18

02
02

15

(2)
Program
pendidikan
nonformal
Kesehatan
Program Obat dan
Perbekalan
Kesehatan

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

97,55

97,77

550.00
0.000

97,98

555.80
0.000

98,20

560.00
0.000

98,43

Angka melek
huruf

02

16

2014

2015

1.780.1
18.000
Persentase
Ketersediaan Obat
dan Perbekalan
Kesehatan untuk
Pelayanan
Kesehatan Dasar
Ketersediaan Obat
per-kapita pertahun di Sarana
Pelayanan
Kesehatan Dasar

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

1.800.0
00.000

Rp.
(12)
608.6
21.50
0

2018
target
(13)
98,75

1.783
.940.
000

1.830.0
00.000

Rp.
(14)
770.3
20.00
0

98,75

2.057
.950.
000

79

81

83

85

85

75%

77%

79%

81%

83%

85%

85%

7.700.0
00.000

7.859
.650.
000

7.730.0
00.000

3.044.7
41.500

9.252.0
08.000

77

7.676.7
96.719,
50

Cakupan
Komplikasi
kebidanan yang
ditangani

2017

75

Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Angka Kematian
Ibu (AKI) per100.000 KH
Angka Kematian
Bayi (AKB) per100.000 KH
Angka Kematian
Balita (AKABA)
per-100.000 KH
Cakupan
Kunjungan Ibu
Hamil (K4)

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

8.050
.110.
000

39.016.
556.72
0

53,9%

50%

45%

35%

25%

15%

15%

13,5%

13%

12%

10,5%

9%

7%

7%

10,7%

10%

10%

8%

8%

6%

6%

92,4%

95%

95%

95%

95%

95%

95%

80%

80%

80%

80%

80%

80%

80%

289

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Disdik
pora

Dinke
s

Dinke
s

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
bidan atau
tenaga
kesehatan
Cakupan
Pelayanan Ibu
Nifas
Cakupan
Neonatus dengan
komplikasi yang
ditangani

Cakupan
pelayanan
kesehatan bayi
Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization
(UCI)
Cakupan
Pelayanan Anak
Balita
Cakupan
Pemberian MPASI pada anak
usia 6 24
bulan gakin
Jumlah Kasus
Balita Gizi Buruk
Cakupan
Penjaringan
Kesehatan
Siswa SD dan
setingkat

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

(4)

Target
(5)

80%

80%

80%

80%

80%

80%

80%

75%

96%

96%

97%

97%

97%

97%

17,6%

20%

25%

30%

35%

40%

40%

90%

90%

90%

90%

90%

90%

90%

67%

68%

70%

75%

80%

85%

85%

83,8%

90%

90%

90%

90%

90%

90%

80%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

91,52%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

290

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Cakupan
Peserta KB Aktif
Cakupan
Pelayanan
Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin

Cakupan
penanganan
masalah
kesehatan
akibat bencana
Tingkat
ketersediaan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
sesuai standar
kesehatan :
- Rasio Dokter
terhadap
100.000
penduduk
- Rasio Dokter
Spesialis
terhadap
100.000
penduduk
- Rasio Dokter
Gigi terhadap
100.000
penduduk
- Rasio Bidan
terhadap
100.000
penduduk
- Rasio

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015

61,93%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

63%

70%

78%

85%

92%

100%

100%

60%

100%

100 %

100%

100%

100%

100%

23,8

28,3

32,8

37,3

1,4

1,4

7,3

8,5

9,8

11

72

73,15

74,3

75,45

83,8

87,8

91,8

95,8

4,8

69,7

75,8

70,85

79,8

Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

2018

Target
(5)

19,3

Target
(7)

2017

(4)

15

Rp.
(6)

2016

Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

37,3

1,4

11

75,4

95,8

291

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Perawat
terhadap
100.000
penduduk
Cakupan
Pelayanan
Kesehatan
masyarakat, dan
kepada kelompok
khusus (haji,
sosial, kes.OR, dll)

02

02

02

17

18

19

02

20

02

21

Program
Pengawasan Obat
dan Makanan
Program
Pengembangan
Obat Asli
Indonesia
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat

Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program
Pengembangan

Cakupan sarana
produksi pangan
yang
tersertifikasi
Cakupan
inventarisasi
dan
pengembangan
obat tradisional

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

(4)

Target
(5)

100%

100%

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

100%

70%

71%

80.701.
000

40%

42%

10.228.
000

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

100%

72%

81.000.
000

44%

12.000.
000

85.073.
400
Persentase rumah
tangga yang
melaksanakan
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS)

2016

Rp.
(12)

100%

73%

81.000.
000

46%

13.000.
000

170.00
0.000

target
(11)

2018
target
(13)

100%

74%

100.0
00.00
0

48%

14.00
0.000

75%

75%

461.70
1.000

50%

15.00
0.000

50%

64.228.
000

214.2
00.00
0

831.27
3.400

38

40

40

50

50

50

50

Cakupan Desa
Siaga Aktif

30%

30%

60%

60%

90%

90%

100%

Cakupan PMT
pada balita

80%

100%

102.09
0.100
42.175.
000

100%

105.00
0.000
42.000.
000

100%

107.00
0.000
45.000.
000

100%

115.0
00.00
0
50.00
0.000

100%

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

100%

119.0
00.00
0

190.0
00.00
0

172.00
0.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

140.0
00.00
0
62.00
0.000

100%

569.09
0.100
241.17
5.000

292

Dinke
s

Dinke
s

Dinke
s,
BPM

Dinke
s
Dinke
s

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

(2)
Lingkungan Sehat

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Cakupan
Rumah Sehat
Cakupan
Penduduk yang
mempunyai akses
thd air minum yg
berkualitas
Persentase
kualitas air minum
yang memenuhi
syarat

Cakupan TTU
yang memenuhi
syarat
kesehatan
1

02

22

Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

2017

Target
(5)

65%

85%

87%

89%

91%

95%

95%

65%

67%

68%

73%

78%

85%

85%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

85%

85%

87%

89%

91%

95%

95%

473.00
0.000

Rp.
(10)

target
(11)

2018

(4)

471.87
2.700
Penemuan
Kasus Non-Polio
AFP Rate per
100.000 anak
usia <15 tahun
Cakupan
Penemuan
Pnemonia Balita
Prevalensi TBBTA(+) per100.000 pddk
Angka
Kesakitan DBD
per-100.000
penduduk
Angka
Kesakitan
Malaria per-

2016

Rp.
(12)

target
(13)

504.2
40.00
0

475.00
0.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

531.9
00.00
0

2.456.0
12.700

10%

2%

2%

2%

2%

2%

2%

26

30

50

70

90

110

110

41

40

39

38

37

36

36

293

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dinke
s

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

02

02

23

24

Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan

Program
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk Miskin

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Target
(7)

Pervalensi
Penderita HIVAIDS per-100.000
penduduk

6,6

<0,5

<0,5

<0,5

<0,5

<0,5

<0,5

Penemuan
Penderita Diare

100

100

100

100

100

100

100

Persentase
Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
< 24 jam pada
Desa/ Kelurahan
mengalami KLB

100

100

100

100

100

100

100

Tingkat
Kepatuhan
Petugas thd
Standar yankes
Tingkat
Kepuasan
Pelanggan
Cakupan
Pelayanan
Kesehatan
Tingkat
Penanganan
Keluhan
Pelanggan

560.00
0.000

Rp.
(10)

target
(11)

Rp.
(12)

target
(13)

601.6
50.00
0

564.00
0.000

Rp.
(14)

667.8
50.00
0

2.942.4
10.600

89%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

88%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

38%

42%

42%

45%

45%

45%

45%

80%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

15.320.
000
Cakupan
penjaringan
kasus Katarak
Utilisasi

Target
(9)

2018

Target
(5)

548.91
0.600

Rp.
(8)

2017

(4)

(3)
1000 penduduk

Rp.
(6)

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

15.000.
000

17.000.
000

20.00
0.000

30.00
0.000

97.320.
000

2%

2,1%

2,2%

2,3%

2,4%

2,5%

2,5%

40%

40%

60%

70%

80%

90%

100%

294

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dinke
s

Dinke
s

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

02

02

02

25

26

28

Program
pengadaan,
peningkatan dan
perbaikan sarana
dan prasarana
puskesmas/
puskesmas
pembantu dan
jaringannya

Program
pengadaan,
peningkatan
sarana dan
prasarana rumah
sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit
paru-paru/rumah
sakit mata
Program
Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Pelayanan
Kesehatan bagi
Penduduk
Miskin

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

3.389.0
77.700

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

3.425.0
00.000

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

3.438
.000.
000

3.430.0
00.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

3.895
.000.
000

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

17.577.
077.70
0

Dinke
s

269.42
9.000.0
00

Dinke
s

Rasio
Puskesmas ,

poliklinik,
pustu per-

4,3

75%

76%

77%

78%

79%

80%

80%

100.000 pddk
Cakupan
pengelolaan
sarana dan
prasarana
kesehatan di
pelayanan
kesehatan
pemerintah/swasta
yang sesuai
standar kesehatan

76.000.
000.00
0
Rumah Sakit Type
C (4 pelayanan
kesehatan
spesialis dasar)
Rasio
RS
terhadap 100.000
penduduk

(Tahap I)

80.429.
000.00
0

48,90

57,40

18.00
0.000
.000

10.00
0.000
.000

(lanjutan
Tahap I)

Tahap
II

0,04

0,04

0,04

0,04

174.99
9.100
Persentase
penduduk

85.000.
000.00
0

178.50
0.000
65,90

200.0
00.00
0

180.00
0.000
74,40

82,9

212.4
00.00
0
91,4

945.89
9.100
91,4

295

Dinke
s

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

1
1

02

02

02

02

(2)
Kesehatan

29

30

31

32

14
14 15

Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Balita
Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Lansia
Program
Pengawasan dan
Pengendalian
Kesehatan
Makanan
Program
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
Tenaga Kerja
Program
Peningkatan
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

84,86%

85%

(termasuk seluruh
penduduk miskin)
yang memiliki
jaminan
kesehatan
Tingkat Utilisasi
pelayanan
kesehatan oleh
asuransi
kesehatan

Cakupan
pelayanan
kesehatan anak
balita
Cakupan
Pelayanan
Kesehatan Usia
Lanjut
Cakupan pangan
jajanan anak
sekolah yang
memenuhi syarat
kesehatan

Persentase ibu
bersalin yang
ditolong oleh
nakes terlatih

30%

30%

75%

80%

2014

2015
Rp.
(6)

32.294.
400

40%

15.000.
000

80%

17.564.
000

37.084.
000

35.000.
000

45%

17.000.
000

77%

80%

208 org

48 org

Target
(9)

Rp.
(10)

18.250.
000

37.000.
000

36.000.
000

45%

18.000.
000.

78%

80%

target
(11)

Rp.
(12)

19.200.
000

39.000.
000

40.00
0.000

50%

23.00
0.000

79%

80%

target
(13)

22.30
0.000

42.00
0.000

46.00
0.000

50%

25.00
0.000

80%

80%

25.60
0.000

41.60
0.000

50%

189.29
4..400

50%

98.000.
000

80%

80%

820.0
00.00
0
200 org

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

85%

50%

820.0
00.00
0
120 org

Rp.
(14)

85%

50%

620.00
0.000
100 org

2018

85%

45%

602.24
6.000
80 org

2017

85%

45%

540.00
0.000
Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan

Rp.
(8)

85%

40%

76%

Target
(7)

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

102.91
4.000

196.68
4.000

3.402.2
46.000
756 org

296

Dinke
s

Dinke
s

Dinke
s

Dinke
s

Disna
kertra
ns

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

1.216 Org

96 org

120 org

160 org

180 org

200 org

1.972
org

60 Orang

20 org

20 org

20 org

20 org

20 org

160 org

pelatihan berbasis
Kompetensi
setiap tahun
Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan berbasis
masyarakat setiap
tahun
Jumlah tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan
setiap tahun

14 16

14 17

2014

Program
Peningkatan
Kesempatan kerja

Program
perlindungan
pengembangan
Lembaga

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

365.02
1.500

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

463.65
4.000

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

680.0
00.00
0

572.00
0.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

695.0
00.00

Jumlah pencari
kerja yang
terdaftar yang
ditempatkan
(orang) setiap
tahun

500

500

500

500

500

500

3.000

Jumlah Tenaga
kerja Yang
terserap (orang)
setiap tahun

535

500

500

500

500

500

3.035

5,12

5,11

5,10

5,09

5,08

5,07

5,07

0,43

0,36

0,28

0,21

0,16

0,10

0,10

Perencanaan
Tenaga Kerja
Daerah
Rasio
Ketergantungan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

140.00
0.000
Jumlah kasus

145.42
7.000
2

213.6
38.40
0

176.56
2.000
3

260.0
00.00
0
5

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

2.775.6
75.500

Disna
kertra
ns

935.62
7.400

Disna
kertra
ns

19

297

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

03

03

(2)
ketenagakerjaan

02

15

Program
Peningkatan
sarana
prasarana
aparatur

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

6.342

6.500

6.900

7.300

7.700

8.342

43.084

377

100

150

200

300

1.127

yang diselesaikan
dengan perjanjian
bersama (kasus)
setiap tahun
Jumlah
pekerja/buruh
yang menjadi
peserta program
BPJS (Orang)
setiap tahun
Jumlah
Perusahaan yang
diperiksa oleh
pengawas
ketenagakerjaan
(perusahaan)
setiap tahun

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

27.263.
401.00
0

dan
Jumlah gedung
kantor
Pemerintah Kota
Jumlah tempat
ibadah yang
dibangun/rehab

Rp.
(8)

Target
(9)

21.337.
245.00
0

2017
Rp.
(10)

target
(11)

21.477.
611.24
0

2018
Rp.
(12)

target
(13)

25.43
6.780
.607

Rp.
(14)

28.11
9.171
.296

19

35

51

61

71

71

1.011

1.014

1.016

1.018

1.020

1.022

1.022

Program
Pembangunan
jalan
dan
jembatan

35.820.
607.70
0
Proporsi panjang
jaringan jalan
dalam kondisi baik
(%)

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

33

47.2

32.639.
794.97
0

50

33.057.
753.90
0

52

71.19
8.374
.280

55

62.66
9.422
.465

58

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

123.63
4.209.1
43

Dinas
PU

235.38
5.953.3
15

Dinas
PU

58

298

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

Panjang jalan
dilalui roda 4 (km)

10

15

20

300.22

307

311

316

316

400

408

416

425

434

444

444

Panjang jalan kota


dalam kondisi baik
(km)
Jalan lingkungan
kondisi baik (km)

Jumlah
jembatan (buah)
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

03

03

03

03

17

30

16

18

Program
Pembangunan
turap/talud/bronjo
ng

Pembangunan
turap di wilayah
jalan penghubung
dan aliran sungai
rawan
longsor
lingkup
kewenangan kota
(m2)

Program
infrastruktur
perdesaan

Jumlah rumah
tangga
pengguna air
bersih setiap
tahun

Program
Pembangunan
saluran drainase
dan goronggorong
Jembatan

Program
Rehabilitasi/pemel
iharaan jalan dan
jembatan

15.026

2014

2015
Rp.
(6)

15.126

1.950.6
00.000

Target
(7)

Rp.
(8)

15.250

2.010.0
00.000

7.350.0
00.000
Drainase dalam
kondidi
baik
(km)
Panjang trotoar
(km)
Rasio kerusakan
jalan per tahun

2016
Target
(9)

2017
Rp.
(10)

100

150.00
0.000

15.360

2.040.0
00.000

7.380.0
00.000

target
(11)

2018
Rp.
(12)

150

496.6
00.00
0

15.450

2.005
.500.
000

target
(13)

200

979.2
00.00
0

15.600

2.240
.000.
000

16.03
1.585
.000

7.400.0
00.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

450

1.625.8
00.000

15.600

10.246.
100.00
0

Dinas
PU

52.910.
145.00
0

Dinas
PU

170.32
0.846.1
80

Dinas
PU

14.74
8.560
.000

1.642,14

1.659,14

1.679,14

1.704,14

1.729,14

1.729,14

10

10

0.42

0,42

0,53

29.245.
370.00
0

0,29

33.972.
896.00
0

0,23

40.92
8.717
.680

0,19

42.85
4.662
.500

(17)

Dinas
PU

1.632,14

23.319.
200.00
0

SKPD
Penan
ggung
Jawab

0,19

299

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)
03

24

Program
Pengembangan dan
pengelolaan
Jaringan irigasi.
rawa dan jaringan
pengairan lainnya

03

28

Program
Pengendalian
Banjir

04

04

1
1

04

(2)

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015

2016

2017

2018

(3)
Luas irigasi kota
dalam kondisi
baik (ha)

(4)
2.050

Target
(5)
2.550

Rp.
(6)
4.044.4
36.000

Target
(7)
3.050

Rp.
(8)
3.700.0
00.000

Target
(9)
3.500

Rp.
(10)
4.100.0
00.000

target
(11)
3.950

Rp.
(12)
5.096
.835.
000

target
(13)
4.750

Rp.
(14)
5.950
.040.
000

Panjang
pengendali banjir
dalam kondisi baik
(km)

17

20

1.781.2
89.580

26

2.130.6
60.000

33

2.250.2
26.000

41

2.445
.514.
913

50

2.528
.400.
000

294

350.00
0.000

45.100

1.291.5
00.000

45.200

1.260.0
00.000

45.300

1.300.0
00.000

45.400

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
4.750
22.891.
311.00
0

50

11.136.
090.49
3

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dinas
PU

Dinas
PU

Perumahan
15

16

05
05 15

05 16

Program
pengembangan
perumahan

Rumah layak
huni yang
terbangun

Program
pembangunan
lingkungan sehat
perumahan

Jumlah rumah
tangga
bersanitasi
setiap tahun

Penataan Ruang
Program
Perencanaan Tata
Ruang

Program
Pemanfaatan
Ruang

45.000

3.298.5
42.311
Jumlah Perda
Perencanaan
Tata Ruang
Jumlah
Data/Dokumen
Hasil Survey
dan Pemetaan
Jumlah
Bangunan BerIMB

3.700.9
23.592

382.0
00.00
0
1.432
.500.
000

45.500

4.012
.910.
000

3.970.0
00.000

864.0
00.00
0
2.400
.000.
000

303

1.596.0
00.000

45.500

7.684.0
00.000

4.313
.600.
000

1 Perda

2 Perda

2
Perda

1 data
1
dokumenta
si

1 data
1
dokume
ntasi

1 data
1
dokum
entasi

1 data
1
dokum
entasi

1 data
1
dokum
entasi

1 data
1
dokum
entasi

6 data
6
dokum
entasi

25.141

27.141

29.141

1.010.0
00.000

31.141

1.070.0
00.000

33.141

1.112
.575.
000

35.141

1.148
.000.
000

Dinas
PU,
Bapp
eda

19.295.
975.90
3

N/A

980.07
2.350

Dinas
PU

35.141

Dista
kobng
man

5.320.6
47.350

300

Dista
kobng
man

Kode

(1)
05 17

05 18

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Program
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
Program
Peningkatan
Kesiagaan dan
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Pengawasan dan
Pengendalian
Terhadap
Bangunan Tempat
Usaha dan
Reklame

3 Kec.

4 Kec.

614.93
0.000

3 Kec.

620.00
0.000

3 Kec.

645.00
0.000

4 Kec.

686.6
45.00
0

4 Kec.

720.8
00.00
0

05 19

Program
Pengelolaan Areal
Pemakaman

2014

2015

3.506.9
37.110
Meningkatnya
sarana dan
prasarana
pemadam
kebakaran yang
berfungsi sesuai
standar
penanggulangan
kebakaran

Meningkatnya
jumlah personil
damkar tanggap
bencana
kebakaran

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Jangkauan
wilayah kesiap
siagaan dan
penanggulangan
bahaya kebakaran
(%)
Meningkatnya
jumlah sarana dan
prasarana
pelayanan
pemakaman yang
dapat berfungsi
optimal

3 Unit
mobil
damkar
I unit mobil
pick up

2016

3.558.0
00.000

2017

2018

4.075
.940.
000

3.844.0
00.000

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

4 Kec.

4.108
.000.
000

18.892.
877.11
0

1 Unit
mobil
damkar

1 Unit
mobil
damkar
(Tangg
a)

5 Unit
Mobil
Damkar
1 Unit
mobil
Pick Up

- 28
orang
damkar
1
- 3 orang - 9 orang
damkar
damkar
2
2

- 31
orang
damkar
1
- 16
orang
damkar
2

- 34
orang
damkar
1
- 23
orang
damkar
2

- 37
orang
damkar
1
- 30
orang
damkar
2

- 40
orang
damkar
1
-40
orang
damkar
2

-40
orang
damkar
1
-40
orang
damkar
2

68

72

76

80

80

3
Tempat
Parkir,
3
Pendop
o

4
Tempat
Parkir,
4
Pendop
o

5
Tempat
Parkir,
5
Pendop
o

5
Tempat
Parkir,
dan 5
Pendho
po

- 25 org
damkar
1

60

2 Tempat
Parkir, 2
Pendopo

64

2
Tempat
Parkir,
2
Pendop
o

809.92
5.600

820.00
0.000

850.00
0.000

1.030
.445.
000

1.186
.000.
000

3.287.3
75.000

4.696.3
70.600

301

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dista
kobng
man

Dista
kobng
man

Dista
kobng
man

Kode

(1)
05 20

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Program
Pengelolaan
Ruang Terbuka
Hijau

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Meningkatnya
jumlah taman
kota yang harus
dikelola &
dipelihara
secara
professional
Rasio Ruang
Terbuka Hijau per
satuan Luas
Wilayah Ber
HPL/HGB
Meningkatnya
jumlah tenaga
kerja khusus di
bidang
pertamanan
sehingga
penanganan lebih
optimal.
Jumlah Sekolah
Peduli Lingkungan

05 21

Program
Penerangan Jalan
Umum

06

Perencanaan
Pembangunan

06 15

Program
Pengembangan
Data/Informasi

Jumlah Taman
Hijau
Jumlah Lampu
Penerangan
Jalan Umum
(Titik Lampu)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

9.434.3
80.839

40
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan

Rp.
(8)

Target
(9)

9.480.0
00.000

41
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan

2017
Rp.
(10)

target
(11)

9.516.0
00.000

42
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan

2018
Rp.
(12)

target
(13)

10.08
2.890
.000

43
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan

Rp.
(14)

43
Lokasi
Taman
Kota
dan
Taman
Median
Jalan

38 Lokasi
Taman Kota
Taman Bahu
Jalan dan
Taman
Median
Jalan

39
Lokasi
Taman
Kota dan
Taman
Median
Jalan

0,34

0,35

0,36

0,37

0,38

0,39

0,39

36 Orang

42
Orang

48
Orang

54
Orang

60
Orang

66
Orang

70
Orang

5 147 titik
lampu

5.647
titik
lampu

1.014.1
25.000

8.757.4
21.000

6
4
6.147
titik
lampu

285.00
0.000
- Tersedianya

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

1.030.0
00.000

8.780.0
00.000

7
6
6.647
titik
lampu

299.25
0.000
1

1.045.0
00.000

8.900.0
00.000

8
8

1.136
.450.
000

7.147
titik
lampu

9.136
.485.
000

10

1.350
.000.
000

10

7.647
titik
lampu

9.457
.600.
000

7.647
titik
lampu

329.9
23.12
5

314.21
2.500
1

10.54
9.560
.000

346.4
19.28
1
1

49.062.
830.83
9

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dista
kobng
man

BLH
5.575.5
75.000

45.031.
506.00
0

1.574.8
04.906
1

302

Dista
kobng
man

Bapp
eda

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

06

06

06

06

16

19

20

21

Program
Kerjasama
Pembangunan
Program
Perencanaan
Pengembangan
Kota-Kota
Menengah dan
Besar
Program
Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

Aplikasi ePerencanaan
setiap tahun
- Tersedianya
Aplikasi eEvaluasi setiap
tahun
- Tersedianya
Aplikasi ePelaporan setiap
tahun
Jumlah Dokumen
Statistik Ekonomi
/Dokumen
sejenisnya yang
dipublikasikan

Jumlah
Dokumen
perumusan
kebijakan yang
dipublikasikan
Jumlah Kajian
perencanaan
pembangunan
daerah yang
dipublikasikan

2014

2015
Rp.
(6)

110.00
0.000

979.00
0.000

Target
(7)

90.000.
000

115.50
0.000

315.00
0.000

Target
(9)

100.55
0.000

2017
Rp.
(10)

121.27
5.000

330.75
0.000

target
(11)

Rp.
(12)

127.3
38.75
0

347.2
87.50
0

232.62
7.500

2018

244.2
58.87
5

target
(13)

Rp.
(14)

133.7
05.68
8

364.6
51.87
5

630.9

20.68

607.81
9.438

2.336.6
89.375

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Bapp
eda

Bapp
eda

1.298.3
57.063

Bapp
eda

10.793.
414.67
8

Bapp
eda

2.420.4
79.000

- PERDA
RPJPD
- PERDA
RPJMD
- PERKADA

Rp.
(8)

Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

1.849.2
01.143

2.042.5
00.700

2.039
.626.
260

2.441
.607.
575

10

10

303

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

06

06

06

06

06

22

23

24

26

27

Program
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi

Program
Perencanaan
Sosial dan
Budaya
Program
Perencanaan
Prasarana
Wilayah dan
Sumber Daya
Alam
Program
Penelitian dan
Pengembangan
IPTEK
Program
Penguatan
kelembangan
litbang

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
RKPD
- Program
RPJMD dalam
RKPD (%)
- PERDA
Dokumen
perencanaan
pembangunan
(RTRWK,
RP3KP)
Jumlah
Dokumen yang
dipublikasikan
- Kajian Sosial
Ekonomi
- Profil Ekonomi
- Kajian ekonomi
Tersedianya
Dokumen Sosial
Budaya yang
dipublikasikan
Tersedianya
Dokumen
koordinasi
perencanaan
bidang prasarana
wilayah dan
sumber daya alam

Tersedianya
jumlah Kajian
litbang yang
dipublikasikan
Tersedianya
buletin Litbang
yang
dipublikasikan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Target
(9)

Target
(5)

100

100

100

100

100

100

100

661.50
0.000

Rp.
(10)

target
(11)

2018

(4)

588.87
5.000

Rp.
(8)

2017

694.57
5.000

Rp.
(12)

target
(13)

729.3
03.75
0

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

1.015
.768.
938

3.690.0
22.688

5
0

6
1

7
2

8
3

9
4

10
5

10
5

278.00
0.000

12

45.000.
000
1

433.40.
000
47.250.
000

670.00
0.000

505.00
0.000

16

455.11
2.000
49.612.
500

1.080.0
00.000

351.75
0.000

20

477.8
67.60
0
52.09
3.125

1.134.0
00.000

369.33
7.500

24

501.7
60.98
0
54.69
7.781

1.190
.700.
000

387.8
04.37
5

24

2.146.1
80.580
248.65
3.406

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Bapp
eda

Bapp
eda

Bapp
eda

1.250
.235.
000

407.1
94.59
4

5.324.9
35.000

2.021.0
86.469

304

Bapp
eda
Bapp
eda

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

1
1

(1)
07
07

17

07 20

07 15

(2)
Perhubungan
Program
Peningkatan
Pelayanan
Angkutan
Program
Peningkatan
Kelaikan
Pengoperasian
Kendaraan
Bermotor
Program
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

120 /206
Bus
178/430
Angkot

120 /206
Bus
178/430
Angkot

Tersedianya
pelayanan
Angkutan pada
wilayah yang
tersedia jaringan
jalan
Tersedianya
pengujian
kendaraan
bermotor bagi
kabupaten kota
dengan standar
minimal

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2.844.6
39.000

120 /206
Bus
200/430
Angkot

210.00
0.000
12.256 Kir

18.860
Kir

40 / 75 PNS
Kendaraan
Bus 3 Unit
Kendaraan
Mobil
Operasional
6 Unit
Speed boat
2 Unit
Sepeda
Motor 11
Unit
Komputer 10
Unit

45/75
PNS
Kendara
an Bus 3
Unit
Kendara
an Mobil
Operasi
onal 6
Unit
Speed
boat 2
Unit
Sepeda
Motor 11
Unit
Kompute
r 12 Unit

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

2.880.0
00.000

120 /206
Bus
250/430
Angkot

3.100.0
00.000

120 /206
Bus
280/430
Angkot

19.600
Kir

300.00
0.000
20.256
Kir

1.297.0
00.000
50/75
PNS
Kendara
an Bus 3
Unit
Kendara
an Mobil
Operasi
onal 6
Unit
Speed
boat 2
Unit
Sepeda
Motor 11
Unit
Komput
er 22
Unit

2017

Rp.
(8)

250.00
0.000

1.278.7
59.700
Tersedianya
Sumber Daya
Manusia dengan
Kebutuhan
Fasilitas Sesuai
dengan Bidang
Teknis

2016

23.256
Kir

Rp.
(12)
3.371
.150.
000
556.2
87.50
0

target
(13)
120 /206
Bus
290/430
Angkot

24.845
Kir

1.362
.140.
943

1.450.0
00.000
55/75
PNS
Kendara
an Bus 3
Unit
Kendara
an Mobil
Operasi
onal 6
Unit
Speed
boat 2
Unit
Sepeda
Motor 11
Unit
Komput
er 32
Unit

2018

58/80
PNSKen
daraan
Bus 3
Unit
Kendara
an Mobil
Operasi
onal 6
Unit
Speed
boat 2
Unit
Sepeda
Motor 11
Unit
Komput
er 32
Unit

Rp.
(14)
3.784
.000.
000
832.0
00.00
0

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
200/230
Bus
300/430
Angkot

2.148.2
87.500
24.845
Kir

1.339
.113.
192
60/85
PNS
Kendara
an Bus 3
Unit
Kendara
an Mobil
Operasi
onal 6
Unit
Speed
boat 2
Unit
Sepeda
Motor 11
Unit
Komput
er 35
Unit

15.979.
789.00
0

6.727.0
13.835
60 / 90
PNS
Kendara
an Bus 3
Unit
Kendara
an Mobil
Operasi
onal 6
Unit
Speed
boat 2
Unit
Sepeda
Motor 11
Unit
Komput
er 40
Unit

305

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dishu
b
Komi
nfo
Dishu
b
Komi
nfo
Dishu
b
Komi
nfo

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

07 16

07 18

07 19

Program
Rehab/Pemelihar
aan Sarana dan
Fasilitas
Perhubungan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Tersedianya
jaringan sarana
dan prasarana
perhubungan

Terpeliharanya
Sarana dan
Prasarana Fasilitas
Perhubungan

Program
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana
Perhubungan

Tersedianya
sarana dan
prasarana fasilitas
perlengkapan
perhubungan
yang
berkeselamatan

Program
Peningkatan dan
Pengamanan Lalu

Terpenuhinya
ketertiban,
keamanan,
kelancaran bagi

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)
Inventarisasi
LLAJ,Sungai
dan Danau,
Parkir,
Terminal
kelengkapan
data 15%

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengka
pan data
15%

Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
25%

Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
45%

Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
55%

Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
65%

Inventari
sasi
LLAJ,Su
ngai dan
Danau,
Parkir,
Terminal
kelengk
apan
data
75%

Dermaga
2/16
Terminal 2/4
Tl berfungsi
10/15 Unit
Marka 2/15
Lokasi
Ramburambu
30/150

Dermag
a 2/16
Terminal
2/4
Tl
berfungs
i 10/15
Unit
Marka
2/15
Lokasi
Ramburambu
40/150

Dermag
a 2/16
Terminal
2/4
Tl
berfungs
i 10/15
Unit
Marka
4/15
Lokasi
Ramburambu
50/150

1.160.0
00.000

Dermag
a 2/16
Terminal
2/4
Tl
berfungs
i 10/15
Unit
Marka
6/15
Lokasi
Ramburambu
60/150

Dermag
a 2/16
Terminal
2/4
Tl
berfungs
i 10/15
Unit
Marka
6/20
Lokasi
Ramburambu
70/150

Dermag
a 2/16
Terminal
2/4
Tl
berfungs
i 10/15
Unit
Marka
7/20
Lokasi
Ramburambu
80/150

Dermag
a
8/16
Terminal
4/5
TL 18/20
MArka
8/20
Lokasi
RambuRambu
90/ 150

Dermaga
Wisata 1/3
Fasilitas
Keselamat
an Jalan
171/250

Dermag
a Wisata
1/3
Fasilitas
Keselam
atan
Jalan
180/250

1.961.5
00.000

2.000.0
00.000

Dermag
a Wisata
2/3
Fasilitas
Keselam
atan
Jalan
185/290

Petugas
Kontrak/
158/26
lokasi

155/26
Lokasi

1.503.0
73.300

1.124.18
1.500

Dermag
a Wisata
2/3
Fasilitas
Keselam
atan
Jalan
183/280

150/26
Lokasi

1.575.9
43.500

150/26
Lokasi

1.300.0
00.000

2.200.0
00.000

1.800.9
68.500

Dermag
a Wisata
2/3
Fasilitas
Keselam
atan
Jalan
190/300

150/28
Lokasi

1.461
.150.
000

2.154
.217.
375

2.612
.849.
918

Dermag
a Wisata
3/4
Fasilitas
Keselam
atan
Jalan
200/300

130/28
Lokasi

1.624
.000.
000

2.353
.800.
000

2.701
.091.
020

Dermag
a Wisata
4/5
Fasilitas
Keselam
atan
Jalan
225/325
Petugas
Kontrak/
130/28
lokasi

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dishu
b
Komi
nfo
6.669.3
31.500

10.669.
517.37
5

10.193.
926.23
8

306

Dishu
b
Komi
nfo

Dishu
b
Komi

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Lintas
1

08

08 20

Lingkungan
Hidup
Program
Peningkatan
Pengendalian
Polusi

pengguna lalu
lintas

08 22

08

19

08 16

Program
Pengendalian
Kebakaran Hutan
dan Lahan
Program
Peningkatan
Kualitas dan
Akses Informasi
Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
Hidup

Program
Pengendalian
Pencemaran dan

2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Jumlah IPAL
Non Komunal

(hari/tahun)
Jumlah Tim
Serbu Api
Kelurahan
(TSAK)

Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
pelayaa
n publik

550.00
0.000

600.00
0.000

816.5
25.00
0

1.285
.000.
000

3.354.1
91.500

2 Unit

3 Unit

4 Unit

5 Unit

6 Unit

6 Unit

321

365

365

365

365

365

365

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
nfo

BLH

BLH
23

30

153.63
9.000

37

292.69
2.100
Jumlah
Pengambilan
Sampel

2016

pelayaan
publik

102.66
6.500

Peningkatan
Mutu Udara/
ISPU
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

160.00
0.000

44

310.00
0.000

170.00
0.000

51

300.8
25.00
0

60

420.2
00.00
0

336.00
0.000

350.0
00.00
0

60

728.0
00.00
0

1.134.4
64.000
2.086.8
92.100

32

BLH

(Kali/tahun)
Penghargaan
Adipura yang
diperoleh

448.59
8.450

440.00
0.000

450.00
0.000

496.6
00.00
0

612.7
50.00
0

BLH
2.447.9
48.450

307

Kode

(1)

08 15

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Perusakan
Lingkungan Hidup

Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

Cakupan
Pengawasan
terhadap
Pelaksanaan
Amdal (%)

84,6

100

100

100

100

100

100

Jumlah Ijin
Gangguan
Lingkungan (ijin
usaha)

200

220

240

260

280

300

300

Persentase
Penegakan
Hukum
Lingkungan

90

100

100

100

100

100

100

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

11.712.
701.65
2
Persentase
Sampah yang
Tertangani
Terwujudnya
Masterplan
Pengelolaan
Sampah
Pemilahan
sampah
berbasis
lingkungan
Pengolahan
komposer skala
rumah tangga
per tahun
Pengolahan
sampah di TPA

61,18

70

Rp.
(8)

Target
(9)

17.554.
050.49
3
75

N/A

2016

2017
Rp.
(10)

target
(11)

20.579.
242..56
7
80

1
master
plan

2018
Rp.
(12)

target
(13)

23.37
1.878
.952

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

28.48
7.660
.795

101.70
5.534.4
59

85

90

90

1
master
plan

21
sekolah

42
sekolah

63
sekolah

84
sekolah

84
sekolah

2 kk

22 kk

42 kk

62 kk

82 kk

82 kk

Metode
open

Metode
controld

Metode
conreoll

Metode
sanitary

Metode
sanitary

Metode
sanitary

7 sekolah

7
sekolah

1 kk
(Metode
open

308

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

DPK

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

(1)

(2)

(3)

Jumlah jalan
yang disapu
Jumlah Tempat
Pengolahan
Sampah Terpadu

Jumlah TPS
terhadap
penduduk (unit)
Tersedianya
lahan TPS
Permanen
1

08 35

Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan Air
Minum dan Air
limbah

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)
dumping)1
TPA

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

dumping
/ 1TPA

landfill/
1TPA

de lanfill/
1TPA

landfill/
1TPA

landfill/
1TPA

landfill/
1TPA

21 jalan
(24.700 m)

21 jalan
(24.700
m)

25 jalan
(26.700
m)

27 jalan
(30.700
m)

27 jalan
(30.700
m)

30 jalan
(32.700
m)

30 jalan
(32.700
m)

1 unit

2 unit

3 unit

4 unit

5 unit

5 unit

162

167

177

188

197

197

2 unit

4 unit

6 unit

8 unit

10 unit

10 unit

158

1 unit

806.76
7.500
Jumlah IPAL
komunal

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

2.702.0
36.980

3.829
.131.
406

3.054.8
59.252

4.874
.251.
117

15.267.
046.25
5

2
perumahan

3
peruma
han

4
peruma
han

5
peruma
han

5
peruma
han

Tersedianya
Masterplan
Pengelolaan Air
Limbah

N/A

1
master
plan

1
master
plan

Tersedianya DED
Pengelolaan Air
Limbah

N/A

1 DED
Pengelola
an Air
Limbah

1 DED
Pengelola
an Air
Limbah

50

50

70

85

100

100

100

Meningkatnya
Pelayanan IPLT
(%)

309

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

DPK

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

2 MCK

2 MCK

Sanitasi berbasis
masyarakat
(sanimas) per
tahun

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

08 34

08 36

10

10

15

Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
Program
Pembinaan dan
Penataan PKL
Kependudukan
dan Catatan Sipil
Program
Penataan
Administrasi
Kependudukan

2014

Jumlah
Pasar modern

Jumlah PKL
yang Dibina Per
Tahun

Rasio penduduk
berKTP
persatuan
penduduk
Kepemilikan
KTP (%)
Jumlah Penduduk
yang Ber-KK dan
KTP di Kecamatan
Pahandut
Jumlah Penduduk
yang Ber-KTP di
Kecamatan
Sabangau
Jumlah Penduduk
yang Ber KTP di
Kecamatan Bukit
Batu
Jumlah Penduduk

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

4 MCK

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

6 MCK

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

10
MCK

8 MCK

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

10
MCK
DPK

2.782.4
25.047

3.199.7
88.804

3.679.7
57.125

4.231
.720.
693

587 PKL

587
PKL

198.45
9.780

650
PKL

228.22
8.747

700
PKL

262.46
3.059

800
PKL

301.8
32.51
8

0,97

99

4.750

7.000

273.94
5.400
100

2.000

18.890.
170.46
6

850
PKL

347.1
07.39
6

850
PKL

1.338.0
91.500

DPK

Disdu
kcapil

1,00

2.165

4.996
.478.
797

1,00

233.94
5.400

100
62.000.
000

13.000
.000

2.000
500

1,00

358.43
2.000

100
67.000.
000

100.00
0.000

1.800
500

1,00

525.6
19.77
6

100
73.000.
000

110.00
0.000

1.600
500

1,00

889.1
40.73
6

100
80.00
0.000

1.400

1,00

2.281.0
83.312

100
87.00
0.000

13.715

369.00
0.000

120.
000.
000

500

130.
000.
000

11.000

473.00
0.000

1.240

50.0
00.0
00

6.200

182.50
0.000

85.0

136.042

414.60

6.200

1.240

22.500
.000

1.240

30.000
.000

1.240

37.500
.000

1.240

42.5
00.0
00

57.850

15.000

80.600

15.000

82.000

15.000

83.000

15.000

84.0

18.192

310

Keca
matan
Pahan
dut
Keca
matan
Saban
gau
Keca
matan
Bukit
Batu
Keca

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

yang Ber KTP di


Kecamatan Jekan
Raya
Jumlah penduduk
yang wajib KTP
yang
belum
melakukan
perekaman e-KTP
di
Kecamatan
Rakumpit

10 31

10 32

10 33

Program
Penataan
Pengelolaan
Informasi
Kependudukan
Program Analisa
dan
Perkembangan
Penduduk
Program
Pencatatan Sipil

Tersedianya
laporan data
base
kependudukan
skala kota (%)
Tersedianya
Data
Perkembangan
Penduduk (%)

Kepemilikan akta
kelahiran per
1000
penduduk
(%)

11

11

15

Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak
Program

2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

.000
1.021

200

10.00.
000

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

.000
200

16.000
.000

2017
Rp.
(10)

target
(11)

.000
200

23.000
.000

NA

100

173.90
0.000

100

175.00
0.000

100

285.
500.00
0

95

100

92.998.
000

100

120.14
8.000

100

108.29
6.000

172.57
4.700
Rasio bayi yang
memiliki
akte
kelahiran
Rasio pasangan
berakte nikah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

232.55
0.000

2018
Rp.
(12)

target
(13)

00.0
00
200

30.0
00.0
00

100

335.9
21.25
0

100

143.6
32.32
3

00.0
00
221

37.0
00.0
00

0.000
1.021

100

100

1.543.8
61.250

100

132.3
52.29
7

100

597.42
6.620

213.8
46.09
4

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

0,85

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

90

100

100

100

100

100

100

2.020.0

2.055.0

2.150

2.200

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
matan
Jekan
Raya
Keca
matan
Raku
mpit

Disdu
kcapil

1.162.2
27.719

0,95

545.49

116.00
0.000

573.5
40.00
0

243.0
06.92
5

300.35
0.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

8.970.4

311

BPP-

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

(2)
Keserasian
Kebijakan
Peningkatan
Kualitas Anak

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

43

70

75

80

80

80

80

31

36

36

36

36

36

12

18

24

30

30

53

43

31

21

10

NA

NA

NA

NA

10

15

20

25

30

30

Persentase
anak yang
memiliki
kelahiran
Jumlah forum
anak
Jumlah sekolah
yang ramah
anak
Jumlah
puskesmas yang
ramah anak

11

17

Program
peningkatan
kualitas hidup dan
perlindungan
perempuan dan
anak

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Jumlah kasus
kekerasan
terhadap anak
Jumlah tempat
penitipan anak
Jumlah taman
cerdas
Jumlah pusat
pelayanan
keluarga
sejahtera
Persentase
jumlah rumah
tangga yang
ramah anak
Jumlah pusat
pelayanan
terpadu
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan
anak

2014

2015
Rp.
(6)
8.700

Target
(7)

Rp.
(8)
00.000

2016
Target
(9)

Rp.
(10)
00.000

2017
target
(11)

2018
Rp.
(12)
.000.
000

target
(13)

Rp.
(14)
.500.
000

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
98.700

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
KB

BPPKB
1

221.32
2.100

300.00
0.000

350.00
0.000

400.0
00.00
0

450.0
00.00
0

1.721.3
22.100

312

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)
11

11

12

12

12

12

12

18

16

15

15

17

18

(2)
Program
peningkatan
peran serta dan
kesetaraan
gender dalam
pembangunan
Program
penguatan
kelembagaan
PUG dan anak
Keluarga
Berencana dan
Keluarga
Sejahtera
Program Keluarga
Berencana

Program
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
Program
Pelayanan
Kontrasepsi
Program
Pembinaan Peran
serta Masyarakat
dalam pelayanan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Indeks
Kesetaraan
Gender

NA

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2,6

2,5

76,8

Cakupan peserta
KB aktif (%)

100
11.236.000
0

2016

2017

2018

Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

308.60
0.000

0.01

320.00
0.000

0.02

350.00
0.000

0.03

400.0
00.00
0

0.04

450.0
00.00
0

0.04

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
BPPKB

1.828.6
00.000

0.01

Rata-rata jumlah
anak per
keluarga
Persentase
Akseptor KB

Keluarga
Prasejahtera
dan Keluarga
Sejahtera 1

2015

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

70.000.
000

75.000.
000

1.123.1
50.700

220.75
0.000

80.000.
000

85.00
0.000

90.00
0.000

400.00
0.000

242.00
0.000

237.5
00.00
0

344.2
50.00
0

2.167.6
50.700

2,4

2,3

2,2

79

80

83

100

100

100

11.186

11.136

11.086

35.000.
000

2,1

2,1

86

88

88

100

100

100

11.036

40.00
0.000

10.986

45.00
0.000

10.986

120.00
0.000

25.000.
000

30.00
0.000

35.00
.0000

90.000.
000

254.67
4.400

265.10
7.000

270.30
0.000

307.1
75.75
0

473.4
50.00
0

1.570.7
07.150

313

BPPKB

BPPKB

BPPKB
BPPKB

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

12

12

12

12

12

12

19

20

21

22

23

24

(2)
KB/KR yang
mandiri
Program promosi
kesehatan
ibu,bayi dan anak
melalui kelompok
kegiatan
dimasyarakat
Program
pengembangan
pusat pelayanan
informasi dan
konseling KRR
Program
peningkatan
penanggulangan
narkoba, PMS
termasuk
HIV/AIDS
Program
pengembangan
bahan informasi
tentang pengasuhan
dan pembinaan
tumbuh kembang
anak

Program
penyiapan tenaga
pendamping
kelompok bina
keluarga
Program
pengembangan
model operasional
BKB-PosyanduPADU

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

BPPKB
0

30.000.
000

25.000.
000

32.00
0.000

25.00
0.000

35.00
0.000

25.00
0.000

97.000.
000

75.000.
000

BPPKB

BPPKB
-

20.000.
000

25.00
0.000

20.00
0.000

65.000.
000

BPPKB

137.50
0.000

148.12
5.000

151.84
0.000

179.0
00.00
0

240.3
00.00
0

856.76
5.000

20.000.
000

20.00
0.000

22.00
0.000

62.000.
000

BPPKB

45.000.
000

50.00
0.000

53.00
0.000

148.00
0.000

BPPKB

314

Kode

1
1

(1)
13
13

13

13

13

15

05

13

14

15

17

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(2)

(3)

(4)

Sosial
Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur

Program
Pendataan dan
Verifikasi data
PMKS
Program
Perlindungan dan
Jaminan Sosial
(ODK, LU & PKH)

Jumlah Tenaga
Kesejahteraan
Sosial, Pekerja
Sosial yang
telah mengikuti
diklat sertifikasi
bidang
Kesejahteraan
Sosial
Penurunan
Jumlah PMKS

Rasio
penyandang
ODK, LU serta
PKH yang
menerima
jaminan sosial

Program
Pemberdayaan
Fakir Miskin,
Komunitas Adat
Terpencil dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial lainnya

Persentase (%)
PMKS skala kota
yang menerima
program
pemberdayaan
sosial melalui
Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)
atau kelompok
sosial ekonomi
sejenis lainnya

Program
Pembinaan Anak
Terlantar

terbinanya anak
terlantar yang
terdapat di Kota
Palangka Raya

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dinsos

4 Orang

10.500

7 Org

25.000.
000

10 org

35.000.
000

13 Org

8.000

300.00
0.000

6.000

325.00
0.000

4.000

40
.000.00
0

16 Org

2.000
340.00
0.000

50
.000.
000

360.0
00.00
0

20 org

500

100
.000.
000

430.0
00.00
0

20 org

500

250.00
0.000

1.755.0
00.000

Dinsos

Dinsos

40/120

15/120

6.750.0
00.000

20/120

6.
.800.00
0.000

15/120

6.75
0.000.0
00

20/120

6.685
.000.
000

10/120

4.500
.000.
000

120/12
0

31.485.
000.00
0
Dinsos

20

20

35

294.00
0.000

35

177.00
0.000

55

160.00
0.000

55

170.00
0.000

70

150.00
0.000

70

180.00
0.000

90

181.4
50.00
0

90

191.0
00.00
0

100

90.00
0.000

100

200.0
00.00
0

100

975.45
0.000

100

918.00
0.000

Dinsos

315

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)
15

15

15

15

15

16

18

21

28

29

(2)
Program
Pelayanan
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial

Program
Pembinaan Para
Para Penyandang
Cacat dan Eks
Trauma

Program
Pemberdayaan
kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial

Program
Peningkatan
Kesiapsiagaan
Bencana

Program
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Meningkatnya
jumlah penerima
program
pelayanan
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial
Meningkatnya
jumlah penerima
program
pembinaan
penyandang
cacat dan eks
trauma
Rasio Panti
sosial yang
mendapat
pembinaan
pemerintah
(panti sosial
yang
dibina/jumlah
panti sosial)
Presentase
korban bencana
skala kota yang
menerima
bantuan sosial
selama masa
tanggap darurat
Presentase (%)
korban bencana
skala kota yang
dievakuasi
dengan
menggunakan

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dinsos

20

35

53.000.
000

55

210.00
0.000

70

200.00
0.000

90

229.2
00.00
0

100

232.0
00.00
0

100

924.20
0.000

Dinsos

20

35

158.10
0.000

55

160.00
0.000

70

150.00
0.000

90

181.4
50.00
0

100

150.0
00.00
0

100

799.55
0.000

Dinsos

2/26

6/26

324.00
0.000

10/26

250.
000.00
0

14/26

250.
000.00
0

18/26

238.7
50.00
0

22/26

270.0
00.00
0

22/26

1.332.7
50.000

Dinsos

80

100

345.40
0.600

100

315
.000.00
0

100

340
.000.00
0

100

382.0
00.00
0

100

495.0
00.00
0

100

1.887.4
00.600

Dinsos

100

100

42.000.
000

100

200.00
0.000

100

230.00
0.000

100

286.5
00.00
0

100

320.0
00.00
0

100

1.078.5
00.000

316

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

sarana
prasarana
tanggap darurat
lengkap
1

15

15 19

15

20

15 21

15 18

Koperasi dan
Usaha Kecil
Menengah
Program
Pengembangan
Promosi Produk
UMKM
dan
Koperasi

Program
Peningkatan
Perluasan
Sumber
pembiayaan
Program
Peningkatan
Pengembangan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi dan UMKM

Program
peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi

Jumlah KUKM
yang difasilitasi
mengikuti
Pameran
- Skala
Nasional
- Skala Lokal
Jumlah UMKM
dan Koperasi
yang mendapat
bantuan dari
Pemerintah /
Pemda
Jumlah peserta
Diklat
Perkoperasian

20
150

10

150

24
180

15

240

142.75
0.000

41.384.
250

249.37
2.000

28
210

20

330

230
.000.00
0
Jumlah Koperasi
Sehat
Jumlah Koperasi
Berkualitas
Persentase
Koperasi Aktif
Persentase

170
.000.00
0

180
.000.00
0

260.00
0.000

32
240

25

420

230
.000.00
0

190
.000.00
0

200
.000.00
0

270.00
0.000

36
270

210.1
00.00
0

30

210.1
00.00
0

510

300.0
000.0
00

250
.000.00
0

40
300

315.0
00.00
0

35

315.0
00.00
0

600

330.0
00.00
0

248.3
00.00
0

40
300

35

600

270
.000.
000

1.027.8
50.000

946.48
4.250

1.409.3
72.000

1.228.3
00.000

40

44

48

52

56

60

60

15

18

21

24

27

30

30

65

68

71

74

77

80

80

25

30

35

40

45

50

50

317

Dispe
rinda
gkop

Dispe
rinda
gkop

Dispe
rinda
gkop

Dispe
rinda
gkop

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

15 16

16

16 16

16 15

Program
Pengembangan
Kewirausahaan
dan keunggulan
kompetitif usaha
kecil menengah
dan Koperasi
Penanaman
Modal
Program
Peningkatan Iklim
Investasi dan
Realisasi
Investasi

Program
Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama
Investasi

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
koperasi yang
melaksanakan
RAT
Jumlah UMKM
dan Koperasi
yang mengikuti
Diklat
kewirausahaan

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)

300

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

330

2015
Rp.
(6)

34.000.
500

Target
(7)

360

60
.000.00
0
Jumlah Nilai
Investasi
(PMDN/PMA)

PMDN =
Rp.
384.130.00
0.000
PMA =
US$
1.450.000

Persentase
Kenaikan/Penur
unan Nilai
Realisasi
PMDN/ PMA
Jumlah Investor
(PMDN/PMA)

PMDN =
0,00%
PMA =
-3,02%
PMDN = 7
PMA = 26

PMDN
=
Rp.
400.00
0.000.0
00
PMA =
US$
1.500.0
00
PMDN
=
4,13%
PMA =
3,45%
PMDN
=9
PMA =
28

140
.000.00
0

2016
Rp.
(8)

45
.000.00
0

Target
(9)

390

85
.000.00
0
PMDN
=
Rp.
440.00
0.000.0
00
PMA =
US$
1.650.0
00
PMDN
=
10,00%
PMA =
10,00%
PMDN
= 10
PMA =
30

115
.000.00
0

2017
Rp.
(10)

55
.000.00
0

target
(11)

420

75
.000.00
0
PMDN
=
Rp.
484.00
0.000.0
0
PMA =
US$
1.815
.000
PMDN
=
10,00%
PMA =
10,00%
PMDN
= 15
PMA =
35

120
.000.00
0

2018
Rp.
(12)

57.30
0.000

target
(13)

450

81
.175.
000
PMDN
=
Rp.
532.40
00.000.
000
PMA =
US$
2.00.00
0
PMDN
=
10,19%
PMA =
10,00%
PMDN
= 20
PMA =
40

191.0
00.00
0

Rp.
(14)

65
.000.
000

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

450

95.00
0.000
PMDN
=
Rp.
585.65
0.000.0
00
PMA =
US$
2.200.0
00
PMDN
=
44,32%
PMA =
43,45%
PMDN
= 25
PMA =
45

444.0
00.00
0

256.30
0.500

396.17
5.000
PMDN
=
Rp.
585.65
0.000.0
00
PMA =
US$
2.200.0
00
PMDN
=
44,32%
PMA =
43,45%
PMDN
=25
PMA =
45

1.010.0
00.000

318

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dispe
rinda
gkop

BPPT
PM

BPPT
PM

Kode

1
1

(1)
16 03

17
17 15

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Program
Peningkatan
Pengawasan dan
Pengendalian
Investasi

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Persentase
Laporan
Kegiatan
Penanaman
Modal (LKPM)
secara berkala
(Per 3 dan 6
Bln)

2014
Target
(5)
60%
Perush
menya
mpaika
n
LKPMnya
secara
berkala

Cakupan
Sumber Daya
Manusia
Jumlah sarana
penyelenggaraa
n seni dan
budaya (Tempat
kesenian)

Jumlah
penyelenggara
festival seni
budaya
Program
Pengelolaan
Kekayaan Budaya

Rp.
(6)
20
.000.00
0

2015
Target
(7)
75%
Perush
menya
mpaika
n
LKPMnya
secara
berkala

1.858.7
60.000

Cakupan
Fasilitasi seni

17 16

(4)
Kurang
dari 15%
Perush
yang telah
menyampa
ikan
LKPM-nya
secara
berkala

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kebudayaan
Program
Pengembangan
Nilai Budaya
Cakupan Kajian
seni

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Jumlah benda,
situs dan kawasan
cagar budaya
yang dilestarikan

Rp.
(8)
145
.000.00
0

2016
Target
(9)
85%
Perush
menya
mpaika
n
LKPMnya
secara
berkala

3.200.0
00.000

Rp.
(10)
230.00
0.000

2017
target
(11)
95%
Perush
menya
mpaika
n
LKPMnya
secara
berkala

Rp.
(12)
243.5
25.00
0

2018
target
(13)
100%
Perush
menya
mpaika
n
LKPMnya
secara
berkala

5.204
.750.
000

3.230.0
00.000

Rp.
(14)
256.5
00.00
0

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
100 %
895.02
Perush
5.000
menya
mpaika
n
LKPMnya
secara
berkala

5.795
.000.
000

19.288.
510.00
0

17
Kajian
seni
8
Fasilita
si seni

26
Kajian
seni
12
Fasilita
si seni

35
Kajian
seni
16
Fasilita
si seni

44
Kajian
seni
20
Fasilita
si seni

53
Kajian
seni
24
Fasilita
si seni

53
Kajian
seni
24
Fasilita
si seni

100 Orang

200
Orang

300
Orang

400
Orang

500
Orang

600
Orang

600
Orang

2 Tempat

1
Tempat

2
Tempat

3
Tempat

4
Tempat

5
Tempat

7
Tempat

13

17

21

21

4 BCB

7 BCB

8 Kajian
seni
4 Fasilitasi
seni

908.60
0.000

11 BCB

1.025.0
00.000

16 BCB

1
.050.00
0.000

22 BCB

1.432
.500.
000

29 BCB

2.400
.000.
000

29 BCB

6.816.1
00.000

319

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
BPPT
PM

Disbu
dpa

Disbu
dpar

Kode

(1)
17 17

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Program
Pengelolaan
keragaman
Budaya

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Cakupan gelar
seni

Jumlah atraksi
budaya yang yang
memadukan
keragaman
Jumlah kebijakan
daerah tentang
penerapan nilai
baru kedalam
budaya

17 18

17 18

Program
kerjasama
Pengelolaan
kekayaan Budaya

Cakupan misi
kesenian

18 23

(4)
4 Gelar
seni

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)
8 Gelar
seni

Program
Pembinaan
generasi muda

2015
Rp.
(6)

878.10
0.000

Target
(7)
12
Gelar
seni

Rp.
(8)
910.00
0.000

Target
(9)
16
Gelar
seni

2017
Rp.
(10)

930.00
0.000

target
(11)
20
Gelar
seni

2018
Rp.
(12)

955.0
00.00
0

target
(13)
24
Gelar
seni

Rp.
(14)
950.0
00.00
0

24
Gelar
seni

1 Misi
kesenian

2 Misi
kesenia
n

429.74
0.000

3 Misi
kesenia
n

84
.000.00
0

- Jumlah
organisasi

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

Program
pengembangan
kerjasama
Pengelolaan
kekayaan Budaya
Cakupan
organisasi
kesenian yang
dikembangkan
Jumlah grup
kesenian yang
dikelola
Jumlah
penyelenggaraa
n olah raga
seni/budaya

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

810
.000.00
0

4 Misi
kesenia
n

90
.000.00
0

830.00
0.000

5 Misi
kesenia
n

120
.000.00
0

859.5
00.00
0

6 Misi
kesenia
n

305.6
00.00
0

900.0
00.00
0

6 Misi
kesenia
n

342.0
00.00
0

91

96

101

106

111

116

116

6 Kali

10

11

11

30

32

34

1.668.1
40.000

36

1.700.0
00.000

38

1.814
.500

40

2.610
.000.
000

3.829.2
40.000

941.60
0.000

924.00
0.000

4.623.1
00.000

40

8.716.6
40.000

320

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Disbu
dpar

Disbu
dpar

Disbu
dpar

Disdik
pora

Kode

(1)
1

18 21

18 22

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
dan olahraga
Program
Peningkatan
sarana dan
prasarana
olahraga
Program
Kepemudaan dan
Olahraga

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

19

19 15

19 19

Kesatuan
Bangsa dan
Politik Dalam
Negeri
Program
Peningkatan
keamanan dan
kenyamanan
lingkungan
Program
pemberdayaan
masyarakat untuk
menjaga ketertiban
dan keamanan

(3)
pemuda
Jumlah
organisasi
olahraga
Jumlah
kegiatan
kepemudaan
Jumlah
kegiatan
olahraga
Jumlah
gelanggang/
Balai Remaja
Jumlah
lapangan
olahraga
Prestasi
pemuda,
pelajar tingkat
regional,
nasional dan
internasional

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)
63

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)
64

2015
Rp.
(6)

Target
(7)
65

125.00
0.000

2016
Rp.
(8)

Target
(9)
66

240.00
0.000

Rp.
(10)

target
(11)
67

260.00
0.000

286.5
00.00
0

target
(13)
68

351.0
00.00
0

16

15

17

19

21

23

25

25

60

63

66

69

72

75

75

90

90

90

90

90

100

100

92/666

Jumlah linmas
per jumlah
10.000
penduduk

0,01

1.800.0
00.000

20

1.950.0
00.000

22

2.005
.500.
000

340/66
6

1.409.7
91.600

588/66
6

500.00
0.000

836/66
6

520.00
0.000

1.084/6
66

515.7
00.00
0

0.01

0.01

300.00
0.000

0.01

315.00
0.000

0.01

330.0
00.00
0

20

Rp.
(14)

14

18

19

Rp.
(12)

13

1.029.0
00.000

17

2018

12

Rasio pos
kamling per
jumlah Rukun
Tetangga

15

2017

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
68
1.262.5
00.000
20

25

1.332/6
66

0,012

2.720
.000.
000

561.0
00.00
0

310.5
00.00
0

25

1.332/6
66

0,012

9.504.5
00.000

3.506.4
91.600

1.255.5
00.000

321

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Disdik
pora

Disdik
pora

Kesb
angp
ol,
satpol
PP
Kesb
angp
ol,
Sapol
PP

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

19 18

19 21

19 20

19 22

19 15

Program
kemitraan
Pengembangan
wawasan
kebangsaan

Program
pendidikan politik
masyarakat
Program
peningkatan
pemberantasan
penyakit
masyarakat
(pekat)
Program
pencegahan dini
dan
penanggulangan
korban bencana
alam
Program
Peningkatan
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

204.00
0.000
-

Kegiatan
Pembinaan
politik daerah
- Kegiatan
pembinaan
terhadap
LSM, Ormas
dan OKP
Jumlah demo
yang
dikendalikan

10

30

10

30

1.294.1
58.000

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

724.17
4.200

2017
Rp.
(10)

target
(11)

70

90

50

70

90

1.300.0
00.000

Angka
kriminalitas
229

Terlaksanya
Sosialisasi,Pelatih
an
penanggulangan
korban bencana
alam

229

100.00
0.000

172

10

2.641.6
84.000
Rasio Jumlah
Polisi Pamong
Praja Per 10.000
Penduduk

5.87

6,39

150.00
0.000

100.00
0.000

115

16

3.236.2
29.000

7,07

170.00
0.000

110.00
0.000

58

20

target
(13)

1.300
.000.
000

296.0
50.00
0

143.2
50.00
0

8,51

Rp.
(14)
850.0
00.00
0

3.263.0
74.200

110

110

110

110

24

3.019
.050.
000

3.238.6
93.000

7,77

Rp.
(12)
744.9
00.00
0

740.00
0.000

50

1.300.0
00.000

2018

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

1.350
.000.
000

360.0
00.00
0

240.0
00.00
0

24

3.095
.298.
900
9,29

6.544.1
58.000

976.05
0.000

693.25
0.000

15.230.
954.90
0
9,29

322

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Kesb
angp
ol,
Sapol
PP

Kesba
ngpol,
Sapol
PP

Kesb
angp
ol

Kesba
ngpol,
Sapol
PP

Satpo
l.PP

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Persentase
Jumlah Kasus
Pengaduan
yang ditangani
Cakupan Patroli
Petugas
Satpol.PP
Persentase
Menurunnya
Konflik di
Masyarakat
Persentase
Penurunan Angka
Pelanggaran
PERDA

Persentase
Tingkat
penyelesaian
pelanggaran K3
(ketertiban,
ketentraman,
keindahan)
Persentase
Jumlah Satpol
PP yang
mengikuti Diklat
Dasar Pol.PP
1

20

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

(4)

Target
(5)

88,65

90,65

3 Kec

4 Kec

89

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

92,92

95,22

97,57

100

100

4 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

91

93.2

95,4

97,7

100

100

48.44

54.94

62.16

69.75

77.60

86.50

86,50

100

100

100

100

100

`100

100

15.46

19.78

23.01

26.24

29.47

32.70

32.70

Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian,

323

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Kode

(1)
1

20 48

20 23

20 43

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
dan Persandian
Program
Peningkatan
Pelayanan
Perizinan Terpadu

Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi

Program
Pembinaan dan
pengembangan
aparatur

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Cakupan
pembinaan
dan
pengembangan
aparatur
(kegiatan)
Cakupan kegiatan
pembinaan

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

335
.000.00
0

2018
Rp.
(12)

target
(13)

382.0
00.00
0

Rp.
(14)
680.0
00.00
0

2.048.0
00.000

Kurang
dari 75%

75%
sesuai
SOP

85%
sesuai
SOP

90%
sesuai
SOP

95%
sesuai
SOP

100%
sesuai
SOP

100%
Sesuai
SOP

11

19

171
.000.00
0
Aplikasi
Perizinan dan
Penanaman
Modal
(banyaknya
sistem aplikasi)
Peserta
Pelatihan
Sistem Aplikasi
Perizinan dan
Penanaman
Modal
Cakupan
pengembangan
aparatur

Rp.
(8)
324
.600.00
0

326.40
0.000
Persentase
Perizinan
Sesuai SOP
Jumlah Perda
yang
mendukung
investasi

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

200
.000.00
0

220
.000.00
0

2 Org

20 Org

7 Org

5 Org

NA

NA

50 Org

100
Org

252.50
0.000
5

140

172

555.00
0.000
10

395.00
0.000

204

5 Org

150
Org
570.00
0.000

15
422.00
0.000

224.4
25.00
0

236

20
440.00
0.000

268

609.7
00.00
0

501.3
75.00

280.0
00.00
0

1.095.4
25.000

15

5 Org

44 Org

200
Org

200
Org

25

300

818.0
00.00
0

580.0
00.00

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
BPPT
PM

BPPT
PM

Setda

2.805.2
00.000

Setda

2.338.3
75.000

Sekre
tariat

25

300

324

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

80

80

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

KORPRI/ASN

20

20

17

05

Program
Peningkatan dan
Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan Daerah

Persentase
Tingkat
Penyelesaian
Pekerjaan
Tersedianya
Regulasi
pengelolaan
keuangan
daerah ( Perda/
Perkada)

20 27

31

Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur

9.972.4
24.471,
38

41

2.435.7
35.150
Jumlah PNS
yang mengikuti
diklat / bimtek
Jumlah PNS
yang mengikuti
pendidikan
formal ke
jenjang yang
lebih tinggi

21 regulasi

85

10.000.
000.00
0

51

2.900.0
00.000

Rp.
(12)
0

95

10.166.
633.61
0

61

target
(13)

100

10.76
5.998
.607

71

3.208
.661.
525

3.007.3
55.000

Rp.
(14)
0

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Korpri
/ASN

100

10.88
0.501
.334

71
regulasi

3.353
.457.
250

51.785.
558.02
3
14.905.
208.92
5

BPKA
D

BKPP

BKPP
451 orang

606

892

1.272

1.657

2.012

2.012
BKPP

1.001
orang

1.072

Program
Pembinaan dan
Pengembangan
Aparatur

1.173

157 orang

357

1.274

4
2.000.0
00

1.616.1
63.200
Jumlah PNS
yang di
assesment

90

2018

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

607

1.375

989.1
41.25
0

50.200
0.000

857

1.476

1.127

1.476

528.2
50.00
0
1.242

3.226.7
54.450

1.242

325

BKPP

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

20 03

20

xx

20 04

20 02

Program
Peningkatan
disiplin aparatur
Program
Peningkatan
pelayanan
kepegawaian

Program Fasilitasi
Pindah/Purna
Tugas
Program

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
sesuai dengan
jabatan yang
tersedia
Jumlah PNS
yang di
rekruitment
sesuai dengan
formasi yang
terisi
Menurunnya
Jumlah kasus
indisipliner yang
tertangani
Jumlah Laporan
Absensi yang
disampaikan
Unit Kerja/SKPD

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Jumlah sarana

Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018

(4)

Target
(5)

56 orang

56

56

206

356

506

506

16 kasus

13

10

3.900

Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

BKPP
49.205.
000

4.680

99.807.
400
Jumlah cakupan
aplikasi
kepegawaian
Jumlah pegawai
yang
mendapatkan
kenaikan
pangkat
Terbitnya jumlah
KPE dan SK
Konversi NIP
Penyelesaian
SK Pensiun

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

8.000.0
00

5.460

116.88
0.000

8.050.0
00

6.240

8.500
.000

7.020

114.6
00.00
0

127.00
0.000

8.500
.000

7.02

98.80
0.000

82.255.
000
557.08
7.400

35

35

3.820

4.820

5.645

6.890

7.760

8.710

8.710

3.128

5.636

6.636

6.636

984

1.184

35.254.
300

1.239

30.000.
000

1.295

30.000.
000

1.292

28.65
0.000

1.499

40.00
0.000

1.499

163.90
4.300

80.695.

3.000.0

3.080.6

326

BKPP

BKPP

BKPP

Kode

(1)

20 12

20 18

20 20

20 21

20 22

20 24

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
peningkatan
sarana dan
prasarana
aparatur
Program
Penataan dan
Penyempurnaan
Kebijakan Sistem
dan Prosedur
Pengawasan
Program
pembinaan dan
fasilitasi
pengelolaan
keuangan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

Diklat

Rp.
(6)
800

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)
00.000

2017
target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Opini
Pengelolaan
Keuangan
Daerah

Tidak Wajar
(Disclaimer )

WTP

Program
peningkatan sistem
pengawasan internal
dan pengendalian
pelaksanaan
kebijakan KDH

Program
peningkatan
profesionalisme
tenaga pemeriksa
dan aparatur
pengawasan
Program
penataan dan
penyempurnaan
kebijakan sistem
dan prosedur
pengawasan
Program
mengintensifikan
penanganan

2015

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
95.800

WDP

1.267.5
000.00
0

1.050
.500.
000

950.00
0.000

WTP

1.300.0
00.000

950.00
0.000

WTP

C+

365.00
0.000

C+
-

310.00
00.000

310.00
00.000

329.4
75.00
0
329.4
75.00
0

1.520
.000.
000

3.200.5
00.000

WTP

2.392
.000.
000

382.0
00.00
0

380.00
0.000

WTP

1.528
.000.
000

1.332.0
00.000

Nilai
evaluasi
kinerja
342.70
0.000

1.050
.500.
000

1.200
.000.
000

7.819.5
00.000

520.0
00.00
0

740.0
00.00
0
740.0
00.00
0

3.520.5
00.000

1.989.7
00.000

Inspe
ktorat
dan
SKPD
terkait

1.379.4
75.000

Inspe
ktorat
dan
SKPD
terkait

1.379.4
75

Inspe
ktorat
dan

327

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)
pengaduan
masyarakat

20 20

Program
Peningkatan
sistem
pengawasan
internal dan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan kepala
daerah
Program
Pembangunan
sistem
pendaftaran tanah

09 15

20 34

20 46

20 36

Program
Penyelesaian
konflik-konflik
pertanahan
Program
Pembakuan nama
rupa bumi

Program
Peningkatan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

7 Kegiatan

14
Kegiatan

Penyelenggaraa
n pemerintah
daerah
Penataan
organisasi
perangkat
daerah
(kegiatan)
Sertifikasi tanah
milik pemerintah
daerah (%)
Persentase
penduduk yang
memiliki lahan
Persentase luas
tanah
bersertifikat
Persentase
penyelesaian
izin lokasi
Persentase
Penyelesaian
kasus tanah
Negara
Peraturan
Walikota tentang
pembakuan
nama rupa bumi
(%)
Koordinasi
pembimbingan,

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

21
Kegiatan

390.00
0.000
7

2016
Target
(9)

20

target
(11)

21

1.025.0
00.000

30

2018
Rp.
(12)

35
Kegiatan

460.00
0.000

14

1.000.0
00.000

Rp.
(10)

28
Kegiatan

430.00
0.000

2017

28

1.050.0
00.000

50

10

40

25,68

35

45

55

3,35

5,35

7,35

9,35

11,35

100

100

100

100

100

target
(13)

Rp.
(14)

42
Kegiatan

573.0
00.00
0

35

1.074
.375.
000

50

65

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

42
Kegiatan

800.0
00.00
0

1.170
.000.
000

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
SKPD
terkait
Setda

2.653.0
00.000
35

50

75

75

13,35

13,35

100

100

5.319.3
75.000

Setda

Setda

75

75

100.00
0.000

75

120.00
0.000

75

150.00
0.000

191.0
00.00
0

76

76

360.0
00.00
0

76

921.00
0.000
Setda

75

45.000.
000

15

65.000.
000

50.000.
000

30

18

75.000.
000

70.000.
000

45

27

86.000.
000

95.50
0.000

60

36

105.0
50.00

75

35

200.0
00.00
0

75

460.50
0.000

200.0
00.00

45

531.05
0.000

328

Setda

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

(2)
pembinaan
kedamangan di
Kota Palangka
Raya

20 39

Program
kelembagaan
kesejahteraan
sosial

20 44

20 45

20

xx

20 37

20 38

20 23

Program
Pengembangan
keswadayaan
Program
Pembinaan
kemasyarakatan
Program
Pembinaan
kerjasama daerah
Program
Perencanaan
Pengembangan
ekonomi
Program
Pengembangan
Data/Informasi
Program
Optimalisasi
pemanfaatan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
supervise,
konsultasi,pendi
dikan dan
pelatihan,
perencanaan,pe
nelitian dan
pengembangan,
fasilitas,monitori
ng dan evaluasi
(kegiatan)
Cakupan
administrasi
kesejahteraan
rakyat dan
kemasyarakatan
(kegiatan)
Kegiatan
Pengembangan
keswadayaan
Kegiatan
Pembinaan
kemasyarakatan
Jumlah
kerjasama
daerah

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)
0

target
(13)

Rp.
(14)
0

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Setda
4

177.58
0.000

190.00
0.000

14

215.00
0.000

19

103.81
0.000

110.00
0.000

140.00
0.000

690.28
0.000

14

700.00
0.000

22

725.00
0.000

30

60.000.
000

80.000.
000

100.00
0.000

22

960.00
0.000

34

990.00
0.000

46

Cakupan
administrasi
perekonomian dan
sumber daya alam
(kegiatan)

10

10

920.52
6.950

Kegiatan
Pengembangan
Data/Informasi

184.10
5.000

200.00
0.000

14

220.00
0.000

19

Cakupan
hubungan
kemasyarakatan

12

12

1.450.9
69.600

26

1.500.0
00.000

40

1.525.0
00.000

54

238.7
50.00
0
190.0
00.00
0
760.0
00.00
0
191.0
00.00
0
997.5
00.00
0
285.5
00.00
0
1.528
.000.
000

24

12

38

11

58

24

68

320.0
00.00
0
280.0
00.00
0
765.0
00.00
0
520.0
00.00
0
1.040
.000.
000
320.0
00.00
0
1.600
.000.
000

24

1.141.3
30.000

12

823.81
0.000

38

3.640.2
80.000

11

951.00
0.000

58

4.908.0
26.950

24

1.210.6
05.000

68

7.603.9
69.600

Setda

Setda

Setda

Setda

329

Setda

Setda

Kode

(1)

20 26

20 17

20 16

20 41

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
teknologi
informasi

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

2014

2015

Target
(5)

Rp.
(6)

480.00
0.000

2016

Target
(7)

Rp.
(8)

16

500.00
0.000

2017

Target
(9)

Rp.
(10)

26

520.00
0.000

2018

target
(11)

Rp.
(12)

36

573.0
00.00
0

target
(13)

Rp.
(14)

46

800.0
00.00
0

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

dan protokoler
pemerintahan
daerah (kegiatan)

Program
penataan
peraturan
perundangundangan
Program
peningkatan
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah

Cakupan
Peningkatan
kebijakan/regula
si (kegiatan)

Program
Peningkatan
Pelayanan
kedinasan Kepala
Daerah dan Wakil
Kepala Daerah

Cakupan
Pelayanan
kedinasan
Kepala Daerah
dan Wakil
Kepala Daerah
(kegiatan)
Persentase
koordinasi dan
penguatan
kualitas
regulasi/kebijaka
n pemerintahan
daerah
Persentase
koordinasi
pelaksanaan
tupoksi dan
peran SKPD

Program
peningkatan
kinerja sekretaris
daerah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Cakupan
administrasi
pimpinan,
manajemen
keuangan, asset,
dan
kerumahtanggaan
(kegiatan)

Persentase
koordinasi dan

Setda
6

46

2.873.0
00.000
Setda

639.10
0.000

11

650.00
0.000

18

675.00
0.000

25

686.0
00.00
0

32

720.0
00.00
0

32

3.370.1
00.00

Setda

7 Kegiatan

4.319.0
00.000

14

5.000.0
00.000

21

5.375.0
00.000

28

5.780
.000.
000

35

6.212
.000.
000

35

26.686.
000.00
0

Setda
750.00
0.000

50

770.00
0.000

75

955.0
00.00
0

100

1.500
.000.
000

NA

NA

NA

25

100

NA

NA

NA

25

50

75

100

100

NA

NA

NA

25

50

75

100

100

3.975.0
00.000

330

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

Rp.
(6)

Target
(7)

Persentase
koordinasi dan
pembinaan
manajemen dan
administratif
pemerintahan
daerah

NA

NA

NA

25

50

75

100

100

Persentase
koordinasi dan
pelaksanaan
pelayanan
administrasi,
teknis,
operasional, dan
manajemen
pemerintahan,
pembangunan dan
kemasyarakatan

NA

NA

NA

25

50

75

100

100

NA

NA

NA

25

50

75

100

100

2014

2015

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

penyelenggaraan
tugas operasional,
pembinaan dan
fasilitasi,
pemantauan serta
evaluasi dan
pelaporan

20

xx

Program
peningkatan
kinerja asisten
Setda

Persentase
Koordinasi dan
fasilitasi urusan
pemerintah di
daerah
Penguatan
kualitas
regulasi/kebijaka
n pemerintahan
daerah
Persentase
koordinasi

Setda
NA

NA

1.194.0
00.000

25 %

NA

NA

NA

25

750.00
0.000

50 %

50

800.00
0.000

75 %

75

1.122
.125.
000

100 %

100

1.940
.000.
000

100 %

5.806.1
25.000

100

331

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

20 32

20

xx

20 42

20

17

Program
Peningkatan
kinerja Staf Ahli
Walikota

Program
Pembinaan dan
pengembangan
non aparatur

Program
Perangkat
Kelembagaan
dan
kewenangan
Program

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
pelaksanaan
tugas SKPD
sesuai tupoksi
asisten
Penyelenggaraa
n tugas
operasional,
pembinaan dan
fasilitasi,
pemantauan
serta evaluasi
dan pelaporan
Pembinaan
manajemen dan
administratif
pemerintahan
daerah
Pelaksanaan
dan pelayanan
administrasi dan
teknis
pemerintahan
dan
pembangunan
Cakupan
Pembinaan dan
pengembangan
non aparatur
Cakupan
perangkat
kelembagaan
dan
kewenangan
(kegiatan)
Jumlah

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

(4)

Target
(5)

Rp.
(6)

Target
(7)

NA

NA

NA

25 %

50 %

75 %

100 %

100 %

NA

NA

NA

25

50

75

100

100

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Setda

NA

NA

NA

NA

250.00
0.000

NA

25 %

200.00
0.000

25 Org

150.00
0.000

50 %

220.00
0.000

75 Org

160.00
0.000

75 %

150
Org

286.5
00.00
0

100 %

360.0
00.00
0

100 %

1.316.5
00.000

315.0
00.00
0

250
Org

750.0
00.00
0

250
Org

1.375.0
00.000

25

320.0
00.00
0

25

1.082.5
00.000

193.00

4.547

636.30

19.341.

Setda

Setda
5

167.50
0.000

10

180.00
0.000

15

190.00
0.000

20

225.0
00.00
0

63.556.000

72.655.

2.864.9

95.150.

4.035.0

3.000.0

3.662.0

150.80

4.233

332

Dispe

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

20

20

20

20

(2)
Peningkatan
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah

51

24

23

15

Program
Penyelenggaraan
akuntansi
dan
evaluasi
penerimaan
pendapatan
daerah

Program
Mengintensifkan
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat
Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Program
Peningkatan
Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Target
(7)
000.00
0

Rp.
(8)
00.000

Target
(9)
00.000

Rp.
(10)
00.000

2017
target
(11)
0.000.0
00

2018

(4)
.000

Target
(5)
800.30
0

Persentase
PAD terhadap
APBD

7,48

8,00

10

11

11,5

11,5

Persentase
ketergantungan
atas DAU (%)

56,91

56

55

54

53

52

52

(3)
Pendapatan
Aslli Daerah
(PAD)

Rp.
(6)
26.100

2016

Rp.
(12)
.000.
000

target
(13)
0.000.0
00

Rp.
(14)
.000.
000

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
5.800.3
926.10
00
0

361.17
3.000
Persentase
ketepatan
pembukuan dan
pelaporan
pendapatan
daerah
Persentase
pengendalian
sarana
pungutan
Persentase
Jumlah
Keberatan yang
Diselesaikan
Persentase
Jumlah Wajib
Pajak yang
dilayani
Produk Hukum
Daerah
(legislasi)

NA

361.17
3.000

100

100

NA

NA

100

100

263.00
0.000

100

335.00
0.000

100

295.00
0.000

4.762.7
81.200

4.838.9
96.000

100

365.0
00.00
0

100

305.00
0.000

4.900.9
70.900

100

355.00
0.000

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
nda

Dispe
nda

100

100

100

375.0
00.00
0

100

315.0
00.00
0

5.083
.467.
990

Dispe
nda
100

1.693.0
00.000

100

325.0
00.00
0

100

1.240.0
00.000

7.241
.814.
789

40

26.828.
030.87
9

333

Dispe
nda

Sekret
ariat
DPRD

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)
21

01

16

(2)
Ketahanan
Pangan
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

21

15

Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani

2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

726.30
5.401
Skor PPH (Pola
Pangan
Harapan)
Konsumsi
Energi
Konsumsi
Protein
Pangan Utama
(ton)
Ketersediaan
Energi (kkal/kap/
hr)
Ketersediaan
Protein
(gr/kap/hr)

800.00
0.000

1.170
.000.
000
90

80

82

85

87

1.794

1.864

1.934

2.005

2.076

2.150

2.150

57,2

57,36

57,52

57,68

57,84

58

58

30.007

31.827

33.647

35.467

37.287

39.109

39.109

2.799

2.866

2.933

3.000

3.000

2.732

2.665

86

87

88

89

90

90

500.00
0.000

637.5
58.00
0

525.00
0.000

4.539.9
55.401

BPPK
P

3.094.0
43.400

BPPK
P

90

86

470.65
5.400
Kelas
kemampuan
kelompok tani:
- Belum
dikukuhkan
menjadi
pemula
- Pemula
menjadi lanjut

983.6
50.00
0

860.00
0.000

77

Lumbung (buah)
1

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

960.8
30.00
0

58

10

15

20

20

68

334

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

21

20

21 21

22

22 15

Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/
Perkebunan
Lapangan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Gabungan
kelompok tani
yang dibina
(Gapoktan)
Tersedianya pos
penyuluhan bagi
petani

Peningkatan
Kompetensi
penyuluh :
- Penyuluh
Pertama
menjadi
Penyuluh Muda
- Penyuluh
Muda menjadi
penyuluh madya
Program Pameran
Pelaksanaan
dan Promosi
pameran dan
promosi
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Program
Peningkatan
Keberdayaan
Jumlah
Masyarakat
Kelompok
Pedesaan
binaan Lembaga
Pemberdayaan
Masyarakat
(LPM)
Jumlah LSM

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Target
(9)

Target
(5)

19

20

21

22

22

14

15

15

250.00
0.000

Rp.
(10)

target
(11)

2018

(4)

230.81
0.300

Rp.
(8)

2017
Rp.
(12)

target
(13)

249.0
00.00
0

255.00
0.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

538.6
80.00
0

1.523.4
90.300

13

10

10

10

82.105.
000

120.00
0.000

129
Kelompok

149
Kelomp
ok

92

117

752.00
0.000
169
Kelomp
ok

142

167

800.0
00.00
0

770.00
0.000
189
Kelomp
ok

850.0
00.00
0

82.105.
000

3.292.0
00.000

209
Kelomp
ok

229
Kelomp
ok

229
Kelomp
ok

192

217

217

335

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

BPPK
P

BPPK
P

BPM

Kode

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

1 TP-PKK
Kecamatan, 7
PKK Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan, 7
LKK Kelurahan

1 TP-PKK
Kecamatan,
7 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan,
7 LKK
Kelurahan

450.00
0.00

1 TP-PKK
Kecamatan
, 7 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan,
7 LKK
Kelurahan

480.00
0.000

1 TP-PKK
Kecamatan
, 7 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan,
7 LKK
Kelurahan

490.00
0.000

1 TP-PKK
Kecamatan
, 7 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan,
7 LKK
Kelurahan

560.0
12.00
0

1 TP-PKK
Kecamatan
, 7 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan,
7 LKK
Kelurahan

588.9
31.20
0

1 TP-PKK
Kecamatan
, 7 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita
Persatuan,
7 LKK
Kelurahan

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Kelurahan

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Keluaraha
n

1.446.9
80.000

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Keluarahan

1.500.6
78.000

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Keluarahan

1.500.8
45.000

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Keluarahan

1.552
.763.
150

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Keluarahan

1.600
.000.
000

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK, 6
Keluarahan

Aktif
Jumlah LPM
Berprestasi
Jumlah Kegiatan TPPKK, Dharma Wanita
Persatuan, dan LKK
di Kecamatan
Rakumpit

Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma Wanita
Persatuan, dan LKK
di Kecamatan
Pahandut

22 17

Program

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

2.568.9
43.200

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Keca
matan
Raku
mpit

7.601.2
66.150

Keca
matan
Pahan
dut

Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6 LKK
dan 27
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
27
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau

52.680.
000

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan 30
Posyandu di
Kecamatan
Sabangau

350.89
3.050

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau

369.52
7.007

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau

398.1
93.03
5

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau

475.5
99.57
4

7 PKK, 1
Dharma
Wanita, 6
LKK dan
30
Posyandu
di
Kecamatan
Sabangau

1.646.
892.66
6

Keca
matan
Saban
gau

Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK dan
Posyandu di
Kecamatan Jekan
raya

1 PKK
Kecamatan, 4
PKK
Kelurahan, 1
Dharma
Wanita, 4 LKK
dan 50
Posyandu
8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI, 8
Posdaya, 21
Posyandu

1 PKK
Kecamatan,
4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu

21.262.
500

1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu

22.000.
000

1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu

23.000.
000

1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu

24.00
0.000

1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu

25.00
0.000

1 PKK
Kecamatan
, 4 PKK
Kelurahan,
1 Dharma
Wanita, 4
LKK dan
50
Posyandu

115.26
2.500

Keca
matan
Jekan
Raya

8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu

22.500.
500

8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu

55.600.
000

8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu

65.600.
000

8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu

75.60
0.000

8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu

85.60
0.000

8 PKK, 1
Dharma
Wanita, 7
LKK, 1 GSI,
8 Posdaya,
21
Posyandu

304.90
0.000

Kecam
atan
Bukit
Batu

1,75%
Jumlah

496
.000.00

1,75%
Jumlah

430
.000.00

1,75%
Jumlah

450
.000.00

1,75%
Jumlah

470
.000.

696.0
00.00

13,75%
Jumlah

2.542.0
00.000

BPM

Jumlah Kegiatan
PKK, Dharma
Wanita, LKK, GSI,
Posdaya, Posyandu
di Kecamatan Bukit
Batu

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Persentase
Partisipasi

1,75%

336

Kode

(1)

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat dalam
Membangun
Desa/Kelurahan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)
0

(3)
Masyarakat
Dalam
Membangun
Desa/Kelurahan

(4)

Jumlah Mantir
Kecamatan, Mantir
Kelurahan, RW,
RT, Musrenbang,
Gerakan Sayang
Ibu di Kecamatan
Rakumpit

3 org Mantir
Kecamatan, 21
org Mantir
Kelurahan, 8 org
RW, 19 org RT,
dan Musrenbang
7 Kelurahan, 1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota dan
7 GSI Kelurahan

3 org Mantir
Kecamatan,
21 org Mantir
Kelurahan, 8
org RW, 19
org RT, dan
Musrenbang 7
Kelurahan, 1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota
dan 7 GSI
Kelurahan

Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang dan
Poskamling di
Kelurahan dan
Kecamatan
Pahandut

Damang dan
Mantir Adat
21 org,
RT/RW 299
org,
Musrenbang 6
Kelurahan dan
1 Kecamatan

Damang
dan Mantir
Adat 21
org, RT/RW
299 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan

Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang dan
Poskamling di
Kelurahan dan
Kecamatan
Sabangau

Damang dan
Mantir Adat 6
org, RT/RW
88 org,
Musrenbang 6
Kelurahan dan
1 Kecamatan,
dan 23
Poskamling

Damang
dan Mantir
Adat 18
org, RT/RW
95 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan,
dan 23
Poskamling

968.68
1.000

Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang dan
Poskamling
di
Kecamatan Jekan
Raya

Damang dan
Mantir Adat 16
org, RT/RW 355
org, Musrenbang
4 Kelurahan dan
1 Kecamatan,
dan 94
Poskamling

Damang dan
Mantir Adat
16 org,
RT/RW 355
org,
Musrenbang 4
Kelurahan
dan 1
Kecamatan,
dan 94
Poskamling

1.124.8
14.880

Penduduk
Kelurahan

370.
785.50
0

477.33
0.000

Target
(7)
Penduduk
Keluraha
n

3 org Mantir
Kecamatan,
21 org Mantir
Kelurahan, 8
org RW, 19
org RT, dan
Musrenbang
7 Kelurahan,
1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota
dan 7 GSI
Kelurahan

Damang
dan Mantir
Adat 21
org, RT/RW
299 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan

2016
Rp.
(8)
0

380.40
0.000

500.06
3.000

Damang
dan Mantir
Adat 18
org, RT/RW
95 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
, dan 23
Poskamling

975.00
0.000

Damang dan
Mantir Adat
16 org,
RT/RW 355
org,
Musrenbang
4 Kelurahan
dan 1
Kecamatan,
dan 94
Poskamling

1.130.8
14.880

Target
(9)
Penduduk
Keluraha
n

3 org Mantir
Kecamatan,
21 org Mantir
Kelurahan, 8
org RW, 19
org RT, dan
Musrenbang
7 Kelurahan,
1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota
dan 7 GSI
Kelurahan

Damang
dan Mantir
Adat 21
org, RT/RW
299 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan

2017
Rp.
(10)
0

390.00
0.000

522.79
6.000

Damang
dan Mantir
Adat 18
org, RT/RW
95 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
, dan 24
Poskamling

1.000.0
00.000

Damang dan
Mantir Adat
16 org,
RT/RW 355
org,
Musrenbang
4 Kelurahan
dan 1
Kecamatan,
dan 94
Poskamling

1.135.8
14.880

target
(11)
Penduduk
Keluraha
n

3 org Mantir
Kecamatan,
21 org Mantir
Kelurahan, 8
org RW, 19
org RT, dan
Musrenbang
7 Kelurahan,
1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota
dan 7 GSI
Kelurahan

Damang
dan Mantir
Adat 21
org, RT/RW
299 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan

2018
Rp.
(12)
000

397.2
80.00
0

544.8
55.19
5

target
(13)

3 org Mantir
Kecamatan,
21 org Mantir
Kelurahan, 8
org RW, 19
org RT, dan
Musrenbang
7 Kelurahan,
1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota
dan 7 GSI
Kelurahan

Damang
dan Mantir
Adat 21
org, RT/RW
299 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan

Rp.
(14)
0

467.3
20.00
0

855.4
30.80
0

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Penduduk
Keluraha
n

3 org Mantir
Kecamatan,
21 org Mantir
Kelurahan, 8
org RW, 19
org RT, dan
Musrenbang
7 Kelurahan,
1
Musrenbang
Kecamatan, 1
Musrenbang
Forum SKPD
Tingkat Kota
dan 7 GSI
Kelurahan

Damang
dan Mantir
Adat 21
org, RT/RW
299 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan

2.005.3
85.500

Keca
matan
Raku
mpit

2.900.4
74.995

Keca
matan
Pahad
ut

Damang
dan Mantir
Adat 18
org, RT/RW
95 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
, dan 24
Poskamling

1.050
.043.
109

Damang
dan Mantir
Adat 18
org, RT/RW
95 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
, dan 25
Poskamling

1.094
.425.
878

Damang
dan Mantir
Adat 18
org, RT/RW
95 org,
Musrenban
g6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
, dan 25
Poskamling

5.088.1
49.987

Damang dan
Mantir Adat
16 org,
RT/RW 355
org,
Musrenbang
4 Kelurahan
dan 1
Kecamatan,
dan 94
Poskamling

1.146
.814.
880

Damang dan
Mantir Adat
16 org,
RT/RW 355
org,
Musrenbang
4 Kelurahan
dan 1
Kecamatan,
dan 94
Poskamling

1.156
.814.
880

Damang dan
Mantir Adat
16 org,
RT/RW 355
org,
Musrenbang
4 Kelurahan
dan 1
Kecamatan,
dan 94
Poskamling

5.695.0
74.400

Keca
matan
saban
gau

337

Keca
matan
Jekan
Raya

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Jumlah Damang
dan Mantir Adat,
RT/RW,
Musrenbang
Kelurahan dan
Kecamatan,
Poskamling di
Kecamatan Bukit
Batu

22 19

22 43

22 23

22 16

Program
Peningkatan
Peran Perempuan
di Pedesaan/
Kelurahan

Program
Peningkatan
Kapasitas
Aparatur
Pemerintah
Desa/Kelurahan
Program
Penanggulangan
Kemiskinan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Miskin
Program
Pengembangan
Lembaga
Ekonomi

1 Damang, 3
Mantir Adat,
70 RT/RW,
Musrenbang
di 6 Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14

Poskamling

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)
1 Damang,
3 Mantir
Adat, 70
RT/RW,
Musrenban
g di 6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14
Poskamling

Rp.
(6)
788.00
0.000

2015
Target
(7)
1 Damang,
3 Mantir
Adat, 70
RT/RW,
Musrenban
g di 6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14
Poskamling

30.000.
000
Jumlah
kelompok
Binaan PKK
Jumlah PKK
Aktif
Jumlah
Posyandu Aktif
Jumlah Aparatur
Pemerintah
Desa/Kelurahan
Terlatih

42

67

36

36

128

128

60

120

Rp.
(8)
808.00
0.000

Target
(9)
1 Damang,
3 Mantir
Adat, 70
RT/RW,
Musrenban
g di 6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14
Poskamling

550.00
0.000
92

250
.000.00
0

2016
Rp.
(10)
833.00
0.000

2017
target
(11)
1 Damang,
3 Mantir
Adat, 70
RT/RW,
Musrenban
g di 6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14
Poskamling

Rp.
(12)
863.0
00.00
0

2018
target
(13)
1 Damang,
3 Mantir
Adat, 70
RT/RW,
Musrenban
g di 6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14
Poskamling

650.0
00.00
0

600.00
0.000

Rp.
(14)
903..
000.0
00

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
1 Damang,
4.195.0
3 Mantir
00.000
Adat, 70

167

2.530.0
00.000

117

142

36

36

36

36

36

128

128

128

128

128

190

271
.000.00
0

260

300.00
0.000

330

350.0
00.00
0

400

400.0
00.00
0

400

1.571.0
00.000

BPM ,
Keca
mata
n

BPM
3,90

3,56

276
.470.00
0

3,22

532
.000.00
0
Jumlah
lembaga

BPM
,Keca
mata
n

167

Menurunnya

Angka
kemiskinan

(17)

Keca
matan
Bukit
Batu

RT/RW,
Musrenban
g di 6
Kelurahan
dan 1
Kecamatan
dan 14
Poskamling

700.0
00.00
0

SKPD
Penan
ggung
Jawab

440
.000.00
0

2,87

550.
000.00
0
2
Lemba

480.00
0.000

2,53

2,19

816.5
25.00
0

612.00
0.000
4
Lemba

496.6
00.00
0

6
Lemba

615.0
00.00
0

2,19

1.027
.500.
000
8
Lemba

2.308.0
70.000

3.538.0
25.000
8
Lemba

338

BPM ,
Keca
mata
n

Kode

(1)

1
1

22 28

22 26

24
24 15

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Pedesaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
keuangan mikro
kelurahan
Jumlah
pengelola
keuangan Mikro
terlatih
Jumlah
Kelompok
Usaha Ekonomi
produktif

Program
Rehabilitasi dan
Konservasi
- Jumlah
Pemanfaatan
Kelompok
Sumberdaya alam
pemanfaatan
sumberdaya
alam dan lahan
terlantar
- Jumlah
kelompok
masyarakat
pengawas
sumberdaya
alam perairan
Program
Jumlah
kelompok
Peningkatan
pencipta dan
Pendayagunaan
pemanfaat
Teknologi Tepat
Teknologi Tepat
Guna
Guna
Kearsipan
Program
Perbaikan sistem

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Target
(7)
ga
Mikro

6 orang

12
orang

18
orang

24
orang

66

76

86

96

106

10

Target
(9)
ga
Mikro

200
.000.00
0

Rp.
(10)

target
(11)
ga
Mikro

2018

Target
(5)

175
.000.00
0

Rp.
(8)

2017

(4)

55

Rp.
(6)

2016

225
.000.00
0

Rp.
(12)

target
(13)
ga
Mikro

286.5
00.00
0

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
ga
Mikro

20

25

30

10

15

20

(17)

24
orang

106

536.2
50.00
0

15

SKPD
Penan
ggung
Jawab

1.422.7
50.000

BPM

30

20

BPM
3

528.00
0.000

117.96
0.000

560
.000.00
0

151.55
2.000

14

600
.000.00
0

181.86
3.000

19

660
.000.
000

162.2
35.00
0

24

710.0
00.00
0

347.7
45.60
0

24

3.058.0
00.000

961.35
5..600

339

KPKD

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

(2)
administrasi
kearsipan

24 16

25

25 15

1
1

25 18

26
26

01

Program
Penyelamatan dan
Pelestarian
dokumen/arsip
daerah
Komunikasi dan
Informatika
Program
Pengembangan
Komunikasi,
informasi dan
media massa
Program
Kerjasama
Informasi dan
media massa

Perpustakaan
Program
pengembangan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Pengelolaan
Arsip Secara
Baku (%)
Peningkatan
SDM pengelola
kearsipan
Jumlah berkas
arsip daerah
yang dikelola
dengan baik
Jumlah
bobliografi
daerah, leaflet
/booklet

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

(4)

Target
(5)

2,86

2,86

2,86

2,86

5,71

5,71

5,71

11
Orang

15
Orang

19
Orang

24
Orang

28
Orang

35
Orang

35
Orang

26.299
Berkas

28.300
Berkas

29.000
Berkas

30.000
Berkas

33.000
Berkas

35.000
Berkas

35.000
Berkas

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

KPKD
11

12

77.460.
000

13

14

15

0 Posting/
Tahun
1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota dan 10
subdomain

1.080
posting
/tahun
1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota
dan 15
subdomain

1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota
dan 18
subdomain

1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota
dan 20
subdomain

1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota
dan 25
subdomain

Terpenuhinya
Pemerataan dan
Pengendalian
Sarana
Komunikasi dan
Informasi

Media 4/12
Diseminasi 0
Kim 0
Penertiban 5
Petugas
Kontrak

Media
4/12
Disemina
si 0
Kim 10
Penertiba
n 15
Petugas
Kontrak

Media
8/12
Disemina
si 5/15
Kim 15
Penertiba
n5
Petugas
Kontrak

Media
12/12
Disemina
si 7/15
Kim 17
Penertiba
n5
Petugas
Kontrak

Media
16/12
Disemina
si 8/15
Kim 20
Penertiba
n5
Petugas
Kontrak

N/A

1.812.5
61.648

368.00
0.000

211.13
2.008

1.886.9
75.000

1.080
posting
/tahun

111.54
3.000

Tersedianya
Layanan
Komunikasi dan
Informasi Publik
Aplikasi E-Gov

538.82
0.000

1.080
posting
/tahun

92.952.
000

398.00
0.000

231.53
2.008

2.091.5
70.000

1.080
posting
/tahun

127.8
27.70
5

447.0
70.64
4

344.4
36.66
7

2.798
.896.
500

16

1.080
posting
/tahun
1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota
dan 28
subdomain

Media
20/12
Disemina
si 10
Kim 15
Penertiba
n5
Petugas
Kontrak

128.4
96.80
0

568.9
93.92
0

600.0
00.00
0

3.248
.895.
000

16

538.27
9.505

1.080
posting
/tahun

2.320.8
84.564

1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota
dan 30
subdomain

Media
20/30
Disemina
si 12/15
Kim 30
Penertiba
n5
Petugas
Kontrak

1.387.1
00.683

11.838.
898.14
8

340

Dishu
b
komin
fo

Dishu
bkomi
nfo

KPKD

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

2
2
2

01
01

(2)
budaya baca dan
pembinaan
perpustakaan

19

Urusan Pilihan
Pertanian
Program
Peningkatan
Produksi
Pertanian

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Jumlah
perpustakaan
Jumlah
pengunjung
perpustakaan
per tahun
Jumlah Koleksi
Buku Yang
Tersedia di
Perpustakaan
Daerah

Produksi
Tanaman
Pangan :
Padi (ton)
Jagung (ton)
Kedelai (Ton)
Ubikayu (ton)
Ubi jalar (ton)
Kacang Tanah
(Ton)
Sayuran (Ton)
Buah-buahan
(Ton)
Produktivitas
Tanaman
Pertanian
Padi (ton/ha)
Jagung (ton/ha)
Kedelai (Ton/ha)
Ubi kayu
(ton/ha)
Ubi jalar(ton/ha)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017

(4)

Target
(5)

49

50

51

52

53

54

54

1.320

1.848

2.374

3.168

3.960

4.752

4.752

12.499

13.799

15.199

16.749

18.349

19.999

19.999

1.484.
000.00
0

3.771.0
16.400

Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

1.638
.780.
000

1.602.0
00.000

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

1.791
.800.
000

10.287.
596.40
0

82
916
6
1000
242

90
1.098
78
1.030
252

113
1.324
89
1.060
264

118
1.383
92
1.090
276

124
1.442
95
1.120
288

130
1.515
100
1.150
300

130
1.515
100
1.150
300

14

18

22

26

30

30

8.894

8.995

9.105

9.215

9.325

9.435

9.435

5.904

5.935

5.960

5.985

6.010

6.035

6.035

2,05
2,256
1,2

2,068
2,259
1,21

2,07
2,259
1,22

2,07
2,26
1,22

2,08
2,26
1.225

2,08
2,261
1,226

2,08
2,261
1,226

8,047

8,06

8,07

8,086

8,098

8,098

7,56

7,63

7,76

7,88

8,00

8,108

8,108

341

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dista
nkana
k

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

01 15

01 16

01 XX

01 22

Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan

Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Pertanian

Program

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Kacang Tanah
(Ton/ha)
Sayuran
(Ton/ha)
Buah-buahan
(Ton/ha)
Nilai Tukar
Petani (%)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015

1,037

1,046

1,100

1,130

1,200

1,200

1,980

1,981

1,982

1,983

1,984

1,986

1,986

3,452

3,454

3,455

3,456

3,457

3,458

3,458

105

108

133.96
6.000
Persentase Data
Informasi Harga
Pangan Daerah
Jumlah
Kelembagaan
Petani untuk
Pengembangan
Usaha
Agribisnis
Perdesaan
(Gapoktan)

120.
000.00
0

Target
(9)

110

275.
000.00
0

Rp.
(10)

127.
000.00
0

target
(11)

112

290.
000.00
0

Rp.
(12)

167.
125.0
00

target
(13)

115

310.3
75.00
0

Rp.
(14)

200.
000.0
00

115

350.
000.0
00

85

90

100

100

100

100

18

21

22

23

23

23

23

3.700.
000.00
0

3.650
.
000.0
00

3.800.
000.00
0

3.000
.
000.0
00

14

25

35

43

48

50

50

13

18

23

23

612.16

700.00

750.00

764.0

960.0

5.390.1
66.970

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dista
nkana
k

1.359.3
41.000

80

3.614.
000.00
0
Jumlah Jalan
Usaha tani
(Kelompok Tani)
Jumlah Embung
(buah)

Rp.
(8)

2018

Target
(5)

4.776.0
41.969,
50

Target
(7)

2017

(4)

NA

Rp.
(6)

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

BPPK
P

17.764.
000.00
0

Dista
nkana
k

3.786.1

Dista

342

Kode

(1)

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Peningkatan
Produksi Hasil
Peternakan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Populasi ternak
(ekor)
-Sapi
-Kerbau
-Kambing
-Babi
-Ayam Buras
-Ayam Broiler
-Ayam Ras
Layer
-Itik
Produksi Produk
Asal Ternak
1. Daging (kg)
-Sapi
-Kerbau
-Kambing
-Babi
-Ayam Buras
-Ayam Broiler
-Itik
2. Telur (kg)
-Ayam Ras
-Ayam Buras
-Itik

01 24

Program
Peningkatan

1.036
3
2.793
14.420
197.433

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)
7.200

Target
(7)

Rp.
(8)
0.000

2016
Target
(9)

2017
Rp.
(10)
0.000

target
(11)

Rp.
(12)
00.00
0

2018
target
(13)

Rp.
(14)
00.00
0

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
67.200

1.813
39
3.072
15.574
211.264
1.230.6
36

1.904
40
3.226
16.820
221.827
1.353.7
00

2.000
42
3.384
18.166
232.918
1.489.0
70

2.105
43
3.553
19.619
244.562
1.637.9
77

2.210
44
3.730
21.189
256.790
1.801.7
75

2.210
44
3.730
21.189
256.790
1.801.7
75

42.000

50.000

60.000

70.000

80.000

100.000

100.000

4.811

5.052

5.305

5.570

5.849

6.141

6.141

28.744

993.15
0
14.550
19.272
240.900
465.953
4.336.5
75
37.359

1.171.9
50
16.050
21.204
265.020
512.548
4.880.2
33
41.095

1.289.1
00
17.700
23.328
291.540
563.803
5.368.2
57
45.205

1.401.4
50
19.500
25.656
320.700
620.183
5.905.0
83
49.726

1.540.0
50
21.450
28.224
352.800
682.201
6.495.5
91
54.699

1.540.0
50
21.450
28.224
352.800
682.201
6.495.5
91
54.699

551.880
360.333
21.072

562.017
365.738
23.807

574.175
371.224
24.164

585.659
376.792
24.256

597.372
382.444
24.620

609.319
388.181
24.989

609.319
388.181
24.989

1.183.304

674.520
2.184
12.647
116.760
272.108
3.504.000

287.46
0.200

135.00
0.000

155.00
0.000

243.5
25.00

312.0
00.00

1.132.9
85.200

343

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
nkana
k

Dista

Kode

(1)

05 20

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Penerapan
Teknologi
Peternakan

Program
Pengembangan
Budidaya
Perikanan

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

Persentase
Pengembangan
kawasan Pusat
Pembibitan dan
Inkubator Usaha
Sapi Potong

10

20

40

60

80

100

100

Penyediaan
sarana,
prasarana
Inseminasi
buatan.

05 21

Program
Pengembangan
Perikanan

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

4.315.6
36.000
Produksi
Perikanan
Budidaya(Ton)
Jumlah Produksi
Benih Ikan
(ekor)
Luas sarana dan
prasarana
perikanan
budidaya
(ha/unit)
Jumlah Karamba
dan Perlengkapan
nya (Unit)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Rp.
(8)

Target
(9)

4.426.0
00.000

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)
0

target
(13)

4.806
.450.
000

4.700.0
00.000

Rp.
(14)
0

4.963
.750.
000

8.411

8.545

9.673,4
3

11.029,
32

12.628,
33

16.772,
79

16.772,
79

3.000.000

3.500.0
00

4.000.0
00

4.500.0
00

5.000.0
00

5.500.0
00

5.500.0
00

NA

100

250

300

350

350

350

12

16

20

24

24

795.16
4.000
Produksi

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

1.340

2.230

850.00
0.000
2.840

940.6
75.00
0

880.00
0.000
2.910

3.021

1.007
.250.
000
3.150

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
nkana
k

23.211.
836.00
0

Dista
nkana
k

4.473.0
89.000

Dista
nkana
k

3.150

344

Kode

(1)

05 16

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Tangkap

Program
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Pengawasan dan
Pengendalian
Sumberdaya
Perikanan

01 21 Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Ternak

01 17

Program
Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Perikanan
Tangkap
(umum) (Ton)
Jumlah Rumah
Tangga
Perikanan (RTP)
Jumlah
restocking
danau

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

804

879

904

910

915

920

920

10

12

12

100.00
0.000

Rp.
(10)

target
(11)

Rp.
(12)

target
(13)

191.0
00.00
0

115.00
0.000

Rp.
(14)

202.5
00.00
0

703.50
0.000

NA

NA

11

19

29

29

342.00
0.000

382.0
00.00
0

343.00
0.000

387.0
00.00
0

5.300

5.600

5.900

6.200

6.500

6.500

450

450

500

500

550

550

550

65

65

100

150

150

200

200

NA

550.00
0.000
4

596.8
75.00
0

590.00
0.000
6

585.0
00.00
0
10

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dista
nkana
k

1.767.2
12.500

5.000

248.00
0.000
Jumlah kelompok

Target
(9)

2018

Target
(5)

313.21
2.500
Jumlah Hewan
Tervaksin
Surveilance
Avian Influenza
(Sampel
Unggas)
Sampel Produk
Asal Ternak

Rp.
(8)

2017

(4)

95.000.
000
Berkurangnya
Illegal fishing
(Kelompok)
Jumlah
PokMasWas
bertambah

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

Dista
nkana
k

2.569.8
75.000
10

345

Dista
nkana
k

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

01 23

01 23

02

02

(2)
Pertanian

02

Program
Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi
Peternakan

Program
Optimalisasi
Pengelolaan dan
Pemasaran
Produksi
Perikanan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Target
(5)

NA

penerima bantuan
sarana dan
prasarana
pengolahan
produk pangan
(kelompok Tani)
Keikutsertaan
dalam kegiatan
pameran (jumlah
pameran/promosi)
Jumlah kelompok
penerima bantuan
sarana dan
prasarana
pengolahan
Peternakan
(kelompok
Peternak)
Jumlah kelompok
penerima bantuan
sarana dan
prasarana
pengolahan
produk Perikanan
(kelompok Tani)

NA

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

12

338.00
0.000

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

18

350.00
0.000

target
(11)

2018
Rp.
(12)

24

380.00
0.000

target
(13)

Rp.
(14)

30

386.7
75.00
0

10

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

30

391.5
00.00
0

10

1.846.2
75.000

NA

80.000.
000

95.000.
000

110.00
0.000

11

162.3
50.00
0

14

185.0
00.00
0

14

632.35
0.000

0 Ha

330 Ha

575.59
5.000

660 Ha

605.00
0.000

1.100
Ha

635.00
0.000

1.650
Ha

666.0
00.00
0

2.200
Ha

699.0
00.00
0

2.200
Ha

3.180.5
95.000

Dista
nkana
k

Dista
nkana
k

Kehutanan
15

16

Program
Pemanfaatan
Potensi Sumber
Daya Hutan
Program
Rehabilitasi Hutan

Luas Potensi
Kawasan Hutan
Desa

2.158.3
60.000

2.266.0
00.000

2.379.0
00.000

2.498
.000.
000

2.623
.000.
000

11.924.
360.00
0

346

Dishu
tbun

Dishu
tbun

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

02

02

02

(2)
dan Lahan

17

19

20

Program
Perlindungan dan
Konservasi
Sumber Daya
Hutan

Program Pembinaan
dan Penertiban
Industri Hasil Hutan

Program
perencanaan dan
pengembangan
Hutan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
Luas Lahan
Kritis yang
dihijaukan
Menurunnya
Kerusakan
Kawasan Hutan

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013
(4)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014
Target
(5)

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

90.872 Ha

90.952
Ha

91.132
Ha

234.922,70
Ha

235.00
2,7 Ha

235.18
2,7 Ha
433.10
0.000

Cakupan Wilayah
Pencegahan
Kebakaran Hutan
dan lahan
Cakupan Wilayah
Penanggulangan
Kebakaran Lahan
dan kebun
Cakupan
Pembinaan dan
pengawasan
Kawasan Hutan
Jumlah
masyarakat yang
mendapat
pelatihan
/sosialisasi

Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

91.232
Ha

91.332
Ha

91.432
Ha

91.432
Ha

235.28
2,7 Ha

235.38
2,7 Ha

235.48,
7 Ha

235.48,
7 Ha

454.00
0.000

501.0
00.00
0

477.00
0.000

526.0
00.00
0

2.391.1
00.000

1 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

1 Kec

3 Kec

3 Kec

3 Kec

3 Kec

1 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

90 Orang

160
Orang

345.77
7.500

230
Orang

1.441.1
50.000
Data/Dokumentasi
Sumberdaya
Hutan/Lahan
Jumlah

2016

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

363.00
0.000

300
Orang

1.441.1
50.000

381.00
0.000

370
Orang

400.0
00.00
0

440
Orang

1.522
.000.
000

1.484.7
45.000

420.0
00.00
0

440
Orang

1.490
.000.
000

1.909.7
77.500

7.379.0
45.000

1 Dok

2 Dok

3 Dok

5 Dok

6 Dok

7 Dok

7 Dok

1 Kali

2 Kali

3 Kali

4 Kali

5 Kali

6 Kali

6 Kali

347

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dishu
tbun

Dishu
tbun

Dishu
tbun

Dishu
tbun

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

0%

20%

40%

60%

80%

100%

100%

Jumlah
Petani/Pekebun
yang mendapat
pelatihan
/sosialisasi
kehutanan

30 orang

60
orang

90
orang

120
orang

150
orang

180
orang

180
orang

Luas Kawasan
Hutan Kota

0 Ha

727 Ha

727 Ha

727 Ha

727 Ha

727 Ha

3.638
Ha

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Promosi/pameran
Sektor Kehutanan

Pemantapan
Status Kawasan
hutan

02

02

21

22

Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani

Jumlah
Petani/Pekebun
yang mendapat
pelatihan
/sosialisasi
perkebunan

Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan

Data/Dokument
asi Sumberdaya
perkebunan
Luas
Perkebunan
Rakyat

02

23

Program
Peningkatan
Produksi Pertanian/
Perkebunan

02

25

Program
Perlindungan
Kebun dan
Tanaman

30 orang

60
Orang

90.400.
000

120
Orang

95.000.
000

210
Orang

99.000.
000

270
Orang

1 Dok

4 Dok

291.68
0.000

6 Dok

306.00
0.000

8 Dok

321.00
0.000

10 Dok

5.423.80
Ha

5.543,8
0 Ha

1.557.2
55.000

5.693,8
0 Ha

1.003.0
00.000

5.843,8
0 Ha

1.408.0
00.000

5.593,8
0 Ha

87.000.
000
Cakupan Wilayah
Penanggulangan
Kebakaran Lahan

1 Kec

3 Kec

90.000.
000

3 Kec

126.60
0.000

3 Kec

104.0
00.00
0
337.0
00.00
0
1.410
.000.
000

360
Orang

11 Dok
6.143,8
0 Ha

153.6
00.00
0
3 Kec

109.0
00.00
0
354.0
00.00
0
1.414
.000.
000

360
Orang

497.40
0.000

11 Dok

1.609.6
80.000

6.143.8
0
Ha

6.792.2
55.000

Dishu
tbun

647.20
0.000

Dishu
tbun

190.0
00.00
0
3 Kec

Dishu
tbun

3 Kec

348

Dishu
tbun

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(1)

(2)

(3)

(4)

Target
(5)

0 Ha

2014

2015
Rp.
(6)

Target
(7)

2016
Rp.
(8)

Target
(9)

2017
Rp.
(10)

target
(11)

2018
Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

dan kebun

02

02

03

03

26

27

15
-

Luas demplot
kebun bersih
Luas dan
Pengelolaan
Kebun Entres

Program
Pembangunan
Kehutanan dan
Perkebunan Rakyat
Program Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan

Energi dan
Sumber daya
Mineral
Program
pembinaan dan
pengawasan
bidang
pertambangan

Jumlah Promosi/
pameran Sektor
perkebunan

03

16

Pertambangan
Tanpa Ijin (%)
Kontribusi
sektor
pertambangan
terhadap PDRB
(%)
Jumlah
Pemegang Izin
Usaha
Pertamban

Program
pengawasan dan
penertiban kegiatan
rakyat yang
berpotensi merusak
lingkungan

Penambangan
yang sesuai
ketentuan
Teknis Tambang

Program
pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan hidup

Tersedianya
data potensi
geologi dan
sumber daya
mineral

4 Ha

2 Ha

2 Ha

1.044.1
64.000

1 Kali

3 Kali

147.00
0 .000

4,47

10,5

3,3

3,8

2 Ha

400.00
0 .000

5 Kali

154.35
0 .000

23,5

50

30

24

50

30

374.30
7.900

3 Ha

420.00
0 .000

7 Kali

160.00
0 .000

60

40

390.41
8.060

3 Ha

441.0
00
.000

9 Kali

165.0
00
.000

5,3
396.43
2.392

44

250.65
2.080

70

50

16 Ha

45,5

4,8
287.43
7.400

24

257.20
0.000

12 Ha

35,4

4,3
139.79
0.000

24

8 Ha

417.05
1.480

80

60

3 Ha

463.0
00.00
0

3 Ha

2.768.1
64.000

11 Kali

170.0
00
.000

11 Kali

796.35
0.000

50

439.4
40.36
9

44

270.34
4.246

16 Ha

5,8

50

743.1
66.99
4

48

349.3
88.45
6

546.3
70.57
5

90

70

5,8

Dishu
tbun

Dishu
tbun

Dista
mben
2.006.2
67.154

48

357.3
19.92
9

753.5
08.03
8

90

1.484.9
04.711

Dista
mben

Dista
mben
70

2.481.6
56.053

349

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

Kode

(1)

04

04

17

(2)
Program
perlindungan dan
konservasi
sumberdaya alam
Program
rehabilitasi dan
pemulihan
cadangan
sumberdaya alam
Program
pembinaan dan
pengembangan
bidang
ketenagalistrikan

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
- Terlaksanany
a reklamasi

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2015

2018

Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

20

99.600.
000

30

109.60
0.000

40

162.8
92.44
0

60

262.9
92.09
6

40

276.0
71.40
0

60

508.9
65.12
0

20

93.000.
000

Persentase rumah
tangga yang
menggunakan
listrik (%)

2017

Target
(5)

Ketersediaan
daya listrik (%)

2016

(4)

- Penanganan
lahan pasca
tambang

83.400.
000

30

354.22
4.320

103.40
0.000

380.9
94.14
8

381.65
9.378

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)
60

60

543.2
96.24
3

635.08
4.536

971.83
6.520

1.753.1
74.089

92,52

93,82

95,22

96,72

98,32

100

100

99

99,2

99,4

99,6

99,8

100

100

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)
Dista
mben

Dista
mben

Dista
mben

Pariwisata
16

Program
pengembangan
destinasi
pariwisata

1.553.0
88.500
Jumlah
kunjungan
wisata
Jumlah
sarana/prasarana
fasilitas
pendukung
pariwisata

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

04 15

Program
Pengembangan

Jumlah obyek
wisata yang
dikembangkan
dan dilestarikan
Jumlah promosi

99.337
Orang

120.000
Orang

18 Fasilitas 33 fasilitas

6 ODTW

3 Kali

8 ODTW

8 Kali

884.00
0.000

2.425.0
00.000

7.482
.000.
000

1.350.0
00.000

7.905
.000.
000

250.000
Orang

383.000
Orang

518.000
Orang

655.000
Orang

655.000
Orang

48
Fasilitas

65
Fasilitas

78
Fasilitas

93
Fasilitas

93
Fasilitas

10
ODTW

12
ODTW

14
ODTW

16
ODTW

13 Kali

900.00
0.000

18 Kali

900.00
0.000

23 Kali

869.0
50.00

28 Kali

20.715.
088.50
0

Disbu
dpar

4.465.0
50.000

Disbu
dpar

16
ODTW
912.0
00.00

28 Kali

350

Kode

(1)

04 17

2
2

06
06 20

06 18

2
2

06 15

07
07 16

07 19

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan
(2)
Pemasaran
Pariwisata
Program
pengembangan
kemitraan
Perdagangan
Program
Pengembangan
Perluasan
Perdagangan
Dalam Negeri
Program
Peningkatan
Efisiensi
Perdagangan
Dalam Negeri
Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan

Perindustrian
Program
Pengembangan
Industri kecil dan
menengah
Program
Pengembangan
Sentra-sentra
Industri Potensial

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

(3)

(4)

Jumlah SDM
Pariwisata

Penurunan
tingkat Inflasi
(%)
- Kontribusi PDRB
Sektor
Perdagangan (%)
- Kontribusi
retribusi Sektor
Perdagangan
terharap PAD (jt)

- Persentase
penyelesaian
pengaduan
konsumen,
- Jumlah Alat
UTTP yang di
Tera Ulang
Jumlah
kelompok usaha
IKM pendukung
pariwisata dan
Industri Riil
- Jumlah
industri kecil
dan menengah
- Jumlah IKM
yang

165 Orang

6,45

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

2017

Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

240
Orang

785.87
5.500

290
Orang

850
.000.00
0

340
Orang

870
.000.00
0

390
Orang

162.00
0.000

10,92

6,05

11,32
597.43
7.300

950

988

1.026

50

54

58

200

2016

Target
(5)

6,25

10,52

2015

210

228

238

900

980

317.40
0.000

263.00
0.000
450
.000.00
0

220

248

1.060

180.00
0.000

700
.000.00
0

5,85

11,72

1.064

190.00
0.000

720
.000.00
0

62
350
.000.00
0

450
.000.00
0
450.00
0.000

230

258

1.140

5,65

12,12

1.102

2018
Rp.
(12)
0

849.9
50.00
0

214.
875.
000

740.1
25.00
0

66
370
.000.00
0

470
.000.00
0
460
.000.00
0

240

268

1.220

target
(13)

440
Orang

5,45

12,52

1.140

Rp.
(14)
0
900.0
00.00
0

315.
000.
000

850.0
00.00
0

70
477.5
00.00
0

573.0
00.00
0
1.125
.000.
000

250

278

1.300

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

440
Orang

5,45

4.255.8
25.500

1.061.
875.00
0

12,52
3.607.5
62.300

840.0
00.00
0
1.215
.000.
000

(17)

Disbu
dpar

Dispe
rinda
gkop

Dispe
rinda
gkop

1.140
70

520.0
00.00
0

SKPD
Penan
ggung
Jawab

2.034.9
00.000

Dispe
rinda
gkop

250

2.596.0
00.000

278

3.700.0
00.000

1.300

351

Dispe
rinda
gkop

Dispe
rinda
gkop

2
2

Kode

Bidang Urusan
Pemerintahan
dan Program
Prioritas
Pembangunan

(1)

(2)

07 23

07 24

07 25

08
08 16

Program Fasilitasi
Peningkatan
Promosi Bagi
IKM.
Program
Pembinaan dan
Pengawasan
Iindustri kecil dan
menengah
Program Tindak
Lanjut Kerjasama
Dengan Daerah
/Kota Lain
Transmigrasi
Program
Transmigrasi
Lokal

Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
(3)
mendapatkan
pelatihan
industri
pendukung
pariwisata
Jumlah IKM
yang difasilitasi
mengikuti
pameran
Kontribusi
pertumbuhan
sektor industri

Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


2014

Jumlah warga eks


transmigrasi yang
memperoleh
pelatihan
pengembangan
usaha kerakyatan
setiap tahun

2016

2017

2018

(4)

Target
(5)

Rp.
(6)

Target
(7)

Rp.
(8)

Target
(9)

Rp.
(10)

target
(11)

Rp.
(12)

target
(13)

Rp.
(14)

95

109

173.50
0.000

123

160
.000.00
0

137

170
.000.00
0

151

210.1
00.00
0

165

440.0
00.00
0

4,72

65
.000.00
0

4,89

65
.000.00
0

5,06

67
.000.
000

5,23

70
.000.
000

105

120
.000.00
0

140

130
.000.00
0

175

189.0
90.00
0

208

280.0
00.00
0

4,38

4,55

31.300.
000

70

61.954.
000

terhadap
PDRB (%)
Peningkatan
tenaga terampil
dalam industri
(org)

2015

35

40 Org

40

120.00
0.000

400.24
0.912.2
58

40

125.00
0.000

421.64
3.242.6
27

40

216.99
0.500

449.17
7.030.5
04

40

265.0
00.00
0
478.6
38.49
3.028

40

280.0
00.00
0
502.8
85.75
2.428

Kondisi Kinerja
pada akhir
periode RPJMD
Target
Rp.
(15)
(16)

165

1.153.6
00.000

5,23

298.30
0.000

208

781.04
4.000

240

1.006.9
90.500

2.252.5
85.430.
845

352

SKPD
Penan
ggung
Jawab

(17)

Dispe
rinda
gkop
Dispe
rinda
gkop

Dispe
rinda
gkop

Disna
kertra
ns

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Kebijakan umum dan pogram pembangunan secara nyata harus
bisa terukur dan dirasakan keberhasilannya oleh masyarakat dan seluruh
pelaku pembangunan. Tolok ukur tersebut berupa indikator-indikator
kinerja pembangunan. Indikator yang ingin dicapai ditetapkan target-target
capaiannya. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Walikota
dan Wakil Walikota dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan,
layanan, dan daya saing.Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian
indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi
kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Indikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan
mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan
(outcomes) atau kompositnya (impact).
Indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD ini
merupakan Indikator Kinerja Utama Kota Palangka Raya tahun 20132018. Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan telah mengakomodir
Indikator Kinerja

yang menjadi tanggung jawab penyelenggaraan

pemerintahan Kota Palangka Raya baik Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan
Standar Pelayanan Minimum (SPM). Penetapan indikator kinerja daerah
terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan diuraikan
pada tabel berikut ini :

353

Tabel 9.1
Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013

2014

2015

2016

2017

2018

7,55
6,45

7,57
6,25

7,65
6,05

7,73
5,85

7,90
5,65

8,08
5,45

5.793.423,26

5.949.000

6.109.000

6.273.000

6.442.000

6.616.000

3,90
0,32
20,07
79,30

3,56
0,31
20,09
80,00

3,22
0,30
20,11
80,36

2,87
0,29
20,13
80,72

2,53
0,28
20,15
81,08

2,19
0,27
20,17
81,44

8,08
5,45
6.616.000
2,19
0,27
20,17
81,44

97,55

97,77

97,98

98,20

98,43

98,75

98,75

94
92,56
98,09
90,36

94,4
94,05
98,23
92,29

94,9
95,54
98,40
94,22

95,5
97,03
98,65
96,15

96,2
98,52
98,89
98,08

97
100
100
100

97
100
100
100

98,33
126,84
108,02

98,45
127,5
110,75

98,60
128,32
115,89

98,70
128,75
120

98,80
129,5
130

99,00
130
140

99,00
130
140

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1.
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.
1.1
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3

FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI


Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Pertumbuhan Ekonomi
Laju Inflasi
PDRB per Kapita
Angka Kemiskinan (%)
Indeks Gini
Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Pendidikan
Angka Melek Huruf
Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) PAUD
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI
Angka partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs

354

No

1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
2.13
2.14
2.15
2.16
2.17
2.18
3.
3.1
4.
4.1

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA


Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI
Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTS
Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMA/SMK/MA
Kesehatan
Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (%)
Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup
Jumlah Balita Gizi Buruk
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani (%)
Cakupan Pelayanan Balita (%)
Cakupan Rumah Sehat (%)
Persentase Penduduk yang Mempuyai Akses Terhadap Air Minum
Berkualitas (%)
Cakupan UCI Desa (%)
Angka Kesakitan DBD per 100.000 Penduduk
Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 Penduduk
Pervalensi Penderita HIV-AIDS per-100.000 Penduduk
Prevalensi TB-BTA(+) per-100.000 Penduduk
Non-Polio AFP Rate Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Penduduk
Cakupan Penemuan Pneumonia Balita (%)
Tingkat Kepuasan Pelanggan (%)
Tingkat Kepatuhan Petugas Terhadap Standart Pelayanan Kesehatan (%)
Pertanahan
Persentase Penduduk yang Memiliki Lahan
Ketenagakerjaan
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
102,60
100
56,1
98

2014
106,08
100
68,15
98,2

2015
109,58
100
75,80
98,4

2016
113,08
100
85,78
99,3

2017
116,58
100
95,30
99,7

2018
120
100
100
100

53,9
80
13,5
10,7
2
17,6
83,8
65
65

50
80
13
10
0
20
90
85
67

45
80
12
10
0
25
90
87
68

35
80
10,5
8
0
30
90
89
73

25
80
9
8
0
35
90
91
78

15
80
7
6
0
40
90
95
85

15
80
7
6
0
40
90
95
85

67
41
3
6,6
26
3
10
88
89

68
40
3
<0,5
30
2
2
100
100

70
39
3
<0,5
50
2
2
100
100

75
38
3
<0,5
70
2
2
100
100

80
37
3
<0,5
90
2
2
100
100

85
36
2
<0,5
110
2
2
100
100

85
36
2
<0,5
110
2
2
100
100

25,68

35

45

55

65

75

75

208

48

80

100

120

200

756

Target Capaian Setiap Tahun

355

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD
120
100
100
100

No

4.2
4.3
4.4
1.
1.1
1.2
1.3
2.
2.1
2.2
2.3

1.
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kompetensi setiap tahun


Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat setiap
tahun

Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap


Perencanaan Tenaga Kerja Daerah
FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA
Kebudayaan
Jumlah Atraksi Budaya yang Memadukan Keragaman (Kali)
Jumlah Penyelenggaraan Olah Raga Seni/Budaya (Kali)
Jumlah Kebijakan Daerah tentang Penerapan Nilai Baru ke dalam Budaya
(Produk Hukum Daerah)
Pemuda dan Olahraga
Jumlah Organisasi Olahraga
Jumlah Gelanggang/ Balai Remaja
Jumlah Lapangan Olahraga
ASPEK PELAYANAN UMUM
FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB
Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) PAUD
Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI
Angka Partisipasi Sekolah (APS)SMP/MTS
Angka Partisipasi Sekolah (APS)SMA/SMK/MA
Angka Putus Sekolah SD/MI
Angka Putus Sekolah SMP/MTS
Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA
Angka Kelulusan SD/MI
Angka Kelulusan SMP/MTS
Angka Kelulusan SMA/SMK/MA

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013

2014

2015

2016

2017

2018

1.216

96

120

160

180

200

1.972

535
5.12

500
5,11

500
5,10

500
5,09

500
5,08

500
5,07

3.035
5,07

1
6
1

2
7
1

3
8
1

4
9
2

5
10
3

6
11
4

6
11
4

63
15
60

64
17
63

65
19
66

66
21
69

67
23
72

68
25
75

68
25
75

NA
129,9
107,01
100,57
0,07
0,11
0,40
100
98,75
95,4

74
130,9
108,75
102,46
0,065
0,105
0,38
100
98,85
96,7

74
131,9
110,49
104,35
0,060
0,100
0,36
100
98,95
97,6

76
132,9
112,23
106,24
0,058
0,095
0,34
100
99,65
98,15

78
133,9
113,97
108,13
0,055
0,093
0,32
100
99,75
98,76

80
135
115,7
110,00
0,050
0,090
0,30
100
100
100

80
135
115,7
110,00
0,050
0,090
0,30
100
100
100

Target Capaian Setiap Tahun

356

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

No

1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22

1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
1.28
1.29
2.
2.1
2.2
2.3

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SD/MI


Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SMP/MTS
Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SMA/SMK/MA
Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI
Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTs
Angka Pendidikan yang ditamatkan SMA/SMK/MA
Rata-Rata Lama Sekolah
Rasio Guru terhadap Murid SMA/SMK/MA
Rasio Guru terhadap Murid SMP/MTS
Rasio Guru terhadap Murid SD/MI
Rasio Guru terhadap Murid PAUD
Rasio Ketersediaan Sekolah Penduduk Usia Sekolah (per 1000
Penduduk)
- SD/MI
- SMP/MTs
- SMA/SMK/MA
Persentase Guru Berkualifikasi S1/DIV
Persentase Guru yang telah Mengikuti Uji Kompetensi Guru
Jumlah Guru yang telah Mengikuti Program Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas Berprestasi
Angka Kelulusan SD/MI
Angka Kelulusan SMP/MTs
Angka Kelulusan SMA/SMK/MA
Jumlah SMK Berdasarkan Jenisnya
Kesehatan
Angka Usia Harapan Hidup
Presentase Desa/Kelurahan yang Terkena KLB dan telah Dilaksanakan
Epidemologi <24 Jam
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 100.000 Penduduk

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
7,23
5,6
4,23
100
56,10
98
10,80
12,28
12,04
8,82
14,27

2014
7,35
5,8
4,56
100
68,15
98,2
10,80
12,45
12,16
9,25
14,30

2015
7,58
6,2
4,87
100
75,80
98,4
10,80
12,78
12,34
9,55
14,45

2016
7,75
6,5
5,5
100
85,78
99,3
10,80
13,10
12,68
9,73
14,55

2017
7,98
6,8
5,80
100
95,30
99,7
10,80
13,59
12,88
9,85
14,75

2018
8,5
7,5
6,5
100
100
100
10,80
14
13,50
10
15

7,23
5,6
4,23
90,17
50,14
30

7,35
5,8
4,56
92,5
52,45
40

7,58
6,2
4,87
94,7
54,36
50

7,75
6,5
5,5
96,8
56,5
60

7,98
6,8
5,8
98,67
58,7
70

8,50
7,50
6,50
100
60
90

8,50
7,50
6,50
100
60
90

100
98,75
95,4
17

100
98,85
96,7
17

100
98,95
97,6
19

100
99,65
98,15
21

100
99,75
98,76
23

100
100
100
25

100
100
100
25

72,9
100

73
100

73
100

73
100

73
100

73
100

73
100

4,3

Target Capaian Setiap Tahun

357

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD
8,5
7,5
6,5
100
100
100
10,80
14
13,50
10
15

No

2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
3.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13
4.
4.1
4.2

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk


Cakupan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (%)
Cakupan Pelayanan Kesehatan bagi Usia Lanjut (USILA) (%)
Presentase Desa yang Melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) (%)
Rasio Dokter per 100.000 Penduduk
Rasio Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk
Rasio Dokter Gigi per 100.000 Penduduk
Rasio Perawat per 100.000 Penduduk
Rasio Bidan per 100.000 Penduduk
Pekerjaan Umum
Jumlah Gedung Kantor Pemerintah Kota
Jumlah Tempat Ibadah
Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik (%)
Panjang Jalan Dilalui Roda 4 (Km)
Panjang Jalan Kota dalam Kondisi Baik (Km)
Jalan Lingkungan Kondisi Baik (Km)
Jumlah Jembatan (Buah)
Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai
Rawan Longsor Lingkup Kewenangan Kota (M2)
Drainase dalam Kondisi Baik (Km)
Panjang Trotoar (Km)
Rasio Kerusakan Jalan per Tahun
Luas Irigasi Kota dalam Kondisi Baik (Ha)
Panjang Pengendali Banjir dalam Kondisi Baik (Km)
Perumahan
Rumah Layak Huni yang Terbangun
Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Setiap Tahun

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
0
63
30
38

2014
0
100
40
40

2015
0
100
45
40

2016
0.04
100
45
50

2017
0,04
100
50
50

2018
0,04
100
50
50

15
0
4,8
75,8
69,7

19,3
0
6
79,8
70,85

23,8
0
7,3
83,8
72

28,3
0
8,5
87,8
73,15

32,8
1,4
9,8
91,8
74,3

37,3
1,4
11
95,8
75,45

37,3
1,4
11
95,8
75,45

3
1.011
33
5
300,22
400
0
0

19
1.014
47,20
0
300,22
408
0
0

35
1.016
50
0
300,22
416
0
0

51
1.018
52
5
307
425
1
100

61
1.020
55
10
311
434
2
150

71
1.022
58
15
316
444
3
200

71
1.022
58
20
316
444
3
450

1632,14
0
0,42
2050
17

1642,14

1659,14

1679,14

1704,14

1729,14

2
0,29
3500
33

6
0,23
3950
41

10
0,19
4750
50

1729,14
10
0,19
4750
50

294
15.026

15.126

2
15.360

2
15.450

5
15.600

303
15.600

Target Capaian Setiap Tahun

0
0,42
2550
20

0
0,35
3050
26
15.250

358

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD
0,04
100
50
50

No

4.3
5.
5.1
5.2
5.3
5.4

5.5
6.
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
7.
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
8.
8.1
8.2
8.3

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Jumlah Rumah Tangga Bersanitasi Setiap Tahun


Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB
Ruang Publik yang Berubah Peruntukannya (%)
Jumlah Bangunan ber IMB (Bangunan)
Jangkauan Wilayah Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran (%)
Jumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (Titik Lampu)
Perencanaan Pembangunan
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang telah Ditetapkan
dengan PERDA
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah Ditetapkan
dengan PERDA
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah Ditetapkan dengan
PERKADA
Persentase Program dalam RPJMD terhadap Program dalam RKPD
Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan yang telah
Ditetapkan dengan PERDA (RTRWK, RP3KP)
Perhubungan
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum (uji)
Rasio Ijin Trayek (%)
Pemasangan Rambu-Rambu (%)
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum (Orang)
Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR) (Menit)
Lingkungan Hidup
Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal (%)
Jumlah Ijin Gangguan Lingkungan ( HO ) (Ijin Usaha)
Presentase Penegakan Hukum Lingkungan

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
45.000

2014
45.100

2015
45.200

2016
45.300

2017
45.400

2018
45.500

0,34
25
25.141

0,35
20
27.141

0,36
15
29.141

0,37
10
31.141

0,38
5
33.141

0,39
0
35.141

0,39
0
35.141

60 % dari
Jangkauan
Wilayah

64% dari

68% dari

72% dari

76% dari

80% dari

Jangkaua

Jangkaua

Jangkaua

Jangkaua

Jangkauan

n Wilayah

n Wilayah

n Wilayah

n Wilayah

Wilayah

80 % dari
Jangkauan
Wilayah

6.147

6.647

7.147

5.147

Target Capaian Setiap Tahun

5.647

7.647

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD
45.500

7.647

100
0

100
1

100
2

100
0

12.256
0,187
0,114
59.250
30

18.860
0,184
0,160
59.350
30

19.600
0,176
0,210
60.156
30

20.256
0,169
0,264
61.160
30

84,6
200
90

100
220
100

100
240
100

100
260
100

100

100
2

23.256
0,162
0,320
59.250
30

24.845
0,156
0,377
63.130
30

24.845
0,156
0,377
63.130
30

100
280
100

100
300
100

100
300
100

100
0

359

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9

Jumlah Pengambilan Sampel (Kali/Tahun)


Peningkatan Mutu Udara/ ISPU (Hari/ Tahun)
Persentase Sampah yang Tertangani
Jumlah TPS terhadap Penduduk (Unit)
Jumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (Unit)
Jumlah PKL yang Dibina per Tahun

9.
9.1
9.2
9.3
10.
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
11.
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
12.
12.1

Pertanahan
Persentase Luas Lahan Bersertifikat
Persentase Penyelesaian Kasus Tanah Negara
Persentase Penyelelaian Izin Lokasi
Kependudukan dan Catatan Sipil
Rasio Penduduk BerKTP Per Satuan Penduduk (%)
Rasio Bayi yang Memiliki Akte Kelahiran (%)
Rasio Pasangan Berakte Nikah (%)
Kepemilikan KTP (%)
Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Rasio KDRT
Persentase Jumlah Tenaga Kerja di bawah Umur
Partisipatif Angkatan Kerja Perempuan
Penyelesaian Pengaduan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan
Persentase Partisipatif Perempuan di Lembaga Pemerintah
Partisipasif Perempuan di Lembaga Swasta
Jumlah Forum Anak
Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Anak
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
4
321
61,18
158
1
587

2014
8
365
70
162
1
587

2015
14
365
75
167
2
650

2016
20
365
80
177
3
700

2017
26
365
85
187
4
800

2018
32
365
90
197
5
850

3,35
75
100

5,35
75
100

7,35
75
100

9,35
75
100

11,35

76
100

13,35
76
100

13,35
76
100

97
95
85
99
90

100
100
100
100
100

100
100
100
100
100

100
100
100
100
100

100
100
100
100
100

100
100
100
100
100

100
100
100
100
100

4,5
33,37
48
85
62,45
238
1
53

4,3
33,35
51
100
62,47
244
31
43

4,1
33,2
55
100
62,49
248
36
31

3,8
33,0
59
100
62,50
252
36
21

3,6
33,0
63
100
62,52
256
36
10

3,4
33,0
68
100
62,54
256
36
0

3,4
33,0
68
100
62,54
256
36
0

2,6

2,5

2,4

2,3

2,2

2,1

2,1

Target Capaian Setiap Tahun

360

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD
32
365
90
197
5
850

No

12.2
12.3
12.4
12.5
13.
13.1
13.2
13.3

13.4
13.5
15.
15.1

15.2
15.3
15.4
15.5

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Persentase Akseptor KB
Cakupan Peserta KB Aktif (%)
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1
Jumlah Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
Sosial
Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial, Pekerja Sosial yang telah
Mengikuti Diklat Sertifikasi Bidang Kesejahteraan Sosial (Org)
Penurunan Jumlah PMKS
Persentase PMKS Skala Kota Yang Menerima Program Pemberdayaan
Sosial Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau Kelompok Sosial
Ekonomi Sejenis Lainnya.
Rasio Penyandang ODK, LU serta PKH yang Menerima Jaminan
Sosial
Rasio Panti Sosial yang Mendapat Pembinaan Pemerintah (Panti Sosial
yang Dibina/Jumlah Panti sosial)
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Jumlah KUKM yang Difasilitasi Mengikuti Pameran
Skala Nasional
Skala Lokal
Jumlah UMKM dan Koperasi yang Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah
Daerah
- Jumlah Koperasi Sehat
- Jumlah Koperasi Berkualitas
Persentase Koperasi Aktif
Jumlah UMKM dan Koperasi yang Mengikuti Diklat Kewirausahaan

16.

Penanaman Modal

16.1

Jumlah Nilai Investasi PMA/PMDN

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
78,6
100
11.236
NA

2014
79
100
11.186
1

2015
80
100
11.136
2

2016
83
100
11.086
3

2017
86
100
11.036
4

2018
88
100
10.986
6

10

13

16

20

20

10.500

8.500

6.500

4.500

2.500

500

500

20

35

55

70

90

100

100

40/120

55/120

75/120

90/120

110/120

120/120

120/120

2/26

6/26

10/26

14/26

18/26

22/26

22/26

20
150
10

24
180
15

28
210
20

32
240
25

36
270
30

40
300
35

40
300
35

40
15
65
300

44
18
68
330

48
21
71
360

52
24
74
390

56
27
77
420

60
30
80
450

60
30
80
450

PMDN =
Rp.
384.130.000.00

PMDN =
Rp.
400.000.
000.000

PMDN =
Rp.
440.000.
000.000

PMDN =
Rp.
484.000.
000.000

PMDN =
Rp.
532.400.
000. 000

PMDN =
Rp.
585.650.0
00.000

PMDN =
Rp.
585.650.000.0
00

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

88
100
10.986
6

361

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun


2014

2015

2016

2017

2018

0
PMA =
US$ 1.450.000

PMA =
US$
1.500.00
0

PMA =
US$
1.650.00
0

PMA =
US$
1.815.00
0

PMA =
US$
2.000.00
0

PMA =
US$ 2.20
0.000

PMA =
US$
0.000

2.20

16.2

Persentase Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN/PMA

PMDN =0,00%
PMA = -3,02%

PMDN
=
4,13%
PMA =
3,45%

PMDN
=
10,00%
PMA =
10,00%

PMDN
=
10,00%
PMA =
10,00%

PMDN
=
10,19%
PMA =
10,00%

PMDN =
44,32%
PMA =
43,45%

PMDN =
44,32%
PMA =
43,45%

16.3

Jumlah investor PMA/PMDN

PMDN = 7
PMA = 26
Kurang dari 15%
Perush yang telah
menyampaikan
LKPM-nya secara
berkala

PMDN =
15
PMA =
35
85%
Perush
menyam
paikan
LKPMnya
secara
berkala

PMDN =
20
PMA =
40
95%
Perush
menyam
paikan
LKPMnya
secara
berkala

PMDN = 25
PMA = 45

Persentase Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara Berkala (Per 3


dan 6 Bulan)

PMDN =
10
PMA =
30
75%
Perush
menyam
paikan
LKPMnya
secara
berkala

PMDN =
25
PMA = 45

16.4

PMDN =
9
PMA =
28
60%
Perush
menyam
paikan
LKPMnya
secara
berkala

100%
Perush
menyamp
aikan
LKPM-nya
secara
berkala

100 % Perush
menyampaika
n LKPM-nya
secara berkala

17.
17.1
17.2
17.3

Kebudayaan
Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya (Tempat Kesenian)
Jumlah Grup Kesenian yang Dikelola
Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan
(BCB/Benda Cagar Budaya)
Jumlah Penyelenggara Festival Seni Budaya (Kali)
Kepemudaan dan Olahraga
Jumlah Organisasi Pemuda Yang Dibina
Prestasi Pemuda Pelajar Tingkat Regional (Orang)
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah

2
91
4

3
96
7

4
101
11

5
106
16

6
111
22

7
116
29

7
116
29

13

17

21

21

30
90
12

32
90
13

34
90
15

36
90
17

38
90
19

40
100
20

40
100
20

10

30

50

70

90

110

110

17.4
18.
18.1
18.2
18.3
19.
19.1

362

No

19.2
19.3
19.4
20.
20.1
20.2
20.3
20.4
20.5
20.6
20.7
20.8
20.9
20.10
21.
21.1
21.2
22.3
21.4
21.5
21.6
21.7
21.8
22.
22.1

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP


Rasio Pos Kamling per Jumlah Rukun Tetangga
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk
Persentase Jumlah Kasus/Pengaduan yang Ditangani
Cakupan Patroli Petugas Satpol PP (Kecamatan)
Persentase Penurunan Angka Pelanggaran PERDA
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) (%)
Persentase Menurunnya Konflik di Masyarakat
Jumlah Sarana Prasarana Diklat (Gedung)
Opini Pengelolaan Keuangan Daerah
Nilai Evaluasi Kinerja
Produk Hukum Daerah (Legislasi)

Ketahanan Pangan
Ketersediaan Pangan Utama dan Bahan Makanan Pokok
(Ton/Kab/Tahun)
Skor PPH/Pola Pangan Harapan (%)
Persentase Konsumsi Ikan(Kg/Kapita/Tahun)
Konsumsi Energi
Konsumsi Protein
Pangan Utama (Ton)
Ketersediaan Energi (Kkal/Kap/Hr)
Ketersediaan Protein (Gr/Kap/Hr)
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
10
92/666
0,01

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

2014
30

2015
50

2016
70

2017
90

2018
110

340/666

588/666

836/666

1.084/666

1332/666

0,01

0,01

0,01

0,01

0,012

110
1332/666
0,012

5,87
88.65
3
48.44

6,39
90,65
4
54,94

7,07
92,92
4
62,16

7,77
95,22
5
69,75

8,51
97,57
5
77,60

9,29
100
5
86,50

9,29
100
5
86,50

100

100

100

100

100

100

100

89
0
Tidak Wajar
(Disclaimer)
D
4

91
0
WDP

93,2
0
WTP

95,4
1
WTP

97,7
0
WTP

100
0
WTP

100
1
WTP

C+
10

C+
16

A
24

A
32

A
40

A
40

30.007

32.177

33.785

35.474

37.247

39.109

39.109

77
36,50
1.794
57,2
30.007
2.665
86

80
38,10
1.864
0,16
31.827
2.732
86

82
39,50
1.934
0,16
33.647
2.799
87

85
41,00
2.005
0,16
35.467
2.866
88

87
43,00
2.076
0,16
37.287
2.933
89

90
44,50
2.150
0,16
39.109
3.000
90

90
44,50
2.150
58
39.109
3.000
90

129

149

169

189

209

229

229

363

No

22.2
22.3
22.4
22.5
22.6
23.
23.1
23.2
24.
24.1
24.2
25.
25.3

26.
26.1
26.2
26.3
1.
1.1

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Jumlah Kelompok Binaan PKK


Jumlah LSM Aktif
Jumlah LPM Berprestasi
Jumlah PKK Aktif
Jumlah Posyandu Aktif (pos)
Statistik
Tersedianya Buku Kota dalam Angka
Tersedianya Buku PDRB Kota
Kearsipan
Pengelolaan Arsip Secara Baku (%)
Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan
Komunikasi dan Informatika
Tersedianya Layanan Komunikasi dan Informasi Publik Aplikasi E-Gov

Perpustakaan
Jumlah Perpustakaan
Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun
Jumlah Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah
FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN
Pertanian
Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
42
92
4
36
128

2014
67
117
5
36
128

2015
92
142
6
36
128

2016
117
167
7
36
128

2017
142
192
8
36
128

2018
167
217
9
36
128

1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

6
6

6
6

2,86
15

2,86
19

2,86
24

5,71
28

5,71
35

5,71
35

0 Posting/ Tahun
1 Website Resmi
Pemerintah Kota
dan 10 subdomain

1.080
posting
/tahun
1
Website
Resmi
Pemerin
tah Kota
dan 15
subdom
ain

1.080
posting
/tahun
1
Website
Resmi
Pemerin
tah Kota
dan 18
subdom
ain

1.080
posting
/tahun
1
Website
Resmi
Pemerin
tah Kota
dan 20
subdom
ain

1080
posting
/tahun
1
Website
Resmi
Pemerin
tah Kota
dan 25
subdom
ain

1.080
posting
/tahun
1 Website
Resmi
Pemerinta
h Kota
dan 28
subdomai
n

49
1.320
12.499

50
1.848
13.999

51
2.376
15.199

52
3.158
16.749

53
3.600
18.349

54
4.752
19.999

2,86
11

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

167
217
9
36
128

1.080 posting
/tahun
1 Website
Resmi
Pemerintah
Kota
dan 28
subdomain

364

54
4.752
19.999

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

1.2

1.3

(Ton/Ha)
Padi
Jagung
Kedelai
Ubikayu
Ubi Jalar
Kacang Tanah
Sayuran
Buah-buahan
Populasi Ternak (Ekor)
- Sapi
- Kerbau
- Kambing
- Babi
- Ayam Buras
- Ayam Broiler
- Ayam Ras Layer
- Itik
Produksi Peternakan (Kg/Tahun)
- Daging Sapi
- Daging Kerbau
- Daging Kambing
- Daging Babi
- Daging Ayam Buras
- Daging Ayam Broiler
- Daging Itik
- Telur Ayam Ras
- Telur Ayam Buras
- Telur Itik

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2,05
2,256
1,2
8
7,56
1
1,980
3,452

2,068
2,259
1,21
8,047
7,63
1,037
1,981
3,454

2,07
2,259
1,22
8,06
7,76
1,046
1,982
3,455

2,07
2,26
1,22
8,07
7,88
1,100
1,983
3,456

2,08
2,26
1.225
8,086
8,00
1,130
1,984
3,457

2,08
2,261
1,226
8,098
8,108
1,200
1,986
3,458

2,08
2,261
1,226
8,098
8,108
1,200
1,986
3,458

1.036
3
2.793
14.420
197.433
1.183.304
42.000
4.811

1.813
39
3.072
15.574

1.904
40
3.226
16.820

2.000
42
3.384
18.166

2.105
43
3.553
19.619

2.210
44
3.730
21.189

2.210
44
3.730
21.189
256.790
1.801.775
100.000
6.141

674.520
2.184
12.647
116.760
272.108
3.504.000
28.744
551.880
360.333
21.072

Target Capaian Setiap Tahun

211.264

221.827

232.918

244.562

256.790

1.230.636

1.353.700

1.489.070

1.637.977

1.801.775

50.000
5.052

60.000
5.305

70.000
5.570

80.000
5.849

100.000

993.150

1.171.950

1.289.100

1.401.450

1.540.050

14.550
19.272

16.050
21.204

17.700
23.328

19.500
25.656

21.450
28.224

240.900

265.020

291.540

320.700

352.800

465.953

512.548

563.803

620.183

682.201

4.336.575

4.880.233

5.368.257

5.905.083

6.495.591

37.359

41.095

45.205

49.726

54.699

562.017
365.738

574.175
371.224

585.659
376.792

597.372
382.444

609.319
388.181

23.807

24.164

24.256

24.620

24.989

6.141

365

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

1.540.050
21.450
28.224
352.800
682.201
6.495.591
54.699
609.319
388.181
24.989

No

1.4

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

2.
2.1

Kontribusi Sektor Tanaman Bahan Pangan Terhadap PDRB Berdasarkan


Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
Kontribusi Sektor Peternakan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga
Konstan 2000 (Juta Rupiah)
Penanganan dan Penanggulangan Penyakit Hewan/Ternak
- Jumlah Hewan yang Divaksin (Ekor)
- Surveilance Avian Influenza (Sampel Unggas)
- Sampel Produk Asal Ternak
Kehutanan
Menurunnya Luas Lahan yang Mengalami Kerusakan (Ha)

2.2
2.3
2.4
2.5
3.
3.1

Luas Lahan Kritis yang Dihijaukan (Ha)


Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB(Juta Rupiah)
Kontribusi Sektor PerkebunantTerhadap PDRB (Juta Rupiah)
Luas Perkebunan Rakyat (Ha)
Energi dan Sumber Daya Mineral
Bertambahnya Jumlah Pemanfaat Sumber Daya Perairan (%)

3.2

Luas Wilayah/Areal Peruntukan Permukiman dan Usaha per


Wilayah/Areal Peruntukan Lain (APL) (%)
Cakupan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (%)
Jumlah Peraturan Daerah
Jumlah Potensi Bahan Galian dan Sumber Energi yang telah
Dimanfaatkan
Pertambangan Tanpa Ijin (%)
Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB (%)
Jumlah Pemegang Izin Usaha Pertambangan
Rasio Ketersediaan Daya Listrik (%)

1.5
1.6

3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
6.038,35

2014

2015

2016

2017

2018

6.159,02

6.282,19

6.407,84

6.535,99

6.666,72

6.666,72

53.970,88

55.050,30

56.151,30

57.274,33

58.419,82

59.588,21

59.588,21

5.000
450
65

5.300
450
65

5.600
500
100

5.900
500
150

6.200
550
150

6.500
550
200

6.500
550
200

234.922,70

234.84
2,70

234.62
2,70

234.56
2,70

233.46
2,70

233.362
,70

233.362,70

90.872
732,12
1.476,97
5.423,80

90.952
710,60

91.132
689,70

91.232
669,42

91.332
649,42

91.432
630,64

1.513,00
5.543,80

1.549,92
5.693,80

1.587,74
5843,80

1.626,48
5.993,80

1.666,17
6.143,80

91.432
630,64
1.666,17
6.143,80

NA

10

15

20

20

NA

10

15

20

20

NA
1
0

0
1
0

58,5
2
5

64,5
2
6

69,5
4
6

76
5
8

76
5
8

4,47
3,3
24
64,4

10,5
3,8
24
64,4

23,5
4,3
24
69,2

35,4
4,8
44
74,9

45,5
5,3
44
79,5

50
5,8
48
100

50
5,8
48
100

Target Capaian Setiap Tahun

366

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

No

4.
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
5.
5.1

5.2
5.3
5.4
5.6
6.
6.1
6.2
7.
7.1
7.2
7.3
7.4
8.
8.1
8.2

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Pariwisata
Jumlah Kunjungan Wisata (Orang)
Jumlah Obyek Wisata yang Dikembangkan dan Dilestarikan (ODTW)
Jumlah Sarana/Prasarana Fasilitas Pendukung Pariwisata
Jumlah Promosi (Kali)
Jumlah SDM Pariwisata (Orang)
Kelautan dan Perikanan
Produksi Perikanan (Ton/Tahun)
- Perikanan Budidaya
- Perikanan Tangkap
Persentase Konsumsi Ikan (Kg/Kapita/Tahun)
Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga Konstan
2000 (Juta Rupiah)
Restocking Danau (Jumlah)
Jumlah Rumah Tangga Perikanan (Rtp)
Perdagangan
- Peningkatan Kontribusi PDRB Sektor Perdagangan (%)
- Retribusi Sektor Perdagangan terhadap PAD (juta)
Persentase Penyelesaian Pengaduan Konsumen
Perindustrian
Jumlah Kelompok Usaha IKM Pendukung Pariwisata dan Industri Riil
Jumlah Industri Kecil dan Menengah
Kontribusi Pertumbuhan Sektor Industri terhadap PDRB (%)
Jumlah IKM yang Difasilitasi Mengikuti Pameran
Bencana Alam
Presentase Korban Bencana Skala Kota yang Menerima Bantuan Sosial
Selama Masa Tanggap Darurat
Presentase Korban Bencana Skala Kota yang Dievakuasi dengan

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

2014

2015

2016

2017

2018

99.337
6
18
3
165

120.000

130.000

133.000

135.000

137.000

8
33
18
205

10
48
23
245

12
63
28
285

14
78
33
325

16
93
38
365

8.411
1.340
36,50
30.851,91

8.545
2.230
38,10

9.673,43

11.029,32

12.628,33

16.772,79

2.840
39,50

2.910
41,00

3.021
43,00

3.150
44,50

31.468,95

32.098,33

32.740,29

33.395,10

34.063,00

16.772,79
3.150
44,50
34.063,00

2
804

4
879

6
904

8
910

10
915

12
920

12
920

10,52
950
50

10,92
988
54

11,32
1.026
58

11,72
1.064
62

12,12
1.102
66

12,52
1.140
70

12,52
1.140
70

1
228
4,38
95

2
10
4,55
109

3
10
4,72
123

4
10
4,89
137

5
10
5,06
151

6
10
5,23
165

6
278
5,23
165

80

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

367

655.000
16
93
38
365

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013

2014

2015

2016

2017

2018

63.556.113.907,
34

72.655.8
00.300

95.150.0
00.000

124.700.
000.000

150.800.
000.000

193.000.0
00.000

636.305.800.
300

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

Menggunakan Sarana Prasarana Tanggap Darurat Lengkap


ASPEK DAYA SAING DAERAH

1.1

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

1.2

Persentase PAD terhadap APBD

7,48

8,00

9,00

10,00

11,00

11,50

11,50

1.3
2.

Persentase Ketergantungan atas DAU


Pertanian
Nilai Tukar Petani (%)
Jalan Usaha Tani (Kelompok Tani)
Jumlah Embung (buah)
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
Perhubungan
Jumlah Angkutan Darat (%)
Lingkungan Hidup
Jumlah Sekolah Peduli Lingkungan
Jumlah Taman Hijau
Jumlah TSAK (Tim Serbu Api Kelurahan)
Komunikasi dan Informatika
Ketersediaan Daya Listrik (%)
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
Fokus Iklim Berinvestasi
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Jumlah Demo yang Dikendalikan

56,91

56,00

55,00

54,00

53,00

52,00

52,00

NA
14
2

105
25
4

108
35
8

110
43
13

112
48
18

115
50
23

115
50
23

40

40

40

40

40

40

40

3
0
23

5
2
30

6
4
37

7
6
44

8
8
51

9
10
60

9
10
60

92,52
99

93,82
99,2

95,22
99,4

96,72
99,6

98,32
99,8

100
100

100
100

1.

2.1
2.2
2.3
1.
1.1
4.
4.1
4.2
4.3
5.
5.1
5.2
1.
1.1

368

1.2
1.3

Angka Kriminalitas

Kondisi
Kinerja
Sasaran Awal
RPJMD
2013
229

Persentase Perijinan Sesuai SOP

Kurang dari 75%

1.4
1.5
2.
2.2

Jumlah Perda yang Mendukung Investasi


Aplikasi Perizinan dan Penanaman Modal (Banyaknya Sistem Aplikasi)

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Ketenagakerjaan
Rasio Ketergantungan

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi
Kinerja
Akhir
RPJMD

2014
229

2015
172

2016
115

2017
58

2018
0

85%
sesuai
SOP
2
3

90%
sesuai
SOP
2
3

95%
sesuai
SOP
2
3

100%
sesuai
SOP
2
3

100% sesuai
SOP

11
0

75%
sesuai
SOP
0
3

0,43

0,36

0,28

0,21

0,16

0,10

0,10

369

19
15

BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota

Palangka

Raya

Tahun

2013-2018

disusun

dengan

mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah


(RPJPD) Kota Palangka Raya Tahun 2008-2028, yang memuat visi, misi
dan arah pembangunan Kota Palangka Raya selama 20 (dua puluh) tahun
ke depan,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi

Kalimantan Tengah 2010-2015 dan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini pada dasarnya menjabarkan
suatu perencanaan strategis yang erat kaitannya dengan ke mana
pembangunan Kota Palangka Raya akan diarahkan; apa yang hendak
dicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya; dan
langkah-langkah strategis apa yang dilakukan agar tujuan tercapai sesuai
visi, misi, dan program kepala daerah terpilih.
Seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta menjaga
konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) beserta implementasi tahunannya agar rencana pembangunan
daerah yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Sesuai
dengan perannya seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta
harus bersungguh sungguh memperhatikan dan mengacu pada visi, misi,
tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun yang
tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini. Upaya
tersebut diperlukan untuk menjaga agar arah pembangunan dalam rangka
mewujudkan masyarakat Kota Palangka Raya yang sejahtera, damai,
bermartabat dapat tercapai.

370

10.1 PEDOMAN TRANSISI


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini selanjutnya menjadi pedoman
bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) mulai
tahun 2014 hingga 2018.

Setelah periode Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya berakhir tahun


2018 (masa transisi pada tahun 2019), perencanaan dapat berpedoman
pada RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini. Hal ini bertujuan
untuk menjembatani kekosongan perencanaan jangka menengah pada
akhir masa jabatan kepala daerah,

menyelesaikan masalah-masalah

pembangunan daerah sampai akhir tahun 2018.


Masa transisi pada tahun 2019, perencanaan masih berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka

Raya

Tahun

2013-2018

agar

menjaga

kesinambungan

pembangunan di Kota Palangka Raya dan mencegah terjadinya


kekosongan perencanaan pembangunan daerah pada tahun 2019
sebagai acuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD)

Tahun 2019 yang selanjutnya menjadi pedoman penyusunan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun


2019 serta mengingat waktu yang sangat sempit bagi Kepala Daerah
terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2019 mendatang
untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2019-2023 serta Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2019.
10.2

KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

Kota

Palangka Raya (RPJMD) Tahun 2013-2018 ini hendaknya dapat


dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan, profesional, partisipatif,
dan penuh tanggung jawab dengan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai
berikut:

371

1.

Pemerintah,

masyarakat,

melaksanakan

swasta

mempunyai

kewajiban

program-program dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun


2013-2018 ini dengan sebaik-baiknya.
2.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota


Palangka Raya Tahun 2013-2018 merupakan penerjemahan visi dan
misi Kepala Daerah terpilih. Dengan demikian setelah dokumen ini
tersusun dan ditetapkan Peraturan Daerah, maka diterjemahkan
dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh

Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintahan Kota


Palangka Raya.
3.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah


Kota Palangka Raya berkewajiban menyusun Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Tahun 2013-2018
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program
pembangunan sesuai tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
(SKPD)

masing-masing,

yang

berpedoman

pada

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka


Raya Tahun 2013-2018.
4.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota


Palangka

Raya

Tahun

2013-2018

sebagai

pedoman

untuk

penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang


merupakan program dan kegiatan tahunan. Untuk itu, kegiatankegiatan yang diusulkan didalam Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) harus memiliki hubungan dan keterkaitan yang erat
dengan

Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.


5.

Sumber pembiayaan yang ada saat ini masih bersumber pada


pemerintah, nantinya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
diharapkan bekerja dengan prinsip-prinsip efektifitas, efisiensi dan
diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan nyata.

372

6.

Konsepsi

prioritas

program

tidak

berimplikasi

pada

besaran

pengalokasian belanja, tetapi lebih pada logika alur berpikir


mengenai skala prioritas pentingnya program dalam mewujudkan
sasaran pembangunan yang diagendakan.
7.

Merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja


lima tahunan dan tahunan. Kepala daerah dapat melihat sejauh
mana

capaian

dari

kebijakan

yang

sudah

dilakukan

serta

penerjemahan visi dan misi yang telah ditetapkan.


8.

Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib melakukan


evaluasi pelaksanaan program yang meliputi evaluasi terhadap
pencapaian

sasaran

program

yang

ditetapkan,

maupun

kesesuaiannya dengan rencana alokasi anggaran yang ditetapkan


dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta
kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) dan peraturan-peraturan lainnya.
9.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka
Raya Tahun 2013-2018, perlu dilaksanakan evaluasi tahunan dan
lima tahunan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini.

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota


Palangka Raya Tahun 2013-2018 menjadi pedoman penyusunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun pertama dibawah
kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil
pemilihan

umum

kepala

daerah

(pemilukada)

pada

periode

berikutnya.

373

11. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan masyarakat termasuk


dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan program-program
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 dengan sebaik-baiknya.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban untuk
menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan menjadi pedoman
dalam menyusun Renja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
setiap tahun.
13. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban menjamin
konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 dengan
Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tahun 2013-2018.
14. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah wajib mempublikasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka Raya Tahun 2013-2018 kepada Masyarakat.
Demikian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini disusun dan
ditetapkan dalam Peraturan Daerah untuk dipedomani dalam penyusunan
dan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah.
Ditetapkan di Palangka Raya
pada tanggal 25 Agustus 2014
WALIKOTA PALANGKA RAYA,

H. M. RIBAN SATIA

374

Anda mungkin juga menyukai