Proposal Uus Fix PDF
Proposal Uus Fix PDF
USWATUN HASANAH
LEMBAR PENGESAHAN
Judul penelitian
Nama
Uswatun Hasanah
NIM
1111096000054
Program Studi
Kimia
Fakultas
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul Peningkatan Kemampuan Ganoderma, sp Melalui Iradiasi Sinar Gamma
Dalam Degradasi Lignin. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya proposal
penellitian ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Dra. Tri Retno Dyah Larasati, M.Si selaku Pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan serta bimbingannya sehingga banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
2.
3.
Yusraini DIS, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5.
Kedua orang tua, adik, kakak, dan keluarga tercinta atas segala doa,
pengorbanan, nasihat dan motivasinya kepada penulis.
6.
Segenap dosen program studi Kimia atas ilmu pengetahuan dan ilmu hidup
yang dengan ikhlas diajarkan kepada penulis.
7.
8.
Serta semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Harapan penulis semoga proposal penelitian ini
dapat dilakukan sesuai dengan rancangannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..............................................................................
iv
vi
viii
ix
10
12
2.7.1. pH ..............................................................................................
12
13
13
14
14
16
16
16
16
16
17
17
3.4.1. Preparasi Serbuk Kayu Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) ................
17
17
18
18
19
20
20
20
22
22
23
24
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perlakuan Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Pada Jamur Pelapuk
Putih ...........................................................................................
18
22
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Satuan Penyusun Lignin ..........................................................
10
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia saat ini masih banyak memiliki limbah pertanian, seperti kayu,
lignin ada 4 yaitu Gliomastix, sp, Myselia sterilia, Penicillium, sp, dan Mortiriella
dari 18 genus yang diteliti. Tetapi, yang paling optimum untuk mendegradasi lignin
adalah isolat kapang Gliomastix, sp dari hasil uji skrining degradasi lignin dan uji
degradasi lignin menggunakan media cair.(Yuni et al., 2010). Pada penelitian lain
telah dilakukan degradasi lignin batang jagung dengan jamur pelapuk putih
Phanerochaete chrysosporium. Jamur Phanerochaete chrysosporium dapat
mendegradasi lignin pada batang jagung dengan hasil yang baik pada waktu
inkubasi 30 hari. Pada waktu inkubasi tersebut selain mampu mendegradasi lignin
jamur Phanerochaete chrysosporium juga dapat degradasi enzim selulase walaupun
dalam relative rendah (Fadilah et al., 2008).
Penelitian ini akan menggunakan iradiasi sinar gamma dosis rendah untuk
mendegradasi lignin pada Ganoderma, sp. Dosis iradiasi sinar gamma yang
digunakan adalah 0 Gy; 200 Gy; 400 Gy; 600 Gy; 800 Gy; 1000 Gy. Dosis inokulan
yang digunakan 0,1 mL, 1 mL, 10 mL.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apakah radiasi sinar gamma dosis rendah berpengaruh pada kemampuan
jamur Ganoderma, sp dalam mendegradasi lignin?
2. Apakah dosis inokulan berpengaruh pada kemampuan Ganoderma, sp
dalam mendegradasi lignin?
1.3
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Radiasi sinar gamma dosis rendah akan berpengaruh pada kemampuan
jamur Ganoderma, sp dalam mendegradasi lignin.
2. Dosis inokulan berpengaruh pada kemampuan Ganoderma, sp dalam
mendegradasi lignin?
1.4
Tujuan
1. Mengetahui dosis optimum dari radiasi sinar gamma dalam mendegradasi
lignin pada Ganoderma, sp.
2. Mengetahui masing-masing dosis inokulan pada Ganoderma, sp dalam
mendegradasi lignin.
1.5
Manfaat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Lignin
Secara morfologi lignin merupakan senyawa amorf yang terdapat dalam
2.2.
Selulosa
Selulosa hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni di alam,
melainkan selalu berikatan dengan bahan lain yaitu lignin dan hemiselulosa. Serat
selulosa alami terdapat di dalam dinding sel tanaman dan material vegetatif lainnya.
Selulosa mengandung komponen C sebesar 44.4%, komponen H sebesar 6.2%, dan
komponen O sebesar 49.3%. Rumus empiris selulosa adalah (C6H10O5)n, dengan
banyaknya satuan glukosa yang disebut dengan derajat polimerisasi (DP), yang
jumlahnya mencapai 1.200-10.000 dan panjang molekul sekurang-sekurangnya
5.000 nm (Sjostrom, 1995). Bobot molekul selulosa rata-rata sekitar 400.000.
Mikrofibril selulosa terdiri atas bagian amorf (15%) dan bagian berkristal
(85%). Struktur berkristal dan adanya lignin serta hemiselulosa di sekeliling
selulosa merupakan hambatan utama untuk menghidrolisis selulosa.
Berdasarkan pemisahan menggunakan alkali (NaOH), selulosa dibagi
menjadi tiga jenis yaitu -selulosa, -selulosa dan -selulosa. - selulosa dalam
keadaan basa ada dalam keadaan tidak larut, -selulosa ada dalam bagian terlarut
melalui katalis oleh asam, dan -selulosa adalah bagian yang dapat larut tanpa perlu
katalis (Fengel dan Wegener, 1995).
Degradasi selulosa merupakan proses pemecahan polimer anhidroglukosa
menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses tersebut akan menghasilkan
oligosakarida, disakarida atau trisakarida seperti selobiosa, glukosa monomer atau
produk degradasinya. Produk utama degradasi selulosa adalah glukosa dan
selobiosa (Judoamidjojo et al., 1989). Hasil degradasi tersebut selanjutnya
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat produk yang lebih bernilai ekonomis seperti
asam amino dan asam karboksilat.
2.3.
Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan kelompok polisakarida heterogen dengan berat
molekul rendah. Jumlah hemiselulosa biasanya antara 15 dan 30 % dari berat kering
bahan lignoselulosa (Taherzadeh, 1999). Hemiselulosa relatif lebih mudah
dihidrolisis dengan asam menjadi monomer yang mengandung glukosa, mannose,
galaktosa, xilosa dan arabinose. Hemiselulosa mengingkat lembaran serat selulosa
membentuk mikrofibril yang meningkatkan stabilitas dinding sel. Hemiselulosa
juga berikatan silang dengan lignin membentuk jaringan kompleks dan memberikan
sktruktur yang kuat.
2.4.
2.5.
Ganoderma, sp
Taksonomi Fungi ganoderma, sp (Ratnaningtyas NI, 2009) adalah sebagai
berikut:
Kingdom
: Fungi
Filum
: Basidiomycota
Kelas
: Agaricomycetes
Ordo
: Polyporales
Famili
: Ganodermataceae
Genus
: Ganoderma
Spesies
: Ganoderma
Ganoderma sp. merupakan jamur patogen (penyebab penyakit) akar merah
Tubuh buah fungi mula-mula tampak sebagai suatu bongkol kecil berwarna
putih, kemudian berkembang menjadi berbentuk kipas tebal dengan bentuk yang
sangat bervariasi. Bagian bawah tubuh berpori dan kadang-kadang tubuh buah
seperti mempunyai tangkai. Seringkali banyak tubuh buah terbentuk berdekatan,
saling menutupi atau sa1ing bersambungan. sehingga menjadi suatu susunan yang
besar (Sumardi dan Widiastuti, 2001).
Disamping hidup sebagai parasit, Ganoderma sp. mampu hidup sebagai
saprofit dengan memanfaatkan sisa-sisa tanaman, seperti sisa-sisa akar dalam tanah,
ranting-ranting, dan batang pohon di hutan (Semangun, 2000).
2.6.
bentuk panas, partikel, atau gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber
energi. Radiasi dengan tingkat energi yang terukur atau diketahui dosisnya disebut
iradiasi. Iradiasi dengan energi yang tinggi dapat mengadakan reaksi dengan obyek
yang dikenainya melalui ionisasi, yaitu dihasilkannya ion-ion dalam bahan yang
10
ditembus oleh energi tersebut (Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2009). Pada dosis
tinggi, radiasi dapat menginduksi terjadinya mutasi karena sel yang teradiasi akan
dibebani oleh tenaga kinetik yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi atau
mengubah reaksi kimia sel yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya
perubahan susunan kromosom (Poespodarsono, 1988).
Pengaruh radiasi terhadap spesimen biologis bergantung pada total energi
yang diabsorpsi dan jenis radiasi pengion. Jumlah unit energi yang diserap per
satuan massa akibat radiasi dinyatakan dalam rad (radiation absorbtion dose) atau
Grey / Gy (Bueche dan Wallach, 1994).
Sinar gamma dosis rendah merupakan iradiasi sinar gamma dengan dosis
kurang dari 1000 Gy (BPOM, 1986). Penggunaan iradiasi sinar gamma pada kultur
in vitro umumnya dilakukan pada dosis rendah (Al-Safadi et al., 2000; La Vina et
al., 2001). Penggunaan iradiasi sinar gamma dengan dosis rendah dapat
menstimulasi pertumbuhan tanaman secara in vitro (Al-Safadi et al., 2000). Selain
itu juga dapat menginduksi perubahan fisiologi dan biokimia tanaman (Berezina
dan Kaushanskii, 1989). Iradiasi sinar gamma sebaiknya dilakukan pada sel-sel
yang masih aktif membelah seperti kalus karena sel-sel tersebut bersifat sensitif
terhadap iradiasi sinar gamma.
Pada umumnya sinar gamma yang digunakan untuk radiasi adalah hasil
peluruhan inti atom Co-60. Co-60 adalah sejenis metal yang mempunyai
karakteristik hamper sama dengan besi atau nikel (Sinaga 2000). Sinar gamma
memiliki energy yang tinggi sehingga daya penetralannya ke dalam sel lebih besar.
Sinar gamma efektif untuk menembus dinding sel yang dimiliki fungi.
11
Dosis iradiasi yaitu jumlah energi radiasi yang diserap kedalam bahan.
Penggunaan dosis radiasi bergantung pada beberapa hal, yaitu: populasi
mikroorganisme, daya tahan mikroorganisme, lingkungan saat radiasi, waktu
iradiasi dan tujuan dari iradiasi (Suwadji 1980). Menurut Lydia et al., 1994, mutasi
akibat radiasi dapat menstimulasi fungi untuk meningkatkan enzim. Hal tersebut
menjadi dasar perlunya dilakukan proses iradiasi untuk membantu produktivitas
enzim.
2.7.
2.7.1. pH
Derajat keasaman (pH) mempengaruhi proses degradasi lignin oleh jamur
dan kerja enzim. Pada pH optimum, jamur akan tumbuh dengan baik sehingga
enzim yang dihasilkan optimal, sehingga proses degradasi lignin berlangsung
dengan baik (Ali dan Muhammad, 2008). Tetapi, dengan adanya aktivitas degradasi
lignin itu dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH dalam lingkungan medium
(Widyastuti, 2007). Dan disisi lain perubahan pH sangat mempengaruhi kerja
enzim ligninase.
Disamping itu, pengukuran pH juga sesuai untuk pertumbuhan jamur. Di
laboratorium umumnya jamur akan tumbuh pada kisaran pH yang cukup luas yaitu
antara 4,5-8,0 dengan pH optimum antara 5,5-7,5 atau bergantung pada jenis
jamurnya. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan jamur juga tidak dapat dinyatakan
secara umum karena bergantung pada beberapa faktor, seperti ketersediaan ion
logam tertentu, permeabilitas membran sel yang berhubungan dengan permukaan
ion, produksi CO2, NH3 dan asam organik (Lim, 1998). Media pH berpengaruh juga
12
terhadap pertumbuhan dan produksi enzim. Pada umumnya jamur tumbuh dan
menghasilkan berbagai macam enzim pada kisaran pH asam. (Widyastuti, 2007)
2.7.2. Bobot Massa
Persentase miselium rendah dan tingginya disebabkan beberapa hal antara
lain karakter sampel, kadar air, pH, suhu, kontaminasi dan serangan hama. Masa
pertumbuhan miselium jamur membutuhkan kelembaban udara 60-75% dan
miselium jamur tumbuh optimal pada media tumbuh yang memiliki kandungan
(kadar) air sekitar 65% (Maryati, 2009). Suhu optimum untuk jamur adalah 28oC,
sedangkan untuk pertumbuhan badan buah jamur suhu optimum 22-25oC
(Gunawan, 1997).
Jika kadar air dalam media >78%, maka substrat menjadi anaerobik dan
miselium jamur tidak dapat tumbuh dan berkembang, akhirnya miselium mati dan
tubuh buah jamur tidak dihasilkan (Sohi dan Upadhyay, 1989). Kisaran pH
optimum untuk jamur adalah 4,5-7,5 sedangkan untuk pertumbuhan badan buah
jamur pH optimum 5,5. Nilai pH optimum tersebut mendekati nilai pH pada control
sehingga mendukung pertumbuhan miselium dengan baik (Gunawan, 1997).
2.7.3. Aktivitas Enzim
Lignin Peroksidase (LiP) merupakan enzim peroksidase ekstraseluler yang
aktivitasnya bergantung pada H2O2. Veratil alkohol merupakan produk metabolit
sekunder, substrat untuk LiP dan menstimulasi kerjanya tetapi kemungkinan bukan
sebagai mediator elektron akan tetapi dengan mendonasikan elektron ke LiP.
Sehingga akan membuat siklus katalitiknya menjadi lengkap (Akhtar et al., 1997).
Sumber karbon mempengaruhi aktivitas LiP. Aktivitas enzim ini sangat
tinggi jika jamur ditumbuhkan pada Indulin AT dan berbeda nyata dengan aktivitas
13
enzim jamur-jamur yang ditumbuhkan pada media dengan sumber karbon lainnya.
Sumber karbon ini kurang berpengaruh terhadap produksi enzim ligninolitik.
Hanya Indulin AT yang dapat dipergunakan sebagai media penginduksi enzim
ligninolitik (Typuk, 2006)
2.7.4. Degradasi Lignin
Uji degradasi lignin di medium cair merupakan salah satu konfirmasi dari
uji skrining degradasi lignin pada medium padat. Uji degradasi lignin diukur
berdasarkan nilai absorbansi pada panjang gelombang 232 nm (Agustina, 2007).
Besarnya persen penurunan nilai lignin menyatakan seberapa besar kemampuan
enzim dalam menguraikan lignin. (Subowo, 2010)
Proses degradasi lignin secara kimia dapat terjadi menggunakan proses
pemanasan uap dengan reagen feton. Feton terdiri dari hydrogen peroksida dan
ferro sulfat yang mampu mendegradasi lignin. (Bentivenga, 2003)
2.8.
Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi
(Khopkar, 2003).
14
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Laboratorium Lingkungan, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir
Nasional (PAIR-BATAN), Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
3.2.
3.2.1
Alat
Alat yang digunakan antara lain: autoclave, oven, laminar air flow, timbangan
digital, inkubator, rotary shaker, kertas saring Whatmann no.1, spektrofotometer tipe
20 D, magnetic stirrer, ose, hand sprayer, Bunsen, petri disk, sumber isotop Cobalt60 dalam chamber IRPASENA 4000A, dan peralatan gelas lainnya.
3.2.2
Bahan
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah kultur Ganoderma sp.
16
mM, H2O2 5 mM, buffer asetat 0,05 M pH 3, aquades, aluminium foil, kapas dan kertas
label.
3.3.
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial dengan 2 faktor dan 4 ulangan, faktor pertama yaitu dosis iradiasi meliputi :
0, 200, 400, 600, 800 dan 1000 Gy. Faktor kedua yaitu jenis dosis inokulan : 0,1 mL,
1 mL, 10 mL.
3.4.
Cara Kerja
3.4.2
Iradiasi Fungi
17
3.4.4. Fermentasi Cair Substrat Kayu Jati Putih (Gmelina arberoa Roxb.)
Sebanyak 2 g (berat kering) substrat kayu jati putih dimasukkan ke dalam botol
yang berukuran 250 ml kemudian ditambahkan 100 ml larutan nutrisi dan garam
mineral. Setiap liter larutan nutrisi dan garam mineral mengandung 24g PDB, 5g yeast
ekstrak, 1g (NH4)2SO4, 0,5g KH2PO4, 0,5g K2HPO4 dan 0,2g MgSO4.7H2O. Semua
medium SmF disterilkan dengan autoclave pada 121C selama 2x15 menit kemudian
18
3.4.5.
pengenceran dari 10-2 dan seterusnya. Selanjutnya pada pengenceran yang dikehendaki
diambil sebanyak 0,1 mL kedalam media PDA dan diinkubasi pada suhu 37oC selama
2-3 hari. Perhitungan total fungi dilakukan dengan metode Total Plate Count (TPC).
Tabel 1. Perlakuan Pengaruh Radiasi Sinar Gamma pada Jamur Pelapuk Putih
F1
F2
0 Gy
200 Gy
400 Gy
600Gy
800Gy
1000 Gy
0.1 mL
GnA0
GnA200
GnA400
GnA600
GnA800
GnA1000
Keterangan : F1
Ganoderma, sp
1 mL
10 mL
GnB0
GnC0
GnB200
GnC200
GnB400
GnC400
GnB600
GnC600
GnB800
GnC800
GnB1000
GnC1000
19
F2
Gn
= Ganoderma sp
= Dosis inokulan 1
= Dosis inokulan 10
20
100%Hemiselulosa (%) =
Selulosa (%)
Lignin (%)
Abu (%)
100%
100%
100%
21
22
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Pembuatan proposal
Seminar proposal
Pengumpulan data
Pengolahan data
Penyusunan skripsi
Seminar hasil
Sidang
Pendaftaran wisuda
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25
26
27