Anda di halaman 1dari 2

Hilangnya Rasa Malu

Minggu, 05 Mei 2013, 16:50 WIB


Komentar : 0
omgtoptens.com

Pemalu/ilustrasi

A+ | Reset | A-

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Kodirun


Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, Iman memiliki enem puluh lebih cabang.
Malu adalah satu cabang dari Iman. (HR. Bukhari, Muslim, dan abu Dawud).
Malu atau rasa malu dapat diartikan dengan kusut atau ciutnya jiwa seseorang sehingga
tidak mampu dan tidak kuat untuk melakukan hal-hal yang bersifat buruk atau tercela.
Orang yang malu tidak kuasa melihat dirinya hina di hadapan Allah, atau orang lain,
bahkan di hadapan dirinya sendiri.
Orang yang memiliki rasa malu sesungguhnya sangat mulia di hadapan Allah, orang
lain, dan dirinya sendiri. Karena kedudukannya yang sangat mulia tersebut sebaiknya
setiap orang mukmin tetap memelihara rasa malu yang dimiliknya.
Karena jika rasa malu hilang dari seseorang maka akan mengakibatkan seseorang
binasa atau mengalami malapetaka yang sangat besar.
Rasulullah SAW berabda, Sesungguhnya Allah tatkala hendak membinasakan seorang
hamba, Allah mencabut rasa malu darinya. Ketika Allah telah mencabut rasa malu
darinya, orang itu tidak akan mendapati dirinya kecuali dia dibenci dan membenci orang
lain. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dibenci dan membenci orang lain akan

dicabut amanah (kepercayaan) darinya. Ketika amanah telah dicabut darinya dia tidak
mendapati dirinya kecuali dia berkhianat dan dikhianati oleh orang lain. Ketika tidak
mendapati dirinya kecuali dia berkhianat dan dikhianati, akan dicabut darinya rahmat.
Ketika telah dicabut rahmat darinya, tidak mendapati dirinya kecuali dia dikutuk dan
dilaknat. Ketika tidak mendapati dirinya kecuali dia dikutuk dan dilaknat, maka akan
dicabut darinya tali agama Islam. (HR. Ibnu Majah)
Dari hadis tersebut dapat diketahui, sumber malapetaka yang menimpa setiap orang
adalah hilangnya rasa malu. Orang yang tidak punya rasa malu biasanya akan mudah
sekali melakukan hal-hal yang bersifat negatif menurut kacamata agama.
Munculnya korupsi, perselingkuhan, perzinahan, pencurian, pelecehan seksual, dan
perbuatan jahat lainnya yang banyak terjadi di republik kita tercinta ini semuanya
diakibatkan hilangnya rasa malu pada setiap pelakunya.
Perlu kita ketahui, derajat malu yang paling tinggi adalah malu kepada Allah SWT. Orang
yang beriman kepada Allah dapat dipastikan dalam dirinya masih memilki rasa malu,
terutama kepada Allah SWT.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Malu dan iman adalah satu pasang, jika salah
satunya hilang maka yang lain juga hilang. (HR. Al-Hakim). Nah, sekarang bagaimana
dengan kita masing-masing, masihkah ada rasa malu dalam diri kita? Wallahu alam.

Anda mungkin juga menyukai