Anda di halaman 1dari 17

STASIUN LOADING RAMP

Stasiun Loading Ramp merupakan tempat untuk pembongkaran TBS yang dikirim dari tempat
penampungan sementara sebelum didistribusikan ke dalam lori-lori TBS. Di Stasiun Loading
Ramp ini dilakukan sortasi buah untuk mengetahui mutu buah yang akan diproses.

Dari konstruksi Loading Ramp, sehubungan dengan adanya celah-celah pada dasar lantainya
dimaksudkan untuk mengurangi kotoran (tanah + pasir) yang terikut saat pengangkutan buah dari
kebun. Pasir dan tanah atau kotoran lain diharapkan akan terpisah dari TBS saat TBS
menggelinding dari atas sampai ke dasar pintu Loading Ramp dan jatuh ke bawah lewat lubanglubang yang telah diatur sedemikian rupa.

Tandan dari buah segar pada Loading Ramp ini tidak boleh ditahan terlalu lama, karena buah
yang sudah luka atau terlalu masak dari kebun akan mengalami proses kenaikan FFAnya, untuk
itu perlu diterapkan prinsip FIFO (First In First Out) dalam pendistribusian ke lori-lori.

Dilihat dari pengamatan di lapangan, berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan Loading
Ramp yang ada di PKS sbb:

Jumlah Loading Ramp sebanyak 2 unit dengan kapasitas 120 ton TBS untuk tiap unit.

Dimensi dari Loading Ramp

Panjang Loading Ramp = 35,5 m.

Lebar Loading Ramp = 7,5 m.

Tinggi dinding Ramp = 7,5 m.

Sudut kemiringan.

Jumlah pintu ada 12 buah untuk tiap unit. Panjang 180 cm dan lebar 125 cm.

Sistem buka tutupnya dilakukan secara hidrolik dengan pompa hidrolik untuk masing-masing
pintu.

Jarak lubang-lubang untuk membuang kotoran yang terikat dalam TBS adalah kurang
lebih 2 2,5 cm.

Ukuran lubang pintu (keluaran TBS dari Loading Ramp) adalah lebar = 170 cm dan
tinggi = 110 cm

Di bawah pintu Loading Ramp di pasang peralatan Dirt Conveyor berfungsi untuk
mengangkut kotoran yang jatuh dari Loading Ramp ke tempat penampungan kotoran.

Terdapat panel yang digunakan untuk menstart dan mematikan semua peralatan yang ada
di sekitar Loading Ramp.

Terdapat motor listrik untuk penggerak Dirt Conveyor dan motor listrik untuk untuk
sistem sirkulasi fluida pada operasi hydrolik.

FUNGSI LOADING RAMP

Fungsi utama Loading Ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang dikirimkan dari kebun
untuk dilakukan pengsortasian mutu buah TBS dan pengaturan proses didistribusi TBS kedalam
Lori-lori berdasarkan dengan prinsip FIFO (First in first out).
Disamping fungsi tersebut, Loading Ramp juga dimanfaatkan tujuan misalnya:

Untuk mengurangi jadar kotoran yang terbawa TBS dari kebun.

Untuk memudahkan kadar kotoran yang terbawa TBS dari kebun.

Untuk menampung sementara TBS yang masuk, pada saat banyak buah yang dikirimkan
dari pihak kebun.

CARA PENGISIAN TBS

Untuk cara pengisian TBS ke dalam lori-lori dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Hidupkan power panel dengan memutar saklar pada posisi on kemudian tekan tombol
on (warna hijau) untuk pengoperasian peralatan hydrolic pump. Motor pada reservoir
oil beroperasi.

2. Tunggu untuk sementara waktu (sekitar 2 menit) agar fluida di dalam reservair benarbenar telah bersirkulasi sempurna.
3. Buka pintu Loading Ramp secara perlahan-lahan dengan cara menarik handel sirkulasi
minyak sedikit demi sedikit. Pembukaan pintu jangan langsung dibuka penuh, hal ini
untuk menghindari terjadinya luapan TBS di dalam lori dan benturan yang keras.
4. Pada saat pintu Loading Ramp terbuka dan TBS masuk lori kita atur sedemikian rupa
sehingga semua ruang dalam lori terisi TBS secara merata (tidak ada ruangan yang
kosong).
5. Pengisian TBS di dalam lori jangan sampai menggunung melebihi permukaan atasa dari
lori. Kita taksir kapasitas lori kurang lebih 2,5 ton TBS.
6. Apabila lori sudah penuh terisi TBS tutup pintu Loading Ramp dengan jaan menekan
handel sehingga pintu berjalan turun sampai dasar Loading Ramp.
7. Apabila pada saat pertama membuka pintu ternyata TBS tidak mau jalan turun ke lori,
kita turunkan dengan menarik satu atau dua tandan TBS sampai TBS berikutnya dapat
meluncur/jalan sendiri sepanjang alas Loading Ramp masuk ke lori.
8. Dalam pengisian TBS kelori usahakan TBS yang lebih dahulu datang (lebih dahulu
dibongkar ke dalam Loading Ramp) hal ini dimaksudkan untuk menerapkan prinsip
FIFO.
9. Apabila proses pengisian telah selesai matikan terlebih dahulu motor sirkulasi direservoir
dengan menekan tombol off (warna merah) pada panel hydrolic sekitar 1 menit setelah
pintu tertutup rapat. Baru kemudian matikan power pada panel dengan memutar saklar
pada posisi off.
10. Pada saat tidak dioperasikan usahakan semua pintu Loading Ramp dalam keadaan
baik dan tertutup.

PRINSIP FIFO

Prinsip First-In First-Out (FIFO) merupakan suatu sistem yang mempunyai maksud segala
sesuatu yang diterima paling awal maka harus dikeluarkan paling awal juga. Kalau prinsip FIFO
ini kita terapkan dalam permasalahan yang menyangkut tentang proses produksi kelapa sawit,
dapat diuraikan sebagai berikut:

Penerapan prinsip FIFO di pabrik masih belum dapat dijamin terlaksana hal ini dikarenakan
adanya beberapa hal, di antaranya:

Pengiriman TBS ke pabrik belum dapat distandarisasikan untuk tiap harinya, sehingga
susah dalam memperkirakan proses produksi yang kontinyu, kalau dihubungkan dengan
segi efisiensi.

Pada masa-masa banyak kiriman buah, hal ini disebabkan kapasitas produksi di pabrik
untuk setiap harinya belum sebanding dengan kapasitas panen yang dihasilkan di kebun
untuk setiap harinya.

Kurangnya perhatian dari pihak kebun dalam menerapkan prinsip FIFO sehingga pihak
pabrik tidak dapat mengetahui mana buah yang baru dan mana buah yang lama, dalam
permasalahan ini langkah yang diambil adalah angkutan yang paling dahulu masuk ke
pabrik dianggap sebagai TBS yang paling dahulu di panen. Dari permasalahan tersebut di
atas maka penerapan prinsip FIFO di pabrik masih sebatas kamampuan yang ada sesuai
dengan kondisinya pada saat itu.

Adalah penerapanya adalah sebagai berikut :

Untuk kondisi di lapangan prinsip FIFO dapat diterapkan dengan jalan mendahulukan
pengangkutan TBS yang dipanen lebih awal, untuk dikirimkan ke pabrik.

Sedangkan untuk penerapan di pabrik adalah menyegarkan pelaksanaan proses terhadap


TBS yang paling awal pengirimanya.

Dengan penerapan prinsip FIFO tersebut dengan tepat dan akurat maka akan dapat menekan
(menghambat) kenaikan asam lemak bebas pada saat buah yang belum diproses, akan tetapi hal
ini kadang terbentur dengan persoalan efisiensi proses (pembiayaan proses produksi) sehingga
kadang prinsip FIFO kurang dapat diterapkan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip FIFO ini adalah jangan sampai terjadi stok terhadap
bahan baku dari CPO bukan merupakan bahan baku (bahan dasar) yang terlalu lama, karena
bahan baku dari CPO merupakan barang baku yang sifatnya relatif (semakin lama distok akan
semakin rugi).

Untuk itu penyetokan (penyimpangan) bahan baku (TBS) dilakukan sebatas toleransi yang
diijinkan. Sehubungan dengan perhitungan untung dan ruginya dalam penerapan prinsip FIFO.

OPERASI SISTEM HIDRAULIK

Sistem hidrolik yang ada di stasiun Loading Ramp dimanfaatkan untuk operasi pembukaan
dan penutupan pintu Loading Ramp. Untuk itu operasi sistem hydrolik di sini akan dikaitkan
dengan mekanisme pembukaan dan penutupan Loading Ramp.

Gambar Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Pintu Loading Ramp:


Keterangan gambar :
1. Silinder Hydrolik
2. Piston Hydrolik
3. Tangki Klep

4. Pintu Loading Ramp


5. Reservoir Oil
6. Motor Listrik
7. Dial pembagi Sirkulasi (6 unit)
8. Pipa Out put Oil Reserver
9. Pipa input Oil ke Reservoir (return)
10. Dial Pengatur Aliran Fluida
11. Pipa sirkulasi buka tutup
12. Pipa sirkulasi buka tutup
13. Manometer
14. Indikator temperatur dan isi dari oil (minyak)
15. Pipa penghubung
16. Pipa out put dari rial pembagi sirkulasi

OPERASI SIRKULASI SISTIM HIDROLIK

1. Pada saat kita akan mengoperasikan sistem hydrolik terlebih dahulu kita hidupkan power
panel (saklar pada posisi on) dan kemudian kita tekan tombol warna hijau pada panel
hydrolic pump maka pompa hydrolik akan beroperasi.
2. Dengan beroperasinya pompa maka tekanan di dalam oil akan mengalami sirkulasi.
Sistem sirkulasi inilah yang akan mengakibatkan membuka atau menutupnya Loading
Ramp, tergantung posisi handel (dial) pengatur.

Pada saat posisi handel bebas:

Semua aliran fluida yang menuju ke silinder hydrolik tertutup, sehingga fluida di dalam
pipa (11) dan (12) tidak bersirkulasi dan piston diam. Semua aliran menuju pipa (16)
tertutup.

Aliran yang terjadi adalah oil dari reservoir mengalir lewat pipa (8) masuk ke dial
pembagi sirkulasi fluida (7) unit I.

Selanjutnya aliran masuk kedial pembagi sirkulasi (7) unit II yang melewati pipa
penghubung (15).

Dari dial pembagi sirkulasi unit II lalu masuk ke dial pembagi sirkulasi II melewati pipa
penghubung (15). Demikian selanjutnya sampai dial pembagi sirkulasi unit IV. Di unit ini
pipa sirkulasi untuk penghubung antar dial disambungkan dengan pipa keluaran fluida
dari dial pembagi sirkulasi (16) selanjutnya mengalir masuk ke reservoir melalui pipa
input oil reservoir.

Gambar skema Aliran Fluida posisi handel bebas

Proses Pembukaan Pintu Loading Ramp:

Tarik handel ke belakang, maka pintu akan tertekan ke depan, sehingga lubang sirkulasi
pada pipa (11), pipa (12) dan pipa (16) terbuka.

Aliran fluida dari reservoir lewat pipa (8) masuk ke dial pembagi sirkulasi (7). Fluida ini
ada sebagian yang mengalir lewat pipa (15) dan ada yang mengalir lewat pipa (11).

Fluida yang mengalir melelui pipa penghubung (15), akan menyuplai oil untuk proses
pembukaan pintu Loading Ramp yang lain.

Sedangkal oil yang mengalir melalui pipa (11) menuju silinder hydrolik. Oil ini mengisi
ruang silinder bagian bawah klep (piston).

Karena aliran terus menerus maka oil yang mengisi semakin banyak, sehingga piston
terangkat ke atas menekan oil yang berada diatas klep di dalam silinder .

Fluida (oil) yang tertekan mengalir keluar silinder lewat pipa (12) masuk ke dial pembagi
sirkulasi. Selanjutnya oil keluar dari dial pembagi sirkulasi masuk ke reservoir melewati
pipa (160) dan pipa (9).

Di dalam silinder hydrolik, klep dihubungkan dengan pintu Loading Ramp melalui
sebuah lengan (tangkai) sehinggga pada saat terangkat ke atas maka pintu akan turut
terangkat.

Apabila handel dilepaskan ke posisi bebas maka pintu akan berhenti diam pada posisi
tersebut (posisi terbuka).

Gambar Proses pembukaan pintu buah Loading Ramp

Proses penutupan pintu Loading Ramp:

Pompa hydrolik dalam keadaan beroperasi, tekan handel ke depan, maka lubang sirkulasi
pada pipa (12) dan pipa (16) terbuka.

Aliran oil dari reservoir masuk kedial pembagi sirkulasi (7) melalui pipa out put (8)
sebagian ada yang mengalir keluar lewat pipa(15) dan sebagian ada yang masuk kolom
silinder melewati pipa (12).

Aliran oil yang lewat pipa (15) akan mensuplai oil untuk pross pembukaan/penutupan
pintu Loading Ramp yang lain. Sedangkan oil yang mengalir melewati pipa (12) masuk
ke ruang silinder.

Aliran aliran terus mengalir maka volume oil didalam silinder semakin banyak dan
menekan klep (piston) ke bawah (akibat tekanan semakin besar).

Piston bergerak ke bawah oil di bawah piston mengalir keluar silinder masuk ke dial
pembagi sirkulasi melalui pipa (11) yang selanjutnya keluar dan masuk reservoir melewat
pipa (16) dan pipa (9).

Piston di bawah silinder dihubungkan dengan batang silinder, dan batang silinder
dihubungkan dengan pintu Loading Ramp. Maka pada saat piston turun, maka pintu akan
bergerak turun (pintu akan menutup).

Apabila handel dilepaskan akan kembali ke posisi semula maka kedudukan pintu akan
diam(tidak bergerak).

Gambar proses penutupan pintu Loading Ramp

OPERASI PERALATAN DI STASIUN LOADING RAMP

Pada stasiun Loading Ramp dilengkapi peralatan-peralatan bantu diantaranya: Panel operasi
motor pompa sirkulasi, motor penggerak conveyor, dirt conveyor, silinder hydrolik, handel
operasi pintu dan tank rail lori, dan lain-lain.

Adapun sistem operasinya masing-masing dapat dilukiskan sebagai berikut :

Panel Operasi

Alat ini digunakan/difungsikan untuk mengoperasikan semua peralatan di dalam stasiun loading
ramp, antara lain untuk pengoperasian sistem operasi alat-alat :

Hydrolik pump no. 1

Hydrolik pump no. 2

Hydrolik pump no. 1

Hydrolik pump no. 2

Gambar Panel Operasi:

Sistem operasinya:

Panel ini menghubungkan power pada motor-motor penggerak di semua yang ada
distation loading ramp.

Apabila stop kontak loading ramp pada posisi O berarti panel mati (tidak ada arus) dan
apabila pada posisi 1 berarti panel siap untuk digunakan kontrol/pengoperasian.

Untuk mengoperasikan peralatan yang ada tinggal menekan tombol ON (warna hijau)
dan menekan tombol OFF (warna merah) sesuai dengan keinginan alat yang akan
dioperasikan.

Reservoir dan Motor Sirkulasi

Reservoir di sini digunakan untuk menampung oil dari sirkulasi di pompa hidrolik dan mensuplai
oil ke pompa hydrolik. Pda reservoir dilengkapi motor untuk mensirkulasikan oil dan menaikkan
tekanan oil, indikator volume oil dan suhu oil dan alat ukur tekanan oil (manometer).

Data-data peralatan:

Motor penggggerak fluida

- Frame D 112 MD serial E 164374


- Output Kw 4.0 voltase 380
- Putaran/minimal ampere 9.2
- Hz 50 phase 3

Silinder Hydrolik

Fungsinya untuk mekanisme membuka dan menutup pintu loading ramp kontruksinya terdiri dari
piston dan tangkai piston dan sil pada bagian bawah dari silinder hydrolik.

Sistem operasinya berdasarkan tekanan hydrolik dari fluida (oli). Pada saat oli mengisi ruangan
di atas piston (klep) maka piston akan bergerak turun, sedangkan oli di bawah piston mengalir
keluar. Sebaliknya jika aliran fluida dialirkan kebagian bawah piston maka piston akan naik, oli
diatas piston keluar. Naik turunnya piston beserta tangkalnya (arm) karena adanya gaya tekan
dari fluida (oil)

Regulator Dial dan Handel

Fungsinya untuk mengatur sirkulasi oil pada saat membuka ataupun menutup pintu loading
ramp.

Prinsip kerjanya:

Pada regulator ini ada semacam pin di mana ujung yang satu dihubungkan pada handel dan
ujung yang lain bebas. Pada ujung yang bebas dipasangkan pegas untuk mekanisme gerak pin
saat handel ditekan/ditaarik. Pada pin ini terdapat lubang (2 buah) yang fungsinya untuk
mengalirkan/meneruskan aliran oil yang masuk ataupun keluar ataupun sebagian oil yang keluar
pada saat beroperasi. Letak lubang pada pin dengan lubang-lubang aliran pada regulatornya
sudah disusun sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk mekanisme buka tutup pintu pada
loading ramp karena akibat adanya perubahan posisi lubang yang sesuai (perubahan pasangan
posisi lubang pada regulator dengan lubang pada pin) handel berfungsi untuk merubah pasangan
posisi lubang tersebut sesuai dengan kebutuhannya (buka/tutup).

Dirt Conveyor

Dirt Conveyor merupakan peralatan yang digunakan untuk rnengangkut kotoran yang terjatuh
dari kisi-kisi lantai Loading Ramp ke dalam bak penampung. Dirt Conveyor ini terdiri dari
rental sprocket, Plat Pengangkut (pembawa kotoran), alas/talang penampung kotoran serta
motor listrik sebagai penggerak utama lengkap dengan gear transmission.

Prinsip dan kinerjanya :

Motor listrik sebagai penggerak distart dan berputar dengan putaran 1500 rpm. Putaran
poros utama ini mengalami reduksi putaran dengan rasio = 29, maka putaran poros
sprocket adalah = 53 rpm.

Pada poros dipasang dua buah sprocket kanan dan kid untuk rantai. Di antara rantai
bagian kanan dan bagian kill di hubungkan dengan plat pengangkat untuk membawa
sampah, sampai sampah di buang masuk ke bak penampung lewat saluran buang.

Reduksi putaran dari motor listrik ke poros sprocket dengan menggunakan gigi (gear)
yang dihubungkan dengan rantai.

Data-data teknis pada dirt conveyor:


Rantai Conveyor:
Panjang = 4.300 cm
Jarak antara pusat roll = 10.5 cm

Tebal plat rantai = 3,5


Jarak antara sudu sudu angkut = 40 cm
Diameter roll = 4 cm
Panjang sudu angkut = 24 cm lebar 15 cm

Poros dan Sprocket:


Diameter poros =7,5 cm
Diameter sprocket = 25 bulan
Diameter dalam sprocket = 20 cm
Jumlah sprocket = 4 unit
Jumlah gigi tiap sprocket = 8 buah

Motor penggerak:
Merk cyclo driver model HM 5-84
Input 3,7 Kw
1500 Rpm
Ratio = 29

Lori & Rel

Fungsinya sebagai tempat TBS selama proses perebusan disterilisasi. Jumlah roli ada 60 unit
dengan kapasitas 2,5 ton tiap lori. Pada sisi panjang dari lori dibuat di lubang-lubang dengan
diameter lubang sebesar 1 cm sejumlah 750 lubang untuk tiap sisinya.

Gambar dimensi dari lori:

Fungsi dari lubang-lubang dinding dan atas lori adalah untuk jalan penyebaran uap masuk ke
dalam ruang antara TBS dan untuk jalan keluar kondensat yang terbentuk/timbal di dalam lori.

PEMBERSIHAN
1. Pembersihan lantai Loading Ramp dari berondolan-berondolan yang tercecer pada saat
dilakukan sortasi maupun pembongkaran TBS.
2. Pembersihan sampah dan kotoran (tanah) yang terikut TBS dari kebun dan yang
tertinggal di lantai Loading Ramp agar tidak terusik lori. Pembersihan dilakukan saat
Loading Ramp tidak ada buah.
3. Pembersihan lantai di bawah pintu Loading Ramp terhadap berondolan yang jatuh pada
saat pengisian TBS ke lori.
4. Pembersihan lantai di bawah kisi-kisi plat atas loading ramp dari sampah/kotoran yang
tercecer ke dirt conveyor agar terangkut kedalam bak penampung sampah.
5. Pembersihan kotoran yang melekat pada rantai dan sudu-sudu pengangkut pada dirt
conveyor, agar mudah digerakkan dan beban motor tidak teralu berat.
6. Pembersihan lubang tempat roda lori pada reel dari tanah/kotoran yang menutupinya agar
lori jalannya lancar dan tidak mengakibatkan terpelanting dan juga pembersihan
penghalusan sisa-sisa (bekas bekas) pengelasan pada sambungan rail.
7. Pembersihan kotoran pada rail pintu loading ramp agar pintu dapat tertutup rapat.
8. Pembersihan karat/kotoran pada dinding lori, lubang-lubang lori akibat dari kondesat
yang menempel pada saat perebusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi keausan
material akibat dari kondensat yang menempel pada saat perebusan. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi keausan material akibat korosi dan lubang tidak mampat maka
distribusi uap sempurna.

PERAWATAN
1. Checking pada sambungan rail, bila ada yang terputus/terlepas.
2. Cheching pada alur rail jika ada penyerempetan yang mengakibatkan roda lori susah
berjalan (biasanya pada sambungan, slinged rail pice, dll).
3. Checking pada tikungan (boog) dan persimpangan terhadap ukuran/jarak antar rail dalam
keadaan sejajar atau tidak.
4. Pelumasan rail agar panas yang terjadi akibat gesekan rendah, sehingga rail tidak cepat
aus.
5. Pondasi penahan rel diamati dan diperbaiki apabila ada yang retak, agar batang rel tetap
sejajar sesuai ukuran.

PERAWATAN LORI
1. Pengecekan pada las-lasan keranjang lori (dinding lori) bila ada yang lepas atau retak
agar dilas kembali.
2. Pengecekan pada ring tempat duduk rantai, untuk pemasukkan TBS ke peralatan
threshing dengan hoistcrane, jika retak dilas kembali.
3. Pelumasan poros (as) bushing, bearing dari lori dengan minyak gemuk tahan panas
(staburrac) 130o C 150oC.
4. Penggantian bushing yang sudah aus, sebab longgarnya bushing mengakibatkan
stagnaties di mana lori tidak stabil jalanya, terutama pada tikungan .
5. Penggantian bearing yang sudah longgar atau pecah, agar jalan lori lancar dan
gesekannya rendah sehingga tidak mudah aus.
6. Roda-roda lori dan aus dilas kembali agar dapat digunakan, setelah dilas dibubut agar
permukaannya kembali rata (licin) dan ukurannya sesuai standard.
7. Besi balk/siku dari inderstel dicheck dan dilas bila las-lasnya retak.
8. Kait sambungan dan ring sambungan dicheck, bila retak dilas kembali.

PERAWATAN DIRT CONVEYOR


1. Checking sudu-sudu angkut dan baut-baut pengikatnya.
2. Periksa kendaraan dari rantai (chain) sudu-sudu angkut.
3. Stel/penyetelan rantai jika terjadi kekendoran dengan cara menggeser kedudukan as
spocket tepat dan pas pada kedudukannya .
4. Checking gigi spockret, bila sudah aus (tajam) sebaiknya diganti agar mata rantai pada
sprocket tepat dan pas pada kedudukannya.
5. Keausan bushing dan asa dari mata rantaidiperiksa dan railnya juga diperiksa keausanya.
6. Pelumasan pada mata rantai (as dan bushing) gear pada kedudukan as sprocket, gigi
sprocket, gigi pada gear transmisi untuk reduksi putaran beserta rantainya.
7. Pengisian minyak pelumas dan penggantian pada gearbox transmission.
8. Pelumasan pada poros dan bearing motor penggerak.
9. Pengencangan baut mur setiap sambungan ada batang-batang rangka dari konstruksi
dirt conveyor.

SARAN-SARAN
1. Dalam pengisian TBS seyogyanya ditaksir sebesar 2,5 ton setiap lori, jangan sampai
terisi dengan kondisi tanggung di atas permukaan lori, keadaan ini akan memberikan efek
antara lain:

Banyak berondolan yang jatuh teringgal di dalam ruang stelizier, saat berlangsung proses
perebusan.

Berondolann yang terambil akan menyebabkan tumpet pada lubang saluran pembuangan
kondensat masih banyak kondensat yang belum terbuang akbatnya tekanan puncak sulit
dicapai dan keadaan TBS hasil rebusan basah, banyak loses minyak didalam kondensat.

Distribusi kurang sempurna sehingga memungkinkan TBS hasil rebusan belum


seluruhnya masak, sehingga efisiensi pada proses threshing rendah.

2. Pada saat motor sirkulasi beroperasi, dimana pintu loading ramp dalam keadaan tertutup
penuh atau terbuka penuh, handle operasi buka tutup pintu loading ramp jangan ditarik
atau ditekan lagi karena akan menyebabkan tekanan yang besar, sehingga berakibat pipa

sirkulasi visa pecah/bocor pada sambungan seal pada silinder hydrolik cepat encer karena
penuh sehnggan gaya tekan fluida berkurang.
3. Uap buang dari sterilizer kita alirkan di bawah kisi-kisi loading ramp. Hal ini
pemanfaatan uap dan untuk pengeringan kotoran khususnya tanah yang melekat pada
tandan TBS sehingga mudah rontok di loading ramp dan kadar kotoran dalam proses
dapat menjadi lebih rendah.
4. Truk angkutan TBS dalam pembongkaran TBS ke loading ramp jangan diperbolehkan
mengayuh (membenturkan roda belakang pada pembatas) hal ini bertujuan :

Untuk mengurangi benturan TBS sehingga tidak banyak yang memar luka.

Untuk mengurangi kotoran yang terbawa ke loading ramp.

Untuk mengurangi/mencegah kerusakan lantai dan pembatas loading ramp.

Anda mungkin juga menyukai