2
gejala pada suatu orrgan tertentu yang spesifik yang biasa
disebut gejala kekahatan.
Unsur hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C),
Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl),
Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si). Unsur Na, Si, dan Co
dianggap bukan unsur hara essensial, tetapi hampir selalu
terdapat dalam tanaman. Misalnya, unsur Na pada tanaman di
tanah garaman yang kadarnya relatif tinggi dan sering melebihi
kadar P (Fosfor). Silikon (Si) pada tanaman padi dianggap penting
walaupun tidak di perlukan dalam proses metabolsime tanaman.
Jika tanaman padi mengandung Si yang cukup, maka tanaman
tersebut lebih segar dan tidak mudah roboh diterpa angin
sehingga seakan akan Si meningkatkan produksi tanaman.
Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman, Unsur hara
di bagi menjadi dua golongan, yakni unsur hara makro dan unsur
hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dan terdapat
dalam jumlah yang lebih besar, di bandingkan dengan unsur hara
mikro. Davidescu (1988) mengusulkan bahwa batas perbedaan
unsur hara makro dan mikro adalah 0,02 % dan bila kurang
disebut unsur hara mikro. Ada juga unsur hara yang tidak
mempunyai fungsi pada tanaman, tetapi kadarnya cukup tinggi
dalam tanaman dan tanaman yang hidup pada suatu tanah
tertentu selalu mengandung unsur hara tersebut misalnya unsur
hara Al (Almunium), Ni (Nikel) dan Fe (Besi).
Berdasarkan sumber penyerapannya, unsur hara di
pilahkan menjadi dua, yakni unsur hara yang di serap dari udara
dan unsur hara yang diserap dari tanah.
3
partikel tanah yang bermuatan negatif sehingga kation ini
mnejadi tersedia bagi akar. Pada daun, stomata membuka
untuk menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen.
Tumbuhan hijau mendapatkan pasokan karbohidratnya dari
karbon dioksida di udara melalui proses fotosintesis
Nitrogen jumlahnya melimpah di atmosfer bumi, namun hanya
sedikit tanaman yang mampu melakukan fiksasi nitrogen
(konversi nitrogen atmosfer menjadi bentuk yang bermanfaat
secara biologis). Oleh karena itu kebanyakan tumbuhan
memerlukan senyawa nitrogen tersedia dalam tanah tempat
tumbuhnya. Hal ini dapat disuplai oleh bahan organic yang
mengalami dekompoisisi, bakteri fiksasi nitrogen, kotoran
hewan, atau melalui aplikasi pupuk nitrogen dalam budidaya
tanaman pertanian.
Hara bergerak di dalam tubuh tanaman menuju
tempat dimana ia paling diperlukan. Misalnyua,
tanaman mencoba untuk memasok lebih banyak hara
untuk daun muda yang sednag tumbuh daripada daundaun yang lebih tua. Sehingga kalau hara bersifat
mobil, kekurangan hara pertama-kali terlihat pada
daun-daun tua. Namun, kalau hara bersifat tidak mobil
mengalami kekuranagan maka daun muda menderita
paling serius karena hara tidak dapat bergerak
(dipindahkan) dari daun-daun tua. Nitrogen, fosfor, dan
kalium adalah hara mobil, sedangkan hara lainnya
memiliki tingkat mobilitas yang beragam. Fenomena
ini sangat membantu dalam menentukan hara apa
yang mungkin kekurangan dalam tanaman.
4
aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari N2 bebas lewat bakteri
bintil akar dan NH3 di serap lewat stomata tanaman.
2.
5
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Boron (B) diserap dalam bentuk anion borate (BO 33- atau
B4O72-).
11.
12.
13.
7
sehingga mengubah sifat garam mineral. Dalam keadaan
sifat yang telah berubah, garam-garam mineral dapat
tercuci ke luar tanah.
6
M1+
M 2X
M2+
MX
8
(larutan)
(padatan)
(padatan)
(larutan)
9
Jerapan spesifik tergantung pH dan terkait dengan hidrolisis
ion logam berat. Dalam jerapan spesifik, sebagian ikatan kovalen
dibentuk dengan ion-ion kisi. Sebagian ikatan kovalen secara
inheren lebih kuat daripada ikatan elektrostatik yang terlibat
dalam pertukaran kation non-spesifik (misalnya Zn dapat
adsorbed di Fe dan Al oksida, 7 dan 26 kali lebih kuat daripada
kapasitas tukar kation pada pH 7.6). Logam yang paling mampu
membentuk kompleks hidroksil akan dijerap secara spesifik
dengan kekuatan terbesar:
10
Bahan organik dapat meningkatkan atau menurunkan
ketersediaan hara mikro, Al dan logam berat. Penurunan
ketersediaan adalah karena kompleksasi dengan asam humat,
lignin dan senyawa-senyawa organik lain yang mempunyai berat
molekul tinggi (membentuk endapat tidak larut). Sebaliknya,
peningkatan ketersediaan mungkin dapat terjadi akibat pelarutan
dan mobilisasi logam oleh ligan organik yang berat-molekulnya
rendah (misalnya asam-asam organik rantai pendek, asam amino
dan senyawa organik lainnya). Konstanta stabilitas chelates
dengan beberapa logam terjadi dengan urutan yang semakin
meningkat seperti:
Tanah Tanaman pH
11
pH tanah bervariasi dalam ruang dan waktu. Fluktuasi
harian sebesar satu unit pH dapat terjadi, demikian juga variasi
spasial (horisontal dan vertikal dalam profil tanah). pH tanah juga
bervariasi selama musim. Selama musim dengan curah hujan
rendah hingga moderat , ketika evapotranspiration melebihi curah
hujan, garam tidak tercuci oleh air-perkolasi mendalam dan
peningkatan garam cenderung menurunkan pH dengan memaksa
lebih banyak H+ yang dapat-ditukar untuk memasuki larutan
tanah. Sebaliknya, selama musim hujan, garam akan tercuci dari
lapisan topsoil dan pH tanah ini akan naik. Fluktuasi kandungan
total-garam dari musim ke musim ini tidak boleh dikacaukan
dengan fenomena pengasaman tanah jangka panjang.
12
13
on various sources including Handreck 1978 and Marshner 1995)
(Sumber:
http://plantsinaction.science.uq.edu.au/edition1/?
q=content/16-2-soil-plant-nutrient-relations).
Rhizosphere
Pertumbuhan tanaman tergantung pada ketersediaan air dan hara
dalam rhizosphere, bidang singgung tanah dan akar terdiri dari
lapisan tanah yang bervariasi ketebalannya antara 0,1 mm
sampai beberapa milimeter tergantung pada panjangnya bulubulu akar. Ketersediaan hara dalam rhizosphere dikendalikan oleh
efek gabungan dari sifat-sifat tanah dan interaksi antara akar
tanaman dengan mikroorganisme dalam tanah di sekitarnya.
Kondisi kimiawi dalam rhizosphere biasanya sangat berbeda
dengan kondisi tanah di sekitarnya. Akar mendorong perubahan
pH rhizosphere adalah hasil dari keseimbangan antara ekskresi
H+ dan HCO3- ,
evolusi CO2 oleh respirasi dan hilangnya
berbagai senyawa organik yang disebut sebagai eksudat akar.
Keseimbangan antara ekskresi H+ dan HCO3- tergantung pada
rasio penyerapan cation/anion. Ekskresi H+ yang lebih besar
menyertai penyerapan kation yang lebih besar daripada anion
dan hal ini mengakibatkan pengasaman rhizosfir. Sebaliknya,
kalau penyerapan anion melebihi penyerapan kation, maka
ekskresi H2CO3- melebihi H+. Bentuk kimia N-tanah (amonium v.
nitrat) merupakan faktor yang berpengaruh terhadap rasio
cation/anion. Tanaman cinta ammonium menyerap lebih banyak
14
kation daripada anion, dan biasanya memiliki rhizosphere lebih
masam daripada tanah sekitarnya; sedangkan tanaman cinta
nitrat menyerap lebih banyak anion daripada kation dan
rizosfirnya lebih alkalis dibandingkan dnegan tanah sekitarnya.
Efek tanaman terhadap kemasmaan rhizosphere juga bervariasi
dengan genotipe, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
ketersediaan hara.
Sistem Tanaman
Tanaman menyerap sejumlah hara dari tanah melalui bulubulu akarnya. Hara ini diserap dalam bentuk anion dan kation
melalui proses yang bersifat pasif dan aktif.
15
Penyerapan anion oleh akar dapat menetralkan kemasalan
tanah. Penyerapan kation dapat meningkatkan kemasaman
tanah. Efek pengasaman tanah lebih sedikit kalau lebih banyak
N yang dipanen dibandingkan dnegan kation basa. Kation basa
dalam biomasa tanaman dapat dikembalikan ke tanah melalui
proses dekomposisi bahan organic.
Sumber: rbhs-sbi3u03.wikispaces.com -
16
Akar menyerap air dan hara mineral dari tanah. Akar tanaman
melakukan respirasi-seluler, menyerap O2 dan melepaskan CO2 ,
tetapi secara neto tanaman adalah produsen O2. Tanaman juga
melepaskan H2O dan O2 melalui stomata daun. CO2 menjadi
sumber karbon untuk fotosintesis, dan gas ini berdifusi dari udara
ke dalam daun melalui stomata
Sumber:
http://bio1152.nicerweb.com/Locked/media/ch37/plant_nut
rient.html
17
Permukaan koloid tanah bermuatan negative dan mengikat kationkation (kation-tukar). Kation-kation tukar ini dapat digantikan (ditukar)
oleh H+ yang dihasilkan dari respirasi bulu akar.
3
4
18
19
Sumber: http://dnowlan.ca/VM/science7/plants/structure.htm
20
Air dalam pori tanah dapat menembus memasuki sel bulu akar. Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology2
-Absorption_Of_Water.htm
21
Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology2
-Absorption_Of_Water.htm
22
23
3
24
Penampang akar tanaman dikotil muda, menunjukkan transfer air dari bulu
akar memasuki pembuluh silem melintasi sel-sel hidup korteks.
Sumber: http://dipendrasudip.blogspot.com/2011/09/waterabsorption.html
25
8. Turgor dalam sel-sel akar menghasilkan Tekanan Akar.
9. Tekanan-akar ini adalah tekanan yang mendorong
molekul air bergerak dari sel-sel hidup akar memasuki
pembuluh silem.
10. Tekanan ini terjadi karena osmosis sel ke sel dalam
akar.
11. Kalau suatu sel yang turgid menekan sel-sel di
sebelahnya, gaya aliran air meningkat ke arah dalam.
12. Karena adanya tekanan akar, air dapat naik mencapai
ketinggian tertentu. Gaya ini saja tidak dapat
mendorong air ke puncak pohon yang tinggi. Faktor lain
yang berkontribusi pada pergerakan ke atas adalah
gaya kapiler, tarikan transpirasi, kohesi dan adhesi air.
26
27
oleh kemampuan partikel tganah menhana air, dan ini disebut
kapasitas lapang.
Air tanah dapat berada dalam tiga bentuk: Air Kapiler, Air
Higroskopis, dan Air Kimia.
1
28
Phaseolus dll. Beberapa conifer menyerap air dari atmosfer. Pada
anggrek epifit jaringan velamen darui akarnya yang menggantung
juga menyerap air dari udara.
Masuknya air dari tanah ke dalam jaringan xylem akar
Air tanah (capillary water) pertama-tama diserap oleh bulu akar. Air
ini kemudian disalurkan secara centripetal melalui sel
parenchymatis korteks. Air bergerak dari sel ke sel dalam korteks
dan akhirnya mencapai sel-sel korteks paling dalam. Mulai dari
titik ini, sel-sel endodermis memiliki cincin Casparian dan tidak
ada vakuola, air dari sel-sel korteks paling dalam tidak mampu
melewatinya. Tetapi ada sel-sel endodermin tertentu yang tidak
mempunyai cincin Caskarian ini dan disebut sel-sel penyalur.
Air yang terakumulasi dalam sel-sel korteks paling dalam ini
melewati sel-penyaklur memasuki pembuluh silem.
Ada tiga jalur yang dapat ditempuh oleh pergerakan air melintasi
jaringan korteks memasuki jaringan xylem akar:
29
1
30
dari cairan sel ini lebih rendah daripada larutan tanah. Oleh
karena itu air bergerak dari larutan tanah memasuki bulu akar
dengan proses difusi sederhana.
31
Air diserap tanaman dari dalam tanah oleh akar dan
bergerak ke atas ke seluruh bagian tanaman melalui batang.
Pergerakan air dan zat-zat yang terlarut melalui batang disebut
Ascent of Sap. Banyak teori yang dapat menjeklaskan hal ini: (1)
Teori Tekanan Akar (root pressure theory), (2) Teori vital (vital
theories), dan (3) Teori Fisika (physical theories).
Tekanan Osmotik
Akar menyerap air dari tanah melalui osmosis atau difusi
karena air dalam tanah mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi
dari dalam akar. Penyerapan dapat berlangsung ke dalam ruang
interselular dari sel-sel akar atau bulu-bulu akar. Bulu-bulu akar
merupakan pertumbuhan sel-sel epidermis. Setelah air berada di
dalam akar, ia bergerak melalui ruang interselular atau dari sel ke
sel dan akhirnya memasuki pembuluh kayu. Dengan demikian,
pembuluh kayu dalam akar mengembangkan tegangan air positif
dan air didorong ke atas melalui tabung-tabung yang dibentuk
oleh unsur-unsur pembuluh kayu. Tekanan yang mendorong air ke
atas dalam pembuluh kayu akar disebut tekanan akar.
32
Gambar
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biologyiv/plant-water-relations/pathway-water-root.php
33
Pergerakan air dari bulu akar memasuki sel-sel korteks dan masuk
ke pembuluh silem; jalur apoplast (intercellular) dan jalur seluler
melalui symplast dan transmembrane .
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biologyiv/plant-water-relations/pathway-water-root.php
Fenomena Tekanan-Akar
Transpor aktif ion-ion hara mineral ke dalam pembuluh kayu akar
menyebabkan munculnya tekanan akar. Ketika transpirasi
rendah ion-ion menumpuk di pembuluh kayu akar dan
menurunkan tegangan air. Hal ini mengakibatkan difusi air dari
tanah memasuki pembuluh kayu akar, karena proses osmosis.
Akumulasi air di pembuluh kayu menimbulkan dorongan pada selsel yang rigid (kaku) menyebabkan tekanan akar. Tekanan-akar ini
menimbulkan gaya yang mendorong air naik memasuki batang.
Akan tetapi, dalam hal pohon tinggi , tekanan-akar tidak cukup
besar untuk mendorong air naik memalui batang ke daun di pucut
pohon. Air dapat naik hanya sekitar 20 meter dengan tekanan
akar maksimum yang diukur pada beberapa tanaman.
Endodermis akar memainkan peran penting dalam proses
munculnya tekanan akar.
34
35
36
Jalur pasif dan jalur aktif dalam proses penyerpaan hara oleh akar
tanaman. Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4
-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm
Penyerapan Pasif
Proses penyerapan ini merupakan penyerapan hara tanpa
menggunakan energi metabolik. Penyerapan ion secara pasif oleh
sistem akar ditunjukkan oleh Briggs dan Robertson (1957).
(i) Penyerapan garam mineral tidak terpengaruh oleh suhu dan
inhibitor metabolik. (ii) penyerapan ion yang cepat terjadi ketika
jaringan tanaman ditransfer dari media konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi.
Fase Pasif
Ketika sistem akar utuh diberi suplai larutan hara eksternal,
maka mulailah ion-ion berdifusi ke dalam ruang-ruang bebas yang
ditemukan di dalam dinding sel dan ruang-ruang interselular yang
ditemukan dalam jaringan. Laju difusi tergantung pada
kecuraman gradien ionik antara larutan eksternal dengan larutan
yang ditemukan di dalam sel .
37
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physi
ology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm
38
39
Teori Pertukaran Ion. Anion Cl- bertukar dengan Br- tanpa mengganggu
netralitas elektrik .
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biology-iv/plantnutrition/passive-absorption.php
Kesetimbangan Donnan
Teori ini menggambarkan efek ion-ion yang tetap atau nondiffusible yang kebanyakan menumpuk pada permukaan bagian
dalam dari membran sel (outer membrane). Proses ini disebut
dengan nama penemunya F.G.Donnan. Jika ada muatan negatif
yang tidak berdifusi pada salah satu sisi membran, hal ini akan
menciptakan gradien potensial melintasi membran darimana ion
akan berdisusi. Proses difusi ion ini akan menghasilkan
keseimbangan elektrokimia. Konsentrasi (potensial kimiawi) ionion tidak selalu menjadi same antara di dalam dan di luar
membran. Dengan demikian, ketidak-seimbangan listrik akan
dipertahankan karena adanya muatan yang berdifusi. Sehingga
akan terjadi ketidak-seimbangan konsentrasi ion.
40
Kesetimbangan Donnan.
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biologyiv/plant-nutrition/passive-absorption.php
41
Penyerapan Aktif
Gerakan ion-ion dari ruang luar sel ke ruang dalam sel
umumnya melawan gradien konsentrasi dan oleh karenanya
memerlukan energi. Energi ini diperoleh melalui metabolisme baik
secara langsung maupun tidak langsung. Berbagai bukti
menunjukkan penyerapan ion secara aktif terjadi melalui
Mekanisme Karier..
Mekanisme Carrier
Dalam mekanisme Karier, ion-ion yang diaktifkan
menggabungkan dirinya dengan protein-karier dan membentuk
kompleks ion karier. Kompleks ini bergerak melintasi membran
dan mencapai ruang-dalam sel dengan menggunakan energi.
Dalam sitoplasma, kompleks ion-karier ini pecah dan melepaskan
ion-ion. Karier bergerak ke luar sitoplasma dan siap mengikat ion
lain membentuk kompleks ion-karier.
Konsep Karier. Molekul Karier diaktifkan oleh energy ATP menjadi ion
Karier yang mampu mengikat ion-ion hara. Kompleks Karier-ion ini
menembus membrane plasma dan melepaskan ion di bagian dalam sel,
dan karier kembali siap untuk diaktifkan lagi oleh energy ATP.
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biology-iv/plantnutrition/active-absorption.php
42
43
Aspek anatomis dari jalur simplest dan apoplast dalam penyerapan ion
oleh bulu akar. Jalur apoplast melintasi rongga-rongga di antara sel-sel
jaringan akar. Jalur simplest menembus masuk ke dalam sel-sel hidup
jaringan akar.
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biology-iv/plantnutrition/active-absorption.php
44
Pengangkutan Solute
P.R. Stout dan Dr. Hoagland telah membuktikan bahwa hara
mineral yang diserap oleh akar diangkut melalui pembuluh-kayu.
Garam mineral larut dalam air bergerak naik sepanjang
pembuluh-kayu untuk diangkut ke semua bagian tubuh tanaman.
Translokasi ini dibantu, oleh aliran transpirasi. Kehilangan air terus
menerus oleh transpirasi pada permukaan tanaman, menciptakan
tarikan transpirational, dimana air bersama garam mineral ditarik
sepanjang pembuluh kayu. Aktif penyerapan dapat terjadi kalau
ada energi. Bukti-bukti berikut menunjukkan keterlibatan energi
metabolik dalam penyerapan hara mineral.
1
Teori Goldacre
Protein kontraktil pada membran sel menunjukkan
keberadaannya dalam kondisi Kontraksi atau Renggang.
Protein dalam kondisi Renggang mampu mengikat
ion-ion
melalui valensi bebas yang terbuka di permukaan membrane.
Protein dalam kondisi kontraksi melepaskan ion-ion karena
valensi-bebas dari protein harus dinetralkan dalam kondisi
Kontraksi. Dalam teori ini peran Karier adalah dalam
menggunakan energi ATP. Akan tetapi teori ini belum dapat
dibuktikan.
45
Diagram Konsep (Teori) Goldacre. Diagram skematik membranesel hidup. Membran sel mengandung protein yang mempunyai
gugus-gugus reaktif. Gugus-gugus ini ada yang bermuatan positif
dan ada yang bermuatan negative. Perilaku meRenggang dan
kontraksi protein mmebran sel ini dikendalikan dnegan
mekanisme aktivasi ensimatis.
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biologyiv/plant-nutrition/active-absorption.php
atau
Teori Transport
46
Representasi diagram Hipotesis pompa sitokrom pada
penyerapan garam, anion (A-) diserap secara aktif melalui pompa
sitokrom dan kation (M) diserap secara pasif.
Laju respirasi, yang semata-mata berkaitan dnegan
penyerapan anion, disebut sebagai respirasi-anion atau respirasigaram. Laju orisinil respirasi (tanpa respirasi anion) dapat diamati
dalam air destilasi dan disebut respirasi dasar.
47
48
parenchyma yang hidup. Jaringan hidupc parenkhim pembuluh kayu
memiliki peran dalam penyerapan dan transport hara. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tarikan transpirasi juga mempengaruhi translokasi hara
dalam tubuh tanaman. (Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4
-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm)
49
memiliki diameter sempit, hal ini menyebabkan air naik ke atas untuk
mengisi vaccum yang terjadi akibat hilangnya air melalui proses
transpirasi.
3. Tarikan transpirasi (Transpiration pull). Karena proses transpirasi
dilakukan oleh daun, seluruh kolom air dari tanaman akan ditarik oleh
daun. Hal ini dikenal sebagai Tarikan Transpirasi. Tegangan air ini
atau tarikan transpirasi adalah karena gaya kohesi yang kuat di antara
molekul air yang merupakan kecenderungan molekul air untuk tetap
bergandengan dan menghasilkan kolom air yang kontinyu di sleuruh
batang. Kohesi ini muncul karena adanya ikatan hidrogen di antara
molekul air. Gaya Hisap atau gaya dorong akibat dari transpirasi sangat
penting dalam pohon-pohon tinggi yang tidak memiliki cukup besar
tekanan-akar. Karena gaya-gaya ini maka kolom air tanaman didorong
secara pasif dari akar ke bagian tanaman di atas tanah.
Air dalam jaringan pembuluh xylem membentuk kolom kontinyu, karena :
(a) Transpirasi
(b) Gaya Kohesi (forces among water molecules)
(c) Gaya Adhesi (forces between water molecules and the walls of
xylem vessels).
50
Mekanisme Penyediaan Unsur Hara
Difusi
Intersepsi Akar.
51
yang aktif dapat mengikat anion nitrat yang berada
di luar membrane sel (Outer space) dan diangkut
melintasi membrane sel memasuki ruang dalam sel
(Inner space).
Sumber: tolong dilacak sumber aslinya untuk
mengetahui mekanisme secara lebih rinci.
52
sitoplasma. Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physi
ology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm
53
54
magnesium (Mg++). Juga, ion-ion lainnya dapat diangkut
bersama air tanah yang bergerak, tergantung pada sifat fisik dan
kimia tanah dan konsentrasi serta karakteristik hara dalam tanah.
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan
unsur hara di dalam tanah menuju ke permukaan akar bersamasama dengan gerakan massa air. Selama masa hidup tanaman
mengalami peristiwa penguapan air yang dikenal dengan
peristiwa transpirasi. Selama proses transpirasi tanaman
berlangsung, terjadi juga proses penyerapan air oleh akar
tanaman. Pergerakan massa air ke akar tanaman akibat langsung
dari serapan massa air oleh akar tanaman terikut juga terbawa
unsur hara yang terkandung dalam air tersebut. Peristiwa
tersedianya unsur hara yang terkandung dalam air ikut bersama
gerakan massa air ke permukaan akar tanaman dikenal dengan
Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara yang ketersediaannya bagi
tanaman melalui mekanisme ini meliputi: nitrogen (98,8%),
kalsium (71,4%), belerang (95,0%), dan Mo (95,2%).
55
Sumber: .. dicari sumber aslinya untuk dapat
memashi mekanisme secara lebih detail.
Mekanisme Difusi
56
57
Mekanisme Intersepsi Akar
58
(kation-tukar). Kation tukar ini dapat dilepaskan ke larutan tanah
(berkesetimbangan). Kation-tukar dapat diganti (ditukar) dengan H+
hasil disosiasi H2CO3 (asam karbonat). Asam karbonat ini terjadi dari
reskai antara air dan CO2 (hasil respirasi sel bulu akar).
(Sumber: http://bcs.whfreeman.com/thelifewire8e/content/)
59
Intersepsi Akar
Alira0,4444n Masa
Difusi
<1
80
19
Phosphorous
93
Potassium
18
80
150
375
Calcium
60
Magnesium
Sulfur
33
600
300
61
Hara (dan air) dapat diserap oleh akar tanaman melalui jalur Simplast
(Jalur aktif) dan Apoplast (Jalur Pasif). (Sumber:
http://www.soilfertility.lsu.edu/Agro4052.htm)
62
63
melewati cincin Casparian dan memungkinkan herbisida
untuk memasuki sistem pembuluh tanpa berpindah ke jalur
symplast (jaringan hidup).
2
Hara yang bergerak oleh jalur symplastik dan transmembran bergerak sedemikian rupa sehingga Cincin Casparian
tidak menjadi hambatan serius bagi pergerakan hara dalam
sistem jaringan pembuluh. Akan tetapi hara yang bergerak dalam
64
jalur apoplast; dipaksa oleh Cincin Casparian untuk melintasi
membran plasma dan memasuki sitoplasma sel-sel endodermis.
Sekali telah memauski endodermis, hara ini harus melintasi
membran plasma ke dua kalinya untuk mencapai jaringan
pembuluh dalam stele akar. Proses ini dapat menghambat
pergerakan hara menuju sistem pembuluh dan kemudian
translokasinya ke batang.
Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: (1) dinding
sel, (2) membran sel, (3) protoplasma. Dinding sel merupakan
bagian sel yang tidak aktif. Bagian ini bersinggungan langsung
dengan tanah. Sedangkan bagian dalam terdiri dari protoplasma
yang bersifat aktif. Bagian ini dikelilingi oleh membran. Membran
ini berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur hara yang akan
melaluinya. Proses penyerapan unsur hara yang melalui
mekanisme seleksi yang terjadi pada membran disebut sebagai
proses selektif.
Proses selektif terhadap penyerapan unsur hara yang
terjadi pada membran diperkirakan berlangsung melalui suatu
carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini bersenyawa dengan ion
(unsur) terpilih. Selanjutnya, ion (unsur) terpilih tersebut dibawa
masuk ke dalam protoplasma dengan menembus membran sel.
65
Daftar Pustaka
66
Hoagland, D.R.. 1944. Lectures on the Inorganic Nutrition of
Plants. Chronica Botanica, Waltham, MA.
John R. Evans and Everard Edwards. 2001. Nutrient Uptake and
Use in Plant Growth. N E E WORKSHOP PROCEEDINGS : 18
20 APRIL 2001.
CRC for Greenhouse Accounting. The
Australian National University
Kirschbaum M.U.F., Bellingham D.W. & Cromer R.N. (1992) Growth
analysis of the effect of phosphorus-nutrition on seedings of
Eucalyptus-grandis. Australian Journal of Plant Physiology,
19, 55-66.
Lorbeer, S.L. J. Jacobsen, P. Bruckner, D. Wichman, and J. Berg.
2000. Capturing the genetic protein potential in winter
wheat. Fertilizer Fact Number 23. July 2000. Montana State
University Extension Service and Agricultural Experiment
Station.
Lutze J.L. & Gifford R.M. (1998) Carbon accumulation, distribution
and water use of Danthonia richardsonii swards in response
to CO2 and nitrogen supply over four years of growth.
Global Change Biology, 4, 851-861.
Lutze J.L. & Gifford R.M. (2000) Nitrogen accumulation and
distribution in Danthonia richardsonii swards in response to
CO2 and nitrogen supply over four years of growth. Global
Change Biology, 6, 1-12.
Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. 2nd Ed.
Academic Press. London. 889 p.
McLaughlin M.J., Fillery I.R. & Till A.R. (1992) Operation of the
phosphorus, sulphur and nitrogen cycles. In: Australias
renewable Resources: Sustainability and Global Change
(eds R.M. Gifford & M.M. Barson), pp. 67-116.
Mengel, K. and Kirkby, E. A. 2001. Principles of Plant Nutrition. 5th
edn. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. 849 pp.
Richard Molinar and Michael Yang. 2007. Small Farm Soils and
Plant Nutrition. UC Cooperative Extension.
67
Roy, R. N. 1990. Integrated plant nutrition systems: state of the
art. Commission on Fertilizers, 11th session, Rome, FAO, 15
pp.
Sage R.F. & Pearcy R.W. (1987) The nitrogen use efficiency of C3
and C4 plants 1. Leaf nitrogen, growth, and biomass
partitioning in Chenopodium album (L.) and Amaranthus
retroflexus (L.). Plant Physiology, 84, 954-958.
Sparks, D.L. 1995. Environmental Soil Chemistry. Academic Press.
San Diego. 267 p.
Torsten Ingestad and Gran I gren. 1995. Plant nutrition and
growth: Basic principles. Plant and Soil . Volume 168-169,
Number 1, 15-20, DOI: 10.1007/BF00029309 .
Turner J. & Lambert M.J. (1983) Nutrient cycling within a 27-yearold Eucalyptus grandis plantation in New South Wales.
Forest Ecology and Management, 6, 155-168.
Van Reuler, H., and Prins, W. H., eds.. 1993. The role of plant
nutrients for sustainable food production in sub- Saharan
Africa. Leidschendam, The Netherlands, VKP, 232 pp.