Anda di halaman 1dari 12

Bab XII -

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN


PASAL 01
URAIAN UMUM
1.1.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pekerjaan Pembangunan Kirmir Kampus II


Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung DJati Bandung Tahun Anggaran 2015.

1.2.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus melaksanakan sesuai dengan


ketentuan dalam dokumen kontrak yang antara lain terdiri dari :
- Rencana Gambar dan Syarat-syarat (RKS).
- Gambar Bestek, Detail dan Gambar Konstruksi berikut Keputusan Direksi Lapangan.
- Risalah Rapat Penjelasan Pekerjaan (Addendum Dokumen Pelelangan).

1.3.

Bila terjadi ketidak sesuaian antara gambar rencana dan keadaan lapangan, maka
Pemborong diharuskan berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.

1.4.

Pemborong harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan guna mendapat


persetujuan Direksi

PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN
2.1

Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai akan tenaga ahli, alat-alat bantu dan
bahan material sesuai dengan jenis pekerjaannya yaitu :
Pekerjaan Pembangunan Kirmir Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Gunung DJati Bandung yang terdiri dari :
1.

2.

Pekerjaan Persiapan
- Administrasi, dokumentasi dan papan nama proyek
- Pembersihan Lahan
- Pengukuran dan Bowplank
Pekerjaan Pondasi/Kirmir
- Galian Tanah Pondasi/Kirmir
- Pondasi Batu Kali 1 pc : 5 Ps
- Pasagan Pipa Sulingan PVC dia. 1 + lapis ijuk
- Pengurugan kembali tanah galian disekitar

Pekerjaan lain-lain dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.
PASAL 03
SITUASI / LOKASI
3.1

Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Daerah Jalan Soekarno Hatta Bandung.

3.2

Setelah Rapat Penjelasan akan ditunjukan lokasi yang akan dilaksanakan. Untuk itu
hendaknya Penyedia Jasa / Rekanan mengadakan penelitian yang seksama, agar
mendapat informasi tentang situasi, lingkup pekerjaan dimana bangunan tersebut akan
dibangun.

3.3

Kelalaian atau kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk
mengajukan klaim dikemudian hari.

3.4.

Satuan Ukuran.
Semua ukuran dalam gambar dinyatakan dengan metrik.

3.5.

Ukuran Pokok.
Pengukuran atas permukaan jalan dinyatakan 0,00 cm dan akan ditentukan kemudian di
lapangan. Selanjutnya semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari jalan 0,00 cm.

Bab XII -

3.6.

Mengukur Letak Pekerjaan Pematangan.


Ketentuan letak diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok yang dipancang kuatkuat dengan papan (bouwplank) yang diketam rata pada sisi atasnya.
Pemborong harus menyediakan pembantu secukupnya yang paham dalam cara-cara
pengukuran.

3.7.

Ukuran Penduga.
Ukuran penduga adalah ukuran (induk ukuran) dari mana ketinggian dan kedalaman
diambil berupa balok panjang 2 m berpenampang 5 x 7 cm dengan semua sisi diketam
rata dan diresidu 2x, dipancang tegak lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm.
Ukuran penduga ini dinyatakan dengan huruf P dibuat oleh Pemborong dengan
pengawasan Direksi dan harus dipelihara selama pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1.

LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada :
Pembuatan Direksikeet,
Pembuatan drainase sementara,
Pengamanan proyek dan daerah kerja,
Perlengkapan keselamatan kerja,
Pembuatan utilitas sementara,
Pembuatan papan nama proyek,
Pembersihan,
Dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

4.2.

STANDAR/RUJUKAN.
Pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.

4.3.

PROSEDUR UMUM.

4.3.1.

ALATALAT KERJA
Kontraktor harus mendatangkan alat-alat kerja yang dibutuhkan, sesuai dengan jenis
pekerjaan yang berkaitan.
Daftar alat-alat yang akan digunakan harus diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui terlebih dahulu.

4.3.2.

FASILITAS KONSTRUKSI.
Kontraktor harus membuat daftar fasilitas konstruksi dan pengendalian sementara yang
meliputi seluruh fasilitas yang diperlukan selama masa pelaksanaan, untuk dipelajari dan
disetujui Pengawas Lapangan.

4.4.

BAHAN-BAHAN.
Bahan-bahan dan peralatan untuk pekerjaan ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai
ketentuan dalam butir 4.5.

4.5.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

4.5.1.

UMUM
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Barang-barang bekas bongkaran yang masih bisa digunakan kembali harus disimpan dan
diserahkan kepada Pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan.

4.5.2.

PEMBUATAN DIREKSI KEET.

Bab XII -

4.5.2.1. Kontraktor wajib mendirikan bangunan sementara dalam ukuran 12 m yang memadai.
Bangunan sementara ini berlantai rabat beton tebal 5 cm yang terletak 10 cm dari
permukaan tanah.
Bangunan berkonstruksi kayu, berdinding kayu lapis / Triplek, berventilasi selebar 20 cm
pada sekeliling dinding atasnya dan beratapkan seng gelombang ini, harus dilengkapi
dengan pintu yang dapat dikunci.
4.5.2.2. Direksikeet terdiri dari dari :

Gudang Kontraktor untuk penyimpanan dan mengamankan bahan-bahan yang baru


datang dan akan dipasang, serta peralatan kerja Kontraktor.
Direksi Kit untuk Pengawas Harian yang dilengkapi dengan peralatan berikut :
2 (dua) buah meja ukuran 60 cm x 120 cm dari bahan kayu lapis dan kayu di politur.
2 (dua) buah kursi duduk dari metal beralas busa (chitose).
1 (satu) meja rapat ukuran 120x240 cm dari multiplex 18 mm.
1 (satu) buah white board ukuran 60 cm x 120 cm lengkap dengan spidol (selama
proyek) dan penghapusnya.
Ruang Direksi Kit harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah jendela nako. Letak dan arah
hadapnya akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Los Kerja Kontrakor untuk pekerjaan fabrikasi.

4.5.2.3. Bangunan sementara Kontraktor harus dibongkar dan bekas bongkarannya harus
dikeluarkan dari lokasi, bila proyek telah selesai dilaksanakan.
4.5.3.

Pembuatan Drainase Sementara.


Jika dianggap perlu, Kontraktor harus membuat saluran drainase sementara selama proyek
berlangsung, baik untuk pengeringan air hujan, maupun air tanah sehingga dapat menjamin
terhindarnya proyek dari kemungkinan genangan air yang mengganggu kelancaran
pekerjaan maupun daerah kerja sekitarnya.

4.5.4.

Jalan Masuk Sementara.


Kontraktor harus memperhatikan jalan masuk sementara menuju lokasi pekerjaan.
Lokasi dan arah jalan masuk akan ditentukan kemudian oleh Pengawas Lapangan.

4.5.5.

Keamanan Proyek dan Pengamanan Daerah Kerja.

4.5.5.1. Kontraktor harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang-barang milik kontraktor
maupun barang-barang milik Pemilik Proyek.
Kontraktor harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam setiap hari
selama proyek berlangsung.
4.5.5.2. Kontraktor wajib memasang rambu-rambu peringatan pada tempat-tempat yang mudah
dilihat baik oleh pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan bermotor.
4.5.6.

Perlengkapan Keselamatan Kerja.


Kontraktor harus menyediakan alat-alat P3K dan keselamatan kerja secukupnya selama
proyek berlangsung untuk kepentingan para pekerja dan semua yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut.

4.5.7.

Pembuatan Utilitas Sementara.


Kontraktor wajib membuat dan mengadakan utilitas sementara selama proyek berlangsung,
yang antara lain terdiri sebagai berikut :
Pengadaan air kerja.
Pembuatan penerangan.

4.5.8.

Pembuatan Papan Nama.


Kontraktor wajib membuat papan nama proyek dalam ukuran yang memadai dan dipasang
kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang dapat terbaca pada jarak yang cukup.
Bahan papan nama dapat dibuat dari papan kayu atau baja pelat lembaran lapis seng.

Bab XII -

4.5.9.

Pembersihan.

4.5.9.1. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga kebersihan dan mengatur lokasi
bahan bangunan dan alat kerja serta daerah kerja sehingga kelancaran pelaksanaan
pekerjaan tidak terhambat karenanya.
4.5.9.2. Pembersihan tumbuh-tumbuhan yang ada pada lokasi peruntukan kerja sesuai petunjuk
Gambar Kerja dan Pengawas Lapangan.
4.5.9.3. Sesudah proyek selesai dan sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan kepada pemilik
proyek, kontraktor harus membersihkan seluruh daerah kerja dari segala macam peralatan
tersebut, sisa-sisa bahan bangunan, bekas bongkaran dan bangunan-Direksikeet, termasuk
pengangkutannya ke suatu tempat di lingkungan Pemilik Proyek tanpa tambahan biaya.

PASAL 5
PEKERJAAN PENGUKURAN
5.1.

LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan lahan
dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang
ditentukan Pengawas Lapangan dan termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman
dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan.

5.2.

PROSEDUR UMUM.

5.2.1.

Data Standar Pengukuran.


Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan
disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan
Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistim koordinat tersebut, maka dalam 1 (satu)
minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta
data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Pengawas Lapangan.

5.2.2.

Persyaratan Pengukuran.
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Pengawas
Lapangan.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan Poligon
Tertutup.

5.2.3.

Patok/Bench Mark.
Patok BM terbuat dari beton bertulang 30x30 70 cm

5.2.3.1. Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok-patok yang
dibuatnya.
5.2.3.2. Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan.
Mengikat pemindahan pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada patok harus
dilaporkan kepada Pengawas Lapangan.
Kontraktor setiap waktu bertanggung-jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak.
Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5.2.3.3. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi dengan balok
beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
5.2.3.4. Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm panjang 30 cm, ditanam
dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di atas permukaan tanah dengan paku di
tengahnya sebagai tanda.

Bab XII -

5.2.4.

Tim Pengukur dan Peralatan.


Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Lapangan, dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang
berkaitan dengan pengukuran kepada Pengawas Lapangan. Kontraktor harus menggunakan
sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui
Pengawas Lapangan.

5.3.

BAHAN-BAHAN.
Papan, semen, pasir beton, koral beton, besi beton dan cat minyak.

5.4.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.4.1.

Perhitungan dan Catatan Pengukuran.


Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih dan teratur.
Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku
yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap katagori berikut :

Pemeriksaan melintang.
Ketinggian patok.
Lokasi pengukuran.
Konstruksi pengukuran.
Potongan melintang.

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukkan
jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan
dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang aman.
Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Pengawas Lapangan.
5.4.2.

Pemeriksaan Ketepatan.
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus diperiksa Pengawas
Lapangan pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus
membantu Pengawas Lapangan selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang
tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas
selama pemeriksaan.

Setiap pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Lapangan tidak membebaskan Kontraktor


dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi,
kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

PASAL 6
PEKERJAAN PEMBERSIHAN AREAL (CLEARING & GRUBBING)

6.1.0.

LINGKUP PEKERJAAN
Areal tanah yang akan dibangun harus dibersihkan dari tanaman-tanaman, pohon-pohon
serta alang-alang dan sebagainya.
Areal yang dibesihkan sesuai dengan batas-batas yang telah diberi patok pada waktu
pengukuran di lapangan.

6.2.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Semua pohon-pohon yang mengganggu lapangan pekerjaan dibersihkan atau ditebang.

Bab XII -

2. Sisa-sisa pohon seperti akar dan tanggul harus dibuang dan digali sampai kedalaman
minimum 50 cm di bawah permukaan tanah.
3. Sejarak 1 meter dari sisi luar sepanjang jalan kerja termasuk dalam pekerjaan Clearing &
Grubbing.
4. Apabila pohon-pohon yang ditebang bisa terpakai, atas persetujuan Pengawas Lapangan
harus dipisahkan di tempat khusus.
5. Pada penebangan pohon-pohon yang berbatasan dengan tanah milik orang lain harus
diusahakan tidak mengganggu / tidak merusak tanaman-tanaman milik orang lain
tersebut.
6. Segala kerusakan yang diakibatkan sebagaimana tersebut pada point 5, adalah tanggung
jawab Kontraktor.
7. Selama pekerjaan ini berlangsung, tidak boleh mengganggu patok-patok yang telah
dipasang dan tetap.
8. Pekerjaan Clearing & Grubbing bisa dianggap selesai setelah diketahui dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
PASAL 7
PEKERJAAN GALIAN (CUTTING)
7.1.0.

LINGKUP PEKERJAAN
Bilamana tinggi permukaan rencana lebih rendah dari permukaan tanah asli sebagaimana
tertera dalam gambar, maka di daerah itu dinyatakan galian (cutting).

7.2.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Dalam galian harus sesuai dengan ketinggian rencana yang tertera pada gambar rencana
dan menurut ketinggian dari patok-patok referensi.
2. Pada batas antara ketinggian rencana yang berbeda dibuat talud dengan kemiringan 1:1.
3. Untuk perbedaan tinggi tanah lebih dari 3 meter harus dibuat talud bertangga dengan
lebar minimal 4 meter dan kemiringan 1:1, sesuai persyaratan laporan geolog.
4. Tanah hasil galian yang bisa dipakai untuk bahan urugan (berdasarkan hasil test dan atas
persetujuan Manajemen Konstruksi), diangkut ke areal yang akan diurug.
5. Tanah bekas galian yang tidak terpakai lagi harus dibuang keluar lokasi.
6. Pekerjaan ini dapat dianggap selesai bila mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
7. Pada daerah-daerah dimana tanah basah / terdapat air tanah Kontraktor harus membuat
saluran-saluran untuk mengeringkan lokasi.

PASAL 8
PEKERJAAN GALIAN, PEMBUATAN / PENGALIHAN SALURAN IRIGASI
8.1.0.

LINGKUP PEKERJAAN.

8.2.0.

Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :


Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja
yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara dan
bendungan sementara jika diperlukan.
Penggalian, pengurukan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan
galian dan/atau urukan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
STANDAR/RUJUKAN.

8.2.1.

Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.

8.3.0.

PROSEDUR UMUM.

Bab XII -

8.3.1.

Penggalian.

8.3.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Lebar galian harus dibuat cukup lebar
untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
8.3.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan Pengawas
Lapangan dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu.
8.3.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
8.3.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan
lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan sebelum menempatkan bahan urukan.
8.3.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus
melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, sampai kedalaman
yang memiliki permukaan yang sesuai.
8.3.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan
berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak
permukaan galian.
Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah sementara
untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian.
Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan
saluran pengeringan sementara atau pompa.
8.3.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus diperbaiki
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Pengawas
Lapangan yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan. Sesudah
setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan,
dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Pengawas Lapangan menyetujui
kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.
8.3.2.

Urukan dan Timbunan.

8.3.2.1. Pekerjaan urukan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urukan dan lokasi
pengerjaan urukan/timbunan telah disetujui Pengawas Lapangan.
8.3.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurukan sebelum pekerjaan terdahulu
disetujui Pengawas Lapangan.
8.3.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urukan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor
di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan
pengurukan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Pengawas
Lapangan.
8.3.2.4. Pengurukan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan
ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
8.3.3.

Bendungan Sementara/Cofferdam.

8.3.3.1. Bendungan sementara dimaksudkan sebagai konstruksi sementara yang dibuat untuk
menghalangi tanah, air atau keduanya dari daerah galian.
8.3.3.2. Bendungan sementara dapat dibuat dari tanah, kayu, baja, beton atau kombinasi dari bahanbahan tersebut.
Penggunaan pompa sumur juga termasuk dalam maksud ini.
8.3.3.3. Bila kebutuhan akan bendungan sementara tidak diperlihatkan dalam Gambar Kerja, maka
Spesifikasi Teknis ini dimaksudkan sebagai persyaratan kebutuhan akan bendungan

Bab XII -

sementara pada tempat-tempat penggalian yang membutuhkan adanya bendungan


sementara tersebut.
8.3.3.4. Biaya pembuatan bendungan sementara termasuk dalam bagian dari harga satuan
pekerjaan Galian dan Urukan Kembali.
8.3.3.5. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
dan metoda pembuatan bendungan sementara, untuk disetujui Pengawas Lapangan.
8.3.3.

Pemadatan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan
urukan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif digunakan self propelled
tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel wheel vibratory roller digunakan untuk
memadatkan bahan urukan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak
diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai
pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan
dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

8.4.0.
8.4.1.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Galian.

8.4.1.1. Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pengawas Lapangan.
8.4.1.2. Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan sehingga bila dibutuhkan dan memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat
digunakan untuk bahan urukan atau dibuang sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
8.4.1.3. Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar Kerja atau petunjuk Pengawas Lapangan yang disebabkan karena kesalahan
Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus
memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
8.4.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok-patok
pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan
karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung-jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh
Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.
8.4.1.5. Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah elevasi akhir
pada kedalaman minimal 15 cm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu
atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih dari 0,5
cm3 atau berukuran lebih besar dari 1 meter, yang harus disingkirkan dengan alat khusus
dan/atau diledakkan.
8.4.2.
Urukan dan Timbunan.
8.4.2.1. Bahan Urukan.

Bahan urukan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-bahan lain
yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 10 cm dan memiliki gradasi
sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar serta memiliki nilai CBR minimal 6%

Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan, suatu bahan tidak dapat diperoleh,
penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam
hal ini, bahan yang lebih besar dari 15 cm dan lebih kecil dari 5 cm tidak diijinkan
digunakan, dan persentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah dan
membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.

Semua bahan galian kecuali tanah tidak dijinkan digunakan sebagai bahan urukan
kecuali disetujui oleh Pengawas Lapangan seperti disebutkan dalam butir 5.1.2. dari
Spesifikasi Teknis ini.

Bab XII -

Bahan urukan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12 jam harus
dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan urukan
yang telah disetujui tersebut.

Setiap lapisan bahan urukan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air
tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.

8.4.2.2. Persiapan.
Sebelum penempatan bahan urukan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah dikerjakan
sebelumnya :

Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi
Teknis.

Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan sebelum memulai penempatan


bahan urukan dan Pengawas Lapangan akan memeriksa kondisi lokasi yang telah
disiapkan untuk maksud tersebut.

Lokasi yang akan diberi bahan urukan/timbunan harus dikeringkan dahulu dari genangan
air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui Pengawas Lapangan.

8.4.2.3. Penempatan Bahan Urukan.

8.4.3.

Bahan urukan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.

Bahan urukan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 20 cm (keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan baik.

Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urukan harus dipadatkan sampai kepadatan yang
sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai ketentuan dalam butir 5.3. dari
Spesifikasi Teknis ini.

Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urukan harus dipadatkan sesuai nilai
kepadatan yang ditentukan dalam butir 5.3. dari Spesifikasi Teknis ini.

Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat pemadat tangan
tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.

Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urukan sebelum pemadatan
lapisan terdahulu disetujui Pengawas Lapangan.

Pengurukan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Pemadatan.

8.4.3.1. Umum.

Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar air yang sesuai
dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan yang akan
dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan pneumatic
tire rollers, grid rollers, three-wheeled power rollers, vibratory, sheep foot atau tamping
rollers atau alat pemadatan lain yang disetujui.

Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan biasanya
dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan cara sedemikian rupa agar
setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama.

Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus untuk setiap 600
m, atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa timbunan kecil berada di beberapa
tempat sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan baik, harus
disediakan mesin gilas tambahan.

Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan sedemikian rupa agar
efisien.

Bab XII -

10

8.4.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal.


Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan berdasarkan metoda
ASTM D1557-78 (AASHTO T180-74) yang umum dikenal sebagai Modified Proctor Test.
8.4.3.3. Pengawasan Kelembaban.
Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan urukan dan
permukaan yang akan menerima bahan urukan harus memiliki kadar air yang disyaratkan.
Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air sesuai dengan
yang disyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urukan atau permukaan yang akan
diuruk bila kondisinya terlalu kering. Bahan urukan yang terlalu basah harus dikeringkan
sampai dicapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan mekanis.

8.4.3.4. Penggilasan.

8.4.4.

Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas atau dipotong
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, untuk memastikan adanya tanah lunak yang ada di
lokasi tersebut. Kontraktor harus menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau
peralatan pemadatan lainnya yang disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urukan pada tempat rendah.
Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Pengawas
Lapangan agar dapat ditentukan perbaikannya. Lokasi yang mendukung
struktur/konstruksi harus diawasi selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui
Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pembuangan Bahan Galian.
Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urukan. Bahan
yang tidak sesuai untuk pengurukan harus dibuang pada tempat yang ditentukan.
PASAL 9
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI / KIRMIR

9.1. Lingkup Pekerjaan


Semua pekerjaan pondasi seperti tercantum dalam gambar kerja diantaranya Pondasi pasangan
batu kali & Kirmir

9.2. Persyaratan Bahan


a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU sekualitas Merek
Tiga Roda dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang telah mengeras
sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan syarat-syarat penyimpanan
semen yang baik.
b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan organis,
lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam PBI 1971.
c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam PBI 1971
(ukuran 2/3 dan 1/2).
d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan, Direksi dapat

Bab XII -

11

meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan digunakan ke Laboratorium
Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya pemborong.

e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 12mm adalah U-24, yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan untuk tulangan dengan
diameter >16mm adalah U-32 (Ulir), yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik
2
sebesar 3.200 Kg/Cm .
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak dan karat).
Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng. Kualitas tulangan yang
digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau Steel atau BD.
9.3.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

9.3.1.

Umum.

9.3.1.1

Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk dimulai bila semua pekerjaan galian
dan urukannya telah diperiksa serta disetujui Pengawas Lapangan.
Pekerjaan galian dan urukan kembali dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

9.3.1.2.

Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air/air hujan ataupun air
tanah yang berada dalam galian harus dipompa dan dikeluarkan.

9.3.2.

Pemasangan.

9.3.2.1.

Adukan 1 semen dengan 3 pasir untuk pasangan batu kali yang terendam air dan adukan
1 semen dengan 5 pasir untuk pasangan batu kali yang tidak terendam air.

9.3.2.2.

Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang berongga/tidak padat.

9.3.2.3.

Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

9.4

Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali/Kirmir


1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi seperti
terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi, dimensi atau
seperti tercantum dalam gambar kerja dengan penampang lereng galian kanan dan kiri
dimiringkan 10 derajat keluar pondasi.
2) Galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3) Untuk menjaga lereng lubang galian agar tidak longsor, maka apabila dianggap perlu
oleh Pengawas Lapangan, kontraktor harus memasang (casing) sementara.
Biaya untuk pekerjaan ini sudah termasuk dalam penawaran dan tidak dapat
diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4) Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 5 -10 cm sesuai gambar,
kemudian disiram air sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan / ditimbris.
5) Konstruksi pasangan pondasi batu kali ./ Kirmir
- Lantai kerja pondasi adalah pasangan batu kosong (aanstamping) yang disusun
berdiri tegak, teratur dan bersilangan, diurug pasir hingga merata dan mengisi
lubang diselah-selah batu, kemudian disiram air dan ditimbris.
- Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 pc
: 5 ps , terkecuali disyarakat pasangan kedap air / trassram dalam gambar kerja
harus dipasang dengan adukan 1 pc : 3 ps.

Bab XII -

12

- Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa


sehingga tidak ada
daribagian pondasi yang berongga atau tidak padat, khusus pada bagian tengahnya.
Pemasangan batu kali/belah disusun bersilang dan bagian nat/lubang kecil diisi batu
pecahan/kricak.
- Setiap jarak 75 cm atau seperti gambar harus ditanam stek tulangan beton diameter 10
mm sedalam + 30 - 40 cm untuk pengait sloof dan pasangan dinding bata, ukuran
panjang stek tulangan adalah 100 cm atau sesuai gambar.
- Dalam proses pengeringan, pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air.
pondasi belum mencapai bentuk profilnya, lubang galian tidak boleh diurug.
- Untuk pekerajaan Kirmir terdapat pasangan sulingan dari PVC dia. 1 lapis ijuk.

Selama

Anda mungkin juga menyukai