Anda di halaman 1dari 11

Al QUR'AN TENTANG ROTASI BUMI

Apakah ayat-ayat Al Qur’an dapat membuktikan tentang Rotasi Bumi, Matahari dan Bulan?

Orang-orang yang mengingkari Al Qur’an akan selalu mencari-cari kesalahan dan


kekeliruan Ayat-ayat di dalam Al Qur’an. Mereka menyatakan bahwa tidak ada
pernyataan di dalam Al Qur'an yang menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat, tidak
pula tertulis bahwa Bumi itu berputar pada porosnya, dan bagaimanakah AL Qur'an
membuktikan bahwa satu tahun itu sama dengan 12 bulan? Mereka mendustakan
keterangan Al Qur'an yang tidak sesuai dengan bukti ilmiah dan sain medern. Mereka
menyimpulkan keterangan ayat AL Qur'an dalam surat Al Kahfi ayat 86, “ketika
Zulkarnain menyaksikan matahari terbenam di laut berwarna hitam “. Terbit dan
tenggelamnya matahari yang tertulis di dalam Al Qur’an menunjukkan bahwa
keterangan AL Qur’an tersebut kontradiksi dengan sain modern dan tidak bisa diterima
secara ilmiah. Para penentang dan penghujat Al Qur’an menertawakan keterangan itu,
suatu hal yang mustahil matahari dan bulan saling berkejaran untuk saling mendahului
(qs Yasiin 36:40).

Para penghujat AL Qur’an menantang orang-orang Islam untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan mereka ; Apakah mungkin orang muslim mampu berpikir secara logis
untuk menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al Qur’an dapat menunjukkan bumi berputar
pada porosnya?, bulan mengellingi bumi selama jangka waktu satu bulan?,dan
bagaimana membuktikan satu tahun itu 12 bulan?.

Untuk maksud tersebut, sebagai orang muslim saya akan mencoba membahas dan
menganalisa keterangan ayat-ayat Al Qur'an lalu mencocokkannya dengan kejadian
alam yang merupakan tanda-tanda untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan dari
keterangan yang ditulis dalam Al Qur'an.

Ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang hubungan antara bumi, bulan dan matahari
yang terlengkap , terdapat pada surat Yassin ayat 37 sampai dengan ayat 40 yang
berbunyi ;
37

38

39

‫ال‬ 40

“ Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami
tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam
kegelapan,(37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah
dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada
garis edarnya. (qs Yaasin 36: 37- 40) ”.

Apakah kita dapat menjelaskan keterangan ayat diatas untuk membuktikan fenomena
hubungan antara bumi, bulan dan matahari?

Kata-kata yang tersusun dalam ayat -ayat diatas merupakan susunan kata-kata yang
mengandung makna supaya dapat dipikirkan lebih lanjut. Orang awam akan menerima
keterangan ayat itu dengan apa adanya sesuai dengan apa mereka saksikan setiap
harinya, sedangkan bagi para ulama islam akan mengamini keterangan tersebut sebagai
rahmat dari Allah. Sementara para ilmuwan tidak akan puas sebelum membuktikan
bahwa keterangan ayat tersebut harus bersesuaian dengan perkembangan ilmu
pengetahuan (sain) dan logika.

Apakah ayat AL Qur'an yang diturunkan oleh Allah pada abad 6 Masehi tersebut masih
relevan dengan bukti sain modern? Bagaimana metode pembuktiannya?

Kenyataan bahwa Bumi berbentuk bola dan berputar baru diakui setelah abad ke 8 M
(dua abad setelah diturunkan Al Qur’an), sedangkan Bumi dan planet-planet beredar
mengeliling matahari baru diakui dan ditemukan pada tahun 1512 oleh Kopernikus ( 10
abad setelah Al Qur’an diturunkan). Kemudian pada perkembangan selanjutnya pada
abad ke 20 ditemukan bahwa matahari hanya bagian kecil dari gugusan bintang-
bintang yang disebut Galaxy (teori Milky Way). Semua bintang-bintang dalam galaxy
tersebut ternyata bergerak mengitari satu titik di jagat raya. Jadi dalam hal ini ternyata
sains modern menyimpulkan bahwa matahari juga bergerak bersama-sama bintang-
bintang lain didalam satu galaxy.

Al Qur’an pada surat Yasiin ayat 38 diatas , mengatakan bahwa matahari juga
bergerak atau berjalan di tempat peredarannya pada Abad ke 6 M , jauh sebelum sains
modern membuktikannya. Namun kalau kita perhatikan juga pada kata-kata di ayat 38
tersebut berbunyi “ matahari berjalan di tempat peredarannya”. Pertanyaannya
adalah “ Apakah artinya “ berjalan ditempat ?” lalu ditambahkan lagi dengan “
peredarannya ?”. Tidak ada kata lain yang dapat dimaknai kecuali “ diam ditempat
dan bergerak dengan cara berotasi” , yang bermakna bahwa matahari itu bergerak
pada posisi diam. Maka dapat disimpulkan bahwa matahari berotasi dalam posisi diam
terhadap planet-planet lainnya.

Mengapa Allah tidak menjelaskan saja dengan tegas bahwa matahari itu berotasi, tetapi
menyampaikannya dengan petunjuk yang membingungkan bagi pakar sain? Mungkin
saja Allah menyampaikannya dengan kata-kata kiasan agar masyarakat arab dan
sahabat nabi tidak menjadi bingung sehingga akan menimbulkan perdebatan yang tidak
perlu, karena yang perlu ditanamkan bagi mereka zaman itu adalah fondamen
ketaqwaan dan keimanan pada Allah untuk membangun masyarakat muslim yang kuat.

Menurut Firman Allah pada surat Al Jatsiyah ayat 13, bahwa kita harus mempelajari
tentang keberadaan bumi dan benda-benda langit lainnya berdasarkan tanda-tanda
yang terlihat dan menganalisa petunjuk yang difirmankanNYA, supaya dapat diambil
pelajaran bagi orang-orang yang mau perpikir dan mensyukuri rahmat Allah ;

“ Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.( Qs Al Jatsiyah 45: 13)”.

Perhatikanlah tanda – tanda kejadian alam kemudian lengkapi dengan keterangan ayat-
ayat seperti dibawah ini ;

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (qs Ali Imran 3:190)” .
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui. (QS Al An’aam 6: 96).”

Artinya kejadian siang dan malam berlangsung secara berulang-ulang dan terjadi
setiap satu siklus yaitu Siang dan malam (24 jam). Yang menyebabkan terjadinya siang
adalah sinar matahari yang terbit di ufuk timur, sedangkan yang menyebabkan malam
adalah terbenamnya matahari di barat. Apakah maksudnya matahari terbit di timur?
Mungkinkah matahari terbit di suatu tempat di sebelah timur bumi? Begitu juga
sebaliknya apakah ada tempat matahari terbenam di sebelah barat? Apakah kata-kata
ini berupa kiasan atau dalam arti yang sebenarnya? Sekiranya matahari terbit-terbenam
di sebelah timur- barat , maka terdapat dua kemungkinan yaitu; 1. bumi berbentuk
dataran yang sangat luas , 2. Terdapat di suatu tempat di bumi dimana matahari keluar
dari sarangnya lalu pulang lagi ke rumahnya di tempat yang berlawanan. Tetapi kenapa
matahari dapat terbit dan tenggelam pada tempat yang berbeda-beda di bumi?
Kenyataan ini tergantung dari arah mana kita berada dan memandangnya? Kalau kita
berada di tengah laut yang luas, maka matahari terbit dan tenggelam di laut, kalau kita
berada di tengah padang pasir maka matahari terbit dan tenggelam di dalam tanah,
kalau kita berada di sebuah pegunungan maka matahari hilang dan muncul dari balik
bukit.

Kesimpulannya adalah bahwa kata-kata terbit dan tenggelamnya matahari hanya


berupa gayabahasa untuk menyatakan arah pergerakan matahari. Untuk sementara kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa matahari bergerak memutari permukaan bumi.
Apakah benar demikian ?. Bagi orang yang berpikir, akan mengambil kesimpulan lain.
Sebab ada dua kemungkinannya, matahari bergerak mengelilingii bumi atau mungkin
juga bumi yang berotasi. Bagaiman cara kita membuktikannya.? Tentu kita
membutuhkan keterangan dari ayat-ayat al Qur’an yang lainnya. Sebab kita tidak dapat
memilih satu kesimpulan dari dua kemungkinan , padahal petunjuk yang ada hanya
satu . Maka kita perlu keterangan dari ayat-ayat lainnya.

Ayat yang kita gunakan untuk mendapatkan petunjuknya adalah surat Yaasin ayat 40; yang
berbunyi ;

“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai
ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39) , tidak
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang.
Dan masing-masing-masing beredar pada garis edarnya. (qs Yasiin 36:40).”

Bagi orang-orang yang berpikir, maka Ayat ini merupakan tanda tanda dan juga
petunjuk untuk menjawab pertanyaan “ Apakah bumi atau matahari yang bergerak?
Dan bagaimana hubungan antara pergerakan bulan, bumi dan matahari? Sebaliknya
ayat diatas akan memberi peluang bagi penentang ayat-ayat Allah dan mendustai
kebenaranNYA lalu mengatakan “ Mana mungkin matahari mengambil bulan dan
apakah mungkin malam mendahului siang” Memangnya matahari dan bulan itu sedang
balapan di jalur tol? Atau apakah bulan dan matahari itu saudara bertetangga yang
sedang berkejar-kejaran? Suatu pertanyaan yang ke kanak-kanakan, suatu pertanyaan
konyol, pertanyaan dari orang-orang yang selama ini selalu memperolok-olokan Al
Qur’an.

Kalau kita amati keterangan ayat diatas, maka kita dapat mengambil beberapa
pelajaran dan kemudian menyimpulkannya ;

a. Pada saat terjadinya perubahan manzilah-manzilah cahaya di bulan, kita dapat


mengamati bahwa bagian bulan yang bercahaya selalu menghadap kearah datangnya
sinar matahari. Pada waktu malam hari, kita melihat bulan bercahaya pada bagian
sebelah barat atau searah dengan tempat matahari terbenam, dan ketika kita melihat
bulan di siang hari maka kita melihat bagian bulan yang bercahaya di arah matahari
terbit ( sebelah timur) yang tergantung kepada sisi pandang kita kepada bulan,
matahari dan bumi. Pada permukaan bulan itu terdapat bagian yang tertimpa cahaya
terang dan bagian yang lainnya tidak bercahaya. Ini membuktikan bahwa bagian bulan
yang terang tersebut adalah bagian yang memantulkan sinar matahari. Hal ini berarti
bahwa bulan mendapat sinar dari matahari yang merupakan sumber sinar yang sama
diterima oleh bumi. Matahari tentu letaknya jauh sekali. Hal ini dibuktikan ketika pada
malam hari kita masih dapat melihat cahaya bulan dan tidak mungkin bumi merupakan
dataran luas karena akan menutupi atau menghalangi sinarnya kearah bulan. Ukuran
cahaya bulan itu ataupun manzilanya akan selalu berubah-ubah sekali dalam jangka 24
jam selama waktu sebulan. Inilah yang disebut dengan manzilah-manzilah yang selalu
berubah-ubah. Kalau diamati manzilah itu berjumlah 28 perubahan bentuk. Yaitu mulai
dari bentuk bulan sabit – ke bulat penuh (purnama)- dan kembali lagi ke bentuk sabit
yang arahnya berlawanan dari bentuk sabit pertama. Pada Ayat diatas, Al Qur’an
mengistilahkan dengan kata-kata tandan, karena bengkoknya sabit mirip dengan
tandan buah pisang. Pada 28 hari berikutnya akan terjadi siklus yang sama lalu dimulai
lagi dari awal. Perubahan bentuk manzilah-manzilah bulan serta arah cahayanya selalu
mengarah ke sumber sinar matahari, maka hanya ada satu kemungkinannya yaitu
“bulan berbentuk bola” karena hanya bola yang mampu menghasilkan bayangan
berbentuk sabit atau tandan buah pisang dan tidak mungkin bulan itu berbentuk
lingkaran ( seperti sebuah cermin berbentuk lingkaran).
b. Kita sudah membuat kesimpualan bahwa bulan berbentuk bola. Sekarang
bagaimana membuktikan bumi itu berbentuk bola dan apakah bulan mengeliling bumi
atau sebaliknya ?. Kalau kita perhatikan pernyataan bahwa manzilah-manzilah bulan itu
selalu berubah dari hari kehari ( siang dan malam ) selama 28 hari. Kemudian sambil
mengamati perubahan manzilah , kita juga mengamati perjalanan matahari (terbit dan
terbenam) yang gerakkannya selalu kearah barat setiap hari. Maka dapat disimpulkan
bahwa bulan lah yang mengelilingi bumi selama 28 hari. Bulan dan bumi sama-sama
berbentuk bola dan menerima satu sumber sinar yaitu dari matahari yang tempat yang
jauh sekali. Tidak mungkin bulan dan matahari mengelilingi bumi bersamaan. Kalau
bulan dan matahari mengeliling bumi bersamaan, tentunya bentuk manzilah-manzilah
bulan akan selalu berubah – ubah setiap jam dalam siklus 24 jam , tergantung dari arah
mana matahari menyinari bulan yang terlihat dari bumi.

c. Pertanyaan selanjutnya adalah “ apakah matahari yang mengelilingi bumi atau bumi
yang berotasi?’ sekiranya matahari yang mengelilingi bumi maka tentu saja bentuk-
bentuk manzilah dari cahaya bulan akan mengalami perubahan bentuk selama siklus 24
jam. Sementara yang kita saksikan adalah manzilah bulan itu berubah bentuknya hanya
1 kali dalam 24 jam. Maka kesimpulannya berikut adalah bahwa “ tidak mungkin
matahari mengelilingi bumi “. Lalu kenapa terjadi siang dan malam? Maka jawaban
yang paling tepat adalah “bumi berputar pada porosnya” sementara matahari diam
ditempat yang jauh. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya siang dan malam secara
bergantian sesuai dengan rotasi bumi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Bumi berotasi
pada sumbunya dengan siklus 24 jam untuk sekali putar. Kalau Bumi ini berputar pada
porosnya, hal ini berarti bahwa bumi bergerak mengelilingi porosnya dan manusia
bagaikan sedang beraktivitas diatas kendaraan yang besar. Pertanyaannya adalah ;
Apakah ada keterangan di dalam Al Qur'an yang menunjukkan bahwa Bumi ini
bergerak?. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa tidak ada ayat yang menegaskan
tentang rotasi bumi di dalam Al Qur'an, tetapi Allah menyampaikannya tanda-tandanya
dengan gayabahasa yang selalu menimbulkan teka-teki sebagai petunjuk. Ayat yang
dapat digunakan untuk menganalisa bahwa bumi ini bergerak , dapat kita pelajari dari
surat An Naml ayat 88 yang berbunyi ;

‫ى‬

ihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai
jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(qs An Naml 27:88) “.

Tentu saja keterangan ayat ini merupakan tanda-tanda atau petunjuk. Allah
menyampaikan FirmanNYa dengan kata kiasan dengan makna yang sangat luas. Ayat
ini bermakna bahwa gunung itu tidak diam ditempatnya, tetapi bergerak. Berdasarkan
hasil penemuan pakar Geologi, menyatakan bahwa lempeng lapisan bumi selalu
bergerak yang dapat menimbulkan gempa tektonik yang di-akibat-kan oleh terjadinya
tabrakan, lipatan dan retakan, walaupn gerakkan ini hanya beberapa centimeter
pertahunnya. Tetapi pergerakan ini terlalu kecil kalau dibandingkan dengan gerakan
bumi akibat rotasinya. Artinya ayat ini juga menjelaskan bahwa gunung itu bergerak
karena dia berada diatas bumi yang bergerak. Hal ini juga berarti bahwa apapun yang
berada diatas bumi akan ikut bergerak karena dia berada diatas pergerakan bumi.
Bahkan awan yang berada di udara juga ikut bergerak bersama rotasi bumi, sesuai
dengan petunjuk ayat diatas.

3. Telah dapat disimpulkan dari keterangan ayat-ayat Al Qur’an diatas bahwa bumi
berbetuk bola dan berputar selama 24 jam pada sumbunya, matahari diam memberikan
cahayanya dari jauh, sementara bulan bergerak mengelilingi bumi salama 28 hari, dan
akhirnya kita juga dapat menyimpulkan bahwa bumi dan bulan sama-sama tidak
menghasilkan sinar tetapi menerima sinar dari matahari. pertanyaannya adalah ;
Apakah ada ayat di dalam Al Qur'an yang menjelaskan bahwa bulan menghasilkan
cahaya pantulan dari matahari ?. Tentu saja Allah tidak menjelaskan dengan detail
tentang bulan yang memantulkan sinar dari matahari, tetapi pada surat Nuh ayat 16
menyatakan ;

Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?
( Qs Nuh 71:16)
Pada ayat diatas, Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada orang yang berpikir
bahwa terdapat 2 istilah yang berbeda dalam memaknai arti cahaya. Ayat diatas
menggunakan istilah "Nur" untuk cahaya yang dihasil oleh bulan dan "Syamsa
Siraajan" untuk matahari yang bersinar bagai pelita. Artinya Matahari bersifat
bagaikan pelita, obor atau lampu yang menjadi sumber cahaya untuk bulan sehingga dia
memantulkan sinar itu. Allah telah memberikan petunjuk yang benar tentang teori
"Pemantulan sinar" , jauh sebelum sain dapat membuktikannnya secara ilmiah.

4. Jadi benarlah apa yang disampaikan oleh firman Allah pada ayat-ayat Al Qur’an
diatas. Firman Allah dalam Al Qur’an tidak bertentangan dengan penemuan sain.
Hanya orang-orang yang beriman dan berpikir yang mampu memikirkan teka-teki atau
petunjuk yang di sampaikan oleh Allah dalam soal ayat diatas.

5. Pertanyaan berikutnya apakah ada Firman Allah di dalam Al Qur’an yang


menjelaskan “Berapa bulankah lamanya satu tahun itu? Untuk itu kita merujuk pada
surat At Taubah ayat 36 yang berbunyi ;

“ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah
di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.
(Qs At Taubah 9:36 ) ”.

Keterangan Allah diatas menunjukkaan bahwa apabila siklus manzilah-mazilah bulan


telah berjalan sebanyak 12 kali (12 x 28 hari) maka itu dikatakan sebagai hitungan satu
tahun dalam perhitungan bulan. Dalam pengamatan, ada bulan yang berjumlah 29 hari
dan ada yang berjumlah 28 hari, dan ini dapat dijadikan pentujnuk untuk menentukan
jumlah hari dalam satu tahun.

Pertanyaannya adalah apakah benar bahwa satu tahun itu sama dengan 12 bulan?
Apakah tidak lebih atau tidak kurang dari bilangan tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan ini , maka kita harus memperhatikan tanda-tanda alam
yaitu bagaimana posisi antara bulan dan matahari yang terlihat dari bumi sesuai dengan
keterangan Allah pada surat Yasiin ayat 40 yang berbunyi ;

“ Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan(mendahului) bulan dan malam pun tidak
dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (qs Yaasin
36:40)”.

Arti dan makna dari ayat diatas menunjukkan bahwa seolah-olah bulan dan matahari
bergerak beriiring-iringan dari Timur menuju Barat. Keduanya tidak pernah saling
mendahului dan keduanya juga tidak pernah bertabrakan. Kecuali pada saat tejadinya
peristiwa gerhana matahari. Peristiwa gerhana matahari tersebut merupakan kejadian
yang dapat memberikan petunjuk bahwa letak matahari berada jauh dibalik bulan dan
mereka tidak bertabrakan tetapi berselisih. Artinya garis edar atau jalur edar antara
bulan dan matahari berbeda, sesuai dengan kata-kata “ masing-masing beredar
(berjalan) pada pada garis edarnya (jalurnya)”.

Pertanyaan selanjutnya adalah ; “Kenapa terjadi peristiwa gerhana matahari atau


gerhana bulan? Berapa kalikah terjadi peristiwa gerhana matahari dalam setahun?.
Apabila kita perhatikan dan amati pada satu tempat di bumi, posisi antara bulan dan
matahari dalam setahun , maka pada suatu hari dalam tahun itu kita akan menyaksikan
posisi dimana bulan dan matahari berada pada posisi paling dekat. Apabila posisi
terdekat itu tercapai , yaitu beberapa saat setelah matahari dan bulan berimpitan, maka
terlihat matahari mendahului bulan kearah matahari terbenam, seolah-olah matahari
lebih dulu mencapai finis di Barat (sunset).

Pertanyaan selanjutnya adalah ; Kalau rotasi bumi berputar dari barat ke timur,
bukankah seharusnya bulan yang bergerak lebih cepat ke arah barat dibandingkan
dengan gerak matahari- sebab matahari itu berada sangat jauh dibalik bulan?
Bayangkanlah ketika kita berada dalam mobil yang sedang melaju kencang, dimana
seolah-olah pohon kayu atau tiang listrik yang berada disisi jalan seakan bergerak lebih
cepat kebelakang dibandingkan sebuah gunung yang jauh dibalik pohon itu. Jadi
menurut logika, seharusnya Matahari yang berada jauh akan di dahului oleh bulan yang
bergerak cepat ke timur. Tetapi yang kita amati justru sebaliknya, yaitu dimana
ternyata mataharilah yang bergerak lebih cepat ketimur atau menuju tempat
terbenamnya. Bagaimana kita dapat menjelaskan fenomena itu?

Untuk menjelaskan fenomena diatas , maka kita harus dapat menjawab sebuah
pertanyaan ; ke arah manakah bulan bergerak ketika mengorbit bumi? Apakah ke timur
atau ke barat? Kalau sekiranya bulan itu tetap diam di angakasa dan tidak mengorbit
bumi, maka tentulah bulan seolah-olah bergerak lebih cepat ke arah barat dari pada
Matahari karena bulan berada lebih dekat ke Bumi. Sebaliknya apabila bulan itu
merupakan satelit bumi yang ikut bergerak searah dengan rotasi bumi, maka
Mataharilah yang seharusnya kelihatan bergerak lebih cepat ke arah barat. Jadi ketika
kita saksikan Matahari bergerak lebih cepat mendahului bulan ke arah barat, maka kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa bulan ikut bergerak searah dengan rotasi bumi
yaitu kearah timur, sedangkan matahari Diam di tempat yang jauh. Karena rotasi bumi
ke arah timurlah yang menyebabkan seolah-olah matahari bergerak lebih cepat menuju
tempat terbenamnya.

Ke arah manakah bulan mengorbit bumi? Untuk menjawab pertanya an ini, maka sekali
lagi kita harus mengamati fenomena alam “ tidak mungkin bulan mendahului
Matahari dan tidak mungkin pula Matahari mendahului Bulan, keduanya
bergerak dalam garis edarnya “. Perhatikankan pada saat bulan purnama muncul,
lalu tandailah posisi bulan itu di langit dan catat pula pada jam berapa kita
menyaksikannya, lalu esok harinya perhatikan lagi posisi bulan itu pada jam yang sama
seperti kemaren. Maka kita akan menyaksikan bahwa bulan itu seolah-olah mundur
beberapa derajat ke sebelah timur. Hal ini menunjukkan bahwa bulan bergerak
mengorbit bumi ke arah timur. Atau menempatkan Bumi di sebelah kirinya
(berlawanan dengan arah perputaran jarum jam). Bayangkan saja saat jemaah haji
sedang menunaikan Ibadah Tawaf mengeliling Ka’bah.

Maka dapat disimpulkan bahwa Bumi berotasi pada sumbunya sebagaimana gerakan
Tawaf jemaah haji mengitari ka’bah, demikian juga dengan Bulan mengelilingi Bumi
yaitu seperti halnya Tawaf jemaah haji mengeliling Ka’bah. Pada tulisan “ Revolusi
Bumi” kita akan membahas tentang gerakan Bumi mengelilingi Matahari menurut
keterangan Al Qur’an. Ternyata Bumi mengorbit Matahari juga seperti Tawafnya
jemaah haji dalam menunaikan rukun Ibadah Haji di Ka’bah.

Untuk membuktikan bahwa Bumi berputar pada sumbunya , maka perhatikanlah tanda
tanda berikut ;

- Ketika kita menyaksikan siaran langsung pertandingan Sepakbola Piala dunia


antara Perancis Vs Italia tahun 2006 pada jam 21 Malam, sedangkan pada waktu
itu di Jerman masih siang sekitar pukul 5:30 sore. Bukankah sumber cahaya
matahari yang menyinari Jerman dan Indonesia adalah sama. Ini berarti bahwa
Indonesia lebih dulu mengalami malam , atau daerah Indonesia lebih dulu
menuju timur dibandingkan daerah Jerman. Dengan arti kata “ bumi
berputar(berotasi) dari barat ke timur.
- Kenapa daerah Surabaya lebih dulu menunaikan shalat magrib dari pada daerah
DKI ? Karena di Surabaya lebih dulu melihat matahari terbenam dari pada di
DKI, dimana hal ini akibat rotasi bumi yang bergerak kea rah timur.
- Untuk membuktikan bumi berbentuk bola, maka berangkatlah ke Mekkah dari 2
arah. Pertama kita dapat berangkat ke arah barat (Indonesia – India – Mekah),
tetapi juga dapat ke arah Timur ( Indonesia- Hawai- Amerika – Mesir- Mekkah) .
Hal ini menunjukkan bahwa bumi berbentuk bola.

Dapatlah kita bayangkan, sekiranya Allah SWT memberikan beberapa buah satelit
untuk bumi, seperti halnya planet Yupiter yang mempunyai 16 buah bulan. Maka
perhitungan waktu akan menjadi lebih rumit. Atau sebaliknya sekiranya bumi tidak
memiliki bulan seperti halnya planet Saturnus yang hanya memiliki beberapa cincin,
maka perhitungan waktu akan sangat rumit.

Begitulah Allah dengan sangat hati-hati menyampaikan keterangan ayat-ayatnya


dengan tata bahasa tersusun rapi dan penuh perhitungan sehingga siapapun dapat
menerima kebenarannya baik dengan kepatuhan iman kepada Allah maupun secara
logika berpikir. Padahal ayat ini diturunkan oleh Allah pada 15 Abad yang lalu dan
sampai sekarang terbukti kebenarannya.

Semoga informasi ini akan menjadi renungan dan menambah kesadaran bagi yang
beriman kepada Allah. Maha Benar Allah dengan segala FirmanNYA.

Di tulis dan disampaikan oleh : Rahmanhadiq / 2 Februari 2010

Anda mungkin juga menyukai