Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan
Kementerian
Kesehatan
menunjukkan,
prevalensi
hipertensi
di
Indonesia
(berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat tinggi, yaitu 31,7 persen dari total
penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura
(27,3 persen), Thailand (22,7 persen), dan Malaysia (20 persen) (Hartono, 2011).
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut
seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan
datangnya penyakit (Natalia, 2009).
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang
atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan
26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun
2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639
sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (Natalia, 2009).
Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, di kalangan penduduk
umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita
hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke, 1,2% diabetes,
1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat badan (obesitas), dan
yang melakukan olah raga 3 kali atau lebih per minggu hanya 14,3%. Laki-laki umur
25-65 tahun yang mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu sebesar 54,5%, dan wanita
sebesar 1,2%.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan pada
tahun 2009 turun menjadi 1324 orang tahun 2010 mengalami peningkatan sebanyak
1506 orang tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 1411 orang (Dinkes OKUS,
2011).
Profil kesehatan Puskesmas Rawat Inap tahun 2011 menunjukkan bahwa
hipertensi menduduki peringkat ke tiga dari 10 besar penyakit (Profil Kesehatan
Puskesmas Rawat Inap Tahun 2011). Data dari Puskesmas Rawat Inap Muaradua
diperoleh jumlah penderita hipertensi pada tahun 2009 tercatat 612. Pada tahun 2010
tercatat 353. Pada tahun 2011 tercatat 374.
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Rawat Inap Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun
2012.
B. Rumusan Masalah
Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiprtensi
di Wilayah Kerja UPTD puskesmas rawat inap Muaradua Kabupaten Ogan Komering
Ulu Selatan tahun 2012.
C. Pertanyaan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Muaradua
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2012.
2.
Tujuan Khusus