Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Belajar

Nama
NIM
Kelas
Pertemuan
Hari /Tanggal

: Martin Artiyono Pratama


: 140341807409
:D
: III
: Jumat/12 September 2014

A. Konsep penting yang dipahami


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan suatu model kurikulum yang
memfokuskan sasarannya kepada pengembangan kemampuan atau penguasaan
kompetensi dalam bidang-bidang praktis terutama bidang pekerjaan. KBK merupakan
suatu model kurikulum yang memfokuskan tujuannya pada penugasan kemampuan
atau kompetensi-kompetensi khusus berkenaan dengan tugas atau peranana di dalam
pekerjaan. Suatu bidang pekerjaan, profesi, atau okupasi memiliki sejumlah tugas dan
peranan.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan
kualifikasi

dan

kompetensi

tenaga

kerja

Indonesia

yang

menyandingkan,

menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan


pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan
dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. KKNI merupakan perwujudan mutu dan
jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan
kerja nasional serta sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning
outcomes) nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang bermutu dan produktif.
Deskriptor pada KKNI terdiri atas dua bagian yaitu deskripsi umum dan deskripsi
spesifik. Deskripsi umum mendeskripsikan karakter, kepribadiaan, sikap dalam
berkarya, etika, moral dari setiap manusia dan berlaku pada setiap jenjang. Sedangkan
deskripsi spesifik mendeskripsikan cakupan keilmuan (science), pengetahuan
(knowledge), pemahaman (know-how) dan keterampilan (skill) yang dikuasai
seseorang bergantung pada jenjangnya.
Kurikulum yang digunakan saat ini di perguruan tinggi adalah Kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) harus dirancang sesuai dengan capaian pembelajaran pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Dengan adanya KKNI, maka dalam penyusunan kurikulum dapat dilaksanakan


melalui berbagai tahapan, di antaranya: (1) Penetapan Profil Kelulusan, (2)
Merumuskan Learning Outcomes, (3) Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, (4)
Pemetaan Learning Outcomes Bahan Kajian, (5) Pengemasan Mata kuliah, (6)
Penyusunan Kerangka kurikulum, (7) Penyusuan Rencana Perkuliahan.
Kurikulum yang dibuat di perguruan tinggi terutama pada universitas/jurusan
berjenjang pendidikan haruslah mulai memikirkan karakter/profil guru seperti apa
yang dibutuhkan pada abad 21. Kurikulum yang dibuat harus menjamin terbentuknya
sosok guru seperti beberapa negara yang sudah memikirkan perkembangan ataupun
kebutuhan guru di abad 21 seperti Singapura. Sehingga dengan kurikulum, program
penilaian, pembelajaran/pelatihan yang sesuai akan memunculkan kebutuhan guru
sesuai abad 21 yang memiliki nilai-nilai, kemampuan dan pengetahuan.
B. Konsep yang belum dipahami
Saya masih belum mamahami secara rinci, di mana dalam penyusunan mata kuliah
diperlukan bahan kajian dan LO, namun dalam mendeskripsikan atau membuat LO sendiri
saya belum mengetahui langkah-langkahnya.
C. Pertanyaan
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah persentasi kelompok II:
1. Apakah dunia kerja siap menerima tenaga kerja yang hanya mendapatkan sertifikat dan
pendidikan informal? Dan apakah penghargaan Doctor Honoris Causa merupakan salah
satu bentuk implementasi KKNI ?(Diana Husna)
Jawab: Dengan adanya implementasi KKNI, kualifikasi lulusan lembaga pendidikan
informal diharapkan memiliki pengakuan formal mengenai keahliannya di suatu bidang
dan memiliki kesetaraan dengan seorang ahli lulusan lembaga pendidikan formal. Hal
ini terbukti dengan telah mulai diberlakukannya standar kualifikasi minimal dalam
rekrutmen pegawai perusahaan swasta.
Penghargaan Doctor Honoris Causa merupakan penghargaan yang biasanya diberikan
oleh suatu perguruan tinggi dengan kredibilitas tinggi kepada tokoh yang dianggap
memiliki andil penting terhadap suatu bidang. Perlu dilhat lagi apakah pemberian gelar
tersebut sesuai atau tidak dengan pedoman atau standar yang ada pada KKNI.
2. Apa perbedaan implementasi KBK dan KKNI di perguruan tinggi dan di sekolah
menengah? Dan apakah background suatu lembaga pendidikan mempengaruhi
lapangan kerja lulusan dan apakah tidak akan terjadi kesenjangan? (Finga Fitri
Amanda)

Jawab: Implementasi KBK di perguruan tinggi dengan di sekolah menengah pada


prinsipnya sama karena sama-sama berorientasi pada peningkatan kompetensi. Hanya
saja kompetensi apa yang ingin di bangun itu yang membedakannya pada setiap
jenjang.
3. Bagaimana korelasi antara prinsip-prinsip dan implementasi KBK di perguruan tinggi?
dan bagaimana skema pengakuan kualifikasinya? (Samuel)
Jawab: Prinsip KBK untuk meningkatkan pengembangan kemampuan atau penguasaan
kompetensi dalam bidang-bidang praktis terutama bidang pekerjaan diimplementasikan
dalam bentuk pemberian latihan kemampuan profesional di perguruan tinggi.
Untuk skema pengakuan kualifikasi, kelompok belum bisa menjawab.
4. Apakah Doctor Honoris Causa setara dengan doktor lulusan perguruan tinggi formal
dalam hal kualifikasi? (WF. Edi Hanzen) .... (dijawab pada pada pertanyaan yang
pertama)
D. Upaya yang dilakukan
Setelah saya mengikuti proses pembelajaran ini saya mendapat pemahaman bahwa
bahwa memang perlu adanya standar lulusan sehingga sumber daya manusia Indonesia dapat
diakui secara global di abad 21 ini. Untuk konsep yang belum saya pahami, saya akan belajar
lebih lanjut dengan membaca banyak literatur dalam memahami peranan KKNI dalam
penyusunan kurikulum di perguruan tinggi (KBK) serta mencoba mendiskusikan dengan
beberapa orang yang lebih memahami hal ini.

Anda mungkin juga menyukai