Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan suatu model kurikulum yang memfokuskan sasarannya kepada pengembangan kemampuan atau penguasaan kompetensi dalam bidang-bidang praktis terutama bidang pekerjaan. KBK merupakan suatu model kurikulum yang memfokuskan tujuannya pada penugasan kemampuan atau kompetensi-kompetensi khusus berkenaan dengan tugas atau peranana di dalam pekerjaan. Suatu bidang pekerjaan, profesi, atau okupasi memiliki sejumlah tugas dan peranan. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
dan
kompetensi
tenaga
kerja
Indonesia
yang
menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan
pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional serta sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes) nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu dan produktif. Deskriptor pada KKNI terdiri atas dua bagian yaitu deskripsi umum dan deskripsi spesifik. Deskripsi umum mendeskripsikan karakter, kepribadiaan, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia dan berlaku pada setiap jenjang. Sedangkan deskripsi spesifik mendeskripsikan cakupan keilmuan (science), pengetahuan (knowledge), pemahaman (know-how) dan keterampilan (skill) yang dikuasai seseorang bergantung pada jenjangnya. Kurikulum yang digunakan saat ini di perguruan tinggi adalah Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) harus dirancang sesuai dengan capaian pembelajaran pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Dengan adanya KKNI, maka dalam penyusunan kurikulum dapat dilaksanakan
melalui berbagai tahapan, di antaranya: (1) Penetapan Profil Kelulusan, (2) Merumuskan Learning Outcomes, (3) Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, (4) Pemetaan Learning Outcomes Bahan Kajian, (5) Pengemasan Mata kuliah, (6) Penyusunan Kerangka kurikulum, (7) Penyusuan Rencana Perkuliahan. Kurikulum yang dibuat di perguruan tinggi terutama pada universitas/jurusan berjenjang pendidikan haruslah mulai memikirkan karakter/profil guru seperti apa yang dibutuhkan pada abad 21. Kurikulum yang dibuat harus menjamin terbentuknya sosok guru seperti beberapa negara yang sudah memikirkan perkembangan ataupun kebutuhan guru di abad 21 seperti Singapura. Sehingga dengan kurikulum, program penilaian, pembelajaran/pelatihan yang sesuai akan memunculkan kebutuhan guru sesuai abad 21 yang memiliki nilai-nilai, kemampuan dan pengetahuan. B. Konsep yang belum dipahami Saya masih belum mamahami secara rinci, di mana dalam penyusunan mata kuliah diperlukan bahan kajian dan LO, namun dalam mendeskripsikan atau membuat LO sendiri saya belum mengetahui langkah-langkahnya. C. Pertanyaan Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah persentasi kelompok II: 1. Apakah dunia kerja siap menerima tenaga kerja yang hanya mendapatkan sertifikat dan pendidikan informal? Dan apakah penghargaan Doctor Honoris Causa merupakan salah satu bentuk implementasi KKNI ?(Diana Husna) Jawab: Dengan adanya implementasi KKNI, kualifikasi lulusan lembaga pendidikan informal diharapkan memiliki pengakuan formal mengenai keahliannya di suatu bidang dan memiliki kesetaraan dengan seorang ahli lulusan lembaga pendidikan formal. Hal ini terbukti dengan telah mulai diberlakukannya standar kualifikasi minimal dalam rekrutmen pegawai perusahaan swasta. Penghargaan Doctor Honoris Causa merupakan penghargaan yang biasanya diberikan oleh suatu perguruan tinggi dengan kredibilitas tinggi kepada tokoh yang dianggap memiliki andil penting terhadap suatu bidang. Perlu dilhat lagi apakah pemberian gelar tersebut sesuai atau tidak dengan pedoman atau standar yang ada pada KKNI. 2. Apa perbedaan implementasi KBK dan KKNI di perguruan tinggi dan di sekolah menengah? Dan apakah background suatu lembaga pendidikan mempengaruhi lapangan kerja lulusan dan apakah tidak akan terjadi kesenjangan? (Finga Fitri Amanda)
Jawab: Implementasi KBK di perguruan tinggi dengan di sekolah menengah pada
prinsipnya sama karena sama-sama berorientasi pada peningkatan kompetensi. Hanya saja kompetensi apa yang ingin di bangun itu yang membedakannya pada setiap jenjang. 3. Bagaimana korelasi antara prinsip-prinsip dan implementasi KBK di perguruan tinggi? dan bagaimana skema pengakuan kualifikasinya? (Samuel) Jawab: Prinsip KBK untuk meningkatkan pengembangan kemampuan atau penguasaan kompetensi dalam bidang-bidang praktis terutama bidang pekerjaan diimplementasikan dalam bentuk pemberian latihan kemampuan profesional di perguruan tinggi. Untuk skema pengakuan kualifikasi, kelompok belum bisa menjawab. 4. Apakah Doctor Honoris Causa setara dengan doktor lulusan perguruan tinggi formal dalam hal kualifikasi? (WF. Edi Hanzen) .... (dijawab pada pada pertanyaan yang pertama) D. Upaya yang dilakukan Setelah saya mengikuti proses pembelajaran ini saya mendapat pemahaman bahwa bahwa memang perlu adanya standar lulusan sehingga sumber daya manusia Indonesia dapat diakui secara global di abad 21 ini. Untuk konsep yang belum saya pahami, saya akan belajar lebih lanjut dengan membaca banyak literatur dalam memahami peranan KKNI dalam penyusunan kurikulum di perguruan tinggi (KBK) serta mencoba mendiskusikan dengan beberapa orang yang lebih memahami hal ini.