Anda di halaman 1dari 9

ILUSTRASI KASUS

Ny.T, usia 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan kedua mata sakit hebat secara
tiba-tiba sejak 1 jam yang lalu, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di
sekeliling cahaya. Selain itu pasien juga mengalami mual dan muntah-muntah. Pasien
mempunyai riwayat kencing manis serta mengalami rabun jauh. Ibu pasien dulu
pernah mengalami sakit yang sama dan didiagnosa glaucoma oleh dokter. Setelah
dilakukan pemeriksaan didiagnosa bahwa pasien menderita glaucoma.
Peresepan
R/ asetazolamid inj No.I
Simm ##
R/ miokar drop fl No.I
S1 dd gtt 1 tiap 15 menit selama 1-2 jam
##

GLAUKOMA
1. Definisi
Glaukoma adalah kumpulan gejala pada mata yang disebabkan oleh tingginya
tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk
bagian-bagian retina dibelakang bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola
mata ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan
dalam bola mata. Pada akhirnya, bola mata akan membesar dan menekan saraf mata
yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan
aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Terdapat 4 jenis glaukoma:

Glaukoma Sudut Terbuka

Glaukoma Sudut Tertutup

Glaukoma Kongenitalis

Glaukoma Sekunder.

Keempat jenis glaukoma ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata
dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.
a. Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum
dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada
riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang
perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak
2

ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan
terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting
untuk deteksi dan penanganan dini.

b. Glaukoma sudut tertutup


Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena
keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan
kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan
mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang
sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat.

c. Glaukoma sekunder
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak,
diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata
atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada
mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang
menggunakan obat-obatan tersebut
3

d. Glaukoma kongenitalis
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera
setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan
di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata
meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata
berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya. Untuk mengatasi glaukoma
kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
2. Faktor Resiko
Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan penanganan dini adalah
jalan satu-satunya untuk menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma.
Faktor resiko:
1. Riwayat glaukoma di dalam keluarga.
2. Tekanan bola mata tinggi
3. Miopia (rabun jauh)
4. Diabetes (kencing manis)
5. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
6. Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)
7. Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya
8. Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama
9. Lebih dari 45 tahun
3. patofisiologi
Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah satu
penyebab terjadinya kerusakan syaraf mata (nervus opticus) dan menunjukkan adanya
gangguan dengan cairan di dalam mata yang terlalu berlebih. Ini bisa disebabkan oleh
mata yang memproduksi cairan terlalu berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana
mestinya melalui fasilitas yang ada untuk keluar dari mata (jaringan trabecular
meshwork) atau sudut yang terbentuk antara kornea dan iris dangkal atau tertutup
sehingga menyumbat/ memblok pengaliran daripada cairan mata.
4

4. gejala
Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu
neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut, mata
terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan yang
tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal. Hal inilah yang membuat para
penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata yang
kronis. Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita dan
jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan operasi.
5. Penanganan Glaukoma
Jika telah terjadi komplikasi berupa hilangnya pengelihatan, maka tidak ada
obat yang dapat mengembalikan pengelihatan pasien, tetapi glaukoma merupakan
penyakit yang dapat dikendalikan atau dikontrol.
Glaukoma dapat ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau
operasi yang bertujuan untuk menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan
mencegah kerusakan penglihatan lebih lanjut. Semakin dini deteksi glaukoma maka
akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan.
e. Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan
seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah
kerusakan lebih lanjut.
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol,

levobunolol

atau

metipranolol),

yang

kemungkinan

akan

mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.


Juga

diberikan

pilocarpine

untuk

memperkecil

pupil

dan

meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.


Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan
carbacol

(untuk

memperbaiki

pengaliran

cairan

atau

mengurangi

pembentukan cairan).
5

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek


sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan
untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau
dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
b. Glaukoma sudut tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan
menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik
anhidrase (misalnya acetazolamide).
Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris
tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk mengontrol tekanan
intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta
inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan
manitol intravena (melalui pembuluh darah). Terapi laser untuk membuat
lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan
seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen.
Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan
pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki
saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya
terjadi pada salah satu mata.
c. Glaucoma sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk
melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
d. Glaucoma congenital
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

Obat-Obatan (Obat Tetes Mata)


Beta-adrenergic antagonists bekerja melawan, atau menghalangi, unsur-unsur
yang menyerupai adrenalin. Obat-obat tetes (drops) ini bekerja pada perawatan
glaucoma dengan mengurangi produksi dari aqueous humor. Bertahun-tahun, mereka
adalah standar emas (dibandingkan dengan bahan-bahan lain) untuk merawat
glaucoma. Obat-obatan ini termasuk timolol (Timoptic), levobunolol (Betagan),
carteolol (Ocupress), dan metipranolol (Optipranolol).
Dipakai satu atau dua kali dalam sehari, drops ini sangat efektif.
Bagaimanapun, efek-efek samping, seperti perburukan dari asma atau emphysema,
bradycardia (denyut jantung yang lambat), tekanan darah rendah, kelelahan, dan
impoten melarang pemakaiannya pada beberapa pasien-pasien. Betaxolol (Betoptic)
adalah suatu beta-adrenergic antagonist yang lebih selektif kerjanya hanya pada mata
dan, oleh karena itu, membawa lebih sedikit risiko efek-efek samping terhadap
jantung (cardiac) atau paru-paru (pulmonary) dari pada drops lainnya dari tipe ini.
Prostaglandin analogs adalah serupa dalam struktur kimianya dengan
prostaglandin-prostaglandin tubuh. Prostaglandin-prostaglandin adalah unsur-unsur
yang menyerupai hormon yang terlibat dalam suatu cakupan lebar dari fungsi-fungsi
di seluruh tubuh. Drops ini bekerja pada glacoma dengan meningkatkan pengeluaran
(drainage) cairan dari mata.
Prostaglandin analogs telah menggantikan timolol sebagai drops untuk
glaucoma yang paling umum diresepkan. Mereka dapat dipakai hanya satu kali dalam
sehari. Obat-obatan kelas ini mempunyai lebih sedikit efek-efek samping sistemik
(melibatkan sisa tubuh) dari pada timolol, namun dapat merubah warna dari iris dan
juga menebalkan dan menggelapkan bulu-bulu mata. Drops ini rupanya juga
menyebabkan kemerahan mata dibanding dengan obat-obat tetes mata dari kelaskelas lainnya. Pada beberapa pasien-pasien, mereka juga dapat menyebabkan
peradangan didalam mata. Obat-obatan ini termasuk latanoprost (Xalatan), travoprost
(Travatan), dan brimatoprost (Lumigan).
Adrenergic agonists adalah suatu tipe dari drops yang bekerja seperti
adrenalin. Mereka bekerja pada glaucoma dengan kedua-duanya yaitu mengurangi
7

produksi cairan oleh mata dan meningkatkan pengeluarannya (drainage). Adrenergic


agonist yang paling populer adalah brimonidine (Alphagan). Bahan ini rupanya
melindungi syaraf optik dari kerusakan diluar hanya menurunkan tekanan intraocular.
Bagaimanapun, ada risiko sampai 12% dari reaksi-reaksi alergi lokal (mata).
Anggota-anggota lain dari obat-obat tetes kelas ini termasuk epinephrine, dipivefrin
(Propine), dan apraclonidine (Iopidine). Carbonic anhydrase inhibitors bekerja pada
glaucoma dengan mengurangi produksi cairan didalam mata. Bentuk-bentuk tetes
mata dari obat-obatan tipe ini termasuk dorzolamide (Trusopt) dan brinzolamide
(Azopt). Mereka dipakai dua atau tiga kali dalam sehari.
Carbonic anhydrase inhibitors dipakai dengan cara lain sebagai pil-pil
(secara sistimatis) untuk menghilangkan cairan dari tubuh pada pasien-pasien dengan
pembengkakkan (edema) yang disebabkan oleh penahanan cairan. Bentuk-bentuk oral
dari obat-obatan ini yang dipakai untuk glaucoma termasuk acetazolomide (Diamox)
dan

methazolamide

(Neptazane).

Penggunaan

mereka

dalam

kondisi

ini,

bagaimanapun, dibatasi oleh efek-efek samping sistemik (keseluruh tubuh) mereka,


termasuk pengurangan dari potassium tubuh, batu-batu ginjal, sensasi-sensasi
kekebasan (mati rasa) atau rasa geli pada tangan-tangan dan kaki-kaki, kelelahan, dan
mual.
Parasympathomimetic agents, yang juga disebut miotics karena mereka
menyempitkan pupil-pupil, bekerja dengan melawan unsur-unsur yang menyerupai
adrenalin. Mereka bekerja pada glaucoma dengan meningkatkan pengeluaran aqueous
dari mata. Drops-drops ini termasuk pilocarpine, demecarium (Humorsol),
echothiophate (Phospholine Iodide), dan isoflurophate (Floropryl).
Parasympathomimetics telah digunakan bertahun-tahun untuk merawat
glaucoma, namun mereka sekarang ini tidak disukai karena mereka perlu digunakan
tiga sampai empat kali dalam sehari dan menghasilkan efek-efek samping didalam
mata. Efek-efek samping ini termasuk suatu pupil kecil, penglihatan kabur, suatu
kening yang sakit, dan suatu peningkatan risiko dari pelepasan retina (retinal
detachment). Pada saat ini, pilocarpine adalah satu-satunya dari obat-obatan ini yang
digunakan untuk glaucoma. Dipakai terutama untuk menjaga pupil tetap kecil pada
8

pasien-pasien dengan konfigurasi iris tertentu (plateau iris) atau pada pasien-pasien
dengan sudut sempit (narrow angle) sebelum laser iridotomy.
Osmotic agents adalah suatu kelas tambahan dari obat-obatan yang
digunakan untuk merawat bentuk-bentuk mendadak (akut) dari glaucoma dimana
tekanan mata tetap sangat tinggi walaupun dengan perawatan-perawatan lainnya.
Obat-obatan ini termasuk Isosorbide (diberikan melalui mulut) dan Mannitol
(diberikan melalui vena-vena). Obat-obatan ini harus digunakan secara hati-hati
karena mereka mempunyai efek-efek samping termasuk mual, akumulasi cairan pada
jantung dan/atau pada paru-paru (gagal jantung congestive dan/atau pulmonary
edema), perdarahan di otak, dan persoalan-persoalan ginjal. Penggunaan mereka
dilarang pada pasien-pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol, persoalanpersoalan dengan jantung, ginjal, atau hati (hepar).
Beberapa kelas-kelas baru dari obat-obat tetes glaucoma pada saat ini sedang
dalam pengembangan atau menunggu persetujuan FDA.

Anda mungkin juga menyukai